Dosen pengampu :
Disusun oleh :
Kelas 1 HKI
2023
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kepada Allah swt yang telah memberikan nikmat
dan hidayah Nya terutama nikmat kesehatan sehingga memberikan kesempatan
kepada kami untuk memulai menulis dan menyelesaikan makalah ini
Solawat serta salam kami haturkan kepada nabi besar kita yakni Nabi
Muhammad saw yang telah menyampaikan wahyu berupa pedoman hidup bagi
seluruh umat manusia.
Makalah ini merupakan salah satu tugas dari mata kuliah Ilmu kalam di
program studi hukum keluarga islam sekolah tinggi agama islam al-azhary cianjur
Penulis menyadari betul bahwa dalam penulisan makalah ini jauh dari kata
sempurna.Maka dari itu,kami menerima saran dan kritik yang bersifat
membangun dari para pembaca demi membangun makalah ini.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..........................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................2
C. Tujuan Pembahasan..................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan..............................................................................................9
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
ide-ide mereka seputar pendidikan. Memasuki masa modern, beberapa nama
seperti Muhammad Abduh, Muhammad Athiyah al-Abrazy, dan Fazlur Rahman,
di harapkan mampu memberikan "pencerahan" dalam pemikiran pendidikan islam
saat ini.
B. Rumusan Masalah
1. Masih minum pengetahuan tentang kalam modern di zaman sekarang ini.
C. Tujuan Pembahasan
1. Mengetahui tokoh-tokoh pemikiran Islam modern.
2. Mengetahui pemikiran kalam modern dari para tokoh.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
murni Al-Quran dan Sunnah Nabi Muhammad SAW, tanpa terikat pada tafsir para
pendahulu yang shaleh (Salaf ash-Shalih). Ia menerbitkan surat kabar terkenal Al-
Manar dan dikenal dengan karyanya “Tafsir al-Manar”. Ide-ide Ridha berpusat
pada pemurnian ajaran Islam dari takhayul dan inovasi, peningkatan pendidikan,
dan pembelaan umat Islam terhadap permainan politik negara-negara Barat.. Ia
juga menganjurkan penafsiran reformis terhadap konsep kekhalifahan. Karya-
karya Ridha antara lain “Al-Manar” dan “Tarikh Al-Ustadz Al-Imama Asy-
Syaikh ‘Ridha”. Pemikirannya tentang kemurnian iman, akal, dan wahyu
didokumentasikan dalam tulisannya.
4
non islam yang kemudian masuk Islam dengan tetap membawa adat
istiadat dan membawa adat istiadat dan paham-paham animistis.
c) Pintu Ijtihad Tidak Tertutup
Muhammad Abduh pada mulanya bermazhab Maliki, tetapi di al-
Azhar ia mempelajari Madzhab Hanafi. Ia menghargai semua
madzhab, tetapi ia tidak mau terikat pada salah satu daripadanya.
Madzhab menurut pendapatnya adalah jalan yang di tempuh ulama
masa lalu dalam memahami Al-Qur'an dan Hadis.
Dalam sejarah pemikiran Islam, ijtihad telah banyak digunakan.
Ijtihad dalam arti berusaha keras untuk mencapai atau memperoleh
sesuatu. Dalam istilah fikih, ijtihad berarti berusaha keras untuk
mengetahui hukum sesuatu melalui dalil-dalil agama. Dr. Muhammad
al Ruwaihi juga menjelaskan bahwa di masa-masa akhir ini timbul
berbagai pendapat tentang Islam, baik di Barat, Timur maupun Pada
orang Arab serta orang Islam itu sendiri. "pendapat-pendapat orang itu
merupakan ijtihad, baik secara perseorangan maupun secara
kolektif,yang akan memperoleh pahala sesuai dengan benar atau
salahnya ijtihad itu". Ijtihad yang dimaksud Muhammad Abduh
kelihatannya bukan sekedar fikih, tetapi dalam aspek-aspek lainnya
sebagaimana ungkapan diatas.
d) Pendidikan
Ide pembaharuan lainnya dalam bidang pendidikan ialah merombak
sistem dualisme pendidikan. Menurutnya disekolah-sekolah umum
harus diajarkan agama, sedangkan disekolah-sekolah agama harus
diajarkan ilmu pengetahuan modern.
e) Politik
Dalam bidang politik, Muhammad Abduh berpendapat bahwa
kekuasaan negara harus dibatasi oleh konstitusi. Pemerintah wajib
bersikap adil terhadap rakyat. Sebaliknya terhadap pemerintah yang
adil rakyat harus patuh dan setia. Muhammad Abduh menghendaki
kehidupan politik yang demokratis yang didasarkan atas musyawarah.
5
Karena menurutnya kepala negara adalah manusia biasa yang
mempunyai nafsu, ia dapat berbuat salah. Untuk meluruskan kesalahan
itu diperlukan kesadaran dan keberanianrakyat yang berfungsi sebagai
alat control, ide ini menggambarkan bahwa Muhammad Abduh ingin
menanamkan nilai-nilai demokratis di Mesir khususnya. Sikap
demokratis akan melahirkan kebebasan berpikir dan bertindak yang
pada perkembangan selanjutnya akan menumbuhkan sikap dinamisdan
akan membuahkan kemajuan.
6
tidak ada agama yang mengagungkan akal seperti Islam, tetapi dengan
menggambarkan bahwa akal dapat mengetahui baik dan buruk.
Sedangkan wahyu hanya membuat nilai yang dihasilkan pikiran
manusia bersifat absolute-universal, berarti meremehkan ayat-ayat al-
Qur'an seperti:
تعلمون ال وانتم يعلم وهللا
“Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui"(Q.S.Al-
Baqarah:232).
Rasyid kemudian menegaskan pada saat ini, di Barat sudah dirasakan
bahwa akal tidak mampu mengetahui baik dan buruk. Buktinya adalah
kemunculan eksistensialisme sebagai reaksi terhadap aliran
rasionalisme. Rasyidi mengakui bahwa soal-soal yang pernah
diperbincangkan pada dua belas abad yang lalu, masih ada yang
relevan untuk masa sekarang, tetapi ada pula yang sudah tidak relevan.
Pada waktu sekarang, demikian Rasyidi menguraikan, yang masih
dirasakanlah oleh umat Islam
c) Hakikat Iman
Bagian ini merupakan kritikan Rasyidi terhadap deskripsi iman yang
diberikan Nurcholis Madjid, yakni "percaya dan menaruh kepercayaan
kepada Tuhan. Dan sikap apresiatif kepada Tuhan merupakan inti
pengalaman keagamaan seseorang. Sikap ini disebut takwa. Takwa
diperkuat dengan kontak yang kontinu dengan Tuhan. Apresiasi
ketuhanan menumbuhkan kesadaran ketuhanan yang menyeluruh,
sehingga menumbuhkan keadaan bersatunya hamba dengan Tuhan.
"Menanggapi pernyataan di atas Rasyidi mengatakan bahwa iman
bukan sekedar menuju bersatunya manusia dengan Tuhan. tetapi dapat
dilihat dalam dimensi konsekuensial atau hubungan dengan manusia
dengan manusia, yakni hidup dalam masyarakat. Bersatunya seseorang
dengan Tuhan tidak merupakan aspek yang mudah dicapai, mungkin
hanya seseorang saja dari sejuta orang.
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Rasyid Ridha adalah kemunculan teologi dan ilmu kalam Harun Nasution,
yang berpendapat bahwa ilmu kalam adalah teologi Islam dan teologi adalah ilmu
kalam Kristen. Rasyidi menelurusi sejarah kemunculan teologi, tema-tema ilmu
kalam, dan kemunculan eksistensialisme. Rasyidi mengurangi bahwa akal tidak
mampu mengetahui baik dan buruk, dan kemunculan eksistensialisme sebagai
reaksi terhadap aliran rasionalisme.