Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada dasarnya intelegensi bermuara pada psikologis yang terkait dengan status sosial
manusia, faktor lingkungan dan pendidikan tentunya mempunyai pengaruh signifikan terkait
perkembangan intelegensi manusia itu, oleh sebab menganalisis intelegensi dari berbagai
sudut ilmu pengetahuan merupakan dasar untuk mengetahui apa sebenarnya hakikat
intelegensi bagi manusia dan terhadap pendidikan. Makalah ini membahas tentang
Intelegensi secara rinci yang dimulai dari Pengertian Intelegensi, Faktor – faktor yang
mempengaruhi intelegensi, Ciri- ciri Perbuatan Inteligensi, Pengukuran Tes Intelegensi dan
Manfaatnya dan Inteligensi dan Kaitannya dengan Pendidikan. Sering kali kita bingung
memilih buku referensi untuk kita baca dan pahami. Terkadang kita memilih satu
buku,namun kurang memuaskan hati kita. Misalnya dari segi analisis bahasa, pembahasan
tentang menulis sebagai suatu keterampilan berbahasa . Oleh karena itu, penulis membuat
Critical Book Report ini untuk mempengaruhi pembaca dalam memilih buku referensi.,
terkhusus terhadap pokok bahasan tentang Psikologi Pendidikan.
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui isi buku dengan cara membuat ringkasannya.
2. Untuk mengetahui keunggulan dan kelemahan buku yang di kritik.
3. Untuk membahas lebih dalam tentang intelegensi pada psikologi pendidikan.
1.3 Manfaat CBR
1. Agar menambah wawasan melalui isi buku yang diringkas.
2. Agar mengetahui keunggulan dan kelemahan buku yang di kritik.

1
1.4 Identitas Buku
 Identitas Buku Utama

Judul : PSIKOLOGI PENDIDIKAN

Penulis : Prof.Dr. Sri Milfayetty, S.Psi.,MS.Kons

Dr. Anita Yus., M.Pd

Dra. Nuraini, S.Psi., MS

Dra. Rahmulyani, M.Pd., Kons

Drs. Edidon Hutasuhut, M.Pd

Penerbit : PPs UNIMED


Tahun Terbit : 2010
Jumlah Halaman: 204
ISBN : 978-602-8207-18-8

 Identitas Buku Pembanding


Judul buku : The Theory of Multiple Intelligences
Penulis : Katie Davis, dkk
Penerbit : Harvard University
Tahun Terbit : 2010

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. RINGKASAN BUKU

BUKU UTAMA

BAB 4: INTELEGENSI

Alfret binet pada tahun 1857-1911 bersama Theodore Simon mendefenisikan


intelegensi sebagai kemampuan untuk mengarahkan pikiran atau mengarahkan tindakan,
kemampuan untuk mengubah arah tindakan bila tindakan tersebut telah dilaksanakan dan
kemampuan untuk mengkritik diri sendiri atau melakukan autoritism. Pada tahun 1916 Lewis
Madison mendefinisikan intelegensi sebagai kemampuan seseorang untuk berpikir abstrak.
Tahun 1941, George D stoddard menyebuttkan intelegensi sebagai bentuk kemampuan untuk
memahami masalah-masalah yang bercirikan: 1)mengandung kesukaran, 2) Kompleks yaitu
mengandung bermacam jenis tugas yang harus diatasi dengan baik dalam arti bahw individu
yang intelegen mampu menyerap kemampuan baru dan memadukannya dengan kemampuan
yang sudah dimiliki untuk kemudian digunakan untuk menghadapi masalah, 3) abstrak, yaitu
megandung simbol-simbol yang memerlukan analisis interpretasi, 4) ekonomis, yaitu dapat
diselesaikan dengan menggunakan proses mental yang efisien dari segi penggunaan waktu, 5)
diarahkan pada satu tujuan, yaitu bukan dilakukan melainkan mengikuti suatu arah atau target
yang jelas, 6) mempunyai nilai sosial, 7)berasal dari sumbernya.

Dari berbagai definisi tentang intelegensi dapat diambil suatu pemahaman yang sama
bahwa intelegensi adalah kemampuan menunjukkan fikiran dengan jernih, pengetahuan
mengenai masalah yang dihadapi, kemampuan mengambil keputusan dengan tepat,
kemampuan menyelesaikan masalah secara optimal.
Tinggi lemahnya tingkat intelegensi dinyatakan dengan menterjemahkan hasil tes
intelegensi kedalam angka yang dapat menjadi petunjuk mengenai kedududkan tingkat
kecerdasan seorang dibandingkan secara relatif terhadap suatu norma. Angka normatif suatu
tes intelegensi dinyatakan dalam bentuk rasio dan dinamai dengan intelegence quotient (IQ).
Pengklasifikasian IQ dapat digolongkan menjadi golongan normal, tidak normal, dan
eksepsional (luar biasa). Normalitas dapat dipandang dari segi statistika dan ditentukan oleh

3
bata-batas penyimpangan hasil tes intelegensi individu dari suatu norma. Eksepsional dalam
intelegensi dapat dikelompokkan atas 2 yaitu kemampuan superior atau istimewa(gifted
talented) dan lemah atau mental terhambat.
Karakteristik inidvidu yang digolongkan gifted secara akademis:
1. Kemampuan untuk belajar tinggi.
2. Kekuatan dan kepekaan fikiran.
3. Keingintahuan dan dorongan.

Karakteristik individu yang tergolong retardasi:


1. Borderline (IQ 68-83)
2. Retardasi mental ringan
3. Retardasi mental menengah (IQ 36-51)
4. Retardasi mental berat
5. Retardasi mental parah ( Iqdibawah 20)

Pemahaman tentang penggolongan IQ ini akan membantu guru dalam menrapkannya dalam
pendidikan. Anak-anak yang berada pada IQ superior maupun reterdasi mental, sama-sama
menimbulkan masalah sehingga perlu memberikan pedidikan secara khusu pada mereka.
Tidak bijaksana menempatkan yang slow learner satu kelas dengan yang gifted,
karena dapat dibayangkan betapa sukarnya yang low learner mengejar pelajaran sedangkan
yang gifted merasa bosan dengan pelajaran yang dianggap terlalu mudah, akibatnya akan
dapat terjadi reaksi kompensasif berupa perilaku kenakalan dikelas untuk menunjukkan
kehebatannya kepada teman-temannya. Demikian juga dengan gifted akan dapat timbul
perilaku deliquen mulai dari kesukaran dalam menunjukkan perilaku baik, neurotik, dan
gejala agresif.
Tes intelegensi digunakan dalam pendidikan untuk mendapatkan gambaran secara
garis besar tentang gambaran perkembangan kemampuan intelektual. Dengan data ini guru
dapat mengidentifikasi konseli yang mungkin akan mengalami hambatan dalam belajar dan
konseli yang secara potensial berkemampuan tinggi , sehingga dapat diambil langkah-
langkah selanjutnya.
Skala yang digunakan untuk tes intelegence adalah interval, berbeda degan pengukuran tinggi
badan yag menggunakan skala ratio, sehingga tidak diketahui titik nol mutlaknya. Pada
pengetesan intelegens individu dikeompokkan atau dikenakan rangking atas dasar nilai yang
diperolehnya dari pergeseran tersebut. Sehingga nilai yang diperoleh hanya menunjukkan
kedudukan relatif terhadap individu lainnya atau terhadap kelompok pembanding, tetapi

4
besaran IQ yang sebenarnya bantuan IQ yang sebenarnya tidak diketahui. Satuan nilai IQ
juga tidak sama, artinya perbedaan nilai 100-120 tidak sama dengan nilai antara 50 dan 70.
Nilai 100 hanya dibuat atas pertimbangan praktis dan diambil dari nilai rata-rata sampel
individu yang seusianya. Kondisi lain yang perlu diperhatikan dalam menggunakan hasil tes
intelegensi adalah dalam menafsirkan nilai IQ yang kurang. Hal ini harus dilakukan dengan
hati-hati karena banyak faktor yang membuat hasil ini kurang, sehingga peluang hasil ini
salah sangat besar. Hal yang tidak baik ini bisa saja terjadi bukan karena IQ individu kurang
melainkan karena beberapa faktor seperti salah paham akan instruksi yang diberikan sehingga
soal yang dikerjakan menjadi salah. Faktor lainnya adalah kurang rasa percaya diri pada diri
sendiri sehingga nilai IQ nya tidak mencerminkan yang sessungguhnya, kurang termotivasi
dalam mengerjakan tes sehingga akibatnya nilai menjadi kurang. Kemungkinan lain adalah
individu tersebut adalah bukan slow learner. Slow learnner adalah seseorang yang memiliki
IQ antara 80-90 dan keadaan ini berlangsung tahun demi tahun sehingga terjadi hambatan
dalam belajar dan prestasinya sibawah rata-rata seusianya.
Howard Gardner merumuskan teori intelegensi ganda. Pertama adalah intelegensi
linguistik digunakan untuk membaca dan menulis. Kedua intelegensi matematik logis yaitu
digunakan untuk memecahkan masalah berbentuk logika simbolis dan abstrak. Ketiga,
intelegensi spasial yaitu intelegensi digunakan untuk mencari cara berpindah dari suatu
tempat ke tempat lain. Keempat, intelegensi musik berfungsi dalam menyusun lagu,
menyanyi, memainkan alat musik ataupun mendengarkan musik. Kelima, intelegensi
kelincahan tubuh yang diperlukan dalam aktivitas atletik, meanri, berjalan, dan megendalikan
tubuh. Keenam, intelegensi interpersonal yaitu digunakan dalam berkomunikasi, saling
memahami dan berinteraksi dengan orang lain. Intelegensi interpersonal adalah intelegensi
yang sangat dibutuhkan dalam memahami diri-sendiri, merupakan kepekaan seseorang akan
suasana hati dan kecakapannya sendiri.

BUKU PEMBANDING

Teori multiple intelligences, dikembangkan oleh psikolog Howard Gardner di akhir 1970-
an dan awal 1980-an, berpendapat bahwa individu memiliki delapan atau lebih yang relatif
otonom kecerdasan. Individu memanfaatkan kecerdasan ini, secara individu dan korporat,
untuk menciptakannya produk dan memecahkan masalah yang relevan dengan masyarakat
tempat mereka tinggal (Gardner, 1983,1993, 1999, 2006b, 2006c).

5
Delapan kecerdasan yang diidentifikasi mencakup kecerdasan linguistik, kecerdasan
logika-matematis, kecerdasan spasial, kecerdasan musikal, kinestetik tubuh kecerdasan,
kecerdasan naturalistik, kecerdasan interpersonal, dan kecerdasan intrapersonal (Gardner,
1999). Menurut analisis Gardner, hanya dua kecerdasan-linguistik dan matematika logis -
telah dinilai dan diuji di sekolah sekuler modern; ini berguna untuk Pikirkan kombinasi
bahasa-logika itu sebagai "akademis" atau "kecerdasan ilmiah". Dimemahami kecerdasan
sebagai sesuatu yang bersifat multiple dan bukan kesatuan, teori multiple kecerdasan, atau
(selanjutnya) teori MI, mewakili kepergian dari konsepsi tradisional kecerdasan yang pertama
kali dirumuskan pada awal abad ke-20, diukur hari ini dengan tes IQ, dan dipelajari dengan
sangat rinci oleh Piaget (1950, 1952) dan psikolog kognitif lainnya. Harus ditunjukkan bahwa
konseptualisasi Gardner terhadap banyak kecerdasan tidak milik secara eksklusif untuk
Gardner; ilmuwan dan praktisi lainnya telah membuat banyak aplikasi dari prinsip utama,
terkadang dengan sedikit memperhatikan klaim Gardner sendiri. Dalam bab ini, Namun, kami
berfokus terutama pada teori dan praktik MI, seperti yang diajukan Gardner.Konsepsi
kecerdasan Gardner (1983, 1999) saat pluralistik tumbuh darinya pengamatan bahwa individu
yang menunjukkan bakat substansial dalam domain beragam seperti catur, musik, atletik,
politik, dan kewirausahaan memiliki kemampuan dalam domain-domain yang seharusnya
dipertanggungjawabkan dalam mengkonseptualisasikan kecerdasan. Dengan demikian, dalam
mengembangkan teori MI dan nya Karakterisasi kecerdasan yang lebih luas, Gardner tidak
fokus pada penciptaan dan interpretasi instrumen psikometri Sebaliknya, ia meneliti temuan
penelitian dari biologi evolusioner, ilmu saraf, antropologi, psikometrik dan studi psikologis
tentang keajaiban dan kecerdasan. Gardner menetapkan beberapa kriteria. Kriteria untuk
Identifikasi Kecerdasan Kriteria untuk Identifikasi Kecerdasan Harus dilihat dalam isolasi
relatif pada keajaiban, penderita autis, korban stroke atau populasi luar biasa lainnya. Dengan
kata lain, individu tertentu seharusnya menunjukkan tingkat tinggi atau rendah dari kapasitas
tertentu yang berbeda kapasitas lainnya Harus memiliki representasi syaraf yang berbeda -
yaitu struktur syarafnya dan Fungsi harus dapat dibedakan dari kemampuan manusia utama
lainnya Harus memiliki lintasan perkembangan yang berbeda. Artinya, berbeda
kecerdasannya harus berkembang pada tingkat yang berbeda dan di sepanjang jalur yang
berbeda, harus ada dasar dalam biologi evolusioner dengan kata lain, kecerdasan harus
memiliki instantiasi sebelumnya pada primata atau spesies lain dan putatif nilai kelangsungan
hidup Harus rentan ditangkap dalam sistem simbol, dari jenis yang digunakan secara formal
atau pendidikan informal Harus didukung bukti dari tes kecerdasan psikometri (Gardner
1983; Kornhaber, Fierros, & Veneema, 2004).

6
Dengan mengacu pada kriteria ini, Gardner pada awalnya mengidentifikasi tujuh
kecerdasan. Namun, dipertengahan 1990-an, Gardner menyimpulkan bahwa kecerdasan
kedelapan, kecerdasan naturalistik, bertemu dengan kriteria untuk identifikasi sebagai
intelijen juga. Kecerdasan naturalistik memungkinkan individu untuk mengidentifikasi dan
membedakan antara produk alam seperti hewan, tanaman, jenis batuan, dan pola cuaca
(Gardner, 1999). Ahli meteorologi, ahli botani, dan Ahli zoologi adalah semua profesi di
mana orang cenderung menemukan individu yang menunjukkan tinggi tingkat kecerdasan
naturalistik. Di dunia di mana keterampilan khusus ini kurang penting kelangsungan hidup
daripada sebelumnya, kapasitas naturalistik dibawa untuk diproduksi pembedaan
konsekuensial sehubungan dengan benda buatan manusia yang ditampilkan dalam
masyarakat konsumen.

1. Linguistik Kemampuan untuk menganalisa informasi dan menciptakan produk yang


melibatkan oral dan bahasa tertulis seperti pidato, buku, dan memo.
2. Matematika logika Kemampuan untuk mengembangkan persamaan dan pembuktian,
membuat perhitungan, dan memecahkannya masalah abstrak.
3. Spasial Kemampuan mengenali dan memanipulasi berskala besar dan halus gambar
spasial
4. Kemapuan bermusik untuk menghasilkan, mengingat, dan membuat makna dari pola
yang berbeda suara.
5. Naturalist Kemampuan untuk mengidentifikasi dan membedakan antara berbagai jenis
tanaman,binatang, dan formasi cuaca yang ditemukan di alam.
6. Body Kinesthetic Kemampuan untuk menggunakan tubuh sendiri untuk menciptakan
produk atau memecahkan masalah.
7. Interpersonal Kemampuan untuk mengenali dan memahami suasana hati orang lain,
keinginan, motivasi, dan niat.
8. Intrapersonal Kemampuan untuk mengenali dan memahami suasana hatinya sendiri,
keinginan, motivasi, dan niat.
Uraian di atas tentang delapan kecerdasan yang terdiri dari teori MI bergantung pada domain
atau disiplin di mana orang biasanya menemukan individu yang menunjukkan tingkat tinggi
setiap kecerdasan Ini karena kita belum memiliki teknik psikometrik atau neuro-imaging
yang menilai secara langsung kapasitas individu untuk kecerdasan tertentu. Misalnya, tidak
ada tes telah dirancang untuk menilai secara langsung apakah seorang individu memiliki
profil kecerdasan yang tinggi kecerdasan spasial; Namun, orang mungkin bisa menyimpulkan

7
bahwa seseorang yang mendemonstrasikannya Kinerja yang sangat baik dalam domain
arsitektur atau patung atau geometri memiliki tinggi kecerdasan spasial. Demikian juga,
keunggulan dalam domain balet atau operasi ortopedi menyarankan kepemilikan kecerdasan
kinestetik tinggi tubuh. Ada kemungkinan di masa depan lebih langsung metode pengukuran
kecerdasan dapat dirancang - misalnya melalui bukti tentang struktur saraf atau bahkan
melalui penanda genetik.
B. Kelebihan dan Kekurangan Buku
1. Kelebihan
 Buku utama
a. Buku utama berusaha mengajak pembaca untuk memahami lebih dalam memahami
bagaimana intelgensi (kecerdasan) diterapkan dalam karakteristik belajar
b. Dalam buku disajikan gambar yang dapat membuat siswa semakin mengerti bagaimana
IQ dalam otak manusia.
c. Buku tersebut memuat materi-materi yang berhubungan dengan intelegensi dengan
berbagai sub materi yang mengacu pada IQ dan macam-macam IQ menurut pendapat
beberapa ahli
d. Memberikan penjelasan materi yang cukup mencakup ke seluruh bagian intelegensi
sehingga pembaca dapat memperoleh lebih banyak informasi dari dalam buku.
e. Tampilan cover buku cukup menarik sehingga pembaca merasa tertarik untuk membaca
buku tersebut.
f. Sub materi dalam buku disusun secara struktural dan sistematis dengan bahasa yang baku
dan memuat berbagai kata-kata khusus sesuai dengan EYD.
g. Dalam isi buku, terdapat pendapat banyak ahli yang dapat mendukung pendapat penulis
dalam menulis isi buku sehingga originalitas pendapat penulis dapat dibuktikan karena
pendapat para ahli yang memdukung tersebut.
 Buku Pembanding
a. Buku tersebut disusun secara struktural berdasarkan sub materi yang terdapat dalam buku
yaitu tentang intelegensi.
b. Buku memuat materi yang cukup baik dan mencakup materi yang padat, singkat, dan
jelas.
c. Dalam isi buku, terdapat pendapat banyak ahli yang dapat mendukung pendapat penulis
dalam menulis isi buku originalitas pendapat penulis dapat dibuktikan karena pendapat
para ahli yang memdukung tersebut.

8
d. Koherensi (kepaduan makna) sesuai isi buku sudah dapat dinilai bagus karena ketika
pembaca membaca isi buku, pembaca dapat mengetahui makna kalimat yang satu dengan
kalimat yang lain apakah saling berhubungan atau tidak.
e. Kohesi (kepaduan bentuk) dalam buku pembanding lebih struktural dibandingkan dengan
buku utama karena pada buku pembanding sub materi per bab disusun lebih rapi.
f. Buku disajikan dalam bahasa inggris sehingga menambah bobot buku/kualitas buku.
2. Kekurangan
 Buku Utama
a. Buku terlalu tebal yang mengakibatkan pembaca cepat merasa bosan apabila membaca
buku tersebut sehingga minat pembaca kurang untuk menyelesaikan membaca sampai
pada halamaan akhir buku
b. Susunan kalimat pada buku tidak bagus dan tidak disusun secara rapi sehingga pembaca
kurang tertarik dengan buku tersebut.
c. Isi buku mencakup banyak materi tetapi sedikit bertele-tele sehingga buku terlihat tidak
memberikan inti dari materi yang disajikan.
d. Isi buku sekan-akan tidak memperlihatkan inti dari materi akibat terlalu banyaknya
penjelasan dari setiap materi yang menurut pembaca harus dikurangi (lebih baik poin-
poin materi dijelaskan seadanya saja).
 Buku Pembanding
a. Tampilan buku kurang menarik sehingga pembaca kurang merasa tertarik dengan buku
tersebut.
b. Buku terlalu tebal untuk membahas 1 pokok bahasan sehingga buku terlihat
membosankan.

9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

intelegensi adalah kemampuan menunjukkan fikiran dengan jernih, pengetahuan


mengenai masalah yang dihadapi, kemampuan mengambil keputusan dengan tepat,
kemampuan menyelesaikan masalah secara optimal. Intelegensi pada setiap orang berbeda-
beda. Tinggi lemahnya tingkat intelegensi dinyatakan dengan menterjemahkan hasil tes
intelegensi kedalam angka yang dapat menjadi petunjuk mengenai kedududkan tingkat
kecerdasan seorang dibandingkan secara relatif terhadap suatu norma. Angka normatif suatu
tes intelegensi dinyatakan dalam bentuk rasio dan dinamai dengan intelegence quotient (IQ).
3.2 Saran

Demikianlah makalah ini yang dapat saya kerjakan , besar harapan saya makalah ini
dapat bermanfaat bagi kita semua. Dan saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh kata
sempurna. Oleh karena itu segala saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan agar
makalah ini dapat menjadi lebih baik lagi.

10
DAFTAR PUSTAKA
Davis, Katie, Dkk.2010. The Theory of Multiple Intelligences. Amerika: Harvard University
Milfayetty, Sri, Dkk.2018.PSIKOLOGI PENDIDIKAN.Medan : UNIMED PRESS

11

Anda mungkin juga menyukai