(Tugas ini diajukan untuk memenuhi UAS mata kuliah Sosiologi Komunikasi
Massa)
Disusun Oleh:
Dosen Pengampu:
Dr. Hj. Nurhanifah, MA.
DAFTAR ISI......................................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
1. KERANGKA TEORITIS
A. Pengertian Sosiologi Komunikasi Massa................................................... 5
B. Kedudukan dan peran Media Online dalam Masyarakat........................... 6
C. Media Online............................................................................................. 7
D. Karakteristik Media Online....................................................................... 8
E. Definis Berita............................................................................................ 8
F. Nilai Berita............................................................................................... 9
G. Efek Komunikasi Massa............................................................................ 9
2. KAJIAN TEORI
A. Teori S-O-R (Stimulus, Organism, Respon)........................................... 12
B. Teori Disonansi Kognitif........................................................................ 13
i
BAB IV HASIL PENELITIAN
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................................. 45
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 47
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
pada umumnya untuk membantunya berinteraksi dengan sesama, karena
manusia tercipta sebagai mahluk sosial.
Pada bulan Desember ada sebuah virus baru yang muncul dan
menyebabkan pandemi, dimana oenyakit yang menyebar ke seluruh dunia. Virus
2
ini diketahui berasal dari China. Coronavirus adalah suatu kelompok virus yang
dapat menyebabkan penyakit pada hewan atau manusia. Beberapa jenis
coronavirus diketahui menyebabkan infeksi saluran nafas pada manusia mulai dari
batuk pilek hingga yang lebih serius seperti Middle East Respiratory Syndrome
(MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Coronavirus jenis baru
yang ditemukan menyebabkan penyakit COVID-19. COVID-19 adalah penyakit
menular yang disebabkan oleh jenis coronavirus yang baru ditemukan. Ini
merupakan virus baru dan penyakit yang sebelumnya tidak dikenal sebelum
terjadi wabah di Wuhan, Tiongkok, bulan Desember 2019.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada penelitian ini setelah melihat dari latarbelakang
masalah.
C. Tujuan Penelitian
D. Pembatasan Masalah
Agar penelitian lebih terfokus maka peneliti membatasi masalah pada aktivitas
divisi di media sosial maupun media online. pada periode 18 Maret sampai 14
Juni 2020 yang terkait dengan judul penelitian yaitu “Efek pemberitaan virus
Corona mengenai kesehatan imunitas di media online dalam Kajian Sosiologi
Komunikasi Massa” sebanyak 9 berita yang akan dimuat dalam penelitian ini.
2
E. Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan penelitian dalam penelitian ini terbagi dua yaitu sebagai
berikut:
F. Sistematika Pembahasan
Proposal ini terdiri dari tiga bab dan beberapa sub bab yang erat
kaitannya antara satu bab dengan bab lainnya. Untuk lebih jelas, berikut
ini akan diuraikan sistematika pembahasan dalam proposal ini.
3
Bab V Penutup, dalam pembahasan ini akan dipaparkan yaitu
tentang, Kesimpulan dan Saran.
4
BAB II
PEMBAHASAN
1. KERANGKA TEORITIS
Setiap ilmu memiliki objek kajian formal yang sama: manusia. Objek
manusia dalam studi sosiologi komunikasi menekankan pada aspek aktivitas
manusia sebagai makhluk sosial yang melakukan aktivitas sosiologi yaitu proses
sosial dan komunikasi. Aspek ini merupakan aspek dominan dalam kehidupan
manusia bersama orang lain. Aspek lainnya adalah telematika dan realitasnya.
1
Haris Sumadiria, Sosiologi Komunikasi Massa, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media,
2014), h. 138.
2
Soerjono Soekanto, Memperkenalkan Sosiologi, (Jakarta: Rajawali Press, 1992), h.471.
3
Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi
Komunikasi di masyarakat, (Jakarta: Kencana pernada Media Group, 2006), h. 31.
5
Aspek ini menyangkut persoalan teknologi media, teknologi komunikasi,
dan berbagai persoalan konvergensi yang ditimbulkannya termasuk realitas maya
yang dihasilkan oleh telematika sebagai sebuah ruang publik baru yang tanpa
batas dan memiliki masa depan yang cerah bagi ruang kehidupan. Sebaliknya
perkembangan telematika dan aspek-aspeknya serta pengaruhnya terhadap
perkembangan media massa memberikan efek yang luar biasa pada masyarakat.
Menurut Sambas ada 5 karakteristik media online sebagai bagian dari media
massa yaitu
6
d) Kontinuitas, berkesinambungan
e) Aktualitas, berisi hal-hal baru.6
Konsep konstruksi realitas dalam berita online adalah sebuah realitas yang
dibangun atau framing media-media online. Media berita online selalu
mengorganisasi peristiwa sosial setiap hari yang memunculkan wacana dan opini
publik dan orang-orang kemudian memberi makna secara dialogis.
Pada level sosiologis, setiap pengalaman dan realitas yang dialami oleh
individu adalah proses pendefenisian situasi. Konstruksi pada berita online pada
akhirnya menentukan bagaimana realitas itu hadir di hadapan pembaca dan
mempengaruhi proses komunikasi dalam masyarakat. Individu dan kelompok
dalam berinteraksi dan berkomunikasi akan lebih banyak dipengaruhi oleh apa
yang dilaporkan oleh media. Karena itu, media bisa menjadi alat kekuasaan yang
efektif untuk mengendalikan masyarakat.
Setiap realitas yang dikonstruk oleh media diinterpretasi oleh individu dan
kelompok kemudian dikomunikasikan dengan kelompoknya baik yang primer
(keluarga, teman dekat) maupun sekunder (teman organisasi, teman komunitas).7
C. Media Online
6
Mahyudin, Sosiologi Komunikasi Dinamika Relasi Sosial di dalam Era Virtualitas,
(Makassar: Shofia, 2019), h.35.
7
Ibid..., h. 37-38.
8
Asep Syamsul MRomli,Jurnalistik Online: Panduan Praktis Mengelola Media Online,
(Bandung : Nuansa Cendikia, 2018), h. 33.
7
D. Karakteristik Media Online
1) Multimedia: dapat memuat atau menyajikan berita/informasi dalam bentuk
teks, audio, video, grafis dan gambar secra bersamaan.
2) Kapasitas luas, halaman web bisa menampung naskah sangat panjang
3) Fleksibelitas: Pemuatan dan editing naskah bisa kapan saja dan di mana
saja (selama ada jaringan internet).
4) Jadwal terbit bisa kapan saja bisa, setiap saat.
5) Cepat, begitu di upload langsung bisa ke semua orang.
6) Luas: Menjangkau seluruh dunia (www-worldwide web) yang memiliki
akses internet.
7) Aktual, berisi info aktual karena kemudahan dan kecepatan penyajian.
8) Update, pembaruan informasi terus dan dapat dilakukan kapan saja.
9) Interaktif, dua arah, dan "egaliter" dengan adanya fasilitas kolom
komentar, chat room, polling, dll.
10) Terdokumentasi, informasi tersimpan di "bank data" (arsip) dan dapat
ditemukan melalui "link", "artikel terkait", dan fasilitas "cari" (search).
11) Hyperlinked: Terhubung dengan sumber lain (links) yang berkaitan
dengan informasi tersaji.9
E. Definisi Berita
Berita merupakan fakta atau peristiwa yang terjadi di lapangan. Fakta itu
diliput, ditulis, dan diedit oleh jurnalis, lalu disebarkan melalui media massa.
Berita adalah laporan peristiwa terbaru. Tidak semua peristiwa layak dilaporkan
(diberitakan). Yang layak dilaporkan hanyalah peristiwa yang memenuhi kriteria
nilai berita (news values).10 Hemat penulis berita adalah suatu laporan ataupun
peristiwa yang terjadi secara fakta dan aktual yang bersifat hangat dan baru saja
terjadi lalu di edit sehingga bisa di sebarluaskan melalui media massa. Unsur
dalam berita ada 5W+1H mencari Who (siapa), What (apa), Where (dimana),
When (Kapan), Why (Kenapa), dan How (bagaimana).
9
Syamsul MRomli,Jurnalistik Online: Panduan Praktis..., h. 37.
10
Ibid..., h. 71.
8
F. Nilai berita
a) Impact: berdampak atau berpengaruh. Makin banyak orang yang kena
dampak sebuah peristiwa, kian besar pula dampak sebuah berita.
b) Proximity: kedekatan geografis dan psikologis dengan publik. Kian dekat
pembaca dengan sebuah kejadian, makin besar pula beritanya.
c) Timeliness: “baru” (new), adalah bagian terbesar sebuah berita, yakni baru
terjadi (aktual).
d) Significane: menyangkut kepentingan (importance) orang banyak.
Seberapa penting arti suatu peristiwa bagi publik atau apakah peristiwa itu penting
diketahui masyarakat.
e) Magnitude: seberapa luas pengaruh suatu peristiwa bagi publik atau
masyarakat luas.
f) Prominence: ketokohan orang yang terlibat atau menjadi subjek berita.
g) Novelty: hal baru, asing, aneh, unik, tidak lazim.
h) Conflict: perang, politik, dan kriminalitas merupakan berita yang paling
umum.11
11
Syamsul MRomli, Jurnalistik Online: Panduan Praktis..., h. 72.
12
Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada,
2012), h. 41.
13
Wiryanto, Teori Komunikasi Massa, (Jakarta: Garsindo, 2000), h. 39.
9
Ada tiga dimensi efek komunikasi massa, yaitu kognitif, afektif dan
behavioral atau konatif. Efek kognitif meliputi peningkatan kesadaran, belajar dan
tambahan pengetahuan. Efek afektif berhubungan dengan emosi, perasaan dan
attitude (sikap). Sedangkan behavioral atau konatif berhubungan dengan perilaku
dan niat untuk melakukan sesuatu menurut cara tertentu.14
1. Efek Kognitif
Efek kognitif terjadi bila ada perubahan pada apa yang diketahui,
dipahami, atau dipersepsi khalayak. Dalam efek kognitif ini akan dibahas tentang
bagaimana media massa dapat membantu khalayak dalam mempelajari informasi
yang bermanfaat dan mengembangkan keterampilan kognitifnya. Menurut Mc
Luhan, media massa adalah perpanjangan alat indra kita. Dengan media massa
kita memperoleh informasi tentang benda, orang atau tempat yang belum pernah
kita lihat atau belum pernah kita kunjungi secara langsung. Karena kita tidak
dapat, bahkan tidak sempat, mengecek peristiwa-peristiwa yang disajikan media,
kita cenderung memperoleh informasi tersebut semata-mata bersandarkan pada
apa yang dilaporkan media massa.15 Dengan kata lain, dampak ini berkaitan
dengan penyampaian informasi, pengetahuan, keterampilan maupun kepercayaan
oleh media massa. Dalam dunia modern, dampak kognitif penyebaran media
massa terhadap khalayak semakin kuat. Pengaruh media massa terassa lebih kuat
pada masyarakat modern karena mereka memperoleh banyak informasi dari media
massa.16
2. Efek Afektif
Efek ini kadarnya lebih tinggi daripada efek kognitif. Tujuan dari
komunikasi massa bukan sekedar memberi tahu khalayak tentang sesuatu, tetapi
lebih dari itu, khalayak diharapkan dapat turut merasakan perasaan iba, terharu,
sedih, gembira, marah dan sebagainya. Dampak pesan media massa sampai pada
tahap afektif terjadi bila pesan yang disebarkan media mengubah apa yang
14
Markus Utomo Sukendar, Psikologi Komunikasi: Teori dan Praktek, (Yogyakarta: CV
Budi Utama, 2017), h.68.
15
Elvinaro Ardianto dkk, Komunikasi Massa Suatu Pengantar Edisi Revisi, (Bandung:
Simbiosa Rekatama Media, 2014),h. 50
16
Yasir, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Pekanbaru: Pusat Perkembangan Pendidikan
Universitas Riau, 2009) h. 139.
10
dirasakan, disenangi atau dibenci khalayak. Dampak ini berkaitan dengan
perasaan, penilaian, rangsangan emosional, dan sikap.17 Sikap itu sendiri memiliki
arti reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup pada suatu stimulus atau
objek, sehingga perbuatan yang dilakukan manusia tergantung pada permasalahan
dan berdasarkan keyakinan atau kepercayaan masing-masing individu.
Manifestasi sikap tidak langsung terlihat, akan teteapi dapat ditafsirkan dahulu
dalam perilaku yang tertutup. Dengan demikian, sikap merupakan gambaran dari
sesuatu kesiapan atau kesediaan individu untuk bertindak, bukan pelaksanaan
motif tertentu. Meskipun kadang-kadang secara umum untuk menentukan sikap
sebagai perasaan terhadap objek, mempengaruhi (yaitu, emosi diskrit atau gairah
keseluruhan), dipahami sebagai pembeda dari sikap sebagai ukuran favorability.
Sikap memungkinkan untuk mengevaluasi seseorang dari suatu objek yang
bervariasi mulai dari sangat negatif sampai sangat positif, selain itu mengakui
manusia yang bertentangan atau ambivalen terhadap makna objek pada waktu
berbeda mengekspresikan sikap positif dan negatif terhadap objek yang sama.18
3. Efek Behavioral
17
Dikutip dari penelitian Dini W, UIN Suska, diakses melalui http://repository.uin-
suska.ac.id/15885/7/7.%20BAB%20II_2018250KOM.pdf, pada tanggal 25 Juni 2020, pukul 12:28
WIB.
18
Zan Pieter Herri dan Namora Lumongga, Pengantar Psikologi untuk Kebidanan,
(Jakarta:PranadaMedia Group, 2010) h.50.
11
lain.penerimaan perilaku sangat tergantung pada norma-norma sosial dan diatur
oleh berbagai sarana kontrol sosial. Perilaku dasar merupakan suatu tindakan atau
reaksi biologis dalam menanggapi rangsangan eksternal atau internal, yang
didorong oleh aktivitas dari sistem organisme, khususnya efek, respon terhadap
stimulus.
2. Kajian Teori
A. Teori S-O-R (Stimulus, Organism, Respon)
19
Sunaryo Wowo Kuswana, Biopsikologi Pembelajaran Perilaku, (Bandung: Alfabeta,
2014), h. 42.
12
Asumsi dasar dari model ini adalah: media massa menimbulkan efek yang
terarah, segera dan langsung terhadap komunikan. Stimulus Response Theory atau
SR theory. Model ini menunjukkan bahwa komunikasi merupakan proses aksi-
reaksi. Artinya model ini mengasumsi bahwa kata-kata verbal, isyarat non verbal,
simbolsimbol tertentu akan merangsang orang lain memberikan respon dengan
cara tertentu. Pola S-O-R ini dapat berlangsung secara positif atau negatif; misal
jika orang tersenyum akan dibalas tersenyum ini merupakan reaksi positif, namun
jika tersenyum dibalas dengan palingan muka maka ini merupakan reaksi
negatif.20
a) Pesan (Stimulus,S)
b) Komunikan (Organism,O)
c) Efek (Response, R).21
B. Disonansi Kognitif
20
Morissan, Teori Komunikasi Individu hingga Massa, (Jakarta: Prenada Media Group,
2013), h. 389-392.
21
Morissan, Teori Komunikasi Individu hingga Massa..., h. 393.
13
interpretasi, perkiraan, dan juga kritik. Menurut Festinger dalam teorinya,
manusia membawa berbagai macam unsur (elemen) kognitif dalam dirinya
seperti: elemen sikap, persepsi, pengetahuan, dan elemen tingkah laku (behavior).
Masing masing elemen itu tidak terpisah satu sama lain namun saling
memengaruhi dalam suatu sistem yang saling berhubungan. Masing-masing
elemen akan memilih salah satu jenis hubungan dari tiga jenis hubungan yang
mungkin ada dengan masing masing elemen lainnya.
Dalam hal ini, terdapat dua ide penting yang menjadi dasar teori disonansi
kognitif ini yaitu: Pertama, keadaan disonansi menghasil kan ketegangan atau
stres yang memberikan tekanan untuk berubah. Kedua, jika kondisi disonansi ini
muncul maka orang akan berupaya untuk tidak hanya menguranginya namun juga
akan berupaya untuk menghindarinya. Misalnya, semakin inkonsisten diet yang
dilakukan seseorang dengan pengetahuannya mengenai bahaya kolesterol bagi
kesehatan maka semakin besar tekanan yang dirasakan orang itu untuk melakukan
sesuatu guna mengurangi disonansi yang terjadi.22
22
Morissan, Teori Komunikasi Individu hingga Massa..., h. 98-99.
14
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metodologi Penelitian
Pada penelitian ini menggunakan pendekatan metode konten analisis dan
library. Fraenkel dan Wallen menyatakan analisis isi adalah teknik yang dapat
digunakan peneliti untuk mengkaji perilaku manusia secara tidak langsung
melalui analisis terhadap komunikasi mereka seperti: buku teks, essay, koran,
novel, artikel, lagu, gambar, iklan dan semua jenis komunikasi yang dapat
dianalisis. Analisis isi adalah sebuah alat penelitian yang difokuskan pada konten
aktual dan fitur internal media. Hal ini digunakan untuk menentukan keberadaan
kata-kata tertentu, konsep, tema, frase, atau kalimat dalam teks-teks atau
serangkaian teks.
B. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah content analisys
yang pendekatannya penelitian kualitatif, dengan hasil akhir berupa kata-kata
tertulis. Menurut Lexy J. Meleong pendekatan kualitatif ialah sebagai prosedur
yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-
orang dan perilaku yang dapat diamati.23
Pada penelitian ini teknik yang digunakan ialah kualitatif content analisys.
Content analisys, selalu menampilkan tiga syarat: objektifitas, pendekatan
sistematis dan generalisasi.24
23
Lexy J. Meleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2007), h. 4.
24
Burhan Bungin, Analisis Data Penelitian Kualitatif: Pemahaman Filosofis dan
Metodologis ke Arah Penguasaan Model Aplikasi, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), h. 84.
15
D. Sumber Data
Adapun sumber data dalam penelitian ini terbagi dua yaitu sumber
data primer dan sumber data sekunder.
a) Sumber data primer adalah sumber data pokok dalam sebuah penelitian,
adapun sumber data primer pada penelitian ini ialah aktivitas yang
dilakukan pada media online yang berisi Covid-19, yaitu bagaimana media
tersebut untuk menyajikan suatu berita yang berdampak kepada
masyarakat.
b) Sumber data sekunder dari penelitian ini adalah literatur-literatur yang
mendukung untuk melengkapi penelitian ini yaitu seperti buku-buku dan
tulisan-tulisan yang berkenaan tentang penelitian ini.
16
Tabel I
Sumber
Berita
Jenis
Judul (Pihak yang Nilai
No Media Analisa Keterangan
Berita menjadi Berita
Online
narasumber
)
1 - - - - - -
2 - - - - - -
Analisis data adalah upaya atau cara untuk mengolah data menjadi
informasi sehingga karakteristik data tersebut bisa dipahami dan
bermanfaat untuk solusi permasalahan, tertutama masalah yang berkaitan
dengan penelitian. Atau definisi lain dari analisis data yaitu kegiatan yang
dilakukan untuk mengubah data hasil dari penelitian menjadi informasi
yang nantinya bisa dipergunakan dalam mengambil kesimpulan.25
25
Syukur Kholil, Metodologi Penelitian Komunikasi, (Bandung: CitaPustaka, 2006), h.
20.
26
Ibid..., h. 21.
17
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Definisi Virus Corona
a) HCoV-229E.
b) HCoV-OC43.
c) HCoV-NL63.
d) HCoV-HKU1.
e) SARS-COV (yang menyebabkan sindrom pernapasan akut).
f) MERS-COV (sindrom pernapasan Timur Tengah).
g) COVID-19 atau dikenal juga dengan Novel Coronavirus (menyebabkan
wabah pneumonia di kota Wuhan, Tiongkok pada Desember 2019, dan
menyebar ke negara lainnya mulai Januari 2020. Indonesia sendiri
mengumumkan adanya kasus covid 19 dari Maret 2020.27
27
Halodoc, https://www.halodoc.com/kesehatan/coronavirus, diakses pada
tanggal 23 Juni 2020, pukul 14:15 WIB.
18
Penyakit Coronavirus 2019 ( COVID-19 ) adalah penyakit menular
yang disebabkan oleh sindrom pernapasan akut coronavirus 2 (SARS-CoV-2).
Penyakit ini pertama kali diidentifikasi pada 2019 di Wuhan, ibukota
provinsi Hubei China, dan sejak itu menyebar secara global,
mengakibatkan pandemi virus corona virus 2019-2020. Gejala umum
termasuk demam, batuk, dan sesak napas. Gejala lain mungkin termasuk nyeri
otot, produksi dahak, diare, sakit tenggorokan, sakit perut, dan hilangnya
bau atau rasa.
19
Maret 2020. Penularan lokal penyakit ini telah dicatat di banyak negara di
keenam wilayah WHO.29
29
Wikipedia, melalui
https://en.wikipedia.org/wiki/Coronavirus_disease_2019...
20
informasi dan patuhi nasihat dinas kesehatan setempat termasuk pembatasan
perjalanan, pergerakan dan pertemuan yang diberlakukan.30
30
WHO (World Health Organization),
https://www.who.int/indonesia/news/novel-coronavirus/qa-for-public, diakses pada 15
April 2020, pukul 11:01 WIB.
21
d) Pastikan Anda dan orang-orang di sekitar Anda mengikuti etika batuk
dan bersin dengan cara menutup mulut dan hidung dengan siku terlipat
atau tisu saat batuk atau bersin dan segera buang tisu bekas tersebut.
Mengapa? Percikan dapat menyebarkan virus. Dengan mengikuti etika
batuk dan bersin, Anda melindungi orang-orang di sekitar dari virus-
virus seperti batuk pilek, flu dan COVID-19.
e) Tetaplah tinggal di rumah jika merasa kurang sehat. Jika Anda demam,
batuk dan kesulitan bernapas, segeralah cari pertolongan medis dan tetap
memberitahukan kondisi Anda terlebih dahulu. Ikuti arahan Dinas
Kesehatan setempat Anda. Mengapa? Kementerian Kesehatan dan Dinas
Kesehatan daerah akan memiliki informasi terbaru tentang situasi di
wilayah Anda. Dengan memberitahukan kondisi Anda terlebih dahulu,
petugas kesehatan yang akan merawat Anda dapat segera mengarahkan
Anda ke fasilitas pelayanan kesehatan yang tepat. Langkah ini juga
melindungi Anda dan membantu mencegah penyebaran virus dan infeksi
lainnya.
f) Tetap ikuti informasi terbaru tentang hotspot-hotspot COVID-19 (kota
atau daerah di mana COVID-19 menyebar luas). Jika memungkinkan,
hindari bepergian ke tempat-tempat tersebut – terutama jika Anda sudah
berusia lanjut atau mengidap diabetes, sakit jantung atau paru-paru
Mengapa? Kemungkinan tertular COVID-19 lebih tinggi di tempat-
tempat tersebut.31
31
WHO (World Health Organization),
https://www.who.int/indonesia/news/novel-coronavirus/qa-for-public, diakses pada 15
April 2020, pukul 11:01 WIB.
22
C. Berita Online tentang Covid-19
Berita I
Alasan di Balik Imunitas Tubuh Kuat Bisa Cegah Covid-19
CNN Indonesia | Rabu, 18/03/2020 15:54 WIB
Jakarta, CNN Indonesia -- Sejak awal munculnya kasus virus
corona, imbauan untuk rajin mencuci tangan dan menjaga
imunitas tubuh. Cara ini mungkin dianggap sepele dan sedikit tak
menenangkan.
Namun imbauan ini bukanlah tanpa alasan. Tim Pakar Gugus
Tugas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito mengungkap
penjelasan pasien covid-19 atau penyakit virus corona bisa
sembuh karena imunitas tubuh.
Wiku mengatakan penyakit corona bisa sembuh dengan
sendirinya, atau self limiting disease. Hal ini juga sempat
diungkapkan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto.
Tubuh manusia, kata Wiku, mengidentifikasi virus sebagai musuh
yang harus dilawan. Ini pun berlaku untuk virus covid-19. Cara
melawan virus adalah dengan imunitas tubuh yang kuat.
Ketika virus (virus patogen penyebab penyakit termasuk virus
corona) masuk ke tubuh manusia, menular dari binatang maupun
manusia, tubuh akan mengidentifikasi virus sebagai musuh.
Perjuangan tubuh melawan virus ini menjelaskan adanya gejala
pada pasien yang terinfeksi virus corona.
"Gejala semua sudah tahu, paling penting demam. Demam itu
reaksi tubuh untuk melawan. Sebelum timbul antibodi, bentuknya
demam," tuturnya di Badan Nasional Penanggulangan Bencana,
Jakarta, Rabu (18/3).
Selain demam, tubuh juga mulai merasakan batuk kering dan
sesak napas. Gejala ini timbul sebagai upaya tubuh melawan virus
sebelum antibodi keluar. Dan ketika antibodi sudah keluar, virus
akan dilawan hingga tak bisa bertahan di dalam tubuh.
Kemampuan antibodi melawan virus ini tergantung pada seberapa
kuat imunitas yang dimiliki seseorang.
"Virus ini antigen atau musuh. Dan kalau masuk ke badan akan
dilawan tubuh manusia apabila antibodi cukup banyak yg muncul
karena infeksi itu. Maka orang itu bisa sembuh," jelasnya.
Untuk itu menjaga imunitas tubuh menjadi sangat penting. Karena
risiko dari corona meningkat seiring dengan menurunnya
imunitas tubuh dan riwayat penyakit lain yang melemahkan
tubuh.
23
Wiku menjelaskan virus corona akan mencari peluang untuk
hidup dalam tubuh makhluk hidup. Ketika berpindah dari hewan
ke manusia, ia akan mencari tubuh yang paling rentan terinfeksi.
Dan sejauh ini pakar di dunia mendapati penularan virus bisa
dipangkas dengan memotong kontak antar makhluk hidup. Ini
menjelaskan kenapa menjaga jarak (social distancing) jadi upaya
penting mencegah penyebaran corona.
Ada lima upaya yang penting diingat untuk mencegah corona,
kata Wiku. Yakni menjaga jarak, tidak berjabat tangan, rajin
mencuci tangan, menghindari kerumunan, dan memakai masker
bagi yang sedang sakit. 32
Berita II
32
CNN Indonesia, https://www.cnnindonesia.com/gaya-
hidup/20200318125414-255-484489/alasan-di-balik-imunitas-tubuh-kuat-bisa-cegah-
covid-19, diakses pada 18 Juni 2020, pukul 14:26 WIB.
24
Postingan soal ini disebarkan beberapa akun medsos.
Dalam postingan yang tersebar, dibuat narasi bayi tersebut
menyuruh orang-orang 'makan telor godok sebelum jam 12'
sebagai tolak bala.
Dalam postingan yang beredar, bahkan ada pihak yang
mengumumkan soal anjuran memakan telur rebus di tengah
malam. Telur tersebut pun diminta direbus dan dimakan sebelum
tidur. Namun belum diketahui jelas soal asal mula hoax ini
berasal.33
Berita III
25
tidur, dan kenop pintu. "Selanjutnya, setengah dari sampel dari sol
sepatu staf medis ICU dites positif," tulis tim itu. "Karena itu, sol
sepatu staf medis mungkin berfungsi sebagai pembawa."
Ancaman di udara
Penyebaran virus corona secara aerosol adalah salah satu topik
yang diperdebatkan oleh para ilmuwan. WHO sendiri saat ini
masih melihat kecilnya risiko tertular lewat aerosol. Namun tim
ini juga melihat adanya transmisi aerosol. Mereka menemukan
bahwa aerosol yang sarat virus sebagian besar terkonsentrasi di
dekat dan hilir dari pasien hingga empat meter. Mereka juga
menawarkan saran yang bertentangan dengan pedoman ortodoks:
"Temuan kami menunjukkan bahwa isolasi rumah dari orang
yang dicurigai COVID-19 mungkin bukan strategi kontrol yang
baik" mengingat tingkat kontaminasi lingkungan.34
34
CNN Indonesia, https://www.cnnindonesia.com/gaya-
hidup/20200411094329-255-492532/studi-virus-corona-bisa-terbang-sampai-4-meter?,
diakses pada 14 April 2020, pukul 11:00 WIB.
26
Berita IV
Cuaca Panas
Dapat Membunuh
Virus Corona,
Apa Benar?
35
Indozone via Instagram, diakses pada 12 April 2020, Pukul 13:25 WIB.
27
Berita V
Jokowi Sebut
Makan Ikan Bisa
Tingkatkan Imun
Tangkis Corona,
Senin, 13 Apr
2020 13:17 WIB
28
Berita VI
29
Erlina mengungkapkan, upaya pencegahan pada masa pandemi
Covid-19, termasuk di bulan Ramadan hingga sampai pasca
pandemi tidak akan berbeda. Masyarakat tetap harus
melakukan social distancing, phisical distancing, pakai masker,
cuci tangan, serta hidup bersih dan sehat.
Hidup sehat artinya makan teratur, mengonsumsi nutrisi yang
baik, menghindari begadang, tidak merokok, dan lainnya. Erlina
mengatakan, virus corona tipe baru ini harus dilawan
dengan imunitas yang baik dan nutrisi yang baik itu akan
meningkatkan sistem imun.
Nutrisi sangat penting untuk meningkatkan sistem imun, sehingga
jangan sampai kekurangan nutrisi. Persoalannya, orang kerap
tidak tahu apakah makanannya seimbang atau tidak.
"Kalau vitamin biasanya kita dapat dari sayur dan buah-buahan.
Namun, kadang anak-anak tidak suka makan sayur. Nah,
mungkin ada baiknya diberikan juga multivitamin atau
suplemen," kata Erlina.38
Berita VII
38
Republika, https://republika.co.id/berita/qa62m9414/covid19-masih-marak-
erlina-tingkatkan-daya-tahan-tubuh, diakses pada 18 Juni 2020, Pukul 14:02 WIB.
30
“Sampai saat ini belum ada bukti yang melaporkan penggunaan
jahe merah sebagai antivirus, khususnya virus corona SARS-
CoV-2,” kata Masteria Yunovilsa Putra, Kepala Kelompok
Penelitian Center for Drug Discovery and Development, Pusat
Penelitian Bioteknologi LIPI mengutip siaran pers di laman resmi
LIPI.
Dirinya menjelaskan, jahe merah berfungsi untuk membantu
meringankan gejala yang ditimbulkan, bukan untuk
menyembuhkan atau untuk membunuh virus tersebut.
Masteria menjelaskan, jahe merah memiliki aktivitas sebagai
immunomodulator untuk meningkatkan daya tahan tubuh
manusia.
“Efek inilah yang bermanfaat dalam pencegahan dan membantu
dalam pemulihan dari virus corona,” ujarnya.
Menurutnya, kandungan jahe merah khususnya gingerol dan
shogaol merupakan senyawa yang bertanggung jawab atas efek
immunomodulator. Selain itu, jahe merah juga memiliki efek
antiinflamasi dan antioksidan.
“Secara umum, virus corona memiliki gejala peradangan berlebih
pada paru-paru. Dengan aktivitas antiinflamasi yang dimiliki oleh
jahe merah, dapat meredakan gejala tersebut,” tuturnya.
Masteria menambahkan mengkonsumsi jahe merah dapat menjadi
langkah pencegahan penyakit melalui peningkatan daya tahan
tubuh.
“Masyarakat Indonesia umumnya menggunakan jahe merah
sebagai bumbu makanan maupun dikonsumsi sebagai jamu,”
ujarnya lagi.
Selain itu, jahe merah juga memiliki beberapa aktivitas
farmakologis lainnya. “Sepertinya menurunkan tekanan darah,
antibakteri, menurunkan asam urat, hepatoprotektor, menurunkan
kadar kolesterol, aprodisiak, pencegahan penyakit kronis
degeneratif seperti penyakit kardiovaskular dan diabetes pada
lansia,” tandas Masteria.39
Berita VII
Reisa Ungkap Resep Imunitas Pasien yang Sembuh dari Covid-19
CNN Indonesia | Minggu, 14/06/2020 19:35 WIB
Trubus.id, https://news.trubus.id/baca/35890/hadapi-covid-19-peneliti-lipi-
39
31
Jakarta, CNN Indonesia -- Selain pelbagai upaya pencegahan
termasuk penerapan protokol kesehatan, menjaga daya tahan
tubuh adalah hal yang juga penting menekan risiko
terinfeksi virus corona (Covid-19). Anggota Tim Komunikasi
Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Reisa Broto
Asmoro mengungkap kunci sehat dari pasien Covid-19 yang
berhasil sembuh.
Ia menuturkan, mempertahankan gizi seimbang sangat penting
guna memperkuat daya tahan tubuh. Kata Reisa, hal ini berdasar
pengalaman pasien Covid-19 yang sembuh dan didukung
pernyataan sejumlah pakar.
"Panduan kesehatan ini sudah lama digaungkan. Ini saatnya
benar-benar mempraktikkan kebiasaan ini. Inilah yang disebut
kebiasaan hidup baru," tutur Reisa dalam konferensi pers virtual,
Minggu (14/6).
Ia pun merinci, pertama yang perlu dilakukan adalah
mengonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat seperti
jagung, kentang, ubi, dan sagu. Kedua, konsumsi kacang-
kacangan juga tak kalah penting. Salah satunya ia mencontohkan,
adalah tempe yang terbuat dari kedelai.
Selain itu, konsumsi sayur dan buah yang merupakan sumber
serat juga harus jadi perhatian. Reisa mengingatkan, sayur dan
buah mengandung vitamin seperti vitamin A, B complex, dan
zink, serta antioksidan yang sangat penting bagi tubuh.
32
Sementara itu, untuk masyarakat yang masih beraktivitas di luar
rumah, ia menyarankan untuk membawa bekal. Jika terpaksa beli
di luar rumah, maka ia berpesan agar memperhatikan sisi
kebersihan, terutama dapur dan kebersihan para pramusaji.
40
CNN Indonesia, https://www.cnnindonesia.com/gaya-
hidup/20200614174010-255-513232/reisa-ungkap-resep-imunitas-pasien-yang-sembuh-
dari-covid-19, diakses pada 18 Juni 2020, Pukul 14:47 WIB.
33
34
a) Efek Kognitif
Efek kognitif terjadi bila ada perubahan pada apa yang diketahui,
dipahami, atau dipersepsi khalayak. Dalam efek kognitif ini akan dibahas tentang
bagaimana media massa dapat membantu khalayak dalam mempelajari informasi
yang bermanfaat dan mengembangkan keterampilan kognitifnya. Jadi, media
massa dalam efek kognitif ini dapat membantu intelekual ataupun pemahan
masyarakat tentang Covid-19. Masyarakat yang awam pasti akan mencari tahu
apa itu Covid-19 dan bagaimana cara pencegahan terhadap virus tersebut.
Seperti berita CNN yang berjudul Alasan di Balik Imunitas Tubuh Kuat
Bisa Cegah Covid-19, diakses pada tanggal 18 Maret 2020, berita ini mengatakan
bahwa virus Corona dapat sembuh dengan sendirinya atau self limiting deases
yaitu dengan cara meningkatkan imunitas tubuh. Ketika virus tersebut masuk ke
dalam tubuh manusia, maka tubuh akan mengidentifikasikan virus tersebut
sebagai musuh. Ketika antibodi sudah keluar, virus akan dilawan hingga tak bisa
bertahan di dalam tubuh. Kemampuan antibodi melawan virus ini tergantung pada
seberapa kuat imunitas yang dimiliki seseorang. Untuk itu menjaga imunitas
tubuh menjadi sangat penting. Karena risiko dari Corona meningkat seiring
dengan menurunnya imunitas tubuh dan riwayat penyakit lain yang melemahkan
tubuh. Jadi setelah mendapatkan sebuah informasi yang mengatakan virus Corona
dapat dilawan jika memiliki imunitas yang tinggi, maka masyarakat akan mencari
lagi informasi apa saja yang dapat membuat sistem imunitas seseorang meningkat.
b) Efek Afektif
Efek ini kadarnya lebih tinggi daripada efek kognitif. Tujuan dari
komunikasi massa bukan sekedar memberi tahu khalayak tentang sesuatu.
Dampak pesan media massa sampai pada tahap afektif terjadi bila pesan yang
41
disebarkan media mengubah apa yang dirasakan, disenangi atau dibenci khalayak.
Dampak ini berkaitan dengan perasaan, penilaian, rangsangan emosional, dan
sikap. Efek ini dapat dikatakan sebagai respon atau reaksi khalayak setelah
mendapatkan sebuah informasi tersebut.
Seperti berita CNN yang berjudul Studi: Virus Corona Bisa 'Terbang'
Sampai 4 Meter, pada Sabtu, 11/04/2020. Berita tersebut mengatakan bahwa para
peneliti di China menguji sampel permukaan dan udara dari unit perawatan itensif
Covid-19. Mereka menemukan hasil, bahwa virus Corona paling banyak
ditemukan di lantai bangsal rumah sakit dan juga permukaan lain yang sering di
sentuh seperti mouse komputer, kenop pintu, pegangan tempat tidur. Dan
ancaman di udara, penyebaran virus corona secara aerosol adalah salah satu topik
yang diperdebatkan oleh para ilmuwan. WHO sendiri saat ini masih melihat
kecilnya risiko tertular lewat aerosol. Namun tim ini juga melihat adanya
transmisi aerosol. Mereka menemukan bahwa aerosol yang sarat virus sebagian
besar terkonsentrasi di dekat dan hilir dari pasien hingga empat meter. Setelah
mendapatkan informasi tersebut maka ada reaksi ataupun respon dari khalayak,
responnya ialah merasakan kekhawatiran. Dikarenakan khalayak akan berpikir
bahwa betapa berbahayanya virus ini dan juga penyebarannya terlalu cepat. Maka
dari itu banyak media yang mengatakan untuk tetap harus waspada terhadap
penyebaran Covid-19. Dikarenakan tanda awal gejela pada orang yang terkena
Covid-19 ini masih belum menimbulkan gejala yang berat, maka dari itu
penyebarannya sangat cepat.
c) Efek Behavioral
42
imunitas tubuh, maka masyarakat dianjurkan untuk berolahraga, mengonsumsi
makanan yang sehat dan bergizi yang mengandung protein, karbohidrat dan
vitamin.
43
BAB V
PENUTUP
1. Kesimpulan
Jadi dapat peneliti menyimpulkan dari penelitian ini ialah objek kajian
sosiologi komunikasi massa adalah bagaimana seseorang manusia saling
berinteraksi satu dengan yang lainnya, yang terdapat sebuah pengaruh dari media
massa. Media massa mempunyai suatu kekuasaan yang dapat mempengaruhi
khalaknya atau yang menerima informasi dari media tersebut. Menemukan sebuah
informasi bukan hanya dilihat dari televisi saja, tetapi untuk mendapatkan suatu
informasi tersebut bisa juga diakses melalui media sosial ataupun media yang
lainnya. Media sosial sendiri memiliki banyak pengguna yang mengaksesnya
mulai dari Twitter, Instagram, Facebook, dan Whatsapp.
Berita yang diperolah oleh khalayak pun berbeda-beda mulai dari masalah
kesehatan, politik, sport, digital dan macam lainnya. Tetapi untuk penelitian ini,
peneliti membahas berita tentang kesehatan dimana sesuai dengan judul penelitian
ini yaitu berita Virus Corona yang mengandung kesehatan dan imunitas. Karena
banyak sekali masyarakat yang sangat khawatir dengan virus Corona khususnya
saat ini yang menjadi pandemi ialah virus Covid-19. Virus Covid-19 awal mula
berasal dari Wuhan, China. Lalu menyebar ke berbagai negara dan dinyatakan
sebagai pandemi. Di Indonesia sendiri untuk saat ini virus Covid-19 ini sudah
mencapai 45.891 korban jiwa (update tgl 22 Juni 2020 via Google).
Di dalam penelitian ini memuat 9 berita yang berisi tentang sistem imun
dan kesehatan, berita ini sangat berdampak bagi masyarakat, dikarenakan berita
yang dimuat ialah mengenai masalah kesehatan yaitu sistem imun. Banyak
masyarakat yang memikirkan bagaimana kesehatan dan kekebalan tubuhnya
untuk mencegah virus Covid-19 ini. Dengan mereka mencari informasi seputar
virus Covid-19 di internet maka banyak sekali berita yang mereka baca mulai dari
berita yang mengkhawatirkan, berita duka, berita baik maupun berita hoax.
Masyarakat sangat khawatir jika dirinya dan keluarganya terkena virus ini,
sebagaimana yang di gambarkan dalam berita ialah virus Corona lebih mematikan
44
daripada Flu Babi, dan virus Corona menular sangat cepat dengan jika
bersentuhan. Maka dari itu banyak masyarakat yang khawatir, dengan itu
masyarakat berusaha mencegah agar virus ini tidak dapat masuk ke tubuh.
Mencegahnya dengan menjaga sistem imunitas biar lebih baik. Dengan
masyarakat membaca berita yang berisi, jika dengan mengkonsumsi telur, jahe
merah dan berjemur di pagi hari dapat mecegah virus Corona, maka masarakat
melakukan hal yang tertera pada isi berita tersebut agar dapat terhindar dari virus
Corona. Tetapi isi di dalam berita tersebut juga menyimpulkan bahwasannya
belum ada penelitian yang pasti dengan mengkonsumsi jahe, susu, telur dan
berjemur di pagi hari dapat membunuh virus Corona.
Ardianto, Elvinaro. Dkk. 2014. Komunikasi Massa Suatu Pengantar Edisi Revisi.
Bandung: Simbiosa Rekatama Media.
Bungin, Burhan. 2006. Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus
Teknologi Komunikasi di masyarakat. Jakarta: Kencana pernada Media
Group.
_____________. 2012. Analisis Data Penelitian Kualitatif: Pemahaman Filosofis
dan Metodologis ke Arah Penguasaan Model Aplikasi. Jakarta: Rajawali
Pers.
Cangara, Hafied. 2012. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT Rajagrafindo
Persada.
Flew, Terry. 2008. New Media : An Introduction. London: Oxford University
Press.
Herri, Zan Pieter dan Namora Lumongga. 2010. Pengantar Psikologi untuk
Kebidanan. Jakarta:PranadaMedia Group.
Kholil, Syukur. 2006. Metodologi Penelitian Komunikasi. Bandung: CitaPustaka.
Kuswana, Sunaryo Wowo. 2014. Biopsikologi Pembelajaran Perilaku. Bandung:
Alfabeta.
Mahyudin. 2019. Sosiologi Komunikasi Dinamika Relasi Sosial di dalam Era
Virtualitas. Makassar: Shofia.
Meleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
46
Halodoc, https://www.halodoc.com/kesehatan/coronavirus, diakses pada tanggal
23 Juni 2020, pukul 14:15 WIB.
Detik.com, https://news.detik.com/berita/d-4954487/viral-telur-rebus-cegah-
corona-warga-diminta-tak-panik-borong-telur/2, diakses pada 14 April
2020, pukul 10:23 WIB.
Indozone via Instagram, diakses pada 12 April 2020, Pukul 13:25 WIB.
Republika, https://republika.co.id/berita/qa62m9414/covid19-masih-marak-erlina-
tingkatkan-daya-tahan-tubuh, diakses pada 18 Juni 2020, Pukul 14:02
WIB.
Trubus.id, https://news.trubus.id/baca/35890/hadapi-covid-19-peneliti-lipi-
ungkap-manfaat-jahe-merah, diakses pada tanggal 22 Juni 2020, pukul
10:43 WIB.
47