PSIKOLOGI PENDIDIKAN
Peranan Inteligensi Dalam Belajar
Dr. Syahinar M.Pd Kons
Zikri Latupasjana Ersya S.Pd
Oleh
Sakinah Saklaili (19329133)
Puji syukur penilis ucapkan kepada allah swt yang telah melimpahkan rahmat,
nikmat dan karunianya kepada kita sehingga pemakalah dapat meyelesaikan makalah yang
berjudul “peranan inteligensi/kecerdasan dalam belajar” Makalah ini di buat untuk
memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Pendidikan
Dalam pembuatan makalah ini banyak proses pemakalah lakukan untuk mencari
bahan bacaan. namun berkat kerja sama anggota kelompok dan kepada semua pihak yang
membantu, sehingga makalah ini dapat diselesaikan penulis sesuai jadwal yang telah di
tentukan. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
Penulis dengan rasa sukacita dan menerima segala kritik dan saran bagi perbaikan
makalah in
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul .......................................................................................................... i
A. Kesimpulan ..................................................................................................... 8
B. Kritik dan Saran .............................................................................................. 8
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia dilahirkan dengan kemampuan untuk belajar dan dengan membawa
perbedaan-perbedaan khusus. Pola tingkah laku, gerakan-gerakan dan keahlian tertentu
selalu mengalami perkembangan selama hayat masih dikandung badan. Hal yang paling
manusiawi yang membedakan manusia dengan makhluk adalah intelegensi. Dengan
intelegensi masyarakat manusia yang berkembang semakin komplek selalu bisa mengatasi
problemnya, dengan demikian manusia masih bisa tetap survive dalam kesulitan yang
bagaimanapun.
Inteligensi berurusan dengan informasi, dan informasi selalu diterima. Jadi bisa
disimpulkan, bahwa seseorang disebut cerdas apabila memiliki daya ingat yang baik, yaitu:
pandai menggabungkan informasi-informasi baru dengan yang sudah ada, pandai
menyederhanakan, meringkas dan mencerna informasi agar bisa menggunakan lebih
effisien dan pandai menggunakan serta menguasai informasi untuk menemukan pemecahan
suatu masalah.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Konsep Inteligensi?
2. Bagaimana Klasifikasi IQ?
3. Bagaimana Upaya Guru Dalam Membantu Siswa Dalam Belajar Sesuai Dengan
Potennsinya?
C. Tujuan
Untuk Mengetahui dan Memahami Konsep Inteligensi atau kecerdasan dan Mengetahui
Klasifikasi IQ Serta dapat mengetahui upaya guru dalam membantu siswi meningkatkan
prestasi sesuai dengan potensinta
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Inteligensi
Kata inteligensi pertama kali diperkenalkan oleh seorang ahli psikologi Inggris yang
bernama Charles Spearman. Dia mengatakan bahwa inteligensi dapat mempermudah untuk
mengetahui kemampuan individu dan inteligensi merupakan apa yang diukur oleh tes
inteligensi. Inteligensi berkenaan dengan fungsi mental yang komplek, yang
dimanifestasikan dalam tingkah laku. Inteligensi meliputi beberapa aspek-aspek
kemampuan, yaitu: bagaimana individu memperhatikan, mengamati, mengingat,
memikirkan, menghafalkan serta-serta bentuk-bentuk mental yang lain.
Menurut David Wechsler, inteligensi adalah kemampuan untuk bertindak secara terarah,
berpikir secara rasional, dan menghadapi lingkungannya secara efektif. Secara garis besar
dapat disimpulkan bahwa inteligensi adalah suatu kemampuan mental yang melibatkan
proses berpikir secara rasional. Oleh karena itu, inteligensi tidak dapat diamati secara
langsung, melainkan harus disimpulkan dari berbagai tindakan nyata yang merupakan
manifestasi dari proses berpikir rasional itu. sedangkan IQ atau singkatan dari Intelligence
Quotient, adalah skor yang diperoleh dari sebuah alat tes kecerdasan. Dengan demikian, IQ
hanya memberikan sedikit indikasi mengenai taraf kecerdasan seseorang dan tidak
menggambarkan kecerdasan seseorang secara keseluruhan. Wiramiharja (2003, p.73)
mengemukakan indikator-indikator dari kecerdasan intelektual
1. Faktor Keturunan
2. Faktor Lingkungan
Faktor Lingkungan Menurut John Locke yang dikutip oleh Anwar Prabu Mangkunegara
(1993:22) menyatakan bahwa “manusia dilahirkan sebenarnya suci atau tabularasa.
Perkembangan manusia sangat ditentukan oleh pengalaman dan pengetahuan yang
diperolehnya dari lingkungan hidupnya”. Meskipun faktor lingkungan sangat berpengaruh
bagi perkembangan manusia, namun faktor hereditas yang membawa sifat-sifat yang
diturunkan oleh orang tua kepada anak mempunyai peranan penting juga dalam
menentukan perkembangan seseorang sebagaimana diungkapkan Saifuddin Aswar
(1996:87) bahwa “peranan faktor hereditas dan faktor lingkungan dalam menentukan
tingkat inteligensi saling berinteraksi dalam mempengaruhi perilaku”. Dengan kata lain,
hereditas menentukan sesuatu yang dapat dilakukan oleh individu, sedangkan lingkungan
menentukan sesuatu yang akan dilakukan oleh individu.
B. Klasifikasi IQ
Tes IQ adalah suatu cara sistematis untuk mengukur tingkat kecerdasan seseorang
dengan memberikan pertanyaan dan masalah yang telah disusun sedemikian rupa.
Meskipun banyak dibicarakan dalam dunia psikologi, tidak ada definisi standar apa
sebenarnya “kecerdasan” itu. Beberapa peneliti menyatakan bahwa kecerdasan bersifat
tunggal, kemampuan yang bersifat umum sementara yang lain percaya bahwa kecerdasan
meliputi beberapa ketrampilan, keahlian dan bakat
Kecerdasan bahasa berhubungan erat dengan keterampilan menguasai bahasa tulisan dan lisan.
Ciri utama dari kecerdasan bahasa meliputi kemampuan menggunakan kata-kata secara efektif
dalam membaca, menulis, dan berbicara. Keterampilan berbahasa penting sekali untuk memberikan
berbagai penjelasan, deskripsi, dan ungkapan ekspresif. Banyak orang dengan kecerdasan bahasa
yang menonjol mempunyai kemampuan dalam bersyair, atau gaya menulis yang kaya ekspresi.
Gardner percaya para penyair dan penulis berbakat mempunyai pemahaman yang kuat tentang
semantik (arti kata-kata), fonologi (bunyi bahasa), pragmatik (penggunaan bahasa), dan sintaksis
(kaidah bahasa) dalam menggunakan kata-kata dan gagasan uniknya.
Komponen lain dari kecerdasan bahasa adalah memori lisan (verbal memory). Kemampuan
untuk mengingat informasi seperti daftar-daftar lisan yang panjang merupakan bentuk lain dari
kecerdasan bahasa. Bagi orang yang kuat memori lisannya maka gagasan mengalir dengan konstan.
Hal ini disebabkan mereka mempunyai banyak kata-kata di dalam memori lisannya. Tanpa
menghiraukan bagian khusus dari kekuatan memori lisan, penekanan terjadi baik pada bahasa tulis
maupun bahasa lisan dalam kecerdasan bahasa.
2. Kecerdasan Musical
Kecerdasan yang muncul lebih awal pada manusia dibanding kecerdasan lain adalah
bakat musik. Kecerdasan musikal meliputi kepekaan terhadap tangga nada, irama, dan
warna bunyi (kualitas suara) serta aspek emosional akan bunyi yang berhubungan dengan
bagian fungsional dari apresiasi musik, bernyanyi, dan memainkan alat musik. Agar dapat
dikatakan menonjol pada kecerdasan musik maka seseorang harus mempunyai kemampuan
auditorial dengan baik. Kemampuan auditorial tidak hanya menjadikan seseorang mampu
mendengar dan merangkai musik saja, juga seseorang mampu mengingat pengalaman
bermusik. Kemampuan bermusik berhubungan dengan memori suara. Musik sering
dimasukkan dalam ranah kecerdasan karena merupakan komponen memori. Penyanyi dan
pengarang lagu adalah contoh orang-orang yang memiliki kecerdasan musik yang menonjol.
3. Kecerdasan Logika-Matematika
Bentuk lain dari kecerdasan manusia adalah kecerdasan logika-matematika. Kecerdasan logika-
matematika meliputi keterampilan berhitung juga berpikir logis dan keterampilan pemecahan
masalah. Siapapun yang dapat menunjukkan kemampuan berhitung dengan cepat, menaksir,
melengkapi permasalahan aritmatika, memahami atau membuat alasan tentang hubungan-
hubungan antar angka, menyelesaikan pola atau melengkapi irama bilangan, dan membaca
penanggalan atau sistem notasi lain sudah merupakan ciri menonjol dari kecerdasan logika-
matematika.
4. Kecerdasan Visual-Spasial
5. Kecerdasan Kinestik-Tubuh
6. Kecerdasan Intrapersonal
7. Kecerdasan Interpersonal
8. Kecerdasan Naturalis
Upaya-upaya dalam Memotivasi Siswa Memotivasi merupakan salah satu faktor yang turut
menentukan keefektifan pembelajaran. Motivasi adalah tenaga pendorong atau penarik
yang menyebabkan adanya tingkah laku ke arah suatu tujuan tertentu. Siswa akan belajar
dengan sunggguh-sungguh apabila memiliki motivasi yang tinggi. Dalam kaitan ini guru
dituntut memiliki kemampuan membangkitkan motivai belajar siswa sehingga dapat
mencapai tujuan belajar (Mulyasa, 2007: 112).
Evaluasi merupakan salah satu komponen penting dan tahap yang harus ditempuh oleh
guru untuk mengetahui keefektifan pembelajaran. Hasil yang diperoleh dari evaluasi dapat
dijadikan balikan (feed-back) bagi guru dalam memperbaiki dan menyempurnakan program
dan kegiatan pembelajaran (Zainal Arifin, 2011: 02)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Inteligensi /Kecerdasan secara umum di pahami pada dua tingkat yakni kecerdasan sebagai
suatu kemampuan untuk memahami informasi yang membentuk pengetahuan dan
kesadaran. Kecerdasan sebagai suatu kemampuan untuk memproses informasi sehingga
masalah-masalah yang kita hadapi dapat di pecahkan dan dengan demikian
pengetahuanpun bertambah.
Dengan kata lain, orang yang lebih cerdas , dan mampu memilih strategi pencapaian
sasaran yang lebih baik dari orang yang kurang cerdas. Artinya orang cerdas mestinya lebih
sukses dari orang yang kurang cerdas. Yang sering membingungkan ialah kenyataan adanya
orang yang yang kelihatan tidak cerdas (sedikitnya di sekoah) kemudian tampil sukses,
bahkan lebih sukses dari rekan-rekannya yang lebih cerdas, dan sebaliknya
Penulis menyadari banyak terdapat kekeliruan dalam penulisan makalah ini, maka
penulis mengharapkan masukan dan kritik yang membangun dari para pembaca demi
kesempurnaan makalah ini. Atas masukan kritikan dan sarannya, penullis ucapkan terima
kasih
Daftar Pustaka
Khiyarusoleh, U. (2016). Konsep Dasar Perkembangan Kognitif pada Anak Menurut Jean
Piaget. DIALEKTIKA: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Pendidikan Dasar, 5(1).
Ni’matul Khasanah, N. (2018) Upaya Guru Dalam Menigkatkan Prestasi Belajar Matematika
Siswa Kelas IV Di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Salatiga Dan Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif
Pulutan Salatiga (Institut Agama Islam Negeri Salatiga )