Anda di halaman 1dari 9

KECERDASAN JAMAK PADA MANUSIA

(Kajian Teoritis tentang Kecerdasan Jamak yang Dimiliki Manusia)

Oleh:

1. Idqysha Misfalah

2. Amanda Salsabilah

3. Cinta Anggraini

4. Rahmanda Kalizha

5. Farel Liandra NST

6. Dimas Syahputra

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas segala rahmat-Nya
makalah in dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa penulis juga mengucapkan terima kasih atas
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangsih baik dalam bentuk
materi maupun pikiran. Harapan penulis, semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca agar di lain kesempatan dapat memperbaiki makalah ini agar menjadi
lebih baik lagi. Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman penulis, penulis yakin masih
banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari pembaca untuk perbaikan makalah ini.

Jakarta, November 2023

2
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang……………………………………………………………………………………….

1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………………………………

1.3 Tujuan Penulisan……………………………………………………………………………………..

1.4 Manfaat Penulisan……………………………………………………………………………………

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………………………..

2.1 Pengertian Kecerdasan……………………………………………………………………………….

2.2 jenis-jenis Kecerdasan………………………………………………………………………………..

2.3 Manfaat Penerapan Kecerdasan Jamak………………………………………………………………

BAB I PENUTUP

3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………………………………..

3.2 Saran…………………………………………………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………………….

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manusia diciptakan unik. Inilah yang sejak lama dalam ilmu pendidikan dikenal dengan konsep
perbedaan individual. Oleh karena itu, sistem klasikal sebenarnya tidak sesuai dengan konsep
perbedaan individual karena sistem klasikal menganggap semua siswa yang ada dalam suatu kelas
dipandang homogen. Kondisi in lebih diperparah lag dengan penggunaan metode ceramah dalam
proses belajar mengajar. Adanya metode ceramah, materi yang diajarkan sama, prasyarat kemampuan
yang dimiliki siswa dianggap sama, tugas-tugas yang diberikan Kepada siswa juga sama, dan media
dan alat peraga yang digunakan juga sama. Akhirnya, hasil akhir pengetahuan, sikap, dan
keterampilan atau yang disebut sebagai tujuan instruksional yang diharapkan juga sama, Bahkan tes
hasil belajar yang digunakan untuk mengukur kompetensi siswa juga sama. Itulah karakteristik sistem
klasikal dalam proses pembelajaran. Pelaksanaan sistem itulah yang kemudian memperoleh kritik dari
banyak pakar yang berpihak kepada sistem pendidikan individual, Salah satunya adalah Howard
Gardner, seorang profesor ilmu saraf (neurology), dari Universitas Harvard pada tahun 1984
(Suparlan, 2004:1 98). Kontribusi Gardner yang sangat besar dalam ilmu pendidikan dan ilmu
pengetahuan pada umumnya adalah teori tentang kecerdasan ganda, sebagaimana tertuang dalam
bukunya bertajuk Frame of Mind: The Theory of Multiple Intelligence yang menyebutkan tujuh tipe
kecerdasan manusia, yakni sebagai berikut.

1.Linguistic intelligence atau kecerdasan linguistik (bahasa).


2.Musical intelligence atau kecerdasan musikal.
3.Logical-mathematical intelligence atau kecerdasan.
4.Visual/spatial intelligence atau kecerdasan visual/spasial.
5.Body/kinesthetic intelligence atau kecerdasan.
6.Ragawi/kinestetik Intrapersonal intelligence atau kecerdasan.
7.intrapersonal

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian kecerdasan jarak?
2. Apa saja macam-macam kecerdasan jamak tersebut?
3. Bagaimana penerapan teori kecerdasan jamak dalam pendidikan?
4. Apa saja keunggulan dan kelemahan kecerdasan jamak?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Agar mengetahui pengertian kecerdasan.
2. Mengetahui Macam-macam kecerdasan.
3. Mengetahui penerapan multi kecerdasan dalam pembelajaran.

1.4 Manfaat Penulisan


1. Menambah pengetahuan dan wawasan pembaca tentang kecerdasan jamak yang dimiliki
manusia.
2. Menambah pengetahuan dan wawasan pembaca tentang kecerdasan musik manusia.
3. Mengetahui aplikasi kecerdasan jamak dalam bidang pendidikan.

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kecerdasan


Kecerdasan berasal dari kata cerdas yang berarti pintar dan cerdik, cepat tanggap dalam
menghadapi masalah dan cepat mengerti jika mendengar keterangan. Kecerdasan adalah
kesempurnaan perkembangan akal budi. Kecerdasan adalah kemampuan seseorang untuk
memecahkan masalah yang dihadapi, dalam hal ini adalah masalah yang menuntut
kemampuan pikiran. Kecerdasan atau yang biasa disebut dengan intelegensi berasal dari
bahasa Latin “intelligence” yang berarti menghubungkan atau menyatukan satu sama lain.
Bagi para ahli yang meneliti, istilah intelegensi memberikan bermacam-macam arti. Menurut
mereka, kecerdasan merupakan sebuah konsep yang bisa diamati tetapi menjadi hal yang
paling sulit untuk didefinisikan. Hal ini terjadi karena intelegensi tergantung pada konteks
atau lingkungannya. David Wechsler memberi pengertian kecerdasan sebagai suatu kapasitas
umum dari individu untuk bertindak, berpikir rasional dan berinteraksi dengan lingkungan
secara efektif (Syaiful Sagala, 2010: 82). Menurut Dusek (Casmini, 2007:14), kecerdasan
dapat didefinisikan melalui dua jalan yaitu secara kuantitatif dan kualitatif. Secara kuantitatif,
kecerdasan adalah proses belajar untuk memecahkan masalah yang dapat diukur dengan tes
intelegensi, sedangkan secara kualitatif kecerdasan merupakan suatu cara berpikir dalam
membentuk konstruk bagaimana menghubungkan dan mengelola informasi dari luar yang
disesuaikan dengan dirinya.

2.2 Jenis-Jenis Kecerdasan


Kecerdasan dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu kecerdasan intelektual, kecerdasan
emosional dan kecerdasan spiritual. Ketiga kecerdasan ini merupakan kecerdasan personal
yang melekat pada pribadi seseorang.

1. Kecerdasan Intelektual (Intelligence Quotient)

a. Definisi Kecerdasan Intelektual


Intelektual merupakan kecerdasan intelegensi yang diuji dari hasil tes kemampuan dalam
menyelesaikan suatu problem yang biasanya diaplikasikan dalam angka-angka dan sejenisnya
yang biasa dilakukan dalam dunia pendidikan dan hasil tes itu akan diberi nilai, maka nilai
itulah yang dijadikan ukuran kemampuan intelektual seseorang (Azwar, 2012). Kajian
tentang kecerdasan ini kemudian dikaitkan dengan kemampuan individu manusia dengan
aspek kognitifnya sehingga disebut dengan istilah kecerdasan intelektual.

b. Definisi Kecerdasan Emosi


Istilah kecerdasan emosional baru dikenal secara luas sekitar
pertengahan 90-an, istilah ini dipakai pertama kali oleh psikolog Petter Salovey dari Harvard
University dan John Mayer dari University of New Hampshire untuk menerangkan kualitas
emosional yang tampaknya penting bagi keberhasilan. Lebih lanjut Horward Gardner
mengungkapkan kecerdasan emosi terdiri dari dua kecakapan yaitu interpersonal intelligence

5
dan interpersonal intelligence. Interpersonal intelligence atau kecerdasan interpersonal adalah
kemampuan seseorang berkomunikasi dan memandang diri sendiri (self image), serta
kemampuan seseorang mengendalikan dirinya (self control). Orang yang cerdas dalam
interpersonal, mendapat julukan orang yang dewasa atau matang. Interpersonal intelligence
atau kecerdasan interpersonal adalah kemampuan seseorang untuk berkomunikasi dengan
orang lain, bersosialisasi, mengerti orang lain (empati) dan memberikan respon (simpati)
kepada orang lain.

c. Definisi kecerdasan spiritual


Kecerdasan spiritual terdiri dari dua kata, yaitu kecerdasan dan spiritual. Kecerdasan adalah
kesempurnaan perkembangan akal budi. Sedangkan secara etimologis, spiritual, spiritualitas
atau spiritualisme berasal dari kata spirit. Spiritual berasal dari kata spirit yang mengandung
arti semangat atau sikap yang mendasari tindakan manusia. Dalam istilah lain, spirit
merupakan sebagai ruh atau jiwa dalam bentuk energi yang hidup dan nyata namun tidak
mempunyai badan fisik seperti manusia. Jadi, kecerdasan spiritual adalah semangat atau
dorongan yang sangat kuat yang dimiliki jiwa atau rohani melalui tatanan moral yang
benar-benar luhur dan agung. Adapun kecerdasan spiritual dalam pandangan Islam adalah
kemampuan untuk memberi makna ibadah terhadap setiap perilaku dan kegiatan. Islam
memandang kecerdasan spiritual sebagai kecerdasan yang berkaitan dengan sifat istiqamah,
kerendahan hati, berusaha dan berserah diri, ketulusan, keseimbangan, integritas, dan
penyempurnaan itu semua dinamakan Akhlakul Karimah.

2.3 Manfaat Penerapan Kecerdasan Jamak


Menurut teori Multiple Intelligences (kecerdasan jamak) pemanfaatan kecerdasan
yang tepat dalam proses pembelajaran akan sangat meningkatkan kekuatan belajar.
Dengan kekuatan belajar tersebut maka hasil yang didapatkan akan lebih tampak.
Dengan pembelajaran yang disesuaikan dengan kecerdasan yang dimiliki oleh siswa
maka mereka akan lebih termotivasi untuk belajar sehingga aktivitas belajar berjalan,
siswa ikut terlibat aktif dalam proses di dalamnya dan hasil akhir yang diperoleh akan
tercapai dengan adanya peningkatan.Pembelajaran dengan kecerdasan jamak ini akan
mampu menjembatani proses pembelajaran yang membosankan menjadi suatu
pengalaman belajar yang menyenangkan dan siswa tidak hanya dijejali materi dan
teori-teori semata. Akan tetapi, dengan model kecerdasan jamak siswa dihadapkan
pada kenyataan bahwa materi dan teori-teori yang mereka terima memang dapat
mereka temui di dalam kehidupan keseharian mereka, sehingga memberikan kesayang
mendalam dalam kehidupan mereka. Ada beberapa keuntungan yang dapat diperoleh
bila menerapkan kecerdasan jamak di dalam pembelajaran yang dilaksanakan
(Susanto, 2005:74):
1. Guru dapat menggunakan kerangka kecerdasan jamak dalam melaksanakan
pembelajaran secara luas. Aktivitas yang bisa dilakukan seperti menggambar,
menciptakan lagu, mendengarkan musik, melihat suatu pertunjukan. Dapat menjadi
‘pintu masuk’ yang vital ke dalam pembelajaran. Bahkan siswa yang penampilannya

6
kurang baik pada saat proses belajar menggunakan pola tradisional (menekankan
bahasa dan logika), jika aktivitas ini dilakukan akan memunculkan semangat mereka
untuk belajar.
2. Dengan menggunakan kecerdasan jamak. Guru menyediakan kesempatan bagi
siswa untuk belajar sesuai dengan kebutuhan, minat, dan talentanya.
3. Peran serta orang tua dan masyarakat akan semakin meningkat di dalam
mendukung proses belajar mengajar. Hal ini bisa terjadi karena setiap aktivitas siswa
di dalam proses belajar akan melibatkan anggota masyarakat.
4. Siswa akan mampu menunjukkan dan berbagi tentang kelebihan yang dimilikinya.
Membangun kelebihan yang dimiliki akan memberikan suatu motivasi untuk
menjadikan siswa sebagai seorang ‘spesialis’.
5. Pada saat guru ‘mengajar untuk memahami’, siswa akan mendapatkan pengalaman
belajar yang positif dan meningkatkan kemampuan untuk mencari solusi dalam
memecahkan persoalan yang dihadapinya. Pemanfaatan kecerdasan yang tepat dalam
proses pembelajaran akan sangat meningkatkan kekuatan belajar. Dengan kekuatan
belajar tersebut maka hasil yang didapatkan akan lebih tampak. Dengan pembelajaran
yang disesuaikan dengan kecerdasan yang dimiliki oleh siswa maka mereka akan
lebih termotivasi untuk belajar sehingga aktivitas belajar berjalan, siswa ikut terlibat
aktif dalam proses di dalamnya dan hasil akhir yang diperoleh akan tercapai dengan
adanya peningkatan.

7
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Teori Multiple Intelligences tidak saja dapat diukur oleh kemampuan matematika, logika,
dan bahasa sebagaimana konsep kecerdasan klasik, melainkan setidaknya ada delapan
kecerdasan manusia yang dapat dikembangkan, Ke delapan jenis kecerdasan tersebut adalah
kecerdasan linguistik, kecerdasan matematis-logis, kecerdasan visual-spasial, kecerdasan
kinestetik, kecerdasan musik, kecerdasan interpersonal, kecerdasan intrapersonal dan
kecerdasan naturalis. Teori Multiple Intelligences pada perkembangannya tidak saja merubah
paradigma berfikir tentang kecerdasan tetapi juga menjelma menjadi metode pembelajaran
yang inovatif dan kreatif sehingga proses pembelajaran dapat menyenangkan dan tidak
monoton.

3.2 Saran
Penyusun menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat kesalahan dan jauh dan
kesempurnaan. Penyusun akan memperbaiki makalah ini dengan berpedoman pada banyak
sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Maka dari itu, penyusun mengharapkan kritik
dan saran mengenai penyajian makalah ini.

8
DAFTAR PUSTAKA
Armstrong, T. 2002. Sekolah Para juara: Menerapkan Multiple Intelligences di Dunia
Pendidikan, Bandung: Kaifa.
Budiningsih, C. Asri. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Campbell, L, et al. 1996. Teaching and Learning through Multiple intelligences,
Massachusetts: Allyn and Bacon.
Dalton, J. 1990. Creative Thinking and Cooperative Talk in Small Group, Australia: Thomas
Nelson.
Dryden,G.S. 1999. Revolusi Cara Belajar: Keajaiban Pikiran. Bandung: Kaifa,
Fadli. 2010. Teori Kecerdasan Ganda.
Dalam http://fadlibae.wordpress.com/2010/03/24/teori-kecerdasan-ganda, diakses pada 1
November 2019.
Meier, Dave. 2000. The Accelerated Learning Handbook: A Creative Guide to Designing and
Delivering Faster, More Effective Training Programs. Massachusetts: Allyn and Bacon.

Anda mungkin juga menyukai