Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

ASOSIASI DAN INGATAN DALAM PSIKOLOGI

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Umum

Dosen Pengampu: Ima Nurmiati, S.Pd., M.Pd.

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK I
KELAS PAI B

AHMAD DZAKIR AL HADI


KHAERUNNISA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AL - FURQAN

MAKASSAR

2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan
taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas ujian tengah semester mata
kuliah Psikologi Umum.

Sholawat teriring salam semoga selalu tercurah limpahkan kepada baginda Nabi
Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari zaman jahiliyah hingga zaman yang
terang benderang. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari
pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun
materinya.

Kami sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Kami sadar bahwa dalam makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, hal itu di karenakan keterbatasan kemampuan dan pengetahuan kami.
Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
dari para pembaca. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita.

Akhir kata, kami mohon maaf apabila dalam penulisan makalah ini terdapat
banyak kesalahan. Hanya ucapan terima kasih yang kami haturkan, semoga kita semua
selalu berada dalam lindungan Allah SWT.

Makassar, 27 Oktober 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 2
C. Tujuan Pembahasan ........................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................. 4
A. Pengertian Psikologi Asosiasi ........................................................................ 4
B. Tokoh Tokoh Psikologi Asosiasi ................................................................... 4
C. Hukum Hukum Psikologi Asosiasi ................................................................ 6
D. Pengertian Ingatan .......................................................................................... 7
E. Fungsi Memasukkan (Encoding).................................................................... 8
F. Fungsi Menyimpan (Storage) ......................................................................... 8
G. Fungsi Mengingat(Retrival) ........................................................................... 9
H. Hubungan Antara Asosiasi dan Ingatan ....................................................... 10
BAB III PENUTUP .................................................................................................... 12
A. Kesimpulan ................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 14

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang membicarakan masalah jiwa.
Namun karena jiwa itu bersifat abstrak, maka yang dapat dilihat atau
diobservasi adalah peristiwa-peristiwa atau aktivitas-aktivitasyang merupakan
manifestasi kehidupan jiwa itu. Keadaan seperti ini dapat di saksikan dalam
tingkah laku maupun aktivitas-aktivitas yang lain.
Asosiasi ialah hubungan antara tanggapan yang satu dengan tanggapan
yang lain dan saling memproduksi. Dalam aliran ilmu jiwa daya, hukum
asosiasi itu berlaku (Berbart dan Aristoteles).
Dalam psikologi dan pemasaran, asosiasi dianggap bahwa terdapat dua
konsep atau rangsangan yang saling terkait ketika pengalaman yang satu
mengarah ke efek lain, karena adanya pasangan berulang atau kawin. Hal ini
kadang-kadang disebut Pavlov asosiasi yang diambil dari nama Ivan Pavlov,
pelopor dalam studi pengkondisian klasik.
Dalam dunia psikologi, fenomena ingatan telah menjadi subjek penelitian
yang menarik selama berabad-abad. Ingatan adalah salah satu fungsi kognitif
yang paling mendasar dan penting dalam kehidupan manusia. Kemampuan
untuk menyimpan, mengambil, dan mengingat informasi adalah unsur kunci
dalam pembentukan identitas pribadi, pembelajaran, pengambilan keputusan,
dan interaksi sosial. Oleh karena itu, pemahaman yang mendalam tentang
ingatan memiliki dampak yang luas dalam berbagai aspek kehidupan, mulai
dari pendidikan hingga bidang kesehatan mental.
Ingatan juga merupakan landasan bagi pengembangan ilmu psikologi itu
sendiri. Teori-teori psikologi dan penelitian empiris banyak yang didasarkan
pada konsep ingatan, sehingga memahami bagaimana ingatan bekerja adalah
kunci untuk menggali pengetahuan tentang perilaku manusia. Seiring

1
berjalannya waktu, pemahaman kita tentang ingatan telah berkembang pesat,
terutama dengan bantuan teknologi neuroimaging, penelitian eksperimental,
dan pengembangan model komputasional.
Namun, kendati kemajuan besar dalam memahami ingatan, masih banyak
pertanyaan yang belum terpecahkan. Beberapa pertanyaan yang relevan
termasuk bagaimana ingatan bekerja dalam aspek kognitif yang berbeda,
seperti ingatan jangka pendek, ingatan jangka panjang, dan ingatan episodik.
Selain itu, kita juga perlu memahami bagaimana ingatan dipengaruhi oleh
faktor seperti emosi, usia, dan gangguan psikologis.
Selain itu, dengan berkembangnya teknologi, pemahaman kita tentang
ingatan semakin relevan dalam pengembangan aplikasi praktis. Misalnya,
dalam pendidikan, penggunaan teknik mengoptimalkan pengajaran dan
pembelajaran berdasarkan prinsip-prinsip ingatan dapat meningkatkan
efektivitas pendidikan. Di dunia kesehatan mental, memahami bagaimana
ingatan bekerja dapat membantu dalam diagnosis dan pengobatan gangguan
ingatan, seperti Alzheimer dan gangguan post-trauma.

B. Rumusan Masalah
Adapun Rumusan Masalah dari latar belakang diatas adalah:
1. Apa Pengertian Psikologi Asosiasi?
2. Siapa Tokoh-Tokoh Aliran Asosiasi?
3. Apa Hukum-Hukum Psikologi Asosiasi?
4. Apa Pengertian Ingatan?
5. Apa Fungsi-Fungsi dari Ingatan?
6. Apa Hubungan Asosiasi dan Ingatan
C. Tujuan Pembahasan
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah diuraikan
di atas, makalah ini bertujuan untuk mendeskripsikan :
1. Untuk mengetahui Pengertian Psikologi Asosiasi.

2
2. Untuk mengetahui Tokoh-Tokoh Aliran Asosiasi.
3. Untuk mengetahui Hukum-Hukum Psikologi Asosiasi.
4. Untuk mengetahui Pengertian Ingatan.
5. Untuk mengetahui Fungsi Fungsi yang ada Pada Ingatan.
6. Untuk mengetahui Hubungan antara Asosiasi dan Ingatan.

3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Psikologi Asosiasi
Psikologi asosiasi dimunculkan oleh John Locke pada abad ke 17. Pada saat
itu psikologi asosiasi menjadi salah satu aliran psikologi yang dipengaruhi secar
tidak langsung oleh ilmu pengetahuan alam, khususnya fisika. Metode yang
digunakan oleh aliran ini dalam studinya tentang jiwa adalah metode analisis-
sintetis.
Menurut aliran ini, jiwa itu terdiri atas unsur-unsur atau kumpulan unsur-
unsur atau tanggapan-tanggapan yang berproses menurut hukum-hukum yang
pasti. Unsur-unsur jiwa itu seperti tangapan-tanggapan, ingatan dan
pengindraan.
Asosiasi ialah hubungan antara tanggapan yang satu dengan tanggapan yang
lain dan saling mereproduksi. Artinya, apabila yang satu disadari, maka yang
lain ikut disadari pula. Sedang reproduksi atau mereproduksi itu sendiri
mempunyai pengertian kemampuan jiwa untuk mengeluarkan kembali
tanggapan dalam kesadaran, yang berarti muncul dari tanggapan dari keadaan
dibawah kesadaran ke dalam keadaan disadari/sadar.
Dari penjelasan pengertian diatas, maka berlaku hukum asosiasi yang
berbunyi: “tanggapan-tanggapan yang terasosiasi satu sama lain itu
cenderung untuk saling mereproduksi”. Walaupun dalam asosiasi ada
semacam kebebasan, namun pada dasarnya mengikuti hukum-hukum tertentu.
Maka psikologi kuno/lama (Berbart dan Aristoteles).
B. Tokoh Tokoh Psikologi Asosiasi
1. David Hume
Pendapat dari David Hume pikiran manusia
merupakan miniatur dari kesadaran suci; sebuah
pernyataan Edward Craig yang dimasukan dalam
doktrin 'Image of God'. Doktrin ini diasosiasikan dengan

4
kepercayaan dalam ke kuatan akal manusia dan penglihatan dalam realitas,
dimana kekuatan yang berisi seritikasi Tuhan. Skeptisme Hume datang dari
penolakannya atas ideal di dalam
2. John Stuart Mill
Menurut Mill, psikologi adalah suatu ilmu
pengetahuan dasar yang menjadi asas bagi filsafat. Di
sini, pandangannya berbeda dengan Comte.Tugas
psikologi adalah menyelidiki apa yang disajikan oleh
kesadaran, artinya sistem indrawi manusia dan
hubungan-hubungannya. Mill berpendapat bahwa
satu-satunya sumber bagi segala pengenalan adalah
pengalaman.Oleh karena itu, induksi menjadi jalan kepada pengenalan.
Sebaliknya, bagi psikologi modern hanya mengenal satu hukum asosiasi
yaitu hukum kontinuitas (berbatasan, berdampingan). Bunyi hukumnya sebagia
berikut : “ tanggapan-tanggapan akan terasosiasi satu sama lain apabila
mereka itu kontinu, berdampingan atau berbatasan satu sama lain, karena
timbul persamaan (koeksisten) secara suksesif di dalam kesadaran”.
Sebagaimana ayahnya, J.S. Mill memulai ajarannya dari penginderaan dan
ide (SENSATION dan IDEA). Tapi pandangannya berbeda dari ayahnya yaitu:
1. Penginderaan dan ide adalah dua hal yang bisa dibedakan dan dipisahkan
antara kedua itu, ide lah yang sangat penting daripada penginderaan.
2. Ada 3 hukum asosiasi yaitu :
• Similaritas : persamaan dua hal menyebabkan asosiasi.
Merupakan suatu keadaan ketika asosiasi terjadi karena suatu hal
mempunyai persamaan dengan satu hal lainnya sehingga kedua hal itu
saling dihubungkan. Misal: ketika seseorang teringat akan ibu, secara
asosiatif, maka ia akan teringat juga pada ayah, karena baik ayah
maupun ibu adalah orang tua.

5
• Kontiguitas : kelanjutan antara satu hal dengan hal yang lain yang
menimbulkan asosiasi.
Merupakan hubungan asosiasi yang terjadi karena suatu hal
berdekatan dengan hal lainnya, baik dalam hal pengertian ruang
maupun waktu. Misal: jika seseorang melihat meja ia akan teringat
pada kursi, karena kedua benda itu biasanya selalu berdekatan.
• Intensitas : kekuatan hubungan antara dua hal menimbulkan asosiasi
dan karena ragu, beliau mengganti istilah intensitas dengan dua konsep
lain yaitu insuperabilities dan frekuensi.
3. Ide gabungan (compound idea) bukan sekedar penjumlahan dari ide-ide
simpel saja, melainkan punya sifat-sifat tersendiri yang lain dari sifat
masing-masing simple idea yang membentuk ide gabungan itu.
4. Dalam mengemukakan ajaran-ajarannya J.S. Mill lebih banyak
mendasarkan diri pada eksperimen-eksperimen daripada ayahnya yang
mendasarkan diri pada pemikiran-pemikiran yang abstrak teoritis saja.
5. John Stuart Mill menambahkan lagi dua prinsip yang mengatur asosiasi,
yaitu inseparability (tak terpisahkan) dan frequency (keseringan).
• Contoh inseparability:
Jika melihat sebuah sepeda tanpa roda, kita akan berasosiasi pada roda
sepeda tersebut, karena sepeda dan rodanya tidak terpisahkan.
• Contoh frequency:
Demikian juga jika kita sering sekali melihat A berjalan bersama B.
Kalau pada suatu ketika kita melihat A berjalan sendirian, kita akan
teringat secara asosiatif pada B.
C. Hukum Hukum Psikologi Asosiasi
Lima hukum asosiasi, sebagai berikut Bersifat mekanis:
1. Hukum I : Hukum persamaan waktu: tanggapan-tanggapan yang muncul
pada saat yang sama dalam kesadaran, akan terasosiasi bersama. Misalnya:

6
benda dengan namanya, kampus dengan jalannya, barang dengan
bahayanya, dan lain-lain.
2. Hukum II : Hukum perurutan: benda atau peristiwa yang mempunyai
perurutan, akan terasosiasi bersama. Misalnya: huruf-huruf alfabet, melodi,
sajak, dan lain-lain.
Bersifat logis:
3. Hukum III : Hukum persamaan (persesuaian): tanggapan-tanggapan yang
hampir sama, akan terasosiasi bersama. Misalnya: potret dengan orangnya,
Surabaya dengan Jakarta, lautan dengan lautan pasir, dan lain-lain.
4. Hukum IV : Hukum kebalikan (lawan): tanggapan-tanggapan yang
berlawanan akan terasosiasi bersama. Misalnya: kaya-miskin, tua-muda,
besar-kecil,gemuk-kurus, dan lain-lain.
5. Hukum V : Hukum sebab akibat atau pertalian logis: tanggapan-
tanggapan yang mempunyai perkaitan logis satu sama lain, akan terasosiasi
bersama. Misalnya: liburan dengan pesiar, musim barat dengan hujan,
musim pancaroba dengan penyakit, dan lain-lain.
D. Pengertian Ingatan
Ingatan atau sering disebut memory adalah sebuah fungsi dari kognisi yang
melibatkan otak dalam pengambilan informasi. Ingatan akan dipelajari lebih
mendalam di psikologi kognitif dan ilmu saraf. Pada umumnya para ahli
memandang ingatan sebagai hubungan antara pengalaman dengan masa
lampau. Apa yang telah diingat adalah hal yang pernah dialami, pernah
dipersepsinya, dan hal tersebut pernah dimasukkan kedalam jiwanya dan
disimpan kemudian pada suatu waktu kejadian itu ditimbulkan kembali dalam
kesadaran. Ingatan merupakan kemampuan untuk menerima dan memasukkan
(learning), menyimpan (retention) dan menimbulkan kembali apa yang pernah
dialami (remembering).
Dalam proses mengingat informasi ada 3 tahapan yaitu memasukkan
informasi (encoding), penyimpanan (storage), dan mengingat (retrieval stage).

7
E. Fungsi Memasukkan (Encoding)
Proses Encoding (pengkodean terhadap apa yang dipersepsi dengan cara
mengubah menjadi simbol-simbol atau gelombang-gelombang listrik tertentu
yang sesuai dengan peringkat yang ada pada organisme). Jadi encoding
merupakan suatu proses mengubah sifat suatu informasi ke dalam bentuk yang
sesuai dengan sifat-sifat memori organisme. Proses ini sangat mempengaruhi
lamanya suatu informasi disimpan dalam memori.
Proses pengubahan informasi ini dapat terjadi dengan dua cara, yaitu:
1. Tidak sengaja, yaitu apabila hal-hal yang diterima oleh inderanya
dimasukkan dengan tidak sengaja ke dalam ingatannya. Contoh konkritnya
dapat kita lihat pada anak-anak yang umumnya menyimpan pengalaman
yang tidak disengaja, misalnya bahwa ia akan mendapat apa yang
diinginkan jika ia menangis keras-keras sambil berguling-guling.
2. Sengaja, yaitu bila individu dengan sengaja memasukkan pengalaman dan
pengetahuan ke dalam ingatannya. Contohnya kita sebagai mahasiswa,
dimana dengan sengaja kita memasukkan segala hal yang dipelajarinya di
perguruan tinggi.
F. Fungsi Menyimpan (Storage)
Fungsi kedua dari ingatan adalah mengenai penyimpanan (penyimpanan
terhadap apa yang telah diproses dalam encoding, apa yang dipelajari atau apa
yang dipersepsi). Sesuatu yang telah dipelajari biasanya akan tersimpan dalam
bentuk jejak-jejak (traces) dan bisa ditimbulkan kembali. Jejak-jejak tersebut
biasa juga disebut dengan memory traces. Walaupun disimpan namun jika tidak
sering digunakan maka memory traces tersebut bisa sulit untuk ditimbulkan
kembali bahkan juga hilang, dan ini yang disebut dengan kelupaan.
Sehubungan dengan masalah retensi dan kelupaan, ada satu hal yang penting
yang dapat dicatat, yaitu mengenai interval atau waktu antara memasukkan dan
menimbulkan kembali.
Masalah intercal dapat dibedakan atas lama interval dan isi interval:

8
1. Lama interval, yaitu berkaitan dengan lamanya waktu pemasukan bahan
(act of remembering). Lama interval berkaitan dengan kekuatan retensi.
Makin lama intervalnya, makin kurang kuat retensinya, atau dengan kata
lain kekuatan retensinya menurun.
2. Isi interval, yaitu berkaitan dengan aktivitas-aktivitas yang terdapat atau
mengisi interval. Aktivitas-aktivitas yang mengisi interval akan merusak
atau mengganggu memory traces, sehingga kemungkinan individu akan
mengalami kelupaan.
Atas dasar lama interval dan isi interval, hal tersebut merupakan sumber
atau dasar berpijak dari teori-teori mengenai kelupaan.

G. Fungsi Mengingat(Retrival)
Fungsi ketiga ingatan adalah berkaitan dengan menimbulkan kembali hal-
hal yang disimpan dalam ingatan. Proses mengingat kembali merupakan suatu
proses mencari dan menemukan informasi yang disimpan dalam memori untuk
digunakan kembali bila dibutuhkan. Mekanisme dalam proses mengingat
kembali sangat membantu organisme dalam menghadapi berbagai persoalan
sehari-hari. Seseorang dikatakan “Belajar dari Pengalaman” karena ia mampu
menggunakan berbagai informasi yang telah diterimanya di masa lalu untuk
memecahkan berbagai masalah yang dihadapi saat ini juga.
Menimbulkan kembali ingatan yang sudah disimpan dapat menggunakan
cara:
1. Recall, yaitu proses mengingat kembali informasi yang dipelajari di masa
lalu tanpa petunjuk yang dihadapkan pada organisme. Conyohnya
mengingat nama seseorang tanpa kehadiran orang yang dimaksud.
2. Recognize, yaitu proses mengenal kembali informasi yang sudah dipelajari
melalui suatu petunjuk yang dihadapkan pada organisme. Contohnya
mengingat nama seseorang saat ia berjumpa dengan orang yang
bersangkutan.

9
3. Redintegrative, yaitu proses mengingat dengan menghubungkan berbagai
informasi menjadi suatu konsep atau cerita yang cukup kompleks. Proses
mengingat reintegrative terjadi bila seseorang ditanya sebuah nama,
misalnya Siti Nurbaya (tokoh sinetron), maka akan teringat banyak hal dari
tokoh tersebut karena orang tersebut telah menontonnya berkali-kali.
H. Hubungan Antara Asosiasi dan Ingatan
Asosiasi dan ingatan memiliki hubungan yang erat dalam psikologi,
terutama dalam konteks pembentukan, pemeliharaan, dan pengambilan
informasi dari ingatan. Berikut adalah beberapa cara bagaimana asosiasi dan
ingatan berkaitan:
1. Pembentukan Ingatan: Asosiasi memainkan peran penting dalam
pembentukan ingatan. Ketika individu mengalami peristiwa atau informasi
baru, mereka seringkali menciptakan asosiasi atau hubungan dengan
informasi yang telah mereka miliki sebelumnya. Ini membantu dalam
mengingat informasi tersebut. Contohnya, jika Anda ingin mengingat nama
seseorang yang baru Anda kenal, Anda mungkin mencoba
mengasosiasikannya dengan seseorang yang memiliki nama serupa yang
sudah Anda kenal sebelumnya.
2. Asosiasi Spasial: Asosiasi antara tempat atau lokasi dan informasi tertentu
dapat membantu dalam pembentukan ingatan. Penelitian telah
menunjukkan bahwa kita cenderung lebih baik dalam mengingat informasi
ketika itu terkait dengan lokasi fisik atau konteks tertentu. Sebagai contoh,
mengingat di mana Anda meletakkan sesuatu (misalnya, kunci mobil) dapat
melibatkan asosiasi dengan lokasi fisik dalam ingatan Anda.
3. Asosiasi dengan Emosi: Emosi juga berperan dalam pembentukan asosiasi
dan ingatan. Informasi atau peristiwa yang dihubungkan dengan emosi kuat
cenderung lebih mudah diingat. Emosi seperti senang, takut, atau marah
dapat memperkuat asosiasi dan meningkatkan kemungkinan ingatan.

10
4. Pemeliharaan Ingatan: Ingatan bisa dipelihara dengan mengaktifkan
kembali asosiasi yang terkait dengan informasi atau pengalaman tertentu.
Proses ini sering disebut dengan "recall" atau pengambilan kembali ingatan.
Dengan mengaktifkan asosiasi yang kuat, kita dapat memudahkan
pengambilan kembali informasi dari ingatan jangka panjang.
5. Asosiasi dalam Pengambilan Ingatan: Ketika seseorang mencoba
mengingat sesuatu, asosiasi yang kuat dapat membantu mereka dalam
menemukan informasi tersebut. Ini bisa terjadi dalam bentuk peristiwa-
peristiwa atau informasi yang terkait, sehingga ketika satu informasi
diingat, hal-hal lainnya juga menjadi lebih mudah diakses.
6. Pengaruh Konsep Asosiasi dalam Psikologi Ingatan: Dalam psikologi,
konsep asosiasi sering digunakan untuk menjelaskan bagaimana ingatan
bekerja. Teori-teori ingatan, seperti teori asosiasi dan teori jaringan
semantik, menggambarkan bagaimana informasi dihubungkan satu sama
lain dalam ingatan. Konsep asosiasi membantu menjelaskan bagaimana kita
dapat mengingat informasi dengan lebih baik melalui hubungan dan
asosiasi dengan informasi lain.
Dengan kata lain, asosiasi memainkan peran penting dalam pembentukan,
pemeliharaan, dan pengambilan kembali ingatan. Hubungan antara asosiasi dan
ingatan memungkinkan kita untuk membuat makna dari informasi yang kita
terima dan menjadikan proses ingatan lebih efisien.

11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam dunia psikologi, asosiasi dan ingatan memiliki peran sentral
dalam memahami cara kita belajar, mengingat, dan merespons dunia di sekitar
kita. Asosiasi mengacu pada pembentukan hubungan antara stimulus dan
respons, sedangkan ingatan adalah proses pemeliharaan dan pengambilan
kembali informasi yang kita peroleh dari pengalaman dan pembelajaran.
Makalah ini telah menggambarkan kaitan erat antara asosiasi dan ingatan dalam
konteks psikologi. Dalam rangkaian informasi ini, beberapa kesimpulan
penting dapat diambil:

1. Asosiasi sebagai Fondasi Belajar: Asosiasi adalah mekanisme utama di


balik pembentukan ingatan. Ketika kita mengalami stimulus atau informasi
baru, kita cenderung menciptakan hubungan atau asosiasi dengan
informasi yang telah kita miliki sebelumnya. Ini membantu kita
memahami, mengingat, dan merespons situasi baru.
2. Emosi dan Asosiasi: Emosi memainkan peran penting dalam pembentukan
asosiasi dan pengingatan. Informasi yang dihubungkan dengan emosi kuat
lebih cenderung diingat. Oleh karena itu, asosiasi emosional dapat
memperkuat ingatan dan pengaruhnya terhadap perilaku kita.
3. Pentingnya Konteks dan Lokasi: Asosiasi juga melibatkan hubungan
dengan lokasi fisik atau konteks tertentu. Ingatan cenderung lebih baik
ketika informasi terkait dengan konteks atau lokasi tertentu. Mengingat di
mana sesuatu ditempatkan dapat bergantung pada asosiasi dengan
lingkungan fisik.
4. Pengambilan Ingatan: Ingatan bisa dipulihkan dengan mengaktifkan
kembali asosiasi yang terkait dengan informasi atau pengalaman tertentu.
Dengan mengaktifkan kembali asosiasi yang kuat, kita dapat lebih mudah

12
mengambil informasi dari ingatan jangka panjang.
5. Penerapan dalam Psikologi: Prinsip-prinsip asosiasi dan ingatan sangat
penting dalam pemahaman perilaku manusia. Mereka membantu
menjelaskan bagaimana kita belajar, mengingat, dan merespons
lingkungan sekitar kita. Penelitian dan teori dalam psikologi terus
menggunakan konsep asosiasi dan ingatan untuk mengembangkan
pemahaman tentang berbagai aspek perilaku manusia.

13
DAFTAR PUSTAKA

http://abbasyah20agustus.blogspot.com/2013/11/makalah-asosiasi-psikologi.html
http://anangku.blogspot.com/2008/09/ingatan-dan-memori-otak.html..
http://goilmu.wordpress.com/2010/01/29/istilah-dan-konsep-dasar-memori-atau-
ingatan/.
http://id.shvoong.com/humanities/theory-criticism/2316739-pengertian-asosiasi-
psikologi/#ixzz2vw7In2mx
http://kaderhmi.wordpress.com/tag/b-psikologi-asosiasi/
http://podoluhur.blogspot.com/2009/02/seputar-ingatan-memory.html..
http://www.masbow.com/2009/11/recall-memory-dalam-psikologi.html.

14

Anda mungkin juga menyukai