Anda di halaman 1dari 16

KONSEP DAN TEORI KECERDASAN INTELIGENSI

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah psikologi kognitif

Dosen pengampu : Dwi Despiana, M.Psi., Psikolog

Disusun Oleh :

1. Ratih khairunnisa’i (2230901309)


2. Bella fortuna (2230901312)
3. Kwartalena mauluddina meilisa (2230901317)

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI ISLAM

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG

2023

1
Kata Pengantar

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang telah
melimpahkan Rahmat hidayah-Nya kepada kami, sehingga dapat menyelesaikan makalah ini.
Tidak lupa juga kami mengucapkan terimakasih kepada pihak yang telah berkontribusi dalam
penyusunan makalah ini, sholawat dan salam tak lupa kita haturkan kepada nabi Muhammad
SAW. Yang telah membawa kita dari alam gelap gulita menuju alam yang terang benderang
seperti sekarang ini.

Dalam menyelesaikan makalah ini kami telah berusaha untuk mencapai hasil yang
maksimum, tetapi dengan keterbatasan wawasan pengetahuan dan kemampuan yang kami miliki,
kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, kami mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan dan sempurnanya makalah ini. Diakhir
penulis berharap makalah sederhana ini dapat dimengerti oleh setiap pihak yang membaca.
Penulis pun memohon maaf yang sebesar-besarnya apabila dalam makalah ini terdapat perkataan
yang tidak berkenan dihati, demikian pembuatan makalah ini kami ucapkan terimakasih.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Palembang, 8 september 2023

Pemakalah

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................................2

DAFTAR ISI ................................................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................................4

A. Latar Belakang ...........................................................................................................................4


B. Rumusan Masalah ......................................................................................................................5
C. Tujuan ........................................................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................................................6

2.1 Definisi kecerdasan ...................................................................................................................6


2.2 Teori-teori kecerdasan ...............................................................................................................6
2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan .........................................................................8
2.4 Macam-macam kecerdasan .......................................................................................................8
2.5 Ukuran kecerdasan ..................................................................................................................10
2.6 Tes inteligensi ......................................................................................................................... 11
2.7 Kecerdasan buatan .................................................................................................................. 11
2.8 Kecerdasan dalam perspektif islam ........................................................................................13

BAB III PENUTUP ...................................................................................................................................14

3.1 Kesimpulan .............................................................................................................................15


3.2 Saran ......................................................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 16

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kecerdasan diartikan sebagai kemampuan memahami sesuatu dan berpendapat, dimana
semakin cerdas seseorang maka semakin cepat ia memahami suatu permasalahan dan semakin
cepat pula mengambil langkah penyelesaian terhadap permasalahan tersebut. Kebanyakan orang
mendefenisikan kecerdasan seorang anak dengan melihat skor IQ yang diperoleh. Kecerdasan
alat untuk belajar, menyelesaikan masalah, dan menciptakan semua hal yang bisa digunakan
manusia. Gardner (2003) tidak memandang kecerdasan manusia berdasarkan skor tes standar
semata, namun kecerdasan sebagai kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang terjadi
dalam kehidupan manusia, kemampuan untuk menghasilkan persoalan baru untuk diselesaikan,
kemampuan untuk menciptakan sesuatu atau untuk menawarkan jasa yang akan menimbulkan
penghargaan dalam budaya seseorang. Definisi tersebut menegaskan hakikat teorinya.
(Campbell, dkk, 2006). mengemukakan sebuah teori yang baru ditemukannya, yaitu
kecerdasan minimal yang dimiliki seseorang meliputi delapan kemampuan intelektual yang
berbeda disebut dengan teori multiple intelligences. kecerdasan tersebut linguistik intelligence
(kecerdasan linguistik), logical-mathematical intelligence (kecerdasan matematika dan logika),
spatial intelligence (kecerdasan spasial), bodily-kinesthetic intelligence (kecerdasan kinestetik-
tubuh), musical intelligence (kecerdasan musik), interpersonal intelligence (kecerdasan
interpersonal), sumber kecerdasan ditentukan oleh tiga hal yaitu genetis, asupan makanan, dan
lingkungan. Tetapi, pada akhirnya, ketiga sumber kekuatan kecerdasan tersebut bermuara di
sekolah. berbeda satu sama lain. Dengan demikian, banyak cara menuju kecerdasan dan banyak
tanda pula untuk melihat kecerdasan (Chatib, 2012).

4
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana definisi kecerdasan ?
2. Bagaimana teori-teori kecerdasan ?
3. Bagaiman faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan ?
4. Apa saja macam-macam kecerdasan ?
5. Bagaimana cara mengukur kecerdasan ?
6. Bagaimana cara tes inteligensi ?
7. Bagaimana cara kecerdasan buatan ?
8. Bagaimana kecerdasan dalam perspektif islam ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dan teori kecerdasan.
2. Untuk mengetahui cara mengukur kecerdasan inteligensi.
3. Untuk mengetahui kecerdasan dalam perspektif islam.
4. Untuk mengetahui kecerdasan buatan.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Kecerdasan


A. Pengertian Kecerdasan
Pengertian kecerdasan dapat dijelaskan dalam dua hal, yaitu kecerdasan kuantitatif adalah
kecerdasan proses belajar memecahkan masalah yang dapat diukur dengan tes inteligensi,
sedangkan kecerdasan kualitatif adalah cara berpikir dengan membentuk struktur tentang
bagaimana menghubungkan dan mengelola informasi yang masuk. dari luar beradaptasi dengan
diri sendiri. konsep kecerdasan yaitu yang pertama kemampuan beradaptasi dengan lingkungan,
beradaptasi dengan situasi baru atau menghadapi situasi yang sangat beragam kemampuan
belajar atau menerima pendidikan dan yang kedua kemampuan berpikir abstrak, menggunakan
konsep-konsep abstrak, serta menggunakan simbol dan konsep secara luas.
Berikut definisi dan pengertian kecerdasan dari beberapa sumber buku:
a. Menurut Daryanto (2014), kecerdasan adalah kemampuan seseorang untuk memecahkan
masalah yang dihadapi, dalam hal ini adalah masalah yang menuntut kemampuan pikiran.
b. Menurut Armstrong (2013), kecerdasan adalah kapasitas/kemampuan untuk memecahkan
masalah-masalah dan menciptakan produk-produk dan karya-karya dalam sebuah konteks
yang kaya dan keadaan yang naturalistik.
c. Menurut Gardner (2013), kecerdasan adalah kemampuan umum yang ditemukan dalam
berbagai tingkat yang dimiliki oleh seorang individu untuk menyelesaikan suatu
permasalahan.

2.2 Teori Perkembangan Kecerdasan


Menurut Desmita (2015), perkembangan kecerdasan biasanya terdiri dari empat tahap,
yaitu sebagai berikut:
a. Intelligence Quotient
kecerdasan intelektual, menggambarkan kecerdasan sebagai rasio usia mental terhadap
usia kronologis. Usia mental dapat diartikan sebagai kapasitas otak yang diukur terhadap rata-
rata usia anak yang berpikiran sama, sedangkan usia kronologis adalah usia anak pada saat tes

6
IQ. kecerdasan seseorang diukur dengan suatu tes dan hasilnya, dihitung dengan menggunakan
rumus tertentu. Hasil tes yang diperoleh menentukan tingkat kecerdasan. Semakin tinggi hasil tes
maka semakin tinggi pula tingkat kecerdasan seseorang dan sebaliknya.

b. Emotional Intelligence
kemampuan mengenali emosi diri sendiri dan orang lain, kemampuan memotivasi diri
sendiri, dan kemampuan mengelola emosi dengan baik dalam diri sendiri maupun dalam
pergaulan. Kecerdasan emosional merupakan pengembangan lebih lanjut dari teori kecerdasan
yang dipopulerkan oleh Daniel Goleman. Kecerdasan ini ditemukan berdasarkan hasil penelitian
para ahli saraf dan psikolog yang menunjukkan bahwa kecerdasan emosional sama pentingnya
dengan kecerdasan intelektual. Kecerdasan emosional merupakan kemampuan seseorang dalam
mengendalikan setiap tindakan atau pembalikan pikiran, perasaan, nafsu, setiap keadaan pikiran
yang bersemangat berdasarkan akal sehat.

c. Spritual Quotient
kecerdasan untuk menghadapi dan memecahkan masalah makna dan nilai, yaitu
kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan kehidupan dalam konteks makna yang lebih luas
dan kaya, kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau gaya hidup diri sendiri lebih penting
daripada tindakan atau gaya hidup yang lain. Kecerdasan spiritual kecerdasan yang memfasilitasi
dialog antara pikiran dan emosi, roh dan tubuh memberikan titik dukungan untuk pertumbuhan
dan perubahan memberikan pusat itu sendiri makna yang aktif dan terpadu.

d. Multiple Intelligence
kecerdasan majemuk, adalah jenis kecerdasan yang ditemukan oleh Howard Gardner.
manusia tidak mempunyai satu kecerdasan, melainkan banyak kecerdasan yang masing-masing
bersifat individual.

7
2.3 Faktor-Faktor Kecerdasan
Kecerdasan adalah kualitas mental yang kompleks dan dapat dipengaruhi oleh berbagai
faktor. Beberapa faktor yang dapat memengaruhi kecerdasan meliputi:
a. Genetik, Pewarisan gen dari orang tua dapat memainkan peran penting dalam
menentukan potensi kecerdasan seseorang.
b. Lingkungan, Pengalaman, pendidikan, dan stimulasi lingkungan dapat memengaruhi
perkembangan kecerdasan.
c. Nutrisi, Pola makan yang seimbang dan nutrisi yang cukup dapat mendukung
perkembangan otak yang optimal.
d. Stimulasi mental Terlibat dalam aktivitas yang merangsang otak, seperti belajar,
membaca, dan memecahkan masalah, dapat meningkatkan kecerdasan.
e. Faktor kesehatan, Gangguan kesehatan atau cedera otak dapat memengaruhi fungsi
kognitif dan kecerdasan seseorang.
f. Sosial dan emosional, Kemampuan berinteraksi secara sosial dan mengelola emosi juga
dapat memainkan peran dalam kecerdasan.

2.4 Macam-macam kecerdasan


Menurut Armstrong (2013), ada delapan jenis kecerdasan yaitu:
1. Kecerdasan linguistik
kemampuan menggunakan kata-kata secara efektif baik secara lisan (misalnya sebagai
pembicara, pendongeng). maupun secara tertulis (misalnya sebagai penyair, penulis naskah
drama, reporter atau editor). Kecerdasan ini mencakup kemampuan memanipulasi sintaksis atau
struktur bahasa, fonologi atau bunyi bahasa, semantik atau makna bahasa, dan dimensi pragmatis
atau penggunaan praktis bahasa. Beberapa kelebihan atau retorika (menggunakan bahasa untuk
membujuk orang lain agar melakukan tindakan tertentu), nemonik (menggunakan bahasa untuk
mengingat informasi), eksplanasi (menggunakan bahasa untuk menginformasikan), dan meta
bahasa (menggunakan bahasa untuk membicarakan bahasa itu sendiri).

2. Kecerdasan logis-matematis
kemampuan menggunakan angka secara efektif (misalnya, sebagai ahli matematika,
akuntan pajak, atau ahli statistik) dan untuk alasan yang baik (misalnya, sebagai ilmuwan,

8
pemrogram, atau ahli logika). Kecerdasan ini mencakup kepekaan terhadap pola dan hubungan
logis, proposisi dan pernyataan (jika-maka, kausalitas), fungsi dan abstraksi terkait lainnya.
Proses yang digunakan dalam pelayanan kecerdasan logis-matematis meliputi klasifikasi,
kategorisasi, inferensi, generalisasi, komputasi, dan pengujian hipotesis.

3. Kecerdasan spasial
kemampuan untuk memahami dunia spasial secara akurat (misalnya, sebagai pemburu,
pramuka, atau pemandu) dan mengubah persepsi tersebut (misalnya, sebagai desainer interior,
arsitek, seniman, atau penemu). Kecerdasan ini mencakup kepekaan terhadap warna, garis,
bentuk, ruang, dan hubungan antar unsur tersebut. kemampuan untuk memvisualisasikan,
merepresentasikan ide visual atau spasial secara grafis, dan mengorientasikan secara tepat dalam
matriks spasial.

4. Kecerdasan kinestetik tubuh


kemampuan menggunakan seluruh tubuh untuk mengekspresikan ide dan perasaan
(misalnya sebagai aktor, pantomim, atlet atau penari) dan kemampuan menggunakan tangan
seorang pengrajin, pematung, mekanik atau ahli bedah. Kecerdasan ini mencakup keterampilan
fisik tertentu seperti koordinasi, keseimbangan, ketangkasan, kekuatan, kelenturan dan
kecepatan, serta keterampilan proprioseptif, taktil, dan haptik.

5. Kecerdasan musikal
kemampuan mempersepsi (misalnya sebagai penikmat musik), membedakan (misalnya
sebagai kritikus musik), mengarang (misalnya sebagai komposer) dan mengekspresikan
(misalnya sebagai pemain atau pemusik) bentuk-bentuk musik. Kecerdasan itu mencakup
kepekaan terhadap ritme, nada atau melodi musik, dan nada atau warna nada.

6. Kecerdasan antarpribadi
kecerdasan ini mencakup gambaran akurat tentang diri sendiri (kekuatan dan
keterbatasannya); kesadaran akan suasana hati dan pikiran, niat, motif, temperamen dan
keinginan; serta kapasitas disiplin diri, pemahaman diri dan harga diri.

9
2.5 Ukuran Kecerdasan
a. Wechsler Adult Intelligence scale (wais) merupakan alat pemeriksaan inteligensi yang bersifat
individu.
alat tes yang paling populer karena paling banyak digunakan di dunia saat ini. Semula
bernama Wechsler Bellevue Intellegence scale (wbis). Tes inteligensi ini (wais) memiliki enam
subtes yang terkombinasikan dalam bentuk skala pengukuran keterampilan verbal dan lima
subtes membentuk suatu skala pengukuran ketrampilan tindakan.

b. The Standard Progressive Matric (spm)


merupakan salah satu contoh bentuk skala intelegensi yang dapat diberikan secara
individual maupun secara kelompok. Skala ini dirancang oleh J. C. Raven dan diterbitkan
terakhir kali oleh H.K. Lewis & Co. Ltd. London pada tahun 1960. SPM merupakan tes yang
bersifat nonverbal, artinya materi soal-soalnya diberikan tidak dalam bentuk tulisan ataupun
bacaan melainkan dalam bentuk gambar-gambar. Karena instruksi pengerjaannya diberikan
secara lisan maka skala ini dapat digunakan untuk subjek yang buta huruf sekalipun. Diciptakan
pertama kali di tahun 1936, diterbitkan pertama kali di tahun 1938. Spm telah mengalami
berbagai revisi sampai revisi terakhir yang dijumpai di Indonesia yaitu revisi tahun 1960.Tes
SPM terdiri atas 60 buah soal, yang terbagi lagi dalam lima perangkat (set), yaitu: Set a, b, c, d
dan e dan masing-masing set terdiri atas 12 butir tes. Butir-butir soal tersebut disusun dari yang
termudah sampai yang tersukar. Aspek-aspek yang diungkap dalam tes spm adalah kemampuan
penalaran ruang, menganalisis, mengintegrasi, mencari dan memahami sistem hubungan di
antara bagian-bagian, dan kemampuan ketepatan. Tes spm ini digunakan untuk mengungkap
kemampuan intelektual individu yang berusia 14 sampai 40 tahun. 20 spm tidak memberikan
suatu angka IQ akan tetapi menyatakan hasilnya dalam tingkat atau level intelektualitas dalam
beberapa kategori, menurut besarnya skor dan usia subjek yang dites, yaitu Grade I = kapasitas
intelektual superior Grade II = kapasitas intelektual di atas rata-rata Grade III = kapasitas
intelektual rata-rata Grade IV = kapasitas intelektual di bawah rata-rata Grade V = kapasitas
intelektual terhambat.

10
2.6 Tes Inteligensi
Secara umum inteligensi itu merupakan suatu kemampuan umum untuk memperoleh suatu
kecakapan yang mengandung berbagai komponen. Untuk mengungkap kemampuan individu
biasanya dipergunakan instrumen tes inteligensi. Tes ini mengukur kecakapan potensial yang
bersifat umum. Kecakapan ini berkenaan dengan kemampuan untuk memahami, menganalisis,
memecahkan masalah dan mengembangkan sesuatu dengan menggunakan rasio atau
pemikirannya. Tes inteligensi sebagai suatu instrumen tes psikologis dapat menyajikan fungsi-
fungsi tertentu, diantaranya dapat memberikan data untuk membantu peserta didik dalam
meningkatkan pemahaman diri (self understanding), penilaian diri (self evaluation), dan
penerimaan diri (self acceptance). Hasil pengukuran dengan menggunakan tes inteligensi juga
dapat meningkatkan persepsi dirinya secara maksimal dan mengembangkan eksplorasi dalam
beberapa bidang tertentu.

2.7 Kecerdasan Buatan


Kecerdasan buatan, atau yang sering disebut dengan AI (Artificial Intelligence), adalah
bidang yang berusaha untuk membuat komputer dan mesin lainnya dapat berpikir dan melakukan
tugas-tugas yang biasanya membutuhkan kecerdasan manusia. Menciptakan otak buatan untuk
mesin mirip dengan cara kerja AI, tidak memiliki kesadaran atau perasaan seperti manusia, tetapi
mereka dapat diajari untuk belajar dari data, mengenal pola, dan membuat keputusan
berdasarkan apa yang mereka ketahui. Salah satu asisten virtual yang paling sering kita temui
adalah Siri di iPhone atau Google Assistant di Android. Mereka menggunakan AI untuk
memahami perintah suara kita, menjawab pertanyaan, dan bahkan melakukan tugas seperti
mengatur alarm atau mencari informasi di internet. Ini adalah salah satu jenis AI yang paling
sering kita lihat dalam kehidupan sehari-hari. Banyak industri lain juga menggunakan AI.
Misalnya, AI dapat digunakan dalam bidang medis untuk mendiagnosis penyakit, dalam industri
otomotif untuk membantu mobil otonom mengemudi sendiri, dan dalam bidang keuangan untuk
menganalisis data pasar saham. Bahkan, industri kreatif seperti seni rupa dan musik
menggunakan AI untuk membuat karya seni atau lagu dengan algoritma yang diprogram.

11
➢ Jenis-jenis Kecerdasan Buatan
jenis utama kecerdasan buatan (AI):
1. Kecerdasan Buatan Lemah, juga dikenal sebagai Narrow AI
Jenis AI ini dimaksudkan untuk melakukan fungsi tertentu yang sangat khusus. Contohnya
adalah asisten suara, seperti Alexa atau Siri, yang dapat melakukan tugas terprogram atau
menjawab pertanyaan. Mereka tidak dapat melakukan tugas di luar batas kemampuan mereka.

2. Kecerdasan Buatan Kuat (Strong AI)


Kekuatan kecerdasan buatan adalah jenis kecerdasan buatan yang lebih umum yang
memiliki kemampuan untuk berpikir dan belajar seperti manusia. AI kuat hanya merupakan
konsep teoritis dan belum pernah terjadi di dunia nyata.

3. Keterbatasan Buatan (Limited AI)


Jenis kecerdasan buatan ini memiliki kemampuan terbatas dalam beberapa area.
Contohnya adalah chatbot yang hanya dapat berinteraksi dalam batasan tertentu atau kendaraan
otonom yang hanya dapat mengemudi dalam situasi tertentu.

➢ Manfaat Kecerdasan Buatan


Dalam banyak aspek kehidupan manusia, Kecerdasan Buatan (AI) telah membantu banyak
hal. Misalnya, AI dapat mengotomatisasi pekerjaan sehari-hari, meningkatkan efisiensi berbagai
industri, dan menghasilkan wawasan berharga dari analisis data besar dengan cepat. AI dapat
memprediksi berdasarkan data historis, dan ini telah mengubah cara kita melihat hal-hal seperti
kesehatan, cuaca, dan trend pasar saham. Chatbot berbasis AI membantu pelanggan, sementara
asisten pribadi berbasis AI seperti Siri dan Alexa membantu kita dengan tugas sehari-hari. Dalam
bidang kesehatan, AI digunakan untuk diagnosis penyakit, penelitian obat-obatan, perawatan
kesehatan yang lebih baik, dan deteksi dini penyakit. Pengembangan mobil otonom berbasis AI
dapat meningkatkan efisiensi transportasi dan mengurangi kecelakaan lalu lintas di sektor
transportasi. Selain itu, kecerdasan buatan juga berkontribusi pada seni, musik, dan desain, serta
dalam keamanan, pertanian, pendidikan, dan penelitian ilmiah. Meskipun AI memiliki banyak
manfaat, juga perlu diperhatikan masalah etika, privasi, dan keamanan.

12
➢ Contoh Kecerdasan Buatan
Kecerdasan buatan atau AI ini telah banyak diterapkan di berbagai bidang seperti industri,
medis, pendidikan, bisnis bahkan dalam kehidupan sehari-hari. Berikut ini beberapa contoh dari
penerapan AI yang biasa kamu jumpai dalam kehidupan sehari-hari.
1. DeepFace Facebook
Salah satu contoh dari AI adalah teknologi DeepFace yang dimiliki oleh Facebook. AI ini
berfungsi untuk mengenali wajah orang yang ada pada postingan foto. Dengan teknologi ini,
kamu tidak perlu lagi menandai seseorang yang ada pada foto secara manual, karena AI ini yang
akan melakukannya.

2. Rekomendasi E-Commerce
teknologi kecerdasan buatan atau istilah kerennya AI (Artificial Intelligence) saat ini sudah
banyak bertebaran dan diterapkan di berbagai bidang kehidupan. Bahkan AI bisa kamu jumpai
dalam kehidupan sehari-hari, seperti asisten virtual Google dan Siri contohnya. Kecerdasan
buatan memang bukan hal yang baru, namun perkembangannya selalu menjadi sesuatu yang
menarik perhatian. “Kecerdasan kita adalah apa yang menjadikan kita manusia, dan AI adalah
perpanjangan dari kualitas itu.” (Yann LeCun). Saat ini hampir semua perangkat komputer atau
teknologi modern telah banyak menerapkan kecerdasan buatan. Seperti yang diungkapkan
sebelumnya AI bisa kamu rasakan saat menggunakan smartphone melalui asisten virtual Google
atau Siri. AI diprediksi akan terus berkembang dan lebih cerdas lagi dan kamu tidak dapat
menghindarinya.

2.8 Kecerdasan Dalam Perspektif Islam


ُِ ‫لَُُ ْل ٰب‬
‫ب‬ ‫لُا ْ ا‬ ُ‫هُدًىُوُذُِ ْك ُر ٰى ِ ا‬
ُِ ُ‫ُلُو‬
“untuk menjadi petunjuk dan peringatan bagi orang-orang yang
berfikir” (QS. Al-Mu’min [40]:54)
Kecerdasan dalam Islam dilihat sebagai anugerah yang diberikan oleh Allah kepada manusia.

13
Terdapat beberapa konsep yang relevan dalam Islam terkait kecerdasan:
a. Aqal (Akal), Ini adalah kemampuan intelektual atau kecerdasan rasional yang diberikan
oleh Allah kepada manusia. Manusia diminta untuk menggunakan akal mereka untuk
memahami dunia, memikirkan akhirat, dan mematuhi perintah Allah.
b. Ilmu, Dalam Islam pengetahuan dianggap sebagai bagian penting dari kecerdasan.
Manusia diwajibkan untuk mencari pengetahuan, baik pengetahuan agama maupun ilmu
dunia, untuk memahami ciptaan Allah dan menjalani hidup yang lebih baik.
c. Hikmah (Kebijaksanaan), Kecerdasan dalam Islam juga melibatkan penggunaan akal dan
pengetahuan dengan bijaksana. Ini mencakup pengambilan keputusan yang tepat,
penyelesaian masalah, dan tindakan yang baik dalam kehidupan sehari-hari.
d. Ketaatan kepada Allah, Kecerdasan sejati dalam Islam adalah mengenali dan taat kepada
Allah. Itu berarti mengerti ajaran agama dan menjalankannya dalam kehidupan sehari-
hari.
e. Sikap Tawadhu (Kepedulian), Meskipun memiliki kecerdasan yang tinggi, dalam Islam,
manusia diingatkan untuk tetap merendahkan diri di hadapan Allah dan sesama manusia.
Ini mencerminkan sikap rendah hati dan kepedulian terhadap kebutuhan orang lain.
Jadi, kecerdasan dalam Islam bukan hanya tentang kecerdasan intelektual, tetapi juga melibatkan
aspek moral, spiritual, dan etika yang mengarah pada kepatuhan kepada Allah dan pemahaman
yang mendalam tentang tujuan hidup manusia.

14
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kecerdasan adalah kemampuan mental yang kompleks dan multifaset yang melibatkan
berbagai aspek seperti pemecahan masalah, belajar, berpikir kreatif, dan adaptasi terhadap
lingkungan. Ada berbagai pandangan dan teori tentang kecerdasan, termasuk teori IQ, teori
multiple intelligences (kecerdasan jamak), dan pendekatan lain yang mencoba menjelaskan dan
mengukur kecerdasan. Kecerdasan memiliki aspek genetik dan lingkungan yang mempengaruhi
perkembangannya. Faktor-faktor seperti pendidikan, lingkungan sosial, dan pelatihan juga
berperan dalam pengembangan kecerdasan seseorang. Pentingnya pemahaman tentang
kecerdasan dalam konteks pendidikan dan pekerjaan, di mana pengukuran kecerdasan dapat
digunakan untuk mengidentifikasi potensi individu dan mengambil keputusan yang berkaitan
dengan perkembangan mereka. Dalam era digital dan teknologi, kecerdasan bukan hanya terkait
dengan kemampuan kognitif, tetapi juga dengan kemampuan untuk beradaptasi dengan
perubahan teknologi dan informasi yang cepat. Dan juga kecerdasan berfikir sudah ada di (Q.S.
al-mu’min(40):54).

3.2 Saran

memperhatikan perkembangan kecerdasan yang disesuaikan dengan kecerdasan apa yang


dimiliki oleh seseorang tersebut, dengan demikian memudahkan kita dalam mengembangkan
kemampuan atau potensi sesuai dengan kecerdasan yang dimilikinya.

15
DAFTAR PUSTAKA

Azwar,S.(1996). Pengantar psikologi inteligensi. Pustaka Pelajar.


Hm,E.M.(2016). Mengelola kecerdasan emosi. Tadrib, 2(2), 198-213.
Isnaini,M.,& Iskandar,I.(2021). Akal dan Kecerdasan dalam Perspektif Al-Qur’an dan Hadits.
Mushaf journal: Jurnal Ilmu Al Quran Dan Hadis, 1(1), 103.
Nur’aeni,S.(2012). Tes psikologi: Tes inteligensi dan tes bakat. Universitas Muhammadiyah
(UM) Purwokerto Press.
II,B.(2012). A. Kajian Teori Kecerdasan Emosi 1. Pengertian Kecerdasan.
Rahmawati,K.(2016). Faktor-faktor yang mempengaruhi Kecerdasan Linguistik. Basic
Education, 5(3), 227-236.
Thaib,E.N.(2013). Hubungan Antara prestasi belajar dengan kecerdasan emosional. Jurnal
ilmiah didaktika: Media Ilmiah Pendidikan dan Pengajaran, 13(2).

16

Anda mungkin juga menyukai