Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

TES EMOSI

Makalah Ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Pemahaman Individu Teknik Tes

Dosen Pengampu : Ratna Widiastuti, M.A, Psi.

DISUSUN OLEH:
1. Fadli Ilham Nuddin (2013052064)

2. Marcella Leolita Jah'ro'i (2013052030)

3. Maria Susana (2013052056)

4. Putri Dhiyaa Bulan Tsaabitah (2013052046)

BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS KEGURUAN


DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
2021/2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, pen
ulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Kecerdasan Emosi" dengan te
pat waktu.
Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pemahaman Individu Tekni
k Tes. Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang kecerdasan emos
i bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ratna Widiatuti,M.A.,Psi selaku d
osen Mata Kuliah Pemahaman Individu Teknik Tes. Ucapan terima kasih juga disamp
aikan kepada semua pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran d
an kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Lampung, Oktober 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI
BAB I.............................................................................................................................1

A. Latar Belakang....................................................................................................1

B. Rumusan Masalah...............................................................................................1

C. Tujuan Pembelajaran...........................................................................................2

BAB II............................................................................................................................3

A. Kecerdasan Emosi..................................................................................................3

B. Perbedaan IQ dan EQ.............................................................................................6

C. Peranan dan Dampak Kecerdasan Emosi Terhadap Motivasi Belajar Siswa........8

D. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan Emosi.......................................9

E. Cara Meningkatkan Kecerdasan Emosi...............................................................10

F. Tes Kecerdasan Emosi.........................................................................................11

G. Link Test Kecerdasan Emosi...............................................................................15

BAB III........................................................................................................................16

D. Kesimpulan.......................................................................................................16

E. Saran..................................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................18

ii
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Orang sering beranggapan bahwa yang terpenting adalah kecerdasan otak saja sed
angkan kemampuan yang lain menjadi kurang penting. Akhir-akhir ini mitos ini disan
ggah dengan berbagai bukti bahwa yang menentukan sukses dalam hidup seseorang a
dalah kecerdasan emosinya. Kalau kecerdasan otak sangat bergantung pada faktor gen
etik dan sulit untuk diubah, tidak demikian dengan kecerdasan emosi yang dapat ditin
gkatkan untuk meraih sukses dalam kehidupan.
Kecerdasan emosi atau yang biasa dikenal dengan EQ (bahasa Inggris: emotional
quotient) adalah kemampuan seseorang untuk menerima, menilai, mengelola, serta me
ngontrol emosi dirinya dan orang lain di sekitarnya. Sedangkan Emosi berkaitan deng
an perubahan fisiologis dan berbagai pikiran. Jadi, emosi merupakan salah satu aspek
penting dalam kehidupan manusia, karena emosi dapat merupakan motivator perilaku
dalam arti meningkatkan, tapi juga dapat mengganggu perilaku intensional manusia
(Prawitasari,1995).
Memandang kecersadan emosi adalah kemampuan seseorang mengatur kehidupa
n emosinya dengan intelegensi; menjaga keselarasan emosi dan pengungkapannya me
lalui keterampilan kesadaran diri, pengendaluian diri, motivasi diri, empati, dan ketera
mpilan sosial.
Apabila dikaitkan dengan wilayah kecerdasan emosi, maka dapat dijelaskan bahw
a menurut Goleman , terdapat lima wilayah kecerdasan emosi, yaitu kemampuan men
genali diri, kemampuan mengenali emosi, kemampuan memotivasi diri, kemampuan
mengenali emosi orang lain, kemampuan membina hubungan.

Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah terbentuknya kecerdasan emosi ?
2. Apa itu kecerdasan emosi secara keseluruhan ?
3. Mengapa kecerdasan emosi penting ?
4. Apa saja aspek kecerdasan emosi ?
5. Bagaimana cara membedakan IQ dan EQ ?
6. Apa peranan dan dampak kecerdasan emosi dalam motivasi siswa ?

1
2

7. Apa saja faktor yang mempengaruhi kecerdasan emosi seseorang ?


8. Bagaimana cara meningkatkan kecerdasan emosi seseorang ?
9. Apa saja alat ukur psikologis untuk mengukur kecerdasan emosional ?
10. Dimana Tempat melakukan tes EQ online ?

Tujuan Pembelajaran
1. Megetahui sejarah dan definisi kecerdasan emosi
2. Menyadarkan betapa pentingnya EQ
3. Mengetahui aspek kecerdasan emosi
4. Mampu membedakan IQ dan EQ
5. Mengetahui peranan EQ dalam ranah pendidikan
6. Megetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan emosi seseorang
7. Mengetahui cara meningkatkan kecerdasan emosi seseorang
8. Mengetahui alat ukur psikologis untuk mengukur kecerdasan emosional
9. Mengetahui Tempat melakukan tes EQ online yang berkualitas.
BAB II
PEMBAHASAN

Kecerdasan Emosi
1.Sejarah Kecerdasan Emosi
Kecerdasan emosi pada awalnya dikeluarkan oleh Edward Thorndike tahun 1930
dari Columbia University. psikolog Edward Thorndike menggambarkan konsep "kece
rdasan sosial" sebagai kemampuan untuk bergaul dengan orang lain. Berselang bebera
pa tahun kemudian, sekitar tahun 1940-an, psikolog David Wechsler mengusulkan ba
hwa komponen kecerdasan efektif yang berbeda dapat memainkan peran penting dala
m seberapa sukses orang dalam kehidupan.
Pada tahun 1950-an muncul kebangkitan mazhab pemikiran yang dikenal sebagai
psikologi humanistik, dan pemikir seperti Abraham Maslow memusatkan perhatian ya
ng lebih besar pada cara-cara berbeda yang orang dapat membangun kekuatan emosio
nal. Konsep penting lain yang muncul dalam pengembangan kecerdasan emosional ad
alah gagasan multiple intelligences. Konsep ini diajukan pada pertengahan 1970-an ol
eh Howard Gardner, memperkenalkan gagasan bahwa kecerdasan lebih dari sekadar k
emampuan umum.
Baru pada tahun 1985 istilah "kecerdasan emosional" pertama kali digunakan dal
am disertasi doktoral oleh Wayne Payne. Pada tahun 1987, sebuah artikel yang diterbi
tkan di Mensa Magazine, Keith Beasley menggunakan istilah "emotional quotient." B
eberapa orang berpendapat bahwa ini adalah penggunaan frasa yang pertama kali diter
bitkan, meskipun Reuven Bar-On mengklaim telah menggunakan istilah ini dalam ver
si yang tidak dipublikasikan dari tesis pascasarjananya. 
Pada tahun 1990, psikolog Peter Salovey dan John Mayer menerbitkan artikel pen
ting mereka, "Kecerdasan Emosional," dalam jurnal Imagination, Cognition, and Pers
onality. Hingga kemudian di tahun 1995, Daniel Goleman, menulis sebuah buku yang
berjudul Emotional Intelligence: Why It Can Matter More Than IQ. Akhirnya, topik i
ni menarik minat publik dan menjadi penting di berbagai bidang. 

2.Definisi Kecerdasan Emosi


Istilah kecerdasan emosional muncul secara luas pada pertengahan tahun 1990-an.
Sebelumnya Gardner (Goleman, 2009:51-53) mengemukakan 8 kecerdasan pada man

3
4

usia (kecerdasan majemuk). Menurut Goleman (2009:50) menyatakan bahwa kecerda


san majemuk yang dikemukakan oleh Gardner adalah manisfestasi dari penolakan aka
n pandangan intelektual quotient (IQ). Salovey (Goleman, 2009:57), menempatkan ke
cerdasan pribadi dari Gardner sebagai definisi dasar dari kecerdasan emosional. Kecer
dasan yang dimaksud adalah kecerdasan antar pribadi dan kecerdasan intrapribadi. Ke
cerdasan emosi dapat menempatkan emosi individu pada porsi yang tepat, memilah ke
puasan dan mengatur suasana hati. Koordinasi suasana hati adalah inti dari hubungan
sosial yang baik.
Sedangkan Salovey dan Mayer mendefinisikan kecerdasan emosional atau yang
sering disebut EQ sebagai, “himpunan bagian dari kecerdasan sosial yang melibatkan
kemampuan memantau perasaan sosial yang melibatkan kemampuan pada orang lain,
memilah-milah semuanya dan menggunakan informasi ini untuk membimbing pikiran
dan tindakan.” Sedangkan Menurut Goleman, kecerdasan emosional adalah kemampu
an seseorang mengatur kehidupan emosinya dengan inteligensi (to manage our emoti
onal life with intelligence); menjaga keselarasan emosi dan pengungkapannya (the ap
propriateness of emotion and its expression) melalui keterampilan kesadaran diri, pen
gendalian diri, motivasi diri, empati dan keterampilan sosial.
Dapat disimpulkan bahwa EQ juga diartikan sebagai kemampuan mengenali dan
mengelolah perasaan sendiri dan orang lain serta menggunakan perasaan-perasaan itu
untuk memadukan antara pikiran dan tindakan yang akan di lakukan. Selain itu juga,
dapat dimaknai sebagai Kemampuan seseorang dalam mengendalkan emosi diri dan
memahami emosi orang lain. Pengendalian emosi penting bagi kita, karena dengan be
gitu kita mampu mengontrol emosi yg mempengaruhi pikiran dan perilaku kita dan ak
an meningkatkan keefektifan hubungan kita dan orang lain dan mampu jd pemimpin.
Terdapat 3 pendekatan untuk menjelaskan konsep kecerdasan emosional, yaitu:
• Ability model by Peter salovey dan John Meyer : bahwa kecerdasan emosional
adalah suatu keterampilan atau skills yang bisa dilatih
• Trait model By petrides : kecerdsan emosional bukanlah spt keterampilan yg bi
sa dibentuk tp lebih pada karakter seseorang
• Ability model & Trait model By Daniel golman : kecerdasan emosional adala
h gabungan anatara keterampilan dan karakter
Sehingga dapat disimpulkan bahwa komponen kecerdasan emosional bisa didapat
kan dari bawaan seseorang tetapi banyak juga komponen lain yang bisa dilatih.
5

3.Fungsi Kecerdasan Emosi


Kecerdasan Emos i(EQ) dinilai tidak kalah penting dari kecerdasan intelektual (IQ), S
ebuah penilitian bahkan mengungkapkan kecerdasan emosi dua kali lebih penting dari
kecerdasan intelegual dalam memberikan kontribusi terhadap kesusksesan seseorang.
Berikut beberapa fungsi kecerdasan emosional (EQ) bagi seorang indiviidu :
a) . Mengatasi masalah emosional dan sosial, seperti mengendalikan amarah, m
embina dan mempertahankan relasi, bertanggung jawab dan merealisasikan moti
vasi dalam berprestasi.
b) Kemampuan mengungkapkan perasaan, kesadaran serta pemahaman tentang
emosi dan kemampuan untuk mengatur dan mengendalikannya.
c) Kemampuan mental yang membantu untuk menggendalikan dan memahami
perasaan diri sendiri dan orang lain yang menuntun kepada kemampuan untuk me
ngatur perasaan tersebut.
d) Mampu merespon dan benegosiasi dengan orang lain secara emosional

4.Aspek Kecerdasan Emosi


Menurut Daniel Goleman (2000), aspek kecerdasan emosional terdiri dari lima, yaitu :
a.Pengenalan diri (Self Awareness)
Yaitu mengenali perasaan sebagaimana yang terjadi, mengetahui apa yang kita rasaka
n pada suatu saat, dan menggunakannya untuk memandu pengambilan keputusan diri
sendiri, memiliki tolak ukur yang realitas atas kemampuan diri dan kepercayaan diri y
ang kuat.
b. Mengelola emosi dan pengendalian diri (Self Regulation)
Yaitu mengelola perasaan secara tepat, mengenali emosi kita sedemikian sehingga ber
dampak positif pada pelaksanaan tugas, peka terhadap kata hati dan sanggup menunda
kenikmatan sebelum tercapainya suatu sasaran, mampu pulih kembali dari tekanan em
osi.
c. Memotivasi diri sendiri (Internal motivation)
Yaitu menggunakan hasrat kita yang paling dalam untuk menggerakkan dan menuntu
n kita menuju sasaran, membantu kita mengambil inisiatif dan bertindak snagat efektif,
dan untuk bertahan menghadapi kegagalan dan frustasi.
d. Mengenali emosi orang lain (Empathy)
6

Yaitu merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain, mampu memahami perspektif re
maja, menumbuhkan hubungan saling percaya dan menyelaraskan diri dengan bermac
am-macam orang.
e. Membina hubungan atau keterampilan sosial (Social skill )
Yaitu menangani emosi dengan baik ketika berhubungan dengan orang lain dan denga
n cermat membaca situasi dan jaringan sosial, berinteraksi dengan lancar, bermusyaw
arah dan meyelesaikan perselisihan, dan untuk bekerjasama dan Bekerja dalam Tim.

Perbedaan IQ dan EQ
1.Kecerdasan Intelektual atau Intelligence Quotient (IQ)
Orang sering kali menyamakan arti inteligensi dengan IQ, padahal kedua istilah i
ni mempunyai perbedaan arti yang sangat mendasar. Menurut David Wechsler, intelig
ensi adalah kemampuan untuk bertindak secara terarah, berpikir secara rasional, dan
menghadapi lingkungannya secara efektif. Secara garis besar dapat disimpulkan bahw
a inteligensi adalah suatu kemampuan mental yang melibatkan proses berpikir secara
rasional. Oleh karena itu, inteligensi tidak dapat diamati secara langsung, melainkan h
arus disimpulkan dari berbagai tindakan nyata yang merupakan manifestasi dari prose
s berpikir rasional itu. sedangkan IQ atau singkatan dari Intelligence Quotient, adalah
skor yang diperoleh dari sebuah alat tes kecerdasan.
Dengan demikian, IQ hanya memberikan sedikit indikasi mengenai taraf kecerdas
an seseorang dan tidak menggambarkan kecerdasan seseorang secara keseluruhan. Int
elligence Quotient atau yang biasa disebut dengan IQ merupakan istilah dari pengelo
mpokan kecerdasan manusia yang pertama kali diperkenalkan oleh Alferd Binet, ahli
psikologi dari Perancis pada awal abad ke-20. Kemudian Lewis Ternman dari Univers
itas Stanford berusaha membakukan test IQ yang dikembangkan oleh Binet dengan m
engembangkan norma populasi, sehingga selanjutnya test IQ tersebut dikenal sebagai
test Stanford-Binet. Pada masanya kecerdasan intelektual (IQ) merupakan kecerdasan
tunggal dari setiap individu yang pada dasarnya hanya bertautan dengan aspek kogniti
f dari setiap masing-masing individu tersebut.

2.Kecerdasan Emosional atau Emotional Quotient (EQ).


EQ adalah istilah baru yang dipopulerkan oleh Daniel Golleman. Berdasarkan has
il penelitian para neurolog dan psikolog, Goleman (1995) berkesimpulan bahwa setiap
7

manusia memiliki dua potensi pikiran, yaitu pikiran rasional dan pikiran emosional. Pi
kiran rasional digerakkan oleh kemampuan intelektual atau “Intelligence Quotient” (I
Q), sedangkan pikiran emosional digerakkan oleh emosi. Daniel Golemen, dalam buk
unya Emotional Intelligence (1994) menyatakan bahwa “kontribusi IQ bagi keberhasil
an seseorang hanya sekitar 20% dan sisanya yang 80% ditentukan oleh serumpun fakt
or-faktor yang disebut Kecerdasan Emosional. Dari nama teknis itu ada yang berpend
apat bahwa kalau IQ mengangkat fungsi pikiran, EQ mengangkat fungsi perasaan. Or
ang yang ber-EQ tinggi akan berupaya menciptakan keseimbangan dalam dirinya, bis
a mengusahakan kebahagian dari dalam dirinya sendiri dan bisa mengubah sesuatu ya
ng buruk menjadi sesuatu yang positif dan bermanfaat.
Kecerdasan emosional dapat diartikan dengan kemampuan untuk “menjinakkan”
emosi dan mengarahkannya ke pada hal-hal yang lebih positif. Seseorang yang mamp
u mensinergikan potensi intelektual dan potensi emosionalnya berpeluang menjadi ma
nusia-manusia utama dilihat dari berbagai segi. Hubungan antara otak dan emosi mem
punyai kaitan yang sangat erat secara fungsional. Antara satu dengan lainnya saling m
enentukan. Otak berfikir harus tumbuh dari wilayah otak emosional.
Dari definisi yang telah di uraikan, maka dapat di tarik beberapa poin yang memb
edakan antara IQ dan EQ yaiu sebagai beriku :

NO Intelegensi Quotient Emosional Quotient

1 Digunakan untuk menganallisis potensi Bermafaat untuk menilai kualitas


kecerdasan manusia. kecerdasan emosional manusia.

2 Soal test berkaitan dengan kemampuan Soal test yang disajikan berhubungan
memcahkan masalah yang bersifat logis. dengan kemampuan untuk
mennerima dan mengelolah emosi.

3 Hasil test dapat menunjukkan Hasil test yang diungkap berupa


kemampuan seorang untuk kemampuan leadership, empati, dan
menyelesaikan permasalahan/tugas di kolaborasi seseorang di tempat kerja.
kantor.
8

Peranan dan Dampak Kecerdasan Emosi Terhadap Motivasi Belajar Siswa


Dalam proses belajar mengajar motivasi sangat besar peranannya terhadap Presta
si belajar siswa belajar. Karena dengan adanya motivasi dapat menumbuhkan minat b
elajar siswa. Bagi siswa yang memiliki motivasi yang kuat akan mempunyai keingina
n untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Sehingga boleh jadi siswa yang me
miliki intelegensi yang cukup tinggi menjadi gagal karena kekurangan motivasi, seba
b hasil belajar itu akan optimal bila terdapat motivasi yang tepat. Karenanya, bila sisw
a mengalami kegagalan dalam belajar, hal ini bukanlah semata-mata kesalahan siswa,
tetapi mungkin saja guru tidak berhasil dalam membangkitkan motivasi siswa.
Motivasi dan Kecerdasan emosi sangat berperan dalam meningkatkan Prestasi bel
ajar siswa, dengan motivasi dan Kecerdasan emosi inilah siswa menjadi tekun dalam
proses belajar mengajar, dan dengan motivasi dan Kecerdasan emosi itu pula kualitas
hasil belajar siswa dapat diwujudkan dengan baik. Siswa yang dalam proses belajar m
empunyai motivasi dan Kecerdasan emosi belajar yang kuat dan jelas akan tekun dan
berhasil dalam belajarnya.
Berikut hasil pennilitian menunjukan pengaruh dan dampak kecerdasan emosi, lin
gkungan sekolah dan motivasi terhadap peningkatan prestasi belajar siswa, yakni seba
gai berikut :
1.Kecerdasan emosi berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi belajar
artinya perubahan nilai Kecerdasan emosi mempunyai pengaruh searah terhadap
perubahan motivasi belajar atau dengan kata lain apabila Kecerdasan emosi baik
maka akan terjadi peningkatan motivasi belajar dan secara statistik memiliki
pengaruh yang signifikan.
2.Lingkungan sekolah berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi
belajar artinya perubahan nilai Lingkungan sekolah mempunyai pengaruh searah ter
hadap perubahan motivasi belajar atau dengan kata lain apabila lingkungan sekolah
baik maka akan terjadi peningkatan pada moivasi dan secara statistik memiliki penga
ruh yang signifikan.
3. Motivasi belajar berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi belajar
artinya perubahan nilai Motivasi belajar mempunyai pengaruh searah terhadap
perubahan prestasi belajar atau dengan kata lain apabila Motivasi belajar meningkat
maka akan terjadi peningkatan pada prestasi belajar dan secara statistik memiliki
pengaruh yang signifikan.
9

Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan Emosi


Faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan emosional menurut Goleman (200
0) dan Hurlock (2004) yaitu :
a. Lingkungan keluarga
Menurut Goleman (2000) Keluarga merupakan tempat pendidikan pertama dalam
mempelajari emosi, dan orang tualah yang sangat berperan. Kehidupan emosional yan
g dibangun di dalam keluarga sangat berguna bagi anak kelak, bagaimana anak dapat
cerdas secara emosional. Perkembangan kecerdasan emosional remaja dipengaruhi ol
eh proses interaksi yang didapat remaja dengan orang tua dalam mengenalkan berbag
ai aspek kehidupan sosial dan pengalaman-pengalaman emosi yang terjadi setiap saat
dan berkelanjutan. Pengalaman tersebut bisa remaja pelajari dari kelekatan remaja den
gan orang tuanya, kelekatan merupakan ikatan emosional sebagai bentuk perilaku yan
g ditunjukkan oleh remaja dalam mencapai atau menjaga kedekatan dengan individu l
ain yang mempunyai kemampuan lebih baik dalam menghadapi hidup.
Menurut Santrock (2003) di dalam kelekatan yang didapatkan remaja dari orang t
ua, ada salah satu jenis kelekatan yang disebut secure attachment, yang dimaksud den
gan secure attachment yaitu pola yang terbentuk dari interaksi orang tua dengan remaj
a, remaja merasa percaya terhadap orang tua sebagai figur yang selalu mendampingi,
sensitif, dan responsif, penuh cinta serta kasih sayang saat remaja mencari perlindung
an dan kenyamanan. Menurut Gordon (Saarni, 1999) kelekatan menjadi sumber infor
masi untuk individu belajar. Kelekatan aman yang remaja terima dari ibu akan memb
uat remaja menilai dan meberikan makna bahwa ibu adalah orang yang selalu menda
mpingi dan penuh cinta, dan remaja juga bisa lebih percaya diri dalam berekspolarasi
di lingkungannya dan dalam menjalin hubungan sosial dengan orang lain. Oleh karena
itu hal ini akan berpengaruh pada kualitas interaksional antara anak dengan orang tua
dan antara anak dengan lingkungan sekitar, yang pada akhirnya akan mempengaruhi t
erbentuknya kecerdasan emosional pada anak.
b. Faktor kematangan
Menurut Hurlock (2004) faktor kematangan berkaitan dengan masa kritis
perkembangan, perkembangan kelenjar endokrin penting untuk mematangkan perilak
u emosional dan kelenjar adrenalin memainkan peran utama pada emosi. Kematangan
terjadi pula pada psikis anak yang meliputi keadaan berpikir, rasa, kemauan, dan kem
atangan pada psikis ini diperlukan adanya latihan. Menurut La Dove (Goleman, 2000)
10

psikis juga bisa mempengaruhi kercerdasan emosional, keadaan psikis yang didapatka
n anak lingkungan keluarga maupun non lingkungan keluarga akan diperkuat dan dip
upuk individu dalam diri remaja.
c. Faktor belajar

Menurut Hurlock (2004) faktor belajar yang telah dicapai dapat dioptimalkan den
gan pemberian ransangan yang tepat, pengendalian pola reaksi emosi yang diinginkan
perlu diberikan kepada anak guna untuk mengganti pola emosi yang tidak diinginkan,
apabila pola reaksi emosi yang tidak diinginkan dipelajari dan membaur dalam pola e
mosional akan semakin sulit mengubahnya karena adanya pertambahan usia yang dial
ami sampai individu memasuki masa remaja, pola reaksi emosional yang diberikan pa
da anak akan mempengaruhi kecerdasan emosional karena pola reaksi yang sudah tert
anam akan remaja bawa.
Berdasarkan uraian di atas, disimpulkan bahwa faktor-faktor yang dapat mempen
garuhi kecerdasan emosi adalah faktor lingkungan keluarga, faktor kematangan, dan y
ang terakhir yaitu faktor belajar.

Cara Meningkatkan Kecerdasan Emosi


Berikut adalah beberapa cara untuk meningkatkan kecerdasan emosi:
1. Berpikir sebelum bertindak
Jangan mengambil keputusan saat diri dikuasai oleh emosi yang berlebih, seperti terla
lu senang atau marah. Pastikan Anda menyisihkan waktu sejenak untuk berpikir. Perti
mbangkan apa yang akan terjadi saat Anda mengambil sebuah keputusan atau sama se
kali tidak mengambilnya. Coba tanyakan juga perasaan Anda saat dihadapkan dengan
sebuah masalah. Kalau masih ada perasaan yang memengaruhi keputusan, coba kemb
ali tenangkan diri dan berpikir ulang. Keputusan yang diambil terburu-buru berisiko a
kan menimbulkan masalah di kemudian hari.
2. Mendengarkan orang lain
Kebanyakan orang mendengarkan supaya mereka bisa menjawab dan mengembalikan
pernyataan orang lain. Namun, jarang ada orang yang mau mendengarkan untuk meng
erti. Anda perlu memahami maksud dan keinginan dari orang lain dengan menunjukk
an ketertarikan terhadap isi pembicaraan. Cobalah ajukan pertanyaan dan berikan ump
an balik pada momen yang tepat. Perhatikan juga bahasa tubuh dari orang yang sedan
11

g berbicara karena itu juga mengandung makna dari ucapan mereka. Mau mendengark
an orang lain juga bisa menurunkan ketegangan yang terjadi dalam bersosialisasi.
3. Gunakan sudut pandang berbeda
Melihat sesuatu dari sudut pandang berbeda paling sulit dilakukan. Namun, Anda bisa
mengambil sesuatu yang berbeda saat mampu melakukannya. Coba sisihkan waktu se
jenak untuk melihat apa yang orang lain rasakan jika Anda berada di posisinya. Denga
n begitu, Anda bisa mengetahui hal-hal sederhana yang akan dipikirkan oleh orang lai
n saat menghadapi masalah. Jadi, Anda bisa berkompromi dengan segala sesuatu yang
ada serta mengambil jalan tengah untuk menyelesaikan masalah.
4. Memotivasi diri sendiri
Orang dengan EQ yang baik akan mampu memotivasi diri sendiri untuk meraih tujuan
nya. Anda perlu berfokus pada pekerjaan yang harus diselesaikan tanpa mementingka
n imbalan dari orang lain. Mulailah dengan mencatat tujuan yang ingin dicapai, misal
nya keberhasilan sebuah proyek atau membantu orang lain untuk bisa menyelesaikan
pekerjaannya. Cobalah untuk selalu berpikir positif dalam melakukan semuanya. Cara
termudahnya adalah memikirkan hal-hal yang disukai dalam pekerjaan atau aktivitas
dan mengesampingkan segala sesuatu yang Anda benci. Dengan begitu, Anda bisa me
nularkan energi positif ke orang lain juga.

Tes Kecerdasan Emosi


10. Emotional Competency Inventory (ECI) Test
The Emotional Competence Inventory (ECI) adalah alat yang didesain untuk men
ilai kompetensi emosional individu dan organisasi. ECI didesain berdasarkan kompete
nsi emosi yang diidentifikasi oleh Dr. Daniel Goleman dalam bukunya Working with
Emotional Intelligence, dan pada kompetensi dari Generic Competency Dictionary ka
rya Hay/McBer, serta Self-Assessment Questionnaire (SAQ) karya Dr. Richard Boyat
zis (Hay Group, 2005).
The Emotional Competence Inventory 2.0 (ECI) mengukur 18 kompetensi yang d
iatur ke dalam empat aspek (cluster) yaitu Kesadaran diri (Self-Awareness), Pengatur
an diri (Self-Management), Kesadaran sosial (Social Awareness), dan Pengaturan hub
ungan (Relation ship Management). Jumlah kompetensi yang diukur dalam The Emot
ional Competence Inventory 2.0 (ECI) berbeda dengan jumlah kompetensi pada mode
l kerangka kecerdasan emosi yang dirancang oleh Goleman. Pada The Emotional Co
mpetence Inventory 2.0 (ECI) terdapat beberapa perubahan nama atau label serta ada
12

beberapa kompetensi yang tidak digunakan. Demi kemudahan dan keringkasan pengg
unaan , Conscientiousnessdan Communication tidak digunakan karena kedua kompete
nsi ini tidak menunjukan perbedaan hasil yang menonjol pada sampel. Kompetensi Bu
ilding Bonds diintegrasikan ke dalam Teamwork and Collaboration karena tingginya i
nterkorelasi dan kemiripan konseptual sedangkan kompetensi Optimism ditambahkan
ke dalam alat ukur. Berikut adalah aspek-aspek kecerdasan emosi berdasarkan The E
motional Competence Inventory 2.0 (ECI) antara lain (Hay Group, 2005):
1. Self Awareness. Mengetahui keadaan internal, preferensi, sumber daya, dan int
uisi seseorang.
a. Emotional Self-Awareness:
Mengenali emosi seseorang dan pengaruhnya.
b. Accurate Self-Assessment:
Mengenali kekuatan dan keterbatasan seseorang.
c. Self-Confidence: Pendirian yang kuat dalam diri seseorang akan kemampua
n diri dan kapabilitasnya.
2.Self-Management. Mengatur keadaan internal, impuls, dan sumber daya seseora
ng.
a . Emotional Self-Control : Menjaga emosi dan impuls yang mengacaukan ag
ar tetap dalam kendali.
b. Transparency: Menampilkan kejujuran, integritas, dan kepercayaan. c. Adap
tability: Keluwesan dalam menyesuaikan diri dalam situasi yang berubah-ubah
atau dalam
mengatasi rintangan.
d. Achievement: Dorongan untuk meningkatkan kinerja agar sesuai dengan sta
ndar mutu.
e. Initiative: Kesiapan untuk bertindak dan menggunakan peluang.
f. Optimism: Ketekunan dalam meraih tujuan meskipun terdapat halangan dan
kemunduran.
3. Social Awareness. Kesadaran akan kebutuhan, dan urusan orang lain.
a. Empathy: Merasakan perasaan dan perspektif orang lain, dan mengambil su
atu tindakan pada kebutuhan mereka.
b. Organizational Awareness:
Membaca keadaan emosi dalam kelompok dan kekuatan hubungan.
c.ServiceOrientation : Mengenali dan memenuhi kebutuhan klien.
13

4. Relationship Management. Keahlian dalam mempengaruhi respon yang diingin


kan pada orang lain.
a. Developing Others : Merasakan perkembangan kebutuhan oranglaindanmen
dukung kemampuan mereka.
b. Inspirational Leadership: Membimbing dan memotivasi dengan gagasan ya
ng memaksa.
c. Change Catalyst : Memprakarsai, mengatur, dan memimpin dalam sebuah a
rahan baru.
d. Influence: Memiliki tingkat strategi untuk membujuk orang lain.
e. Conflict Management : Bernegosiasi dan menyelesaikan perselisihan.
2. Bar-on EQ-I Test
Berdasarkan teori kecerdasan emosional tersebut dikembangkan suatu alat ukur p
sikologis, yaitu Bar-On Emotional Quotient Inventory (EQ-i). Alat ukur ini berupa sel
f report dengan 133 item dan terdiri dari lima area besar dengan 15 subskala, yaitu are
a intrapersonal dengan subskala self regard, emotional self awareness, assertiveness, i
ndependence, dan self actualization, area interpersonal dengan subskala empathy, sosi
al responsibility, dan interpersonal relationship, area stress management dengan subsk
ala stress tolerance dan impulse control, area adaptability dengan subskala reality testi
ng, flexibility, dan problem solving, dan area general mood dengan subskala optimism
dan happiness.
EQ-i™ adalah ukuran laporan diri dari perilaku cerdas emosional dan sosial yang
memberikan perkiraan kecerdasan emosional-sosial. EQ-i™ adalah ukuran pertama d
ari jenisnya yang diterbitkan oleh penerbit tes psikologi, ukuran pertama yang ditinjau
oleh rekan sejawat dalam Buku Tahunan Pengukuran Mental Buros, dan ukuran kecer
dasan emosional-sosial yang paling banyak digunakan sejak saat itu. pertama kali dite
rbitkan pada tahun 1996.
Penjelasan rinci tentang EQ-i™ dan bagaimana ia dikembangkan ditemukan dala
m Manual Teknis Bar-On EQ-i™ 1997, Buku Tahunan Pengukuran Mental Buros edi
si 1999 dan dalam buku yang diedit Geher berjudul Mengukur Kecerdasan Emosional
yang diterbitkan pada tahun 2004 dan di tempat lain dalam literatur.
Versi asli EQ-i™ terdiri dari 133 item dalam bentuk kalimat pendek dan menggu
nakan skala respons 5 poin dengan format respons tekstual mulai dari “sangat jarang a
tau tidak benar” (1) hingga “sangat sering benar” dari saya atau benar dari saya” (5).
EQ-i™ cocok untuk individu berusia 17 tahun ke atas. Berdasarkan rumus Flesch kete
14

rbacaan, tingkat membaca dalam bahasa Inggris telah dinilai di tingkat kelas enam A
merika Utara. Dibutuhkan sekitar 30 menit untuk menyelesaikan inventaris; dan biasa
nya membutuhkan waktu lebih sedikit untuk menyelesaikan versi online daripada inst
rumen versi kertas dan pensil. Daftar item inventaris dapat ditemukan di Manual Tekn
is Bar-On EQ-i™.
Tanggapan individu memberikan skor EQ total serta skor pada 15 skala berikut se
lain indikator validitas, yang dijelaskan secara rinci di bawah ini:
1. Harga diri
2. Kesadaran Diri Emosional
3. Ketegasan / Ekspresi Diri Emosional
4. Kemerdekaan
5. Empati
6. Tanggung jawab sosial
7. Hubungan Antarpribadi
8. Toleransi stres
9. Kontrol Impuls
10. Pengujian Realitas
11. Fleksibilitas
12. Penyelesaian masalah
13. Aktualisasi diri
14. Optimisme
15. Kebahagiaan / Kesejahteraan
Kompetensi, keterampilan, dan perilaku EI yang diukur dengan skala di atas telah
ditentukan sebelumnya. EQ-i™ mencakup empat indikator validitas berikut:
• Tingkat Kelalaian (jumlah tanggapan yang dihilangkan) ketika diselesaikan se
cara offline
• Indeks Inkonsistensi (tingkat inkonsistensi respons)
• Kesan Positif (kecenderungan ke arah respon positif yang berlebihan)
• Kesan Negatif (kecenderungan ke arah respon negatif yang berlebihan)
Akan tetapi, Bar-On EQ-I belum dikembangkan di Indonesiasehingga belum dap
at digunakan pada masyarakat Indonesia. Bar-On EQi baru dapat digunakan di Indone
sia apabila sudah diadaptasikan. Proses adaptasi meliputi usaha untuk melakukan stan
darisasi terhadap alat ukur ini jika digunakan oleh masyarakat negara tertentu karena
perbedaan budaya,salah satunya adalah uji psikometri. Uji psikometri yang dilakukan
15

dalam penelitian ini meliputi analisis item, uji validitas, baik validitas internal maupu
n validitas eksternal, dan uji reliabilitas.

Link Test Kecerdasan Emosi


Berikut adalah link tes kecerdasan emosi yang dikembangkan oleh Aji Cokro Dewant
o, M.Psi., Psikolog. Yang merupakan psikolog Quipper Campus: https://www.riddle.c
om/embed/showcase/250671
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Tes emosi merupakan tes yang berupa kuesioner atau instrumen standar lainnya
yang didesain untuk mengungkap suatu kecerdasan pribadi maupun kecerdasan
emosional, kecerdasan yang dimaksud adalah kecerdasan antarpribadi dan kecerdasan
intrapribadi. kecerdasan emosional dapat menempati emosi individu pada porsi yang
tepat memilih kepuasan dan mengatur suasana hati. Tes ini juga dapat dijadikan
sebagai koordinasi suasana hati dalam menjalin hubungan sosial yang baik. tes emosi
juga yang sering disebut juga tes kecerdasan adalah suatu kemampuan seseorang
untuk mengatur kehidupan emosinya dengan intelegensi dengan menjaga keselarasan
emosi dan pengungkapannya melalui keterampilan kesadaran diri, pengendalian diri,
motivasi diri, empati dan keterampilan sosial.
Tes emosi sebenarnya dapat diartikan sebagai kemampuan mengenali dan
mengelola perasaan sendiri dan orang lain serta menggunakan perasaan perasaan itu
untuk memadukan antara pikiran dan tindakan yang. Selain itu tes emosi juga dapat
diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam mengendalikan emosi diri dan
memahami emosi orang lain. Karena pada dasarnya pengendalian emosi sangatlah
penting bagi kita karena dengan begitu kita mampu mengontrol diri kita atau emosi
kita yang mempengaruhi pikiran dan perilaku kita dalam menjalin hubungan dengan
orang lain. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tes emosi memiliki tujuan
untuk mengetahui kemampuan dalam mengolah perasaan diri kita sendiri ataupun
dengan orang lain, karena tes emosi sendiri merupakan bagian penting dalam
mengendalikan emosi atau perasaan yang sedang kita rasakan. Dengan begitu tes
emosi memiliki peranan yang sangat vital dalam pengendalian atas perasaan-perasaan
yang sedang kita alami.

Saran
Sebelumnya kami juga mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah Tes
Emosi ini. Kami menyadari, makalah yang kami tulis masih jauh dari kata baik dan
sempurna. Oleh karenanya, kami berharap kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan makalah ini. Di dalam pembuatan makalah ini penulis menyadari

16
17

masih banyaknya kekurangan. Oleh karena itu, penulis menerima masukan berupa
kritik dan saran dari para pembaca agar dapat menyempurnakan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

Indopositive.org. 2019. Kecerdasan Emosi (Emotional Intelligence): Sejarah,


Komponen dan Cara Meningkatkannya. Diakses 24 Oktober 2021, dari
https://www.indopositive.org/2019/09/kecerdasan-emosi-emotional-
intelligence.html
Reuvenbaron.org. 2013. Description of the Bar-On EQ-i, EQ-360 and EQ-i:YV.
Diakses 23 Oktober 2021, dari https://www.reuvenbaron.org/wp/description-
of-the-eq-i-eq-360-and-eq-iyv/
Sehatq.com. 28 Maret 2021. Cara Meningkatkan Kecerdasan Emosional untuk
Bersosialisasi dengan Orang Lain. Diakses 24 Oktober 2021, dari
https://www.sehatq.com/artikel/cara-meningkatkan-kecerdasan-emosional-
untuk-bersosialisasi-dengan-orang-lain
Tidak Diketahui. Tidak Diketahui. Kecerdasan Emosi. Diakses 15 Oktober 2021, dari
https://psikologi.uma.ac.id/wp-content/uploads/2018/12/KECERDASAN-EM
OSI.pdf
Tidak Diketahui. Tidak Diketahui. Kecerdasan Emosional pada Remaja Akhir.
Diakses 24 Oktober 2021, dari
http://eprints.mercubuana-yogya.ac.id/579/2/BAB%20II.pdf
Wulandari, R. (2019). Uji Validitas Alat Ukur Kecerdasan Emosi (The Emotional
Competence Inventory 2.0). JP3I (Jurnal Pengukuran Psikologi dan
Pendidikan Indonesia), 2(8).
Yosianawati, dkk. (2009). Uji Validitas dan Reliabilitas Bar-On Emotional Quotient
Inventory (EQ-i) Skala Adaptability Pada Mahasiswa Baru Di Universitas
Katolik Indonesia Atma Jaya, Jakarta. Fakultas Psikologi Universitas Katolik
Indonesia Atma Jaya, Jakarta 2009.
Yuniuptt.blogspot.com. 2017. MAKALAH BIMBINGAN KONSELING
“IQ, EQ, DAN SQ”. Diakses 15 Oktober 2021, dari http://yuniuptt.blogspot.c
om/2019/01/makalah-iq-eq-dan-sq.html

Anda mungkin juga menyukai