MAKALAH
Dosen Pengampu
Oleh:
Rasdianah (220013301053)
Rio (220013301055)
PROGRAM PASCASARJANA
PENDIDIKAN BIOLOGI
2022
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa. Berkat
rahmat, taufik dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas mata kuliah
lancar dan tepat pada waktu tanpa suatu kendala yang berarti.
terima kasih kepada seluruh anggota tim yang telah bekerja sama dalam
masih memiliki kekurangan, maka dari itu penulis berharap kritik, saran maupun
Kelompok 2
iii
DAFTAR ISI
iv
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
emosi dan menunda kepuasan, serta mengatur keadaan jiwa. Dengan kecerdasan
emosional, individu dapat menempatkan emosinya pada porsi yang tepat, memilah
emosional yang tinggi dapat menanggulangi emosi mereka sendiri dengan baik,
mengelola perasaan kita sendiri dan untuk mengenali dan menanggapi secara
efektif orang lain. Ada berbagai ahli teori yang telah mengembangkan berbagai
variasi dalam strukturnya. Untuk keperluan pelajaran perkuliahan ini, kami telah
kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial dan manajemen hubungan. Ini
awalnya dikembangkan pada tahun 1998 dengan lima domain dan didesain ulang
peran penting dalam mengatasi berbagai persoalan agar meraih keberhasilan dan
2
pola pikir dan prilaku individu yakni suatu kemampuan dalam mengenali emosi
diri dan emosi orang lain serta kemampuan dalam mengetahui penyebab emosi
keputusan dengan tepat tanpa menimbulkan dampak yang merugikan. Jika emosi
seharihari. Jika tidak memiliki kemampuan menaklukan emosi dengan baik maka
survei terhadap orangtua dan guru diseluruh dunia, yang menunjukan bahwa
dibanding generasi sebelumnya saat ini lebih banyak mengalami kesulitan dalam
B. Rumusan Masalah
berikut:
C. Tujuan
D. Manfaat
BAB II
PEMBAHASAN
“emotion”. Secara spesifik dalam kamus besar bahasa Indonesia, kata emosional
adalah mempunyai arti “luapan perasaan yang berkembang dan surut dalam waktu
(Mahmudin, 2020).
individu. Emosi berkaitan dengan perubahan fisiologis dan berbagai pikiran. Jadi
emosi merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia (Supriadi,
2018).
Secara fisiologis kecerdasan emosi merupakan hasil kerja dari otak kanan.
Otak kanan manusia memiliki cara kerja yang acak, tidak teratur, intuitif, dan
holistik. Sedangkan otak kiri memiliki cara kerja yang logis, sekuensial, rasional,
dan linear merupakan hasil dengan kecerdasan intelektual. Namun belahan otak
harus diperankan sesuai fungsinya, sebab jika tidak maka masing-masing belahan
individu, dalam hal ini termasuk pula perilaku belajar (learning). Emosi positif
seperti perasaan senang, bergairah, bersemangat atau rasa ingin tahu yang tinggi
berdiskusi mengerjakan tugas atau pekerjaan rumah, dan disiplin dalam belajar,
seperti perasaan tidak senang, kecewa, dan tidak bergairah. Maka proses
Ciri utama emosi adalah respon yang cepat tetapi ceroboh. Sehingga
masa lampau diposisikan sebagai masa sekarang, dan realitas yang ditentukan
serta mengontrol emosi dirinya dan orang lain diseitarnya. Dalam hal ini emosi
valid akan suatu hubungan. Kecerdasan emosional EQ belakangan ini dinilai tidak
memiliki ranah tersendiri yang dapat dilihat dalam perilaku manusia sebagai
berikut:
1. Menurut goleman
a. Kesadaran diri
dialami. Selain dapat mengenal emosi itu, dapat memahami kualitas, intensitas
dan durasi emosi yang sedang berlangsung, dan juga mengetahui penyebab
terjadinya emosi itu. Orang yang mampu memantau emosinya secara cermat,
adalah orang yang dapat mengendalikan hidupnya, mereka tidak hanya sadar akan
perasaan dirinya, mereka juga sadar akan pikiran hal-hal yang mereka lakukan.
Sadar dengan intensitas emosi terjadi, dapat memberikan informasi sejauh mana
individu dipengaruhi oleh kejadian itu. Intensitas emosi yang tinggi cenderung
b. Pengaturan diri
pelaksanaan tugas, peka terhadap kata hati dan sanggup menunda kenikmatan
sebelum tercapainya sesuatu sasaran, mampu pilih kembali dari tertekanan emosi.
c. Motivasi diri
menemukan banyak cara untuk mencapai tujuan. Ciri-ciri individu yang memiliki
8
kemampuan ini ialah memiliki kepercayaan diri yang tinggi, optimis dalam
menghadapi keadaan yang sulit, cukup terampil dan fleksibel dalam menemukan
cara alternatif agar sasaran tercapau atau mengubah sasaran jika sasaran tidak
mungkin tercapai dan cukup mampu memecahkan tugas amat berat menjadi tugas
d. Empati
merasakan perasaan oang lain melalui keterampilan membaca pesan non verbal,
nada bicara, ekspresi wajah, dan sebagainya. Kemampuan ini berkaitan dengan
kesadaran emosi. Orang yang memiliki empati lebih mampu menangkap sinyal-
e. Keterampilan sosial
lain, kemampuan membaca reaksi dan perasaan orang lain, mampu memimpin
3. Menurut saloney
b. Pengelolaan emosi yang sesuai pada diri sendiri dan pada diri orang lain
Blok menggunakan konsep “resiliensi ego”. Ada tiga ranah utama yaitu:
diri
c. Keyakinan diri
d. Kecerdasan sosial
Blok melakukan penelitian kerang lebih seratus pria dan wanita pada awal
IQ. Ia menemukan bahwa ada korelasi cukup baik antara ego dan IQ. Akan tetapi
1. Kesadaran diri
c. Kepercayaan diri
Menurut John Mayer (psikolog Universitas New Hampshire dan salah satu
“sadar akan suasana hati dan emosi kita. pikiran tentang suasana hati.” Hal ini
juga dijelaskan oleh Goleman (2002) sebagai kemampuan untuk membaca dan
sederhana dapat dikatakan bahwa kesadaran diri adalah pemahaman dasar tentang
Semakin kita menyadari perasaan kita, semakin mudah perasaan itu untuk
b. Akui perasaan
11
d. Terima perasaan
e. Renungkan mengapa emosi itu muncul pada saat itu.
g. Bertindak – angkat pikiran dan perasaan Anda dan ambil tindakan yang
tepat, jika diperlukan.
h. Renungkan kegunaan jawaban dan pelajaran apa yang ingin Anda ambil.
Urutan ini terjadi terus menerus sepanjang hari saat setiap perasaan
muncul. Pentingnya kesadaran diri adalah untuk lebih memahami bahwa perasaan
ini terus datang dan pergi dan penting untuk menghadapinya dengan cara yang
memengaruhi suasana hati dan emosi orang lain. Ada sebuah penelitian yang
dilakukan oleh Sigal Barsade (2002) tentang “The Ripple Effect: Emotional
Contagion and Its Influence on Group Behavior” yang menunjukkan bahwa emosi
kita dapat menular dan dibagikan kepada orang lain, meskipun kita tidak
bermaksud demikian. Ada proses bawaan dalam perilaku manusia yang dapat
menyebabkan kita meniru ekspresi wajah orang lain dan dikomunikasikan melalui
perilaku nonverbal. Studi ini juga menemukan bahwa kita dapat saling
2. Manajemen diri
b. Transparansi
c. Adaptasi
d. Pencapaian
e. Inisiatif
f. Optimisme
Manajemen Diri, atau pengaturan diri, dapat didefinisikan sebagai
cara yang fleksibel untuk mendapatkan hasil yang diinginkan. Pengaturan diri
yang optimal berkontribusi pada rasa sejahtera, rasa kemanjuran diri atau
kepercayaan diri, dan rasa keterhubungan dengan orang lain. Tujuannya adalah
agar individu yang mengatur diri sendiri dapat mengambil respons emosionalnya
sebagai isyarat untuk tindakan dan mengatasi secara efektif dalam hubungan.
Penting untuk memiliki pemahaman tentang kesadaran diri terlebih dahulu agar
pikiran yang meluap-luap. Hal ini disebabkan oleh apa yang disebut Goleman
menjadi pusat emosi dan perilaku emosional. Area otak ini mengalami overdrive
yang menyebabkan aktivitas tinggi menyebabkan kita fokus dan terobsesi dengan
apa pun yang menyebabkan kesusahan kita. Itu membuatnya sangat sulit untuk
merencanakan kemah yang akan datang. Konselor lain menghargai ide Anda saat
berbagi dengan kelompok. Anda menjadi begitu fokus pada ketidakadilan ini
Tujuan dari manajemen diri adalah untuk dapat mengenali perasaan ini
konsentrasi pada tugas yang ada. Penting untuk mempelajari strategi yang
3. Kesadaran sosial
a. Empati
b. Kesadaran Organisasi
c. Layanan
Kesadaran Sosial adalah kemampuan untuk secara akurat memperhatikan
emosi orang lain dan “membaca” situasi dengan tepat. Ini tentang merasakan apa
yang dipikirkan dan dirasakan orang lain untuk dapat mengambil perspektif
14
kita sebenarnya berasal dari neuron dalam sirkuit yang diperpanjang yang
terhubung ke amigdala. Mereka membaca wajah, suara, dll. orang lain untuk
emosi dan membantu mengarahkan kita bagaimana kita harus berbicara dengan
mereka. “Empati mengacu pada proses kognitif dan emosional yang mengikat
Otak kita mencatat bagaimana orang lain merespons dan amigdala serta
sirkuit yang terhubung membuat kita tetap berada dalam lingkaran hubungan
emosional antarpribadi. Untuk melakukan ini, kita harus sudah menyadari emosi
orang lain di sekitar kita dan keadaan yang memengaruhi mereka. Kesadaran
sosial adalah tentang memperhatikan orang di ruangan yang frustrasi dengan tugas
yang ada dan merespons dengan cara yang dapat mencegah emosi negatif lebih
lanjut.
4. Manajemen hubungan
b. Pengaruh
d. Katalisator perubahan
e. Manajemen konflik
f. Membangun ikatan
Kemampuan untuk mengambil emosi diri sendiri, emosi orang lain, dan
konteks untuk mengelola interaksi sosial dengan sukses. Kuadran ini menyatukan
Seringkali jika kita mengetahui tiga dimensi lainnya, ini akan mengalir lebih
alami. Ini bisa dikenal sebagai "keramahan dengan tujuan" atau mendapatkan
Ini bisa sangat tergantung pada situasi dan inilah mengapa dimensi ini
Kita dapat merasakan reaksi orang lain terhadap situasi tersebut dan
positif. Sangat penting bahwa ini adalah upaya tulus untuk membantu setiap orang
mencapai hasil terbaik dan tidak pernah menjadi tindakan manipulasi untuk
kepentingan pribadi.
dengan konflik orang lain. Mereka yang kuat di bidang ini dapat melihat bahwa
orang lain darinya dalam interaksi yang lebih positif. Mendengarkan dan
seringkali sulit ini. Manajemen hubungan juga dapat bekerja dengan kolaborasi
dan kerja tim orang lain. Menggunakan semua keterampilan ini dari tiga dimensi
emosi orang lain, jadi penting untuk menjaga emosi tetap positif.
1. Faktor kematangan
jangka waktu yang lebih lama dan memutuskan ketegangan emosi pada satu
dimengerti dirinya.
2. Faktor belajar
mudah membina pola emosi yang positif dan menghilangkan pada emosi yang
Hurlock (2000: 213) menyebutkan “lima jenis kegiatan belajar yang turut
dan menolak perilaku yang memberikan pemuasan sedikit. Cara belajar ini
hal-hal yang membangkitkan emosi pada orang lain, kemudian anak akan
menirukan reaksi emosional orang lain dan pada rangsangan yang sama anak
akan meniru ekspersi emosi yang ditampakkan oleh orang tersebut. Perbedaan
cara belajar ini dengan cara meniru adalah terletak pada motivasi, yaitu anak
lebih memiliki emosi untuk menirukan orang yang dikagumi lebih kuat
walaupun rangsangan yang diterima berbeda antara anak dan orang yang
dikaguminya itu.
Belajar melalui pengkondisian lebih mudah dan cepat pada tahun-tahun awal
karena anak kecil kurang mampu menalar, dan kurang pengalaman untuk
cara beraksi jika suatu emosi terangsang dan dicegah untuk bereaksi secara
Pada fase ini, usia antara 0-2 tahun, dibagi lagi menjadi tiga fase, antara
lain:
a. Usia 0-8 minggu, pada usia ini emosi anak sangat bertalian dengan
senang. Misal: anak tidur pulas atau senyum bila anak merasa kenyang,
hangat dan nyaman, serta menangis karena lapar, haus, kedinginan atau
sakit.
b. Usia 8 minggu - 1 tahun, pada usia ini perasaan psikis sudah mulai
c. Usia 1-3 tahun, pada usia ini perasaan anak sudah mulai terarah pada
perasaannya dengan menggunakan bahasa dan emosi. Pada fase ini anak
Pada usia ini anak mulai menyadari dirinya, bahwa dirinya berbeda dengan
bukan dirinya (orang lain atau benda). Kesadaran ini diperoleh dari pengalaman,
19
bahwa tidak semua keinginannya dipenuhi oleh orang lain atau benda lain. Anak
sehingga orang lain tidak selamanya memenuhi keinginannya. Pada saat yang
sama, berkembang pula perasaan harga diri yang menuntut pengakuan dari
diri anak, seperti memperlakukan anak secara keras atau kurang menyayangi
maka pada diri anak akan muncul sikap keras kepala/menentang, menyerah jadi
penurut yang diliputi rasa percaya diri kurang dengan sifat pemalu.
Masa usia sekolah dasar sering disebut pula sebagai masa intelektual atau
masa keserasian sekolah. Pada masa ini, anak menjadi lebih mudah dididik
daripada masa sebelumnya dan sesudahnya. Masa ini dapat dibagi lagi menjadi
Seorang individu pada masa ini memiliki sifat yang khas, salah satunya
membanding-bandingkan dirinya dengan anak lain, terlebih jika hal itu dianggap
anak lain. Berkaitan dengan prestasi belajar, pada usia ini siswa menginginkan
nilai (angka rapor) yang baik tanpa mengingat apakah dirinya memang pantas
mendapatkan nilai baik atau tidak. Selain itu, pada masa ini ditemukan adanya
kolerasi positif yang tinggi antara keadaan jasmani dengan prestasi belajar.
Adanya kolerasi positif tersebut akan menguntungkan bagi siswa yang memiliki
20
keadaan jasmani yang baik dibandingkan dengan siswa yang memiliki keadaan
jasmani yang kurang baik. Sifat khas lain yang dimiliki individu pada usia ini
Sifat tersebut dapat diartikan sebagai usaha yang dilakukan individu dalam
interaksi sosialnya dengan mengikuti aturan yang berlaku agar dirinya dapat
bermain bersama. Selama periode masa anak sekolah ini, individu mulai
berhubungan dengan suatu kelompok sosial yang lebih luas dan memahami
pengaruh sosial. Pada waktu yang sama, individu mulai tumbuh secara positif
sangat besar dalam kehidupan individu pada masa ini, sehingga motivasi
berusaha keras menghindari menarik perhatian pada diri mereka sendiri, terutama
jika hal itu dapat menimbulkan ledekan, hinaan atau kecaman dari teman
pola pikir yang realistis dan rasa ingin tahu yang besar terhadap sesuatu yang
menarik baginya, hal tersebut membuat siswa memiliki keinginan untuk belajar.
Sampai kira-kira usia 11 tahun, siswa membutuhkan seorang guru atau orang-
21
dan berusaha menyelesaikannya sendiri. Pada masa ini, siswa memandang nilai
(angka rapor) sebagai ukuran yang tepat untuk menentukan prestasinya di sekolah.
F. Macam-Macam Emosi
yaitu emosi dasar dan emosi campuran. Dilihat dari sisi rentetan peristiwa dikenal
ada emosi mayor dan emosi minor. Emosi primer terdiri dari enam macam emosi,
(sadness/ distress), jijik dan takut. Adapun emosi sekunder merupakan gabungan
dari berbagai bentuk emosi primer dan dipengaruhi oleh kondisi budaya di mana
individu tersebut tinggal, contohnya rasa malu, bangga, cemas, dan berbagai
kondisi emosi lainnya. Secara ringkas kategori emosi ini dapat diamati dari tabel
Emosi positif adalah emosi yang selalu diidamkan oleh semua orang,
seperti bahagia, senang, puas dan sejenisnya. Sebaliknya, emosi negatif adalah
emosi yang tidak diharapkan terjadi pada diri seseorang. Namun, yang terakhir ini
22
ternyata lebih banyak melilit kehidupan manusia, dan kebanyakan dipicu oleh
yaitu:
pahit, berang, tersinggung, bermusuhan dan barang kali yang paling hebat,
3. Rasa takut: cemas, gugup, khawatir, waswas, perasaan takut sekali, waspada,
7. Jengkel: hina, jijik, muak, mual, tidak suka, mau muntah. Malu: malu hati,
secara intensif untuk kemampuan baru, mau menerima feedback dan melakukan
awareness dapat ditingkatkan dengan metode 360 degree feedback dan intervensi
emosional, membuat jurnal, role playing atau bermain peran, interview dan
1. Mulailah dengan berpikir positif, terhadap diri sendiri dan orang lain.
dapat dilakukan oleh orang tua maupun guru adalah sebagai berikut:
untuk dijaga, dididik dan dilindungi. Namun, perlu diketahui bahwa orang tua
yang terlalu melindungi anaknya akan membuat anak tersebut menjadi kurang
mandiri dan selalu mengharapkan bantuan orang lain saat mengalami suatu
masalah, bahkan untuk masalah kecil sekali pun. Orang tua yang bijak akan
yang mandiri dan dapat bertahan pada saat menghadapi masa yang sulit.
empati yang ditunjukkan orang tua pada anak saat mengalami masalah atau
kegagalan akan membuat perasaan anak lebih nyaman dan termotivasi untuk
bangkit sekaligus mencapai harapan-harapan baru yang lebih baik. Selain itu,
orang tua perlu menetapkan aturan-aturan yang tegas dan konsisten. Aturan-
aturan yang ditetapkan bertujuan untuk melatih anak menjadi individu yang
disiplin.
25
emosi
perkembangan usianya. Emosi yang dimiliki bayi berbeda dengan emosi yang
dimiliki oleh anak usia prasekolah atau anak usia sekolah dasar, seperti yang
individu. Orang tua perlu memahami karakteristik emosi individu pada setiap
emosi anak mereka dan dapat menyesuaikan diri sebagai pelatih emosi yang
belajar tentang dirinya sendiri dan bagaimana reaksi orang lain terhadap
serta perasaan takut yang dimilikinya. Sekolah emosi ini tidak hanya bekerja
melalui hal-hal yang dilakukan dan dikatakan oleh orang tua secara langsung
kepada anak, tetapi juga melalui contoh-contoh yang mereka berikan untuk
sebagai pelatih emosi. Orang tua yang dimaksud John Gottman sebagai pelatih
dunia emosi. Orang tua memberikan strategi pada anak untuk menghadapi
naik turunnya kehidupan. Orang tua tidak keberatan jika anak-anak mereka
memperlihatkan amarah, kesedihan atau rasa takut. Namun, mereka juga tidak
pentingserta membina hubungan yang lebih erat dengan mereka. Orang tua
Bakat yang dimiliki siswa perlu untuk didukung dan dikembangkan, baik
Kegiatan ekstrakurikuler yang disesuaikan dengan bakat dan minat siswa akan
27
kesadaran diri, sebab siswa menemukan aspek baru dari kepribadian mereka.
Selain itu, siswa akan mengenal persaingan secara sehat dan mendorong siswa
pribadi yang terbuka dan memiliki motivasi untuk berinteraksi dengan orang
(menyeluruh)
pihak yang terkait dalam proses tumbuh kembang siswa. Artinya, para guru
aspek perkembangan yang lain. Dalam hal ini, guru dan orang tua perlu
menjalin kerja sama untuk mendidik siswa, artinya siswa tidak hanya
Sebuah analisis tentang kecerdasan emosi terhadap ribuan pria dan wanita
menunjukkan bahwa wanita rata-rata lebih sadar tentang emosi yang dimiliki.
Artinya kecerdasan emosi yang dimiliki oleh pria dan wanita berbeda dan wanita
28
lebih mampu mengontrol kondisi emosinya. Wanita lebih mudah bersikap empati,
dan lebih terampil dalam hubungan antar pribadi, sedangkan pria lebih percaya
diri dan optimis, mudah beradaptasi, dan lebih baik dalam menangani stress
(Goleman, 2005).
berikut:
6) Berempati
7) Berdoa.
skor EQ yang dianalogikan dengan skor IQ yang sudah lebih dahulu ada.
kemampuan adaptasi dan mengelola stres. EQ-i merupakan salah satu jenis
2013).
oleh Mayer, Caruso, dan Salovey. MEIS merupakan tes kemampuan untuk
Pada tahun 2000 Mayer, Salovey dan Caruso merevisi MEIS dengan
disempurnakan lagi menjadi MSCEIT v 2.0 pada tahun 2002. Item dari
mengukur 4 aspek yang terkait dengan kemampuan emosional yaitu persepsi dan
ekspresi emosi, proses integrasi antara emosi dan pikiran, pengertian tentang
transisi emosi dan hubungan antara emosi dan situasi yang sedang dialami, serta
dalam bukunya Working with Emotional Intelligence, dan pada kompetensi dari
yang diatur ke dalam empat aspek (cluster) yaitu Kesadaran diri (Self-Awareness),
diukur dalam The Emotional Competence Inventory (ECI) berbeda dengan jumlah
emosional Goleman dkk. (2002) yang kemudian diadaptasi oleh Tirri &
dengan nama emotional leadership questionnaire (ELQ) yang terdiri dari 51 butir
dengan melibatkan 806 responden penelitian pada tahun 2011 untuk mengukur
(tidak pada setting spesifik tertentu), sehingga kemudian dikembangkan oleh Tirri
dan Nokelainen (2011) alat ukur ELQ tersebut yang spesifik dapat digunakan
bekerja.
yang tepat antara pimpinan kepada bawahannya agar kemudian dapat mencapai
Selain itu, terdapat kelebihan dari alat ukur ELQ yang mana pengisiannya
dilakukan oleh bawahan dari pimpinan itu sendiri. Artinya, bukan pimpinan
sendiri yang menilai atas dirinya. Harapannya, hal tersebut juga dapat
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
pikiran. Jadi emosi merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan
manusia
5. Perkembangan emosi anak terjadi dalam lima fase yaitu fase 0-2 tahun
yang terdiri atas usia 0-8 minggu, usia 8 minggu hingga 1 tahun dan usia 1
– 3 tahun, pra sekolah (4-6 tahun), fase anak sekolah dasar (6-12 tahun).
6. Macam-macam emosi dapat dibagi dalam emosi positif dan negatif. Emosi
positif adalah emosi yang selalu diidamkan oleh semua orang, seperti
emosi yang tidak diharapkan terjadi pada diri seseorang. Namun, yang
9. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Barsade, S. G. (2002). The Ripple Effect: Emotional Contagion and Its Influence
on Group Behavior. Administrative Science Quarterly, 47, 644-675.
Goleman, D., Boyatzis, R. & McKee, A. 2002. Primal Leadership: Realizing the
Importance of Emotional Intelligence. Harvard Business School Press.