Anda di halaman 1dari 19

PERKEMBANGAN

MUHAMMADIYAH

TUGAS MAKALAH

Oleh:

KELOMPOK III

Melani Putria Dewi Sari (105391100122)

Bahrur Rahman Hasba (105391100922)

Nadia S (105391101022)

Syahriani (105391101222)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

2022
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kita, sehingga penyusun
dapat menyelesaikan tugas ini yang Alhamdulillah tepat pada waktunya.
Penyusunan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu
tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam. Adapun isi dari makalah, yaitu
menjelaskan tentang Perkembangan Muhammadiyah.
Penyusun berterima kasih kepada Bapak Dr. H Wahyudin B M. Ag
selaku dosen mata kuliah Pendidkan Agama Islam yang telah memberikan
arahan serta bimbingan dan juga kepada semua pihak yang telah membantu,
baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan makalah ini.
Seperti pepatah mengatakan “Tak ada gading yang tak retak, tak ada
mawar yang tak berduri”. Penyusun menyadari makalah ini masih jauh dari
sempurna. Hal ini semata-mata karena keterbatasan kemampuan penyusun
sendiri. Oleh karena itu, sangatlah penyusun harapkan saran dan kritik yang
positif dan membangun dari semua pihak agar makalah ini menjadi lebih baik
dan berdaya guna dimasa yang akan datang.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang
berperan serta dalam penyusunan tugas makalah ini dari awal sampai akhir.
Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi segala usaha kita.
Amin.

Makassar, 23 Desember 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i
KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 3
C. Tujuan Penulisan ................................................................................ 3
D. Manfaat Penulisan ............................................................................. 4
E. Sistematika Penulisan ....................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN

A. Amal Usaha Muhammadiyah ............................................................. 5


1. Amal Usaha Bidang Keagamaan ................................................. 7
2. Amal Usaha Bidang Pendidikan .................................................. 7
3. Amal Usaha Bidang Kemasyarakatan dan Bidang Kesehatan ..... 8
4. Amal Usaha Bidang Politik Kenegaraan ..................................... 9
B. Kedudukan serta Fungsi Amal Usaha Muhammadiyah ..................... 10
C. Dasar dan Pedoman Mengelola Amal Usaha Muhammadiyah ......... 10
D. Hasil Muktamar Muhammadiyah di Solo, 18-19 September 2022 ... 13

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ........................................................................................ 15
B. Saran .................................................................................................. 15

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 16

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Organisasi Muhammadiyah didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan di
Kampung Kauman Yogyakartapada tanggal 18 November 1912 (8 Dzulhijjah
1330 H). Beliau adalah pegawai kesultanan Kraton Yogyakarta sebagai
seorang Khatib dan sebagai pedagang. Melihat keadaan ummat Islam pada
waktu itu dalam keadaan jumud, beku dan penuh dengan amalan-amalan yang
bersifat mistik, beliau tergerak hatinya untuk mengajak mereka kembali kepada
ajaran Islam yang sebenarnya berdasarkan Qur`an dan Hadist. Oleh karena itu
beliau memberikan pengertian keagamaan dirumahnya ditengah kesibukannya
sebagai Khatib dan para pedagang.
Mula-mula ajaran ini ditolak, namun berkat ketekunan dan
kesabarannya, akhirnya mendapat sambutan dari keluarga dan teman dekatnya.
Profesinya sebagai pedagang sangat mendukung ajakan beliau, sehingga dalam
waktu singkat ajakannya menyebar ke luar kampung bahkan sampai ke luar
daerah dan ke luar pulau Jawa. Untuk mengorganisir kegiatan tersebut maka
didirikan Persyarikatan Muhammadiyah. Dan kini Muhammadiyah telah ada
diseluruh pelosok tanah air. Gerakan penting Muhammadiyah mulai dari
gerakan amal usaha di bidang pendidikan, kesehatan, sosial dan dakwah terus
dikembangkan. Di bidang pendidikan, secara kuantitatif jumlah sekolah atau
lembaga pendidikan yang dimiliki Muhammadiyah luar biasa banyaknya.
Tidak ada organisasi lain yang memiliki sebanyak prestasi kuantitatif tersebut.
Muhammadiyah merupakan gerakan umat Islam yang lahir di
Yogyakarta pada tanggal 8 Djulhijah 1330 H, atau tanggal 18 Nopember 1912
M. Muhammadiyah berasal dari bahasa Arab “Muhammad” yaitu nama nabi
terakhir, kemudian mendapatkan ‘ya nisbiyah’ yang artinya menjeniskan. Jadi
Muhammadiyah berarti umatnya Muhammad atau pengikutnya Muhammad.

1
Tujuan: menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam, sehingga terwujud
masyarakat Islam yang sebenarnya.
Berdasarkan situs resmi Muhammadiyah, Muhammadiyah didirikan
oleh K.H. Ahmad Dahlan di Kampung Kauman Yogyakarta pada tanggal 8
Dzulhijjah 1330 H/18 November 1912.
Persyarikatan Muhammadiyah didirikan untuk mendukung usaha KH
Ahmad Dahlan untuk memurnikan ajaran Islam yang dianggap banyak
dipengaruhi hal-hal mistik. Kegiatan ini pada awalnya juga memiliki basis
dakwah untuk wanita dan kaum muda berupa pengajian Sidratul Muntaha.
Selain itu peran dalam pendidikan diwujudkan dalam pendirian sekolah dasar
dan sekolah lanjutan, yang dikenal sebagai Hooge School Muhammadiyah dan
selanjutnya berganti nama menjadi Kweek School Muhammadiyah (sekarang
dikenal dengan Madrasah Mu’allimin _khusus laki-laki, yang bertempat di
Patangpuluhan kecamatan Wirobrajan dan Mu’allimaat Muhammadiyah
khusus Perempuan, di Suronatan Yogyakarta).
Pada masa kepemimpinan Ahmad Dahlan (1912-1923), pengaruh
Muhammadiyah terbatas di karesidenan-karesidenan seperti: Yogyakarta,
Surakarta, Pekalongan, dan Pekajangan, daerah Pekalongan sekarang. Selain
Yogya, cabang-cabang Muhammadiyah berdiri di kota-kota tersebut pada
tahun 1922. Pada tahun 1925, Abdul Karim Amrullah membawa
Muhammadiyah ke Sumatera Barat dengan membuka cabang di Sungai
Batang, Agam. Dalam tempo yang relatif singkat, arus gelombang
Muhammadiyah telah menyebar ke seluruh Sumatera Barat, dan dari daerah
inilah kemudian Muhammadiyah bergerak ke seluruh Sumatera, Sulawesi, dan
Kalimantan. Pada tahun 1938, Muhammadiyah telah tersebar keseluruh
Indonesia. Terdapat pula organisasi khusus wanita bernama Aisyiyah.
Muhammadiyah adalah gerakan Islam, dakwah amar ma’ruf nahi
munkar, berasa Islam dan bersumber pada Al-Qur’an dan Hadist. Gerakan
Muhammadiyah bermaksud untuk berta’faul (berpengharapan baik) dapat
mencontoh dan meneladani jejak perjuangan nabi Muhammad SAW, dalam
rangka menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam semata-mata demi

2
terwujudnya izzul Islam wal muslimin, kejayaan Islam sebagai idealita dan
kemuliaan hidup sebagai realita.
Faktor utama yang mendorong berdirinya Muhammadiyah adalah hasil
pendalaman K.H. Ahmad Dahlan terhadap Al Qur’an dalam menelaah,
membahas, meneliti dan mengkaji kandungan isinya. Dalam surat Ali Imran
ayat 104 dikatakan bahwa: “Dan hendaklah ada diantara kamu sekalian
segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang
ma’ruf dan mencegah yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung”.
Memahami seruan diatas, K.H. Ahmad Dahlan tergerak hatinya untuk
membangun sebuah perkumpulan, organisasi atau perserikatan yang teratur
dan rapi yang tugasnya berkhidmad pada pelaksanaan misi dakwah Islam amar
ma’ruf nahi munkar di tengah masyarakat.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas maka rumusan
masalah dalam makalah ini yaitu:
1. Apa saja jenis-jenis amal usaha Muhammadiyah?
2. Apa kedudukan dan fungsi amal usaha Muhammadiyah?
3. Bagaimana dasar dan pedoman mengelola amal usaha Muhammadiyah?
4. Bagaimana hasil Muktamar Muhammadiyah di Solo, 18-19 September
2022?

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penulisan dalam
makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui berbagai jenis amal usaha Muhammadiyah.
2. Untuk mengetahui kedudukan dan fungsi amal usaha Muhammadiyah.
3. Untuk mengetahui dasar dan pedoman mengelola amal usaha
Muhammadiyah.
4. Untuk mengetahui hasil Muktamar Muhammadiyah di Solo, 18-19
September 2022.

3
D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat penulisan dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Dapat memahami berbagai jenis amal usaha Muhammadiyah.
2. Dapat mengetahui kedudukan dan fungsi amal usaha Muhammadiyah.
3. Dapat mengetahui dasar dan pedoman mengelola amal usaha
Muhammadiyah.
4. Dapat mengetahui hasil Muktamar Muhammadiyah di Solo, 18-19
September 2023.

E. Sistematika Penulisan
Pada makalah ini, penyusun menjelaskan mengenai perkembangan
Muhammadiyah yang dimulai dengan bab pendahuluan. Bab ini meliputi latar
belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan dan sistematika penulisan.
Bab berikutnya yaitu bab dua, penyusun menguraikan secara rinci
berdasarkan data-data yang penyusun peroleh dari buku dan internet mengenai
kajian teori tentang perkembangan Muhammadiyah.
Bab ketiga, merupakan bab penutup yang memuat kesimpulan dan
saran dalam makalah ini. Pada bagian ini, penyusun menyimpulkan uraian
sebelumnya dan memberikan saran agar para pembaca khusunya para
mahasiswa untuk lebih memahami mengenai perkembangan Muhammadiyah.

4
BAB I
PENDAHULUAN

A. Amal Usaha Muhammadiyah


Dalam perjuangan menegakkan dan mewujudkan masyarakat islam
yang sebenar-benarnya Muhammadiyah memiliki berbagai amal usaha dalam
berbagai bidang kehidupan.
Muhammadiyah dalam mengelola amal usahanya didasarkan pada
mencari ridlo Allah semata demi kemaslahatan masyarakat, bergemanya
syri'ah islam. Gerakan dakwah Islamiyah melalui amal usaha ini secara
langsung telah dirasakan dan dikenyam manfaatnya oleh masyarakat dan
bangsa Indonesia. Segala amal usaha Muhammadiyah berjalan dengan
landasan untuk beramal dan mewujudkan masyarakat Islam yang sebenarnya.
Keikhlasan, kesabaran, serta ketekunan menjadi modal utama para pengelola
amal usaha Muhammadiyah ini.
Dalam pasal 7 ayat 1 Anggaran Dasar Muhammadiyah “Untuk
mencapai maksud dan tujuannya, Muhmmadiyah melaksanakan Dakwah
Amar Ma’ruf Nahi Mungkar dan Tajdid yang diwujudkan dalam usaha di
segala bidang kehidupan”, dan ayat 2 menyebutkan “Usaha Muhammadiyah
diwujudkan dalam bentuk amal usaha , program, dan kegiatan yang macam dan
penyelenggaraannya diatur dalam Anggaran Rumah Tangga”, yang kemudian
diperjelas dan diperinci dalam Anggaran Rumah Tangga Muhammadiyah pasal
3, disebutkan bahwa usaha Muhammadiyah meliputi 14 macam, yaitu :
1. Menanamkan keyakinan, memperdalam dan memperluas pemahaman,
meningkatkan pengalaman, serta menyebarluaskan ajaran Islam dalam
berbagai aspek kehidupan.
2. Memperdalam dan mengembangkan pengkajian ajaran Islam dalam
berbagai aspek kehidupan untuk mendapatkan kemurnian dan
kebenarannya.

5
3. Meningkatkan semangat ibadah, jihad, zakat, infak, wakaf, shadaqah,
hibah, dan amal shalih lainnya.
4. Meningkatkan harkat, martabat, dan kualitas sumber daya manusia agar
berkemampuan tinggi serta berakhlaq mulia.
5. Memajukan dan memperbaharui pendidikan dan kebudayaan,
mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, serta
meningkatkan penelitian.
6. Memajukan perekonomian dan kewirausahaan ke arah perbaikan hidup
yang berkualitas.
7. Meningkatkan kualitas kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.
8. Memelihara, mengembangkan dan mendayagunakan sumber daya alam
dan lingkungan untuk kesejahteraan.
9. Mengembangkan komunikasi, ukhuwah dan kerjasama dalam berbagai
bidang dan kalangan masyarakat dalam dan luar negeri.
10. Memelihara keutuhan bangsa serta berperan aktif dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara.
11. Membina dan meningkatkan kualitas serta kuantitas anggota sebagai
pelaku gerakan.
12. Mengembangkan sarana, prasarana, dan sumber dana untuk mensukseskan
gerakan.
13. Mengupayakan penegakkan hukum, keadilan dan kebenaran, serta
meningkatkan pembelaan terhadap masyarakat.
14. Usaha-usaha lain yang sesuai dengan maksud dan tujuan Muhammadiyah.
Empat belas bidang inilah yang kemudian melatarbelakangi
Muhammadiyah membentuk berbagai Majelis, Lembaga, Organisasi Otonom,
Badan, dan Biro untuk melaksanakan dan melancarkan amal usaha itu. Dari
pengembangan ini lahirlah berbagai amal usaha dalam bidang keagamaan,
pendidikan, kemasyarakaat, maupun politik kenegaraan.

6
1. Amal Usaha Bidang Keagamaan
Bidang ini adalah pusat semua kegiatan Muhammadiyah, serta
menjadi dasar dan jiwa setiap amal usahanya. Terkait dengan amal usaha
di bidang lain, baik pendidikan, kemasyarakatan, kenegaraan, dan lain-
lain, kesemuanya tidak terpisah dari jiwa, dasar, dan semangat keagamaan.
Di antara usahanya adalah untuk membentuk Majelis Tarjih pada 1927,
lembaga yang menghimpun ulama dalam Muhammadiyah yang secara
rutin melakukan permusyawaratan, memberikan fatwa, dan membuat
tuntunan dalam bidang keagamaan yang sangat bermanfaat bagi
masyarakat.
Selain itu, usaha di bidang keagamaan ini juga bisa dilihat dari
kepeloporan Muhammadiyah dalam penentuan awal puasa Ramadhan dan
Idul Fitri dengan metode hisab sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan. Muhammadiyah juga tercatat sebagai organisasi pertama
yang mendirikan mushala khusus wanita, meluruskan arah kiblat,
memberikan tuntunan zakat profesi, dan lain-lain.

2. Amal Usaha Bidang Pendidikan


Mencermati jejak K.H. Ahmad Dahlan, sejak awal kiprahnya dia
sangat mengutamakan pendidikan umat Islam menjadi umat yang berilmu,
baik ilmu agama maupun ilmu umum. Tidak heran jika bidang amal usaha
yang dirintis pertama kali adalah sebuah sekolah di rumahnya dan biaya
pendidikannya pun ditanggungnya sendiri.
Bahkan, salah satu faktor penyebab lahirnya Muhammadiyah
adalah tidak efisiennya lembaga pendidikan di Indonesia saat itu. Lembaga
pendidikan yang tersedia sudah tidak memenuhi kebutuhan dan tantangan
zaman lagi, sehingga isi, metode pengajaran, bahkan sistemnya juga harus
dirombak. Muhammadiyah mulai mendirikan sekolah yang tidak lagi
memisahkan pelajaran yang dianggap sebagai ilmu agama dengan
pelajaran yang dianggap sebagai ilmu umum (dunia).

7
Kini lembaga pendidikan Muhammadiyah sudah berkembang luas
di pelosok tanah air. Hingga tahun 2012, Muhammadiyah memiliki 4.623
Taman Kanak-Kanak (TK), 2.604 Sekolah Dasar (SD), 1.769 Madrasah
Diniyah/Ibtidaiyah (MI), 1.718 Sekolah Menengah Pertama (SMP), 534
Madrasah Tsanawiyah (MTS), 1.143 Sekolah Menengah Atas (SMA), 263
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), 172 Madrasah Aliyah (MA), dan 67
Pondok Pesantren. Adapun di bidang pendidikan tinggi, hingga tahun itu
Muhammadiyah memiliki 172 Perguruan Tinggi.

3. Amal Usaha Bidang Kemasyarakatan dan Bidang Kesehatan


Sejak awal berdirinya Muhammadiyah menaruh perhatian besar
terhadap kesejahteraan masyarakat, khususnya masyarakat kelas dhu’afa.
Penyaluran dan pembagian zakat fitrah dan maal kepada fakir miskin dan
asnaf yang lain. Pendirian panti asuhan, panti miskin, panti jompo, balai
kesehatan, poliklinik, Rumah sakit Ibu dan Anak dan Rumah Sakit Umum.
Untuk mengelola amal-amal usaha tersebut maka dibentuklah :
a. Majelis Pelayanan Kesehatan masyarakat.
b. Majelis Pelayanan Sosial.
c. Majelis Pemberdayaan Masyarakat.
d. Majelis Lingkungan Hidup.
e. Lembaga Penangulangan Bencana.
Hingga tahun 2005, dalam bidang kesehatan Muhammadiyah
memiliki 345 amal usaha, baik berupa rumah sakit umum, rumah sakit
bersalin, rumah bersalin, balai kesehatan ibu dan anak (BKIA), balai
pengobatan, poliklinik, balai kesehatan masyarakat, maupun layanan
kesehatan yang lain. Dalam bidang kesejahteraan sosial, Muhammadiyah
telah memiliki 330 amal usaha, baik berupa panti asuhan yatim, panti
jompo, balai kesehatan sosial, santunan keluarga, panti wreda/manula,
santunan wreda/manula, panti cacat netra, maupun santunan kematian.
Dalam bidang ekonomi, hingga 2005 Muhammadiyah memiliki 5 bank

8
perkreditan rakyat (BPR), 190 Baitut Tamwil Muhammadiyah, dan 808
Koperasi (warga) Muhammadiyah.

4. Amal Usaha Bidang Politik Kenegaraan


Muhammadiyah bukan suatu organisasi politik dan tidak akan
menjadi partai politik. Meskipun demikian, dengan keyakinan bahwa
agama Islam adalah agama yang mengatur segenap kehidupan manusia di
dunia ini maka dengan sendirinya segala hal yang berhubungan dengan
dunia juga menjadi bidang garapnya, tak terkecuali soal-soal politik
kenegaraan. Akan tetapi, jika ikut bergerak dalam urusan kenegaraan dan
pemerintahan, Muhammadiyah tetap dalam batas-batasnya sebagai
gerakan dakwah Islam amar makruf nahi munkar, dan tidak bermaksud
menjadi partai politik.
Atas dasar pendirian itulah, K.H Ahmad Dahlan ikut duduk
menjadi pengurus Budi Utomo atau pun menjadi penasehat pimpinan
Sarekat Islam. Begitu pula pemimpin-pemimpin Muhammadiyah yang lain
seperti K.H Fakhruddin, K.H Mas Mansyur, Ki Bagus Hadikusumo dan
Prof. Hamka pada dasarnya mempunyai pendirian yang sama. Di antara
perjuangan Muhammadiyah yang dapat digolongkan kedalam politik
kenegaraan adalah:
a. Menentang kebijakan pemerintah belanda agar semua binatang yang
dijadikan "qurban" dibayar pajaknya.
b. Pada zaman kolonial berjuang agar urusan agama di Indonesia yang
mayoritas penduduknya beragama Islam, juga dipegang oleh orang
Islam.
c. Ikut memelopori berdirinya Partai Islam Indonesia, termasuk menjadi
pendukung utama berdirinya Partai Islam Masyumi tahun 1945.
d. Ikut menanamkan rasa nasionalisme dan cinta tanah air di kalangan
umat Islam Indonesia, dengan menggunakan Bahasa Indonesia dalam
tabligh, khutbah ataupun tulisan-tulisannya.

9
e. Ikut aktif dalam keanggotaaan MIAI (Majelis Islam A'la Indonesia)
dan menyokong sepenuhnya tuntutan gabungan Politik Indonesia
(GAPI) agar Indonesia memiliki parlemen di zaman penjajahan.

B. Kedudukan serta Fungsi Amal Usaha Muhammadiyah


Muhammadiyah mempunyai semboyan dalam gerakannya: “Sepi Ing
Pamrih rame ing gawe atau Sedikit Bicara Banyak Bekerja” Sebagai bentuk
realisasi dari kegiatan Muhammadiyah dalam berbagai bidang kehidupan
untuk mencapai maksud dana tujuan Muhammadiyah dan Sebagai wujud dari
pelakasanaan gerakan dakwah Muhammadiyah dalam bidang-bidang
kehidupan agar manfaatnya dapat langsung dirasakan masyarakat.
Berikut fungsi amal usaha muhammadiyah:
1. Untuk membimbing masyarakat ke arah perbaikan kehidupan sesuai
dengan tuntunan Islam dalam bentuk kerja nyata.
2. Sebagai wadah atau sarana peribadatan bagi warga Muhammadiyah.

C. Dasar dan Pedoman Mengelola Amal Usaha Muhammadiyah


Berikut dasar dan pedoman mengelola amal usaha muhammadiyah:
1. Amal Usaha Muhammadiyah adalah salah satu usaha dari usaha-usaha dan
media dakwah Persyarikatan untuk mencapai maksud dan tujuan
Persyarikatan, yaitu menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam
sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Oleh karena
itu semua bentuk kegiatan amal usaha Muhammadiyah harus mengarah
kepada terlaksananya maksud dan tujuan itu dan seluruh pimpinan serta
pengelola amal usaha berkewajiban utnuk melaksanakan misi utama
Muhammadiyah dengan sebaik-baiknya sebagai misi dakwah.
2. Amal Usaha Muhammadiyah adalah milik persyarikatan dan Persyarikatan
bertindak sebagai bada hukum/yayasan dari seluruh amal usaha sehingga
semua bentuk kepemilikan Persyarikatan hendaknya dapat diinvetarisasi
dengan baik serta dilindungi dengan bukti kepemilikan sah menurut hukum
yang berlaku. Oleh karena itu, setiap pimpinan dan pengelola amal usaha

10
di berbagai bidang dan tingkatan berkewajiban menjadikan amal usaha dan
pengelolaanya secara keseluruhan sebagai amanat umat yang harus
ditunaikan dan dipertanggungjawabkan dengan sebaik-baiknya.
3. Pimpinan amal usaha Muhammadiyah diangkat dan diberhentikan oleh
pimpinan persyarikatan dalam kurun waktu tertentu. Dengan demikian
pimpinan amal usaha dalam mengelola amal usahanya harus tunduk
kepada kebijaksanaan Persyarikatan dan tidak menjadikan amal usaha itu
terkesan sebagai milik pribadi atau keluarga yang akan menjadi fitnah
dalam kehidupan dan bertentangan dengan amanat.
4. Pimpinan amal usaha Muhammadiyah adalah anggota Muhammadiyah
yang mempunyai keahlian tertentu di bidang amal usaha tersebut. Oleh
karena itu status keanggotaan dan komitmen pada misi Muhammadiyah
menjadi sangat penting bagi pimpinan tersebut agar yang bersangkutan
memahami secara tepat tentang fungsi amal usaha tersebut bagi
Persyarikatan dan bukan semata-mata sebagai pencari nafkah yang tidak
peduli dengan tugas-tugas dan kepentingan Persyarikatan.
5. Pimpinan amal usaha Muhammadiyah harus dapat memahami peran dan
tugas dirinya dalam mengemban amanat Persyarikatan. Dengan semangat
amanat tersebut maka pimpinan akan selalu menjaga kepercayaan yang
telah diberikan oleh Persyarikatan dengan melaksanakan fungsi
manajemen perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan yang sebaik-
baiknya dan sejujur-jujurnya.
6. Pimpinan amal usaha Muhammadiyah senantiasa berusaha meningkatkan
dan mengembangkan amal usaha yang menjadi tanggung jawabnya dengan
penuh kesungguhan. Pengembangan ini menjadi sangat penting agar amal
usaha senantiasa dapat berlomba-lomba dalam kebaikan (fastabiqul
khairat) guna memenuhi tuntutan masyarakat dan zaman.
7. Sebagai amal usaha yang bisa menghasilkan keuntungan, maka pimpinan
amal usaha Muhammadiyah berhak mendapatkan nafkah dalam ukuran
kewajaran (sesuai ketentuan yang berlaku) yang disertai dengan sikap
amanah dan tanggungjawab akan kewajibannya. Untuk itu setiap pimpinan

11
Persyarikatan hendaknya membuat tata aturan yang jelas dan tegas
mengenai gaji tersebut dengan dasar kemampuan dan keadilan.
8. Pimpinan amal usaha Muhammadiyah berkewajiban melaporkan
pengelolaan amal usaha yang menjadi tanggung jawabnya, khususnya
dalam hal keuangan, kekayaan kepada pimpinan Persyarikatan secara
bertanggung jawab dan bersedia untuk diaudit serta mendapatkan
pengawasan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
9. Pimpinan amal usaha Muhammadiyah harus bisa menciptakan suasana
kehidupan Islami dalam amal usaha yang menjadi tanggung jawabnya dan
menjadikan amal usaha yang dipimpinnya sebagai salah satu alat dakwah
maka tentu saja usaha ini menjadi sangat perlu agar juga menjadi contoh
dalam kehidupan bermayasrakat.
10. Karyawan amal usaha Muhammadiyah adalah warga (anggota)
Muhammadiyah yang dipekerjakan sesuai dengan keahlian atau
kemampuannya. Sebagai warga Muhammadiyah diharapkan karyawan
mempunyai rasa memiliki dan kesetiaan untuk memelihara serta
mengembangkan amal usaha tersebut sebagai bentuk pengabdian kepada
Allah dan berbuat kebajikan kepada sesama. Sebagai karyawan dari amal
usaha Muhammadiyah tentu tidak boleh terlantar dan bahkan berhak
memperoleh kesejahteraan dan memperoleh hak-hak lain yang layak tanpa
terjebak pada rasa ketidakpuasan, kehilangan rasa syukur, melalaikan
kewajiban dan bersikap berlebihan.
11. Seluruh pimpinan dan karyawan atau pengelola amal usaha
Muhammadiyah berkewajiban dan menjadi tuntutan untuk menunjukkan
keteladan diri, melayani sesama, menghormati hak-hak sesama, dan
memiliki kepeduliaan sosial yang tinggi sebagai cerminan dari sikap ihsan,
iklhas, dan ibadah.
12. Seluruh pimpinan, karyawaan, dan pengelola amal usaha Muhammadiyah
hendaknya memperbanyak silaturrahim dan membangun hubungan-
hubungan sosial yang harmonis (persaudaraan dan kasih sayang) tanpa

12
mengurangi ketegasan dan tegaknya sistem dalam penyelenggaraan amal
usaha masing-masing.
13. Seluruh pimpinan, karyawan, dan pengelola amal usaha Muhammadiyah
selain melakukan aktivitas pekerjaan yang rutin dan menajdikan
kewajibannya juga dibiasakan melakukan kegiatan-kegiatan yang
memperteguh dan meningkatkan taqarrub kepada Alllah dan memperkaya
ruhani serta kemuliaan akhlak melalui pengajian, tadarrus serta kajian al-
Qur’an dan as-sunnah, dan bentuk-bentuk ibadah dan mu’amalah lainnya
yang tertanam kuat dan menyatu seluruh kegiatan amal usaha
Muhammadiyah.

D. Hasil Muktamar Muhammadiyah di Solo, 18-19 Sepember 2022


Muktamar Muhammadiyah Ke-48 di Solo berhasil digelar, selama 5
hari yakni dari tanggal 17 hingga 21 November 2022. Pembukaan Muktamar
yang bertempat di stadion Manahan Solo dibuka oleh Presiden Republik
Indonesia bapak Joko Widodo, Pusat Persidangan dilaksanakan di Edutorium
Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) untuk Muktamar
Muhammadiyah. Sementara untuk Aisyiyah digelar di GOR UMS yang sudah
direhab. Kemudian Museum De’ Tjolomadoe sebagai tempat bazar dan pusat
para penggembira muktamar. Penutupan Muktamar Muhammadiyah ke-48 dan
‘Aisyiyah dilaksanakan malam Ahad (20/11) di Edutorium Universitas
Muhammadiyah Surakarta (UMS) yang dihadiri sejumlah tokoh bangsa di
antaranya Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Wakil Presiden
Republik Indonesia (RI) Ma’ruf Amin.
Melalui berbagai rangkaian acara Muktamar Muhammadiyah
‘Aisyiyah ke-48 maka ditetapkanlah Haedar Nashir dan Abdul Mu’ti sebagai
Ketua Umum dan Sekretaris Umum PP Muhammadiyah periode 2022-2027.
Kemudian Salmah Orbayinah dan Tri Hastuti Nur Rochimah sebagai Ketua
Umum dan Sekretaris Umum Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah Periode 2022-2027.
Ditutup oleh wakil Presiden Republik Indonesia Ma'ruf Amin pada
Minggu (20/11) Muktamar Muhammadiyah ‘Aisyiyah ke-48 menghasilkan

13
lima poin penting. Adapun lima poin penting hasil Muktamar Muhammadiyah
'Aisyiyah ke-48 yaitu:
1. Pimpinan Pusat Muhammadiyah periode 2022 – 2027.
2. Menerima Laporan Pimpinan Pusat Muhammadiyah periode 2015–2022
dengan beberapa catatan.
3. Mengesahkan Rancangan Program Muhammadiyah Periode 2022–2027
menjadi Program Muhammadiyah Periode 2022–2027
4. Risalah Islam Berkemajuan.
5. Isu-isu Strategis Keumatan, Kebangsan, dan Kemanusiaan Global
Lima poin keputusan tersebut menjadi pegangan dan acuan
kepemimpinan dan gerakan organisasi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah untuk
lima tahun ke depan. “Muhammadiyah dihadapkan pada tantangan masa depan
yang kompleks sehingga warga persyarikatan diminta untuk meluaskan
horizon di ranah lokal, nasional dan global” ungkap Haedar Nashir Ketua
Umum PP Muhammadiyah periode 2022-2027.

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Muhammadiyah dalam mengelola amal usahanya didasarkan pada
mencari ridlo Allah semata demi kemaslahatan masyarakat, bergemanya
syri'ah islam. Amal usaha muhammadiyah sangat banyak diantaranya dalam
bidang keagamaan, pendidikan, kemasyarakaat, maupun politik kenegaraan.
Muhammadiyah mempunyai semboyan dalam gerakannya: “Sepi Ing Pamrih
rame ing gawe atau Sedikit Bicara Banyak Bekerja”
Berikut fungsi amal usaha muhammadiyah:
1. Untuk membimbing masyarakat ke arah perbaikan kehidupan sesuai
dengan tuntunan Islam dalam bentuk kerja nyata.
2. Sebagai wadah atau sarana peribadatan bagi warga Muhammadiyah.

B. Saran
Sebagai makhluk yang beragama khususnya bagi kita yang
beragamaIslam sudah sepantasnyalah kita lebih mengenal dan memahami
tentang Organiisasi Muhammadiyah, karena Organisasi Muhammadiyah
menagajarkan Islam yang murni dan memurnikan segala bentuk penyimpangan
agama, selain itu ada beberapa amal usaha dan organisasi otonom
Muhammadiyah yang patut kita ketahaui pula.

15
DAFTAR PUSTAKA

Hamid, Suandi. 2005. Profesionalisme dan Akuntanbilitas Amal Usaha


Muhammadiyah.
Buku Pendidikan Kemuhammadiyahan Kelas X
http://www.belajarnya.com/2016/06/macam-macam-amal-usaha-
muhammadiyah.html

16

Anda mungkin juga menyukai