“ SEJARAH MUHAMMADIYAH ”
Di susun oleh :
RIFKA SHAFIYANA (2021011078)
KAMARULLAH (202101177)
i
Kata Pengantar
Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah AIK 2, dengan judul “SEJARAH
MUHAMMADIYAH”.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan
teman dan tulus memberikan kita do’a, saran dan kritik sehingga makalah ini dapat
terselesaikan.Terima kasih juga kepada Ibu Jasriani yang menjadi dosen pengampuh
mata kuliah AIK 2 kami.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki.
ii
Daftar Isi
Kata Pengantar................................................................................................................................. ii
Daftar Isi ......................................................................................................................................... iii
BAB I ............................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ........................................................................................................................... 4
1. Latar Belakang...................................................................................................................... 4
2. Rumusan Masalah................................................................................................................. 4
3. Tujuan ................................................................................................................................... 4
BAB II ............................................................................................................................................. 5
PEMBAHASAN .............................................................................................................................. 5
2.1 Arti Muhammadiyah .............................................................................................................. 5
2.2 Latar Belakang Lahirnya Muhammadiyah ........................................................................... 5
2.3 Pokok – Pokok Pemikiran K.H Ahmad Dahlan..................................................................... 6
2.4 Bentuk dan Lambang Muhammadiyah .................................................................................. 8
2.5 Maksud dan Tujuan Muhammadiyah ............................................................................ 9
BAB III .......................................................................................................................................... 11
KESIMPULAN ............................................................................................................................. 11
3.1 Kesimpulan .......................................................................................................................... 11
3.2 Saran .................................................................................................................................... 11
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Muhammad Darwis atau lebih dikenal dengan K.H. Ahmad Dahlan merupakan
pendiri Muhammadiyah pada tanggal 8 Dzulhijah 1330 H, bertepatan pada tanggal 18
November 1912, di kampung Kauman Yogyakarta.Pada tahun itu,K.H. Ahmad Dahlan
mendirikan organisasi Muhammadiyah untuk melakukan cita-cita dalam pembaharuan Islam
di Indonesia. K.H.Ahmad Dahlan ingin mengadakan suatu pembaharuan dalam cara berpikir
dan beramalmenurut tuntunan agama Islam.la ingin mengajak umat Islam di Indonesia untuk
kembali hidup menurut tuntunan Al-Qur’an dan Al-Hadits.
Sejak pertama didirikan, telah ditegaskan bahwa Muhammadiyah bukan
organisasiyang bergerak dibidang politik, namun bersifat sosial dan bergerak di bidang
pendidikan. Hasil pemikiran K.H.Ahmad Dahlan yangdilakukan secara mendalam
dansungguh-sungguh tersebut, kemudian melahirkan berbagai gerakan pembaharuan
yang merupakan operasionalisasi dan pelaksanaan darihasil pemahaman dan
pemikirannyaterhadap ajaran Islam. Di Indonesia lahir beberapa organisasi atau gerakan
islam, diantaranya adalah Muhammadiyah yang lebih dari 30 tahun sebelum merdeka,dan
organisasi lainnya yang bergerak di bidang politik,social dan pendidikan.
Muhammadiayah adalah organisasi yang berdiri bersamaan dengan kebangkitan
masyarakat Islam Indonesia pada dekade pertama yang sampai hari ini bertahandan
membesar yang sulit dicari persepadanannya. Jika dilihat dari amal usaha dan gerakan
Muhammadiyah dibidang sosial kemasyarakatan,khususnya di bidang pendidikan dan
dan kesehatan, maka Muhammadiyah merupakan organisasi sosial keagamaan yang
terbesar di Indonesia.
2. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang menyebutkan bahwa Muhammadiyah merupakan
organisasi terbesar di Indonesia maka sangat menarik jika kita lebih mendalami untuk
mengerti tentang bagaimana sebenarnya latar belakang berdirinya Muhammadiyah dan
apa saja yang melatarbelakangi pendiriannya, sehingga sampai saat ini masih bisa tetap
terjaga eksistensinya sebagai organisasi sosial kemasyarakatan yang terbesar
diIndonesia.
3. Tujuan
Tujuan penyusun makalah ini untuk memenuhi tugas Kemuhammadiyahan Kelompok 3
yang diberikan oleh Dosen pembimbing mata kuliah Kemuhammadiyahan dengan tema
“Sejarah Berdirinya Muhammadiyah”. Disamping itu juga kelompok 1 ingin mengetahui
tentang bagaimana muhammadiyah didirikan dan apa yang menjadi faktor yang
melatarbelakangi berdirinya Muhammadiyah.
4
BAB II
PEMBAHASAN
1.Faktor subyektif
Faktor subyektif adalah faktor yang didasarkan atas pertimbangan pribadi KH.
Ahmad Dahlan. Faktor subyektif inilah yang sangat kuat, bahkan dikatakan sebagai
faktor utama dan faktor penentu yang mendorong berdirinya Muhammadiyah.
Menurut para analis, faktor subyektif yang paling fundamental adalah hasil kajian
mendalam KH. Ahmad Dahlan terhadap al-Qur’an. Sikap KH. Ahmad Dahlan seperti ini
sesungguhnya dalam rangka melaksanakan firman Allah sebagaimana yang tersimpul
dalam surat An-Nisa ayat 82 dan surat Muhammad ayat 24, yaitu melakukan taddabur atau
memperhatikan dan mencermati dengan penuh ketelitian terhadap apa yang tersirat dalam
ayat-ayat al-Qur’an. Sikap seperti ini pulalah yang dilakukan oleh KH. Ahmad Dahlan
ketika mencermati surat Ali Imran ayat 104 yang artinya: “Dan hendaklah ada di antara
kamu sekalian segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang
makruf dan mencegah yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung.
2. Faktor Obyektif
6
b) Bidang Teologi
Dalam bidang teologi KH. Ahmad Dahlan tidak mendapat perhatian yang besar.
Menurut KH. Mas Mansur, dalam masalah ini dia kembali pada pendapatan ulama salaf dan
dia tidak suka berfikir yang mendalam tentang hal itu. Menurutnya, masalah ketuhanan
menimbulkan perbedaan pendapat dan tidak berakibat peraktis untuk beramal. Itulah
mangkanya dia mengartikan orang beragama sebagai orang yang melahirkan amal. Orang
beragama harus menyerahkan harta dan dirinya kepada Allah sebagai bukti keimanannya.
Jadi iman harus disertai dengan amal dan semuanya hanya tertuju kepada Allah
c) Persatuan ulama
Dalam masalah persatuan ulama untuk mencari kebenaran dan kebaikan islam, dia
mengadakan musyawarah tentang kiblat. Pimpinan-pimpinan Gerakan Islam dan
Muhammadiyah bekerjasama mengadakan kongres islam di Garut dan kemudian di Cirebon.
Atas dasar itulah ia mengadakan perkumpulan ulama Muhammadiyah yang
bernama”Musyawaratul Ulama”. Pada mulanya perkumpulan itu hanya menjadi tempat
peertemuan ulama Muhammadiyah untuk membicarakan hukum-hukum islam. Tetapi
setelah lama di seluruh jiwa untuk membicarakan bagaimana usaha-usaha agar islam di
indonesia menjadi kuat.
d) Pemurnian Agama
Beberapa bid’ah dan khurafat yang di berantas oleh KH.Ahmad dahlan, yaitu:
1) Upacara selamatan pada waktu ibu mengandung tujuh bulan upacara selamatan pada waktu
kelahiran (puputan).
2) Upacara selamatan kematian, baik selamatan hari ke-3, ke-7, ke-100, satu tahun dan hari ke
1000.
3) Permintaan keselamatan dan kesuksesan pada kuburan-kuburan para wali atau orang yang
dianggap suci .
4) Ziarah kubur yang ditentukan setiap bulan sya’ban atau di sebut bulan ruwah yang berarti
roh.
5) Bacaan-bacaan tahlil untuk di kirim kepada orang yang meninggal. Selawatan ( membaca
sholawat dengan memakai terbang).
6) Takhayul lailatul qadar yang di jalankan dengan mengelilingi benteng keraton dan pohon
beringin Yogyakarta.
7) Kepercayaan kepada jimat-jimat.
2. bidang kemasyarakatan
Dorongan mati sebagai amal KH.Dahlan menyatakan:” kita manusia hidup di dunia
hanya sekali, untuk bertaruh: sesudah mati, akan mendapatkan kebahagiaankah atau
kesangsaraankah (KRH.Hadjid,2008:7).
KH.Ahmad dahlan menyatkan bahwa mati adalah bahaya yang besar, tetapi lupa
kepada mati adalah bahaya yang lebih besar lagi.Oleh karena itu manusia harus bersiap-siap
menghadapi kemtian dengan menyelesaikan urusan-urusannya dengan allah dan dengan
sesama manusia. Pemikiran tentang dorongan mati nampaknya mendapatkan tempat yang
istimewa.Dia memberi penafsiran yang positif terhadap dorongan mati, dalam arti: agar
7
selamat dari siksa neraka, manusia harus berbuat sesuatu yaitu harus beramal. Dorongan mati
yang ada padanya menjadi dorongan bagi terciptanya karya amal.
Adapun bekal perjuangan yang diberikan oleh KH.Ahmad Dahlan adalah
a) Dengan keiklasan hati menunaikan tugasnya sebagai wanita islam sesuai dengan bakat dan
kecakapannya, tidak menghendaki sanjung puji dan tidak mundur selangkah karena dicela
b) Penuh keinsyafan bahwa beramal iu harus berilmu.
c) Jangan mengadakan alasan yang tidak dianggap syah oleh tuhan hanya untuk menghinari
sesuatu tugas yang di serahkan kepadanya.
d) Membulatkan tekad untuk membela kesucian agama islam.
e) Menjaga persaudaraan dan kesatuan kawan sekerja dan seperjuangan.
f) Pemikiran dalam bidang kenegaraan
Dua dekade pertama abad kedua puluh adalah suatu babak baru dalam sejarah bangsa
indonesia. Zaman itu terkenal sebagai zaman kebangkitan nasional. Setiap gerakan
kebangkitan adalah menuju kepada kemajuan. Arah kemajuan mengarah ke segala bidang,
baik bidang politik, sosial maupun ekonomi. Ada yang berlandaskan jasmaniah dan adapula
yang berlandaskan rohaniah , agama. Sekalipun bidangnya berbeda-beda, namun sebagai
gerakan kemajuan, ia memiliki suatu sifat yang sama, yaitu ingin membebaskan atau
minimal meringankan bangsa dan tanah air dari belenggu-belenggu jasmaniah dan
rohaniah, yang di dalam zaman sebelum nya meningkat seluruh kehidupan bangsa
indonesia.
Zaman itu meliputi Budi utomo berdiri. Organisasi itu didirikan oleh kalangan pemuda-
pemuda intelek yang bangsawan. Kemudian sarekat dagangan islam juga berdiri, yang
kemudian berganti nama menjadi sarekat islam. Sesuai dengan namanya yang pertama maka
sarekat islam banyak terdiri dari kaum pedagang. Di samping itu juga berdiri juga organisasi
muahammadiahyang bergerak dalam lapangan pendidikan sosial. Pendirinya adalah KH.
Ahmad Dahlan.
KH. Ahmad Dahlan bukanlah tokoh politik. Dia lebih bergerak dalam lapangan dakwah,
pendidikan dan gerakan amal sosial. Meskipun begitu dia juga memasuki perkumpulan bahkan
menjadi pengurus budi utomo yang diakui sebagai gerakan kebangkitan nasional yang pertama
di indonesia. Dalam sarekat islam, dia duduk sebagai penasehat. Sarekat islam adalah
pergerakan nasional dan inti impearialis pertama yang kuat dan banyak berpengaruh di
indonesia.
Terkait arti dan rumusan terahir maksud dan tujuan Muhammadiyah, mustapa kamal
pasha dan Ahmad adabi telah menjelaskan sebagiannya sebagai berikut (2009:1012):
10
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Muhammad Darwis atau lebih dikenal dengan K.H. Ahmad Dahlan
menuntut ilmu di kota suci Makkah, dan hasil dari pendidikannya itu kemudian beliau
membentuk sebuah wadah perubahan untuk kembali kepada Al Qur’an dan As Sunnah
Rasullullah sesuai dengan arti Muhammadiyah yaitu pengikut Nabi Muhammad SAW. Dari
terbentuknya Muhammadiyah di kampung Kauman Yogyakarta pada tanggal 8 Dzulhijah 1330
H yang bertepatan pada 18 November 1912 M dan tersebar luas hampir seluruh Indonesia
sehingga menjadi organisasi besar sampai dengan sekarang tidak lepas dari buah pikiran K.H.
Ahmad Dahlan.
3.2 Saran
Dalam penyusunan makalah yang berjudul “Latar belakang berdirinya
Muhammadiyah “, kami dari kelompok 3 menyadari bahwa masih banyak kesalahan sehingga
belum sempurnanya makalah kami. Maka kami harap kritik dan saran yang membangun dari
Dosen pembimbing dan saudara-saudari khususnya kelas Manajemen 3, E Prodi Manajemen.
11
12
13
14
15