Dosen Pengampu
Prof. Dr. Nurhayati B, M.Pd.
Oleh:
Nuraini (220013301043)
PROGRAM PASCASARJANA
PENDIDIKAN BIOLOGI
2022
ABSTRAK
i
KATA PENGANTAR
Penyusun
Kelompok 2
DAFTAR ISI
ii
ABSTRAK...............................................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..............................................................................................2
B. Rumusan Masalah.........................................................................................3
C. Tujuan Penulisan...........................................................................................3
D. Manfaat Penulisan.........................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Initegence Quotient (IQ).................................................................5
B. Teori Intelegence Quotient (IQ)....................................................................7
C. Strategi Pengembangan Intelegence Quotient (IQ)....................................10
D. Pengukuran Intelegence Quotient (IQ).......................................................11
BAB III PENUTUP..............................................................................................13
A. Kesimpulan.................................................................................................13
B. Saran............................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................14
iii
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
yang pandai sains disebut cerdas. Dalam nada yang sama, jika dia mahir dalam
tingkat kecerdasan kita dengan benar. Orang tua siswa, misalnya, percaya bahwa
anak yang cerdas adalah orang yang tahu segalanya. Oleh karena itu, anak harus
mendaftar di departemen ilmu alam. Faktanya, anak lebih kompeten dan antusias
dengan ilmu sosial. Mentalitas ini harus diubah. Minat individu dan pentingnya
Salah satu ide yang dipelajari psikologi adalah kecerdasan. Intinya, setiap
orang sudah memiliki kesan bahwa mereka memahami konsep kecerdasan. Ada
kecerdasan selama bertahun-tahun. Bahkan hingga hari ini pun masih banyak
(intelligence quotient) di atas level normal (lebih dari 100). Syukur-syukur kalau
bisa jadi anak superior dengan IQ di atas 130. Harapan ini tentu sah saja. Dalam
3
atas 140. Albert Einstein adalah ilmuwan yang IQ-nya disebut-sebut lebih dari
160
secara fisik maupun non-fisik, juga terkait erat dengan kecerdasan. Tes IQ
menentukan hasil kecerdasan. Makalah ini akan membahas lebih detail tentang
B. Rumusan Masalah
sebagai berikut:
C. Tujuan Penulisan
Sesuai dengan rumusan masalah yang telah ditetapkan, maka, tujuan dari
D. Manfaat Penulisan
BAB II
PEMBAHASAN
situasi dan dapat diabstaksikan pada suatu kualitas yang sama. Inteligensi berasal
dari bahasa Inggris intelligence dan berasal dari bahasa Latin intellectus dan
dikemukakan pada tahun 1951 oleh Spearman dan Wynn Jones. Spearman dan
(power) yang dapat melengkapi akal pikiran manusia tunggal pengetahuan sejati.
aktivitas atau perilaku yang merupakan perwujudan dari daya atau potensi untuk
untuk beradaptasi dengan berbagai situasi dan dapat diabstraksikan pada suatu
masalah baru untuk dipecahkan, dan kecakapan untuk membuat sesuatu atau
menggunakan alat–alat berpikir. Kecerdasan ini bisa diukur dari sisi kekuatan
verbal dan logika seseorang. Secara teknis kecerdasan intelektual pertama kali
individu untuk beradaptasi secara tepat yang terkait dengan situasi baru dalam
memusatkan perhatian pada aneka tugas dan latihan, menyimpan dan mengingat
kembali informasi objektif, terlibat dalam proses berfikir, bekerja dengan angka.
tentunya belajar tentang sesuatu yang baru. Keadaan ini sangat berkaitan dengan
potensi kognitif oleh salah satu individu. Kecerdasan intelektual (IQ) biasanya
diukur melalui tes IQ psikometri atau yang biasa dikenal dengan istilah
disebut usia mental (mental age). Usia mental adalah kemampuan yang
terdiri dari dua faktor, sehingga teorinya dikenal sebagai teori inteligensi
dwifaktor atau bifaktor. Kecerdasan dapat dibagi menjadi dua yaitu kecerdasan
inteligensi mempunyai dua faktor. Dua faktor itu adalah faktor yang bersifat
umum (general factor, disingkat g) dan yang bersifat khusus (specific factor,
disingkat (s) Faktor umum mendasari semua tingkah laku, sedang faktor khusus
3. Sternberg (1931)
dikenal dengan teori inteligensi triarkhis. Tiga bagian inteligensi itu adalah
konseptual, kreatif dan kontekstual (Good dan Brophy, 1990: 597). Pertama,
faktor khusus (specific factors). Faktor umum terdiri dari tujuh faktor yang
membentuk perilaku tertentu yang bersifat umum. Faktor khusus adalah faktor-
(2002:129), tingkah laku dibentuk oleh dua faktor yaitu faktor umum (c) dan
faktor khusus (s). Faktor c sebanyak tujuh macam, sedang faktor s sebanyak
tingkah laku khusus yang dilakukan oleh manusia yang bersangkutan. Menurut
Thurstone, tidak ada faktor g seperti dalam teori Spearman. Kemampuan umum
5. JP Guilford (1967)
faktor (Terman), dua faktor (Spearman), tiga faktor (Sternberg) atau tujuh faktor
dengan 120 faktor. Sejumlah 120 faktor itu merupakan kombinasi dari tiga
divergen dan evaluasi. Konten mempunyai empat faktor yaitu figural, simbolik,
semantik dan perilaku. Sedang produk mempunyai enam faktor yaitu unit, kelas,
1. Membangun interaksi
Membangun ikatan antara orang tua dan anak adalah kunci utama dalam
meningkatkan IQ anak. Hal ini bisa dilakukan dengan cara mengajak dan
mengekspresikan diri dengan jujur dan terbuka. Selain itu, juga bisa merangsang
emosional dengan anak. Selain itu, melalui buku cerita atau dongeng, orang tua
juga dapat mengajari anak tentang nama dan warna benda, mendorong anak lebih
aktif berbicara, memperkaya kosakata anak, serta merangsang daya imajinasi dan
kreativitasnya.
11
Orang tua yang selalu memuji anak karena upaya dan kegigihannya dalam
karena itu, orang tua sebaiknya tidak hanya memerhatikan hasil belajar dan nilai
pelajaran anak di sekolah, namun juga usaha, cara, dan proses belajar anak.
Intelligence Quotient (IQ) merupakan skor yang diperoleh dari tes tingkat
seseorang yang berkaitan dengan usia mental dan usia sebenarnya (Syah, 2009).
menggunakan teori Alferd Binet yang biasa kita kenal dengan Intellegency
Quotient (IQ),
atau pemikirannya. Tes intelegensi sebagai suatu instrumen tes psikologis dapat
Menurut Rohmah (2017), Ada beberapa jenis tes yang bisa digunakan
untuk mengukur IQ, antara lain tes inteligensi Binet, Wechsler, dan tes
Tes kecerdasan ini adalah yang tertua. Disusun tahun 1905 oleh Alfred
Binet, ahli psikologis Prancis. Tes Binet diperuntukkan bagi anak usia 2-15 tahun.
Rumus untuk mencari tingkat inteligensi seseorang dengan cara merasiokan umur
mental (Mental Age) dengan umur kronologis (Chronologikal Age). Teori Binet ini
terkenal sampai sekarang dan masih banyak digunakan oleh para ahli untuk
diterbitkan pada tahun 1986. Dalam revisi terakhir ini konsep intelegensi
Gambar 2.1 Tipe Penalaran dan Contoh tes dalam skala Stanford-Binet
WAIS merupakan alat tes yang paling populer karena paling banyak digunakan di
dunia saat ini. Semula bernama Wechsler Bellevue Intellegence Scale (WBIS).
Tes intellegensi ini (WAIS) memiliki enam subtes yang terkombinasikan dalam
bentuk skala pengukuran ketrampilan verbal dan lima subtes membentuk suatu
Tes ini diperkenalkan oleh Raven pada tahun 1938 sehingga disebut juga
dengan RPM (Raven’s Progressive Matrices). RPM merupakan salah satu bentuk
RPM merupakan bentuk test inteligensi yang sifatnya supplementary, atau bisa
disebut sebagai test tambahan dalam rangkaian test inteligensi. RPM terdiri dari
beberapa rangkaian butir soal pilihan berganda, ada yang berwarna, yaitu untuk
anak kecil (s.d 10 tahun) dan tidak berwarna untuk anak besar (11 s.d 14 tahun).
Selain tiga akat ukur kecerdasan (IQ tool) di atas, ada lagi alat ukur lain yang bisa
Struktur Test), FIT (Culture Fair Intelligence Test) dan TIKI (Tes Intelegensi
bahwa tidak terdapat hubungan yang erat antara hasil tes IQ dengan prestasi
PENUTUP
A. Kesimpulan
kemampuan individu untuk beradaptasi secara tepat yang terkait dengan situasi
sertakan music dalam proses belajar, didik anak untuk disiplin, bangun
kebiasaan membaca buku, berolahraga teratur, pastikan anak tidak tidur terlalu
B. Saran
Bagi para pembaca, sekiranya mengetahui kualitas anak yang baik yang
dimana ketika anak memiliki kecerdasan yang lengkap, bukan hanya kecerdasan
spiritual. Jadi ada baiknya tidak hanya melihat dari satu sudut pandang saja.
13
DAFTAR PUSTAKA
Adiebah, Rina. 2020. Meningkatkan Kualitas Anak, Optimalisasi IQ, EQ dan SQ.
Banten: Rumah Belajar Matematika Indonesia.
Anatasi., & Urbina, S. 2007. Tes Psikologi (Terjemahan). Jakarta: PT. Macana
Jaya.
14