Anda di halaman 1dari 68

HIERARKI PENGARUH DALAM PEMBERITAAN PILPRES 2024 DI

METROTV

Dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Sosiologi Komunikasi Massa

Dosen Pengampu: Dr. Gun Gun Heryanto, M. Si.

Disusun Oleh:

Kelompok 3 – KPI

5B

1. Ade Irmayanti 11200510000034


2. Rahma Khairunnisa 11200510000043
3. Latifathul Jannah 11200510000054
4. Mutyara Nan Shalih 11200510000066
5. Diva Anzania Vallary 11200510000086
6. Khalilah Andriani 11200510000102
7. Damayanti Dinda 11210510000193

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2022
KATA PENGANTAR
‫ۡ س ِم ٱ َّهللِ ٱل هر ۡح َٰ´ م ِ ن ٱل هر‬
‫ِحي ِم‬

Puji serta syukur kehadirat Allah SWT. atas segala melimpahankan rahmat,
anugerah, petunjuk, dan hidayah-Nya sehingga Kami dapat menyelesaikan tugas
makalah mengenai “Hierarki Pengaruh dalam Pemberitaan Pilpres 2024 di
Metro TV” ini. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah limpahkan kepada Nabi
besar Muhammad SAW yang dengan kesabarannya membawa kita dari zaman
kegelapan ke zaman terang benderang yang penuh kedamaian di bawah naungan
Islam.

Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan
terlibat dalam penyusunan makalah ini, juga kepada Bpk Dr. Gun Gun Heryanto, M.
Si. selaku Dosen pengampu mata kuliah Sosiologi Komunikasi Massa, yang telah
memberikan amanat untuk menyelesaikan makalah ini, sekaligus memberi begitu
banyak materi yang menjadi sumber pengetahuan bagi Kami.

Makalah ini kami buat dengan sebaik mungkin, semoga makalah ini dapat
dipahami dan dimengerti hingga akhirnya memberi manfaat, menambah wawasan,
dan dapat di implementasikan melalui aksi dan tindakan nyata dalam kehidupan.
Khususnya bagi penulis sendiri dan umumnya untuk para pembaca makalah ini.

Tangerang Selatan, 30 September 2022

Kelompok 3
DAFTAR ISI

Table of Contents
KATA PENGANTAR...................................................................................................2
DAFTAR ISI.................................................................................................................3
BAB I.............................................................................................................................5
PENDAHULUAN.........................................................................................................5
A. Latar Belakang.......................................................................................................5
B. Rumusan Masalah...............................................................................................6
C. Tujuan.................................................................................................................7
D. Metodologi Penelitian.........................................................................................7
BAB II.........................................................................................................................10
PEMBAHASAN..........................................................................................................10
1. Teori Hierarki Pengaruh...................................................................................10
a. Level Pengaruh Individu Pekerja Media......................................................11
b. Level Rutinitas Media...................................................................................13
c. Level Organisasi Media................................................................................14
d. Level Pengaruh Luar Organisasi Media.......................................................14
e. Level Pengaruh Ideologi...............................................................................16
2. Gambaran Umum Metro TV................................................................................18
a. Sejarah Singkat Perusahaan..........................................................................18
b. Logo Metro TV.............................................................................................19
c. Visi dan Misi Metro TV................................................................................21
d. Pembagian Program di Metro TV.................................................................22
e. Struktur Organisasi Program Director Metro TV.........................................22
3. Pemberitaan Pilpres..........................................................................................23
BAB III........................................................................................................................27
STUDI KASUS...........................................................................................................27
HIERARKI PENGARUH PEMBERITAAN PILPRES 2024 DI METRO TV......27
BAB IV........................................................................................................................32
ANALISIS KELOMPOK............................................................................................32
A. Analisis Hierarki Pengaruh dalam Pemberitaan Pilpres 2024 di Metro TV.....32
a. Level Pengaruh Individu...............................................................................32
b. Level Rutinitas Media...................................................................................35
c. Level Organisasi Media................................................................................37
d. Level Ekstra Media..........................................................................................40
e.Level Ideologi....................................................................................................42
BAB V.........................................................................................................................43
PENUTUP...................................................................................................................43
A. Kesimpulan.......................................................................................................43
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................46
Referensi......................................................................................................................46
LAMPIRAN................................................................................................................47
A. Transkip Wawancara........................................Error! Bookmark not defined.
B. Dokumentasi.....................................................Error! Bookmark not defined.
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pasca era reformasi bergulir, pers Indonesia mengalami perkembangan yang


pesat. Bersamaan dengan turunnya pemerintahan presiden Soeharto yang telah
berkuasa selama 32 tahun, pers Indonesia memasuki babak baru dengan
terbukanya pintu kebebasan pers. (Oetama, 2001) Kebebasan pers merupakan
jaminan atas hak-hak warga untuk memperoleh informasi sebagai dasar guna
membentuk sikap dan pendapat dalam konteks sosial dan estetis yang untuk itu
diperlukan media massa sebagai institusi kemasyarakatan. (Masduki, 2005 p. 7)

Dengan diberlakukannya kebebasan pers, pers Indonesia baik media massa


cetak maupun elektronik baru terus bermunculan. Setiap media berlomba-lomba
mempublikasikan berita yang sebelumnya dinilai berisiko karena dianggap
mengganggu stabilitas politik untuk disajikan ke masyarakat. Masyarakat seolah
haus akan berita-berita yang berani bersikap kritis terhadap kebijakan
pemerintah.

Media massa merupakan suatu institusi sosial, menurut Dennis McQuail


media massa memiliki kekuatan besar, yaitu: (Quail, 1996 p. 256) Pertama,
media massa dapat menarik perhatian dan memecahkan masalah, karena dengan
pemberitaan yang berkesinambungan, terarah, dan sistematis dapat memengaruhi
pilihan, sikap, dan opini masyarakat. Kedua, media massa dapat memberikan
legitimasi dan status pada seseorang, karena dengan pemanfaatan media yang
disalahgunakan dapat memanipulasi pandangan khalayak terhadap seseorang.
Ketiga, media massa itu merupakan saluran bagi proses persuasi dan mobilisasi,
karena media massa juga bisa membujuk pembaca dengan merangsang emosi,
perasaan serta pikiran mereka lewat berbagai pendapat dan komentar. Keempat,
media massa itu merupakan wahana yang dapat memberikan penghargaan dan
kepuasan kepada publik, karena media dapat menjadi jembatan peralihan antara
masyarakat untuk menyalurkan aspirasinya kepada pemerintah.

Dalam memproses sebuah pemberitaan, media tidak luput dipengaruhi oleh


faktor internal maupun eksternal yang disebut sebagai teori Hirarki Pengaruh
Media. Teori ini diperkenalkan oleh Pamela J. Shoemaker dan Stephen D.Reese.
Pandangan ini merupakan teori dalam kajian komunikasi massa yang
menjelaskan faktor-faktor yang dapat memengaruhi konten media. (Shoemaker,
1996 p. 60) Metro TV adalah salah satu media yang juga tidak luput dari teori
Hirarki Pengaruh Media, karena proses pemberitaan didalamnya melalui level-
level tersebut. Bagaimana faktor internal dan eksternal media dan seberapa besar
keberpihakan media yang dapat memengaruhi suatu pemberitaan di Metro TV.
Hal inilah yang menjadi menarik untuk diteliti.

Melalui penelitian ini, kami ingin mengetahui lebih dalam mengenai


bagaimana hierarki pengaruh pemberitaan pilpres 2024 yang disiarkan oleh
Metrotv. Dalam memberitakan sesuatu pastinya tidak luput dari kritik publik
terutama yang berkaitan dengan pemerintahan ini. Apalagi, dua tahun kedepan
Indonesia akan melaksanakan kontestasi demokrasi yakni pemilihan presiden
2024. Tentunya sekarang ini, banyak partai politik yang sedang berbenah untuk
mempersiapkan siapa bakal calon yang akan mereka ajukan sebagai capres dan
cawapres. Untuk itu masyarakat memanfaatkan media yang ada saat ini untuk
melihat bagaimana perbandingan bakal calon presiden 2024. Untuk itu, kami
akan memabahasnya secara lengkap dan mendalam pada makalah ini.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana hierarki pengaruh pemberitaan Pilpres 2024 di Metro TV?
2. Faktor hierarki pengaruh apakah yang paling dominan dalam pemberitaan
mengenai Pilpres 2024 di Metro TV?
C. Tujuan
Tujuan umum dalam penyusunan makalah ini adalah untuk menyelesaikan
tugas makalah Sosiologi Komunikasi Massa, dan sebagai sumber bacaan untuk
menambah wawasan. Adapun tujuan khusus dari makalah ini adalah untuk
menjelaskan dan memaparkan rumusan masalah sebagaimana yang tertera diatas,
yakni:

1. Untuk mengetahui dan memahami bagaimana hierarki pengaruh pemberitaan


pilpres 2024 di Metro TV.
2. Untuk mengetahui dan memahami faktor hierarki pengaruh apakah yang
paling dominan dalam pemberitaan mengenai Pilpres 2024 di Metro TV.

D. Metodologi Penelitian
1. Pendekatan Penelitian

Makalah ini menggunakan pendekatan kualitatif sesuai dengan


permasalahan yang diangkat. Tujuannya untuk menganalisa dan memahami
studi kasus yang masih belum diketahui. Kami juga ingin tahu lebih banyak
informasi mengenai permasalahan ini, melalui narasumber dalam
mengungkapkan definisi tersebut.

Pendekatan kualitatif ini, dapat mempelajari pengalaman dan tanggapan


individu maupun masyarakat dalam kehidupan sehari-hari mereka yang belum
diketahui sebelumnya. Oleh karena itu, kami mengumpulkan data melalui
wawancara mendalam dan memberi ruang kepada narasumber dalam
memberikan penjelasan mereka. Melalui pendekatan inilah, kami dapat
menganalisis persepsi, sehingga kami dapat menyimpulkan topik makalah ini.
2. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek dalam makalah ini adalah Bapak Adi Prayitno sebagai Dosen Ilmu
politik FISIP sekaligus Direktur Eksekutif Parameter Politik, Ibu Irena Pretika
Widayanti sebagai Eksekutif Produser Berita Metro TV, dan Kak Andika
Ramadhan selaku penonton tayangan Metro TV. Adapun, objek dalam
penelitiannya ialah mengenai Pengaruh Pemberitaan Pilpres 2024 di Metrotv.

3. Paradigma Penelitian
Paradigma yang digunakan dalam makalah ini adalah paradigma
konstruktivis. Paradigma Konstruktivis, yaitu paradigma yang memandang
realitas sosial bukanlah realitas natural, malainkan dari hasil kontruksi.
Rancangan konstruktivis melihat realitas pemberitaan media sebagai aktivitas
konstruksi sosial. Paradigma ini memandang ilmu sosial sebagai analisis
sistematis terhadap socially meaningful action melalui pengamatan langsung dan
terperinci terhadap pelaku sosial yang bersangkutan. (Hidayat, 2003)
Dengan demikian, paradigm ini ingin mengungkapkan makna yang
tersebunyi dibalik sebuat realitas. Paradigma konstruktivis ini digunakan untuk
melihat bagaimana realitas mengenai Pemberitan Pilpres 2024 di Metrotv.

4. Sumber Data
Data merupakan fakta empirik yang dikumpulkan oleh peneliti untuk
memecahkan masalah atau menjawab pertanyaan penelitian. Data penelitian
dapat berasal dari berbagai sumber yang dikumpulkan dengna menggunakan
berbagai teknik selama kegiatan penelitian berlangsung. (Sandu Siyoto, 2015 p.
96)
Berdasarkan sumbernya, data terbagi menjadi dua jenis, yaitu:
a. Data primer, yaitu data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti secara
langsung dari sumber datanya. Dengan menggunkan teknik, seperti:
observasi, wawancara, diskusi dan penyebaran kuisioner.
b. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh atau dikumpulkan dari berbagai
sumber yang telah ada, seperti: Biro Pusat Statistik (BPS), buku, laporan,
jurnal dan lain-lain. (Sandu Siyoto, 2015 p. 96)

Pada penelitian ini, kami mengumpulkan dan memperoleh data primer


yang berasal dari hasil wawancara langsung melalui Google Meet ataupun Zoom
Meeting bersama narasumber yang relevan dengan dengan tema yang diangkat.
Adapun narasumber yang kami wawancarai, diantaranya:
1. Ibu Irena Pretika Widayanti sebagai Eksekutif Produser Berita MetroTV
2. Bapak Adi Prayitno, sebagai Dosen Ilmu politik FISIP sekaligus Direktur
Eksekutif Parameter Politik.
3. Andika Ramadhan selaku penonton tayangan MetroTV.
Adapun, data sekunder yang kami peroleh yaitu berasal dari berita yang
terkait dengan topik pembahsan (khususnya yang terdapat pada metrotv),
kemudian dari buku, e-book, jurnal dan lain sebagainya.

5. Metode Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data dalam makalah ini menggunakan metode
wawancara secara langsung melalui aplikasi Google Meet dan Zoom Meeting
untuk mengumpulkan informasi, serta lakukan pengambilan dokumentasi
bersama para narsum untuk mengumpulkan dara gambar.
Adapun data yang digunakan dalam penelitian ini ialah mengenai
Hierarki Pengaruh Pmberitaan Pilpres 2024 di Metrotv. Dengan mengamati
berita pilpres di metrotv dan melakukan wawancara serta membaca buku dan
jurnal sebagai bahan referensi.
BAB II
PEMBAHASAN

1. Teori Hierarki Pengaruh


Teori Hirarki Pengaruh isi media diperkenalkan oleh Pamela J
Shoemaker dan Stephen D. Reese. Teori ini menjelaskan tentang pengaruh
terhadap isi dari dari suatu pemberitaan media oleh pengaruh internal dan
eksternal. Shoemaker dan Reese membagi kepada beberapa level pengaruh isi
media. Yaitu pengaruh dari individu pekerja media (individual level), pengaruh
dari rutinitas media (media routines level), pengaruh dari organisasi media
(organizational level), pengaruh dari luar media (outside media level), dan yang
terakhir adalah pengaruh ideologi (ideology level). (Pamela, 60)
Asumsi dari teori ini adalah bagaimana pesan media yang disampaikan
kepada khalayak adalah hasil pengaruh dari kebijakan internal organisasi media
dan pengaruh dari eksternal media itu sendiri. Pengaruh dari internal media
berhubungan dengan kepentingan dari pemilik media, individu wartawan sebagai
pencari berita, dan rutinitas organisasi media sehari-sehari. Pengaruh faktor
eksternal media yang ikut mempengaruhi konten media adalah para pengiklan,
pangsa pasar, kontrol pemerintah, dan faktor eksternal lainnya. Shoemaker dan
Reese mengemukakan bahwa isi pesan media atau agenda media merupakan
hasil tekanan yang berasal dari dalam dan luar organisasi media. (Pamela, 64)
Dengan kata lain, isi atau konten media merupakan perpaduan dari program
internal, keputusan manajerial dan editorial, serta pengaruh eksternal yang
berasal dari sumber-sumber nonmedia, seperti individu-individu berpengaruh
secara sosial, kontrol pemerintah, pemasang iklan dan sebagainya. (Stephen W.
Littlejohn dan Karen A. Foss, Communication Theory: Theories of Human
Communication, (Jakarta: Salemba Humanika, Edisi 9, 2009), h.281.) Dalam
teori ini akan terlihat seberapa besar hirarki pengaruh dalam sebuah berita pada
tiap-tiap level yang diperkenalkan oleh Pamela J. Shoemaker dan Stephen D.
Reese. Lebih lanjutnya peneliti akan membahas setiap level dalam teori hirarki
pengaruh media, yaitu:

a. Level Pengaruh Individu Pekerja Media


Pengaruh internal pada konten media berhubungan dengan kepentingan
pemilik media, individu wartawan sebagai pencari berita, serta rutinitas
organisasi media. Sedangkan faktor eksternal media berhubungan dengan
pengiklan, pemerintah masyarakat dan lainnya. Dengan kata lain, isi media
pada dasarnya merupakan hasil dari tekanan dari dalam dan luar organisasi
media. Isi media merupakan kombinasi dari program internal, keputusan
manajerial dan editorial, serta pengaruh eksternal dari sumber-sumber
nonmedia, seperti individu-individu yang berpengaruh secara sosial, pejabat
pemerintah, pemasang iklan dan sebagainya.

Karakteristik individu pekerja media (seperti latar belakang dan


pengalaman jurnalis) memang tidak memiliki pengaruh langsung kepada isi
media, namun karakteristik individual tersebut mem-pengaruhi baik sikap
maupun perilaku personal serta profesional yang bersangkutan. Hal inilah yang
kemudian mempengaruhi isi media. Dengan kata lain, efek latar belakang
individual terhadap isi media dimediasi oleh perilaku personal serta profesional
individu yang bersangkutan. Lebih spesifik, keyakinan dan sikap profesional
(yang merujuk pada kode etik profesional individu pekerja media) lebih
mempengaruhi isi media ketimbang keyakinan personal (keyakinan politik atau
faktor-faktor demografi seperti jenis kelamin, etnis, orientasi seksual, dan
sebagainya). Contoh: pekerja media dengan karakter demografis tertentu,
misalnya tumbuh dari lingkungan keluarga dan sosial yang menikmati
pertumbuhan ekonomi, cenderung amat percaya pada kapitalisme, dan
keyakinan itu bisa mempengaruhi isi media. Contoh lain, pengalaman
mendapatkan pendidikan di bidang jurnalisme, yang mempengaruhi keyakinan
terhadap kode etik profesional, juga memiliki pengaruh lebih besar terhadap isi
media ketimbang keyakinan pribadi. (Krisdinanto, 2014)

Pemberitaan pada media massa dan pembentukan isi atau konten media
tidak terlepas dari faktor individu seorang pencari berita atau sang reporter.
Reporter mempunyai peranan dalam menentukan arah pemberitaan dan unsur-
unsur pemberitaan. Faktor yang memengaruhi isi dari media massa dilihat dari
faktor intra seorang jurnalis atau reporter di antaranya faktor latar belakang dan
karakteristik dari seorang pekerja media atau reporter, perilaku, nilavi, dan
kepercayaan seorang pekerja media atau reporter, dan orientasi dari seorang
reporter. (Shoemaker, 1996 p. 65)

Faktor karakteristik seorang pekerja media atau reporter dibentuk oleh


beberapa faktor, antara lain masalah gender, etnis, dan orientasi seksual.
Sedangkan faktor latar belakang dan pengalaman dibentuk oleh faktor
pendidikan seorang reporter sendiri dan golongan atau status sosial ekonomi
reporter tersebut. Faktor pendidikan memiliki andil dalam menentukan isi atau
konten media massa. Seorang reporter dengan latar belakang pendidikan yang
profesional atau mendapatkan pendidikan dari disiplin ilmu lain selain
jurnalistik dengan tingkat intelektualnya tersebut memengaruhi penulisan berita
pada media massa. (Shoemaker, 1996 p. 73)

Faktor berikutnya yang membentuk faktor individual adalah perilaku,


nilai, dan kepercayaan dari seorang reporter. Hal ini memengaruhi konten
media karena setiap pengalaman dan nilai yang didapat secara tidak langsung
dapat berefek pada pemberitaan yang dikonstruksi oleh seorang reporter
(Shoemaker, 1996 p. 82). Media massa memainkan peran lemah dalam
membuat keputusan pembentukan konten media dibandingkan dengan
pengaruh pribadi atau pengaruh dari orang lain. (Severin, 2011 p. 226)
b. Level Rutinitas Media
Yang dimaksud media routines (rutinitas media) adalah kebiasaan media
dalam mengemas berita. Media rutin dibentuk oleh tiga unsur yang saling
berkaitan, yaitu sumber berita (suppliers), organisasi media (processor), dan
khalayak (consumers). Sumber berita atau suppliers adalah sumber berita yang
didapatkan media, untuk pemberitaan.Organisasi media (processor) bisa
disebut sebagai redaksi yang mengemas pemberitaan dan selanjutnya dikirim
kepada khalayak. (Krisdinanto, 2014 p. 9)

Terakhir, khalayak (consumers) adalah konsumen berita yaitu pendengar,


pembaca, atau penonton. Khalayak berpengaruh pada level media rutin karena
pada dasarnya berita diproduksi untuk dikirimkan kepada khalayak. Media
bergantung kepada khalayak, dan ini membuat media sangat memperhatikan
khalayak saat memproduksi dan memilih berita. Salah satu implikasinya adalah
munculnya konsep nilai berita (news values), yaitu syarat-syarat yang
dibutuhkan agar peristiwa tertentu layak dijadikan berita untuk disajikan kepada
khalayak. (Krisdinanto, 2014 p. 10)

Unsur rutinitas media yang lain adalah organisasi media (processor).


Sedangkan unsur yang paling berpengaruh dalam organisasi media adalah
editor atau yang biasa disebut “gate keeper”. Editorlah yang menetukan mana
berita yang layak diterbitkan dan mana yang tidak. Berita yang dibawa reporter
akan dinilai oleh editor di meja redaksi. (Krisdinanto, 2014 p. 10)

Unsur lain dalam rutinitas media adalah sumber berita. Sumber berita
biasanya berupa Lembaga pemerintah, swasta, lembaga swadaya masyarakat,
partai politik dan sebagainya. Lembaga-lembaga ini dapat mempengaruhi
pemberitaan karena sering-kali lembaga-lembaga ini memberi ―pesanan‖
agar berita yang ditayangkan tidak bertentangan dengan lembaganya.
Walaupun sumber berita tidak terlalu berdampak signifikan pada konten
media,tetapi
ketergantungan media terhadap berita sedikit banyak mempengaruhi
pemberitaan. (Krisdinanto, 2014 p. 10)

c. Level Organisasi Media


Level ini berkaitan dengan kebijakan dan struktur organisasi media.
Kebijakan dan pemegang kekuasaan tertinggi media berpengaruh terhadap
berita. Pemilik atau eksekutif tertinggi memiliki keputusan akhir tentang apa
yang dilakukan organisasi media.

Pembahasan tentang level pengaruh organisasi ini, biasanya membahas


tentang kepemilikan yang menetapkan kebijakan dan menegakkannya. Sebuah
struktur manajemen media yang biasanya dijatuhkan pada owner, misalnya
terdapat seorang politikus yang memiliki suatu media dan sedang melakukan
kampanye, maka ia secara tidak langsung dapat menguasai media tersebut.
Berita-berita mengenai dirinya harus berita yang positif, tidak ada berita negatif
yang akan disajikan oleh media tentangnya. Semua itu dilakukan untuk sebuah
bentuk pencitraan agar menarik simpati publik. Hal demikian bisa terjadi
karena pemegang kekuasaan tertinggi yang sekaligus ikut memengaruhi isi
media adalah owner. Pengaruh dari kepemilikan media terhadap konten media
ini menjadi perhatian penting dalam studi mengenai konten media (Shoemaker,
1996 p. 165). Titik fokus pada level ini adalah berada pada pemilik atau
pemimpin media yang menentukan kebijakan media itu sendiri.

d. Level Pengaruh Luar Organisasi Media


Level pengaruh dari luar organisasi media atau yang biasa disebut extra
media level, adalah pengaruh-pengaruh pada isi media yang berasal dari luar
organisasi media itu sendiri. Pengaruh-pengaruh dari media itu berasal dari
sumber berita, pengiklan dan penonton, kontrol dari pemerintah, pangsa pasar
dan teknologi.
Pengaruh extra media dari unsur sumber berita. Sumber berita memiliki
efek yang sangat besar pada konten sebuah media massa, karena seorang
jurnalis tidak bisa menyertakan pada laporan beritanya apa yang mereka tidak
tahu. (Shoemaker, 1996 p. 178)

Unsur selanjutnya dari level extra media adalah unsur pengiklan dan
pembaca. Unsur ini sangat berpengaruh dalam level ekstra media karena iklan
dan pembaca adalah penentu kelangsungan sebuah media, kedua unsur inilah
yang membiayai jalannya produksi dan sumber keuntungan dari sebuah media.
Pengaruh pemasangan iklan juga terlihat pada isi media yang dirancang
sedemikian rupa sehingga memiliki pola-pola yang sama dengan pola konsumsi
target konsumen (Morissan, 2010 p. 55). Media dalam hal ini mencoba
menyesuaikan pola yang konsumen yang ingin dicapai oleh para pengiklan
untuk mendapatkan keuntungan sangat besar. Karena pemasukan dari iklan
sangat penting bagi berlangsungnya kehidupan sebuah media massa komersil,
perusahaan iklan yang lebih besar menjadi memiliki kekuatan yang lebih besar.

Unsur ketiga yang mempengaruhi konten pada pemberitaan sebuah media


adalah kontrol dari pemerintah. Pemerintah dapat mengkontrol pemberitaan
sebuah media jika bertentangan dengan kebijakan sebuah pemerintahan dalam
sebuah negara. Kontrol dari pemerintah biasanya berupa sebuah kebijakan
peraturan perundang-undangan atau dari lembaga negara seperti Kementerian
atau lembaga negara lainnya. Penguasa atau pemerintah memberikan pengaruh
besar kepada isi pesan media. Kekuatan media dalam membentuk agenda
publik sebagian tergantung pada hubungan media bersangkutan dengan pusat
kekuasaan. Jika media memiliki hubungan yang dekat dengan kelompok elit di
pemerintahan, maka kelompok tersebut akan mempengaruhi apa yang harus
disampaikan oleh media. (Morissan, 2010 p. 48)
Unsur keempat yang mempengaruhi isi dari pemberitaan sebuah media
adalah pangsa pasar media. Media massa beroperasi secara primer pada pasar
yang komersil, dimana media harus berkompetisi dengan media lainnya untuk
mendapatkan perhatian dari pembaca dan pengiklan (Shoemaker, 1996 p.
209). Inilah yang membuat media berlomba-lomba untuk mendapatkan
keuntungan dari iklan dan pembaca lewat konten dari media itu sendiri.

Unsur yang terakhir yang membentuk efek dari luar organisasi media
adalah teknologi. Konten media dapat dipengaruhi oleh teknologi yang
digunakan. Kemajuan teknologi turut memberikan pengaruh bagi konten
sebuah media. Teknologi seperti komputer dapat memudahkan sebuah media
untuk memberikan berita yang lebih luas kepada masyarakat (Shoemaker, 1996
p. 216). Kemajuan ini sangat menguntungkan tapi juga berpengaruh pada
konten media. Biasanya konten berita pada media seperti internet lebih pada
model berita straight news. Ini dikarenakan arus pemberitaan yang sangat
cepat dan berita yang lama lebih cepat tergantikan dengan berita yang baru.
Dan internet juga memunculkan fenomena citizen journalism yaitu pemberitaan
dari masyarakat pembaca itu sendiri, ini dikarenakan pada internet masyarakat
dapat membuat beritanya sendiri.

e. Level Pengaruh Ideologi


Level yang terakhir pada teori hirarki pengaruh Pamela J. Shoemaker dan
Stephen D. Reese adalah level pengaruh ideologi pada konten media. Pada level
ini kita membahas ideologi yang diartikan sebagai kerangka berpikir tertentu
yang dipakai oleh individu untuk melihat realitas dan bagaimana mereka
menghadapinya. Berbeda dengan level pengaruh media sebelumnya yang
tampak konkret, level pengaruh ideologi ini abstrak. Level ini berhubungan
dengan konsepsi atau posisi seseorang dalam menafsirkan realitas dalam sebuah
media.
Ideologi menurut pandangan teori kritis adalah sekumpulan ide-ide yang
menyusun sebuah kelompok nyata, sebuah representasi dari sistem atau sebuah
makna dari kode yang memerintah bagaimana individu dan kelompok melihat
dunia. Dalam pandangan Marxis klasik, ideologi hanyalah ide-ide atau
pemahaman yang digunakan oleh kelas yang dominan untuk menanamkan
kesadaran palsu bagi kelas yang tertindas untuk melanggengkan kekuasaannya.

Definisi ideologi menurut seorang pakar cultural studies Raymond


Williams yang dikutip oleh Eriyanto, ideologi adalah sebuah sistem
kepercayaan yang dimiliki oleh kelompok atau kelas tertentu, sebuah sistem
kepercayaan yang dibuat ide palsu atau kesadaran palsu, proses umum produksi
makna dan ide. (Eriyanto, 2001 p. 76)

Ada beberapa kesamaan definisi tentang ideologi menurut para pemikir


Marxis klasik dengan Raymond Williams. Keduanya memandang bahwa
ideologi adalah sistem artikulasi makna yang dikuasai oleh kelompok dominan
yang dibuat ide palsu atau kesadaran palsu.

Level pengaruh ideologi ini melihat lebih dekat pada kekuatan di


masyarakat dan mempelajari bagaimana kekuatan yang bermain di luar media.
Asumsi bahwa ide memiliki hubungan dengan kepentingan dan kekuasaan, dan
kekuasaan yang menciptakan simbol adalah kekuasaan yang tidak netral. Tidak
hanya berita tentang kelas yang berkuasa tetapi struktur berita agar kejadian-
kejadian diinterpretasi dari perspektif kepentingan yang berkuasa. (Shoemaker,
1996 p. 224)

Menurut John Thompson seperti yang dikutip oleh Shoemaker dan Reese,
ideologi berbicara tentang makna dalam pelayanannya kepada kekuasaan.
Karena itu studi ideologi mengharuskan kita untuk menyelidiki cara di mana
makna dikonstruksi dan disampaikan oleh bentuk simbolik lewat berbagai
bentuk (Shoemaker, 1996 p. 228). Proses penyampaian secara simbolik makna
yang dikuasai oleh kelas berkuasa ini adalah melalui media.

2. Gambaran Umum Metro TV

a. Sejarah Singkat Perusahaan


Dikutip dari situs resmi Metro TV, televisi ini merupakan televisi berita
pertama di Indonesia yang muncul pada 25 November 2000, yang menyiarkan
berita selama 24 jam. Media ini merupakan salah satu anak perusahaan dari
MEDIA GROUP yang dimiliki oleh Surya Paloh yang sudah merintis usah di
bidang media dengan mendirikan media cetak Prioritas sebelum mengambil
alih Media Indonesia pada tahun 1989. Untuk mengikuti perkembangan
teknologi dari yang menggunakan media cetak ke media elektronik, Surya
Paloh memutuskan untuk membentuk sebuah televisi berita.

Tujuan Metro TV adalah untuk menyebarkan berita dan informasi ke


seleruh daerah di Indonesia. Selain menjadi Televisi berita, Metro TV juga
memberikan program lain yang infortamtif bagi masyarakat mulai dari
Teknologi, Kesehatan, Pengetahuan Umum, Seni dan Budaya, dan lainnya.
Metro TV tidak hanya menayangkan berita dalam bahasa Indonesia tetapi juga
dengan Bahasa Inggris dan Mandarin. Sekitar 70% berita yang ditayangkan
Metro TV menggunakan tiga bahasa tersebut dan 30% program non berita.

Untuk melancarkan pencarian informasi tak hanya untuk nasional,


Metro TV bekerja sama dengan beberapa media dan kantor berita asing dalam
pertukaran berita, pengembangan tenaga kerja, dan sebagainya. Media seperti
Al-Jazeera, Voice of America (VOA), dan Channel News Asia (CNA)
merupakan beberapa media yang bekerja sama dengan Metro TV. Stasiun
Televisi ini juga memiliki koresponden yang tersebar tak hanya di daerah-
daerah di Indonestapi juga tersebar di luar negeri seperti Amerika, Inggris,
Jepang, dan China untuk memberikan kabar terkini. Metro TV cukup
dipercaya oleh media luar negeri sehingga kerjasama yang dilakukan dengan
Metro TV menunjang kecepatan dan ketepatan berita dari dunia internasional
untuk disiarkan.

―Knowlede to Elevate‖ merupakan slogan dari Metro TV untuk


terus berupaya dalam meningkatkan pengetahuan dan wawasan masyarakat
Indonesia dengan memberikan informasi yang kredibel secara cepat dan
akurat.

b. Logo Metro TV

Gambar 1. Logo Metro TV


Sumber: metrotvnews.com

Logo Metro TV dirancang tampil dalam citraan tipografi sekaligus citraan


gambar. Oleh karena itu, komposisi visualnya merupakan gabungan antara
tekstual (diwakili huruf-huruf M-E-T-R-T-V) dengan visual (diwakili simbol
bidang elips emas kepala burung elang). Elips emas dengan kepala burung
elang pada tempat diposisi huruf ‖O‖, dengan pertimbangan kesamaan
struktur huruf ‖O‖ dengan elips emas, dan menjadi pemisah bentuk-bentuk
teks M-E- T-R dengan T-V. Hal itu mengingat, dirancang agar pelihat
akan menangkap dan membaca sekaligus melafalkan ―METR—TV‖
sebagai
―METRO TV‖.

Logo Metro TV, dalam kehadirannya secara visual, tidak saja


dimaksudkan sebagai simbol informasi atau komunikasi Metro TV secara
institusi, tetapi juga berfungsi sebagai sarana pembangun image yang cepat
dan tepat dari masyarakat terhadap institusi Metro TV.

Melalui tampilan logo, masyarakat luas mendapatkan gerbang masuk,


mengenal, memahami, dan meyakini visi, misi, dan karakter Metro TV
sebagai institusi. Logo Metro TV dalam rancang rupa bentuknya berlandaskan
pada hal- hal sebagai berikut.

a) Simpel, tidak rumit


b) Memberi kesan global dan modern
c) Menarik dilihat dan mudah diingat
d) Dinamis dan lugas
e) Berwibawa, tetapi familier
f) Memenuhi syarat-syarat teknis dan estetis untuk aplikasi print, elektronik
dan filmis
g) Memenuhi syarat teknis dan estetis untuk metamorfosis dan animatif

Selain menampilkan unsur simbol teks/huruf, Metro TV juga menampilkan


simbol gambar, yaitu bidang elips dan kepala burung elang.

1) Bidang Elips Emas

Sebagai latar dasar teraan kepala burung elang, merupakan proses


metamorfosis atas beberapa bentuk.

a) Bola Dunia. Sebagai simbol cakupan yang global dari sifat informasi,
komunikasi dan seluruh kiprah operasional institusi Metro TV.
b) Telur Emas. Sebagai simbol bold yang tampil penuh kewajaran.
Telur juga merupakan simbol kesempurnaan dan merupakan image
suatu bentuk (institusi) yang secara struktur kokoh, akurat dan artistik
sedangkan tampilan emas adalah sebagai simbol puncak prestasi dan
puncak kualitas
c) Elips. Sebagai simbol citraan lingkar (ring) benda planet, tampil
miring ke kanan sebagai kesan bergerak, dinamis. Lingkar (ring)
planet sendiri sebagai simbol dunia cakrawala angkasa, satelit
sesuatu yang erat berkait dengan citraan dunia elektronik dan
penyiaran.

2) Elang

Simbol kewibawaan, kemandirian, keluasan penjelajahan dan


wawasan. Simbol kejelian, awas, tajam, tangkas, tetapi penuh
keanggunan gerak hidupnya anggun.

c. Visi dan Misi Metro TV


Metro TV memiliki visi dan misi sebagai berikut:

Visi

Untuk menjadi stasiun televisi Indonesia yang berbeda dan menjadi nomor
satu dalam program beritanya, menyajikan program hiburan dan gaya hidup
yang berkualitas. Memberikan konsep unik dalam beriklan untuk mencapai
loyalitas dari pemirsa maupun pemasang iklan.

Misi:

1) Untuk membangkitkan dan mempromosikan kemajuan Bangsa dan


Negara melalui suasana yang demokratis, agar unggul dalam kompetisi
global, dengan menjunjung tinggi moral dan etika.
2) Untuk memberikan nilai tambah di industry pertelevisian dengan
memberikan pandangan baru, mengembangkan penyajian informasi yang
berbeda dan memberikan hiburan yang berkualitas.
3) Dapat mencapai kemajuan yang signifikan dengan membanun dan
menambah asset perusahaan, untuk meningkatkan kualitas dan
kesejahteraan para karyawannya dan menghasilkan keuntungan yang
signifikan bagi pemegang saham.

d. Pembagian Program di Metro TV


Program televisi terbagi menjadi dua jenis yaitu program berita dan non-
berita. Metro TV sebagai stasiun televisi berita tidak hanya menyajikan
program berita hard news seperti Newsline, Metro Siang, Selamat Pagi
Indonesia, Headline News, Metro Hari Ini, Primetime News, Metro Pagi
Primetime, Metro X Inwen, Breaking News, Top News, Metro Malam,
Special Report, Metro Globe Network, Kontroversi, Metro Sport, Metro This
Week, World News, Live Event,

tetapi juga terdapat program soft news dan non- berita seperit Showbiz,
Media Indonesia, Hotroom bersama Hotman Paris, Soccer Time, Juragan
Jaman Now, Sisi Metropolitan, Kick Andy, President Corner, Go Healing,
The Journalist, Indonesia Town Hall, Economic Challenges, Metropedia,
Ramadan Penuh Syukur, Memahami Islam bersama M. Quraisy Shihab,
Nusantara, Melawan Lupa, The Legend, Realitas, Special Event, Melihat
Indonesia, Infographic, Journey, Witth Wahyu Wiwoho, Gaspoll, Super
Women, Susi Ombak, Metro I Care, Khazanah Islam, Kabar Kedoya.

e. Struktur Organisasi Program Director Metro TV


Divisi Floor Direction yang beranggotakan 5 orang dibawahi langsung
oleh Section Head Manager Progam Director yang juga membawahi total 16
program director yang terbagi dalam dua divisi yaitu News Bulletin dan
NonBulletin yang memiliki koordinatornya masing-masing. Divisi FD
termasuk dalam departemen News Production NonBulletin.
Tiap anggota FD biasanya diberikan satu program mingguan, kecuali
untuk program siaran langsung atau dengan audiens yang banyak, maka
semua anggota FD akan ditugaskan pada program tersebut. Saat tim FD
bertugas, pasti akan berkomunikasi dengan salah satu PD yang bertugas dalam
program yang sudah ditentukan. Beberapa anggota Tim FD juga memegang
program Dalet yang berada di Control Room, yaitu program yang berisi
rundown, dalam beberapa program tertentu.

DIREKTUR UMUM

DIREKTUR PEMBERITAAN

PEMIMPIN REDAKSI

GENERAL MANAGER PRODUKSI WAKIL PEMIMPIN REDAKSI


MANAGER NEWS PRODUKSI NON BULETIN

SECTION HEAD PROGRAM DIRECTOR

KOORDINATOR PRODUKSI NEWS NO BULETIN


KOORDINATOR PRODUKSI NEWS BULETIN

Sumber: Departemen News Production Metro TV

3. Pemberitaan Pilpres
Pemilihan Presiden atau yang kerap disingkat Pilpres merupakan suatu
rangkaian kegiatan untuk memilih pemimpin selanjutnya bagi Indonesia yang
diadakan setiap 4 tahun sekali. Dalam rangkaiannya, banyak sekali yang
dilakukan oleh para calon presiden serta calon wakil presiden untuk menarik
perhatian khalayak publik.

Hal ini merupakan momentum yang sangat ditunggu-tunggu, dimana


Indonesia akan mengalami pergantian pemimpin. Tentu saja, itu semua disambut
meriah oleh rakyat Indonesia, mereka akan serentak memilih sesuai pilihannya,
pemberitaan mengenai pilpres pun akan beramai-ramai disiarkan di berbagai
platform berita stasiun TV.

Pilpres sendiri tidak luput dari yang namanya kampanye, branding dari
masing-masing calon, serta tidak lupa adanya pemilu. 3 Hal tersebut akan
dijelaskan lebih rinci, sebagai berikut :

a. Kampanye
Pengertian Kampanye dalam Peraturan Komisi Pemilihan Umum
Republik Indonesia (PKPU) Nomor 23 Tahun 2018 adalah kegiatan peserta
pemilu atau pihak lain yang ditunjuk oleh peserta pemilu untuk meyakinkan
pemilih dengan menawarkan visi, misi, program, dan/atau citra diri peserta
pemilu. Kampanye harus dilakukan dengan jujur, terbuka, dan dialogis.
Selain itu, kampanye yang berkaitan dengan pemilu hingga pilpres
merupakan wujud dari pendidikan politik masyarakat yang dilaksanakan secara
bertanggung jawab. Selain itu, kampanye juga dimaksudkan untuk meningkatkan
partisipasi dalam pemilu. Prinsip-prinsip yang harus diterapkan dalam
pelaksanaan kampanye adalah mandiri, jujur, adil, berkepastian hukum, tertib,
kepentingan umum, terbuka, proporsional, profesional, akuntabel, efektif,
efisien, dan aksesibilitas.

Menurut aturan PKPU, terdapat 9 metode kampanye yang digunakan, yaitu :

a. Pertemuan Terbatas.
b. Pertemuan Tatap Muka.
c. Penyebaran Bahan Kampanye Pemilu terhadap umum.
d. Pemasangan alat peraga kampanye di tempat umum.
e. Media sosial.
f. Iklan media cetak, media elektronik, dan media dalam jaringan.
g. Rapat umum.
h. Debat pasangan calon presiden dan wakil presiden untuk pemilu presiden
dan wakil presiden.
i. Kegiatan lain yang tidak melanggar larangan kampanye pemilu dan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

b. Branding
Brand adalah konstruksi multidimensi yang melibatkan perpaduan nilai-
nilai fungsional dan emosional untuk menyocokkan kinerja konsumen dan
kebutuhan psikososial. Brand dapat didefinisikan sebagai sebuah simbol, tanda,
nama, istilah, ataupun desain. Brand dilakukan untuk membedakan sebuah
barang atau produk dengan barang atau produk dari pesaingnya.
Dalam kegiatan kampanye, branding berarti suatu ciri khas yang
dibangun atau diciptakan oleh masing-masing calon presiden dan wakil presiden.
Branding tersebut yang akan membangun citra mereka di mata para rakyat
Indonesia.
Seperti halnya presiden Joko Widodo, semasa mengikuti kegiatan
kampanye ini beliau membangun branding yang menciptakan citranya di mata
masyarakat. Branding Joko Widodo secara personal menyesuaikan konteks
demografi pemilih. Joko Widodo juga semakin luwes dalam hal berpakaian
dan sukses keluar dari kakunya busana protokoler kepala negara, dan
menunjukkan sebagai sosok yang luwes. Cara berpakaiannya pun cenderung
mengikuti gaya berpakaian anak muda pada umumnya dan hal tersebut yang
menarik perhatian masyarakat.
Selain itu, Joko Widodo juga tergambar sebagai pribadi yang selalu
mendengar, memperhatikan, mencintai, serta membela. Beliau identik dengan
sikap yang tenang dan tertata rapi bahkan beliau tidak segan untuk turun
langsung dan berinteraksi dengan masyarakat. Sehingga hal tersebut
menciptakan citra yang baik dan ramah di mata masyarakat Indonesia.
Dari gambaran diatas, bisa dilihat bahwa branding merupakan salah satu
hal yang penting dalam melakukan kegiatan kampanye, dengan adanya branding
maka, calon presiden dan wakil presiden dapat menarik perhatian masyarakat
umum karena setiap masyarakat pasti akan melihat hal apa saja yang dilakukan
oleh calon pemimpin negara ini untuk rakyatnya, apakah calon presiden dan
wakil presiden tersebut layak untuk dipilih atau tidak.

c. Pemilu
Pemilu menurut pasal 1 PKPU Nomor 23 Tahun 2018 adalah sarana
kedaulatan rakyat untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat, anggota
Dewan Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil Presiden, dan untuk memilih
anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, yang dilaksanakan secara langsung,
umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil dalam Negara Kesatuan Republik
Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.
Pada saat terjadinya pemilu, semua warga Indonesia wajib untuk
memilih. Minimal syarat umur untuk memilih adalah 17 tahun, dan saat memilih
pun kita tidak boleh Golput. Kita harus memilih masing-masing calon dengan
jujur dan tanpa adanya paksaan dalam memilih, dengan begitu bisa dikatakan
adil serta tidak adanya kecurangan.
BAB III
STUDI KASUS

HIERARKI PENGARUH PEMBERITAAN PILPRES 2024 DI METRO TV


Metro tv merupakan anak perusahaan dari Media Group yang dimiliki oleh
Surya Paloh, yakni tokoh pers Indonesia. Metro tv bertujuan untuk menyebarkan
berita dan informasi ke seluruh pelosok Indonesia. Disamping itu, Metro tv juga
menayangkan beragam program informasi terkait kemajuan teknologi, kesehatan,
pengetahuan umum, dan sebagainya guna mencerdaskan bangsa. Dengan mengusung
tagline “Knowledge to Elevate”, Metro tv terus berupaya meningkatkan wawasan
dan pengetahuan para pemirsa dan juga menjadi media yang memiliki kredibilitas,
kecepatan dan ketepatan dalam menyampaikan informasi. (MetrotvNews)

Dari tagline tersebut sesuai dengan hasil pengamatan dan wawancara yang
kami lakukan bersama Ibu Irena Pretika Widayanti, selaku Eksekutif Produser Berita
Metro tv. Kami menemukan fakta bahwa dalam penyampaian informasi kepada
khalayak, Metro tv tidak hanya terpaku pada satu isu pemberitaan saja, malainkan
menelisik isu tersebut dari banyak sisi atau sudut pandang yang lain, serta
mengutamakan informasi yang dapat meng-upgrade intelektualitas dari penontonnya.

―Prinsip utama dari setiap media termasuk Metro tv pastinya


adalah kejujuran, kebenaran, ketepatan, multiboot side tidak hanya satu sisi yang
diberitakan, melaikan melisik juga dari banyak sisi. Dan prinsip lainnya, Metro
tv bertujuan meningkatan pengetahuan dan wawasan masyarakat, lebih pada
pemberitaan yang bermanfaat, yang mampu meningkatkan kesadaran intelektual dan
kesadaran dari masyarakat itu sendiri,‖ Tuturnya.

Namun, sebagai televisi yang memiliki latar belakang pengaruh dari


ownership, berkaitan dengan salah satu poin teori hierarki pengaruh media, Metro tv
banyak memberitakan isu yang berkaitan dengan ownership. Hal ini dibenarkan oleh
Pak Adi Prayitno, selaku Direktur Eksekutif Parameter Politik yang mengatakan:
―Owner memiliki kepentingan terkait berita yang harus diekspos dan berita
segala apapun, termasuk isu-isu politik, apalagi metro ini berkaitan dengan Nasdem
dan media group, jadi kepentingan owner dalam memberitakan proporsi politik pasti
harus sesuia dengan keinginan mereka. karnea ini menyangkut sustainability terkait
keberlangsungan public dengan mereka,‖ Jelasnya.

Hal ini berkaitan dengan isu politik, dimana pemberitaan di Metro tv yang
dipengaruhi oleh mekanisme owner, pemilik Metro tv yakni Surya Paloh yang
merupakan salah satu petinggi partai Nasdem. Oleh karenanya, terkadang sesekali
terdapat isi konten yang dipengaruhi oleh mekanisme owner. Apalagi jelang Pemilu
2024, saat ini banyak partai politik yang sedang melakukan safari politik untuk
membentuk koalisi, dalam menentukan bakal Capres dan Cawapres, termasuk juga
yang dilakukan oleh partai Nasdem.

Gambar 2. Rakernas 2022 Partai NasDem


Sumber: Youtube Metronews

Seperti yang terlihat beberapa bulan belakangan ini, dimana ketika Partai
Nasdem melakukan Rakernas yang disiarkan secara langsung di Metro tv, dan
ditayangkan beberapa kali. Hal ini menunjukkan bahwa setiap berita politik yang
terkait dengan Nasdem akan mendapat karpet merah di Metro tv.

Gambar 3. Surya Paloh resmi mengumumkan Anies Baswedan sebagai Capres


yang diusung partainya.
Sumber: Youtube Metronews

Begitupun, seperti yang baru-baru ini diberitakan oleh media, dimana Surya
Paloh, petinggi dari partai Nasdem mengumumkan Capres 2024, yang disiarkan
secara langsung di Metro tv. Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh, resmi
mengumumkan Anies Baswedan sebagai Capres yang diusung oleh partainya, pada
Senin (3/10/2022). Anies menjadi pilihan Capres yang diusung Nasdem karena
Nasdem ingin mencari yang terbaik dari yang baik-baik. Padahal sebelumnya,
Nasdem telah menyebutkan tiga nama bakal capres di pilpres 2024. Ketiganya adalah
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, dan
Panglima TNI Jendral Andika Perkasa.

Pasca gelar deklarasi Anies baswedan sebagai capres partai Nasdem,


tayangan pemberitaan tentang Anies dan segala aktivitas politiknya menjadi relatif
lebih banyak dibanding sebelumnya saat Anies menjabat sebagai gubernur DKI
Jakarta. Hal ini menunjukkan pengaruh kepentingan organisasi menjadi sangat
terlihat.

Gambar 4. AHY Puji Jiwa Kepemimpinan Anies Baswedan


Sumber: Youtube Metronews

Aktivitas Anies otomatis akan selalu terliput oleh Metro TV setelah namanya
sudah tervalidasi menjadi Capres dari Partai Nasdem, tidak di pungkuri kegiatan
Anies sampai tanggal 16 Oktober 2022 adalah pengahabisan masa jabatan sebagai
Gubenur DKI Jakarta, salah satu kegiatannya adalah mengunjungi AHY dari partai
Demokrat untuk bersilaturahmi. Dalam tayangan berita tersebut AHY banyak
menuturkan pujian terhadap Anies, hubungan pribadi yang berjalan dengan baik
bersama Anies pun dituturkan oleh AHY, secara otomatis AHY mendukung
pencalonan diri Anies pada Capres 2024.

Selanjutnya, beberapa tayangan berita Pilpres 2024 di Metro TV setelah


pengumuman Anies Capres partai Nasdem akan berpengaruh pada tayangan berita
Pilpres 2024 selanjutnya pada laman Metro TV, dari studi kasus yang dijelaskan di
atas memperlihatkan permulaan berita Pilpres 2024 khusunya Anies – Nasdem di
Metro TV. Hal ini sejalan dengan ungkapan salah satu penikmat Metro TV, Andika
Ramadhan.
Dalam konteks ini tentu Metro TV jelas terlihat keterpihakan, karena
organisasi medianya itu afiliasinya dengan Nasdem dan Anies, tentunya ada
kecenderungan untuk memberitakan lebih baik dan porsi yang lebih besar ke Nasdem
atau ke Anies. Sampai pada tahap jika kita menilai dari masyarakat luas, selama ini
Metro TV cenderung pasarnya yaitu masyarakat kelas ekonomi menengah ke atas,
pengusaha, masyarakat di luar pribumi, orang-orang dengan ekonomi bagus, yang
sebenarnya selama ini hal itu bukan afiliasi politik Anies Baswedan. Jika Anies lebih
cenderung ke masyarakat muslim, kelompok menengah ke bawah dan sebagainya,‖
Tutupnya.
BAB IV
ANALISIS KELOMPOK

A. Analisis Hierarki Pengaruh dalam Pemberitaan Pilpres 2024 di Metro


TV
Pada bab ini kami menggunakan Teori Hierarki Pengaruh yang
dipopulerkan oleh Pamela Shoemaker dan Stephen D. Reese dalam bukunya
Mediating The Message; Theories of Influences on Mass Media Content untuk
menganalisis faktor-faktor apa saja yang memengaruhi pemberitaan pilpres 2024
di Metro TV. Sebagaimana yang telah dijelaskan pada bab II, dalam Teori Hirarki
Pengaruh ini Pamela dan Reese membaginya dalam lima faktor, yakni: level
individu (individual level), level kerutinan media (media routine level), level
organisasi media (organization level), level ekstra media (extra media level) dan
level ideologi (ideological level). Berikut adalah pembahasan analisa tersebut:

a. Level Pengaruh Individu


Pengaruh individu merupakan pengaruh pertama pada sebuah
pemberitaan di sebuah media. Pengaruh ini biasa digambarkan kepada
seorang wartawan atau reporter. Arah pemberitaan suatu media dan unsur-
unsur yang diberitakan tidak dapat dilepaskan dari faktor-faktor seorang
wartawan atau reporter, karena dalam hal ini mereka terjun langsung mencari,
mengumpulkan, dan membuat berita.

Salah satu faktor yang membentuk individu seorang wartawan atau


reporter adalah perilaku, kepercayaan dan nilai-nilai yang dipegang oleh
seorang wartawan atau reporter. Dalam konteks pemberitaan mengenai
pemberitaan hierarki pengaruh dalam pemberitaan pilpres 2024 di Metro TV,
Irena Pretika Widayanti selaku Eksekutif Produser Berita Metro TV
berpandangan bahwa pemberitaan pemberitaan pilpres 2024 fenomena yang
krusial karena mengenai calon pemimpin Indonesia 2024 nanti.
Danpemberitaan
mengenai bakal calon yang ditayangkan di Metro TV menjadi salah satu
referensi masyarakat dalam menentukan pilihan untuk 2024 nanti. Dalam hal
ini bu Irena mengatakan Metro TV masih mengedepankan nilai-nilai
jurnalisme.
“Pertama yaitu kejujuran, kemudian kebenaran. Ketepatan
tidak hanya satu sisi saja namun juga melibatkan banyak sisi. Tentu
saja prinsip yang lainnya adalah bagaimana pemberitaan-
pemberitaan itu bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan
wawasan masyarakat dan bisa menegakkan intelektualitas
masyarakat. Jadi tidak menghadirkan pemberitaan-pemberitaan
yang mungkin berkesan remeh, melainkan lebih pada pemberitaan
pemberitaan bermanfaat dan juga mampu meningkatkan kesadaran
intelektual dan wawasan dari masyarakat itu sendiri.”1

Faktor berikutnya yang memengaruhi cara kerja seorang reporter


adalah menaati kode etik jurnalistik. Faktor kode etik ini mengikat seorang
jurnalis dalam melaksanakan pekerjaannya untuk mencari berita.
Berdasarkan hasil temuan penelitian terhadap reporter Metro TV dalam
memberitakan terdapat pengaruh dari prinsip menaati kode etik jurnalis
sangat besar. Prinsip akurasi dan keberimbangan pemberitaan sebagai salah
satu kode etik yang dijalankan oleh reporter dari Metro TV yang
memberitakan pada pilpres 2024.
“mungkin yang orang lihat Metro TV lebih berada pada frekuensi
penayangannya saja, seperti hal nya beberapa masyarakat menilai
tayangan di TV One itu bentuk branding untuk Golkar, Metro TV lebih
banyak frekuensinya di Partai Nasdem. Padahal sebenarnya dalam

1
Wawancara penulis dengan Irena Pretika Widayanti, Eksekutif Produser Berita
Metro TV, pada 9 Oktober 2022 pukul 10.00 WIB, melalui zoom meeting.
satu penayangan atau satu produk itu tidak hanya terkait dengan
politik, tapi juga dengan kualitas penayangannya, maka dari itu harus
kita dalami lagi mengenai hal tersebut. Hendaknya kita tahu kualitas
berita agar tetap terjaga sebagai media komprehensif. Misalkan
ketika dialog dalam program-program pemberitaan, ada yang
bentuknya seperti buletin ada yang bentuknya seperti dialog ada yang
bentuknya membutuhkan satu atau dua narasumber atau empat
narasumber bahkan lebih, cara untuk mempertahankan kualitas
bahwa media itu tetap menayangkan suatu pemberitaan-pemberitaan
yang komprehensif, dalam dialog itu kita hadirkan narasumber
narasumber atau angle-angle yang terkait juga dengan partai lain,
dengan individu lain, dengan tokoh lain, jadi hal-hal yang tadi terkait
dengan akomodir kelompok atau partai dan golongan tertentu bisa
dihindari dengan cara kita tetap memberikan kepada masyarakat
perspektif lain dari kehadiran perwakilan atau ada pandangan dari
partai lain yang datang dari pihak berbeda terkait suatu peristiwa
atau pemberitaan tersebut.”2

Dari hasil analisis peneliti di level individu, peneliti melihat bahwa


pengaruh dari level individu ini tidak besar dalam memengaruhi
pemberitaan Pilpres 2024 di Metro TV. Hal ini karena setiap berita
mengenai setiap bakal calon yang diusung pada Pilpres 2024 di Metro TV
sebelum ditayangkan, disuguhkan berbagai perpektif dari partai politik
yang berbeda, dan narasumber yang berbeda sehingga memberikan
perspektif lain kepada masyarakat.

2
Wawancara penulis dengan Irena Pretika Widayanti, Eksekutif Produser Berita
Metro TV, pada 9 Oktober 2022 pukul 10.00 WIB, melalui zoom meeting.
b. Level Rutinitas Media
Level selanjutnya yang mempengaruhi pemberitaan sebuah media
adalah faktor kerutinan media. Pengaruh rutinitas ini membuat seorang pekerja
media dalam menjalankan tugas-tugasnya dengan menggunakan aturan baku di
mana ia bekerja. Berdasarkan penelitian yang kami lakukan dari rutinitas
media Metro TV terhadap pemberitaan tentang pilpres 2024, kami melihat
bahwa media rutin terbentuk oleh tiga unsur yang saling berkaitan yaitu
sumber berita (suppliers), pengolahan pemberitaan (processor), dan audiens
(consumers). (pamela,104)
Unsur pertama yang membentuk media rutin adalah sumber berita.
Sumber berita adalah dimana berita didapatkan oleh para pencari berita.
Ketergantungan sebuah media dengan sebuah berita sedikit banyak
mempengaruhi sebuah pemberitaan. Sumber berita ikut memengaruhi proses
terjadinya sebuah berita. Perolehan bahan (sumber berita) yang didapatkan
oleh reporter adalah salah satu pengaruh untuk terjadinya pemuatan
pemberitaan di Metro TV. Informasi yang diperoleh dari narasumber menjadi
penting dalam pengolahan berita pada tahap selanjutnya. Fakta di lapangan
merupakan informasi yang memiliki pengaruh terhadap proses penulisan berita
oleh reporter. Sehingga dalam hal ini narasumber memiliki peranan dalam
pemuatan sebuah berita.
―cara untuk mempertahankan kualitas, bahwa media itu tetap
menayangkan suatu pemberitaan-pemberitaan yang komprehensif,
dalam dialog itu kita hadirkan narasumber narasumber atau angle-
angle yang terkait juga dengan partai lain, dengan individu lain,
dengan tokoh lain, jadi hal-hal yang tadi terkait dengan akomodir
kelompok atau partai dan golongan tertentu bisa dihindari dengan
cara kita tetap memberikan kepada masyarakat perspektif lain dari
kehadiran perwakilan atau ada pandangan dari partai lain yang
datang dari pihak berbeda terkait suatu peristiwa atau pemberitaan
tersebut.‖ (ibu irena)
Unsur kedua yang membentuk rutinitas media adalah pengolahan
pemberitaan. Unsur pengolahan pemberitaan memiliki pengaruh yang kuat
dalam level rutinitas media ini karena menjadi pedoman yang patut dipatuhi
oleh seluruh pekerja di Metro TV.
―Kalau mengenai intensitas, sebenarnya di Metro TV ada banyak
program yang tayang dari pagi sampai malam, sebagai TV berita
pastinya Metro TV menghadirkan banyak elemen dan tayangan,
demikian pula dengan berita yang terkait politik, kita membutuhkan
suatu pembedaan keterbaruan dan penilaian dari sisi kekuatan isu
dan kedalaman berita.‖ (ibu irena)
Unsur selanjutnya yang membentuk rutinitas media adalah unsur
audiens. Unsur ini memiliki pengaruh dalam level rutinitas media,
dikarenakan pemilihan sebuah berita pada akhirnya akan disampaikan kepada
audiens. Keuntungan yang akan diperoleh media bergantung kepada minat
audiens. Oleh karena itu media harus memperhatikan salah satunya nilai berita
yang akan disampaikan (pamela, 110).
―dalam setiap pemberitaan kita tidak hanya sekedar (memperhatikan)
intensitas atau frekuensi, namun kita juga melihat siapa calon yang
mampu memberikan gagasan-gagasan yang baik, yang membawa
perubahan bagi bangsa. Jangan sampai pemberitaan di Metro TV ini
hanya menjadikan ruang-ruang tokoh capres untuk bercitra saja,
namun diperuntukkan juga untuk memberikan nilai-nilai yang penting
bagi masyarakat.‖ (ibu irena)
Berdasarkan pernyataan Ibu Irena Pretika Widayanti sebagai Eksekutif
Produser Berita Metro TV, kami menganalis bahwa level rutinitas media atau
media rutin tidak memberikan pengaruh besar pada pemberitaan pilpres 2024
di Metro TV. Dari tiga unsur yang saling berkaitan yaitu sumber berita
(suppliers), pengolahan pemberitaan (processor), dan audiens (consumers),
Metro TV memberitakan Pilpres 2024 dengan narasumber yang tidak
sembarangan, kemudian mengolah berita dengan prinsip media, serta
mengutamakan penyampaian nilai-nilai yang bertujuan untuk meningkatkan
pengetahuan dan wawasan masyarakat dan bisa menegakkan intelektualitas
masyarakat. Jadi tidak menghadirkan pemberitaan-pemberitaan yang mungkin
berkesan remeh, melainkan lebih pada pemberitaan-pemberitaan bermanfaat
dan juga mampu meningkatkan kesadaran intelektual dan wawasan dari
masyarakat itu sendiri.
―Poin utama dalam pemberitaan Pilpres 2004 di Metro TV
adalah menghindari adanya politik identitas, menghindari black
campaign dan mengutamakan penyampaian atau sosialisasi gagasan-
gagasan yang akan diusung para calon presiden nantinya. Hal itu
yang menjadi poin utama yang akan kami terus-menerus ulang-ulang
dalam setiap program kami mulai dari pagi hingga malam terkait
pemberitaan Pemilu. Termasuk juga sosialisasi serta edukasi kepada
pemilih terkait pemberitaan dan proses pelaksanaan Pemilu itu
sendiri seperti, apa karena Pemilu pada tahun 2024 akan melewati
banyak tahap, mulai dari pasca pencoblosan hingga akhir.‖

c. Level Organisasi Media


Level pengaruh ketiga adalah pengaruh organisasi pada sebuah
pemberitaan di media. Pada level ini kami akan membahas pengaruh organisasi
pada sebuah media kepada sebuah pemberitaan. Pengaruh level organisasi ini
bukan hanya datang dari pemilik media, tetapi juga dari bagian-bagian lain
dalam perusahaan yang memiliki kepentingan masing-masing (pamela,140).
Pada media Metro TV, media ini merupakan salah satu anak
perusahaan dari MEDIA GROUP yang dimiliki oleh Surya Paloh, tokoh pers
Indonesia, seorang pengusaha dan politikus, ketua umum Partai Nasional
Demokrat (Nasdem).
Menjelang pilpres 2024 partai Nasdem mengumumkan mengusung
Anies Baswedan sebagai Capres. Media Metro TV menyiarkan secara
langsung dan menayangkan beberapa kali berita tersebut. Pasca gelar deklarasi
Anies Baswedan sebagai capres partai Nasdem, tayangan pemberitaan tentang
Anies dan segala aktivitas politiknya menjadi relatif lebih banyak.

―Terkait dengan pemberitaan mengenai Anies Baswedan dari


Partai Nasdem, kalau dalam pandangan kami dan dari redaksi kami,
melihat bahwa ini sudah mendekati tahun politik, setiap kali ada
pergerakan atau dinamika elit dari partai politik itu yang bisa
mengubah konstansi politik, maka hal itu kami beritakan karena kami
bertujuan mengikuti alur pemilu, bukan hanya karena Bapak Surya
Paloh sebagai pendiri Metro dan juga tokoh di Nasdem, melainkan
karena kami secara sudut pandang televisi berita pun sudah
berkomitmen untuk menyiarkan atau update perkembangan terkini
dari setiap dinamika politik apapun.‖

Berdasarkan pernyataan Ibu Irena Pretika Widayanti sebagai Eksekutif


Produser Berita Metro TV, pemberitaan media tidak ada hubungannya dengan
organisasi media tersebut. Media sudah selayaknya berkomitmen untuk
menyiarkan atau memberitakan perkembangan terkini dari setiap dinamika
politik apapun.

―Karena kalau kita lihat di saat yang sama pun seperti Kompas
TV atau TV One dan media lainnya pun melakukan hal yang sama. Jadi
yang kami lakukan tidak serta merta karena keterlibatan Bapak Surya
Paloh yang ada di dua pihak tersebut melainkan kami memegang
prinsip kami yaitu karena kami sudah mendekati tahun politik dan kita
berkomitmen untuk menjadi TV pemilu yang selalu memberitakan hal-
hal penting atau informasi-informasi terkini dinamika politik.‖

Berdasarkan pernyataan Bapak Adi Prayitno, sebagai Dosen Ilmu politik


FISIP sekaligus Direktur Eksekutif Parameter Politik, media tidak bisa netral,
lebih menyudut ke ownership (kepemilikan).

―Menurut saya lebih menyudut ke hierarki ownership, karena ownership


memiliki kepentingan terkait berita apa yang harus diekspos dan
diberitakan terkait segala hal apapun, termasuk isu-isu politik, apalagi
misalnya Metro TV ini terkait juga dengan Nasdem dan Media Group
secara keseluruhan, jadi kepentingan owner dalam memberitakan
proporsi politik pasti juga harus senafas dan sesuai dengan keinginan
mereka dan dibawa ownership itulah ada pimred yang tentu saja
menterjemahkan keinginan dari owner, hampir di seluruh perusahaan-
perusahaan besar memiliki struktur yang seperti itu, yang mana owner
berada di atas segala-galanya dan tentu kebijakan untuk memberitakan
apapun pasti melalui diskusi literal mereka yang berkaitan dengan
owner, pemilik saham, termasuk pemimpin-pemimpin redaksi yang
kemudian memberikan kontribusi, kira-kira berita apa yang akan
mereka sampaikan kepada publik.‖

―Menurut saya pemberitaan di Metro TV masih cukup berimbang,


sekalipun Metro itu terafiliasi dengan Media Group milik Surya Paloh
atau Nasdem, tapi sejauh ini saya lihat memang pemberitaannya masih
proporsional. Jadi semua orang yang dinilai punya potensi untuk maju
di tahun 2024 didalam Metro TV ini tetap diberitakan, ada Ganjar
Pranowo, ada Prabowo Subianto, Anies Baswedan, Puan Maharani,
Muhaimin Iskandar dan yang lainnya.‖
Jadi analisis kami adalah level pengaruh organisasi media berdampak
besar terhadap pemberitaan Pilpres 2024 di Metro TV. Karena bagaimanapun
juga media itu tidak bisa netral, pasti ada kepentingan dan ada yang
mempengaruhinya. Meskipun begitu media masih sangat berhati-hati dalam
menayangkan berita dan tetap memperhatikan prinsipnya. Untuk saat ini
pemberitaan pilpres 2024 di Metro TV masih sewajarnya, dengan tujuan
menginformasikan kegiatan-kegiatan dan perkembangan mengenai pilpres
2024.

d. Level Ekstra Media


Level pengaruh keempat adalah level pengaruh dari luar organisasi
media yang biasa disebut juga level ekstra media. Level extra media adalah
pengaruh-pengaruh pada isi media yang berasal dari luar organisasi media itu
sendiri. Pengaruh-pengaruh dari media itu berasal dari sumber berita,
pengiklan, pembaca, kontrol dari pemerintah,pangsa pasar dan teknologi.3
Salah satu pengaruh pada pemberitaan di Metro TV mengenai
pemberitaan Pilpres 2024 adalah unsur penonton.Penulis melihat bahwa
mayoritas penonton setuju dan mendukung akan pemberitaan mengenai bakal
calon nasdem adalah anies baswedan yang ditayangkan di Metro TV.

Komentar Penonton Metro TV

3
Pamela J. Shoemaker dan Stephen D. Reese, Mediating The Message, Theories ofInfluence on Mass
Media Content, h.173.
Salah satu konsumen berita dari berbagai platform Andika Ramadhan
mengatakan bahwa televise masih memiliki peran dominan dalam penonton
untuk menentukan pilihan.

“Saya kira Metro TV itu merupakan salah satu berita politik atau media
yang paling banyak memberitakan isu-isu politik, paling banyak juga
ditonton orang dan paling banyak juga menjadi tempat di mana orang
mencari informasi mengenai berita politik. Jadi segala sesuatu yang
dimunculkan oleh Metro TV juga berpengaruh dan menjadikan referensi
pilihan 41assif. Terutama di tahun 2019, banyak orang yang menonton
Metro TV adalah orang yang terafiliasi dengan para pendukung
pendukung Jokowi. Sekalipun media sosial begitu kuat 41assif tapi jika
soal berita politik, rakyat sampai saat ini masih menjadikan Media TV
sebagai The One and Only, salah satunya pilihan politik untuk
mengetahui sejauh mana calon itu mendapatkan visi aktivitas politiknya
dan hal-hal yang terkait dengan upaya mereka untuk mendapatkan
dukungan dari rakyat.”4

Andika juga menambahkan secara pribadi metro tidak memengaruhi


sangat besar dalam menentukan pilihan untu presiden 2024 nanti, karena
banyaknya referensi yang ia tonton mengenai bakal calon presiden 2024.
“Kalau saya secara pribadi sebagai penonton Metro dan juga
konsumen media dari berbagai macam media, pemberitaan Metro TV
ini tidak akan berpengaruh di saya. Karena saya mengonsumsi banyak
media seperti TV One dan media lain seperti koran atau Kompas dan
segala macamnya, tidak hanya Metro yang kemungkinan pengaruhnya

4
Wawancara penulis dengan Andika Ramadhan, Konsumen berita dari berbagai
platform, pada 7 Oktober 2022 pukul 14.00 WIB, di Café Laka-laka.
akan sangat kecil di diri saya karena Metro bukan sumber utama bagi
saya.”5

Dari hasil analisis peneliti di level Extra Media, peneliti melihat bahwa
pengaruh dari level Extra Media cukup besar memengaruhi pemberitaan
Pilpres 2024 di Metro TV. Hal ini karena jika penonton yang hanya memilih
referensi Metro TV besar kemungkinan terbawa framing yang metro berikan,
namun jika cerdas dan memiliki banyak referensi kemungkinan kecil akan
terbawa framing yang dibangun Metro TV.
e. Level Ideologi
Pada level terakhir, isi media dipengaruhi oleh ideologi yang dianut
oleh institusi media tersebut. Segala kegiatan jurnalis harus disesuaikan dengan
ideologi mereka, termasuk dalam membuat berita. Jadi ideologi tayangan
Metro TV menggambarkan visi dan misi serta berbagai kegiatan ketika Metro
TV dilahirkan.
Konsumen dari berbagai Platform Andika Ramadhan mengatakan bahwa
pengaruh paling besar dari organisasi media adalah pemilik media itu sendiri.

―Pengaruh yang paling besar tentu dari organisasi media atau


pemilik media yang paling berpengaruh bisa mengalahkan Hirarki
Ideologi, karena bisa dilihat perubahan dari zaman dulu yang awal
mulanya mendukung Jokowi sekarang beralih menjadi pendukung Anies,
sementara jika konteks Pilpres 2024 mungkin kecenderungan memilih
Jokowi itu akan ke Ganjar, namun karena memang Metro TV lebih
memilih Anies, jadi Ideologinya tidak begitu dominan dan yang paling
dominan adalah organisasi medianya atau kepemilikan medianya.‖

5
Wawancara penulis dengan Andika Ramadhan, Konsumen berita dari berbagai
platform, pada 7 Oktober 2022 pukul 14.00 WIB, di Café Laka-laka.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pemilihan Presiden atau yang kerap disingkat Pilpres merupakan suatu
rangkaian kegiatan untuk memilih pemimpin selanjutnya bagi Indonesia yang
diadakan setiap 4 tahun sekali. Dalam rangkaiannya, banyak sekali yang
dilakukan oleh para calon presiden serta calon wakil presiden untuk menarik
perhatian khalayak publik.
Hal ini merupakan momentum yang sangat ditunggu-tunggu, dimana
Indonesia akan mengalami pergantian pemimpin. Tentu saja, itu semua disambut
meriah oleh rakyat Indonesia, mereka akan serentak memilih sesuai pilihannya,
pemberitaan mengenai pilpres pun akan beramai-ramai disiarkan di berbagai
platform berita stasiun TV. Tujuan Metro TV adalah untuk menyebarkan berita
dan informasi ke seleruh daerah di Indonesia. Selain menjadi Televisi berita,
Metro TV juga memberikan program lain yang infortamtif bagi masyarakat mulai
dari Teknologi, Kesehatan, Pengetahuan Umum, Seni dan Budaya, dan lainnya.
Metro TV tidak hanya menayangkan berita dalam bahasa Indonesia tetapi juga
dengan Bahasa Inggris dan Mandarin. Sekitar 70% berita yang ditayangkan Metro
TV menggunakan tiga bahasa tersebut dan 30% program non berita.
Untuk melancarkan pencarian informasi tak hanya untuk nasional, Metro
TV bekerja sama dengan beberapa media dan kantor berita asing dalam
pertukaran berita, pengembangan tenaga kerja, dan sebagainya. Media seperti Al-
Jazeera, Voice of America (VOA), dan Channel News Asia (CNA) merupakan
beberapa media yang bekerja sama dengan Metro TV. Stasiun Televisi ini juga
memiliki koresponden yang tersebar tak hanya di daerah- daerah di Indonestapi
juga tersebar di luar negeri seperti Amerika, Inggris, Jepang, dan China untuk
memberikan kabar terkini. Metro TV cukup dipercaya oleh media luar negeri
sehingga kerjasama yang dilakukan dengan Metro TV menunjang kecepatan dan
ketepatan berita dari dunia internasional untuk disiarkan.
―Prinsip utama dari setiap media termasuk Metro tv pastinya adalah
kejujuran, kebenaran, ketepatan, multiboot side tidak hanya satu sisi yang
diberitakan, melaikan melisik juga dari banyak sisi. Dan prinsip lainnya, Metro tv
bertujuan meningkatan pengetahuan dan wawasan masyarakat, lebih pada
pemberitaan yang bermanfaat, yang mampu meningkatkan kesadaran intelektual
dan kesadaran dari masyarakat itu sendiri,‖ Tuturnya.
Namun, sebagai televisi yang memiliki latar belakang pengaruh dari
ownership, berkaitan dengan salah satu poin teori hierarki pengaruh media, Metro
tv banyak memberitakan isu yang berkaitan dengan ownership. Hal ini dibenarkan
oleh Pak Adi Prayitno, selaku Direktur Eksekutif Parameter Politik yang
mengatakan: ―Owner memiliki kepentingan terkait berita yang harus diekspos
dan berita segala apapun, termasuk isu-isu politik, apalagi metro ini berkaitan
dengan Nasdem dan media group, jadi kepentingan owner dalam memberitakan
proporsi politik pasti harus sesuia dengan keinginan mereka. karnea ini
menyangkut sustainability terkait keberlangsungan public dengan mereka,‖
Jelasnya.
Hal ini berkaitan dengan isu politik, dimana pemberitaan di Metro tv yang
dipengaruhi oleh mekanisme owner, pemilik Metro tv yakni Surya Paloh yang
merupakan salah satu petinggi partai Nasdem. Oleh karenanya, terkadang sesekali
terdapat isi konten yang dipengaruhi oleh mekanisme owner. Apalagi jelang
Pemilu 2024, saat ini banyak partai politik yang sedang melakukan safari politik
untuk membentuk koalisi, dalam menentukan bakal Capres dan Cawapres,
termasuk juga yang dilakukan oleh partai Nasdem.
Begitupun, seperti yang baru-baru ini diberitakan oleh media, dimana
Surya Paloh, petinggi dari partai Nasdem mengumumkan Capres 2024, yang
disiarkan secara langsung di Metro tv. Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh,
resmi mengumumkan Anies Baswedan sebagai Capres yang diusung oleh
partainya, pada Senin (3/10/2022). Anies menjadi pilihan Capres yang diusung
Nasdem karena Nasdem ingin mencari yang terbaik dari yang baik-baik. Padahal
sebelumnya, Nasdem telah menyebutkan tiga nama bakal capres di pilpres 2024.
Ketiganya adalah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Gubernur Jawa Tengah
Ganjar Pranowo, dan Panglima TNI Jendral Andika Perkasa.
Pasca gelar deklarasi Anies baswedan sebagai capres partai Nasdem,
tayangan pemberitaan tentang Anies dan segala aktivitas politiknya menjadi
relatif lebih banyak dibanding sebelumnya saat Anies menjabat sebagai gubernur
DKI Jakarta. Hal ini menunjukkan pengaruh kepentingan organisasi menjadi
sangat terlihat Aktivitas Anies otomatis akan selalu terliput oleh Metro tv setelah
namanya sudah tervalidasi menjadi Capres dari Partai Nasdem, tidak di pungkuri
kegiatan Anies sampai tanggal 16 Oktober 2022 adalah pengahabisan masa
jabatan sebagai Gubenur DKI Jakarta, salah satu kegiatannya adalah mengunjungi
AHY dari partai Demokrat untuk bersilaturahmi. Dalam tayangan berita tersebut
AHY banyak menuturkan pujian terhadap Anies, hubungan pribadi yang berjalan
dengan baik bersama Anies pun dituturkan oleh AHY, secara otomatis AHY
mendukung pencalonan diri Anies pada Capres 2024.
Selanjutnya, beberapa tayangan berita Pilpres 2024 di Metro tv setelah
pengumuman Anies Capres partai Nasdem akan berpengaruh pada tayangan
berita Pilpres 2024 selanjutnya pada laman Metro tv, dari studi kasus yang
dijelaskan di atas memperlihatkan permulaan berita Pilpres 2024 khusunya Anies
– Nasdem di Metro tv.
DAFTAR PUSTAKA
Referensi

Eriyanto Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media [Book]. - Yogyakarta :


LkiS, 2001.

Hidayat Dedy N. Paradigma dan Metodologi Penelitian Sosial Empirik Klasik


[Journal]. - Jakarta : Departemen Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Indonesia,
2003.

Krisdinanto Nanang Anomali dan Teori Hirarki Pengaruh terhadap Isi Media
[Journal] // KOMUNIKATIF. - 2014. - p. 9.

Masduki Kebebasan Pers dan Kode Etik Jurnalistik [Book]. - Jakarta : UII Press,
2005. - p. 7.

Morissan Teori Komunikasi Massa [Book]. - Bogor : Ghalia Indonesia, 2010.

Oetama Jakob Pers Indonesia Berkomunikasi dalam Masyarakat Tidak Tulus


[Book]. - Jakarta : Kompas, 2001. - p. 44.

Quail Dennis Mc Teori Komunikasi Massa: Suatu Pengantar [Book]. - Jakarta :


Erlangga, 1996.

Sandu Siyoto Muhammad Ali Shodiq Dasar Metodologi Penelitian [Book


Section]. - Yogyakarta : Literasi Media Publishing, 2015.

Severin Werner J. dan James W. Tankard Jr. Teori Komunikasi Sejarah, Metode,
dan Terapan di Dalam Media Massa [Book]. - Jakarta : Kencana, 2011.

Shoemaker Pamela J and Stephen D. Reese Mediating The Massage, Theories of


Influence on Mass Media Content [Book]. - New York : Longman Publisher, 1996.
LAMPIRAN

A. Transkip Wawancara Bapak Adi Prayitno, sebagai Dosen Ilmu politik


FISIP sekaligus Direktur Eksekutif Parameter Politik.

1. Apa komentar bapak sebagai pengamat politik tentang pilpres 2024 idi media
TV, khususnya di media Mtero TV?

Menurut saya pemberitaan di Metro TV masih cukup berimbang, sekalipun


Metro itu terafiliasi dengan Media Group milik Surya Paloh atau Nasdem, tapi sejauh
ini saya lihat memang pemberitaannya masih proporsional. Jadi semua orang yang
dinilai punya potensi untuk maju di tahun 2024 didalam Metro TV ini tetap
diberitakan, ada Ganjar Pranowo, ada Prabowo Subianto, Anies Baswedan, Puan
Maharani, Muhaimin Iskandar dan yang lainnya. Memang kalau dilihat eskalasinya
selama kurang lebih 2 minggu ini, terutama ketika Nasdem mengangkat Anies
Baswedan sebagai kandidat capres dan mengekspos kegiatan terkait dengan Anies
Baswedan, tentunya lebih banyak proporsi pemberitaannya ketimbang yang lain, tapi
pemberitaannya masih dalam konteks hal-hal yang sifatnya sosialitatif yaitu
sosialisasi mengenai kegiatan-kegiatan politik yang dilakukan oleh Anies ataupun
kandidat kandidat lain seperti Genjer Prabowo Puan dan lainnya, belum sampai pada
penyampaian visi misi ataupun campaign tertentu, masih tataran informatif menurut
saya.

Seperti contohnya kemarin, Erlangga Hartanto dan Puan juga diberitakan,


kemudian juga sebelumnya misalnya terkait dengan Ganjar yang memposting foto
dengan caption ―Mantap‖ di bawah baliho foto Puan Maharani, karena menang
Pemilu 3 kali, hal itu juga diberitakan oleh pihak Metro TV, begitupun dengan
kandidat kandidat lainnya termasuk Anies Baswedan. Saya kira masih cukup
proporsional dan tidak ada kecenderungan atau tendensi apapun yang lebih menjurus,
meski selama seminggu atau dua minggu ini setelah Anies dideklarasikan memang
expose pemberitaan tentang Anies dan segala hal aktivitas politiknya memang
relatively lebih banyak daripada lainnya tanpa menafikan berita-berita politik
daripada calon yang dinilai berpotensi juga untuk Pilpres 2024
2. Apa kamu mungkin pemberitaan di media televisi itu berpengaruh oleh
ownership?. Seperti contoh Metro TV akan membranding Partai Nasdem TV
One akan menggandeng pemerintah dan lain sebagainya. Bagaimana menurut
bapak?

Kalau kecenderungan mengacu pada pemilu sebelumnya, menurut saya ‖Iya


benar‖, misalnya TV One itu relatif kritis terhadap pemerintah, Metro TV memang
relatif banyak proporsi pemberitaannya mengekspos segala sesuatu yang terkait
dengan Jokowi, itu berdasarkan Pemilu sebelumnya. Namun untuk Pilpres 2024 kita
tidak pernah tahu bagaimana expose dan exposure politik yang akan dilakukan oleh
Metro TV, sekalipun memiliki jagoan Anies Baswedan misalnya, tapi sejauh ini
belum ada kampanye di media yang secara dominatif dilakukan oleh Anies di media
Metro TV ini.

Namun ekspos pemberitaan Anies di Metro TV memang lebih banyak


dibanding berita-berita sebelumnya, yang di mana Anies hanya berposisi sebagai
gubernur. Tapi pemberitaan ini hanya sebatas kegiatan politik yang dilakukan oleh
Anies saja, karena sejauh ini Anies bukan kandidat capres tapi ia adalah sosok yang
dinilai punya potensi akan maju di 2024 dan sudah dideklarasikan oleh partai
Nasdem.

Capres itu adalah mereka yang sudah mendaftarkan ke KPU, diusung oleh
partai atau gabungan partai politik dan ditetapkan sebagai kontestan calon presiden
2024. Kalau sekarang itu Anies hanya figur potensial atau sosok yang dinilai punya
potensi bisa maju. Sejauh ini pemberitaan di Metro TV mencakup semua calon yang
dinilai punya potensi, dan sifatnya informative, hanya memberittakan aktivitas politik
tanpa misalnya mengangkat sisi-sisi negatif dari para kandidat itu, karena biasanya
kalau jelang Pemilu akan terlihat kecenderungan TV atau para pemilik Media TV
yang berafiliasi dengan partai politik, ketika ia mendukung pihak tertentu. Namun
sejauh ini saya lihat Metro TV belum pernah terlihat menyerang kandidat- kandidat
bakal calon presiden lain yang punya potensi maju di tahun 2024, seperti contohnya
mereka mengekspos keburukannya atau sisi negatifnya dari bakal calon presiden.

Contohnya Metro TV menampilkan Ganjar hanya dengan deklarasinya,


menayangkan Puan dengan informasi ketika melakukan kegiatan politik
beberapa waktu lalu, belum ada tendensi negatif yang kemudian diperlihatkan ke
publik sebagai pemberitaan Metro TV, tapi kita tidak tahu wallahualam nanti
kalau sudah ada kandidat capres, siapa saja yang maju, mungkin akan ada nafas-
nafas politik yang kemudian akan berbeda yang akan dikeluarkan oleh Metro TV
dan itu perkara biasa dalam politik.
3. Jika selama ini Metro TV mengangkat atau membranding Jokowi, dan baru-
baru ini dengan Nasdem mengangkat Anies Baswedan. Apakah mungkin
kedepannya Metro TV akan lebih memprioritaskan branding Anies Baswedan?
Dan apakah hal itu merupakan hal yang wajar?

Selama tidak ada konflik politik antara Jokowi dengan Nasdem, selama itu
juga tidak akan ada persoalan apapun. Kalau melihat perkembangan ini berita-berita
terkait di Metro, tidak ada berita-berita negatif atau diarahkan untuk menyerang
pemerintah, karena sejauh ini Nasdem dengan Jokowi terlihat baik-baik saja
sekalipun sudah mendeklarasikan Anies Baswedan. Tapi kita tidak tahu bagaimana
dinamika politik kedepannya. Politik kita kan dinamis, hari ini saling berteman, hari
esok tidak ada yang bisa menjamin bahwa mereka akan baik-baik saja. Namun saya
membaca atau memperkirakan bahwa Jokowi dengan Nasdem, Jokowi dengan Surya
Paloh dan Jokowi dengan Metro TV secara personality politik tidak akan bertabrakan,
karena sekalipun Nasdem itu mengusung Anies, terlihat sekali Surya Paloh atau
bahkan Metro TV tidak mau berhadap-hadapan dengan Jokowi, apalagi memberikan
ataupun membingkai framing politik untuk menyerang pemerintah, karena apapun
judulnya Jokowi dan Surya Paloh sebagai owner Metro TV dan penggerak di
Nasdem, hubungan mereka juga baik-baik saja sejauh ini.

Namun kita tetap tidak bias memperkiraan bagaimana dinamika politik


kedepannya, jika sudah mendekati proses Pilpres dan sudah muncul nama-nama yang
akan ditetapkan sebagai bakal calon presiden 2024, tentu persoalan politik akan
muncul dan kita tidak pernah tahu juga apakah Anies Baswedan bisa maju melalui
Nasdem atau tidak, bisa gagal karena tidak mendapatkan dukungan politik atau bisa
lanjut maju dari NasDem dan didukung oleh partai-partai politik yang lain, karena
sekarang Anies Baswedan menempati posisi sebagai orang yang memiliki potensi
untuk maju sebagai bakal calon presiden 2024, jadi serangan framing masih belum
terlihat agresif masih sebatas formalitas, sebatas info-info yang menurut saya
informatif mengenai Anies dan proporsi pemberitaan yang lebih banyak dibanding
sebelumnya tapi yang lain balon-balon yang lain juga dimunculkan di Metro TV,
belum ada pembingkaian atau framing yang membuat Metro TV itu menyudutkan
salah satu pihak.

4. Dari kelima teori Hirarki pengaruh dalam pemberitaan media. Menurut bapak
sendiri, teori apa yang paling berpengaruh dalam pengolahan berita dalam media
Metro TV ini?

Menurut saya lebih menyudut ke hierarki ownership, karena ownership


memiliki kepentingan terkait berita apa yang harus diekspos dan diberitakan terkait
segala hal apapun, termasuk isu-isu politik, apalagi misalnya Metro TV ini terkait
juga dengan Nasdem dan Media Group secara keseluruhan, jadi kepentingan owner
dalam memberitakan proporsi politik pasti juga harus senafas dan sesuai dengan
keinginan mereka dan dibawa ownership itulah ada pimred yang tentu saja
menterjemahkan keinginan dari owner, hampir di seluruh perusahaan-perusahaan
besar memiliki struktur yang seperti itu, yang mana owner berada di atas segala-
galanya dan tentu kebijakan untuk memberitakan apapun pasti melalui diskusi literal
mereka yang berkaitan dengan owner, pemilik saham, termasuk pemimpin-pemimpin
redaksi yang kemudian memberikan kontribusi, kira-kira berita apa yang akan mereka
sampaikan kepada public.

Hal ini menyangkut tingkat keberlangsungan antara publik dan mereka, yang
sekalinya mereka tidak objektif apalagi terlihat tendensius dan partisan, tentu media
ini akan dibully dan ditinggalkan oleh politik. Memang begini realitas media kita,
media Indonesia, bahwa konglomerasi media itu nyata, bahwa media itu sangat
tergantung bagaimana sikap politik Ideologi dan kepentingan para owner tersebut,
apakah dia menyerang? apakah dia soft? dia akomodatif? ataukah dia agresif untuk
kepentingan mereka?.

Tentu saja, mereka terafiliasi dengan partai politik tertentu, dan hal itu yang
memang terjadi di Indonesia, banyak partai politik yang didalamnya itu adalah
pengusaha-pengusaha media dan rakyat yang bisa menilai, apakah proporsi
pemberitaan media dengan owner yang terafiliasi oleh partai politik tersebut rasional?
apakah objektif? atau dia memang sebaliknya?. Biarkan rakyat yang menilai.

1. Dalam penentuan pemilihan calon presiden nantinya, tentu media TV sangat


berpengaruh kepada penilaian masyarakat. Menurut bapak, apakah
pemberitaan di Metro TV ini cukup kuat untuk memengaruhi pemilihan
masyarakat?
Saya kira Metro TV itu merupakan salah satu berita politik atau media yang
paling banyak memberitakan isu-isu politik, paling banyak juga ditonton
orang dan paling banyak juga menjadi tempat di mana orang mencari
informasi mengenai berita politik. Jadi segala sesuatu yang dimunculkan oleh
Metro TV juga berpengaruh dan menjadikan referensi pilihan publik.
Terutama di tahun 2019, banyak orang yang menonton Metro TV adalah
orang yang terafiliasi dengan para pendukung pendukung Jokowi.
Sekalipun media sosial begitu kuat masif tapi jika soal berita politik, rakyat
sampai saat ini masih menjadikan Media TV sebagai The One and Only, salah
satunya pilihan politik untuk mengetahui sejauh mana calon itu mendapatkan
visi aktivitas politiknya dan hal-hal yang terkait dengan upaya mereka untuk
mendapatkan dukungan dari rakyat.
Jadi suka tidak suka, jika menurut survei bahwa media televisi itu juga masih
menjadi referensi politik, dimana orang ingin tahu informasi terkait politik,
dimana orang ingin tahu aktivitas calon dan yang paling penting di Metro TV
adalah TV yang dianggap sebagai TV politik atau salah satu TV politik di
Indonesia selain TV One Metro TV Kompas inews CNN dan lainnya. Metro
TV dianggap masyarakat Indonesia sebagai TV politik yang jika dirangkai
dalam tiga besar yaitu dengan urutan TV One, Metro TV dan Kompas
kemudian dilengkapi dengan CNN dan Inews

6. Banyak stigma yang tumbuh dimasyarakat bahwa tidak ada media yang
bersifat netral. Bagaimana pandangan bapak? Apakah memang saat ini tidak ada
media yang memihak di masyarakat dan bersifat netral?

Idealnya media itu memang harus memberitakan yang relatif tidak berimbang
dengan semua berita politik baik dengan para kandidat visi misi kontestan para calon.
Namun di negara-negara lain banyak juga media-media terafiliasi dengan salah satu
calon. Bagi saya hal itu adalah realitas politik kita, dimana pemilik media itu juga
punya intensi dan kepentingan politik, yang mana hal itu adalah perkara biasa, selama
tidak menggunakan dana Negara, selama tidak menggunakan fasilitas Negara, media
itu boleh saja memberitakan apa dan membentuk framing bagaimanapun. Tindakan
yang salah yaitu apabila media menggunakan wadah Negara, fasilitas Negara, hal itu
tidak diperbolehkan. Namun jika pendanaannya fasilitasnya yang digunakan adalah
menggunakan uang pribadi, swasta atau menggunakan uang perusahaan, media bebas
memberitakan apapun, bersifat partisan, bersifat menyerang lawan, itu tidak masalah.
Namun letak kuncinya adalah rakyat harus rasional, rakyat harus dewasa, harus bisa
membedakan mana TV yang kemudian dianggap tidak berimbang yang hanya
mengutamakan kepentingan kelompo.

7. Menurut bapak, bagaimana analisi framing yang dibangun Metro TV dalam


konstruksi masyarakat menghadapi Pilpres 2024?

Di dalam Metro TV ini tentu ada kepentingan politik. Bagaimana pemberitaan


tersebut diterima oleh publik banyak yang menonton, banyak yang membaca, hanya
terkait hal-hal itu saja. Jika kita lihat sejauh ini bahkan Metro TV semenjak
mendukung Jokowi dari tahun 2014 hingga sekarang pemberitaan terkait apapun
banyak ditayangkan, dan Metro sebagai salah satu TV yang paling banyak ditonton
juga oleh masyarakat Metro suka tidak suka adalah TV politik yang banyak ditonton
oleh orang selain TV One dan Kompas.Namun kembali lagi, bagaimana rakyat secara
rasional bisa memilah soal informasi politik yang mereka dapat dari para politik
rakyat, juga bisa membedakan mana motif yang partisan, punya kepentingan politik
tertentu atau tidak, dan banyak hal lainnya yang bisa dipertimbangkan.

8. Seperti yang kita ketahui sebelumnya, tujuan pemasaran Metro TV ditujukan


oleh masyarakat kaum menengah keatas, kaum diluar pribumi dan lainnya,
namun dengan diangkatnya Anies Baswedan tentunya penjualan nya akan
berubah. Menurut bapak, seberapa besar pengaruh pemberitaan Metro TV
terhadap penonton mereka sendiri?

Jika saya melihat secara umum, analisis Metro TV masih bersifat biasa-biasa
saja. Setiap ada acara Nasdem, Metro TV memang mengekspos banyak hal di
dalamnya, belakangan ini juga skala terkait dengan acara Nasdem atau Anies
Baswedan meliput aktivitas politik yang naik pemerintahnya atau eskalasi
pemberitaan tersebut naik. Kalau sebelumnya terlihat biasa-biasa saja, hal itu
merupakan konsekuensi logis dari Metro TV yang kemudian terafiliasi dengan
Nasdem.

Jadi framingnya adalah framing politik, terutama memberitakan,


mengekspos terkait dengan segala hal apa yang diberitakan dan segala aktivitas
yang dilakukan oleh Nasdem dan belakangan ini Anies Baswedan. Hal yang
diberitakan juga hal-hal yang bersifat informatif, kegiatan-kegiatan biasa dan
tidak ada framing apapun misalnya ajakan-ajakan mengajak kepada publik untuk
tertarik memilih Nasdem ataupun memilih Anies, melainkan hanya informatif
saja, tidak ada tendensi-tendensi yang terlihat menjurus terhadap kampanye
kampanye politik sejauh ini untuk Pilpres 2024, tapi kita tidak tahu bagaimana
kedepannya, kalau Anies sudah didukung oleh partai politik yang lain, sudah
ancang-ancang akan mendaftarkan di KPU, mungkin akan sedikit beda
pemberitaan yang menjurus framing, tentunya demi kepentingan ownership
kepentingan Nasdem yang kemudian Anies Baswedan sangat mungkin untuk
mereka capreskan tapi kalau sejauh ini masih datar-datar saja beritanya masih
informatif.

9. Ada kemungkinan terciptanya framing tertentu atau lebih terkerucut dalam


pemberitaan Metro TV ini atau tidak?

Tentu ada kemungkinan besar untuk menciptakan framing politik tersebut


bukan hanya di Metro TV, beberapa media TV yang lain juga akan memiliki framing,
bahkan Media TV yang terkesan tidak ada keterkaitan dengan partai politik pun akan
terlihat framing politiknya tergantung selera politik para owner tersebut. Kita juga
tidak bisa menjustifikasi yang memiliki framing politik itu adalah mereka tokoh
partai yang juga owner media, tidak demikian, nyatanya juga banyak media-media
yang bukan owner partai politik, namun tetap streaming dengan menguntungkan
salah satu calon dan merugikan pihak-pihak lain.

Rata-rata kalau sudah menjelang Pilpres, menjelang pemilu, jarang media


yang betul-betul netral yang betul-betul di tengah. Media pasti framing sedikit
condong ke salah satu kandidat dan tidak terlalu condong kepada kandidat lainnya.
Bagi saya tidak ada persoalan apapun selagi tidak menggunakan dana Negara.
Kuncinya adalah rakyat yang harus rasional dan cerdas di tengah dunia media TV
yang menurut saya cukup menggurita.

10. Apakah pemberitaan di Metro TV ini menimbulkan turunnya intensitas


ketertatikan masyarakat untuk menonton Metro TV?

Menurut saya hal ini harus diuji. Karena saya belum memiliki data, belum ada
temuan yang mengarah menurunnya intensitas penonton Metro TV, terutama dari pro
Jokowi dan pro pemerintah, karena hal ini tidak bisa kemudian untuk saya
mengakumulasi berdasarkan asumsi-asumsi, karena saya melihat kecenderungan
secara umum pasti ada dampak, namun jika menggunakan logika umum dan
spekulatif pastinya akan berdampak bahwa pro pemerintah dan pro Jokowi pastinya
agak sedikit alergi atau mungkin tidak mau menonton Metro TV. Tapi pada saat yang
bersamaan Metro TV akan kedatangan para penonton-penonton baru yang selama ini
terafiliasi dengan Anies Baswedan .

Ini semacam tambal sulam yang diartikan satu hilang namun datang satu yang
lain, karena saat ini banyak juga yang suka dengan Anies dan menonton Metro TV
dan juga menyukai Nasdem, jadi pastinya akan berpengaruh karena selera pemilih
kita berubah image, politiknya juga berubah dan pasti akan berdampak, terutama bagi
kelompok-kelompok yang pro Jokowi dan pro pemerintah dan juga butuh terhadap
persepsi pemberitaan di Metro, tapi pada saat yang bersamaan kita juga bisa melihat
bagaimana migrasi penonton yang datangnya dari pihak-pihak yang selama ini
memang mengidolakan Anies Baswedan.

11. Karena Metro TV dipegang oleh Bapak Surya Paloh. Apakah hal ini akan
berpengaruh besar kepada pemberitaan Anies Baswedan dan partai Nasdem?

Tanpa Anies Baswedan dideklarasikan oleh Nasdem sekalipun, dari dulu


melihat setiap acara Nasdem itu sudah sering muncul di Metro TV, live, lama jam
tayangnya dan terbuka, terutama semisal peristiwa politik ketika ada rakernas
Nasdem yang mendeklarasikan bakal calon Anies Baswedan, Ganjar pranowo dan
Andika Perkasa yang juga diliput secara langsung atau live selama berhari-hari.
Setiap berita politik yang terkait dengan Nasdem tentunya mendapatkan karpet merah
di media Metro TV, itu yang saya bilang peristiwa seperti ini adalah hal yang tidak
terpisahkan dari konsekuensi owner Metro TV yang juga adalah sosok yang melekat
pada partai politik. Surya Paloh adalah pendiri Metro TV dan juga ketua umum
Nasdem, jadi jika ada kegiatan politik Nasdem dan pada saat yang bersamaan pasti
akan mendapatkan proporsi pemberitaan yang luar biasa di Metro TV. Namun perlu
diingat setiap peristiwa politik apapun di Indonesia, bukan hanya Metro TV, namun
Partai Nasdem pun juga tetap diekspos oleh media-media TV lain, contohnya ketika
Anies dideklarasikan sebagai kandidat Nasdem juga di ekspos tidak hanya dari Metro
TV, melainkan juga dari media-media TV yang lain, yang berbeda itu adalah durasi
penayangannya di setiap media TV tersebut.

B. Wawancara Ibu Irena Pretika Widayanti sebagai Eksekutif Produser


Berita MetroTV
PERTANYAAN 1

Pembahasan mengenai Pilpres pada saat ini belum terlalu mengerucut, karena
kita belum memiliki calon atau bakal calon resmi yang terhitung oleh KPU. Partai
politik pun saat ini belum secara resmi menunjukkan bakal calonnya, mungkin untuk
saat ini ada bayangan seperti Gerindra memastikan bahwa ketua umumnya akan
mengikuti bakal calon presiden dan yang terbaru ada dari Partai Nasdem yang
menyatakan bahwa Anies Baswedan akan menjadi bakal calon presiden, tapi untuk
Partai lain pun sampai saat ini masih belum mengerucut pada siapa mereka akan
menjatuhkan atau mengusungkan bakal calon presidennya. Kalau terkait dengan
seperti apa pendekatan Metro TV yang disampaikan kepada masyarakat publik
mengenai bakal calon presiden Pilpres 2024, Metro TV memang masih mewatakan
saja seperti yang ada di publik atau masyarakat, sebagai contoh misalkan ketika ada
relawan Anies atau relawan Ganjar atau relawan Ridwan Kamil mendeklarasikan
dukungannya terhadap salah satu calon tersebut, jika kita lihat bahwa deklarasi itu
memang menghadirkan seperti tokoh-tokoh yang penting dan dilakukan dengan
masa, masyarakat atau pendukung yang terbanyak dan bernilai tentunya berita itu
akan dihadirkan atau akan ditayangkan, jadi bukannya menjuru terhadap pemilihan,
namun lebih pada arus dari masyarakat atau warga itu seperti apa dinamikanya yang
terjadi.

Terkait dengan deklarasi-deklarasi tersebut yang didalamnya ada perwakilan


dari bakal capres, memang akan ada pertimbangan-pertimbangan tertentu dan tentu
saja dalam redaksi mana, pemberitaan mana yang didalamnya mencakup deklarasi
yang cenderung lebih kuat untuk kita tayangkan atau yang sifatnya lebih local. Jika
sikapnya lebih local, menjuru untuk tidak kita tayangkan, namun jika yang bersifat
nasional atau menghadirkan tokoh-tokoh publik dan tokoh-tokoh ulama atau tokoh-
tokoh relawan yang sudah terverified oleh masyarakat biasanya akan kita tayangkan.

PERTANYAAN 2

Kalau dalam pandangan tadi menurut saya, saat ini ketika konservasi Pilpres
ini masih bergulir yang akan kami lihat dan kami pilah dalam penayangan kami tentu
saja kami melihat dari partai politik. Mau tidak mau dalam sistem pemilu kita saat ini
pemilu presiden maupun pemilu legislatif pun masih berbasis pada partai politik,
suara masyarakat itu diwakilkannya untuk saat ini melalui partai politik. Jadi untuk
ketika kita memberitaan suatu hal, yang akan kita utamakan tentu saja kita melihat
pergerakan dari partai politik, dalam hal ini mungkin dari elit elit politik atau
pimpinan-pimpinan partai politik yang sekiranya kalau dari sisi pemberitaan kita
utamakan terlebih dahulu, karena dari partai politik saat ini adalah yang menjadi
wadah dan mewakili masyarakat untuk menyampaikan aspirasinya.Terbukti ketika
masyarakat memilih anggota DPR bahkan kita memilihnya melalui partai politik
seperti itu juga dalam sistem kepartaian tadi memang yang menjadi pengaruh
narasumber atau pilihan utama kita dalam menyaring pemberitaan pemberitaan
liputan ataupun informasi terkait dinamika politik pasti dari hal yang paling utama,
yaitu partai politik.

Kemudian yang kedua itu sumbernya adalah tokoh-tokoh publik. Misalkan


seperti pengamat, yang mana pengamat memiliki track record yang baik mengenai
survei-survei yang bisa dipertanggungjawabkan, kemudian mengenai opini opini
yang bisa berimbang, kira-kira hal itu yang bias menjadi pertimbangan.

Kemudian yang ketiga, mungkin dari sisi relawan seperti contoh relawan dari
Anies atau relawan dari Ganjar atau layer-layer yang bisa kita ambil ketika kita dalam
hal pemberitaan. Kalau dalam konteks untuk kerjasama reporter atau redaksi
sebenarnya lebih pada penugasan saja. Lebih jelasnya lagi yang lebih berpengaruh
dibanding organisasi dalam media atau luar media, menurut saya lebih prefer dan
lebih berpengaruh besar dalam seegala aspeknya yang diberikan atau yang berasal
dari organisasi di luar media.

PERTANYAAN 3
Pada dasarnya media tetap harus pada basicnya, yaitu memberitakan atau
menginformasikan seluas-luasnya kepada publik terkait suatu kasus. Tidak hanya
terkait unsur-unsur politik tapi juga unsur-unsur hokum, unsur sosial atau bisa disebut
juga multiperspektif dan membahas secara kompleks dan juga komprehensif segala
macam bentuk berita. Demikian juga terkait dengan bidang politik itu, mungkin yang
orang lihat Metro TV lebih berada pada frekuensi penayangannya saja, seperti hal nya
beberapa masyarakat menilai tayangan di TV One itu bentuk branding untuk Golkar,
Metro TV lebih banyak frekuensinya di Partai Nasdem. Padahal sebenarnya dalam
satu penayangan atau satu produk itu tidak hanya terkait dengan politik, tapi juga
dengan kualitas penayangannya, maka dari itu harus kita dalami lagi mengenai hal
tersebut.

Hendaknya kita tahu kualitas berita agar tetap terjaga sebagai media
komprehensif. Misalkan ketika dialog dalam program-program pemberitaan, ada
yang bentuknya seperti buletin ada yang bentuknya seperti dialog ada yang bentuknya
membutuhkan satu atau dua narasumber atau empat narasumber bahkan lebih, cara
untuk mempertahankan kualitas bahwa media itu tetap menayangkan suatu
pemberitaan-pemberitaan yang komprehensif, dalam dialog itu kita hadirkan
narasumber narasumber atau angle-angle yang terkait juga dengan partai lain, dengan
individu lain, dengan tokoh lain, jadi hal-hal yang tadi terkait dengan akomodir
kelompok atau partai dan golongan tertentu bisa dihindari dengan cara kita tetap
memberikan kepada masyarakat perspektif lain dari kehadiran perwakilan atau ada
pandangan dari partai lain yang datang dari pihak berbeda terkait suatu peristiwa atau
pemberitaan tersebut.

PERTANYAN 4

Saya rasa Prinsip utama media atau tokoh jurnalis untuk media itu sama.
Pertama yaitu kejujuran, kemudian kebenaran. Ketepatan tidak hanya satu sisi saja
namun juga melibatkan banyak sisi. Misalkan mengenai liputan berita terkait tragedi
Kanjuruhan, tidak hanya berbicara soal PSSI saja atau tidak hanya membicarakan
tentang Aremanya saja, melainkan kita juga membicarakan tentang suporter atau
sistem pengamanan, bicara soal korban dan kita bicara soal bagaimana pemerintah ini
mengelola atau monitor sepak bola Indonesia. Jadi pemberitaan tersebut tidak hanya
memperlihatkan keberadaan dari satu atau dua sisi tetapi juga melihatkan banyak sisi
atau banyak layer yang sebenarnya menjadi prinsip-prinsip utama dari jurnalis.
Tentu saja prinsip yang lainnya adalah bagaimana pemberitaan-pemberitaan
itu bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan masyarakat dan bisa
menegakkan intelektualitas masyarakat. Jadi tidak menghadirkan pemberitaan-
pemberitaan yang mungkin berkesan remeh, melainkan lebih pada pemberitaan
pemberitaan bermanfaat dan juga mampu meningkatkan kesadaran intelektual dan
wawasan dari masyarakat itu sendiri.

PERTANYAAN 5

Terkait dengan pemberitaan mengenai Anies Baswedan dari Partai Nasdem,


kalau dalam pandangan kami dan dari redaksi kami, melihat bahwa ini sudah
mendekati tahun politik, setiap kali ada pergerakan atau dinamika elit dari partai
politik itu yang bisa mengubah konstansi politik, maka hal itu kami beritakan karena
kami bertujuan mengikuti alur pemilu, bukan hanya karena Bapak Surya Paloh
sebagai pendiri Metro dan juga tokoh di Nasdem, melainkan karena kami secara
sudut pandang televisi berita pun sudah berkomitmen untuk menyiarkan atau update
perkembangan terkini dari setiap dinamika politik apapun.

Bahkan ketika Pak Prabowo dideklarasikan sebagai bakal calon presiden dari
partai Gerindra saat itu pun kami langsung memberitakan atau menayangkan hal
tersebut di Breaking News, sama hal nya ketika Pak Anies kemarin, jadi kita tidak
melihat ini sebagai konteks karena Bapak Surya Palo sebagai pendiri Metro TV
sekaligus di dalam Partai Nasdem, namun kita memberitakan hal ini karena peristiwa
ini adalah momentum penting yang dilakukan oleh para elit ketika mereka
mengumumkan bakal calon presiden, dan hal itu layak untuk diberitakan atau
ditayangkan. Karena kalau kita lihat di saat yang sama pun seperti Kompas TV atau
TV One dan media lainnya pun melakukan hal yang sama. Jadi yang kami lakukan
tidak serta merta karena keterlibatan Bapak Surya Palo yang ada di dua pihak tersebut
melainkan kami memegang prinsip kami yaitu karena kami sudah mendekati tahun
politik dan kita berkomitmen untuk menjadi TV pemilu yang selalu memberitakan
hal-hal penting atau informasi-informasi terkini dinamika politik.

Sudah Selayaknya hal-hal yang sekiranya penting dan spesial dalam


pergerakan politik itu kita sajikan pemberitaan yang lebih lengkap. Semisalkan
nantinya dari PDIP atau Gerindra dan partai politik lainnya akan mendeklarasikan
calonnya, treatment yang sama akan kita berikan juga kepada pihak tersebut, karena
kita memiliki konteks pemilu, jadi memang yang kita utamakan yaitu informasi
terbaru kepada masyarakat siapapun calonnya nanti dari yang partai- partai yang akan
mencalon semua akan mendapatkan layar yang sama di Metro TV

PERTANYAAN 6

Kalau mengenai intensitas, sebenarnya di Metro TV ada banyak program yang


tayang dari pagi sampai malam, sebagai TV berita pastinya Metro TV menghadirkan
banyak elemen dan tayangan, demikian pula dengan berita yang terkait politik, kita
membutuhkan suatu pembedaan keterbaruan dan penilaian dari sisi kekuatan isu dan
kedalaman berita. Terkait dengan intensitas tersebut kita melihat bahwa sekarang
Metro TV ini mencoba dalam pilpres 2024 untuk menghadirkan dan memberikan
kesempatan setiap calon presiden, siapapun dan dari partai manapun untuk saling
beropini dari sisi gagasan, dan hal itu yang membuat kita saling mendorong, tidak
hanya dari pihak Anies Baswedan namun siapapun calon-calon yang memiliki
gagasan yang baik atau ide-ide perbaikan kepada bangsa yang baik, hal itu akan
menjadi materi dari penayangan kita, karena kembali ke prinsip Metro TV, bahwa
siapapun dan apapun pemberitaannya, Metro TV ingin meningkatkan kualitas
intelektual dari masyarakat Indonesia, tidak ingin hanya sekedar memberikan jam
tayang atau jam siar untuk calon-calon presiden yang nantinya hanya sekedar mereka
kunjungan-kunjungan saja tanpa kehadiran gagasan-gagasan yang bermanfaat atau
gagasan yang berguna untuk kemajuan bangsa.

Maka dari itu dalam setiap pemberitaan kita tidak hanya sekedar intensitas
atau frekuensi, namun kita juga melihat siapa calon yang mampu memberikan
gagasan-gagasan yang baik, yang membawa perubahan bagi bangsa. Jangan sampai
pemberitaan di Metro TV ini hanya menjadikan ruang-ruang tokoh capres untuk
bercitra saja, namun diperuntukkan juga untuk memberikan nilai-nilai yang penting
bagi masyarakat. Karena secara prinsip Metro TV memiliki ketentuan, bahwa pers
hadir tidak hanya untuk memberitakan kebenaran atau kejujuran melainkan juga di
dalamnya harus mengandung nilai-nilai positif dan mampu membawa masyarakat ke
arah yang lebih maju di setiap beritanya atau di setiap penayangan Metro TV.

PERTANYAAN 7

Kalau menurut saya, hal tersebut merupakan dua hal yang berbeda.
Keberpihakan itu tidak diartikan dengan berpihak kepada partai politik atau orang-
orang politik tertentu, melainkan keberpihakan kita adalah berpihak kepada
masyarakat, berpihak kepada kejujuran, kebenaran, bukannya keberpihakan kepada
ekonomi atau hal-hal lainnya. Kembali lagi dengan prinsip media atau prinsip jurnalis
yang pastinya berpihak kepada kebenaran. Suara rakyat juga tidak bisa diartikan atau
digeser kepada berpihakan di ekonomi atau partai politik. Pihak Metro TV memegang
erat prinsip kebenaran dan kejujuran sebagai media pers.

PERTANYAAN 8

Menurut saya hal yang menjadi inti utama ketika bicara mengenai Pemilu
adalah memberitakan kontestasi ini secara transparan dengan menghindari adanya
politik identitas dan mengadu domba antar sesama calon, tidak memberitakan
keburukan-keburukan atau seperti black campaign kepada calon lain, melainkan
mengutamakan kekuatan calon-calon tersebut, apa kekuatan calon dan apa apa saja
yang menjadi gagasan calon untuk pembaruan bangsa ini, juga hal apa yang menjadi
gagasan dari calon A ataupun calon B untuk pembaruan negara ini.

Poin utama dalam pemberitaan Pilpres 2004 di Metro TV adalah menghindari


adanya politik identitas, menghindari black campaign dan mengutamakan
penyampaian atau sosialisasi gagasan-gagasan yang akan diusung para calon presiden
nantinya. Hal itu yang menjadi poin utama yang akan kami terus-menerus ulang-
ulang dalam setiap program kami mulai dari pagi hingga malam terkait pemberitaan
Pemilu. Termasuk juga sosialisasi serta edukasi kepada pemilih terkait pemberitaan
dan proses pelaksanaan Pemilu itu sendiri seperti, apa karena Pemilu pada tahun 2024
akan melewati banyak tahap, mulai dari pasca pencoblosan hingga akhir.

Jadi kita mengajak masyarakat tidak hanya membicarakan tentang bakal calon
presiden saja namun juga membicarakan mengenai bagaimana tahapan-tahapan
pemilu dan mengedukasi masyarakat supaya masyarakat tidak hanya sekedar melihat
bakal calon saja dan membabi buta masyarakat dengan pemberitaan calon, namun
juga mengajak masyarakat untuk berpikir lebih kritis dan menghadirkan pemilu yang
logis juga positif tanpa ada embel-embel politik identitas dan segala macamnya, dan
hal itu yang menjadi PR utama Metro TV nanti ketika Pilpres atau pileg.

Mengenai penonton secara demografi, pada dasarnya pemberitaan Metro TV


itu untuk umum tidak terbagi dalam ruang perbedaan ekonomi, perbedaan gender dan
lain sebagainya. Metro TV tidak bisa memilah-milah penonton, kita justru berharap
Metro TV mengandung tayangan informasi yang bisa dipahami, dimengerti oleh
seluruh dan seluas-luasnya masyarakat Indonesia, jangan sampai penonton Metro TV
itu terasosiasi dengan pembagian sekat-sekat tertentu.

PERTANYAAN 9

Hal itu lebih mengarah ke kecenderungan politik saja. Karena dari sudut
pandang partai politik semisal dulunya Nasdem adalah pendukung Pak Jokowi, jadi
karena hal itu penonton mengasosiasikan bahwa semuanya, baik itu pemberitaan di
Nasdem ataupun pemberitaan di Metro TV selalu menjuru ke Jokowi dan jika
sekarang Metro akan lebih memberitakan Anies.

Kalau menurut saya ini terlalu dini untuk menyimpulkan tentang topik ini,
karena Nasdem sendiri baru beberapa hari mereka mendeklarasikan Anies Baswedan
sebagai bakal calon presiden. Sepertinya hal itu merupakan sebuah kesimpulan yang
terlalu dini untuk menunjukkan bahwa Metro TV itu lebih ke arah Anies, untuk
sekarang saya rasa dalam kontestasi pilpres itu kita masih menunggu waktu yang
panjang, masih ada waktu 2 tahun lagi dan segala hal masih bisa dan mungkin terjadi
ataupun berubah dan untuk ideologi Metro TV itu kembali ke hal yang berkaitan
dengan kebangsaan dan bertujuan untuk meningkatkan intelektualitas masyarakat.
Tidak ada yang namanya ideologi Jokowi atau ideologi Anies, saya rasa itu
kesimpulan yang sangat terburu-buru untuk saat ini.

C. Wawancara Andika Ramadhan selaku penonton tayangan MetroTV.

Pertanyaan 1

Media yang paling dominan dimasyarakat ada media sosial kemudian media TV.
Pengaruh pemberitaan di Metro TV sebenarnya karena Media TV merupakan
pilihan kedua yang menjadi konsumsi masyarakat. Kedua media ini memiliki
power yang kuat untuk mempengaruhi penontonnya dalam konteks Pilpres 2024.
Pemberitaan mengenai pilpres di media TV sebenarnya sudah dari tahun 2014
memiliki kecenderungan terhadap salah satu pihak, dalam konteks Metro TV jelas
didalamnya mereka memiliki kepentingan karena keterlibatan Partai Nasdem
(Nasional Demokrat), kemudian jika pemerintahan sekarang dikarenakan Nasdem
adalah partai pendukung pemerintah Jokowi, mereka juga memiliki
kecenderungan untuk terus memberitakan Jokowi. Untuk 2024, baru-baru ini
Nasdem mengumumkan Anies Baswedan sebagai capres dari Partai Nasdem,
kemudian di Metro TV sendiri ada porsi pemberitaan yang cukup condong untuk
lebih memberitakan Anies Baswedan sebagai capres 2024.

Pertanyaan 2

Kalau bicara mengenai media, setiap orang pasti memiliki afiliasi terhadap media
masing-masing. Contohnya A suka membaca berita detik B suka berita Kumparan,
A lebih suka nonton Metro TV, B lebih suka nonton TV One. Setiap orang
memiliki afiliasi itu, yang secara tidak langsung menu jukan kesetaraan nilai
antara orang tersebut secara pribadi dengan medianya. Dalam konteks ―Bagaimana
dalam menanggapi Metro‖, sebenarnya media tidak mungkin netral dan tidak
mungkin bahwa media tidak punya keberpihakan. Dengan klise berpihak kepada
orang yang lebih luas atau kepentingan yang lebih luas, bukan kepentingan
kelompok. Dalam konteks ini, sebenarnya apa yang dilakukan pihak Metro,
menurut saya secara pribadi sebagai penonton itu hal yang wajar, karena memang
mereka punya kepentingan untuk afiliasi politik mereka asalkan tidak boleh ada
berita bohong di dalamnya tidak boleh ada apa yang mendiskreditkan satu pihak
tertentu, sementara membangga-banggakan satu pihak lain.

Misalnya silakan kalau mereka mau mengharumkan nama Anies sebagai Capres,
asalkan jangan sampai Metro menjelekan lawan Anies, seperti disurvei lawannya
adalah Prabowo atau Ganjar. Mungkin Secara proporsional tidak akan sama antara
pemberitaan Annis dan juga pemberitaan Ganjar atau Prbowo. Tapi itu boleh
untuk dilakukan asalkan masih dalam koridor bahwa apa yang disampaikan itu
kebenaran. Bagi orang yang tidak suka dengan Anies secara mudahnya dikatakan
bahwa mereka pasti bukan target pasar dari Metro TV, jadi mungkin akan mencari
media-media lain yang lebih punya afiliasi dengan pihak-pihak yang mereka
dukung.

Kita sebagai warga dan penonton, kita diberi pilihan terhadap sekian banyak
media, media online, media cetak, media elektronik dan sebagainya, dan kita
berhak memilih yang sesuai dengan nilai-nilai kita, dan hal itu wajar. Bahkan
praktik televisi di Eropa atau di Amerika pun seperti itu. Di Amerika ada Fox
News yang memiliki kecenderungan untuk lebih mendukung Partai Republik
Donald Trump, sementara CNN lebih cenderung ke Partai Demokrat Joe Biden.
Sebenarnya media-media ada yang cenderung dan kelihatan afiliasinya atau
spektrum spektrum yang menunjukan satu pihak lebih menjuru ke liberal dan yang
satu lainnya lebih konservatif. Praktik-praktik itu sebenarnya Jamak, jadi bagi
penonton yang tidak menyukai salah satu pihak itu merupakan hal yang wajar.

Pertanyaan 3

Dalam konteks Metro TV, yang lebih dominan terlihat yaitu mengenai organisasi
medianya, artinya di tingkatan atas atau pemilik medianya itu cukup berpengaruh
terhadap konteks pemberitaan Pilpres 2024, artinya mungkin akan ada semacam
arahan atau kecenderungan karena pemilik media ini berafiliasi terhadap salah satu
Partai Politik dengan salah satu calon Presiden, otomatis untuk staff bawahnya, di
dalam konteks rutinitas media individu atau jurnalisnya dan semua orang diredaksi
itu pasti akan mengikuti kecenderungan yang sama dengan pihak atasan mereka.

Dalam konteks ini tentu Metro TV jelas terlihat keterpihakan, karena organisasi
medianya itu afiliasinya dengan Nasdem dan Anies, tentunya ada kecenderungan
untuk memberitakan lebih baik dan porsi yang lebih besar ke Nasdem atau ke
Anies. Sampai pada tahap jika kita menilai dari masyarakat luas, selama ini Metro
TV cenderung pasarnya yaitu masyarakat kelas ekonomi menengah ke atas,
pengusaha, masyarakat di luar pribumi, orang-orang dengan ekonomi bagus, yang
sebenarnya selama ini hal itu bukan afiliasi politik Anies Baswedan. Jika Anies
lebih cenderung ke masyarakat muslim, kelompok menengah ke bawah dan
sebagainya.

Dalam konteks pemberitaan di Metro itu akhirnya mau tidak mau harus memilih
untuk memberitakan Nasdem dan Anies yang mungkin selama ini tidak terafiliasi
atau tidak sesuai dengan penonton Metro TV, dalam artian hierarki atau pengaruh
dari penonton Metro TV terhadap pemberitaan Metro TV ini tidak begitu dianggap
dan tidak begitu di akomodir karena yang paling utama atau yang paling dominan
adalah dari pengaruh organisasi media itu sendiri bukan dari penonton. Mungkin
dari sisi hierarki pengaruh terhadap pemberitaan Pilpres 2024 kalau dilihat yang
paling utama yaitu organisasi medianya yang memiliki kekuasaan paling besar
dalam konteks Pilpres 2024 mungkin penonton Metro TV itu tidak terlalu
diperdulikan karena sesuai basis penonton Metro TV tidak sesuai dengan
pendukung Anies.

Pertanyaan 4

Sebenarnya pertanyaan ini harus berdasarkan data, namun kalau dari pandangan
umum apakah penonton Metro akan banyak berkurang atau akan banyak lari,
kalau menurut saya tentu akan lari. Artinya mungkin ada satu dua pihak yang
merasa tidak sesuai dengan Anies Baswedan kemudian karena afiliasi Metro
sekarang memilih Anies otomatis mereka akan pergi meninggalkan Metro TV, hal
itu sama semisal seperti di Nasdem ada beberapa kader yang tidak setuju dengan
Anies, begitu Nasdem mengangkat Anies ada beberapa orang keluar dari Nasdem.
Apalagi hanya sekedar penonton dari Metro, itu lebih mudah untuk beralih dari
Metro karena diangkatnya Anies. Namun tentu dengan Metro TV mendukung
Anis akan ada tambahan penonton lagi, mungkin selama ini orang-orang yang
tidak menonton Metro karena merasa TV kafir, cenderung ke pihak Jokowi, tidak
suka dengan Jokowi, dan karena mereka selama ini lebih mendukung Anies dan
satt ini Anies ada didalam Metro, akhirnya mereka mulai menonton Metro TV.
Dalam konteks ini tentu jika ingin dihitung penambahan dan pengurangan
penonton Metro TV harus disesuaikan dengan data, namun menurut saya secara
pribadi untuk dua hal itu pasti akan ada.

Pertanyaan 5

Kalau saya secara pribadi sebagai penonton Metro dan juga konsumen media dari
berbagai macam media, pemberitaan Metro TV ini tidak akan berpengaruh di saya.
Karena saya mengonsumsi banyak media seperti TV One dan media lain seperti
koran atau Kompas dan segala macamnya, tidak hanya Metro yang kemungkinan
pengaruhnya akan sangat kecil di diri saya karena Metro bukan sumber utama bagi
saya.
Pertanyaan 6

Kalau dalam konteks Anies, otomatis dia akan sangat disukai dengan kelompok-
kelompok yang memilih Anies atau masyarakat yang suka dengan Anies merasa
sangat senang dan terwakilkan dengan Metro TV memberitakan Anies, namun jika
dibicarakan secara umum secara luas harus disesuaikan dengan data, karena
definisi masyarakat juga sedikit ambigu karena ada beberapa pihak masyarakat,
tidak hanya satu. Selama ini Metro TV juga didukung oleh masyarakat karena
mengangkat Jokowi, tentunya banyak masyarakat pendukung Jokowi yang secara
tidak langsung tertarik dengan Metro TV yang selama ini mengakomodir berita
tentang Jokowi. Kalau untuk sekarang perubahannya sekedar, semisal dulu
masyarakat A yang lebih menonton Metro TV karena mereka pendukung Jokowi,
sekarang beralih ke masyarakat B sebagai pendukung dari Anies
Baswedan. Karena kembali lagi mereka akan memberitakan sesuai dengan afiliasi
mereka sendiri dan sangat subjektif tergantung siapa yang menonton dan siapa
yang menilai.

Pertanyaan 7

Hal itu akhirnya menjadi konsekuensi jika salah satu pihak memasuki media
tertentu yang mendukung partai A itu sudah menjadi tanggungan. Karena di
tingkatan reporter dan tingkatan jurnalis itu merupakan layer paling bawah, yang
mana jika mereka menentukan topik berita liputan itu hanya mengikuti perintah
dari atasan. Jadi hal itu lebih menjuru ke konsekuensi atas pekerjaannya di tempat
tersebut karena mungkin dia merasa tidak begitu terafiliasi dengan medianya,
mungkin beritanya jika diubah 180 derajat akan lebih susah, namun karena
tuntutan pekerjaan yang mengharuskan dia memihak dengan Anies dia harus
berusaha lebih untuk mengembangkan sudut pandang positif bagi Anies atau
setidaknya lebih memilih untuk netral.
Pertanyaan 8

Pengaruh yang paling besar tentu dari organisasi media atau pemilik media yang
paling berpengaruh bisa mengalahkan Hirarki Ideologi, karena bisa dilihat
perubahan dari zaman dulu yang awal mulanya mendukung Jokowi sekarang
beralih menjadi pendukung Anies, sementara jika konteks Pilpres 2024 mungkin
kecenderungan memilih Jokowi itu akan ke Ganjar, namun karena memang Metro
TV lebih memilih Anies, jadi Ideologinya tidak begitu dominan dan yang paling
dominan adalah organisasi medianya atau kepemilikan medianya.

Pertanyan 9

Tentu, karena selama ini tentu ada yang tidak suka dengan pihak Anies dan karena
Metro TV akhirnya mendukung Anies, namun tentunya ada yang terpengaruh ada
yang tadinya tidak suka dengan Anies akhirnya suka dengan Anies, namun berada
di tatanan yang tidak fanatik atau lebih netral. Semisal dia mendukung Jokowi
namun jika melihat Anies bukan dinilai sebagai seorang yang buruk tapi juga
bukan sebagai orang yang baik, jadi dia lebih memilih untuk netral dan memiliki
kemungkinan untuk berpindah ke Anies karena pengaruh dari kepercayaan
audience mengenai pemberitaan di Metro TV.

Pertanyaan 10

Kalau kritik terhadap Metro TV, karena pengaruh berada di organisasi


kepemilikan media itu sangat dominan, akhirnya kepentingan publik yang
sesungguhnya jadi di nomor dua kan bukannya menjadi yang dominan. Padahal
sebenarnya kepentingan media yang paling utama adalah memenuhi dan
membantu publik luas dan cenderung lebih bisa melihat satu suatu hal yang
penting di masyarakat. Kalau dikaitkan dengan hierarki pengaruh dominasi
organisasi media yang paling utama yaitu jadi kritik bagi mereka, karena mereka
tidak mengakomodir suara-suara publik yang lebih banyak, lebih mayoritas dan
yang lebih luas termasuk misalnya bagaimana pemberitaan mereka terhadap salah
satu pihak.

Semisal acara di Metro TV yang tayang setiap pekan dan menceritakan mengenai
aktivitas Jokowi selama satu pekan dan itu jelas menunjukkan bahwa Metro
selama ini keberpihakan terhadap Jokowi dengan posisi sekarang yaitu beralih atau
berubah ke Anies, meskipun mereka mengakui tetap mendukung Jokowi sampai
2024 sampai selesai masa jabatan, namun kebanyakan pendukung Jokowi itu
berbentrokan dengan pendukung Anies. Jadi Metro TV yang akhirnya mendukung
Anies itu menunjukkan tidak punya pegangan ideologi yang kuat karena karena
lebih didominasi oleh organisasi media.

D. Dokumentasi

Wawancara Bapak Adi Prayitno, sebagai Dosen Ilmu politik FISIP


sekaligus Direktur Eksekutif Parameter Politik.
Wawancara Ibu Irena Pretika Widayanti sebagai Eksekutif Produser
Berita MetroTV

Wawancara Andika Ramadhan selaku penonton tayangan MetroTV.

Anda mungkin juga menyukai