Anda di halaman 1dari 23

TUGAS SEMESTER PENDEK

MAKALAH INTELEGENSI

Disusun Oleh :

Merzi Tamara Oktaviani (22181004P)

-------

Dosen Pengampu

Mulia Marita Lasutri Tama., S.Psi., M.Psi.,

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS SOSIAL HUMANIORA

1
UNIVERSITAS BINA DARMA

PALEMBANG

2023

2
Kata Pengantar

Kata Pengantar Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa senantiasa kita
ucapkan. Atas rahmat dankarunia-Nya yang berupa iman dan kesehatan akhirnya
kami dapat menyelesaikan makalah ini.Shawalat serta salam tercurah pada
Rasulullah SAW. Semoga syafaatnya mengalir pada kita kelak.

Atas rahmat dan hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah Psikologi Inteligensi disusun guna memenuhi tugas pada Ibu Mulia Marita
Lasutri Tama., S.Psi., M.Psi., pada bidang studi Psikologi dengan mata kuliah Psikologi
Umum di Universitas Binadarma Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini
dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang Inteligensi.

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibu Mulia Marita


Lasutri Tama., S.Psi., M.Psi., Selaku dosen mata kuliah Psikologi Intelegensi Anak
dan Dewasa, Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan
dan wawasan terkait bidang yang ditekuni penulis.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dansaran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah
ini

3
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ..............................................................................................2


BAB 1..............................................................................................................4
PENDAHULUAN .............................................................................................4
A. Latar Belakang...........................................................................................4
B. Rumusan Masalah......................................................................................5
C. Tujuan.........................................................................................................5BAB
II...............................................................................................................6
LANDASAN MATERI........................................................................................6
A. Pengertian Inteligensi...................................................................................6
B. Faktor yang Mempengaruhi Inteligensi........................................................7
C. Teori Teori Inteligensi.................................................................................10
D. Pengukuran Inteligensi..............................................................................12
E. Fungsi & Pengaruh Inteligensi....................................................................16
F. Inteligensi dalam Pandangan Al-Qur’an.....................................................18
BAB III............................................................................................................22
PENUTUP......................................................................................................22
A. Kesimpulan...............................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................24

4
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Inteligensi merupakan kemampuan seseorang dalam memahami,
menganalisis,memecahkan masalah dan mengembangkan sesuatu menggunakan
pemikirannya. Inteligensijuga merupakan kemampuan seseorang dalam
beradaptasi dengan lingkungan baru atauperubahan dalam lingkungan,
kapasitas pengetahuan dan kemampuan untuk memperolehnya,dan kemampuan
individu dala berfikir abstrak. Berpikir abstrak ini diartikan sebagai kemampuanuntuk
memahami simbol-simbol verbal, numerical dan matematika (Mehrens, 1973).

Tingkat kecerdasan tertentu pada seseorang berdasarkan karakteristik yang


dapat kamilihat dan ukur secara langsung, seperti hasil dari keputusan rasional,
jawaban atas tes standar,atau tujuan perilaku. Kualitas-kualitas ini semuanya adalah
bagian dari apa yang kebanyakanorang maksudkan dengan kecerdasan, tetapi para
ahli teori menimbangnya secara berbeda.Setiap individu memiliki tingkat inteligensi
yang berbeda-beda. Anak yang tergolong luar biasaatau memiliki kebutuhan khusus
adalah anak yang secara signifikan berbeda dalam beberapadimensi yang penting
dari fungsi kemanusiaannya. Secara fisik, psikologis, kognitif, atau sosialterhambat
dalam mencapai tujuan-tujuan/ kebutuhan dan potensinya secara maksimal.
Jugaanak-anak yang berbakat dengan intelegensi yang tinggi, dapat
dikategorikan sebagai anakkhusus atau luar biasa, karena memerlukan penanganan
yang terlatih dari tenaga profesionaluntuk menanganinya (Mangunsong,2009:3)

Inteligensi merupakan kemampuan seseorang dalam menyesuaikan diri,


belajar, danberpikir abstrak. Setiap orang memiliki tingkat kecerdasan yang
berbeda, hal ini disebabkan olehbanyak faktor. Dalam mengukur inteligensi
menggunakan tes inteligensi. Hasil tes inteligensimenunjukan secara umum

5
kemampuan seseorang dalam menyesuaikan diri, belajar atau berpikirabstrak. Untuk
melengkapi hasil tes inteligensi dalam melihat kemampuan khusus
seseorangbiasanya menggunakan tes bakat

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari inteligensi?
2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi inteligensi?
3. Apa saja teori-teori pada inteligensi ?
4. Bagaimana pengukuran inteligensi?
5. Apa saja fungsi dan pengaruh inteligensi terhadap perilaku dan mental baik
secara individu maupun lingkungan?
6. Bagaimana inteligensi dalam pangdangan Al-Qur’an?

C. Tujuan
1. Mengetahui apa itu inteligensi
2. Mengetahui apa saja faktor-faktor yang dapat mempengaruhi inteligensi
3. Mengetahui apa saja teori-teori yang tedapat dalam inteligensi
4. Mengetahui pengukuran inteligansi
5. Mengetahui fungsi dan pengaruh inteligensi terhadap perilaku dan metal baik
secara individu maupun lingkungan
6. Mengetahui bagaimana inteligensi dalam perspektif islam

BAB II
LANDASAN MATERI.
A. Pengertian Inteligensi
Intelegensi berasal dari bahasa Inggris “Intelligence” yang juga berasal dari
bahasa Latinyaitu “Intellectus dan Intelligentia”. Teori tentang intelegensi pertama
kali dikemukakan olehSpearman dan Wynn Jones Pol pada tahun 1951 yang
mengemukakan adanya konsep lamamengenai suatu kekuatan (power) yang

6
dapat melengkapi akal pikiran manusia tunggal pengetahuan sejati. Kekuatan
tersebut dalam bahasa Yunani disebut dengan “Nous” sedangkanpenggunaan
kekuatannya disebut “Noeseis”
Intelegensi didefinisikan sebagai kemampuan menyesuaikan diri dengan
lingkungan ataubelajar dari pengalaman, dimana manusia hidup dan berinteraksi
didalam lingkungannya yangkompleks sehingga memerlukan kemampuan untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungan.Selain itu intelegensi mencakup berbagai
jenis kemampuan psikis seperti: abstrak, berpikirmekanis, matematis, memahami,
mengingat, berbahasa, dan sebagainya. Oleh karena manusiahidup senantiasa
menghadapi permasalahan dan setiap permasalahan harus dipecahkan agarmanusia
memperoleh keseimbangan (homeostasis) dalam hidup.

Variasi dalam pendapat nampak bila pandangan ahli yang satu dibanding dengan
pendapat ahliyang lain. Pendapat-pendapat itu antara lain:
 Lewis M Terman: intelegensi adalah kemampuan untuk berpikir abstrak.
 Thorndike: intelegensi adalah kemampuan individu untuk memberikan respon
yang tepat(baik) terhadap stimulasi yang diterimanya, misalnya orang
mengatakan “meja”, bila melihat sebuah benda berkaki empat danmempunyai
permukaan datar. Maka makin banyak hubungan (koneksi) semacam itu
yangdimiliki seseorang, makin intelegenlah orang itu.
 David Wechlsler: inteligensi adalah kemampuan untuk bertindak dengan
mencapai suatutujuan, untuk berpikir secara rasional dan untuk berhubungan
dengan lingkungan secaraefektif.
 Breckenridge dan Vincent berpendapat bahwa intelegensi adalah kemampuan
seseoranguntuk belajar, menyesuaikan diri dan memecahkan masalah baru

B. Faktor yang Mempengaruhi Inteligensi


Pada umunya setiap manusia memiliki inteligensi yang berbeda-beda antara satu
orang denganyang lainnya. Perbedaan tersebut timbul karena adanya beberapa

7
faktor. Faktor-faktor tersebutdiantaranya adalah sebagai berikut:
a. Pembawaan
Sebagian kalangan berpendapat bahwa faktor genetic dapat mempengaruhi taraf
intelegensiseseorang. Artinya, jika kedua orang tua memiliki intelegensi
yang tinggi, besar kemungkinan anaknya juga memiliki intelegensi yang tinggi
pula. Akan tetapi hal ini tidak terjadi demikian. Sebagian pakar lainnya
berpendapat bahwa pengaruh orang tua yangsedemikian besar terhadap
perkembangan intelegensi adalah disebabkan oleh upaya yangdilakukan oleh orang
tua itu sendiri dalam memberdayakan kemampuan anak-anaknya.
Pembawaan ditentukan oleh sifat-sifat dan ciri-ciri yang dibawa sejak
lahir.pembawaan ditentukan oleh sifat dan ciri-ciri yang dibawa sejak lahir. Batas
kesanggupan kita yakni dapat dan tidaknya memecahkan suatu soal atau
masalah, pertama-tama ditentukan oleh pembawaan kita. Orang itu ada yang
pintar dan ada pula yang bodoh, meskipun sama-sama menerima latihan dan
pelajaran yang sama, tetapi perbedaan-perbedaan itu masih tetap ada.
b. Kematangan
Setiap organ di dalam tubuh manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan,
setiaporgan (fisik maupun psikis) dapat dikatakan telah matang jika ia
telah mencapaikesanggupan untuk menjalankan fungsinya masingmasing.
Anak-anak tak dapatmemecahkan soal-soal tertentu karena soal-soal itu masih
terlampau sukar baginya ataubelum mencapai kapasitas anak tersebut. Organ-organ
tubuhnya dan fungsi jiwanya masihbelum matang untuk mencerna soal tersebut.
Kematangan perkembangan anak memilikihubungan erat dengan usia
c. Pembentukan
Pembentukan adalah segala keadaan di luar diri seseorang yang
mempengaruhiperkembangan intelegensi. Pembentukan dibagi menjadi 2
macam, yaitu: pembentukandengan segaja contohnya yang dilakukan oleh instansi
sekolah untuk membentuk anak didiknya, dan pembentukan tidak sengaja,
contohnya seperti pengaruh alam dan lingkungan sekitar

8
d. Minat dan pembawaan yang khas
Minat mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan merupakan dorongan bagi
perbuatanitu. Pada diri manusia terdapat dorongan-dorongan atau motif-
motif yang mendorongmanusia untuk berinteraksi dengan dunia luar. Seperti
Motif menggunakan dan menyelidikidunia luar (manipulate and exploring
motives). Dari manipulasi dan eksplorasi yangdilakukan terhadap dunia luar
tersebut, lama kelamaan akan timbul minat terhadap sesuatuyang menarik baginya.

e. Kebebasan
kebebasan memiliki arti bahwa manusia itu dapat memilih metode. Seperti metode
yangtertentu dalam memecahkan masalah-masalah. Manusia memiliki
kebebasan-kebebasandalam memilih metode yang menurut nya cocok bagi dirinya,
dan juga bebas dalam memilihmasalah sesuai dengan kebutuhannya. Dengan
adanya kebebasan ini berarti bahwa minat itutidak selamanya menjadi sarat dalam
perbuatan intelegensi
f. Lingkungan
Lingkungan juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
intelegnsi. Karenalingkungan mampu menimbulkan perubahan-perubahan yang
berarti pada tiap individunya.Intelegensi tentu tidak bisa terlepas dari
peranan otak. Perkembangan otak sangatdipengaruhi oleh gizi yang
dikonsumsi melalui makanan sehari-hari. Selain gizi,rangsangan-rangsangan
yang bersifat kognitif emosional dari lingkungan juga memegangperanan yang amat
sangat penting. Selain faktor bakat yang mempengaruhi pengembanganpotensi pada
anak untuk mencapai aktualisasi optimal, faktor lingkungan juga memilikiperan
yang penting untuk membimbing dan membentuk perkembangan anak.
Faktorlingkungan dalam banyak hal justru memberi andil besar untuk kecerdasan
anak. Sepertiyang dikemukakan oleh Conny Semiawan dalam bukunya yang
berjudul Belajar danPembelajaran dalam taraf Pendidikan Usia Dini. Dalam
buku tersebut tertulis bahwa:“Seseorang secara genetis telah lahir dengan suatu

9
organisme yang disebut intelegensi yangbersumber dari otaknya, kalua struktur otak
sudah ditentukan oleh biologis, berfungsinyanyaotak ssangat dipengaruhi oleh
interaksi dengan lingkungannya.”

C. Teori Teori Inteligensi


Manakah yang lebih tepat jika kecerdasan individu dikatagorikan sebagai
kemampuan inteligensiumum atau sebagai kemampuan inteligensi khusus? Secara
tradisional, sebagian besar psikologmemandang bahwa kecerdasan sebagai
kemampuan umum untuk memecahkan masalah. HowardGardner, seorang psikolog
Harvard, menganalisis kinerja orang dalam domain yang berbeda dan,menolak
gagasan "g," dan dia menyimpulkan bahwa kecerdasan terdiri dari delapan
dimensiyang relatif independen (Gardner, 1983; Gardner & Moran, 2006). Dalam
pembahasan kali inisaya mengambil 2 macam teori inteligensi yang dikemukakan
oleh Howard Gardner dan RobertJ. Sternberg
1. Teori Inteligensi Gardner
 Kecerdasan Linguistik Kemampuan untuk berpikir dengan kata-kata dan
menggunakan bahasa untuk mengungkapkan makna. Contohnya menuangkan
pemikiran ke dalam bahasaatau tulisan secara kreatif.
 Kecerdasan Logis-Matematis Kemampuan bernalar secara logis, khususnya
dalam matematika dan ilmukuantitatif. Contohnya memecahkan masalah
matematika dan menghasilkan buktigeometris secara efisien.
 Kecerdasan Musikal Kemampuan untuk peka terhadap nada, melodi, ritme,
dan nada. Contohnyamemainkan alat musik atau bernyanyi.
 Kecerdasan Spasial Kemampuan untuk memahami dunia visual secara
akurat. Contohnya dapatmelihat perbedaan dari sebuah objek yang
hampir mirip dan dapat mengimajianasikan suatu objek tiga dimensi.
 Kecerdasan Kinestetik-Tubuh Kemampuan untuk melatih tubuhnya agar menjadi
mahir secara fisik. Contohnya melakukan tarian atau rutinitas senam.

10
 Kecerdasan Interpersonal Kemampuan untuk memahami dan berinteraksi
secara efektif dengan orang lain.Contohnya memahami kebutuhan, keinginan,
dan orang lain.
 Kecerdasan Intrapersonal Memahami pikiran, suasana hati, dan kebutuhan
sendiri. Contohnya dapatmemotivasi diri sendiri untuk selalu bangkit dari
berbagai macam rintangan.
 Kecerdasan Naturalis Kemampuan untuk mengamati pola di alam dan
memahami sistem alam danbuatan manusia. Contohnya mengklasifikasikan
benda benda alam, sepertibinatang dan tanaman.

2. Teori Inteligensi Sternberg


 Kecerdasan analitis: Kemampuan menganalisis, menilai,
mengevaluasi,membandingkan, dan membedakan.
 Kecerdasan kreatif: Kemampuan untuk membuat, merancang,
menemukan,membuat, dan berimajinasi.
 Kecerdasan praktis: Kemampuan untuk menggunakan,
menerapkan,mengimplementasikan, dan mempraktikkan ide.

Menerapkan pemikiran analitik, kreatif, dan praktis di berbagai bidang:


1. Penelitian sosial
Kecerdasan analitis: Dalam hal apa revolusi Amerika dan Prancis serupa dan
berbeda?Kecerdasan kreatif: Akan seperti apa hidup kita hari ini jika revolusi
Amerika tidakberhasil?Kecerdasan praktis: Pelajaran apa yang bisa diambil negara
dari studi revolusi?
2. SeniKecerdasan analitis:
Bandingkan dan kontraskan gaya artistik Van Gogh dan Picasso.Kecerdasan kreatif:
Seperti apa Patung Liberty jika dibuat oleh Picasso?Kecerdasan praktis: Buat poster
untuk pertunjukan seni siswa menggunakan gaya salahsatu seniman yang kami
pelajari.

11
3. Ilmu Kecerdasan analitis:
Jika balon diisi 1 liter udara pada suhu kamar, kemudianditempatkan di
freezer, apa yang akan terjadi dengan balon tersebut?Kecerdasan kreatif:
Bagaimana jadinya jika balon yang diisi udara di bulan?Kecerdasan praktis: Lakukan
sebuah praktikum menggunakan O2 dan CO2 pada balon.

D. Pengukuran Inteligensi
Pengukuran inteligensi merupakan prosedur pengukuran yang mengukur
kecakapan potensial seseorang yang bersifat umum. Kecakapan potensial ini
merupakan kemampuan individu untuk memahami, menganalisis, memecahkan
masalah dan mengembangkan sesuatu menggunakan pemikirannya. Pengukuran
intilegensi menggunakan tes yang dikenal dengan tes inteligensi. Dalam psikologi,
tes inteligensi menggunakan alat-alat psikodiagnostik atau yang dikenal dengan
istilah Psikotest. Hasil dari pengukuran inteligensi biasanya dinyatakan dalam satuan
tertentu, yaitu IQ, (Intellegence Quotioent). Untuk memahami bagaimana IQ
diturunkandan apa artinya, tes kecerdasan harus memenuhi kriteria. Kriteria tes
kecerdasan yang baik:validitas, reliabilitas, dan standarisasi
Dalam ranah pengujian, validitas mengacu pada sejauh mana pengujian
mengukur apayang ingin diukur. Salah satu indikator validitas yang paling penting
adalah sejauh mana iamemprediksi kinerja individu ketika kinerja itu dinilai dengan
ukuran atau kriteria lain dariatribut tersebut. Reliabilitas merupakan sejauh mana
tes menghasilkan ukuran kinerja yangkonsisten dan dapat direproduksi. Artinya, tes
yang andal adalah tes yang menghasilkan skoryang sama dari waktu ke waktu dan
pengujian berulang. Tes kecerdasan yang baik tidak hanyadapat diandalkan dan valid
tetapi juga terstandarisasi. Standardisasi melibatkan pengembangan prosedur
seragam untuk mengelola dan menilai tes, serta menciptakan norma, atau
standarkinerja, untuk tes tersebut
Awalnya tes inteligensi dikembangkan oleh Sir Francis Galton. Galton melakukan
tesintelegensi di laboratorium buatannya yaitu laboratorium antropometri.

12
Galton berhipotesisbahwa kecerdasan bawaan dan turun temurun akan dikaitkan
dengan system saraf yang kuat danefisien.Dilihat dari segi pelaksanaanya tes
inteligensi dibagi menjadi dua macam yaitu tesindividual dan tes kelompok. Tes
individual adalah skala Stanford-Binet dan skala Wechsler.Sedangkan tes kelompok
merupakan tes yang diberikan kepada sejumlah orang dengan jawabantertulis
secara serempak. Tes kelompok ini pertama kali digunakan di Amerika Serikat
selamaperang dunia I yaitu, Army Alpha Test dan Army Beta Test. Army Alpha Test
digunakan untukmenyeleksi calon prajurit yang dapat membaca, menulis,
dan dapat berbahasa inggris.Sedangkan Army Beta Test merupakan tes yang
digunakan untuk menyeleksi calon prajurit yangbuta huruf dan tidak dapat berbaha
inggris.

Terdapat berbagai macam tes intelegensi yang dapat digunakan yaitu:1. Skala
Binet-SimonTes pertama yang merupakan tes intelegensi modern dikembangkan
oleh ahli psikologPerancis Alfred Binet pada tahun 1881. Pada saat itu pemerintah
Perancis meminta Binetuntuk membuat tes guna mengetahui mana anak anak yang
terlambat intelektualnya mana yang normal. Pada awalnya Alfred Binet
melakukan pengukuran intelegensimenggunakan metode kraniometri yaitu
mengukur lingkaran tempurung kepala anak-anak

Pada tahun 1905 Binet dan temannya, Theodore Simon mencetuskan skala
intelegensiyang dikenal dengan skala Binet-Simon yang terdiri dari 30 item
pertanyaan objektif untukmembedakan anak terbelakang dan yang normal. Pada
tahun 1908 terjadi revisi yaitu perluasanproses mental yang diukur, adanya
pembatasan usia subjek, dan penambahan pertanyaan menjadi59 item. Kemudia
pada tahun 1911 terjadi revisi lagi, pada revisi ini terjadi pembuangan tesmembaca
dan menulis yang diyakini terlalu banyak tergantung pada latihan khusus,
danperhitungan usia mental lebih rinci. Tes Binet-Simon memperhitungkan dua hal
dalam tes yaituumur kronologis (CA) dan umur mental (MA). Anak yang cerdas

13
memiliki MA di atas CA,sedangkan anak yang kurang cerdas memiliki MA di bawah
CA.IQ = MA/CA x 100

Revisi terakhir dikerjakan bersama temannya yaitu Lewis Terman. Revisi ini
dikenalsebagai revisi Stanford, sehingga hasil revisinya bernama Stanford-Binet.
Sumbangan utamanyaadalah menetapkan indeks numerik yang menyatakan
kecerdasan sebagai rasio (perbandingan)antara mental age dan chronological age.
Indeks seperti ini sebetulnya telah diperkenalkan olehseorang psikolog Jerman
yang bernama William Stern, yang kemudian dikenal denganIntelligence
Quotient atau IQ. skala Stanford-Binet menjadi skala standar dalam psikologi
klinis,psikiatri dan konseling pendidikan. Revisi terakhir mengkelompokan intelegensi
menjadi empattipe penalaran yang masing-masing diwakili oleh beberapa tes. Yaitu
penalaran verbal, penalarankuantitatif, penalaran visual abstrak, memori jangka
pendek.
 Tes Verbal dalam menyelesaikan atau mengerjakan tes tsb, testee harus
menggunakankata-kata misalnya memberikan lawan kata, mengatakan
kekurangan sesuatu padagambar
 Tes Penalaran  untuk melihat kemampuan menalar testee.
 Tes Visual Abstrak  untuk melihat sejauh mana respon testee melakukan
sesuatu misalmenyusun rancangan balok, mengatur gambar, dan sebagainya
 Tes Memori Jangka Pendek  untuk melihat kemampuan mengingat testee.
Tes Stanford-Binet ini banyak digunakan untuk mengukur kecerdasan anak-anak
sampai usia 13tahun. Menurut skala Stanford-Binet, IQ diklasifikasikan sebagai
berikut:
a) 140-169: Sangat Superior
b) 120-139: Superior
c) 110-119: Bright Normal (Hight Average)
d) 90-110: Average (Rata-Rata)
e) 80-89: Low Average

14
f) 70-79: Borderline-Defective

2. Skala Wechsler
David Wechsler menyusun tes intelegensi didasarkan kelemahan tes intelegensi
Stanford-Binet, yaitu, tes Stanford-Binet tidak dapat digunakan untuk mengukur tes
intelegensi orangdewasa. Wechsler menusun tiga tes intelegensi yaitu:
 The Wechsler Preschool and Primary Scale of Intelligence (WPPI), tes ini
digunakanuntuk mengukur intelegnsi anak prasekolah atau pada umur 4-5
tahun. Pada pengukuranini, anak-anak diminta, misalnya, menunjuk pada
gambar yang menggambarkan katayang diucapkan penguji, melengkapi desain
blok, dan menjawab pertanyaan pengetahuandasar.
 The Wechsler Intelligence Scale for Children (WISC-R), diterbitkan tahun 1974,
tes inidigunakan untuk mengukur intelegensi anak usia 6 sampai 16 tahun. Tes
ini mencakupkosa kata dan pemahaman tetapi juga tugas-tugas seperti
menyusun blok agar sesuaidengan pola tertentu.
 The Wechsler Adult Intelligence Scale (WAIS), tes ini digunakan untuk orang
dewasadiatas umur 16 tahun. Tes ini mencakup item seperti kosakata, kapasitas
memori kerja,masalah matematika, dan kemampuan untuk menyelesaikan teka-
teki jigsaw.

Skala Wechsler terbagi menjadi dua kelompok subtes yaitu, tes verbal
dan tesperformance. Tes vebal terdiri dari enam macam tes yaitu tes informasi, tes
pemahaman umum, tes penalaran berhitung, tes analogi, tes lamanya mengingat
angka, dan tes perbendaharaan katasebanyak 40 buah kata yang disusun menurut
urutan kesulitan. Tes performance terdiri dari limamacam tes yaitu, tes symbol
angka yang meminta subjek untuk menjodohkan symbol denganangka, tes
menyempurnakan gambar, tes potongan balok, tes menyusun gambar, dan
tespemasangan objek.

15
Hasil tes inteligensi hanya menunjukan secara umum kemampuan
seseorang dalammenyesuaikan diri, belajar atau berpikir abstrak dan tidak dapat
menunjukan bidang khusus ataukemampuan khusus seseorang yang dikuasai. Untuk
melengkapi hasil tes inteligensi dalammelihat kemampuan khusus seseorang,
biasanya digunakan tes bakat.

E. Fungsi & Pengaruh Inteligensi


1) Fungsi Inteligensi
Fungsi Intelegensi dapat di golongkan kedalam dua hal yang pertama bagi anak-anak
dan yang kedua bagi orang dewasa kegunaanya diantarannya adalah sebagai
berikut.Bagi anak-anak:
“Tes kecerdasan diberikan untuk berbagai keperluan termasuk ketidakteraturan
(keterbelakanganmental, cacat lerning, gangguan kognitif lain, bakat), penempatan
(berbakat dan program khususlainnya), dan sebagai tambahan kognitif untuk
evaluasi klinis” (Beres Kaufan, & Perlman, 2000)Bagi orang dewasa:
 Tes intelegensi jarang dipakai untuk tes penempatan pada konteks pendidikan.
 Digunakan untuk mendapatkan informasi terkait kondisi klinis seseorang
(termasukkepikunan, trauma dan disabilitas mental), memahami potensi belajar
(learninf potential)dan keterampilan (skill ascqyisition).2) Pengaruh
Intelegensi:Menurut teori Binet dalam Sumadi Suryabrata (2004:133), sifat
hakikat inteligensi ada tiga macam, yaitu:
1. Kecenderungan untuk menetapkan dan mempertahankan (memperjuangkan)
tujuan tertentu.Makin cerdas seseorang, akan makin cakaplah dia membuat tujuan
sendiri, tidak menungguperintah saja. Semakin cerdas seseorang, maka dia akan
makin tetap pada tujuan itu, tidak mudahdibelokkan oleh orang lain dan suasana
lain.

2. Kemampuan untuk mengadakan penyesuaian dengan maksud mencapai tujuan.


Jadi makincerdas seseorang dia akan makin dapat menyesuaikan cara-cara

16
menghadapi sesuatu dengansemestinya dan makin dapat bersikap kritis.

3. Kemampuan untuk oto-kritik, yaitu kemampuan untuk mengkritik diri sendiri,


kemampuanuntuk belajar dari kesalahan yang telah dibuatnya. Makin cerdas
seseorang makin dapat diabelajar dari kesalahannya, kesalahan yang telah dibuatnya
tidak mudah di ulang lagi.

Seseorang yang memiliki inteligensi yang tinggi cenderung memililki perbedaan


dalam menanggapi sesuatu permalahan demi mencapai keinginan nya itu semua
dikarenakan orang itu bisa menentukan tujuannya tanpa harus mendapatkan
bimbingan lebih dari orang lain dan dapat menyesuaikan dirinya untuk mencapai
sebuah hasil dan tujuan.Selain itu seseorang yang memiliki inteligensi yang
tinggi memiliki kemampuan oto-kritik yang tinggi, sehingga dia bisa memperbaiki diri
dari kesalahan yang ada,sebaliknya jika seseorang yang memiliki inteligensi yang
rendah ( pada tingkatan di bawah normal) tidak akan sama
kemampuannya dalamm elakukan suatu kegiatan.

F. Inteligensi dalam Pandangan Al-Qur’an


Secara umum Alquran diturunkan oleh Allah SWT adalah untuk mencerdaskan
ummatmanusia, sehingga manusia bisa hidup dalam hidayah-Nya, mendapat
kelapangan, jaminan surgayang penuh kenikmatan bagi orang yang beriman dan
beramal saleh. Alquran diturunkan olehAllah sebagai pembeda antara yang haq
dengan yang bathil. Untuk itu, Allah kemudian memberimanusia potensi-potensi
kecerdasan sebagai sarana untuk beriman danberamal saleh, sepertinafs, akal, qalb
dan ruh. Sementara menurut Gardner memberi istilah kecerdasan
majemuk(multiple inttelligence). Ketujuh macam intelegensi atau kecerdasan
tersebut adalah linguistik,logika matematika, pengamatan ruang, kinestetik,
musik, interpersonal, danintra personal(Gardner, 1993). Semua jenis kecerdasan
yang disebut oleh Gardner pada hakekatnya adalahvarian dari ketiga kecerdasan

17
utama yakni IQ, EQ, dan SQ

Kecerdasan manusia terbagi menjadi tiga Intelligence Quotient (IQ) adalah


kecerdasanyang paling mendasar, Emotional Quotient (EQ) kecerdasan ini melatih
kita bagaimana kitaberhubungan social dengan manusia lain, dan Spritual Quotient
(SQ) kecerdasan ini merupakantingkatan paling tinggi merupakan bentuk kecerdasan
yang berhubunngan dengan tuhannya.
Dalam pandangan islam kecerdasan merupakan salah satu anugrah yang allah
berikankepada setiap manusia yang terlahir di dunia. Kecerdasan ini
mengistimewakan posisi pentingmanusia sebagai mahluk Allah. Kecerdasan ini
meniscaykan mausia untuk berperan aktif dengansegala kebutuhan dan perosalan
kehidupan, sebagaimana yang telah digambarkan oleh Al Quransurat At-Tin ayat 4

:ٍ‫ۡ َدقَل‬ ‫مۡ يِ ۡوقَت ِن َۡس َحا ۤۡىِف َنا َ ۡسنِ ۡاال اَ ۡنقَلَخ‬
Artinya:
Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.

Dari ayat tersebut dapat dipahami bahwa allah telah menciptakan manusia
dalam bentukyang sempurna. Kesempurnaan yang dimiliki oleh manusia ini yaitu
kecerdasan dan hal ini lahyang membedakan manusia dengan ciptaan allah lainnya.
Sebenarnya jika kita ingin merujukpada bahasa pandangan Al-Qur’an tentang
kecerdasan begitu banyak ayat-ayat allah yangmengindikasikan tentang peran
penting kecerdasan. Kemudian kita pula dapat menelusuri padaayat lainnya, ketika
Al-Qur’an menggunakan redaksi yang begitu kritis dalam optimalisasikecrdasaan,
yaitu akal, seperti contoh dalam Al-Quran Surat Muhammad ayat 24:

‫اَهُالَ ْفقَأ ٍب ُولُق ٰىَلَع ْ َمأ َنآ ْ ُر ْقال َنو ُ ّربَ َدتَي َلَفَأ‬
Artinya:
(Apakah kalian tidak memikirkan/merenungkan isi al-Qur’an, atau hati mereka
terkunci”.(Q.s. Muhammad, 24).

18
Dari ayat tersebut dapat dipahami bahwa Al-Quran memberikan motivasi
yang kuatbahwa manusia perlu meningkatkan peran akal sebagai ikon kecerdasan.
Kecerdasaan akal inimampu memposiskan eksistensi manusia sebagai khalifah
dimuka bumi. Kecerdasaan akalmemikiki posisi penting dalam proses berpikir
manusia. Artinya, kecerdasan akal merupakansuatu tindakan positif berpikir manusia
dalam aktifitas hidup dan kehidupannya
Akan tetapi pada kenyatannya ada beberapa orang yang memiliki kecerdasan
akal yangcukup tinggi tetapi ia gagal dalam menghadapi berbagai persoalan yang
mereka hadapi dalam hidup, maka para psikolog kemudian berpikir tentang
kemungkinan adanya satu kemampuan lain selain dari kecerdaan akal yang
dapat membantu manusia dalam menghadapi berbagai persoalan yang
mereka hadapi sehingga lahirlah apa yang kemudian lebih dikenal dengan
Kecerdasan Emosional (EQ). Meskipun demikian, disisi lain ada pendapat yang
mengatakanbahwa kecerdasan Emotional ini memiki relasi yang intens
dengan kecerssan akal dalam menyelesaikan masalah manusia.

Islam sebagai sebuah tuntunan mengajarkan kepada pemeluknya untuk


memposisikanakal dalam sifat yang dinamis dan rasional, artinya akal terbuka untuk
menerima segala hal yangdatangya dari manapun, asalkan itu baik baginya dan
memang secara logika itu dapat diterimaserta tetap berada pada jalur pemahaman
ajaran islam.

Dalam Al-Qur’an disebutkan berbagai macam bentuk aktifitas yang berkaitan


denganpemanfaatan potensi akal/kecerdasan, yaitu:
a) Nadhara melihat bentuk penelaahan (observasi) dan perenungan. Terdapat 30
ayat lebih yang memuat kata ini.
Salah satu contohnya yaitu

ْ ‫قِلُخ ّ ِمم ُنا َ ْس ْنِال ِر‬


َ‫ُظنَ ْيلَف‬

19
Artinya:
Maka hendaklah manusia memperhatikan dari apakah dia diciptakan (QS Ath-
Thariq(86):5)
b) Tadabbara, bermakna merenungkan, menelaah kembali sesuatu yang telah lalu
atau sesuatuyang telah berubah dari keadaanya yang telah berubah dari
keadaan yang awalnya untukkemudian di terapkan kebaikannya di masa sekarang
yang akan datang

‫اَهُالَ ْفقَأ ٍب ُولُق ٰىَلَع ْ َمأ َنآ ْ ُر ْقال َنو ُ ّربَ َدتَي َلَفَأ‬
artinya:
Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al-Qur’an ataukah hati mereka terkunci
(QSMuhammad (47):24)
c) Tafakkara, berfikir. Penyebetan ini terdapat dalam 16 ayat .........

َۙ‫ْن ُو ّر َكفَتَت ْ ُم ّكلَ َعل ِ ٰتي ْٰال ُ ُم َكل ّّٰلال ُنّيَبُي َ ِكل ٰ َذك‬

Artinya:
Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berfikir
(QSAl-Baqarah (2):219)
d) Faqiha,
bermakna mengerti, dan memahami. Penyebutan ini terdapat dalam 16 ayat.
Salahsatu contoh yaitu:

َ‫صف ْد َۗق ٌ َع ْد َو ْت ُس ّمو ّ َرقَ ْت ُس َمف ٍةَ ِدحاّو ٍ ْسفّن ْنّم ْ ُم َكا َ ْشنَا ْٓيِ ّذال‬
َ ّ‫ْن ُوهَ ْقفّي ٍ ْم َوقِل ِٰتي ْٰال اَ ْنل‬

‫َ ُوهَو‬
Artinya:
Dan Dialah yang menciptakan kamu dari seorang diri, maka (bagimu) ada tempat
tetapdan tempat simpanan. Sesungguhnya telah Kami jelaskan tanda-tanda
kebesaran Kami kepadaorang-orang yang mengetahui (QS Al-an’am (6):98)

20
disinilah Islam sangat menganjurkan optimasasi Akal sesuai dengan tunutuan
ajarannya,yang akan memgerahkan manusia lebih bijksana sebagi mahluk Allah.
Kcerdasan akal yangdwarnai oleh nilai-nilai ruhaniyah ilahiyyah mampu
menghasilkan kecerdasan spitulitassebagaimana yang dikenal dengan panggilam
ulul albab, yang tertera dalam al Quran surah alImron ayat 191

BAB III
PENUTUPAN

A. Kesimpulan
Intelegensi berasal dari bahasa Inggris “Intelligence” yang juga berasal dari
bahasa Latinyaitu “Intellectus dan Intelligentia”. Intelegensi didefinisikan sebagai
kemampuan menyesuaikandiri dengan lingkungan atau belajar dari pengalaman,
dimana manusia hidup dan berinteraksididalam lingkungannya yang kompleks
sehingga memerlukan kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan.
Pada umunya setiap manusia memiliki inteligensi yang berbeda-bedaantara satu
orang dengan yang lainnya. Perbedaan tersebut timbul karena adanya beberapa
faktor yaitu, faktor pembawaan, faktor kematangan, faktor pembentukan, minat dan
pembawaan yangkhas, kebebasan, dan lingkungan.
Teori tentang intelegensi pertama kali dikemukakan oleh Spearman dan Wynn
Jones Polpada tahun 1951 yang mengemukakan adanya konsep lama mengenai
suatu kekuatan (power)yang dapat melengkapi akal pikiran manusia tunggal
pengetahuan sejati. Howard Gardner,seorang psikolog Harvard menyimpulkan
bahwa kecerdasan terdiri dari delapan dimensi yangrelatif independen yaitu,
kecerdasan linguistic, logis-matematis, musical, spasial, kinestetik-tubuh,
interpersonal, intrapersonal, dan naturalis. Sedangkan teori inteligensi
Sternbergmenerapkan pemikiran analitik, kreatif, dan praktis di bidang penelitian,
seni, dan ilmu.

21
Untuk mengetahui tinggi rendahnya kecerdasaan seseorang maka dibuat
pengukuraninteligensi yaitu tes inteligensi. Tes inteligensi modern pertama
dikembangkan oleh psikologPerancis Alfred Binet pada tahun 1881 yang bernama
skala Binet-Simon. Setelah melalui banyakrevisi tes ini berybah nama menjadi skala
Stanford-Binet. Tes Stanford-Binet banyak digunakanuntuk mengukur kecerdasan
anak-anak sampai usia 13 tahun. Karena tidak dapat mengukurinteligensi orang
dewasa, David Wechsler menyusun tiga tes inteligensi yaitu, The WechslerPreschool
and Primary Scale of Intelligence (WPPI), The Wechsler Intelligence Scale
forChildren (WISC-R), dan The Wechsler Adult Intelligence Scale (WAIS). Hasil dari
pengukuraninteligensi biasanya dinyatakan dalam satuan tertentu, yaitu IQ,
(Intellegence Quotioent).
Inteligensi berfungsi untuk mengetahui kondisi klinis seseorang, potensi belajar,
danketerampilan. Seseorang yang memiliki inteligensi yang tinggi memiliki
kemampuan oto-kritikyang tinggi, sehingga dia bisa memperbaiki diri dari
kesalahan yang ada, sebaliknya jikaseseorang yang memiliki inteligensi yang
rendah (pada tingkatan di bawah normal) tidak akansama kemampuannya dalam
melakukan suatu kegiatan. Dalam pandangan islam kecerdasanmerupakan salah
satu anugrah yang allah berikan kepada setiap manusia yang terlahir di
dunia.Kecerdasan ini mengistimewakan posisi penting manusia sebagai mahluk
Allah. Kecerdasan inimeniscaykan mausia untuk berperan aktif dengan segala
kebutuhan dan perosalan kehidupan.

22
DAFTAR PUSTAKA
Carole Wade, C. T. (2016). Psychology. Pearson Education.Fatmawiyati, J. (2018,
Oktober). TELAAH INTELEGENSI. Retrieved from researchgate.net:
https://www.researchgate.net/publication/328224033_TELAAH_INTELEGENIna
Magdalena dkk, Ebook Psikologi Pendidikan Sekolah Dasar, 2021, Halaman 48-50, CV
JejakAnggota IKAPI, Vol 1Laura King., 2013. The Science of Psychology: An
Appreciative View. McCrow-Hill 3rd edition.Egen, Paul & Kauchak, Don (2004),
Educational Psychology, 6th ed, New Jersey: PearsonEducation, LtdWade, Carole &
Travis, 2016, Psychology, 12th ed, Pearson EducationJurnal Kemenag Arti Penting
Intelegensi Dalam Dunia Pendidikan, Rahmawati, SumselAzwar, Sifuddin 2004.
Pengantar Psikologi Intelegensi.Yogyakarta: Pustaka PelajarProf Hawari Dadang,
1997.Al Qur'an Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa: Dana BhaktiPrima Yasa,
YogyakartaDr. Utsman Najat, 2005 Psikologi dalam Al Qur'an, Pustaka Setia. Jawa
Bara

23

Anda mungkin juga menyukai