Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

EFEK MEDIA MASSA

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas terstruktur mata kuliah Sosiologi Komunikasi

Dosen Pengampu

Vivi Yulia Nora, M.si

Kelompok : 11

Wahyu Isamudin 4621003

Meki Safrianto 4621004

Dhicky Prasetyawan 4621026

PRODI SOSIOLOGI AGAMA

FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SJECH M. DJAMIL DJAMBEK BUKITTINGGI

1445 H/ 2023 M
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim,

Alhamdulillahhirabbil’alamin,

Segala puji bagi Allah Subhanahu Wa Ta’ala Tuhan semesta alam. Shalawat dan salam
semoga selalu tercurah kepada baginda Nabi Muhammad Saw, suri tauladan umat manusia.
Alhamdulillah atas segala rahmat dan pertolongan Allah serta izin dari-Nya maka Makalah
Sosioligi Keluarga yang membahas tentang “Efek Media Massa”, dapat selesai.

Makalah Sosiologi Agama ini ditulis berdasarkan kepada panduan dan garis besar Program
Pengajaran yang diberikan oleh Universitas Islam Negeri (UIN) Sjech M. Djamil Djambek
Bukittinggi. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu
dalam menyusun materi makalah ini. Terakhir, di dalam penyempurnaan makalah tentunya kami
memerlukan saran untuk peningkatan makalah, maka dengan segala kerendahan hati kami
menerima masukan dan saran terkait makalah kami.

Bukuttinggi, 29 November 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................ ii

DAFTAR ISI ........................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................... 1

A. Latar Belakang .................................................................................................................... 1

B.Rumusan Masalah ................................................................................................................ 2

C.Tujuan Penulisan .................................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................................... 3

A. Efek Media Yang Terencana ............................................................................................ 3


B. Efek Media Yang Tidak Terencana.................................................................................. 4

BAB III PENUTUP ............................................................................................................... 9

A. Kesimpulan ......................................................................................................................... 9

B. Saran .................................................................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Media merupakan salah satu kebutuhan penting bagi masyarakat. Media hadir
dalam kehidupan kita sehari hari. Media saat ini sudah menjadi kebutuhan pokok
dalam kehidupan masyarakat setiap hari kita selalu bersentuhan dan membutuhkan media.
Menurut McLuhan, media sangat berpengaruh pada masyarakat media melingkupi setiap
tindakan di dalam masyarakat. Media memberikan kita informasi, hiburan, pendidikan dan
interaksi di dalam masyarakat. Setiap hari kita tidak dapat melarikan diri dari media dalam
kehidupan kita, bahkan pada masyarakat modern media merupakan sesuatu hal yang penting
di dalam kehidupan sosial. Disamping tingkat kebutuhan kita akan media cukup besar, media
memiliki efek lain yang ditimbulkanya. Dalam teori media dan komunikasi massa,
dijelaskan bahwa hampir sebagian orang terkena efek dari media massa.“Para peneliti merasa
bahwa media memiliki efek yang sangat langsung dan tidak langsung pada audiens”. Media
dalam hal ini media massa dianggap memiliki pengaruh besar tehadap kehidupan dalam
masyarakat. Pengaruh inilah yang kemudian diteliti sejauh mana efek dari media tersebut. 1

Denis McQuail menjelaskan, bahwa efek media massa memiliki typology yang mana
terdiri dari empat bagian yang besar. Pertama, efek media merupakan efek yang direncanakan,
sebagai sebuah efek yang diharapkan terjadi baik oleh media massa sendiri ataupun orang yang
menggunakan media massa untuk kepentingan berbagai penyebaran informasi. Kedua, efek
media keassa yang tidak direncanakan atau tidak dapat diperkirakan, sebagai efek yang benar-
benar di luar kontrol media, di luar kemampuan media ataupun orang lain yang menggunakan
media untuk penyebaran informadi, pada letak dia untuk mengontrol terjadinya perk dalam
kondisi tidak dapat diperkirakan dan efek media terjadi dalam kondisi tidak dapat dikontrol.
Ketiga, efek media massa terjadi dalam waktu pendek namun secara cepat, instan, dan keras
memengaruhi seseorang atau masyarakat. Keempat, efek media massa berlangsung dalam

1
Elvinaro Ardianto dan Lukiati Komala Erdinaya, “Komunikasi Massa Suatu Pengantar”.(Bandung: Simbiosa
Rekatama Media, 2005), hal. 49

1
waktu yang lama, sehingga memengaruhi sikap-sikap adopsi inovasi, kontrol sosial sampai
dengan perubahan kelembagaan, dan persoalan-persoalan perubahan budaya.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka ditentukanlah rumusan masalah sebagai
berikut.
1. Apa itu efek media yang terencana?
2. Apa itu efek media yang tidak terencana?

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penulisan penelitian ini sebagai berikut:
1. Mengetahui tentang efek media yang terencana.
2. Mengetahui tentang efek media yang tidak terencana.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Efek Media Yang Terencana

Efek media massa yang dapat direncanakan bisa terjadi dalam waktu yang pendek atau
waktu yang cepat, tetapi juga bisa terjadi dalam waktu yang lama. Efek media massa yang
dapat direncanakan dan terjadi dalam waktu yang cepat yaitu seperti propaganda, respons
individu, kampanye media, news learning, pembingkaian berita, dan agenda-setting. Sebuah
pemberitaan media massa melalui propoganda umpamanya, maka media massa dapat
melakukannya dalam waktu singkat, yaitu beberapa menit di media massa, kemudian efek
media massanya dapat pula diperkirakan sampai seberapa jauh menerpa masyarakat, termasuk
luasan efek yang dapat terjadi. Begitu pula kampanye media seperti iklan, dapat juga dilakukan
dalam waktu singkat, dan efek iklan dapat diperkirakan sejauh mana memengaruhi masyarakat.
Pembingkaian berita (framing), dengan maksud-maksud tertentu oleh sebuah media massa,
dapat dilakukan dalam waktu pendek dan efeknya dapat membentuk opini-opini yang bisa
diperkirakan oleh orang media, termasuk pula agenda-setting berakibat terhadap terpolanya
agenda masyarakat sesuai dengan pilihan agenda media. Namun efek media yang terencana ini
juga dapat dilakukan dalam waktu yang lama, dengan efek media yang lama pula terjadi di
masyarakat. Dengan pemberitaan yang direncanakan oleh media, maka media dapat
merencanakan terjadinya sebuah difusi dalam berbagai objek pembangunan di masyarakat.
Namun pula, karena waktu yang lama, maka pemberitaan terhadap sebuah objek ter- difusi
menjadi berbagai pemberitaan di sekitar itu, bahkan akan terjadi media dapat menyebarkan
gagasan-gagasan difusi inovasi terhadap hal-hal yang baru di masyarakat. Sebuah difusi
inovasi yang baik di masyarakat akan dengan mudah mendapat penerimaan masyarakat, karena
itu dalam waktu yang lama, media dapat menyebarkan difusi inovasi kepada seluruh lapisan
masyarakat.

Contoh dari dua tipologi efek media ini (tipologi terencana dalam waktu pendek dan dalam
waktu lama) adalah sederet pemberitaan media tentang penggunaan formalin dalam makanan.
Berita ini bisa jadi propaganda, bisa jadi kampanye media, bahkan bisa pula menjadi agenda-
setting, namun dilakukan dalam waktu pendek, efeknya di masyarakat adalah bahwa

3
masyarakat menjadi Bangat terpukul karena selama ini mereka tak menyadari makanan- nya
telah teracuni formalin dan berbagai zat beracun lainnya, karena ada masyarakat ada yang takut
mengonsumsi beberapa jenis makanan, akibatnya beberapa produsen makanan yang diduga
tercemar itu bangkrut, pemerintah dan para tokoh masyarakat ikut berwacana untuk membuat
peraturan yang mengatur formalin dan zat-zat beracun lainnya. Dahsyatnya pemberitaan
formalin menyebabkan masyarakat merasa sedang dihinggapi teror racun, ngeri, dan
menyeramkan. Namun perasaan mengerikan dan menyeram- kan itu lambat laun akan
berkurang seirarna dengan berkurangnya pemberitaan tentang formalin itu di media massa.
Sedangkan siaran media massa, khususnya televisi tentang lagu-lagu dangdut ngebor dalam
waktu yang lama, walaupun pada awalnya ditentang oleh banyak pihak di masyarakat, namun
lama-kelamaan, acara-acara itu kemudian juga dapat diterima oleh masyarakat itu. Bahkan
media sadar bahwa acara ngebor itu akan melahirkan acara lain di sekitarnya seperti acara
wawancara dengan figur-figur ngebor, penayangan kisah hidup mereka, acara ngebor, dan
sebagainya.2

Dalam beberapa penelitian sebagai Media baru yang menghasilkan budaya positif dan
negatif sebagai contoh banyaknya pelajar maupun mahasiswa/i membuat tugas_tugas kuliah
banyak terbantu dari internet, tapi masih suka copy paste seakan plagiat karena kurang
memahami cara penulisan. Jika diteruskan akan menjadi budaya negatif. Sebaliknya menjadi
budaya positif jika disiplin waktu dalam berinternet, dan tidak mencari hal-hal yang tidak
bermanfaat. Disinilah diperlukan media literasi dalam berinternet sehat. media baru pada
dasarnya menghasilkan produk yang terencana.3

B. Efek Media Yang Tidak Terencana

Efek media massa yang terjadi tak terencana dapat berlangsung dalam dua tipologi, yaitu
terjadi dalam waktu cepat dan terjadi dalam waktu yang lama. Yang terjadi dalam waktu cepat
merupakan tindakan reaksional terhadap pemberitaan yang tiba-tiba mengagetkan masyarakat.
Pemberitaan macam ini tanpa disadari media akan menimbulkan reaksi individu yang merasa

2
Burhan Bungin, “Sosiologi Komunikasi, Teori Paradigma Dan Diskursus Teknologi Komunikasi Di Masyarakat,
Edisi Pertama”, (Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2006), Hlm 323
3
Darwadi, "Media Baru Sebagai Informasi Budaya Global". Jurnal Komunikator, Vol. 9 No. 1 Mei 2017

4
dirugikan, akan reaksi kelompok yang merasa dicemarkan, bahkan bisa memicu tindakan-
tindakan kekerasan. Reaksi terhadap pemberitaan Majalah Tempo oleh seorang pengusaha di
Jakarta sehingga sampai ke pengadilan, kemudian aksi pendudukan Banser di kantor Redaksi
Jawa Pos di Surabaya, adalah contoh-contoh dari efek media massa yang tak terduga atau tak
dapat dikendalikan oleh media sendiri.

Begitu pula, pemberitaan media massa tentang kekerasan dan kriminal, seperti, Derap
Hukum, Tikam, Patroli dan sebagainya,sekilas dalam waktu pendek tak bermasalah, orang
yang menonton acara itu tidak langsung melakukan tindakan-tindakan melanggar hukum yang
dilihatnya di televisi atau media massa lain. Namun dalam waktu yang lama, tanpa disadarinya,
acara-acara macam itu akan menciptakan "jalan keluar" yang tak dihendaki oleh dirinya
sendiri, apabila ia mengalami masalah yang sama dengan apa yang dilihatnya di televisi. Jadi,
efek media massa ini telah menciptakan "peta analog" mengenai jalan keluar dari masalah yang
akan di- hadapi di waktu yang akan datang. Sehingga apabila orang itu ter- kena musibah,
maka dengan gampang saja ia menggunakan racun nyamuk untuk menghabisi hidupnya,
karena "peta analog" penyelesaian masalah seperti itu telah lama hidup dalam "theater of the
mind"-nya.

Jadi, dalam waktu yang sama efek-efek media massa ini sulit dikendalikan oleh media itu
sendiri, atau bahkan tak terkendali sama sekali. Namun efek itu telah merusak kontrol sosial,
sistem-sistem sosial, sistem budaya, pandangan hidup dan konsep realitas orang, sampai
dengan gagasan-gagasan menciptakan budaya-budaya baru yang merusak peradaban umat
manusia.

Dari tingkat kekuatan dan kerusakan sosial yang diakibatkan oleh efek media massa maka
dapat dijelaskan bahwa kerusakan sosial akibat efek media massa ini sebagai berikut: Tahap
satu, efek merusak yang paling mudah terjadi adalah pada tatanan fisik dan perilaku individual
(perilaku organisme) yang berdampak pada perilaku kelompok dan masyarakat. Efek ini
terlihat dengan ber- bagai perilaku mulai dari perilaku menolak, menahan diri sampai dengan
perilaku menerima. Ada juga efek emosional seperti ke- takutan, pobia, sampai dengan efek
melawan. Tahap Dua, efek merusak pada tatanan sikap (norma personal) dan norma-norma
lain di sekitar sikap seperti merusak sistem sosial sampai dengan merusak sistem budaya serta
lingkungan yang lebih luas.

5
Kerusakan tahap satu merupakan kerusakan pada medium pertama, yang secara teori dapat
diatasi dalam waktu yang cepat. Efek media massa pada tahap ini kadang bersifat dahsyat,
namun akan mudah dilupakan orang seirama dengan berkurangnya pemberitaan tersebut di
media massa. Namun apabila efek itu sudah menyentuh tahap dua, maka diperkirakan efek
kerusakan yang diakibatkan oleh media massa terjadi pada dua atau tiga generasi masyarakat,
di mana sistem sosial dan sistem budaya bahkan lingkungan yang lebih luas telah rusak akibat
dari efek media yang terjadi dalam waktu yang cukup lama.

Selain apa yang dijelaskan oleh McQuail di atas tentang efek media massa dan tingkat
kerusakan sosial yang terjadi akibat dari efek media, secara empirik, efek media massa yang
tidak diharapkan (cenderung merusak) memiliki andil dalam hal pembentukan sikap, perilaku,
dan keadaan masyarakat seperti berikut ini.

1. Penyebaran budaya global yang menyebabkan masyarakat berubah dari tradisional ke


modern, dari modern ke post- modern, dan dari taat beragama ke sekuler.

2. Media massa kapitalis telah memicu hilangnya berbagai bentuk kesenian dan budaya
tradisional di masyarakat yang mestinya dipelihara.

3. Terjadinya perilaku imitasi yang kadang menjurus kepada meniru hal-hal yang buruk
dari apa yang ia lihat dan ia dengar dari media massa.

4. Efek media massa sering secara brutal menyerang seseorang dan merusak nama baik
orang tersebut serta menjurus ke pembunuhan karakter seseorang.

5. Persaingan media massa yang tidak sehat menyebabkan media massa mengorbankan
idealismenya dengan menyajikan berbagai pemberitaan yang justru menyerang norma-
norma sosial sehingga menyebabkan terciptanya perilaku pelanggaran norma sosial
bahkan terciptanya perilaku disorder.

6. Penyebaran pemberitaan pornomedia menyebabkan lunturnya lembaga perkawinan


dan norma seks keluarga di masyarakat, bahkan memicu terbentuknya perilaku
penyimpanan seksual di masyarakat.

6
7. Berita kekerasan dan teror di media massa telah memicu ter- bentuknya "ketakutan
massa" di masyarakat. Masyarakat selalu merasa tidak aman, tidak menyenangkan
bahkan tidak nyaman menjadi anggota masyarakat tertentu.

8. Media massa kapitalis telah sukses mengubah masyarakat; dari kota sampai ke desa;
menjadi masyarakat konsumerisme dan masyarakat pemimpi, masyarakat yang hidup
dalam dunia seribu satu malam tanpa harus bekerja keras. Hal ini menjadi sangat
kontradiksi karena di satu sisi masyarakat menjadi kon- sumerisme dan di sisi lain
menjadi pemimpi dan pemalas.

9. Media massa cenderung menjadi alat provokasi sebuah ke- kuasaan sehingga efek
media massa menindas rakyat, bahkan dalam skala luas, media massa menjadi alat
kolonialisme modern, dengan memihak kepada suatu negara adidaya, dan menjadi
genderang perang untuk memerangi negara-negara kecil dan miskin.4

Efek media massa yang tidak diharapkan (cenderung merusak) memiliki andil dalam hal
pembentukan sikap, perilaku, dan keadaan masyarakat seperti berikut yang dijelaskan dalam.
Cultivation Theory (Teori Kultivasi). Teori Kultivasi dikembangkan untuk menjelaskan
dampak menyaksikan televisi pada persepsi, sikap dan nilai-nilai orang. Teori ini berasal dari
program riset jangka panjang dan ekstentif yang dilakukan George Gerbner beserta para
koleganya di Annenberg School of Communication di University of Pennsylvania. Ia beserta
para koleganya mulai dengan argumentasi bahwa televisi telah menjadi tangan budaya
masyarakat di Amerika. ”Televisi telah menjadi anggota keluarga yang penting, anggota yang
berceita paling banyak dan paling sering”.

Rata-rata pemirsa menonton televisi empat jam sehari. Pemirsa ”berat” bahkan
menonton lebih lama lagi. Tim Gerber menyatakan bahwa bagi pemirsa ”berat”, televisi pada
hakikatnya memonopoli dan memasukkan sumber-sumber informasi, gagasan, dan kesadaran
lain. Dampak dari semua keterbukaan ke pesan-pesan yang sama menghasilkan apa yang
peneliti ini sebut kultivasi, atau pengajaran pandangan bersama tentang dunia seitar,
peran_peran bersama dan nilai-nilai bersama. Dengan menonton tayangan infotainment setiap

4
Burhan Bungin, “Sosiologi Komunikasi, Teori Paradigma Dan Diskursus Teknologi Komunikasi Di Masyarakat”,
Edisi Pertama, (Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2006), Hlm 324

7
hari, masyarakat Indonesia memiliki persepsi bahwa kehidupan selebritas yang ditayang_kan
melalui infotainment adalah kehidupan yang glamor, penuh kemewahan. Akibatnya, banyak
muncul artis-artis ”dadakan” yang ingin memperoleh kehidupan glamor seperti apa yang
ditayangkan infotainment. Di kehidupan masyarakat terutama kaum muda banyak yang
menginginkan kehidupan yang serba instant.

Dampak negatif lainnya dari infotainment dapat dilihat pada persepsi masyaraat yang
menganggap bahwa perceraian adalah hal yang biasa yang disebabkan oleh pengaruh acara
infotainment yang menayangkan tentang kasus-kasus perceraian para artis. Dampak lain adalah
waktu luang yang terbuang percuma, menjadikan ibu-ibu rumah tangga jadi tidak produktif
karena asyik menonton televisi dan membicarakan isi infotainment yang mereka tonton pada
saat berkumpul. Lainnya, tayangan infotainment menghilangkan ranah privat dan ranah publik,
mengganggu orang yang sedang diperbincangkan, menjerumuskan masyarakat pada gaya/pola
hidup yang salah, yaitu hidup “instan”.

Hubungan Infotainment dengan sistem komunikasi Indonesia, Infotainment adalah


salah satu bagian dari Sistem Komunikasi Indonesia, media menyampaikan pesan tentang
kabar selebriti, dari gaya hidup, prestasi, perselingkuhan, perceraian, pernikahan, meninggal,
dll. Kabar ini mempunyai efek kepada para penikmat infotainment, dan efek tersebut lebih
banyak pada hal negatif, ironisnya, sebagian besar dari kita, tidak mengindahkan kebenaran
berita tersebut, dan "dibodohi" oleh media. Media menyajikan berita tidak memperhatikan efek
kepada para konsumen infotainment, melainkan hanya mengejar rating, dan ketidak pedulian
ini dinikmati oleh para penggemar infotainment, sehingga jalan mereka searah. Rating yang
tinggi akan meningkatkan pendapatan media sebagai lembaga sosial enonomi. Memang
komersialisme merupakan salah satu pilar penyangga pers, namun ada dua pilar lain yang
harusnya sangat dipertimbangkan oleh pihak media yaitu idealisme dan profesionalisme.5

5
Mira Hasti, "Analisis Dampak Sosial Pendidikan Tayangan Infotainment TV Swasta di Indonesia". Vol. VIII No. 2
Th. 2012. hlm 200-201.

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Media merupakan salah satu kebutuhan penting bagi masyarakat. Media hadir
dalam kehidupan kita sehari hari. Media saat ini sudah menjadi kebutuhan pokok
dalam kehidupan masyarakat setiap hari kita selalu bersentuhan dan membutuhkan media.
Media masa juga memilii Efek yang dapat direncanakan bisa terjadi dalam waktu yang pendek
atau waktu yang cepat, tetapi juga bisa terjadi dalam waktu yang lama. Efek media massa yang
terjadi tak terencana dapat berlangsung dalam dua tipologi, yaitu terjadi dalam waktu cepat
dan terjadi dalam waktu yang lama. Yang terjadi dalam waktu cepat merupakan tindakan
reaksional terhadap pemberitaan yang tiba-tiba mengagetkan masyarakat.

B. Saran
Makalah ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu kami mengharapkan
kritik dan saran dari teman semua. Semoga kritik dan saran yang diberikan dapat
menambah pengalaman dan agar dapat membuat makalah lebih baik lagi untuk
kedepannya.

9
DAFTAR PUSTAKA

Burhan Bungin, “Sosiologi Komunikasi, Teori Paradigma Dan Diskursus Teknologi Komunikasi
Di Masyarakat”, Edisi Pertama, (Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2006).

Darwadi, "Media Baru Sebagai Informasi Budaya Global". Jurnal Komunikator, Vol. 9 No. 1 Mei
2017

Elvinaro Ardianto dan Lukiati Komala Erdinaya, “Komunikasi Massa Suatu


Pengantar”.(Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2005).

Mira Hasti, "Analisis Dampak Sosial Pendidikan Tayangan Infotainment TV Swasta di Indonesia".
Vol. VIII No. 2 Th. 2012.

10

Anda mungkin juga menyukai