PEMBARUAN ISLAM
D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
Al Fajar Siddiq Santoso
Muhammad Sultan Virzi NST
2
Kata pengantar
3
Daftar Isi
Kata pengantar ............................................................................................. 1
Bab 1 ............................................................................................................ 3
pendahuluan ............................................................................................................. 3
Bab 2 ........................................................................................................... 4
Pembahasan .....................................................................................................................
21
4
Syaikh Muhammad Taqiyuddin bin Ibrahim bin Musthafa................................................. 14
Bab 3 .......................................................................................................... 21
Penutup .................................................................................................................... 21
Sesimpulan ...................................................................................................................... 21
Saran ................................................................................................................................ 21
Sumber ........................................................................................................................... 21
5
Bab 1
Pendahuluan
A. LATAR BELAKANG
Islam adalah agama yang memberi kebebasan kepada umatnya untuk mengekpresikan diri
asalkan sesuai dengan kaidah ajaran islam dan sejalan dengan tujuan penciptanya,yakni untuk
beribadah kepada Allah SWT.perjalanan sejarah umat islam telah membuktikan bahwa di setiap
masa ada umat yang menjadi pemberi motivasi atau pembaru bagi masyarakat.
Maka pemikiran para ulama yang muncul pada abad modern ini bukanlah doktrin mutlak
seperti layaknya ayat-ayat dalam kiitab suci.akan tetapi,pemikiran-pemikrian tersebut hanya
sebatas gagasan relatif yang masih “menerima perubahan dan pengurangan.”
6
Bab 2
Pembahasan
A. Tokoh-tokoh pembaruan islam
1. Muḥammad bin ʿAbdul Wahhāb at-Tamīmī
Syeikh Muhammad sudah menampakkan kecerdasannya. Beliau tidak suka membuang masa
dengan sia-sia. Berkat bimbingan keluarganya dan kecerdasan otak serta kerajinannya, Syeikh
Muhammad berjaya menghafal Al-Qur’an sebelum berusia 10 tahun. Beliau diserahkan kepada para
ulama setempat untuk mendalami Islam sebelum berkelana untuk belajar ke luar daerah.
3.Rasyid Ridha
7
desa di Lebanon yang letaknya tidak jauh dari kota Tripoli (Suria). Menurut
keterangan, ia berasal dari keturunan al-Husain, cucu Rasulullah.
4. Muhammad Iqbal
8
5. Sayyid ahmad khan
6.muhammad abduh
9
7.Rifa`ah baidawi rafi`at at-tahtwi
Anak dari Badwi bin Ali ini adalah intelektual modern pertama dari Timur
Tengah yang mendialogkan pemikiran Barat dan Timur. Selain mengkritik
sekulerisme Barat, Rif'at juga menyerukan Islamisasi dalam berbagai bidang,
termasuk hukum.
8. Jamaludin al-Afghani
10
9. Sultan Mahmud II
11
11. Syah Waliyullah
12
pasangan K.H. Asy'ari dengan Ny. H. Halimah, dilahirkan di Desa Tambakrejo, Jombang, Jawa
Timur, dan memiliki salah satu anak bernama K.H. A Wahid Hasyim yang juga merupakan
pahlawan nasional perumus Piagam Jakarta, serta cucunya yakni K.H. Abdurrahman Wahid,
merupakan Presiden RI ke-4.
Ali Pasha Mubarak ( Arab : على مبارك , lahir 1823 atau 1824- meninggal pada 14
November 1893) adalah seorang menteri pekerjaan umum dan pendidikan Mesir pada
paruh kedua abad ke-19. Dia sering dianggap sebagai salah satu reformis Mesir abad ke-19
yang paling berpengaruh dan berbakat. [1] Ali Mubarak dikenal karena kontribusinya dalam
rekonstruksi lanskap Kairo dan untuk mendirikan sistem pendidikan modern Mesir.
Karyanya yang paling terkenal berjudul al-Khitat al-Tawfiqiyya al-Jadida ( Bahasa
Arab : الخطط التوفيقية الجديدة ; Rencana Baru Tawfiq , mengacu pada penguasa Mesir saat itu),
yang memberikan deskripsi jalan-demi-jalan yang mendetail tentang Mesir. kota besar dan
desa.
Dia juga berkontribusi pada dimulainya Perpustakaan dan Arsip Nasional Mesir sekitar tahun
1870 yang merupakan salah satu perpustakaan pemerintah terbesar dan tertua.
13
Taha Hussein lahir di Izbet el Kilo, sebuah desa di Kegubernuran Minya di tengah Mesir Hulu.
Ia masuk ke kuttab, dan setelah itu masuk Universitas El Azhar, dimana ia belajar Agama
dan Sastra Arab. Hussein adalah anak ketujuh dari tiga belas bersaudara, yang lahir dalam
sebuah keluarga kelas menengah kebawah.
16. Syaikh Muhammad Taqiyuddin bin Ibrahim bin Musthafa bin Isma'il bin
Yusuf an-Nabhani
14
1. Nizhamul Islam.
2. At Takattul Al Hizbi.
3. Mahafim Hizbut Tahrir
4. An Nizhamul Iqthishadi fil Islam.
5. An Nizhamul Ijtima'i fil Islam.
6. Nizhamul Hukm fil Islam.
7. Ad Dustur.
8. Muqaddimah Dustur.
9. Ad Daulatul Islamiyah.
10. Asy Syakhshiyah Al Islamiyah (3 jilid).
15
berjudul Keadilan Sosial dan Ma'alim fi-l-Tariq . Karya magnum opus, Fi Zilal al-
Qur'an (Dalam bayangan Al-Qur'an), adalah 30 jilid komentar terhadap Al-Qur'an.
Sebagian besar hidupnya, lingkaran dekat Qutb diisi oleh para politikus berpengaruh,
kaum intelektual, penyair dan figur sastrawan, baik yang seumuran maupun generasi
setelahnya. Di pertengahan 1940an, banyak tulisannya yang menjadi acuan resmi
di sekolah, kampus dan universitas.[1]
Syekh Prof. Dr. Yusuf al-Qaradawi ((bahasa
Arab: يوسف القرضاوي, translit. Yūsuf al-Qaraḍāwī;
atau Yusuf al-Qardawi; 9 September 1926 – 26
September 2022)[1] adalah seorang ulama Islam Mesir
yang tinggal di Doha, Qatar, dan ketua Persatuan
Ulama Muslim Internasional.[2] Ia mendapat pengaruh
termasuk dari Ibnu Taimiyah, Ibnu Qayyim,[3] Sayyid
Rasyid Ridha,[4][5] Hassan al-Banna, Abul Hasan Ali
Hasani Nadwi,[6] Abul A'la Maududi dan Naeem
Siddiqui. Ia terkenal karena programnya الشريعة الحياة, asy-Syarīʿah wa al-
[7]
16
mengajukan empat belas poin rencana reformasi konstitusi untuk melindungi hak politik
Muslim. Namun, pada 1920, Jinnah mengundurkan diri dari Kongres Nasional India
setelah partai tersebut memutuskan untuk melancarkan
kampanye satyagraha (perlawanan tanpa menggunakan kekerasan), karena
menurutnya hal tersebut sama dengan anarkisme politik.
Pada 1940, Jinnah telah memegang keyakinan yang teguh bahwa umat Muslim di
anak benua India harus memiliki negara mereka sendiri. Pada tahun yang sama, Liga
Muslim yang dipimpin oleh Jinnah mengeluarkan Resolusi Lahore yang menuntut
pendirian sebuah negara terpisah. Pada masa Perang Dunia II, Liga Muslim menguat
sementara para pemimpin Kongres Nasional India dijebloskan ke penjara. Dalam pemilu
yang digelar tak lama seusai perang, Liga Muslim memenangkan sebagian besar kursi
yang dikhususkan untuk orang Muslim. Pada akhirnya, Kongres Nasional India dan Liga
Muslim tidak bisa mencapai kesepakatan untuk berbagi kekuasaan di dalam satu
negara, sehingga semua pihak menyetujui pendirian dua negara yang terpisah,
yaitu India untuk orang Hindu dan Pakistan untuk orang Muslim.[5]
Resolusi Jihad
Resolusi Jihad adalah suatu hasil dari perenungan dan penghayatan nilai-nilai
Islam kebangsaan. Tak lama setelah merdeka, Indonesia kembali mendapat teror
Belanda yang ingin kembali masuk menguasai Indonesia dari tangan Jepang. Presiden
Soekarno mengutus Bung Tomo untuk menghadap KH Hasyim Asy’ari untuk meminta
nasehat dan pendapat bagaimana kiranya hukumnya umat Islam menghadapi ancaman
tersebut.
17
22. Kyai Haji Ahmad Dahlan
18
24. Mustafa Lutfi el-Manfaluti
Majdolin (bahasa Arab: )ماجدولين
Al-Abarat (bahasa Arab: )العبرات,
Ash-Sha'er (bahasa Arab: w)الشاعر,
Fee Sabeel Et-taj (bahasa Arab: )في سبيل ال ّتاج,
Al-Fadeela (bahasa Arab: )الفضيلة.
Berdasarkan pidato kenegaraan itu dapat diketahui bahwa persatuan antara Hindu
dan Islam bukan hanya merupakan kebutuhan praktis, tetapi juga merupakan masalah
prinsip. Presiden Kongres tidak akan berkompromi dengan masalah itu, meskipun harus
membayar dengan kemerdekaan sebuah negara. Insani wahdat (persatuan seluruh
manusia) jauh lebih penting baginya daripada kemerdekaan bangsa India yang tidak
dapat diabaikan. Azad di sinilah sangat memperhatikan wahdat-e-adyan bukan hanya
19
untuk kepentingan kontekstual, yakni sebagai sebuah prinsip yang secara inheren
melekat di dalam teologi, tetapi karena Al-Qur’an juga mengajarkannya. Ketika para ahli
tafsir mendiskusikannya, dia membuatnya sebagai sebuah prinsip mendasar dalam
teologi Islam.
20
Bab 3
Penutup
A.Kesimpulan
Menulis terutama fiksi memerlukan ketekunan dan kedisiplinan.
Meskipun banyak yang mengungkapkan bahwa menulis merupakan
kegiatan yang bergantung pada ide dan kelancaran penulis dalam
melahirkan ide. Tetapi menulis perlu dilakukan secara disiplin. Tanpa
kedisiplinan, penulis tidak akan menghasilkan karya.
B. Saran
Jika teman teman/ guru punya saran bisa katakan pada kami terima
kasih.
C. Sumber
Google.com & wikipedia.com
21