Anda di halaman 1dari 13

TUGAS III

PSIKOLOGI PENDIDIKAN
Peranan Inteligensi Dalam Belajar
Dr. Syahinar M.Pd Kons
Zikri Latupasjana Ersya S.Pd

Oleh
Sakinah Saklaili (19329133)

Listi Tytutpanduari (19058061)

Muhammad Reza Kurnia (19058065)

Zilham Usral (19329146)

Universitas Negeri Padang


2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penilis ucapkan kepada allah swt yang telah melimpahkan rahmat,
nikmat dan karunianya kepada kita sehingga pemakalah dapat meyelesaikan makalah yang
berjudul “peranan inteligensi/kecerdasan dalam belajar” Makalah ini di buat untuk
memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Pendidikan

Dalam pembuatan makalah ini banyak proses pemakalah lakukan untuk mencari
bahan bacaan. namun berkat kerja sama anggota kelompok dan kepada semua pihak yang
membantu, sehingga makalah ini dapat diselesaikan penulis sesuai jadwal yang telah di
tentukan. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Penulis dengan rasa sukacita dan menerima segala kritik dan saran bagi perbaikan
makalah in

Padang, 16 September 2019

Penulis

DAFTAR ISI
Halaman Judul .......................................................................................................... i

Kata Pengantar ....................................................................................................... ii

Daftar Isi ................................................................................................................ iii

BAB I Pendahuluan ..................................................................................................

A. Latar Belakang ............................................................................................ 1


B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 1
C. Tujuan Makalah ........................................................................................... 1

BAB II Pembahasan ................................................................................................

A. Konsep Inteligensi ......................................................................................... 2


B. Klasifikasi IQ ................................................................................................... 3
C. Kemajemukan Inteligensi ............................................................................. 3
D. Usaha Guru Membantu Siswa Dalam Belajar Sesuai Potensinya ................... 6

BAB III Penutup .............................................................................................................

A. Kesimpulan ..................................................................................................... 8
B. Kritik dan Saran .............................................................................................. 8

Daftar Pustaka ............................................................................................................. 9

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia dilahirkan dengan kemampuan untuk belajar dan dengan membawa
perbedaan-perbedaan khusus. Pola tingkah laku, gerakan-gerakan dan keahlian tertentu
selalu mengalami perkembangan selama hayat masih dikandung badan. Hal yang paling
manusiawi yang membedakan manusia dengan makhluk adalah intelegensi. Dengan
intelegensi masyarakat manusia yang berkembang semakin komplek selalu bisa mengatasi
problemnya, dengan demikian manusia masih bisa tetap survive dalam kesulitan yang
bagaimanapun.

Inteligensi berurusan dengan informasi, dan informasi selalu diterima. Jadi bisa
disimpulkan, bahwa seseorang disebut cerdas apabila memiliki daya ingat yang baik, yaitu:
pandai menggabungkan informasi-informasi baru dengan yang sudah ada, pandai
menyederhanakan, meringkas dan mencerna informasi agar bisa menggunakan lebih
effisien dan pandai menggunakan serta menguasai informasi untuk menemukan pemecahan
suatu masalah.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Konsep Inteligensi?
2. Bagaimana Klasifikasi IQ?
3. Bagaimana Upaya Guru Dalam Membantu Siswa Dalam Belajar Sesuai Dengan
Potennsinya?

C. Tujuan
Untuk Mengetahui dan Memahami Konsep Inteligensi atau kecerdasan dan Mengetahui
Klasifikasi IQ Serta dapat mengetahui upaya guru dalam membantu siswi meningkatkan
prestasi sesuai dengan potensinta

BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Inteligensi

Kata inteligensi pertama kali diperkenalkan oleh seorang ahli psikologi Inggris yang
bernama Charles Spearman. Dia mengatakan bahwa inteligensi dapat mempermudah untuk
mengetahui kemampuan individu dan inteligensi merupakan apa yang diukur oleh tes
inteligensi. Inteligensi berkenaan dengan fungsi mental yang komplek, yang
dimanifestasikan dalam tingkah laku. Inteligensi meliputi beberapa aspek-aspek
kemampuan, yaitu: bagaimana individu memperhatikan, mengamati, mengingat,
memikirkan, menghafalkan serta-serta bentuk-bentuk mental yang lain.

Inteligensi/Intelektual adalah kemampuan untuk bertindak secara terarah, berpikir


secara rasional dan menghadapi lingkungannya secara efektif. Secara garis besar dapat
disimpulkan bahwa inteligensi/ intelektual adalah suatu kemampuan mental yang
melibatkan proses berpikir secara rasional. Sehingga intelektual tidak dapat diamati secara
langsung, melainkan harus disimpulkan dari berbagai tindakan nyata yang merupakan
manifestasi dari proses berpikir rasional. Quotient adalah suatu konsep kuantifikasi yang
awalnya diberlakukan dalam rangka pengukuran tingkat kecerdasan ( Sarlito, 2004 ).

Menurut David Wechsler, inteligensi adalah kemampuan untuk bertindak secara terarah,
berpikir secara rasional, dan menghadapi lingkungannya secara efektif. Secara garis besar
dapat disimpulkan bahwa inteligensi adalah suatu kemampuan mental yang melibatkan
proses berpikir secara rasional. Oleh karena itu, inteligensi tidak dapat diamati secara
langsung, melainkan harus disimpulkan dari berbagai tindakan nyata yang merupakan
manifestasi dari proses berpikir rasional itu. sedangkan IQ atau singkatan dari Intelligence
Quotient, adalah skor yang diperoleh dari sebuah alat tes kecerdasan. Dengan demikian, IQ
hanya memberikan sedikit indikasi mengenai taraf kecerdasan seseorang dan tidak
menggambarkan kecerdasan seseorang secara keseluruhan. Wiramiharja (2003, p.73)
mengemukakan indikator-indikator dari kecerdasan intelektual

Faktor-Faktor Yang Memperngaruhi Inteligensi

1. Faktor Keturunan

Faktor Keturunan/Hereditas Berdasarkan Teori Nativisme dari Schopenhauer &


Lombrosso mengatakan bahwa perkembangan individu itu bergantung sepenuhnya pada
faktor hereditas. Maksudnya hereditas adalah proses penurunan sifat-sifat atau ciri-ciri dari
satu generasi ke generasi berikutnya melalui plasma benih. Sifat yang dibawa anak sejak
lahir merupakan perpaduan antara khromosom ayah dan khromosom ibu. Dalam hal ini
yang diturunkan adalah strukturnya, artinya bukan bentuk-bentuk tingkah lakunya
melainkan ciri-ciri fisik ditentukan oleh keturunan, antara lain struktur otak.
Kecerdasan/inteligensi sangat tergantung kepada ciri-ciri anatomi otak dan fungsi otak
apabila kedua orang tua memiliki faktor hereditas cerdas, kemungkinan sekali dapat
menurunkan anak-anak yang cerdas pula. Hal ini juga sudah banyak dibuktikan oleh banyak
peneliti yang mengadakan studi korelasi akan nilai-nilai di antara anak dan orang tua, atau
dengan kakek neneknya, menunjukkan adanya pengaruh faktor keturunan terhadap
tingkatan kemampuan seseorang pada tingkat tertentu. 12

2. Faktor Lingkungan

Faktor Lingkungan Menurut John Locke yang dikutip oleh Anwar Prabu Mangkunegara
(1993:22) menyatakan bahwa “manusia dilahirkan sebenarnya suci atau tabularasa.
Perkembangan manusia sangat ditentukan oleh pengalaman dan pengetahuan yang
diperolehnya dari lingkungan hidupnya”. Meskipun faktor lingkungan sangat berpengaruh
bagi perkembangan manusia, namun faktor hereditas yang membawa sifat-sifat yang
diturunkan oleh orang tua kepada anak mempunyai peranan penting juga dalam
menentukan perkembangan seseorang sebagaimana diungkapkan Saifuddin Aswar
(1996:87) bahwa “peranan faktor hereditas dan faktor lingkungan dalam menentukan
tingkat inteligensi saling berinteraksi dalam mempengaruhi perilaku”. Dengan kata lain,
hereditas menentukan sesuatu yang dapat dilakukan oleh individu, sedangkan lingkungan
menentukan sesuatu yang akan dilakukan oleh individu.

B. Klasifikasi IQ

Tes IQ adalah suatu cara sistematis untuk mengukur tingkat kecerdasan seseorang
dengan memberikan pertanyaan dan masalah yang telah disusun sedemikian rupa.
Meskipun banyak dibicarakan dalam dunia psikologi, tidak ada definisi standar apa
sebenarnya “kecerdasan” itu. Beberapa peneliti menyatakan bahwa kecerdasan bersifat
tunggal, kemampuan yang bersifat umum sementara yang lain percaya bahwa kecerdasan
meliputi beberapa ketrampilan, keahlian dan bakat

Tabel Klasifikasi IQ menurut Stanford-Binet


Klasifikasi IQ
Genius >140
Sangat Cerdas 130-139
Cerdas 120-129
Di atas rata-rata 110-119
Rata-rata 90-109
Di bawah rata-rata 80-89
Garis Batas (bodoh) 70-79
Moron 50-69
Imbisit/idiot <49

C. Konsep Multiple Inteligence ( Kemajemukan Inteligensi )

Howard Gardner, seorang profesor bidang pendidikan di Harvard Graduate School of


Education dan Psikology di Harvard University mengemukakan bahwa manusia memiliki
kecerdasan manusia dalam dirinya. Awalnya Howard Gardner menyusun daftar tujuh
inteligensi yang dimiliki manusia dalam buku fenomenalnya, Frames of Mind (1983), yakni
kecerdasan linguistik, kecerdasan logis-matematis, kecerdasan visual-spasial, kecerdasan
musikal, kecerdasan gerak-badani/kinestetik, kecerdasan interpersonal, kecerdasan
intrapersonal. Pada bukunya Intelligence Reframed (2000), ia menambahkan adanya dua
kecerdasan baru, yaitu kecerdasan naturalis atau lingkungan dan kecerdasan eksistensial.

1. Kecerdasan Bahasa (Linguistic Intelligence)

Kecerdasan bahasa berhubungan erat dengan keterampilan menguasai bahasa tulisan dan lisan.
Ciri utama dari kecerdasan bahasa meliputi kemampuan menggunakan kata-kata secara efektif
dalam membaca, menulis, dan berbicara. Keterampilan berbahasa penting sekali untuk memberikan
berbagai penjelasan, deskripsi, dan ungkapan ekspresif. Banyak orang dengan kecerdasan bahasa
yang menonjol mempunyai kemampuan dalam bersyair, atau gaya menulis yang kaya ekspresi.
Gardner percaya para penyair dan penulis berbakat mempunyai pemahaman yang kuat tentang
semantik (arti kata-kata), fonologi (bunyi bahasa), pragmatik (penggunaan bahasa), dan sintaksis
(kaidah bahasa) dalam menggunakan kata-kata dan gagasan uniknya.

Komponen lain dari kecerdasan bahasa adalah memori lisan (verbal memory). Kemampuan
untuk mengingat informasi seperti daftar-daftar lisan yang panjang merupakan bentuk lain dari
kecerdasan bahasa. Bagi orang yang kuat memori lisannya maka gagasan mengalir dengan konstan.
Hal ini disebabkan mereka mempunyai banyak kata-kata di dalam memori lisannya. Tanpa
menghiraukan bagian khusus dari kekuatan memori lisan, penekanan terjadi baik pada bahasa tulis
maupun bahasa lisan dalam kecerdasan bahasa.

2. Kecerdasan Musical

Kecerdasan yang muncul lebih awal pada manusia dibanding kecerdasan lain adalah
bakat musik. Kecerdasan musikal meliputi kepekaan terhadap tangga nada, irama, dan
warna bunyi (kualitas suara) serta aspek emosional akan bunyi yang berhubungan dengan
bagian fungsional dari apresiasi musik, bernyanyi, dan memainkan alat musik. Agar dapat
dikatakan menonjol pada kecerdasan musik maka seseorang harus mempunyai kemampuan
auditorial dengan baik. Kemampuan auditorial tidak hanya menjadikan seseorang mampu
mendengar dan merangkai musik saja, juga seseorang mampu mengingat pengalaman
bermusik. Kemampuan bermusik berhubungan dengan memori suara. Musik sering
dimasukkan dalam ranah kecerdasan karena merupakan komponen memori. Penyanyi dan
pengarang lagu adalah contoh orang-orang yang memiliki kecerdasan musik yang menonjol.

3. Kecerdasan Logika-Matematika

Bentuk lain dari kecerdasan manusia adalah kecerdasan logika-matematika. Kecerdasan logika-
matematika meliputi keterampilan berhitung juga berpikir logis dan keterampilan pemecahan
masalah. Siapapun yang dapat menunjukkan kemampuan berhitung dengan cepat, menaksir,
melengkapi permasalahan aritmatika, memahami atau membuat alasan tentang hubungan-
hubungan antar angka, menyelesaikan pola atau melengkapi irama bilangan, dan membaca
penanggalan atau sistem notasi lain sudah merupakan ciri menonjol dari kecerdasan logika-
matematika.

4. Kecerdasan Visual-Spasial

Kecerdasan Visual-Spasial (Visual-Spatial Intelligence) Kecerdasan ruang kadang-kadang


disebut juga dengan kecerdasan visual-spasial. Kecerdasan ini meliputi kemampuan-
kemampuan untuk merepresentasikan dunia melalui gambaran-gambaran mental dan
ungkapan artistik. Pusat bagi kecerdasan ruang adalah kapasitas untuk merasakan dunia
visual secara akurat, untuk melakukan transformasi dan modifikasi terhadap persepsi awal
atas penglihatan, dan mampu menciptakan kembali aspek dari pengalaman visual, bahkan
sampai pada ketidakhadiran dari stimulus fisik yang berhubungan dengan pengalaman
visualnya. Kecerdasan visual-spasial berhubungan dengan objek dan ruang yang dihadapi
dalam kehidupan sehari-hari.

5. Kecerdasan Kinestik-Tubuh

Kecerdasan Kinestetik-Tubuh (Bodily-Kinesthetic Intelligence) Kecerdasan sangat aktif


yang dianugerahkan kepada manusia adalah kecerdasan kinestetik-tubuh. Kecerdasan
kinestetik menyoroti kemampuan untuk menggunakan seluruh badan (atau bagian dari
badan) dalam membedakan berbagai cara baik untuk ekspresi gerak (tarian, akting) maupun
aktivitas bertujuan (atletik). Semua orang dengan kecerdasan kinestetik-tubuh yang
menonjol mampu menggunakan otot-ototnya untuk mengendalikan gerak badannya,
memiliki koordinasi tangan-mata, dan mampu menggerakkan objek untuk melengkapi
sejumlah gerak kompleks atau mengatur sebuah pesan.

6. Kecerdasan Intrapersonal

Kecerdasan Intrapersonal (Intrapersonal Intelligence) Fungsi penting dari kecerdasan


intrapersonal ialah meliputi penilaian-diri yang akurat, penentuan tujuan, memahami-diri
atau instropeksi, dan mengatur emosi diri. Jika seseorang sudah memiliki kecerdasan
intrapersonal yang kuat maka ia mampu memahami dirinya sebagai pribadi, apakah
menyangkut potensi dirinya, bagaimana ia mereaksi terhadap berbagai hal, dan apa yang
menjadi cita-citanya. Dengan kecerdasan intrapersonal yang baik diharapkan setiap orang
mampu membuat keputusan dan menentukan perilakunya tanpa harus selalu diarahkan
dari orang lain.

7. Kecerdasan Interpersonal

Kecerdasan Interpesonal (Interpersonal Intelligence) Kecerdasan interpersonal sangat


berhubungan dengan kemampuan untuk memahami orang lain. Kecerdasan interpersonal
mendorong keberhasilan seseorang dalam mengatur hubungan antar individu.

8. Kecerdasan Naturalis

Orang yang menonjol dalam kecerdasan naturalis menunjukkan rasa empati,


pengenalan, dan pemahaman tentang kehidupan dan alam (tanaman, hewan, geologi).
Walaupun ada banyak bidang pekerjaan yang memerlukan kekuatan kecerdasan naturalis,
banyak orang dapat memiliki kekuatan kecerdasan naturalis dengan pemahaman sederhana
dan memahami hakikat alam.

9. Kecerdasan eksistensial (Existential Intelligence

Kecerdasan eksistensial adalah kemampuan seseorang menjawab persoalan-persoalan


eksistensi manusia, memiliki spiritual quotient yang menonjol, baik terhadap sesama, sopan,
serta pandai menjaga rahasia. Kemampuan menyangkut kepekaan dan kemampuan
seseorang untuk menjawab persoalan-persoalan terdalam keberadaan atau eksistensi
manusia. Misalnya persoalan mengapa ada, apa makna hidup ini. Gardner merumuskan
intelegensi eksistensial ini sebagai kecerdasan yang menaruh perhatian pada masalah hidup
yang paling utama.

D. Usaha Guru Membantu Siswa Dalam Belajar Sesuai Dengan Potensinya

1. Usaha Melalui Motivasi

Upaya-upaya dalam Memotivasi Siswa Memotivasi merupakan salah satu faktor yang turut
menentukan keefektifan pembelajaran. Motivasi adalah tenaga pendorong atau penarik
yang menyebabkan adanya tingkah laku ke arah suatu tujuan tertentu. Siswa akan belajar
dengan sunggguh-sungguh apabila memiliki motivasi yang tinggi. Dalam kaitan ini guru
dituntut memiliki kemampuan membangkitkan motivai belajar siswa sehingga dapat
mencapai tujuan belajar (Mulyasa, 2007: 112).

2. Usaha Melalui BImbingan

Upaya-upaya dalam Membimbing Siswa Menurut Sulthon Masyhudi dalam Bahroin


(2017: 46) bimbingan dalam proses pendidikan di sekolah ialah proses memberikan bantuan
kepada siswa agar ia sebagai pribadi memiliki pemahaman yang benar akan diri pribadinya
dan dunia di sekitarnya, mengambil keputusan untuk melangkah maju secara optimal dalam
perkembangannya dan dapat menolong dirinya sendiri, menghadapi dan memecahkan
masalah masalahnya. Semua demi tercapainya penyesuaian yang sehat dan demi
memajukan kesejahteraan mentalnya.
3. Usaha dalam pelaksanaan Proses Pembelajaran

Proses atau pelaksanaan pendidikan adalah usaha dalam mewujudkan tujuan


pendidikan. Dalam proses pendidikan inilah arti pentingnya cara-cara atau metode
bagaimana kecakapan atau pengetahuan akan disampaikan kepada siswa. Proses belajar
mengajar merupakan inti dari kegiatan pendidikan di sekolah. Sehubungan denan
pelaksanaan pengajaran, berikut ini akan dijelaskan tentang membuka pelajaran,
menyampaikan materi pelajaran/menjelaskan menggunakan metode-metode, mengajar
menggunakan alat peraga, pengelolaan kelas dan menutup pelajaran

4. Usaha Dalam Evaluasi Siswa

Evaluasi merupakan salah satu komponen penting dan tahap yang harus ditempuh oleh
guru untuk mengetahui keefektifan pembelajaran. Hasil yang diperoleh dari evaluasi dapat
dijadikan balikan (feed-back) bagi guru dalam memperbaiki dan menyempurnakan program
dan kegiatan pembelajaran (Zainal Arifin, 2011: 02)

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Kecerdasan atau Inteligensi adalah kemampuan adaptasi dan menggunakan


pengetahuan yang di mliki dalam menghadapi berbagai masalah dalam hidup seseorang.
Beberapa teori menyatakan bahwa kecerdasan merupakan kemampuan dasar yang dimiliki
oleh individu dalam menentukan tujuan hidupnya.

Inteligensi /Kecerdasan secara umum di pahami pada dua tingkat yakni kecerdasan sebagai
suatu kemampuan untuk memahami informasi yang membentuk pengetahuan dan
kesadaran. Kecerdasan sebagai suatu kemampuan untuk memproses informasi sehingga
masalah-masalah yang kita hadapi dapat di pecahkan dan dengan demikian
pengetahuanpun bertambah.

Dengan kata lain, orang yang lebih cerdas , dan mampu memilih strategi pencapaian
sasaran yang lebih baik dari orang yang kurang cerdas. Artinya orang cerdas mestinya lebih
sukses dari orang yang kurang cerdas. Yang sering membingungkan ialah kenyataan adanya
orang yang yang kelihatan tidak cerdas (sedikitnya di sekoah) kemudian tampil sukses,
bahkan lebih sukses dari rekan-rekannya yang lebih cerdas, dan sebaliknya

B. Kritik dan Saran

Penulis menyadari banyak terdapat kekeliruan dalam penulisan makalah ini, maka
penulis mengharapkan masukan dan kritik yang membangun dari para pembaca demi
kesempurnaan makalah ini. Atas masukan kritikan dan sarannya, penullis ucapkan terima
kasih
Daftar Pustaka

Wirnarti, A. (2006).Pengaruh Kemampuan Inteligensi Dan Task Commitment Terhadap


Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas II SLTP Gelamong (Doctoral Dissertation,
Universitas Sebelas Maret).

Rahmasari, L. (2016). Pengaruh kecerdasan intelektual, kecerdasan emosi dan kecerdasan


spiritual terhadap kinerja karyawan. Majalah Ilmiah Informatika, 3(1).

Khiyarusoleh, U. (2016). Konsep Dasar Perkembangan Kognitif pada Anak Menurut Jean
Piaget. DIALEKTIKA: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Pendidikan Dasar, 5(1).

Lestyowati, J. (2015) Penerapan Kecerdasan Majemuk Dalam Proses Pembelajaran


(Widyaiswara Madya Balai Diklat Keuangan Yogjakarta)

Ni’matul Khasanah, N. (2018) Upaya Guru Dalam Menigkatkan Prestasi Belajar Matematika
Siswa Kelas IV Di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Salatiga Dan Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif
Pulutan Salatiga (Institut Agama Islam Negeri Salatiga )

Anda mungkin juga menyukai