OLEH : KELOMPOK 2
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Agama Islam
Kemuhammadiyahan 3
Mengetahui,
i
KATA PENGANTAR
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................... i
KATA PENGANTAR ..................................................................................ii
DAFTAR ISI ............................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................. 1
C. Tujuan ............................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Profil KH. Ahmad Dahlan................................................................ 3
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bagi bangsa indonesia nama Kiai Haji Ahmad Dahlan bukan merupakan
nama yang asing. Mereka mengenal beliau dalam hubungan dengan kegiatannya
selama hayatnya. Anak sekolah tingkat sekolah dasar, menengah, sampai
mahasiswa di perguruan tinggi niscaya tidak akan susah menjawabnya apabila
ditanyakan tentang Kiai Haji Ahmad Dahlan.
Mereka mengenal nama Kiai Haji Ahmad Dahlan dari buku plajaran
sejarah dan ilmu pengetahuan sosial. juga dari buku pendidikan dan agama,
lebih-lebih pada topik tentang kebangkitan Islam diIndonesia. Dibanyak kota di
tanah air terdapat jalan yang mengunakan nama KH Ahmad Dahlan.
Perjuangan KH Ahmad Dahlan tidak dapt dipisahkan dari perserikatan
Muhamadiyah yang sudah tersebar di pelosok tanah air. Kurun waktu dimana
KH Ahmad Dahlan hidup dan berjuang merupakan episode sejarah yang sungguh
besar pengaruhnya bagi pertumbuhan dan perkembangan sejarah bangsa
Indonesia.
Sejarah kesuksesan KH. Ahmad Dahlan dalam menitik karier perjuangan
sehingga namanya harum dimana-mana,telah menarik perhatian untuk lebih
mengenal lebih jauh KH. Ahmad Dahlan khususnya dalam latar belakang
kehidupan, pemikiran dan perjuangan beliau.
B. Rumusan Masalah
Berangkat dari latar belakang diatas, maka kami merumuskan sebuah
masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana Profil KH. Ahmad Dahlan
2. Bagaimana pemikiran KH. Ahmad Dahlan
3. Bagaimana perjuangan KH. Ahmad Dahlan
1
2
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui latar belakang kehidupan KH. Ahmad Dahlan
2. Untuk mengetahui pemikiran-pemikiran KH. Ahamad Dahlan tentang Islam dan
umatnya
3. Untuk mengetahui perjuangan KH. Ahmad Dahlan
BAB II
PEMBAHASAN
3
4
peranan Maulana Ibrahim sebagai salah satu wali songo sangat besar dalam
islamisasi di Pulau Jawa.
Semasa Kecil, ia selalu belajar agama dan bahasa Arab, akan tetapi suasana
dikampungnya yang sangat anti terhadap penjajah tidak mengharuskannya
sekolah disekolah penjajah. Darwis atau Dahlan kecil memang sejak dini telah
sarat akan nilai-nilai keagamaan. Pendidikan agama diperolehnya secara selektif
dan berusaha merenungi bahkan mengamalkannya.
Dimasyarakat Kauman khususnya ada pendapat umum bahwa barangsiapa
yang memasuki sekolah Gubernemen dianggap kafir atau kristen. Oleh karena itu
ketika menginjak usia sekolah Muhammad Darwis (Ahmad Kecil) tidak
disekolahkan melainkan diasuh dan dididik mengaji Al Quran dan dasar-dasar
ilmu agama Islam oleh ayahnya sendiri dirumah.(Jarnawi, 1988).
Kampung Kauman sebagai tempat kelahiran dan tempat Muhammad
Darwis dibesarkan, dengan demikian merupakan lingkungan keagamaan yang
sangat kuat, yang berpengaruh besar dalam perjalanan Hidup Muhammad
Darwis dikemudian hari. Kauman secara populer kemudian menjadi nama dari
setiap daerah yang berdekatan letaknya dengan masjid. Dan Kauman yang
letaknya dekat dengan masjid ini dilihat oleh Pijper sebagai penjelmaan dari
keinginan untuk dekat kepada sesuatu “yang suci”, sebab masjid tidak
dipandang sebagai bangunan biasa, akan tetapi gedung yang memberi suasana
suci.
Pada umur 15 tahun, ia pergi haji dan tinggal di Mekah selama lima tahun.
Pada periode ini, Ahmad Dahlan mulai berinteraksi dengan pemikiran-pemikiran
pembaharu dalam Islam, seperti Muhammad Abduh, Al-Afghani, Rasyid Ridha
dan Ibnu Taimiyah. Ketika pulang kembali ke kampungnya tahun 1888, dalam
kesempatan itu seorang gurunya bernama Sayyid Bakri Syatha memberikan
nama baru kepada Muhammad Darwis, yaitu Ahmad Dahlan.(Weinata, 1995)
Pada tahun 1903, ia bertolak kembali ke Mekah dan menetap selama dua tahun.
Pada masa ini, ia sempat berguru kepada Syeh Ahmad Khatib yang juga guru
5
dari pendiri NU, KH. Hasyim Asyari. Pada tahun 1912, ia mendirikan
Muhammadiyah di kampung Kauman, Yogyakarta.(Deliar, 1996)
Sebagaimana umumnya anak-anak kyai, KH. Ahmad Dahlan belajar ilmu-
ilmu agama dan bahasa arab. Dengan bekal bahasa arab dan ilmu-ilmu agama
yang diperolehnya di Yogyakarta itu. Keinginannya yang dalam untuk
memajukan Islam, membuat Ahmad Dahlan aktif mencari ilmu diberbagai
jamiah dan organisasi. Seperti di jamiah Khoir (kumpulan keturunan Arab), Budi
Utomo, dan Serikat Islam.(TPA, 1990).
Di bumi Mekah inilah ia memperdalam ilmu-ilmu keislamannya seperti
ilmu qiraat, fiqih, tasawuf, ilmu mantiq, ilmu falaq, aqidah dan tafsir. Pada
periode ini KH. Ahmad Dahlan mulai berinteraksi dengan pemikiran-pemikiran
pembaharu dalam islam, seperti Muhammad Abduh, Al-Afghani, Rasyid Ridha
dan Ibn Taimiyah.(Herry, 2006)
Setelah pulang dari Mekkah, kemudian Dahlan menikah dengan Siti
Walidah, putri KH. Muhammad Fadil, kepala penghulu kesultanan
Yogyakarta..(Soenjak, 1989). Disamping itu, Dahlan juga pernah pula beristrikan
dengan Nyai Abdullah, janda H. Abdullah. Ia juga pernah menikahi Nyai Rum,
adik Kyai Munawwir Krapyak. KH. Ahmad Dahlan juga mempunyai putera dari
perkawinannya dengan Ibu Nyai Aisyah (adik Adjengan Penghulu) Cianjur yang
bernama Dandanah. Beliau pernah pula menikah dengan Nyai Yasin Pakualaman
Yogyakarta.
Siti Walidah ini merupakan sepupunya sendiri, yang kelak dikenal dengan
Nyai Ahmad Dahlan, seorang Pahlawan Nasional dan pendiri Aisyiyah. Dari
perkawinannya dengan Siti Walidah, KH. Ahmad Dahlan memiliki enam orang
anak yaitu Djohanah, Siradj Dahlan, Siti Busyro, Irfan Dahlan, Siti Aisyah, Siti
Zaharah.
Terlihat bahwa KH. Ahmad Dahlan beristrikan lebih dari satu, tentu ini
menimbulkan tanda tanya. Namun pada kenyataannya, pada masa KH. Ahmad
Dahlan hidup, banyak para lelaki yang beristrikan lebih dari satu dan hal ini
6
bukan merupakan suatu kejanggalan, tetapi hal yang lumrah sering terjadi. Kini
konteks dan cara pikirnya berbeda, sehingga poligami dapat menjadi kontroversi
di sebahagian kalangan kaum muslim. Bahkan di kecamatan Tanggulangin,
kabupaten Siduarjo, Jawa Timur ada sebuah jalan yang bernama Jalan Wayoh
yang berarti Jalan Poligami. Jalan ini sebelumnya bernama Jalan KH. Ahmad
Dahlan yang kemudian di ubah oleh warga menjadi Jalan Wayoh.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pada uraian-uraian di atas, maka dapatlah ditarik beberapa
kesimpulan, yakni sebagai berikut
1. KH. Ahmad Dahlan lahir 1 agustus 1868 pada masa penjajahan kolonial
Belanda. Beliau memiliki garis keturuna rata-rata Kiyai dimana ada juga
Maulana Ibrahim (walisongo)..
2. Pemikiran KH. Ahmad Dahlan untuk melakukan pembaharuan itu
disebabkan bentuk keprihatinannya terhadapa masyarakat yang penuh
dengan penyimpangan,selain itu juga dipengaruhi oleh pemikiran
pembaharuan dari gurunya di timur Tengah. Ada dua pokok pemikiran
mendasar KH. Ahmad Dahlan yaitu pemikiran pendidikan dan sosial ke
Islaman masyarakat pada saat itu
3. Usaha Perjuangan KH. Ahmad Dahlan untuk melakukan pembaharuan tidak
semudah membalikkan kedua telapak tangan. Beliau harus bersentuhan
dengan berbagai tantangan dan rintangan baik dari kalangan para Kiyai
maupun dari kalangan pemerintah. Waktu langgar/ seraunya dibongkar
beliau sudah putus asa untuk melakukan perjuangan di tengah-tengah
masyarakatnya hingga ingin meninggalkan kampung halamannya, namun
atas hiburan dan semangat dari kakanya (Kiyai dan Nyai Haji Soleh), beliau
tidak jadi meninggalkan kauman.
A. Saran
Berbagai sajian materi tentang KH. Ahmad Dahlan ini maka adapun saran
yang ingin disampaikan :
1. Hendaknya kita sebagai generasi pelanjut Risalah Islam dalam
Muhammadiyah untuk meneladani perjuangan KH. Ahmad Dahlan
11
12
Al-Rasyidin dan Samsul Nizar. 2002. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Ciputat
Press
Ibawi, Machfudz, 1986. Modus Dialog di Perguruan Tinggi Islam, Surabaya; Bina
Ilmu
JunusSalam,GerakanPembaharuanMuhammadiyah,Tangerang:Al-WasatPublising
House
Musthafa kemal Pasha dan Ahmad Adaby Darba, , 2002. Muhammadiyah sebagai
Gerakan Islam,Cet. II. Yogyakarta : Lembaga Pengkajian dan Pengamalan
Islam
Nata, Abuddin, 2001. Peta Keragaman Pemikiran Islam di Indonesia (Cet I: PT. Raja
Grafindo Persada
13
14
Rhineka Cipta
Shalahuddin Hamid dan Iskandar Ahza, 2003. Seratus Tokoh Islam yang Paling
Berpengaruh di Indonesia, Jakarta; Intimedia Ciptanusantara