Disusun oleh :
1. M. Andrian Maulan (190910301017)
2. Nabilah Septa Damayanti (190910301137)
3. Riska Herlin Andrianti (190910301075)
Universitas Jember
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan YME, yang maha besar. Atas berkat rahmat dan
hidayahnya kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan lancar dan tepat waktu.
Meskipun demikian kami sadar bahwa masih banyak kekurangan dan ketidaksempurnaan
didalam makalah ini, apabila pembaca selaku guru pembimbing psikologi ibu Senny wayara dienda
putri, mendapatkan kesalahan maupun kekurangan topik pembahsan kami mohon saran dan
kritikannya untuk membantu pembenahan penulisan kami berikutnya.
Semoga dengan adanya makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kami serta bagi seluruh
pembaca, sehingga memberikan dampak postif dalam menambah wawasan.
Kelompok 8
DAFTAR ISI
Kata pengantar........................................................................................................................
Daftar isi.................................................................................................................................
BAB 1 Pendahuluan...............................................................................................................
BAB 2 Pembahasan................................................................................................................
BAB 3 Penutup
1.1 Kesimpulan.........................................................................................................
1.2 Saran ..................................................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN
Kecerdasan sering kita dengar di lingkungan dimanapun kita berada. Kecerdasan sering
dikaitkan dengan kepintaran atau kemampuan seseorang dalam menghadapi suatu
permasalahan. Kecerdasan di anggap sebagai suatu hal yang sangat penting di segala aspek
kehidupan. Seakan-akan kecerdasan merupakan hal penentu sebuah kesuksesan, mencapai
suatu hal yang di inginkan, dan suatu keberhasilan dalam semua bidang kehidupan.
Jadi apa sih kecerdasan itu sendiri? Dalam mengartikan kecerdasan, para ahli mempunyai
pengertian yang beragam. Kecerdasan atau intelegensi dapat dipandang sebagai kemampuan
memahami dunia, berpikir rasional, dan menggunakan sumber-sumber secara efektif pada saat
dihadapkan dengan tantangan.
Ada juga yang berpendapat bahwa pengertian kecerdasan adalah kemampuan general manusia
untuk melakukan tindakan-tindakan yang mempunyai tujuan dan berpikir dengan cara rasional. Selain
itu, kecerdasan dapat juga diartikan sebagai kemampuan pribadi untuk memahami,
melakukan inovasi, dan memberikan solusi terhadap dalam berbagai situasi.
PEMBAHASAN
Pengertian Intelegensi
a. S.C. Utami Munandar
Secara umum, ineteligensi dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Kemampuan untuk berfikir abstrak
2. Kemampuan untuk menangkap hubungan-hubungan dan untuk belajar
3. Kemampuan untuk menyesuaikan diri terhadap situasi-situasi baru
b. Alfred Binet
Alfred Binet dikenal sebagai pelopor dalam menyusun tes intelegensi, mengemukakan
pendapatnya mengenai intelegensi (Effendi dan Praja, 1993). Intelegensi mempunyai tiga
aspek kemampuan, yaitu :
2. Direction, kemampuan untuk memusatkan pada suatu masalah yang harus dipecahkan
3. Adaptation, kemampuan untuk mengadakan adaptasi terhadap masalah yang dihadapinya
atau fleksibel dalam menghadapi masalh
4. Criticism, kemampuan untuk mengadakan kritik, baik terhadap masalah yang dihadapi
maupun terhadap dirinya sendiri.
c. George D. Stodard
Stodard mengartikan intelegensi sebagai kecakapan dalam menyatakan tingkah laku, yang
memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Mempunyai tingkat kesadaran
2. Kompleks
3. Abstrak
4. Ekonomis
5. Memiliki nilai-nilai sosial
6. Memiliki daya adaptasi dengan tujuan
7. Menunjukkan kemurnian (original)
d. William Stem
Stem mengemukakan bahwa intelegensi merupakan kapasitas atau kecakapan umum pada
individu secara sadar untuk menyesuaikan pikirannya pada situasi yang di hadapinya.
Beberapa psikolog beranggapan bahwa terdapat dua jenis perbedaan intelegensi: fluid
intelligence dan crystallized intellegence. Fluid intelligence memiliki kemampuan menggambarkan
informasi dan memprosesnya, memberikan alasan dan mengingatnya. Fluid intelligence meliputi
kemampuan memberi alasan yang abstrak. Kita menggunakan fluid intelligence ketika kita mencoba
memecahkan puzzle dengan cepat.
1. Kecerdasan musikal
Kecerdasan berhubungan dengan tugas-tugas musikal.
Contoh kasus :
Ketika ia berumur 3 tahun, Yehudi Menuhin diseludupkan ke orkestra san fransisco oleh orang
tuanya. Saat ia berusia 10 tahun, Menuhin adalah seorang bintang pertunjukan internasional
4. Kecerdasan linguistik
Keterampilan yang berhubungan produksi dan penggunaan bahasa
Contoh kasus :
Saat berusia 10 tahun, T.S. Elliot menciptakan sebuah majalah yang dinamakan Fireside, dimana
ia adalah satu-satunya kontributor.
5. Kecerdasan spasial
Keterampilan dengan konfigurasi spasial, seperti yang digunakan oleh seniman dan arsitek
Contoh kasus :
Penduduk asli di negara Trukese menavigasi lautan tanpa peralatan. Selama perjalanan yang
sesungguhnya, navigator harus menggambarkan secara mental, pulau yang referensinya saat
lewat di bawah bintang tertentu dan dari sanalah ia memperhitungkan sejumlah daerah yang telah
dilewati, prporsi sisa perjalanan, dan koreksi lainnya yang ada di depan.
6. Kecerdasan interpesonal
Keterampilan dalam berinteraksi dengan orang lain, seperti sensitivitas terhadap suasana hati,
temperamen, motivasi, dan perhatian terhadap orang lain.
Contoh kasus :
Ketika Anne Sullivan mulai mengarjakan Hallen Keller yang buta dan tuli, pekerjaan yang
dilakukannya adalah salah satu hal yang dihindari oleh orang lain selama bertahun-tahun. Akan
tetapi, setelah dua minggu setelah mulai memberikan pengajaran kepada Hellen Keller, Sullivian
mencapai keberhasilan yang luar biasa.
7. Kecerdasan intrapersonal
Pengatahuan mengenai aspek internal dari dirinya; akses terhadap emosi dan perasaan individu.
Contoh kasus :
Dalam essainya “A Sketch of the Past” Virginia Woolf menampilkan insight yang mendalam
mengenai kehidupan dalam pribadinya melalui tulisannya, menggambarkan reaksinya pada
beberapa memori yang spesifik dari masa kanak-kanaknya yang masih saja membuatnya terkejut
meskipundi masa dewasanya: “Meskipun saya masih merasa ganjil saat mengalami keterkejutan
ini, saat ini hal tersebut bisa diterima, setelah kejutan pertama, saya selalu merasa kewarasan
terutama adalah hal yang berharga, sehingga saya mengira bahwa kapasitas saya dalam menerima
keterkejutan adalah yang membuat saya menjadi penulis.
8. Kecerdasaan naturalis
Kemampuan dalam mengenali dan mengelompokkan pola dalam alam.
Contoh kasus :
Selama masa prasejarah, pemburu/ pengumpul adakan mengandalkan pada kecerdasan naturalis
untuk mengenali flora dan fauna yang dapat dimakan. Individu yang mahir dalam membedakan
nuansa antara sejumlah besar objek yang memiliki kesamaan mungkin menggambarkan
kemampuan dalam kecerdasan naturslis.
Teori (g –faktor)
Para psikolog yang baru menganggap bahwa inteligensi hanya ada satu faktor umum untuk
kemampuan mental yang biasa mereka sebut sebagai g atau faktor g. Secara asumsi umumnya adalah
kemampuan intelektual yang secara global dipengaruhi oleh faktor g. Faktor gagasan inteligensi
umum ini mendasari setiap aspek inteligensi dan itu adalah faktor g yang diukur pada setiap tes
inteligensi.
Teori triarki
Salah satu teori kognitif yang terkenal adalah teori triarki inteligensi yang di perkenalkan oleh
Robbert Sternberg (1988) (triarki berarti tiga bagian). Sternberg (2004) mendefinisikan inteligensi
sebagai “kemampuan dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk mencapai keberhasilan dalam hidup,
berdasarkan definisi keberhasilan yang dimilikiseseorang dalam kaitannya dengan konteks sosio-
budaya pada lingkungan orang tersebut berada”.
Teori Triaki yang dipelopori oleh Robbert Sternberg ini yaitu teori yang berangkat dari
ketidakpuasan terhadapan pandangan teori-teori kecerdasan sebelumnya seperti pandangan dari teori
psikometris dan kognitif semata. Teori ini lebih menekankan pada kesatuan dari berbagai aspek
inteligensi sehingga teorinya lebih berorientasi pada proses. Sternberg menganggap kecerdasan adalah
sesuatu yang bersangkutan dengan pengolahan informasi. Sternberg mempelajari bagaimana
informasi mengalir ke dalam diri seseorang dan bagaimana informasi ini berubah sesuai kebutuhan
lingkungan. Analisis yang dilakukan akhirnya muncul sebagai model kecerdasan bercabang tiga
(triarchic). Aspek-aspek yang dinyatakannya adalah kecerdasan analitik (componential intelligence),
kecerdasan pengalaman (experiential intelligence) dan kecerdasan praktis (contextual intelligence).
Kelebihan pemahaman inteligensi yang berbasis pada teori ini adalah sebagai berikut:
1. Skor tes inteligensi hanya merupakan indikator 1 aspek dari keterampilan intelektual
seseorang.
2. Hanya sesuai untuk pelajar-pelajar yang cerdas (gifted students) karena hanya mengukur
aspek-aspek yang kemampuan memori dan analisa, sedangkan anak dengan kelebihan pada
keterampilan yang lain perlu diberi kesempatan menunjukkan kemampuannya tersebut.
Menurut Sternberg intelegensi terdiri atas tiga aspek yakni inteligensi komponensial,
inteligensi kreatif, dan inteligensi praktis.
1. Inteligensi komponensial
merujuk pada strategi pemrosesan-informasi yang kita miliki saat kita menggunakan
inteligensi kita untuk memikirkan suatu permasalahan. “komponen-komponen” mental ini meliputi :
mengenali dan mendefinisikan masalah, memilih strategi pemecahan masalah, menguasai dan
mengaplikasikan strategi, serta mengevaluasi hasil.
Beberapa penggunaan komponen inteligensi tidak saja mensyaratkan kemampuan analitis,
namun juga kemampuan metakognisi, yakni pengetahuan atau kesadaran terhadap proses kognitif
yang kita miliki serta kemampuan untuk memonitorndan mengontrol proses kognitif tersebut.
Kemampuan metakognitif membantu kita untuk belajar. Siswa yang memiliki kemampuan
metakognitif yang lemah gagal menyadari keberadaan kalimat yang sulit pada diktat, dan mereka
tidak selalu menyadari bahwa mereka belum mengerti makna dari suatu bacaan.
Hal ini mengakibatkan siswa menghabiskan waktu terlalu sedikit pada materi yang sulit, dan
menghabiskan waktu terlalu banyak pada materi yang telah mereka pahami. Sebaliknya, jika siswa
Memiliki kemampuan metakognitif yang baik akan mengevaluasi pemahaman mereka dengan
membaca ulang bacaa yang telah diselesaikan, menelusuri ulang apabila diperlukan dan
mempertanyakan apabila ada hal-hal yang belum mereka pahami, akibatnya mereka belajar dengan
lebih baik.
Tes Inteligensi
Baimana kita dapat mengetahui kecerdasan atau inteligensi? Dapatkah inteligensi itu diakui?
Bagaimana kita dapat menentukan cerdas tidaknya seseorang? Salah satu cara adalah dengan
menggunakan tes yang disebut tes inteligensi.
Tes inteligensi adalah tes yang bertujuan mengukur inteligensi, dan inteligensi adalah apa yang
diukur oleh tes inteligensi. Kita dapat memutuskan lingkaran yang membingungkan ini dengan
meninjau perkembangan tes inteligensi (atau tes IQ) untuk melihat apa yang dimaksudkan ahli
psikologi dengan perilaku cerdas.
Beberapa ciri dari tiap-tiap tingkat inteligensi tersebut, dapat di jelaskan sebagai
berikut(Mahmud,1990; Effendi dan praja, 19993).
3.1 Kesimpulan
Inteligensi adalah sebuah kapasitas untuk memahami dunia, berfikir rasional, dan
menggunakan akal dalam menghadapi tantangan.
Teori triarki memiliki pengaruh terhadap perilaku suatu individu (inteligensi kompensional)
Seseorang yang memiki kelemahan atau kekurangan dalam dirinya ia akan berusaha untuk
menggali lebih dalam dan memperbaiki dengan terus belajar.
3.2 Saran
Kami tahu bahwa semua memiliki kukurangan dan kelebihan, juga pada ilmu
tentunya memiliki kekurangan dan kelebihan, antara ilmu satu dan lainnya akan berkaitan
dan saling menyempurnakan. Menambah suatu wawasan menjadi kacamata dunia yang
sangat tak terbatas dan luas. Dengan adanya berbagai macam referensi akan memperkuat dan
memvalidasikan kajian yang kami kupas.
Daftar Pustaka