Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH

Gejala Aktivitas Umum Jiwa Manusia Yang Perlu Diketahui Oleh Calon
Pendidik Dan Pendidik

Oleh:

Muhaemin Yudhistira (220013301034)

Galuh Try Astuti Ibrahim (220013301027)

Muhammad Kurniawan (220013301035)

Nuraini (220013301043)

PROGRAM PASCASARJANA

PENDIDIKAN BIOLOGI

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2022
ABSTRAK

Muhaemin Yudhistira, Galuh Try Astuti Ibrahim, Muhammad Kurniawan,


Nuraini, 2022. Gejala Aktivitas Umum Jiwa Manusia Yang Perlu Diketahui Oleh
Calon Pendidik dan Pendidik. Makalah. Program Pascasarjana Pendidikan
Biologi Universitas Negeri Makassar. Pengampu Nurhayati B
Psikologi berasal dari bahasa Yunani berupa Psychology yang merupakan
gabungan dan kata psyche dan logos. Psyche yang mempunyai arti jiwa, dan logos
yang mempunyai arti pembahasan atau ilmu. Pendidikan berasal dari kata didik,
mendidik berarti memelihara dan membentuk latihan. Dalam kamus besar Bahasa
Indoneia (1991) Pendidikan diartikan sebagai proses pengubahan sikap dan tata
laku seseorang atau sekelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia
melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Sebagaimana telah dijelaskan
sebelumnya, psikologi merupakan ilmu yang mempelajari proses mental dan
perilaku pada manusia. Perilaku manusia akan lebih mudah dipahami jika kita
juga memahami proses mental yang mendasari perilaku tersebut. Demikian juga
kita akan lebih mudah memahami perilaku siswa jika kita memahami proses
mental yang mendasari perilaku siswa tersebut Mengingat pentingnya pemahaman
tentang proses mental tersebut, maka dalam bab ini akan dijelaskan beberapa
akfivitas atau proses mental yang umum terjadi pada manusia, khususnya yang
berkaitan dengan proses belajar mengajar. Proses mental juga sering disebut
dengan gejala jiwa.
Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu untuk menjelaskan beberapa
pengertian psikologi menurut ahli. Mengetahui hakikat apa saja dalam gangguan
dan mengetahui macam dan karakteristik dari proses mental atau gejala jiwa
tersebut.

Kata Kunci: Psikologi Pendidikan, Gejala aktivitas, Calon Guru

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT senantiasa kita ucapkan,


atas karunia-Nya berupa nikmat iman dan kesehatan ini akhirnya penulis dapat
menyelesaikan makalah ini. Tak lupa shalawat serta salam tercurahkan bagi
Baginda Agung Rasulullah SAW yang syafaatnya akan kita nanti kelak.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat
sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis
mampu untuk meyelesaikan pembuatan makalah “Gejala Aktivitas Umum Jiwa
Manusia yang perlu diketahui oleh Calon Pendidik dan Pendidik”.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk makalah ini penulis
mohon maaf sebesar-besarnya.
Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak
khusunya kepada Dosen kami yang telah membimbing dalam menulis makalah
ini. Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Makassar, September 2022

Penyusun

Kelompok II

ii
DAFTAR ISI

ABSTRAK...............................................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................1
C. Tujuan Penulisan..........................................................................................1
D. Manfaat Penulisan........................................................................................2
BAB II KAJIAN TEORI.......................................................................................3
A. Definisi Pendidikan Pendidikan…………………………………………...3
B. Pengertian Pendidikan…………………………………………………….6
C. Macam-macam Gejala Aktivitas Umum Jiwa dan
Karakteritiknya……….6

BAB III PENUTUP..............................................................................................18


A. Kesimpulan................................................................................................18
B. Saran...........................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................20

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Psikologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang proses mental

dan perilaku. Perilaku dari manusia, berikut pula perilaku dari peserta didik

atau siswa akan mudah difahami apabila kita memahami proses mentalnya.

Proses mental inilah yang sering disebut dengan gejala-gejala jiwa.

Mengingat pentingnya pemahaman tentang proses mental atau

gejala jiwa dalam belajar, kita sebagai pendidik sudah semestinya memahami

dan menerapkan pemahaman tentang proses mental terhadap perserta didik

kita. Kita juga perlu untuk memahami aktivitas dan proses mental atau gejala

jiwa manusia termasuk peserta didik khususnya dalam proses pembelajaran.

B. Rumusan Masalah
Dalam penyusunan makalah ini, penulis merumuskan permasalahan

sebagai berikut:

1. Apa definisi dari Psikologi Pendidikan?

2. Apakah yang dimaksud dengan gejala-gejala aktivitas umum jiwa?

3. Apa saja macam dan karakteristik dari gejala aktivitas umum jiwa

tersebut?

C. Tujuan Penulisan
Sesuai dengan rumusan masalah yang telah ditetapkan, maka, tujuan

dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Memahami definisi dari psikologi pendidikan

1
2. Mengetahui hakikat dari gejala-gejala aktivitas umum jiwa manusia

3. Mengatahui macam dan karakteristik dari proses mental atau gejala

aktivitas umum jiwa tersebut.

D. Manfaat Penulisan

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mampu memahami definisi dari psikologi pendidikan.

2. Untuk mengetahui hakikat dari gejala aktivitas umum jiwa manusia

3. Untuk mengetahui macam dan karakteristik dari proses mental atau gejala

aktivitas umum jiwa tersebut.

2
BAB II

KAJIAN TEORI

A. Definisi Psikologi Pendidikan

1. Definisi Psikologi

Psikologi berasal dari bahasa Yunani berupa Psychology yang merupakan

gabungan dan kata psyche dan logos. Psyche yang mempunyai arti jiwa, dan

logos yang mempunyai arti pembahasan atau ilmu.

Istilah psyche atau jiwa masih belum dapat didefinisikan secara jelas,

karena jiwa merupakan objek bersifat abstrak dan tidak dapat dilihat, tatepi

meskipun begitu diyakini keberadaannya, istilah jiwa dalam beberapa dasawarsa

ini telah berganti menjadi psikis.

Dalam Ensiklopedi Nasional Indonesia Jilid 13 (1990) dinyatakan

bahwa Psikologi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dan binatang

baik yang dapat dilihat secara langsung maupun yang tidak dapat dilihat secara

langsung. Dakir (1993) menyatakan bahwa psikologi membahas tingkah laku

manusia dalam hubungannya dengan lingkungannya. Muhibbin Syah (2001)

menyimpulkan bahwa psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari

tingkah laku terbuka dan tertutup pada manusia baik selaku individu maupun

kelompok, dalam hubungannya dengan lingkungan. Tingkah laku terbuka adalah

tingkah laku yang bersifat psikomotor yang meliputi perbuatan berbicara, duduk ,

berjalan dan lain sebgainya, sedangkan tingkah laku tertutup meliputi berfikir,

berkeyakinan, berperasaan dan lain sebagainya.

3
Dari beberapa definisi tersebut diatas dapat

disimpulkan bahwa psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah

laku manusia, baik sebagai individu maupun dalam hubungannya dengan

lingkungannya. Tingkah laku tersebut berupa tingkah laku yang tampak maupun

tidak tampak, tingkah laku yang disadari maupun yang tidak disadari.

2. Definisi Pendidikan

Pendidikan berasal dari kata didik, mendidik berarti memelihara dan

membentuk latihan. Dalam kamus besar Bahasa Indoneia (1991) Pendidikan

diartikan sebagai proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau

sekelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran

dan pelatihan

Poerbakawatja dan Harahap dalam Muhibbin Syah (2001) menyatakan

bahwa pendidikan merupakan usaha secara sengaja dari orang dewasa untuk

meningkatkan kedewasaan yang selalu diartikan sebagai kemampuan untuk

bertanggung jawab terhadap segala perbuatannya.

Dari definisi-definisi tersebut diatas dapat penulis simpulkan bahwa

pendidikan adalah suatu usaha yang dilakukan secara sadar dan sengaja untuk

mengubah tingkah laku manusia baik secara individu maupun kelompok untuk

mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.

3. Definisi Psikologi Pendidikan

4
Whiterington (1978) mendefinisikan psikologi pendidikan sebagai studi

sistematis tentang proses-proses dan faktor-faktor yang berhubungan dengan

pendidikan manusia.

Sumadi Suryabrata (1984) mendefinisikan psikologi pendidikan sebagai

pengetahuan psikologi mengenai anak didik dalam situasi pendidikan.

Elliot dkk (1999) menyatakan bahwa psikologi pendidikan merupakan

penerapan teori-teori psikologi untuk mempelajari perkembangan, belajar,

motivasi, pengajaran dan permasalahan yang muncul dalam dunia pendidikan.

Dari bebrapa definisi yang telah disampaikan, dapat didsimpulkan bahwa

psikologi pendidikan adalah suatu penerapan dari ilmu psikologi yang

diterapkan dalam dunia pendidikan. Dalam psikologi pendidikan ini dibahas

tentang pengubahan sifat dan pendewasaan manusia melalui proses

pembelajaran dan palatihan.

B. Pengertian Gejala Aktivitas Umum Jiwa Manusia

Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, psikologi merupakan ilmu

yang mempelajari proses mental dan perilaku pada manusia. Perilaku manusia

akan lebih mudah dipahami jika kita juga memahami proses mental yang

mendasari perilaku tersebut. Demikian juga kita akan lebih mudah memahami

perilaku siswa jika kita memahami proses mental yang mendasari perilaku siswa

tersebut

Adapun gejala aktivitas umum jiwa peserta didik yang perlu menjadi

bahan perhatian adalah perhatian, pengamatan, persepsi, fantasi, ingatan,

berpikir, motif, sikap, minat, imajinasi, dan sebagainya (Nurhayati.2010)

5
Mengingat pentingnya pemahaman tentang proses mental

tersebut, maka dalam bab ini akan dijelaskan beberapa akfivitas atau proses

mental yang umum terjadi pada manusia, khususnya yang berkaitan dengan

proses belajar mengajar.

C. Macam-Macam Gejala-Gejala aktivitas umum Jiwa dan

Karakteristiknya

1. Gejala Jiwa Kognisi (Pengenalan)

Istilah cognitive beasal dari kata cognition yang mempunyai padanan kata

atau sinonim knowing yang mempunyai arti mengetahui. Dalam arti luas,

cognition (kognisi) merupakan pemerolehan, penataan, dan penggunaan

pengetahuan. Dala perkembangannya istilah kognisi berkembang menjadi suatu

ranah psikologis manusia yang meliputi setiap peilaku mental yang berhubungan

dengan pemahaman, pertimbangan, pengolahan informasi, pemecahan masalah,

kesengajaan, dan keyakinan. Gejala kognisi meliputi:

a) Pengamatan

Pengamatan ialah proses mengenal dunia luar dengan menggunakan

indera. Dan dapat juga diartikan pengamatan adalah hasil perbuatan jiwa secara

aktif dan penuh perhatian untuk menyadari adanya rangsangan. Dalam

pengamatan dengan sadar orang dapat pula memisahkan unsur-unsur dari obyek

tertentu (Puspitasari, 2014). Pengamatan adalah aktivitas yang dilakukan makhluk

cerdas, terhadap suatu proses atau objek dengan maksud merasakan dan kemudian

memahami pengetahuan dari sebuah fenomena berdasarkan pengetahuan dan

gagasan yang sudah diketahui sebelumnya, untuk mendapatkan informasi-

6
informasi yang dibutuhkan untuk melanjutkan suatu penelitian (Hilgard, 1999).

Proses-proses pengamatan adalah sebagai berikut:

1. Penglihatan

2. Pendengaran.

3. Rabaan

4. Pembauan (penciuman)

5. Pengecapan.

Pengamatan sebagian bagian gejala aktivitas jiwa manusia memiliki

kedudukan dalam peembelajaran di kelas. Sebagian berpesan dan kesan yang

diperoleh oleh peserta didik di kelas adalah diproses melalui pengamatan terhadap

apa yang dilihat oleh pengamatan ialah suatu aktivitas jiwa untuk mengenal diri

sendiri dan lingkungan sekitar dengan melihat, mendengar, membau dan

mececapnya (Manrihu, 1989: 20).

Agar proses pembelajaran di kelas dapat mencapai tujuan belajar yang

telah ditetapkan oleh guru bersama peserta didik, maka guru harus memperhatikan

perbedaan-perbedaan individu dari segi tipe visual, auditif, taktil, gustative, dan

alfaktoris. Dengan mengacu kepada perbedaan-perbedaan tipe pengamatan peserta

didik tersebut, maka guru harus member kan tugas-tugas belajar kepada peserta

didik dan melakukan proses pembelajaran di kelas dengan memperhatikan

menerag kan asas perbedaan individual (Nurhayati.2010)

b) Tanggapan

7
Tanggapan sebagai salah satu fungsi jiwa yang pokok, dapat

diartikan sebagai gambaran ingatan dari pengamatan, ketika objek yang

diamati tidak lagi berada dalam ruang dam waktu pengamatan. Jadi, jika

proses pengamatan sudah berhenti, dan hanya tinggal kesan-kesannya saja,

peristiwa demikian ini disebut tanggapan.

Tanggapan disebut “laten” (tersembunyi, belum terungkap), apabila

tanggapan tersebut ada di bawah sadar, atau tidak kita sadari, dan suatu saat bisa

disadarkan kembali. Sedang tanggapan disebut “aktual”, apabila tanggapan

tersbut kita sadari (Warsah.2021)

Tanggapan peserta didik dipengaruhi oleh indera yang mendasari

terjadinya tanggapan tersebut. Karena itu tanggapan peserta didik digolongkan

menjadi tanggapan visual, auditif, gustatoris, dan alfaktoris. Keempat tipe

tanggapan tersebut harus diperhatikan dan dikembangkan oleh para pendidik

secara invidual (Nurhayati.2010)

c) Fantasi

Fantasi didefinisdkan sebagai sumber daya untuk untuk membentuk

tanggapan tanggapan baru dengan pertolongan tanbggapan tanggapan yang sudah

ada dan tanggapan baru itu tidak harus sesuai dengan benda benda yang

adaFantasiDapat pula fantasi itu dilukiskan sebagai fungsi yangmemungkinkan

manusia untuk berorientasi dalam alam imajiner, melampaui dunia riil

(Suyabrata.2004)

Berfantasi secara positif bagi peserta djdik sangat diperlukan, sebab

melakui proses fantasi datam aktivjtas pembelaJaran, peserta didik dapat diilhami

8
oleh berbagai gagasan atau ide ide baru yang bermanfaat bagi peserta didik itu

sendiri dan masyarakat. Teiah banyak peserta didik yang juara dalam melakukan

lomba karya ilmiah dan lomba karya inovatif produktif karena hasil dari proses

fantasi yang positif Namun, tetah banyak pula peserta didik dan anggota masyæ

rakat yang korban karena proses fantasi yang tidak positife Di sinitah peranan

guru, orang tua, dan masyarakat dalam membantu, membimbing melatih, dan

mengarahkan serta menyalurkan proses fantasi anak ke arah yang positif agar

bermanfaat bagi dirinya, sekolahnya, keluarga dan masyarakatnya dan anak dapat

mencapai taraf aktualisasi diri yang optimal dan maksimal. (Nurhayati.2008).

d) Daya Ingatan

Ingatan merupakan alih bahasa dari memory. Karena itu disamping ada yang

menggunakan ingatan adapula menggunakan istilah memori sesuai dengan

ucapan dari memory. Namun hal tersebut kiranya bukan merupakan hal yang

serius. Ingatan memberikan berbagai macam-macam arti bagi para ahli. Pada

umumnya para ahli memandang ingatan sebagai hubungan antara pengalaman

dengan masa lampau dengan adanya kemampuan mengingat pada manusia,

menyimpan dan menimbulkan kembali pengalaman-pengalaman yang di

alaminya (Saleh. 2018) Proses dalam ingatan iatah mencakup proses

mencamkan, proses menyimpan, dan reproduksi. Mencamkan ialah upaya untuk

mempetajari, mengetahui, dan memahami sesuatu. Menurut terjadinya, pencaman

terbagi atas pencaman sekehendak dan tidak sekehendak. Pencaman seke terjadi

jika kita dengan sengaja dan sadar mencamkan sewatut dan pencaman tidak

sekehendak terjadi jika kita memperoleh pengetahuan dengan tidak sengaja.

9
Menyimpan ialan upaya menyimpan sesauty supaya materi pelajaran yang telah

kita pelajari dapat tesimpan dongan baik dalam memori, maka peserta didik

harus melakukan cara-cara bcrikut: (1) mengulangi terus menerus dan

mempelajari materi pcíajaran, dan (2) cepat tidur setelah belajar mengurangi

bercampurnya pesan baru kedalam materi pelajaran yang telah terimpan di dalam

otak (Nurhayati.2010) Jika proses menyimpan terscbut dapat berjalan

dengan baik dan tersimpan dalam memori dengan baik, maka kegiatan reproduki

terhadap apa yang teíah dipelajari juza berlangsung dengan baik, Reproduksí

iajah mengingat atau membawa ke alam kesadaran tentang hal-hal yang telah

dicamkan melalui kegiatan belajar. Pada diri peserta didik, proses mencamkan itu

berbeda-beda antara peserta didik vang satu dengan peserta didik yang íain.

Peserta didik yang ber inteligensi tinggi, berpengetahuan, dan

berpengalaman.datam melakukan aktivitas belajar cenderung merniliki

kemampuan reproduksi yang cepat. Selain itu, aktivitas reproduksi (mengingat

kembali) juga dipengaruhi oleh faktor kemampuan mencamkan dan menyimpan

pesan atau materi pelajaran yang telah dipelajari oleh peserta didik.

e) Berfikir

Pengertian berpikir menurut Solso dalam Sugihartono dkk. (2007: 13)

merupakan proses yang menghasilkan representasi mentalyang baru melalui

transformasi informasi yang melibatkan interaksiyang kompleks antara berbagai

proses mental, seperti penilaian, abstraksi, penalaran, imajinasi, dan pemecahan

masalah. Berdasarkanpengertian-pengertian tersebut, hampir sama mengatakan

bahwaberpikir merupakan sebuah proses dan aktivitas sehingga individu

10
atausiswa bersifat aktif (Irham 2013)

Menurut Wasty Soemanto (2006: 31-32), pada dasarnya aktivitas

atau kegiatan berpikir merupakan sebuah proses yang kompleks dan dinamis.

Proses dinamis dalam berpikir mencakup tiga tahapan, yaituproses pembentukan

pengertian, proses pembentukan pendapat, dan proses pembentukan keputusan.

atas dasar pendapat tersebut, prosesberpikir merupakan aktivitas memahami

sesuatu atau memecahkan

Berpikir merupakan kegiatan mental atau psikis yang dilakukan oleh

setiap orang pada saat mereka menghadapi suatu masalah yang harus dipecahkan.

Proses berpikir juga terjadi saat seseorang dihadapkan kepada berbagai pertanyaan

Yang harus dijawab. Kemampuan berpikir bagi setiap orang termasuk peserta

didik di sekolah berbeda-beda. Perbedaan kemampuan berpikir antara individu

yang satu dengan inidividu Pada umumnya disebabkan oleh faktor inteligensi,

tingkat Pengetahuan, tingkat pengalaman, tingkat pendidikan, dan berbagai faktor

lainnya yang berpengaruh terhadap kemampuan berpikir individu

(Nurhayati.2010) Menurut Wallas proses berfikir kreatif meliputi lima

tahap, yaitu Persiapan (Preparation), Inkubasi (Incubation), Iluminasi

(Ilumation), Evaluasi (Evaluation), Revisi (Revision). Definisi yang paling umum

dari berfikir adalah berkembangnya ide dan konsep di dalam diri seseorang.

Perkembangan ide dan konsep ini berlangsung melalui proses penjalinan

hubungan antara bagian-bagian informasi yang tersimpan di dalam didi seseorang

yang berupa pengertian-perngertia Dari gambaran ini dapat

11
dilihat bahwa berfikir pada dasarnya adalah proses psikologis dengan tahapan-

tahapan berikut:

1. pembentukan pengertian,

2. penjalinan pengertian-pengertian, dan

3. penarikan kesimpulan (Warsah.2021)

Ada dua jenis proses berpikir yang dapat dilakukan indidivu, yaitu jenis

berpikir divergen dan konvergen. Jenis berpikir konvergen yaitu cara berpikir

yang umum dilakukan oleh individu pada umumnya dan bersifat rutin, sedangkan

jenis berpikir divergen yaitu jenis berpikir yang inovatif, kreatif' dan produktif

yang selalu pemecahan masalah dari berbagal alternatif pemecahan masalah (La

Sulo, 1990:29).

f) Intelegensi

Perkataan intelegensi dari bahasa latin intelligere yang berarti

mengorganisasikan, menghubungkan atau menyatukan satu dengan yang lain (to

organize, to relate, to bind together). Menurut panitia istilah Padagogik (1953)

yang mengangkat pendapat stren yang dimaksud dengan intelegensi adalah daya

menyesuaikan diri dengan keadaan baru dengan menggunakan alat-alat berfikir

menurut tujuannya. Stren menitikberatkan masalah intelegensi pada soal

adjustment atau penyesuaian diri terhadap masalah yang dihadapinya. Pada orang

yang intelijen akan lebih cepat dalam memecahkan masalah baru apabila

dibandingkan dengan orang yang kurang intelijen (Saleh 2018)

12
Inteligensi atau kecerdasan intelektual adalah suatu kemampuan mental

yang melibatkan proses berpikir secara rasional. Oleh karena itu, inteligensi tidak

dapat diamati secara langsung, melainkan harus disimpulkan dari berbagai

tindakan nyata yang merupakan manifestasi dari proses berpikir rasional itu.

Ormrod (2008) mengemukakan bahwa inteligensi merupakan kemampuan untuk

mengaplikasikan secara fleksibel pengetahuan dan pengalaman yang telah

diperoleh untuk menghadapi tugas-tugas baru yang menantang. Individu

dikatakan berperilaku inteligen apabila melakukan sesuatu secara efektif dengan

bantuan minimal atau bahkan tanpa bantuan sama sekali dari orang lain sekitar

(Suralaga.2020).

Manusia yang memiliki tingkat pengetahuan dan pengalaman yang tinggi

cenderung kemampuan berpikirnya juga tinggi karena telah dan diterpa oleh

berbagai pengetahuan pengalaman yang menuntut pemikiran. Oleh karena itu,

untuk mengambangkan dan meningkatkan intelegnsi peserta didik, para guru

disekolah harus memberikan tugas yang menantang kepada peserta didik untuk

berpikir krtitis dan kompleks. Selian itu, para guru harus memberikan banyak

pengalaman yang menantang kepada peserta didik dengan harapan peserta didik

terbiasa dalam mencari jalan keluar suatu persoalan sehingga membuahkan

pengalaman berharga bagi peserta didik (Nurhayati.2010)

g) Motivasi

Motivasi didefinisikan sebagai keadaan internal yang membangkitkan,

mengarahkan, dan mempertahankan perilaku. Studi mengenai motivasi

difokuskan pada bagaimana dan mengapa orang memprakarsai tindakan yang

13
diarahkan pada tujuan tertentu, berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk

memulai kegiatan, dan seberapa persisten siswa berusaha untuk mencapai

tujuannya serta bagaimana yang mereka rasakan dan pikirkan (Suralaga.2020)

Motivasi menurut Sumadi Suryabrata adalah keadaan yang terdapat dalam

diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas tertentu guna

pencapaian suatu tujuan. Sementara itu Gates dan kawan-kawan mengemukakan

bahwa motivasi adalah suatu kondisi fisiologis dan psikologis yang terdapat

dalam diri seseorang yang mengatur tindakannya dengan cara tertentu. Adapun

Greenberg menyebutkan bahwa motivasi adalah proses membangkitkan,

mengarahkan, dan memantapkan perilaku arah suatu tujuan. Dari tiga definisi

tersebut dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah kondisi fisiologis dan

psikologis yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk

melakukan aktivitas tertentu guna mencapai suatu tujuan (Djaali.2006)

Faktor motivasi secara umum dan motivasi

belająr secara khusus merupakan gejala aktivitas jiwa manusia yang sangat

diperlukan oleh_manusia dan peserta didik khususnya dalam mengarungi

kehidupan yang sarat dengan persaingan. Manusia secara umum dan peserta didik

secara khusus yang memiliki motivasi hidup yang rendah akan memiliki kinerja,

Produktivitas, kreativitas, dan inovasi yang rendah. Akibatnya mereka akan

tertinggal jauh dari teman atau manusia lainnya yang memiliki motivasi yang

tinggi dalam menjalani hidupnya.

Guru dan peserta didik sebagai bagian dari manusia Pada umumnya harus

memiliki motivasi yang tinggi dalam mengajar bagi guru dan dalam belajar bagi

14
peserta didik. Guru yang memiliki motivasi mengajar yang tinggi ditandai dengan

beberapa karakteristik perilaku, yaitu rajin mengajar di kelas, bergairah dalam

mengajar, aktif dan kreatif dalam melakukan pembaruan dalam bidang pendidikan

untuk keperluan pembelajaran di kelas, berperilaku produktif dan inovatif dalam

mengajar, dan beretos kerja tinggi sehingga tidak mengenal lelah dalam mengajar

dan mudah putus asa jika menemukan kesulitan dalam menekuni kariernya

sebagai pengajar dan pendidik di sekolah (Nurhayati.2010)

h) Sikap

Sikap dapat didefinisikan dengan berbagai cara dan setiap definisi itu

berbeda satu sama lain. Trow mendefinisikan sikap sebagai suatu kesiapan mental

atau emosional dalam beberapajenis tindakan pada situasi yang tepat. Di sini

Trow lebih menekankan pada kesiapan mental atau emosional seseorang terhadap

sesuatu objek. Sementara itu Allport seperti dikutip oleh Gable mengemukakan

bahwa sikap adalah sesuatu kesiapan mental dan saraf yang tersusun melalui

pengalaman dan memberüan pengaruh langsung kepada respons individu terhadap

semua objek atau situasi yang berhubungan dengan objek itu (Djaali.2006)

Adapun perwujudan perilaku yang diperlihatkan oleh peserta didik

yang bersikap negatif atau tidak senang terhadap proses pembelajaran yang

dikelola oleh guru di kelas ialah berupa peserta didik acuh tak acuh (apatis) dalam

mengikuti proses pembelajaran di kelas, peserta didik tidak aktif dalam mengikuti

proses pembelajaran di kelas, peserta didik mengganggu teman sekelasnya,

15
peserta didik tidak mengerjakan atau menyelesaikan tugas-tugas belajar yang

diberikan oleh guru kelas, peserta didik keluar masuk kelas, dan berbagai bentuk

perilaku belajar menyimpang Iainnya. Sedangkan perwujudan perilaku peserta

didik yang bersikap positif atau senang terhadap proses pembelajaran yang sedang

berlangsung di kelas ialah peserta didik, aktif, tekun, dan ulet dalam mengikuti

proses pembelajaran di kelas, peserta didik menyelesaikan tugas-tugas belajar

yang diberikan kepadanya, disiplin dalam belajar, tidak keluar masuk kelas dan

menghormati guru dan teman kelasnya, aktif bertanya dan menjawab pertanyaan

guru, menunjukkan kerjasama yang baik dengan teman kelas dalam melakukan

tugas-tugas belajar yang bersifat kelompok, dan sebagainya.

Para guru dan calon guru yang akan

mengajar dan mendidik di kelas, harus dapat menumbuhkembangkan sikap belajar

positif pada diri peserta didik. Hanya dengan sikap belajar yang baik yang

terbentuk pada diri peserta didik, proses interaksi belajar mengajar di kelas dapat

berlangsung secara Optimal dan maksimal. Oleh karena itu, para guru dan calon

guru harus memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang Sikap dan

permasalahannya, yang mencakup pengertian sikap, metode

menumbuhkembangkan sikap belajar positif kepada Peserta didik, situasi dan

kondisi belajar dan lingkungan belajar yang dapat meningkatkan sikap belajar

Siswa di kelas, metode untuk mengukur sikap belajar peserta didik, masalah Iain

yang terkait dengan sikap dan permasalahannya. menyimpan sesuatu yang

dipelajari ke dalam memori. Agar supaya materi pelajaran yang telah dipelajari

oleh peserta didik dapat tesimpan dengan baik dalam memori, maka peserta didik

16
harus melakukan cara-cara berikut: (1) mengulangi secara terus menerus

mempelajari materi pelajaran, dan (2) cepat tidur setelah belajar mengurangi

bercampurnya pesan baru ke dalam ateri pelajaran yang telah tersimpan dalam

memori di otak (Nurhayati.2010)

i) Minat

Ketika kita berkata bahwa siswa memiliki minat (interest) pada topik atau

aktivitas tertentu, maksud kita adalah bahwa mereka menganggap topik tersebut

menarik dan menantang. Jadi minat adalah suatu bentuk motivasi intristik, Siswa

yang mengejar suatu tugas yang menarik minatnya mengalami efek postif seperti

kesenangan, kegembiraan dan kesukaan (Hidi, Renninger, dan Krapp

2004:Schiefele, 1998)

Minat adalah rasa lebih suka dan tertarik pada suatu hal atau aktivitas, tanpa

ada paksaan. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara

diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan

tersebut, semakin besar minatnya. Crow and Crow mengatakan bahwa minat

berhubungan dengan gaya gerak yang mendorong seseorang untuk menghadapi

atau berurusan dengan orang, benda, kegiatan, pengalaman yang dirangsang oleh

kegiatan itu sendiri. Minat dapat diekspresikan melalui pernyataan yang

menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya, dapat

pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas, seperti aktivitas

belajar (Suralaga 2020)

17
Jadi, minat dapat diekspresikan melalui pernyataan yang menunjukkan

bahwa Siswa lebih menyukai suatu hal daripada hal Iainnya, dapat pula

dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Minat tidak dibawa

sejak lahir, melainkan diperoleh kemudian (Djaali 2006)

Sebagai guru, kita tentu dapat menumbuhkembangkan minat pribadi siswa

dengan fleksibilitas dan topik topik yang mereka baca, pelajari, tulis dan teliti.

Dan di kesempatan lain kita dapat membandingkan minat siswa secara

kontemporer dan mungkin juga dapat menstimulasi munculnya minat pribadi

yang lebih bertahan lama, melalui berbagai aktivitas yang kita kembangkan dan

cara kita menyampaikan informasi (Ormrod. 2008)

Jika individu atau peserta didik merasa tertarik atau berminat dalam

melakukan aktivitas belajar, maka peserta didik tersebut menunjukkan sikap dan

perilaku belajar yang baik berupa: peserta didik menunjukkan gairah yang tinggi

dalam melakukan aktivitas belajar, tekun dan ulet datam melakukan aktivitas

belajar sekalipun datam waktu yang lama, aktif, kreatif, dan produktif datam

metaksanakan aktivitas dan menyelesaikan tugas-tugas belajar, tidak mengenal

lelah apalagi bosan dalam belajar, senang dan asyik datam belajar, aktivitas

belajar dianggap sebagai suatu hobi dan bagian dari hidup, dan sebagainya.

Sebaliknya, peserta didik yang tidak memiliki minat belajar akan menunjukkan

sikap dan peritaku belajar yang tidak baik pula berupa acuh tak acuh dalam

belajar, aktivitas belajar dianggap sebagai suatu beban, cepat lelah dan bosan

18
dalam belajar, dan sebagainya (Nurhayati.2010)

2. Gejala Jiwa Konasi (Kemauan)

Kemauan merupakan salah satu fungsi hidup kejiwaan manusia, dapat

diartikan sebagai aktifitas psikis yang mengandung usaha aktif dan berhubungan

dengan pelaksanaan suatu tujuan. Tujuan adalah titik akhir dari gerakan yang

menuju pada sesuatu arah. Adapun tujuan kemampuan adalah pelaksanaan suatu

tujuan-tujuan yang harus diartikan dalam suatu hubungan. Misalnya, seseorang

yang memiliki suatu benda, maka tujuannya bukan pada bendanya, akan tetapi

pada mempunyai benda itu , yaitu berada dalam relasi (hubungan), milik atas

benda itu. Seseorang yang mempunyai tujuan untuk menjadi sarjana, dengan dasar

kemauan, ia belajar dengan tekun, walaupun mungkin juga sambil bekerja. Dalam

istilah sehari-hari, kemauan dapat disamakan dengan kehendak dan hasrat.

Kehendak ialah suatu fungsi jiwa untuk dapat mencapai sesuatu yang merupakan

kekuatan dari dalam dan tampak dari luar sebagai gerak-gerik.

Gejala Konasi terbagi atas:

a.       Dorongan

b.      Keinginan

c.       Hasrat

d.      Kecenderungan

19
e.       Hawa nafsu

f.       Kemauan

Pribadi memberikan corak dan menentukan, sesudah memilih dan

mengambil keputusan. Perbuatan memilih dan mengambil keputusan ini

disebut dengan keputusan kata hati.

3. Gejala Jiwa Emosi (Perasaan)

Perasaan hiasanya didefinisikan sebagai 'gejala psikis yang bersifat

subjektifyang umumnya berhubungan dengan gejala gejala mengenal, dan

dialami dalam kualitas senang atau tidak senang dalam berbagai taraf.

Berlainan dengan berpikir, maka perasaan itu bersifat subjektif,

banyak dipengaruhi oleh keadaan diri seseorang Apa yang enak, indah,

menyenangkan bagi seseorang tertentu, belum tentu juga enak, indah,

menyenangkan bagi orang Iain.

Perasaan umumnya bersangkutan dengan fungsi mengenal; artinya

perasaan dapat timbul karena mengamati, menanggap, mengkhayalkan,

mengingat-ingat, atau memikirkan sesuatu. Kendatipun demikian perasaan

bukanlah hanya sekadar gejala tambahan dari fungsi pengenalan saja,

melainkan adalah fungsi tersendiri (Suryabrata.2004)

Perasaan ialah gejala psikis yang bersifat subjektif yang umumnya

berhubungan dengan fungsi mengenal dan dialami dalam kualitas senang

dan tidak senang dalam berbagai taraf. berbagai jenis, yaitu perasaan

jasmaniah (perasaan tingkat rendah) berupa perasaan indera dan perasaan

20
vital. Perasaan indera seperti sedap, manis, dan sebagainya perasaan vital,

yaitu perasaan yang berhubungan dengan keadaan jasmani seperti segar,

letih, dan sebagainya (La Sulo, 1990:30). Sedangkan perasaan rohaniah

(perasaan tingkat tinggi), yaitu perasaan ujian, perasaan keindahan, perasaan

sosial, perasaan keagamaan, dan perasaan harga diri.

Faktor perasaan peserta didik perlu diperhatikan oleh guru di

kelas. Dengan memahami perasaan peserta didik sebagai gejala mental

siswa, seorang guru akan menghindari berbagai sikap dan perilaku dan

ucapan atau tutur kata yang dapat membunuh aktivitas dan kreativitas

peserta didik di kelas. Sebaliknya, peserta didik tidak boleh mengorbankan

perasaan guru yang dapat membunuh kreativitas dan aktivitas guru dalam

mengajar di kelas (Nurhayati.2004)

4. Gejala Jiwa Campuran

1. Perhatian 

Kata perhatian, tidaklah selalu digunakan dalam arti yang sama. Beberapa

contoh dapat menjelaskan hal ini:

a. Dia sedang memperhatikan contoh yang diberikan oleh gurunya.

b. Dengan penuh perhatian dia mengikuti kuliah yang diberikan oleh dosen

yang baru itu.

Ke dua contoh di atas mempergunakan kata perhatian. Arti kata tersebut,

baik di masyarakat dalam hidup seharihari maupun dalam bidang psikologi kira-

21
kira sama. Karena itulah maka definisi mengenai perhatian itu yang diberikan

oleh para ahli psikologi juga dua macam, yaitu kalau diambil intinya saja dapat

dirumuskan sebagai berikut:

1) Perhatian adalah pemusatan tenaga psikis tertuju kepada suatu objek

2) Perhatian adalah banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai suatu

peristiwa atau aktivitas yang dilakukan (Suryabrata. 2004)

Perhatian belajar yang dimiliki oleh peserta didik dan manusia pada

umumnya dibagi atas beberapa macam, yaitu perhatian insentif dan tidak insentif,

perhatian spontan dan perhatian sekehendak, perhatian terpencar, perhatian

terpusat. dan perhatian campuran (Manrihu (1989:18-19).

Ketiga jenis perhatian tersebut di atas pada umumnya dimiliki oleh

manusia pada umumnya dan peserta didik pada khususnya. Namun, dari jenis

perhatian tersebut ada yang menonjol pada diri manusia atau peserta didik

sehingga menjadi tipe perhatian yang dimiliki oleh peserta didik tersebut. Peserta

didik yang bertipe perhatian belajar intensif cenderung menunjukkan sikap dan

perilaku belajar yang positif yang ditandai dengan gejala tekun dan ulet dalam

melakukan aktivitas belajar secara intensif sekalipun dalam waktu lama, Peserta

didik yang bertipe perhatian belajar intensif cenderung menunjukkan sikap dan

perilaku belajar yang positif yang ditandai dengan gejala tekun dan ulet dalam

melakukan aktivitas belajar secara intensif sekalipun dalam waktu lama.

Sebaliknya, peserta didik yang bertipe perhatian belajar tidak intensif cenderung

menunjukkan sikap dan perilaku belajar yang tidak positif yang ditandai dengan

22
gejala tidak tekun dan ulet dalam melakukan aktivitas belajar secara intensif

dalam waktu lama (Nurhayati.2010)

2. Sugesti

Sugesti adalah pengaruh atas jiwa atau perbuatan seseorang, sehingga

pikiran, perasaan dan pikirannya terpengaruh, dan dengan begitu orang mengakui

apa yang di kehendaki dari padanya. 

Cara untuk menyugesti : 

- Dengan membujuk

- Dengan memuji

- Dengan menakut – nakuti 

- Dengan menunjukan kekurangan atau kelebihan

3. Kelelahan

Adalah gejala berkurangnya motivasi manusia untuk melakukan sesuatu.

Macam-macam kelelahan:

1) Kelelahan jasmani

2) Kelelahan Rohani

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari makalah ini dapat disimpulkan bahwa psikologi pendidikan adalah

suatu penerapan dari ilmu psikologi yang diterapkan dalam dunia pendidikan.

23
Dalam psikologi pendidikan ini dibahas tentang pengubahan sifat dan

pendewasaan manusia melalui proses pembelajaran dan palatihan.

Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, psikologi merupakan ilmu yang

mempelajari proses mental dan perilaku pada manusia. Perilaku manusia akan

lebih mudah dipahami jika kita juga memahami proses mental yang mendasari

perilaku tersebut. Demikian juga kita akan lebih mudah memahami perilaku siswa

jika kita memahami proses mental yang mendasari perilaku siswa tersebut

Mengingat pentingnya pemahaman tentang proses mental tersebut, maka dalam

bab ini akan dijelaskan beberapa akfivitas atau proses mental yang umum terjadi

pada manusia, khususnya yang berkaitan dengan proses belajar mengajar. Proses

mental juga sering disebut dengan gejala jiwa.

Macam-macam gejala jiwa adalah sebagai berikut:

1. Gejala kognisi (pengenalan), yang meliputi pengamatan, tanggapan,

fantasi, daya ingat, berfikir, intelegensi, motivasi, sikap, dan minat

2. Gejala Konasi (kemauan), terbagi atas dorongan, keinginan, hasrat,

kecenderungan, hawa nafsu, dan kemauan

3. Gejala Emosi (perasaan), meliputi perasaan-perasaan jasamaniah dan

perasaan-perasaan rohaniah

4. Gejala campuran, meliputi Perhatian, Sugesti, dan kelelahan

B. Saran

Sebagai pendidik, hendaknya kita dapat memahami tentang peranan

psikologi pendidikan dalam proses pembelajaran. Terlebih juga memahai tentang

gejala-gejala jiwa yang terjadi pada manusia.

24
Gejala-jiwa atau proses mental sangat perlu difahami oleh pendidik, hal

ini dimaksudkan agar lebih dapat memahami proses mental yang dialami oleh

peserta didik, agar kita dapat menerapkan tindakan apa yang akan kita lakukan

apabila dihadapkan dalam suatu masalah dalam proses pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Achiruddin Saleh, Adnan. 2018. Pengantar Psikologi. Sidenreng Rappang.


Aksara Timur

Djaali. 2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksar

Hadis, A., Nurhayati B. 2010. Psikologi dalam Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Irham Muhammad dan Ardy W.N. 2013. Psikologi Pendidikan: Teori dan
Aplikasi dalam Proses Pembelajaran, Yogyakarta. AR Ruzz Media.

25
Ormrod, J, E. 2008. Psikologi Pendidikan Membantu Siswa untuk Berkembang.
Jakarta: 2008.

Suralaga Fadhilah. 2020. Psikologi Pendidikan Impilikasi dalam Pembelajaran.


Depok. Rajawali Timur.

Suryabrata Sumadi.2 004. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta. PT Raja Grafindo


Persada.

Warsah Idi dan Daheri Mizron. 2021. Psikologi (Suatu Pengantar) Edisi Revisi.
Yogyakarta. Tunas Gemilang Press.

26

Anda mungkin juga menyukai