Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

“KARAKTERISTIK, MANIFESTASI, DAN RAGAM BELAJAR”

Dosen Pengampu : Asrul Hadi, M.pd

Oleh :

1. Hamzanwadi Rizki
2. Dian Fagustinawati

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

STIT PALAPA NUSANTARA

TA.2022/2023

1
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas rahmat dan hidayahnya kami dapat menyusun sebuah makalah yang membahas tentang
“Karaktristik, Manifestasi, dan Ragam belajar” meskipun bentuknya sangat jauh dari
kesempurnaan, selanjutnya salawat dan salam kami kirimkan kepada Nabi Besar Muhammad
SAW sebagaimana beliau telah mengangkat derajat manusia dari alam kegelapan menuju alam
yang terang benderang.
Dalam penulisan makalah, kami memberikan sejumlah materi yang terkait dengan
materi yang disusun secara langkah demi langkah, agar mudah dan cepat dipahami oleh
pembaca.
Dan kami juga ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen yang
membimbing mata kuliah Psikologi Belajar atas bimbingannya pada semester ini. Kami juga
mengharapkan agar makalah ini dapat dijadikan pedoman apabila, pembaca melakukan hal yang
berkaitan dengan makalah ini, karena apalah gunanya kami membuat makalah ini apabila tidak
dimanfaatkan dengan baik.
Sebagai manusia biasa tentu kami tidak dapat langsung menyempurnakan makalah ini
dengan baik, oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun dari dosen pembimbing mau pun pembaca.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................3
BAB I...............................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...........................................................................................................................4
A.Latar Belakang.........................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...................................................................................................................4
C. Tujuan......................................................................................................................................4
BAB II.............................................................................................................................................5
PEMBAHASAN..............................................................................................................................5
A.Karakteristik perubahan hasil belajar.......................................................................................5
B.Manifestasi perilaku belajar.....................................................................................................8
C.Ragam-ragam Belajar.............................................................................................................10
BAB III..........................................................................................................................................12
PENUTUP.....................................................................................................................................12
Kesimpulan................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................12

3
BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Perbedaan Pada dasarnya, setiap individu memiliki ciri dan karakteristik yang berbeda-
beda. -perbedaan tersebut semakin terlihat sejalan dengan perkembangan individu seseorang
menurut landgen (1980 : 578) merupakan fariasi yang terjadi, baik aspek fisik
maupunpsiokologis.Seperti manusia memiliki ciri dan sifat atau karakteristik bawaan (heredity)
dan karakteristik yang diperoleh seseorang dari lingkungan baik lingkungan sekolah, keluarga,
maupun masyarakat dimana ia bertempat tinggal.
Salah satu yang bisa merubah karakter seseorang ialah lingkungan dimana ia belajar. Pada
hakekatnya, belajar adalah suatu proses kejiwaan atau peristiwa pribadi yang terjadi didalam diri
setiap individu. Proses belajar itu sendiri apabila berjalan dengan baik, suatu saat akan memberi
hasil yang disebut “Hasil Belajar”. Hasil belajar itu sendiri tidak dapat tercapai jika dalam diri
seseorang tidak terjadi proses belajar.
Meskipun secara teoritis belajar dapat diartikan sebagai perubahan tingkah laku, namun
tidak semua perubahan tingkah laku organisme dapat dianggap belajar. Perubahan yang timbul
karena proses belajar sudah tentu memiliki ciri-ciri perwujudanyang khas.

B. Rumusan Masalah

1. Seperti apa karakteristik perubahan hasil belajar siswa?

2. Apa itu Manifestasi perilaku belajar?

3. Apa Saja jenis/Ragam-ragam belajar ?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui karakteristik perubahan hasil belajar siswa.

2. Untuk mengetahui apa pengertian dari manifaetasi belajar.

3. Untuk mengetahui apa saja yang termasuk Ragam-ragam belajar.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Karakteristik Perubahan Hasil Belajar


1.    Pengertian Perubahan Hasil Belajar
Psikologi belajar adalah sebuah frase yang terdiri dari dua kata, yaitu psikologi dan belajar.
Psikologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu psyche yang artinya jiwa dan logos yang artinya
ilmu. Jadi, secara harfiah psikologi berarti ilmu tentang jiwa atau ilmu jiwa.
Dalam perkembangannya, karena kontak dengan berbagai disiplin ilmu, maka lahirlah
bermacam-macam definisi psikologi yang satu dengan yang lainnya berbeda. Seperti :
1.      Psikologi adalah ilmu mengenai kehidupan mental (the science of mental life).
2.      Psikologi adalah ilmu mengenai pikiran (the science of mind).
3.      Psikologi adalah ilmu mengenai tingkah laku (the science of behavior).
Menurut Crow and Crow (psikologi belajar, Drs. Syaiful Bahri Djamarah,
2008), psychology is the study of human behavior and human relationship. Jadi, yang dipelajari
oleh psikologi adalah tingkah laku manusia, yakni interaksi manusia dengan dunia sekitarnya,
baik yang berupa manusia lain (human relationship) maupun yang bukan manusia seperti hewan,
iklim, kebudayaan, dan sebagainya.
Sedangkan belajar itu sendiri secara sederhana dapat diberi definisi sebagai aktifitas yang
dilakukan individu secara sadar untuk mendapatkan sejumlah kesan dari apa yang telah dipelajari
dan sebagai hasil dari interaksinya  dengan lingkungan sekitarnya. Aktivitas di sini dipahami
sebagai serangkaian kegiatan jiwa raga, psikofisik, menuju ke perkembangan pribadi individu
seutuhnya, yang menyangkut unsure cipta (kognitif), rasa (afektif), dan karsa (psikomotor).
Perkembangan dalam arti belajar disini dipahami sebagai “perubahan” yang relatif 
permanen pada aspek psikologis. Individu yang berubah karena gila, mabuk, atau cedera fisik
bukanlah termasuk kategori belajar, walaupun mempengaruhi jiwanya untuk sementara.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa psikologi belajar adalah sebuah
disiplin psikologi yang berisi teori-teori psikologi mengenai belajar, terutama mengupas
bagaimana cara individu belajar atau melakukan pembelajaran.
2.     Jenis-jenis Perubahan Hasil Belajar
Setiap perilaku belajar selalu ditandai oleh ciri-ciri perubahan yang spesifik. Karakteristik
perilaku belajar ini dalam beberapa pustaka rujukan, antara lain Psikologi Pendidikan oleh Surya
(1982), dalam Psikologi Belajar oleh Muhibbin Syah (2003), disebut juga sebagai prinsip-prinsip
belajar. Diantara ciri-ciri perubahan khas yang menjadi karakteristik perilaku balajar yang
terpenting adalah :
1.Perubahan intensional

5
Perubahan yang terjadi dalam proses belajar adalah berkat pengalaman atau praktek yang
dilakukan dengan sengaja dan disadari, atau dengan kata lain bukan kebetulan. Karakteristik ini
mengandung konotasi bahwa siswa menyadari akan adanya perubahan yang dialami atau
sekurang-kurangnya ia merasakan adanya perubahan dalam dirinya, seperti penambahan
pengetahuan, kebiasaan, sikap dan pandangan tertentu, keterampilan dan seterusnya.
Sehubungan dengan itu, perubahan yang diakibatkan mabuk, gila, dan lelah tidak termasuk
dalam karakteristik belajar, karena individu yang bersangkutan tidak menyadari atau tidak
menghendaki keberadaannya.
Di samping perilaku belajar itu menghendaki perubahan yang disadari, ia juga diarahkan
pada tercapainya perubahan tersebut. Jadi, jika seorang siswa belajar bahasa inggris umpamanya,
maka sebelumnya ia telah menetapkan taraf kemahiran yang disesuaikan dengan tujuan
pemakaiannya. Penetapan ini misalnya, apakah bahasa asing tersebut akan ia gunakan untuk
keperluan studi ke luar negeri ataukah untuk sekedar bisa membaca teks-teks atau literatur
berbahasa inggris.
Namun demikian, perlu pula dicatat bahwa kesengajaan belajar itu, menurut Anderson
(1990) dalam psikologi belajar oleh Muhibbin Syah (2003) tidak penting, yang penting cara
mengelola informasi yang diterima siswa pada waktu pembelajaran terjadi. Di samping itu,
kenyataan sehari-hari juga menunjukan bahwa tidak semua kecakapan yang kita peroleh
merupakan hasil kesengajaan belajar yang kita sadari.
Sebagai contoh, kebiasaan bersopan santun di meja makan dan bertegur sapa dengan orang
lain seperti guru dan orang-orang di sekitar kita tanpa disengaja dan disadari. Begitu juga
beberapa kecakapan tertentu yang kita peroleh dari pengalaman dan praktek sehari-hari, belum
tentu kita pelajari dengan sengaja. Dengan demikian, dapat kita pastikan bahwa perubahan
intensional tersebut bukan “harga mati” yang harus dibayar oleh anda dan siswa.
2. Perubahan positif dan aktif
Perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat positif dan aktif. Positif artinya baik,
bermanfaat, serta sesuai dengan harapan. Hal ini juga bermakna bahwa perubahan tersebut
senantiasa merupakan penambahan, yakni diperolehnya sesuatu yang baru (seperti pemahaman
dan keterampilan baru) yang lebih baik daripada apa yang telah ada sebelumnya. Adapun
perubahan aktif artinya tidak terjadi dengan sendirinya seperti karena proses kematangan
(misalnya, bayi yang bisa merangkak setelah bisa duduk), tetapi karena usaha siswa itu sendiri.
3. Perubahan efektif dan fungsional
Perubahanefektif dan fungsional Perubahan yang timbul karena proses belajar bersifat
efektif, yakni Artinya, perubahan tersebut membawa pengaruh, makna, dan manfaat tetentu bagi
siswa. Selain itu, perubahan dalam proses belajar bersifat fungsional dalam arti bahwa 
perubahan tersebut relatif  menetap dan setiap saat apabila dibutukan, perubahan tersebut dapat
direproduksi dan dimanfaatkan. Perubahan fungsional dapat diharapkan member manfaat yang
luas misalnya ketika siswa menempuh ujian  dan menyesuaikan diri dengan lingkungan
kehidupan sehari-hari dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya.

6
Selain itu,perubahan yang efektif dan fungsional bisanya bersifat dinamis dan mendorong
timbulnya perubahan-perubahan positif lainnya. Sebagai contoh, Sjika seorang siswa belajar
menulis, maka disamping akan mampu merangkaikan kata dan kalimat dalam bentuk tulisan, ia
juga akan memperoleh kecakapan lainya seperti membuat catatan, mengarang surat, dan bahkan
menyusun karya sastra atau karya ilmiah.
Sedangkan dalam buku psikologi belajar yang ditulis oleh Drs. Syaiful Bahri Djamarah
(2008), bahwa karakteristik perubahan hasil belajar adalah :
·         Perubahan yang terjadi secara sadar
Ini berarti individu yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan itu atau sekurang-
kurangnya individu merasakan telah terjadi adanya suatu perubahan dalam dirinya. Misalnya ia
menyadari bahwa pengetahuannya bertambah, kecakapannya bertambah, kebiasaannya
bertambah. Jadi, perubahan tingkah laku individu yang terjadi karena mabuk atau dalam keadaan
tidak sadar, tidak termasuk kategori perubahan dalam pengertian belajar. Karena individu yang
bersangkutan tidak menyadari akan perubahan itu.
·         Perubahan dalam belajar bersifat fungsional
Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam diri individu berlangsung terus menerus dan
tidak statis. Suatu perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya dan akan
berguna agi kehidupan ataupun proses belajarberikutnya. Misalnya, jika seorang anak belajar
menulis, maka ia akan mengalami perubahan dari tidak menulis menjadi dapat menulis.
·         Perubahan itu berlangsung terus menerus hingga kecakapanmenulisnya menjadi lebih baik
dan sempurna. Ia dapat menulis dengan kapur. Disamping itu dengan kecakapan menulis yang
telah dimilikinya ia dapatmemperoleh kecakapan-kecakapan lain. Misalnya, dapat menulis
surat,menyalin catatan-catatan,mengerjakan soal-soal, dan sebagainya.
·         Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif
Dalam perubahan belajar, perubahan-perubahan itu selalu bertambah dan tertuju untuk
memeperoleh suatu yang lebih baik dari sebelumnya. Dengan demikian,makin banyak usaha
belajaritu dilakukan, makin banyak dan makin baik perubahan yang diperoleh. Perubahan yang
bersifat aktif artinya bahwa perubahan itutidak terjadi dengan sendirinya, melainkan karena
usaha individu sendiri.Misalnya,perubahan tingkah laku karena proses kematangan yang terjadi
dengan sendirinya kerena dorongan dari dalam, tidak termasuk perubahan dalam pengertian
belajar. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara
·         Perubahan yang bersifat sementara (temporer) yang terjadi hanya untuk beberapa saat saja,
seperti berkeringat, keluar air mata,  menangis dan yang lainnya tidak dapat digolongkan sebagai
perubahan dalam pengertian belajar. Perubahan yang terjadi karena peruses belajar yang bersifat
menetap atau permanen. Dan dapat berarti bahwa tingkah laku yang terjadi setelah belajar akan
bersifat menetap. Misalnya kecakapan seorang anak dalam memainkan piano setelah belajar,
tidak akan hilang, melainkan akan terus dimiliki dan bahkan makin berkembang bila terus
dilatih.
·         Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah
7
Bahwa perubahan tingkah laku itu terjadi karena ada tujuan yang akan dicapai. Perubahan belajar
terarah pada perubahan tingkah laku yang benar-benar disadari. Misalnya seseorang yang belajar
mengetik, sebelumnya sudah menetapkan apa yang mungkin dapat dicapai dengan belajar
mengetik, atau tingkat kecakapan mana yang dicapainya. Dengan demikian, perbuatan belajar
yang dilakukan senantiasa terarah pada tingkah laku yang telah ditetapkanya.
·         Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku
Perubahan yang diperoleh individu setelah melalui suatu proses belajar meliputi perubahan
keseluruhan tingkah laku. Jika seseorang belajar sesuatu, sebagai hasilnya ia akan mengalami
perubahan tingkah laku secara menyeluruh dalam sikap kebiasaan, keterampilan, pengetahuan,
dan sebagainya. Misalnya, jika seorang anak telah belajar naik sepedah, maka perubahan yang
paling tampak adalah dalam keterampilan naik sepeda itu. Akan tetepi, ia telah mengalami
perubahan-perubahan lainnya seperti pemahaman tentang cara kerja sepeda, pengetahuan tentang
jenis-jenis sepeda, pengetahuan tentang alat-alat sepeda, cita-cita untuk memiliki sepeda
yang lebih bagus, kebisaan membersihkan sepeda, dan sebagainya. Jadi, aspek perubahan yang
satu dengan yang lainnya saling berhubungan.
B. Manifestasi Perilaku Belajar

Timbulnya sikap dan kesanggupan yang konstruktif juga berpikir kritis dan kreatif adalah
beberapa sikap sebagai manifestasi perilaku belajar. Disamping itu manifestasi atau perwujudan
perilaku belajar biasanya lebih sering tampak dalam perubahan-perubahan sebagai berikut.

1. Manifestasi Kebiasaan Seseorang yang telah mengalami proses belajar, kebiasaannya


akan tampak berubah. Menurut Burghardt (1973), kebiasaan itu timbul karena proses penyusutan
kecenderungan respon dengan menggunakan simulasi yang berulang-ulang. Dalam proses
belajar, pembiasaan juga meliputi pengurangan perilaku yang tidak diperlukan. Karena proses
penyusutan/pengurangan inilah, muncul pola bertingkahlaku baru yang relative menetap dan
otomatis. Contoh seorang mengulang Bahasa untuk menghindari penggunaan kata yang keliru.
Dengan pembiasaan maka diperoleh sikap menggunakan 96 PUSTABIBLIA: Journal of Library
and Information Science Supardi

2. Manifestasi Keterampilan Ketrampilan adalah kegiatan yang berhubungan dengan urat


syaraf dan otot-otot yang lazimnya tampak dalam kegiatan jasmaniah seperti menulis, ,mengetik,
olahraga dan sebagainya. Meskipun sifatnya motoric namun keterampilan memerlukan
koordinasi gerak yang teliti dan kesadaran yang tinggi. Sehingga seseorang yang belajar dengan
kesadaran motoric yang rendah dapat dianggap sebagai kurang atau tidak terampil.

3. Manifestasi Pengamatan Pengamatan artinya proses menerima, menafsirkan dan


memberi arti rangsangan yang masuk melalui indera seperti mata, telinga. Berkat pengalaman
belajar seseorang akan mampu mencapai pengamatan yang benar obyektif sebelum mencapai
pengertian. Pengamatan yang salah akan mengakibatkan timbulnya pengertian yang salah pula.
Seorang anak yang baru pertama kali mendengarkan radio akan mengira bahwa penyiar benar-
benar dalam kotak bersuara itu. Namun melalui proses belajar, lambat laun akan diketahuinya

8
bahwa yang ada dalam radio tersebut hanya suaranya saja, sedangkan penyiarnya berada jauh di
studio.

4. Manifestasi Berpikir Asosiatif dan Daya Ingat Berpikir asosiatif adalah berpikir
dengan cara mengasosiasikan sesuatu dengan lainnya. Berpikir asosiatif merupakan proses
pembentukan hubungan antara rangsangan dengan respon. Perlu dicatat bahwa kemampuan
seseorang untuk melakukan hubungan asosiatif yang benar amat dipengaruhi oleh tingkat
pengetahuan yang diperoleh dari belajar. Daya ingat juga merupakan perwujudan belajar. Ia
merupakan unsur pokok dalam berpikir asosiatif. Sehingga seseorang yang telah mengalami
proses belajar akan ditandai dnegan bertambahnya simpanan materi (pengetahuan dan
pengertian) dalam memorinya, serta meningkatnya kemampuan menghubungkan materi tersebut
dengan situasi atau stimulus yang sedang dihadapi.

5. Berpikir Rasional dan Kritis Berpikir rasional dan kritis adlah perwujudan perilaku
belajar terutama Volume 3, Number 1, June 2019 97 Perpustakaan dan Manifestasi Belajar yang
berkaitan dengan penyelesaian masalah. Pada umumnya seseorang yang berpikir rasional akan
menggunakan prinsip dan dasar pengertian dalam mejawab pertanyaan “bagaimana” (how), dan
“mengapa” (why). Dalam berpikir rasional, seseorang dituntut menggunakan logika (akal sehat)
untuk menentukan sebab akibat, menganalisi, menarik kesimpulan, dan bahkan menciptakan
hukum-hukum (kaidah teoritis). Dalam hal berpikir kritis, seseorang dituntut menggunakan
strategi kognitif tertentu yang tepat untuk menguji keandalan gagasan pemecahan masalah dan
mengatasi kesalahan atau kekurangan (Reber, 1988).

6. Manifestasi Sikap Dalam arti yang sempit sikap berarti pandangan atau kecenderungan
mental. Menurut Bruno (1987), sikap (attitude) adalah kecenderungan yang relative menetap
untuk bereaksi dnegan cara baik atau buruk terhadap orang atau barang tertentu. Sehingga dapat
dianggap sikap adalah suatu kecenderungan untuk bertindak dengan cara tertentu. Dalam hal ini,
perwujudan perilaku belajar ditandai dengan munculnya kecenderungan-kecenderungan baru
yang telah berubah (lebih maju dan lugas) terhadap suatu objek, tata nilai, peristiwa dan
sebagainya.

7. Manifestasi Inhibisi Inhibisi merupakan upaya pengurangan atau pencegahan


timbulnya suatu respon tertentu karena adanya proses respon lain yang sedang berlangsung
(Reber, 1988). Dalam hal belajar, inhibisa adalah kesanggupan untuk mengurangi dan
menghentikan tindakan yang tidak perlu, lau memilih atau melakukan tindakan tindakan lainnya
yang lebih baik ketika ia berinteraksi dengan lingkungannya.

8. Manifestasi Apresiasi Apresiasi berarti pertimbangan (judgment) mengenai arti penting


atau nilai sesuatu (Chaplin, 1982). Dalam aplikasinya, apresiasi sering diartikan sebagai
penghargaan atau penilaian terhadap benda-benda baik abstrak maupun konkrit yang memiliki
nilai luhur. Apresiasi adalah gejala ranah afektif yang pada umumnya ditunjukkan pada karya-

9
karya 98 PUSTABIBLIA: Journal of Library and Information Science Supardi seni budaya
seperti sastra, music, lukis, drama dan sebagainya.

9. Manifestasi tingkah laku Afektif Tingkah laku afektif adalah tingkah laku yang
menyangkut keanekaragaman perasaan, seperti takut, marah, sedih, gembira, kecewa, senang,
benci, was-was, dan sebagainya. Tingkah laku seperti ini tidak terlepas dari pengaruh
pengalaman belajar. Oleh karenanya ia juga dapat dianggap sebagai perwujudan perilaku belajar.
Seseorang dapat dianggap sukses secara afektif dalam belajar agama apabila ia telah menyenangi
dan menyadari dengan ikhlas kebenaran ajaran agama yang ia pelajari, lalu menjadikannya
sebagai “system nilai diri”. Kemudian pada gilirannya ia menjadikan system nilai ini sebagai
penuntun hidaup, baik di kala suka maupun duka (Darajat, 1982).

Dalam kaitannya dengan fungsi perpustakaan sebagai institusi penyedia informasi,


perpustakaan memiliki peran penting dalam menunjang perwujudan atau manifestasi belajar.
Pembelajar dapat menemukan informasi melalui layanan dalam perpustakaan. Segala informasi
dapat ditemukan dalam perpustakaan sesuai dengan ragam belajar yang diinginkan. Baik ragam
abstrak, ragam pengetahuan, ragam apresiasi, ragam kebiasaan, ragam rasional, ragam
penyelesaian masalah, maupun ragam ketrampilan. Dalam hal ini perpustakaan memerankan
fungsi sebagai institusi rujukan, yang menyediakan referensi baik tercetak maupun non cetak.

C. Ragam-ragam Belajar

Dalam aspek materi, metode maupun aspek tujuan dan perubahan tingkah laku yang
diharapkan setelah proses belajar, terdapat berbagai ragam yang berbeda. Keanekaragaman jenis
belajar ini muncul dalam dunia pendidikan sejalan dengan berkembangnya kebutuhan kehidupan
manusia yang juga beranekaragam. Berikut ini adalah corak ragam belajar, Diantaranya :

1. Ragam Abstrak Belajar abstrak merupakan belajar dengan menggunakan cara-cara berpikir
abstrak. Tujuannya untuk memperoleh pemahaman dan pemecahan masalah-masalahyang
tidak nyata. Dalam mempelajari hal-hal yang abstrak diperlukan peranan akal yang kuat
disamping penguasaan atas prinsip, konsep, dan generalisasi.termasuk dalam jenis ini misalnya
belajar matematika, kimia, kosmologi, astronomi, dan sebagian materi agama.

2. Ragam Keterampilan Belajar keterampilan adalah belajar dengan menggunakan


greakangerakan motoric yakni yang berkaitan dengan syaraf dan otot. Tujuannya Volume 3,
Number 1, June 2019 93 Perpustakaan dan Manifestasi Belajar untuk mmeperoleh dan
menguasai keterampilan jasmaniah tertentu. Dalam belajar keterampilan amat diperlukan latihan
secara intensif dan tertur. Termasuk dalam ragam belajar keterampilan adalah olah raga,
memperbaiki alat elektronik, montir, belajar mengemudi.

3. Ragam Penyelesaian Masalah Ragam penyelesaian masalah yang dimaksud adalah belajar
menggunakan metode-metode ilmiah atau berpikir sistematis, logis, teratur dan teliti. Tujuannya
untuk memperoleh kemampuan dan kecakapan kognitif untuk menyelesaikan masalah secara

10
rasional, lugas dan tuntas. Untuk kepentingan ini kemampuan dalam menguasai konsep, prisip
dan generalisasi sangat dibutuhkan. Dalam hal ini, hampir semua subyek ilmu pengetahuan dapat
dijadikan sebagai obyek belajar penyelesaian masalah.

4. Ragam Rasional Maksud belajar rasional adalah belajar dengan menggunakan kemampuan
berpikir secara logis dan sistematis. Dengan cara demikian dimaksudkan untuk memperoleh
aneka ragam kecakapan menggunakan prinsipprinsip dan konsep-konsep. Ragam rasional
berkaitan dengan ragam belajar menyelesaikan masalah. Dengan belajar rasional diharapkan
memiliki kemampuan menyelesaikan masalah dengan menggunakan pertimbangan dan strategi
akal sehat, logis dan sistematis.

5. Ragam Kebiasaan Belajar kebiasaan adalah proses pembentukan kebiasaan baru atau
perbaikan kebiasaan yang telah ada. Ragam ini selain menggunakan perintah, teladan dan
pengalaman khusus, juga menggunakan hukuman dan hadiah sebagai bentuk apresiasi.
Tujuannya untuk memperoleh sikap dan kebiasaan perbuatan baru yang lebih tepat dan positip
dalam arti selaras dengan kebutuhan. ‘lebih tepat dan positif ’ juga berarti sesuai dengan norma
dan nilai moral yang berlaku baik kultural maupun religi. Belajar kebiasaan juga dapat
diberlakukan untuk menopang Pendidikan karakter yang belakangan ini gencar dikampanyekan
agar dilaksanakan di sekolah-sekolah. 94 PUSTABIBLIA: Journal of Library and Information
Science Supardi

6. Ragam Apresiasi Belajar apresiasi adalah belajar mempertimbangkan substansi suatu


obyek. Tujuannya untuk memperoleh dan mengembangkan kecakapan perasaan dalam hal ini
kemampuan menghargai secara tepat terhadap nilai obyek tertentu, misalnya sastra, musik, lukis.

7. Ragam Pengetahuan Belajar pengetahuan artinya belajar dengan cara melakukan


penyelidikan mendalam terhadap objek pengetahuan tertentu. Studi ini juga dapat dikatakan
sebagai program belajar terencana untuk menguasai materi pelajaran dengan melibatkan kegiatan
investigasi dan eksperimen (Reber,1988). Tujuan belajar pengetahuan adalah untuk memperoleh
atau menambah informasi dan pemehaman trhadap pengetahuan tertentu yang biasanya lebih
rumit dan memerlukan cara khusus dalam mempelajarinya, misalnya dengan menggunkan alat-
alat laboratorium

11
BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan

Psikologi belajar adalah sebuah frase yang terdiri dari dua kata, yaitu psikologi dan
belajar. Psikologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu psyche yang artinya jiwa dan logos yang
artinya ilmu. Jadi, secara harfiah psikologi berarti ilmu tentang jiwa atau ilmu jiwa.
Timbulnya sikap dan kesanggupan yang konstruktif juga berpikir kritis dan kreatif adalah
beberapa sikap sebagai manifestasi perilaku belajar

DAFTAR PUSTAKA

Syah, Muhibbin. 2003. Psikologi Belajar. Jakarta. Raja Brapindo Persada.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2008. Edisi 2 Psikologi Belajar. Jakarta. Rineka Cipta

https://giatbelajar.wordpress.com/2008/06/12/karakteristik-perubahan-hasil-belajar/

Barlow, Daniel Lenox. 1985. Educational Psychology: The Teaching Learning Process. Chicago:

The Moody Bible Institute. Bruno, Frank J. 1987. Idictionary of Key word in Psychology.

london: Routledge & Kegan Paul. Burghardt, Gordon M. 1973. “Instinc and Innate Behavior”,

dalam Navin, John E. (editor), The Study of Behavior. Illionis Scott, Foresman & Co. Chaplin,

J.P. 1982. Dictinary of Psychology. Fifth Printing. New York: Dell Publishing. Co. Inc. Volume

3, Number 1, June 2019 99 Perpustakaan dan Manifestasi Belajar Darajad, Zakiah. 1982.

Kepribadian Guru. Cetakan ke-tiga. Jakarta: Bulan Bintang Hintzman, Douglas L. 1978. The

Psychology of Learning and Memory. San Fransisco: W.H. Freeman & Co. Reber, Arthur S.

1988. The Penguin Dictinary of Psychology. Ringwood Victoria: Penguin Books Australia Ltd.

Syah, muhibbin. 2017. Psikologi Belajar. Depok: Rajawali Pers.

PUSTABIBLIA: Journal of Library and Information Science DOI:

http://dx.doi.org/10.18326/pustabiblia.v3i1.89-99

12

Anda mungkin juga menyukai