Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

AL ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN (AIK II)


SEJARAH MUHAMMADIYAH

DOSEN PEMBIMBING
Adi Mustafa, S.Pd.I ., M.Pd.

DISUSUN OLEH :
Nanda Nur Jamilah (191105010)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GRESIK


FAKULTAS KESEHATAN
FARMASI
2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam. Atas izin dan
karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah tepat waktu tanpa kurang suatu apa pun. Tak
lupa pula penulis haturkan shalawat serta salam kepada junjungan Rasulullah Muhammad
SAW. Semoga syafaatnya mengalir pada kita di hari akhir kelak.
Penulisan makalah berjudul ‘Sejarah Muhammadiyah’ bertujuan untuk memenuhi tugas
mata kuliah AIK II. Pada makalah diuraikan sejarah Muhammadiyah. Selain itu, di jabarkan
profil, pendidikan, pemikiran, serta ide-ide dari sosok KH.Ahmad Dahlan.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapkan terimakasih yang
sebesar – besarnya kepada pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini,
khususnya kepada dosen kami yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada kami,
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.
Akhirul kalam, penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Besar
harapan penulis agar pembaca berkenan memberikan umpan balik berupa kritik dan saran.
Semoga makalah ini bisa memberikan manfaat bagi berbagai pihak. Aamiin.

Gresik, 30 Desember 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATAPENGANTAR......................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan ................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................2
A. Faktor Subyektif (Keprihatinan dan keterpanggilan KH.Ahmad Dahlan terhadap umat
Bangsa)...............................................................................................................................2
B. Profil KH. Ahmad Dahlan..................................................................................................3
C. Pemikiran - Pemikiran KH. Ahmad Dahlan tentang islam dan umatnya...........................5

BAB III PENUTUP .......................................................................................................................8


Kesimpulan ........................................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................................9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Untuk mewujudkan cita-citanya KH. Ahmad Dahlan mendirikan organisasi

Muhammadiyah pada tanggal 18 November 1912 Miladiyah bertepatan dengan 8

Dzulhijah 1330 Hijriyah di Yogyakarta akhirnya didirikanlah sebuah organisasi yang

bernama ”MUHAMMADIYAH”. Organisasi baru ini diajukan pengesahannya pada

tanggal 20 Desember 1912 dengan mengirim ”Statuten Muhammadiyah” (Anggaran

Dasar Muhammadiyah yang pertama, tahun 1912), yang kemudian baru disahkan oleh

Gubernur Jenderal Belanda pada 22 Agustus 1914. Dalam ”Statuten Muhammadiyah”

yang pertama itu, tanggal resmi yang diajukan ialah tanggal Miladiyah yaitu 18

November 1912.1

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah penulis paparkan di atas maka dapat ditarik

sebuah rumusan masalah sebagai berikut: “Bagaimanakah sejarah dan perkembangan

KH. Ahmad Dahlan mewujudkan cita-citanya mendirikan organisasi Muhammadiyah

pada November 1912 ?”

C. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui sejarah dan perkembangan

Muhammadiyah dari awal mula perjuangan dan perjalanan seorang KH.Ahmad Dahlan

yang bercita-cita mendirikan Muhammadiyah serta lebih mendalami lagi ilmu Agama yang

didapatkan.

1
http://digilib.uinsby.ac.id/10474/1/bab%201.pdf , Tanggal 26 Desember 2020 Pukul 13.27 WIB

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Faktor Subyektif (Keprihatinan dan keterpanggilan KH.Ahmad Dahlan terhadap

umat Bangsa)

Secara garis besar ada dua faktor yang mempengaruhi kelahiran Muhammadiyah,

faktor subjektif yaitu ingin melaksanakan hasil pemahaman K.H.Ahmad Dahlan terhadap

firman Allah surat An-Nisa’ ayat 82 dan surat Muhammad ayat 24 serta surat Ali-Imran

ayat 104.2

2
http://digilib.uinsby.ac.id/10474/1/bab%201.pdf , Tanggal 26 Desember 2020 Pukul 13.27 WIB

2
Hasil pendalaman KH. Ahmad dahlan terhadap al qur'an dalam menelaah, membahas dan

meneliti dan mengkaji kandungan isinya. Sikap KH. Ahmad dahlan seperti ini

sesungguhnya dalam rangka melaksanakan firman allah sebagaimana yang tersimpul

dalam dalam surat An-Nisa ayat 82 surat Muhammad ayat 24 serta surat Ali Imran 104.

Memahami seruan diatas, KH. Ahmad dahlan tergerak hatinya untuk membangan sebuah

perkumpulan, organisasi atau persyarikatan yang teratur dan rapi yang tugasnya

berkhidmad pada melaksanakan misi dakwah islam amar makruf nahi munkar di tengah

masyarakat kita.3

B. Profil KH. Ahmad Dahlan

Lahir dari seorang bapak K.H. Abu Bakar (seorang Ketib Masjid Besar Kauman

Yogyakarta), dan ibu Siti Aminah, Muhammad Darwis (nama kecil Ahmad Dahlan)

tumbuh dalam lingkungan kampung Kauman yang religius.4

Semangat belajarnya yang tinggi membuatnya terus belajar dari satu guru ke guru

lainnya. Hingga, ketika ia berkesempatan menunaikan ibadah haji untuk pertama kalinya,

ia juga menyempatkan diri untuk menimba ilmu dari para syeikh di Makkah. Pada 1889,

tidak lama setelah kepulangannya dari Makkah, Darwis yang telah ber- ganti nama

menjadi Ahmad Dahlan pun mempersunting Siti Walidah, sepupunya sendiri, puteri

keempat dari Kiai Penghulu Muhammad Fadhil yang notabene sau- dara Siti Aminah,

ibunda Ahmad Dahlan.

3
Zuhairi dkk, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011)

4
Febriansyah, dkk. 2013. Muhammadiyah 100 Tahun Menyinari Negeri. Yogyakarta: Majelis Pustaka dan informasi
Pimpinan Pusat Muhammadiyah (hal 13-14)

3
Tujuh tahun kemudian, setelah K.H. Abu Bakar, sang ayah wafat, K.H. Ahmad Dahlan

diangkat sebagai Ketib Amin oleh Kraton, menggantikan ayahnya. Pada periode

1898-1910 merupakan masa-masa perjuangan K.H. Ahmad Dahlan yang penuh liku-liku.

Sejak menjadi Ketib Amin, Dahlan justru sering melakukan

tindakan-tindakan yang saat itu dianggap nyeleneh. Bermula sejak gagasannya untuk

membenarkan arah kiblat di Masjid Besar Kauman ditolak mentah-mentah, dicap Kiai

kafir, hingga suraunya yang dibakar, dan berbagai cobaan lain. Semua rintangan itu tak

menyurutkan semangat Dahlan untuk menghembuskan nafas pembaharuan.5

Ahmad Dahlan sempat menjadi anggota Boedi Oetomo dan Jamiat Khair, dua

organisasi pendahulu di tanah air. Boedi Oetomo yang dirintis oleh Dr. Wahidin Sudiro

Husodo dan lebih banyak bergerak dalam ranah pemikiran, serta Jamiat Khair yang

kebanyakan anggotanya adalah orang-orang Arab yang bermukim di Indonesia.

Tahun 1910 menandai kiprah awal Ahmad Dahlan dalam membangun lembaga

pendidikan yang mengkombinasikan pengajaran ilmu agama dengan ilmu umum.

Sebelumnya, ilmu agama hanya diajarkan di pondok-pondok pesantren atau surau- surau,

sementara ilmu umum diajarkan di sekolah-sekolah Belanda. Ahmad Dahlan

menganggap kedua ilmu tersebut, baik ilmu agama maupun ilmu umum, sama pentingnya

untuk mendapatkan kedua hal, baik dunia maupun akhirat. Maka, ia mulai membuka

“Sekolah” di ruang tamu kediamannya. Sekolah rintisan Ahmad Dahlan itu lalu

diresmikan pada 1 Desember 1911 dengan nama Madrasah Ibtidaiyah Diniyah Islamiyah.

5
Febriansyah, dkk. 2013. Muhammadiyah 100 Tahun Menyinari Negeri. Yogyakarta: Majelis Pustaka dan informasi
Pimpinan Pusat Muhammadiyah (hal 13-14)

4
Setelah banyak belajar tentang organisasi di Boedi Oetomo, Ahmad Dahlan lalu

membulatkan tekadnya untuk membentuk perhimpunan atau persyarikatan demi

menunjang perjuangan yang dilakukannya. Setelah berdiskusi dengan para murid

sekaligus sahabatnya, maka diambillah keputusan untuk mendirikan persyarikatan dengan

nama Muhammadiyah. Tanggal 8 Dzulhijjah 1330 H bertepatan dengan 18 November

1912 M, tonggak sejarah itu benar-benar berdiri. Muhammadiyah berdiri dengan

Sembilan orang pengurus inti. Kesembilan orang tersebut adalah Ahmad Dahlan sebagai

Ketua/Presiden, Abdullah Siraj sebagai Sekretaris/Juru Tulis, lalu Ah- mad, Abdul

Rahman, Muhammad, Sarkawi, Akis, Jaelani, dan Muhammad Fakih sebagai anggotanya.

C. Pemikiran KH. Ahmad Dahlan Tentang Islam dan Umatnya

Hampir seluruh pemikiran Dahlan berangkat dari keprihatinannya terhadap situasi

dan kondisi global umat Islam waktu itu yang tenggelam dalam kejumudan

(stagnasi), kebodohan, serta keterbelakangan. Kondisi ini semakin diperparah dengan

politik kolonial Belanda yang sangat merugikan bangsa Indonesia. Latar belakang

situasi dan kondisi tersebut telah mengilhami munculnya ide pembaharuan Dahlan.

Ide ini sesungguhnya telah muncul sejak kunjungannya pertama ke Makkah.

Kemudian ide tersebut lebih dimantapkan setelah kunjungannya yang kedua. Hal ini

berarti, bahwa kedua kunjungannya merupakan proses awal terjadinya kontak

intelektualnya baik secara langsung maupun tidak langsung dengan ide-ide

pembaharuan yang terjadi di Timur Tengah6

Secara umum, ide-ide pembaharuan Dahlan dapat diklasifikasikan kepada dua

dimensi, yaitu:

6
http://digilib.uin-suka.ac.id/5496/2/BAB%20II%2CIII.pdf , Tanggal 21 Desember 2020 Pukul 09.20 WIB

5
a. Berupaya memurnikan (purifikasi) ajaran islam dari khurafat, tahayul dan

bid’ah yang selama ini telah bercampur dalam akidah dan ibadah umat

Islam.

b. Mengajak umat Islam untuk keluar dari jaring terhadap doktrin Islam dalam

rumusan dan penjelasan yang dapat diterima oleh rasio.

Sebenarnya usaha pembaharuan K.H.A. Dahlan sudah dimulai sejak 1896 yaitu

dengan:

1) Mendirikan surau yang diarahkan ke Kiblat yang betul dan berlanjut

membuat garis shaf di Masjid Agung yang akibatnya tidak hanya garis shaf

harus dihapus, tetapi suraunya dibongkar.

2) Menganjurkan supaya berpuasa dan berhari raya menurut hisab.

3) Penolakan terhadap Bid’ah dan Khurafat

Menurut Dahlan upaya strategis untuk menyelamatkan umat Islam dari pola berpikir

yang statis menuju pada pemikiran yang dinamis adalah melalui pendidikan . Oleh

karena itu pendidikan hendaknya ditempatkan pada skala prioritas utama dalam

proses pembangunan umat.

Pandangan Ahmad Dahlan dalam bidang pendidikan dapat dilihat pada kegiatan

pandidikan yang dilaksanakan oleh Muhammadiyah. Dr Abbul Mu’ti menuturkan,

dengan sangat berani, K.H. Ahmad Dahlan mengadopsi sistem pendidikan ”Barat”

sebagaimana dikembangkan dalam sekolah- sekolah Gubernamen” (pemerintah).

Madrasah Qismul Arqa yang didirikan K.H. Ahmad Dahlan sekitar tahun 1911

menggunakan meja dan kursi sebagaimana disekolah Belanda.

Komposisi Kurikulumnya meliputi ”ilmu agama” dan ”ilmu non agama”. Guru-guru

6
yang mengajar tidak hanya dari kalangan Muslim. Beberapa guru 7bidang studi

beragama Kristen. Peserta didik berasal dari beragam latar belakang, baik priyayi atau

rakyat biasa. K.H. Ahmad Dahlan menyediakan pendidikan untuk semua (education

for All). Dengan demikian, lembaga pendidikan berfungsi ganda: pendidikan dan

pembauran atau integrasi sosial Ahmad Dahlan berpandangan sangat luas dan terbuka.

Keterbukaan berfikir dan kedewasaan bersikap menjadi faktor penting yang

melahirkan gagasan-gagasan cemerlang yang mencerahkan, meskipun pada awalnya

dituding kafir dan tidak ”islami”.

Dari uraian tersebut dapat diketahui ide-ide pendidikan yang dikemukakan

Ahmad Dahlan sebagai berikut. Pertama, Ahmad Dahlan membawa pembaharuan

dalam bidang pembentukan lembaga pendidikan Islam, yang semula sistem pesantren

menjadi sistem sekolah; kedua, Ahmad Dahlan telah memasukkan pelajaran umum

kepada sekolah-sekolah agama atau madrasah. Ketiga, Ahmad Dahlan telah

mengadakan perubahan dalam metode pengajaran yang lebih bervariasi. Keempat,

Ahmad Dahlan telah mengajarkan sikap hidup yang terbuka dan toleran. 8Kelima,

Ahmad Dahlan dengan organisasi Muhammadiyah termasuk organisasi Islam yang

paling pesat dalam mengembangkan lembaga pendidikan yang lebih bervariasi.

Ahmad dahlan juga memperkenalkan manajemen yang modern dalam sistem

pendidikan. Cita-cita dan usaha Ahmad Dahlan ini semakin berkembang pada saat ini,

dan telah menunjukkan kemajuan yang amat pesat.

7
http://digilib.uin-suka.ac.id/5496/2/BAB%20II%2CIII.pdf , Tanggal 21 Desember 2020 Pukul 09.20 WIB

8
Ramayulis, Samsul Nizar, Ensiklopedia Tokoh Pendidikan Islam (Mengenal Tokoh Pendidikan Islam di Dunia Islam
dan Indonesia), (Ciputat:Quantum Teaching, 2005)

7
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Muhammadiyah adalah gerakan Islam, dakwah amar ma’ruf nahi munkar dan tajdid,

bersumber pada Al Qur’an dan Hadist. Sedangkan maksud dan tujuannya ialah

menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujudnya masyarakat

Islam yang sebenar-benarnya. Muhammadiyah merupakan organisasi kemasyarakatan

yang terlahir dari hasil pergejolakan pemikiran pendirinya. Sebagai sebuah organisasi

yang pada hakekatnya merupakan Gerakan, Muhammadiyah memiliki tujuan, disamping

usaha kerjasama dan sekelompok orang yang disebut anggota Persyarikatan, yang bekerja

melaksanakan usaha tersebut untuk mewujudkan tujuan yang telah ditentukan.9

Sejak berdirinya pada 1912, Muhammadiyah dikenal sebagai gerakan Islam yang

bergerak di bidang dakwah. Haidar Nashier menyebutkan Muhammadiyah tidak berjuang

di lapangan politik serta tidak memiliki hubungan apa pun dengan kekuatan politik mana

pun di negeri ini. Bersama berjalannya waktu Muhammadiyah terus membentengi dirinya

dengan apa yang disebut ”khittah” (garis perjuangan) yang telah mendarah daging dalam

persyarikatan ini.10

9
http://repository.uinsu.ac.id/4561/7/BAB%20V%20%26%20KESIMPULAN.pdf , Tanggal 30 Desember 2020 Pukul
14.08 WIB

10
Ramayulis, Samsul Nizar, Ensiklopedia Tokoh Pendidikan Islam (Mengenal Tokoh Pendidikan Islam di Dunia Islam
dan Indonesia), (Ciputat:Quantum Teaching, 2005)

8
DAFTAR PUSTAKA

Ramayulis, Samsul Nizar, Ensiklopedia Tokoh Pendidikan Islam (Mengenal Tokoh Pendidikan

Islam di Dunia Islam dan Indonesia), (Ciputat:Quantum Teaching, 2005)

http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/18976/6.%20BAB%20II.pdf?sequence=

6&isAllowed=y , Tanggal 26 Desember 2020 Pukul 13.00 WIB

Zuhairi dkk, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011)

http://digilib.uin-suka.ac.id/5496/2/BAB%20II%2CIII.pdf , Tanggal 21 Desember 2020 Pukul

09.20 WIB

http://repository.uinsu.ac.id/4561/7/BAB%20V%20%26%20KESIMPULAN.pdf , Tanggal 30

Desember 2020 Pukul 14.08 WIB

http://digilib.uinsby.ac.id/10474/1/bab%201.pdf , Tanggal 26 Desember 2020 Pukul 13.27 WIB

Badiatul Roziqin, Badiatul Muchlisin Asti, Junaidi Abdul Manaf, 101 Jejak Tokoh Islam

Indonesia, Yogyakarta: Nusantara, 2009.

Febriansyah, dkk. 2013. Muhammadiyah 100 Tahun Menyinari Negeri. Yogyakarta: Majelis

Pustaka dan informasi Pimpinan Pusat Muhammadiyah (hal 13-14)

9
PERTANYAAN DAN JAWABAN PRESENTASI

1. Septiana tri wulandari (191105041)

Pertanyaan : Bagaimana kehidupan keagamaan umat islam pada zaman KH.Ahmad

Dahlan? Terimakasih ..

Jawaban : kehidupan keagamaan umat islam di zaman KH.Ahmad Dahlan pada tahun

1912, beliau mendirikan organisasi muhammadiyah untuk melaksanakan cita-cita

pembaruan islam di bumi nusantara, KH Ahmad dahlan ingin mengadakan suatu

pembaruan dalam cara berfikir dan beramal menurut tuntunan, karena keadaan

keagamaan pada saat itu masyarakat masih mempercayai tahayul, sesajen serta masih

banyak yang menyalahi ajaran agama.

2. Mufida Anggraini (191105032)

Pertanyaan : Apakah terdapat gagasan lain saat didirikannya organisasi Muhammadiyah

selain untuk mengaktualisasikan pemikiran kyai Ahmad Dahlan? Terimakasih..

Jawaban : gagasan untuk mendirikan organisasi muhammadiyah tersebutselain untuk

mengaktualisasikan pemikiran atau pembaruan KH.Ahmad Dahlan, secara praktis

juga untuk mewadahi dan memayungi sekolah Madrasah Ibtidaiyah Diniyah

Islamiyah yang didirikan KH.Ahmad Dahlan pada 1 desember tahun 1911.

10

Anda mungkin juga menyukai