Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Akidah Ilmu Kalam
Dosen pengampu :
Disusun Oleh :
2021
KATA PENGANTAR
الصالة والسالم، إياه نعبد وإياك نستعين على امور الدنيا والدين،الحمد هلل رب العالمين
على سيدنا دمحم وعلى اله وصحبه والتابعين وتابعي التابعين ومن تبعهم بإحسان
Segala Puji bagi Allah, Tuhan semesta alam, yang telah memberikan banyak
rahmat dan karunia-NYA, berupa kesehatan, kesempatan dan kemudahan sehingga
makalah kami yang berjudul “Pemikiran Kalam Ulama Modern: Murthada
Mutahhari, H. Agus Salim, KH. Ahmad Dahlan, KH. Hayim Asy’ari, Buya Hamka,
dan Hasan Hanafi” dapat terselesaikan dengan baik walau masih terdapat banyak
kekurangan.
Sholawat serta salam tidak lupa senantiasa kami curahkan untuk Rasullah SAW,
para sahabat dan pengikutnya hingga hari akhir. Makalah ini saya susun dengan
bantuan berbagai pihak. Untuk itu saya menyampaikan banyak terima kasih kepada
Prof. Dr. Yunan Yusuf dan Bapak M. Yudi Ali Akbar, M.Si. selaku dosen pembimbing
dan asisten dosen mata kuliah Akidah Ilmu Kalam.
Melalui kata pengantar ini, kami memohon maaf apabila dalam makalah ini
terdapat kesalahan dalam penulisan maupun bacaan yang kurang berkenan di hati para
pembaca. Tak lupa, ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya saya haturkan atas
apresiasi maupun kritik para pembaca sekalian. Semoga Allah memberkahi setiap
langkah kita, dan makalah ini dapat memberi manfaat bagi segenap insan para
pembaca.
Penyusun
I
DAFTAR ISI
II
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sering dengan perkembangan zaman ketika umat Islam dalam kondisi yang oleh
Sayyid Qutub dapat digambarkan sebagai suatu masyarakat yang beku, kaku,
menutup rapat-rapat pintu ijtihad, mengabaikan peranan akal dalam memahami
syari‟at Allah atau mengistimbatkan hukum-hukum, karena mereka merasa telah
cukup dengan hasil karya para pendahulunya yang juga hidup dalam masa kebekuan
akal (jumud) serta yang berdasarkan khurafat-khurafat. Dengan kondisi tersebut
maka lahirlah para pembaharu-pembaharu Islam.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Pembahasan
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Murthada Mutahhari
Ayahnya bernama Hujjatul islam Muhammad Husein Muttahari, lahir di Khurasan, 2
Februari 1919. Gurunya bernama Boroujerdi, Khomeini, dan Allamah Tababai.
Haji Agus Salim seorang Tokoh pahlawan Nasional Indonesia berpendapat bahwa:
hasil dari usaha itu masih bergantung kepada untung dan nasib; sedangkan untung dan
nasib bergantung kepada satu kekuasaan yang menguasai Alam (Qadar). Dalam
pandangannya, manusia yang beriman adalah manusia yang memegang ajaran tawakal
dengan kukuh.
5
keluarga K.H. Abu Bakar. K.H. Abu Bakar adalah seorang ulama dan khatib terkemuka
di Masjid Besar Kasultanan Yogjakarta pada masa itu.
Gagasan dasar Dahlan terletak pada kesejajaran kebenaran tafsir Al Quran, akal suci,
temuan iptek, dan pengalaman universal kemanusiaan
Lahir di Jombang, 14 Februari 1871, Wafat: 25 Juli 1947. Beliau adalah Pendiri NU
(Nadhlatul Ulama). "Berpegang teguh pada salah satu Mazhab imam yang empat, Imam
Muhammad bin Idris
K.H.Hasyim Asy‟ari yang bernama lengkap Muhammad Hasyim Asy‟ari ibn „Abd
al-Wahid ibn Abd al-Halim; seorang Ulama, Pendiri Organisasi NU (Nahdatul Ulama)
yang dikenal sebagai tokoh yang sangat besar didunia pesantren berpendapat bahwa: ada
tiga tingkat ketauhidan atau Keesaan Allah yang harus dipahami oleh seorang Muslim:
pertama adalah tingkat pujian terhadap Keesaan Tuhan. Kedua adalah pengetahuan dan
pengertian mengenai Keesaan Tuhan. Dan ketiga adalah kesadaran dari dzawq tentang
Hakim Agung (Al-Haq). Beliau pun berpendapat bahwa: percaya kepada Keesaan Tuhan
membutuhkan Iman.
6
E. BUYA HAMKA
Buya Hamka memiliki nama lengkap Haji Abdul Malik bin Haji Abdul Karim
Amrullah lahir pada 13 Muharram 1362 atau 16 Februari 1908 Masehi. Anak dari Syekh
Abdul Karim Amrullah atau seorang ulama yang terkenal di masanya seorang tokoh
Ulama dan Sastrawan Indonesia berpendapat bahwa: manusia memiliki kebebasan
berbuat dan berkehendak. Beliaupun meyakini adanya sunatullah ciptaan-Nya yang tidak
berubah-ubah. Beliaupun berpendapat bahwa konsep Iman bukanlah hanya Tasdiq tetapi
ma‟rifah juga amal. Menurutnya, fungsi wahyu adalah untuk mengetahui kewajiban-
kewajiban manusia, turunnya wahyu pun antara lain untuk menunjukkan bahwa Tuhan
benar-benar bersifat adil.
HAMKA berpendapat bahwa kekuasaan dan kehendak mutlak Tuhan dibatasi oleh
kebebasan memilih (ikhtiyar) berdasarkan pertimbangan akal, yang dib erikan oleh
Tuhan kepada manusia. HAMKA memiliki kecenderungan sangat kuat dalam menganut.
F. HASSAN HANAFI
Lahir pada 14 Februari 1935 di Kairo Mesir dari keluarga yang sangat taat. Hassan
Hanafi seorang Ulama Kairo Mesir memiliki pemikiran bertolak dari penjelajahan iman
dan intelektualnya dalam menghidupkan kembali semangat Ilmu Kalam dari iman ke
nalar hingga menuju aksi. Beliau menegaskan bahwa bila para mutakallimun masa
lampau dalam membela tauhid dalam meninggikan kalimah Allah mereka telah
memperoleh kemenangan karena pemikiran dan syariat. Sedangkan tugas kita dewasa ini
ialah menyerukan jihad kepada umat untuk membebaskan negeri-negeri muslim,
mengembalikkan Bumi-bumi kita yang dirampas dan mengembalikan tauhid mereka ke
Bumi.
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah diuraikan dalam makalah ini, maka dapat disimpulkan
sebagai berikut;
B. Saran
8
DAFTAR PUSTAKA
9
1