Anda di halaman 1dari 15

AL ISLAM KEMUHAMMADIYAAN

“ SEJARAH MUHAMMADIYAH ”

Di susun oleh :
RIFKA SHAFIYANA (2021011078)

KAMARULLAH (202101177)

Fakultas Ekonomi dan Bisnis


Program Studi Manajemen
Universitas Muhammadiyah Mamuju
TA 2022 / 2023

i
Kata Pengantar
Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah AIK 2, dengan judul “SEJARAH
MUHAMMADIYAH”.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan
teman dan tulus memberikan kita do’a, saran dan kritik sehingga makalah ini dapat
terselesaikan.Terima kasih juga kepada Ibu Jasriani yang menjadi dosen pengampuh
mata kuliah AIK 2 kami.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki.

MAMUJU, 27 NOV 2022

ii
Daftar Isi

Kata Pengantar................................................................................................................................. ii
Daftar Isi ......................................................................................................................................... iii
BAB I ............................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ........................................................................................................................... 4
1. Latar Belakang...................................................................................................................... 4
2. Rumusan Masalah................................................................................................................. 4
3. Tujuan ................................................................................................................................... 4
BAB II ............................................................................................................................................. 5
PEMBAHASAN .............................................................................................................................. 5
2.1 Arti Muhammadiyah .............................................................................................................. 5
2.2 Latar Belakang Lahirnya Muhammadiyah ........................................................................... 5
2.3 Pokok – Pokok Pemikiran K.H Ahmad Dahlan..................................................................... 6
2.4 Bentuk dan Lambang Muhammadiyah .................................................................................. 8
2.5 Maksud dan Tujuan Muhammadiyah ............................................................................ 9
BAB III .......................................................................................................................................... 11
KESIMPULAN ............................................................................................................................. 11
3.1 Kesimpulan .......................................................................................................................... 11
3.2 Saran .................................................................................................................................... 11

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Muhammad Darwis atau lebih dikenal dengan K.H. Ahmad Dahlan merupakan
pendiri Muhammadiyah pada tanggal 8 Dzulhijah 1330 H, bertepatan pada tanggal 18
November 1912, di kampung Kauman Yogyakarta.Pada tahun itu,K.H. Ahmad Dahlan
mendirikan organisasi Muhammadiyah untuk melakukan cita-cita dalam pembaharuan Islam
di Indonesia. K.H.Ahmad Dahlan ingin mengadakan suatu pembaharuan dalam cara berpikir
dan beramalmenurut tuntunan agama Islam.la ingin mengajak umat Islam di Indonesia untuk
kembali hidup menurut tuntunan Al-Qur’an dan Al-Hadits.
Sejak pertama didirikan, telah ditegaskan bahwa Muhammadiyah bukan
organisasiyang bergerak dibidang politik, namun bersifat sosial dan bergerak di bidang
pendidikan. Hasil pemikiran K.H.Ahmad Dahlan yangdilakukan secara mendalam
dansungguh-sungguh tersebut, kemudian melahirkan berbagai gerakan pembaharuan
yang merupakan operasionalisasi dan pelaksanaan darihasil pemahaman dan
pemikirannyaterhadap ajaran Islam. Di Indonesia lahir beberapa organisasi atau gerakan
islam, diantaranya adalah Muhammadiyah yang lebih dari 30 tahun sebelum merdeka,dan
organisasi lainnya yang bergerak di bidang politik,social dan pendidikan.
Muhammadiayah adalah organisasi yang berdiri bersamaan dengan kebangkitan
masyarakat Islam Indonesia pada dekade pertama yang sampai hari ini bertahandan
membesar yang sulit dicari persepadanannya. Jika dilihat dari amal usaha dan gerakan
Muhammadiyah dibidang sosial kemasyarakatan,khususnya di bidang pendidikan dan
dan kesehatan, maka Muhammadiyah merupakan organisasi sosial keagamaan yang
terbesar di Indonesia.

2. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang menyebutkan bahwa Muhammadiyah merupakan
organisasi terbesar di Indonesia maka sangat menarik jika kita lebih mendalami untuk
mengerti tentang bagaimana sebenarnya latar belakang berdirinya Muhammadiyah dan
apa saja yang melatarbelakangi pendiriannya, sehingga sampai saat ini masih bisa tetap
terjaga eksistensinya sebagai organisasi sosial kemasyarakatan yang terbesar
diIndonesia.

3. Tujuan
Tujuan penyusun makalah ini untuk memenuhi tugas Kemuhammadiyahan Kelompok 3
yang diberikan oleh Dosen pembimbing mata kuliah Kemuhammadiyahan dengan tema
“Sejarah Berdirinya Muhammadiyah”. Disamping itu juga kelompok 1 ingin mengetahui
tentang bagaimana muhammadiyah didirikan dan apa yang menjadi faktor yang
melatarbelakangi berdirinya Muhammadiyah.

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Arti Muhammadiyah


Dalam catatan sejarah, nama Muhammadiyah yang diberikan oleh KH. Ahmad
Dahlan terhadap organisasi yang didirikannya adalah atas usul dari seorang kerabat
sekaligus teman seperjuangannya yang bernama Muhammad Sangidu, Ketib Anom Kraton
Yogyakarta dan tokoh pembaharuan yang kemudian menjadi penguhulu Kraton
Yogyakarta. Setelah melalui salat istikharah, KH. Ahmad Dahlan kemudian memberikan
nama Muhammmadiyah bagi organisasi yang akan dipimpinnya itu (Haedar
Nashir,2006:1).
Secara etimologis, Muhammadiyah berasal dari bahasa Arab dengan kata dasar
“Muhammad”,yaitu nama seorang Nabi atau Rasul terakhir yang diutus olej Allah ke muka
bumi ini. Kemudian kata tersebut mendapatkan tambahan akhir”ya nisbah” yang artinya
menjeniskan atau mengelompokkan. Dengan demikian, Muhammadiyah berarti kelompok,
umat dan pengikut Muhammad. Dengan demikian siapapun yang beragama islam,yang
mengucapkan dua syahadat, maka dia adalah orang Muhammadiyah, tanpa dilihat atau
dibatasi oleh perbedaan organisasi, golongan, bangsa, geografis etnis, dan sebagainya.
Sedangkan secara terminologis, Muhammadiyah adalah organisasi dan gerakan
islam, dakwah amar makruf nahi munkar, berasas islam dan bersumber dari al-Qur’an
dan as-Sunnah didirikan oleh KH. Ahmad Dahlan pada tanggal 8 Dzulhijah 1330 H,
bertepatan tanggal 18 November 1912 M di kota Yogyakarta.

2.2 Latar Belakang Lahirnya Muhammadiyah


Secara global, menurut Mustafa Kamal Pasha Dan Ahmad Adaby Darban
(2009:100-106)
106) faktor-faktor yang menjadi latar belakang lahirnya Muhammadiyah dapat
dikelompokkan menjadi dua faktor, yaitu subjektif dan faktor obyektif.

1.Faktor subyektif

Faktor subyektif adalah faktor yang didasarkan atas pertimbangan pribadi KH.
Ahmad Dahlan. Faktor subyektif inilah yang sangat kuat, bahkan dikatakan sebagai
faktor utama dan faktor penentu yang mendorong berdirinya Muhammadiyah.

Menurut para analis, faktor subyektif yang paling fundamental adalah hasil kajian
mendalam KH. Ahmad Dahlan terhadap al-Qur’an. Sikap KH. Ahmad Dahlan seperti ini
sesungguhnya dalam rangka melaksanakan firman Allah sebagaimana yang tersimpul
dalam surat An-Nisa ayat 82 dan surat Muhammad ayat 24, yaitu melakukan taddabur atau
memperhatikan dan mencermati dengan penuh ketelitian terhadap apa yang tersirat dalam
ayat-ayat al-Qur’an. Sikap seperti ini pulalah yang dilakukan oleh KH. Ahmad Dahlan
ketika mencermati surat Ali Imran ayat 104 yang artinya: “Dan hendaklah ada di antara
kamu sekalian segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang
makruf dan mencegah yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung.

2. Faktor Obyektif

Faktor obyektif adalah faktor-faktor yang menyebabkan lahirnya Muhammadiyah


menurut kenyataan yang terjadi secara empiris pada saat itu. Ada beberapa sebab yang
5
bersifat obyektif yang melatarbelakangi berdirinya Muhammadiyah yang dapat
dikelompokkan menjadi faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu faktor-
faktor penyebab yang muncul di tengah- tengah kehidupan masyarakat islam indonesia.
Sedangkan faktor eksternal yaitu, faktor-faktor penyebab yang ada di luar masyarakat islam
indonesia. Faktor obyektif yang bersifat internal,yaitu:
a. Ketidak murnian amalan islam akibat tidak dijadikannya al-Qur’an dan as-Sunnah
sebagai satu- satunya rujukan oleh sebagian besar umat islam indonesia.
Kondisi masyarakat yang masih sangat kental dengan kebudayaan Hindu, Budha,
Animisme, dan Dinamisme memunculkan kepercayaan dan praktik ibadah yang
menyimpang dari islam. Kepercayaan dan praktik ibadah tersebut dikenal dengan istilah
tahayyul, bida’ah dan Churafat (TBC). Dala peraktik pengamalan agamanya, ummat islam
masih banyak percaya kepada benda-benda keramat, seperti keris, tombak, batu aji, azimat,
hari baik dan buruk. Mereka sering pergi kekuburan para wali dan ulama yang dianggap
keramat untuk meminta berkah.
Dalam ibadah, ummat islam saat itu melaukan ritual keagamaan yang telah
tercampur dengan budaya luar. Dalam ibadah mahdlah , mereka menambah dan
mengurangi ajaran islam yang sebenarnya. Saat ada yang meninggal dunia, diadakan
upacara hari ketiga, ketujuhh, kesembilan, keseribu dan seterusnya. Agar keinginan
manusia cepat tercapai, ummat islam mencari wasilah (perantara) yang menghubungkan
mereka dengan tuhan, padahal wasilah telah meninggal dunia.
b. Lembaga pendidikan yang dimiliki ummat islam belum mampu menyiapkan generasi
yang siap mengembanmisi selaku “ khalifah Allah di atas bumi”.
KH. Ahmad Dahlan mengetahui bahwa pendidikan di indonesia terpecah menjadi
dua yaitu
pendidikan pesantren yang hanya mengajarkan ajaran-ajaran agama dan pendidikan
barat yang sekuler. Kondisi menjadi pemisah antara golongan yang mendapat pendidikan
agama dengan golongan yang mendapatkan pendidikan sekuler.
Dualisme sistem pendidikan diatas membuat perihatin KH. Ahmad Dahlan oleh
karna itu cita-cita pendidikan Ahmad Dahlan ialah melahirkan manusia yang berpandangan
luas dan memiliki pengetahuan umum, sekaligus yang bersedia untuk kemajuan
masyarakatnya. Cita-cita ini dilakukan dengan mendirikan lembaga pendidikan dengan
kurikulum yang menggabungkan antara imtak dan iptek.
Sedangkan paktor obyek yang bersipat eksternal, itu :
a) Pengaruh ide dan gerakan pembaruan islam ditimur tengah.
b) Semakin meningkatnya gerakan keristenisasi ditengah-tengah masyarakat indonesia.
c) Penetrasi bangsa-bangsa eropa,terutama bangsa belanda ke indonesia.

2.3 Pokok – Pokok Pemikiran K.H Ahmad Dahlan


Pokok-pokok pemikiran yang tertuang dalam buku ini dirujuk dan dikutip
langsung dari tulisan M. Yusron asrafi (2005:47-126), kecuali bagian-bagian yang
diberikan referensi lain. Dalam bukunya tersebut, yusron asrafi memotret pemikiran KH.
Ahmad Dahlan dalam Tiga aspek, yaitu aspek keagamaan, kemasyarakatan, dan
kenegaraan.
1. Pemikiran dalam bidang keagamaan
a) Sumber Hukum
Disamping dua sumber pokok, Al-qur’an dan Al-hadist sebagai sumber hukum, dia
juga menggunakan kitab-kitab dari ahlus sunnah wal jamaah dalam bidang aqidah dan dari
imam syafi’i dalam ilmu fiqih. Meskipun demikian, dalam peraktiknya jika muncul suatu
masalah, maka ia akan mencari sumbernya dari Al-qur’an dan Al-hadist ditambah dengan
hasil kajian dari kitab- kitab yang telah di baca. Dengan metode pengambilan hukum atau
pemberian tafsir seperti itu, ada tuduhan bahwa dia dan Muhammadiah mengajarkan ajaran
yang keluar dari mazhab.

6
b) Bidang Teologi
Dalam bidang teologi KH. Ahmad Dahlan tidak mendapat perhatian yang besar.
Menurut KH. Mas Mansur, dalam masalah ini dia kembali pada pendapatan ulama salaf dan
dia tidak suka berfikir yang mendalam tentang hal itu. Menurutnya, masalah ketuhanan
menimbulkan perbedaan pendapat dan tidak berakibat peraktis untuk beramal. Itulah
mangkanya dia mengartikan orang beragama sebagai orang yang melahirkan amal. Orang
beragama harus menyerahkan harta dan dirinya kepada Allah sebagai bukti keimanannya.
Jadi iman harus disertai dengan amal dan semuanya hanya tertuju kepada Allah

c) Persatuan ulama
Dalam masalah persatuan ulama untuk mencari kebenaran dan kebaikan islam, dia
mengadakan musyawarah tentang kiblat. Pimpinan-pimpinan Gerakan Islam dan
Muhammadiyah bekerjasama mengadakan kongres islam di Garut dan kemudian di Cirebon.
Atas dasar itulah ia mengadakan perkumpulan ulama Muhammadiyah yang
bernama”Musyawaratul Ulama”. Pada mulanya perkumpulan itu hanya menjadi tempat
peertemuan ulama Muhammadiyah untuk membicarakan hukum-hukum islam. Tetapi
setelah lama di seluruh jiwa untuk membicarakan bagaimana usaha-usaha agar islam di
indonesia menjadi kuat.

d) Pemurnian Agama
Beberapa bid’ah dan khurafat yang di berantas oleh KH.Ahmad dahlan, yaitu:
1) Upacara selamatan pada waktu ibu mengandung tujuh bulan upacara selamatan pada waktu
kelahiran (puputan).
2) Upacara selamatan kematian, baik selamatan hari ke-3, ke-7, ke-100, satu tahun dan hari ke
1000.
3) Permintaan keselamatan dan kesuksesan pada kuburan-kuburan para wali atau orang yang
dianggap suci .
4) Ziarah kubur yang ditentukan setiap bulan sya’ban atau di sebut bulan ruwah yang berarti
roh.
5) Bacaan-bacaan tahlil untuk di kirim kepada orang yang meninggal. Selawatan ( membaca
sholawat dengan memakai terbang).
6) Takhayul lailatul qadar yang di jalankan dengan mengelilingi benteng keraton dan pohon
beringin Yogyakarta.
7) Kepercayaan kepada jimat-jimat.

2. bidang kemasyarakatan
Dorongan mati sebagai amal KH.Dahlan menyatakan:” kita manusia hidup di dunia
hanya sekali, untuk bertaruh: sesudah mati, akan mendapatkan kebahagiaankah atau
kesangsaraankah (KRH.Hadjid,2008:7).
KH.Ahmad dahlan menyatkan bahwa mati adalah bahaya yang besar, tetapi lupa
kepada mati adalah bahaya yang lebih besar lagi.Oleh karena itu manusia harus bersiap-siap
menghadapi kemtian dengan menyelesaikan urusan-urusannya dengan allah dan dengan
sesama manusia. Pemikiran tentang dorongan mati nampaknya mendapatkan tempat yang
istimewa.Dia memberi penafsiran yang positif terhadap dorongan mati, dalam arti: agar

7
selamat dari siksa neraka, manusia harus berbuat sesuatu yaitu harus beramal. Dorongan mati
yang ada padanya menjadi dorongan bagi terciptanya karya amal.
Adapun bekal perjuangan yang diberikan oleh KH.Ahmad Dahlan adalah
a) Dengan keiklasan hati menunaikan tugasnya sebagai wanita islam sesuai dengan bakat dan
kecakapannya, tidak menghendaki sanjung puji dan tidak mundur selangkah karena dicela
b) Penuh keinsyafan bahwa beramal iu harus berilmu.
c) Jangan mengadakan alasan yang tidak dianggap syah oleh tuhan hanya untuk menghinari
sesuatu tugas yang di serahkan kepadanya.
d) Membulatkan tekad untuk membela kesucian agama islam.
e) Menjaga persaudaraan dan kesatuan kawan sekerja dan seperjuangan.
f) Pemikiran dalam bidang kenegaraan
Dua dekade pertama abad kedua puluh adalah suatu babak baru dalam sejarah bangsa
indonesia. Zaman itu terkenal sebagai zaman kebangkitan nasional. Setiap gerakan
kebangkitan adalah menuju kepada kemajuan. Arah kemajuan mengarah ke segala bidang,
baik bidang politik, sosial maupun ekonomi. Ada yang berlandaskan jasmaniah dan adapula
yang berlandaskan rohaniah , agama. Sekalipun bidangnya berbeda-beda, namun sebagai
gerakan kemajuan, ia memiliki suatu sifat yang sama, yaitu ingin membebaskan atau
minimal meringankan bangsa dan tanah air dari belenggu-belenggu jasmaniah dan
rohaniah, yang di dalam zaman sebelum nya meningkat seluruh kehidupan bangsa
indonesia.
Zaman itu meliputi Budi utomo berdiri. Organisasi itu didirikan oleh kalangan pemuda-
pemuda intelek yang bangsawan. Kemudian sarekat dagangan islam juga berdiri, yang
kemudian berganti nama menjadi sarekat islam. Sesuai dengan namanya yang pertama maka
sarekat islam banyak terdiri dari kaum pedagang. Di samping itu juga berdiri juga organisasi
muahammadiahyang bergerak dalam lapangan pendidikan sosial. Pendirinya adalah KH.
Ahmad Dahlan.
KH. Ahmad Dahlan bukanlah tokoh politik. Dia lebih bergerak dalam lapangan dakwah,
pendidikan dan gerakan amal sosial. Meskipun begitu dia juga memasuki perkumpulan bahkan
menjadi pengurus budi utomo yang diakui sebagai gerakan kebangkitan nasional yang pertama
di indonesia. Dalam sarekat islam, dia duduk sebagai penasehat. Sarekat islam adalah
pergerakan nasional dan inti impearialis pertama yang kuat dan banyak berpengaruh di
indonesia.

2.4 Bentuk dan Lambang Muhammadiyah


Bentuk dan lambang muhammadiyah diciptakan oleh KH.Siraad Dahlan, putera pertama
KH.Ahmad Dahlan yang mewarisi intelektulitas dalam bidang ilmu , falak, keulamaan dan darah
seninya( M. Sukrianto AR, 2015). Lambang muhammadiah terdiri dari 12 sinar matahari yang
putih bersih yang memancarkan sinar ke arah segala penjuru bumi. Di tengah-tengah matahari
terdapat lukisan dengan hurup arab yang berbunyi “Muhammadiyah” pada dua lingkaran yang
mengelilingi Tulisan hurup arab “Muhammadiah” tersebut, terhadap tulisan yang di ambil dari
dari dua kalimat syahadat yaitu syahadat tauhid pada lingkaran atas dengan tulisan arab asyhadu
alla ilaha illallallah (saya bersaksi bahwasanya tidak ada tuhan kecuali allah); dan syahadat rasul
pada lingkkaran bagian bawah dengan tulisan :wa asyhadu anna muhammad rasulullah ( dan aku
bersaksi bahwa muhammad adalah utusan allah). seluruh gambar matahari dengan atribut
bewarna putih dan terletak di atas warna dasar hijau daun. Untuk leih jelasnya berikut gambar
muhammadiyah:
Adapun maksud lambang muhammadiah tersebut adalah: gambar matahari dan 12 sinar
yang putih. Secara teoritis, matahari merupakan titik pusat dalam tata surya dan merupakn sumber
kekuatan semua mahluk hidup yang ada di bumi. Matahari juga merupakan titik sentral semua
8
planet,matahari mengeluarkan sinar panas yang sangat berguna bagi kehidupan biologis semua
mahluk hidup di muka bumi. Tanpa sinar matahari semua mahluk hidup akan mati.
Dengan menggambarkan dirinya seperti matahari, muhammadiyah berkeinginan menjadi
wadah, organisasi yang dalam setiap langkah dan gerakannya dalam kehidupan di harapkan
sepertihalnya matahari yang dapat menjadi sumber pencerahan bagi kekuatan seperitual dan
rohani bagi yang mau mnerima pancaran sinarnya berupa ajaran agama islam yang bersumber
dari Al-Qur’an dan As-Sunnah Al-Maqbulah.
Tulisan muhammadiah di tengah menunjukkan bahwa organisasi ini ingin mengikuti nabi
muhammad SAW. Adapun tulisan dua kalimah syahadat melambangkan ingin menegakkan
kalimah-kalimah allah yang bersendikan tauhid.
Sedangkan dua belas sinar matahari yang memancar ke seluruh penjuru bumi diibaratkan
sebagai tekad dan semangat warga muhammadiyah dalam memperjauangkan islam di tengah
masyarakat bangsa indonesia. Semangat pantang mundur dan pantang menyerah seperti yang
tercermin dalamekad kuat kaum hawari ( sahabat nabi isa) yang berjumlah 12 orang ,sepertiyang
di jelaskan oleh allah dalam surah as-sha:14 yang artinya wahai orang-orang yang beriman,
jadilah kalian penolong-penolong (agama) allah, seperti ucapan isa putra maryam kepada kaum
hawary:’diapa yang bersedia menolongku (menegakkan agama allah), lalu segolongan bani israil
beriman dan segolongan (yang lain) kafir; maka kami beri kekutan kepada orang-orang yang
beriman terhadap musuh musuh mereka, maka jadilah mereka orang-orang yang menang.
Adapun warna putih pada seeluruh gambar matahari adalah warna yang di sukai oleh
rasulullah, melambangkan kesucian , keikhlasan dan tanpa pamrih. Dengan warna putih tersebut
muhammadiah diharapkan hanya keridaan allah SWT.
Sedangkan warna hijau yang menjadi warna dasar adalah warna yang selalu di tawarkan
oleh allah kepada orang beriman dan beramal salih, seperti dalam QS :55,76,76,21 dan 18:31.
Warna hijau melambangkan kedamaian kesejukan ,kesegaran, ketentraman dan kesejahteraan.
Dengan warna hijau trsebut , muhammdiah di harapkan berjuang di tengah-tengah masyarakat
dalam rangka mewujudkan ajaran agama islam yang penuh kedamaian , keselamatan dan
kesejahteraan bagi umat manusia.

2.5 Maksud dan Tujuan Muhammadiyah


Sejak awal berdirinya hingga sekarang, Muhammadiyahtelaj merumuskan maksud
dan tujuannya dengan redaksi yang berbeda-beda. Menurut haidar nasir (2008:1), jika dilacak
pada rumusan anggaran dasar (statuten) Muhammadiyah sejak berdiri tahun 1912 hingga
muktamar ke 45 tahun 2005, Muhammadiyah telah menyusun dan melakukan perubahan
anggaran dasar (AD) sebanyak 15 kali yaitu pada berturut-turut pada tahun 1912,
1914,1921,1934,1941,1943,1946,1950 ( dua kali), 1959, 1966, 1968, 1985, 2000, dan
2005.Perubahan AD/ART tersebut berimplikasi pada perubahan pormulasi maksud dan tujuan
Muhammadiyah. Menurut hemat penulis, sejak awal berdirinya (tahun 1912) seperti berikut (teks
nya dikutip dari tulisan Mh. Decaldan seperti ditulis oleh Haidar nasir, 2008:1)
1. Tahun 1912 saat berdirinya dirumuskan: maka perhimpunan itu dimaksudnya.
a) Meyebarluaskan pengajaran igama kangjeng nabi Muhammad SAW kepada penduduk bumi
putra didalam residensi Yogyakarta, dan
b) Memajukan hal igama kepada anggota-anggotanya
2. Tahun 1914 dan 1921 dirumuskan: maksud persarikatan ini yaitu:
a) Memajukan dan menggebirakan pengajaran dan pelajran igama islam di hindia
nederland dan b) Memajukan dan menggembirakan kehidupan ( cara hidup) sepanjang
kemauan igama islam
9
kepada lid-lid-nya.
3. Tahun 1934: hajat persarikatan itu:
a) Memajukan dan menggembirakan pengajaran dan pelajaran agama islam di hindia
nederland, dan b) Memajukan dan menggembirakan kehidupan (cara hidup) sepanjang
kemauan agama islam
kepada lid-lid-nya (segala sekutunya)
4. Tahun 1941: hajat persarikatan
a) Memajukan dan menggembirakan pengajaran dan pelajaran agama islam di indonesia, dan
b) Memajukan dan menggembirakan cara hidup sepanjang kemauan agama islam kepada lid-
lid-nya
(segala sekutunya).
5. Tahun 1943 dirumuskan: sesuae denngan kepercayaan untuk mendirikan kemakmuran
bersama seluruh asia raya, dibawah pimpinan da’i nippon, dan memang diperintahkan
oleh Allah, maka perkumpulan ini:
a) Hendak menyiarkan agama islam, serta melatihkan hidup yang selaras dengan
tuntunannya. b) Hendak melakukan pekerjaan kebaikan-kebaikan umum
c) Hendak memajukan pengetahuan dan kepandaian serta budi pekerti yang baik kepada
annggota- anggotanya; kesemuanya itu ditunjukan untuk berjasa mendidik masyarakat
ramai.
6. Tahun 1946 dan 1950 (dua kali perubahan AD/ART) dirumuskan: maksud dan
tujuan persarikatan ini akan menegakkan dan menjunjung tinggi agama islam,
sehingga dapat mewujutkan masyarakat islam yang sebenar-benarnya.
7. Tahun 1959, 1966,1968, dirumuskan: maksud dan tujuan persarikatan ialah
menegakkan dan menjunjung tinggi agama islam sehingga dapat terwujud masyarakat
islam yang sebenar-benarnya 1985 dirumuskan: maksud dan tujuan persarikatan ialah
menegakkan dan menjunjung tinggi agama islam sehingga terujut masyarakat utama,
adil, dan makmur.

Terkait arti dan rumusan terahir maksud dan tujuan Muhammadiyah, mustapa kamal
pasha dan Ahmad adabi telah menjelaskan sebagiannya sebagai berikut (2009:1012):

10
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Muhammad Darwis atau lebih dikenal dengan K.H. Ahmad Dahlan
menuntut ilmu di kota suci Makkah, dan hasil dari pendidikannya itu kemudian beliau
membentuk sebuah wadah perubahan untuk kembali kepada Al Qur’an dan As Sunnah
Rasullullah sesuai dengan arti Muhammadiyah yaitu pengikut Nabi Muhammad SAW. Dari
terbentuknya Muhammadiyah di kampung Kauman Yogyakarta pada tanggal 8 Dzulhijah 1330
H yang bertepatan pada 18 November 1912 M dan tersebar luas hampir seluruh Indonesia
sehingga menjadi organisasi besar sampai dengan sekarang tidak lepas dari buah pikiran K.H.
Ahmad Dahlan.

3.2 Saran
Dalam penyusunan makalah yang berjudul “Latar belakang berdirinya
Muhammadiyah “, kami dari kelompok 3 menyadari bahwa masih banyak kesalahan sehingga
belum sempurnanya makalah kami. Maka kami harap kritik dan saran yang membangun dari
Dosen pembimbing dan saudara-saudari khususnya kelas Manajemen 3, E Prodi Manajemen.

11
12
13
14
15

Anda mungkin juga menyukai