Dosen Pengampu:
Disusun oleh:
Kelompok 5
Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga
makalah ini bisa selesai pada waktunya.
Pemakalah
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................................ii
BAB I......................................................................................................................................2
PENDAHULUAN..................................................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.....................................................................................................................3
BAB III.................................................................................................................................10
PENUTUP............................................................................................................................10
A. Kesimpulan...................................................................................................................10
B. Saran..............................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................11
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakangMasalah
Setiap manusia membutuhkan adanya komunikasi antara yang satu dengan
yang lain. Sedangkan manusia di muka Bumi ini sangat banyak. Tentu saja perbedaan
perilaku manusia di segala belahan dunia itu berbeda. Tidak hanya di belahan dunia
atau antar Negara, antara sesama anggota keluarga saja kerapterjadi perbedaan.
Perbedaantersebut memiliki beberapa factor yaitu biologis, sosiopsikologis,
spiritual serta situasional dan makalah ini akan berfokus pada factor situasional dari
perilaku manusia.
1.2 PerumusanMasalah
Berdasarkan latarbelakang dari penulisan makalah ini, maka ruang lingkup
masalah yang akan di bahas adalah:
1.3 TujuanPenulisan
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah:
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Perilaku Manusia
Perilaku adalah cara bertindak yang menunjukkan tingkah laku seseorang dan
merupakan hasil kombinasi antara pengembangan anatomis, fisiologis dan
psikologis.1 Menurut Jalaluddin Rakhmat ada tiga komponen yang mempengaruhi
perilaku manusia, yaitu komponen kognitif, afektif, dan konatif. Komponen kognitif
merupakan aspek intelektual yang berkaitan dengan apa yang diketahui manusia.
Komponen afektif merupakan aspek emosional. Komponen konatif adalah aspek
volisional yang berhubungan dengan kebiasaan dan kemauan bertindak.2 Dewasa ini
banyak psikolog sosial berasumsi bahwa, perilaku dipengaruhi oleh tujuannya.
Tujuan perilaku ini tidak hanya dipengeruhi oleh sikap seseorang tetapi juga oleh
harapan lingkungan sosialnya terhadap perilaku tersebut, norma-norma subyektif,
serta kemampuannya untuk melakukan perilaku itu, yakni penilaian perilaku sendiri.
Psikologi memandang perilaku manusia (human behavior) sebagai reaksi
yang dapat bersifat sederhana maupun bersifat kompleks. Berbicara tentang perilaku,
manusia itu unik/khusus. Artinya tidak sama antar dan inter manusianya. Baik dalam
hal kepandaian, bakat, sikap, minat, maupun kepribadian. Manusia berperilaku atau
beraktivitas karena adanya tujuan tertentu. Adanya need (keinginan) atau kebutuhan
diri seseorang maka akan muncul motivasi/penggerak, sehingga manusia itu
berperilaku, baru tujuan tercapai dan individu mengalami kepuasan. Siklus melingkar
kembali memenuhi kebutuhan berikutnya atau kebutuhan lain dan seterusnya dalam
suatu proses terjadinya perilaku manusia.
1
Fremon E. Kastdan James E. Rosenzweig, Organisasi Dan Manajemen, (Jakarta:
BumiAksara, 1995), h. 45.
2
Jalaluddin Rakhmat, PsikologikomunikasiEdisiRevisi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2001), h. 21.
2
B. Faktor Situasional yang Mempengaruhi Perilaku Manusia
Dewasa ini telah tumbuh perhatian dikalangan para arsitek pada pengaruh
lingkungan yang dibuat manusia terhadap perilaku peghuninya. Satu rancangan
arsitektur dapat mempengaruhi pola komunikasi diantara orang-orang yang hidup
dalam naungan arsitektual tertentu. Menurut Osmond dan Sommer membedakan dua
bentuk arsitektur bangunan yaitu Aouciopetal (rancangan bangunan yang mendorong
orang untuk berinteraksi dengan orang lain. Dan Sociofugal (rancangan bangunan
yang menyebabkan orang menghindari interaksi). Dari hasil penelitian ini ditemukan
bukti bahwa pengatur ruangan akan mempengaruhi pola-pola perilaku yang terjadi di
tempat itu. Para ahli psikologi arsitektur menemukan bahwa rancangan dan bentuk
bangunan mempengaruhi perilaku penghuninya. Suatu rancangan arsitektur dapat
mempengaruhi pola belajar di antara orang yang ada dalam bangunan sekolah
tertentu. Tata letak meja dan kursi belajar diyakini oleh sebagian orang berpengaruh
terhadap semangat belajar dan konsentrasi di saat menyimak pelajaran.
3
c) Faktor Temporal (Keadaan Emosi)
Suasana emosional kita juga berbeda-beda bila dipandang dari segi waktu.
Suasana emosi pagi hari tentu berbeda-beda dengan suasana emosi siang hari dan
malam hari. Bentuk aktivitas keseharian kita telah disesuaikan dengan waktunya.
Karena itu suasana emosi dan bentuk perilaku kita juga dipengaruhi oleh faktor waktu
(temporal). Misalnya perilaku mahasiswa di dalam kelas pagi hari berbeda dengan di
kelas siang hari, berbeda pula dengan kelas malam hari. Sehingga waktu
mempengaruhi kualitas pesan dan penterjamahan pesan dalam komunikasi. Dari
tengah malam sampai pukul empat subuh manusia berada pada tahap yang paling
rendah, tetapi pendengaran sangat tajam. Suatu pesan komunikasi yang di sampaikan
pada pagi hari akan memberikan makna yang lain bila di sampaikan pada tengah
malam. Jadi yang mempengaruhi manusia bukan saja dimana mereka berada tapi juga
bilamana mereka berada.
d) Faktor Suasana Perilaku
4
e) Faktor-faktor Sosial
Ada tiga hal yang dibahas pada factor ini, yaitu: system peran, struktur social
dan karakteristik individu. Peranan yang kita duduki berbeda-bedapada setting sosial
yang berbeda. Peran sebagai suami, istri, anak, manajer, menantu, pengurus yayasan
menghasilkan jenis perilaku yang berbeda-beda. Dengan demikian bentuk perilaku
kita akan tergantung pada jenis peran yang kita sandang. Pada kajian tentang
penyebaran inovasi banyak disebut bahwa struktur social masyarakat mempengaruhi
bentuk tindakan masyarakat tersebut dalam mengantisipasi pesan yang disampaikan,
seperti adanya pemuka pendapat, pengikut dan lain sebagainya. Kelompok orang tua
melahirkan pola perilaku yang berbeda bila dibandingkan dengan kelompok anak
muda. Selain itu karakteristik individu seperti usia, kecerdasan juga mempengaruhi
pola-pola perilaku.3
f) Teknologi
Revolusi teknologi sering disusul dengan revolusi dalam perilaku sosial. Pola-
pola teknologi yang menghasilkan berbagai loncatan membentuk serangkaian
perilaku manusia. Alfin Tofler menuliskan tiga gelombang peradaban manusia yang
terjadi sebagai akibat perubahan teknologi. Lingkungan teknologis (technosphere)
yang meliputi sistem energi, sistem produksi, dan sistem distribusi, membentuk
serangkaian perilaku sosial yang sesuai dengannya (sociosphere). Bersama dengan itu
tumbuh pola-pola penyebaran informasi (infosphere) setiap anggota masyarakat. Jenis
teknologi yang digunakan masyarakat dapat mempengaruhi pola-pola komunikasi
masyarakat baik pola pikir maupun pola tindakannya.
5
masyarakatnya tentu berbeda dengan masyarakat berteknologi tinggi yang sering
menggunakan teknologi untuk eksploitasi.4
g) Lingkungan Psikososial
Contohnya Anak kecil yang dibesarkan dalam lingkungan masyarakat yang patuh
pada aturan agama berperilaku seperti orangtuanya di waktu yang akan datang.
Apabila di sekolah anak di didik oleh seorang guru yang keras dan otoriter akan
memiliki karakter seperti gurunya di kemudian. Anak ini menyerap nilai-nilai yang
dibawa oleh guru tersebut. Dalam hal ini memang lingkungan sangat mempengaruhi
perilaku sosial anak. Perilaku di kelas dan hasil belajar banyak dipengaruhi oleh
kualitas pengajaran. Guru menguasai banyak faktor yang mempengaruhi motivasi,
prestasi dan perilaku anak mereka. Lingkungan fisik di kelas, level kenyamanan
emosi yang dialami anak dan kualitas komunikasi antar guru dan anak merupakan
faktor penting yang bisa memampukan atau menghambat pembelajaran yang optimal.
Pada dasarnya ada sejumlah situasi yang member keleluasaan untuk bertindak
dan sejumlah lain membatasinya. Jika kita menganggap bahwa pada situasi tertentu
kita diperboleh/dianggap wajar melakukan perilaku tertentu, maka kita akan
terdorong melakukannya. Fredericsen Price dan Bouffard meneliti kendala situasi
yang mempengaruhi kelayakan melakukan perilaku tertentu. Ada situasi yang
memberikan rentangan kelayakan perilaku (behavoral appopriatenes), seperti situasi
di taman, dan situasi yang banyak memberikan kendala ada perilaku, seperti tempat
beribadah. Situasi yang permisif memungkinkan orang untuk melakukan banyak hal
4
Henny Kustini, Communication Skill, (Yogyakarta: Deepublis, 2017), h. 67.
6
tanpa harus merasa malu. Sebaliknya, situasi restriktif menghambat orang untuk
berperilaku sekehendak hatinya.5
Daya tarik fisik dapat diartikan sebagai kecantikan atau ketampanan seseorang
dalam penampilan. Orang yang memiliki daya tarik fisik tinggi cenderung lebih
disukai orang lain dan lebih mudah mendapatkan simpati serta penghargaan. Dalam
beberapa penelitian mengungkapkan bahwa daya tarik fisik sering menjadi penyebab
utama dalam atraksi personal. Orang-orang yang berwajah cantik dan ganteng
cenderung mendapat penilaian yang baik.
2. Ganjaran
Orang yang memberikan penghargaan kepada orang lain akan lebih muda
didekati daripada orang yang tidak pernah memberikan penghargaan. Penghargaan
disini dapat berupa pujian, bantuan, dorongan moril, atau hal-hal lain yang
meningkatkan harga diri. Dalam teori pertukaran sosial, seseorang akan melanjutkan
hubungan dengan orang lain, bila keuntungan yang diperoleh lebih banyak.
7
jaraknya dengan dirinya, sehingga sering kali terjalin persahabatan antara orang yang
bertempat tinggal saling berdekatan. Dimana seseorang dapat menerima orang lain
dengan baik apabila telah mengenal orang tersebut secara dekat.
4. Kemampuan
6
Agus M Hardjana, Komunikasi Intrapersonal dan Interpersonal, (Yogyakarta: Kanisius,
2003), h.45-46.
7
Lucy Pujasari Surapratman, Psikologi Komunikasi, (Yogyakarta: Deepublish, 2016), h.54.
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam setiap tindakan atau perilaku sosial dalam masyarakat pasti memiliki
faktor, dan faktor situasional adalah faktor yang tidak kalah berpengaruh dalam
perilaku manusia. Hal ini berasal dari sebuah asumsi bahwa respon otak dipengaruhi
suasana yang melingkupi organisme
B. Saran
9
DAFTAR PUSTAKA
Roqib, Moh. 2009. Ilmu Pendidikan Islam: Pengembangan Pendidikan Integratif di Sekolah,
Keluarga, dan Masyarakat. Yogyakarta: Lkis Yogyakarta.
10