Anda di halaman 1dari 22

TUGAS MAKALAH

PENGEMBANAGAN KEPRIBADIAN DAN


PROFESIONALISME BIDAN
“KECERDASAN EMOSIONAL”

Disusun
Oleh:

ENJEL KAELA
B. 22.03.134

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS MEGA BUANA PALOPO
2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ” Kecerdasan
Emosional” guna memenuhi tugas Pengembangan Kepribadiandan
propesionalime Bidan.
Dalam hal ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak,
karena itu kami menyampaikan terima kasih kepada ibu Dewi Hastuty,
S.Tr.Keb.,M.Keb, sebagai Dosen yang membawakan mata kuliah ini. Makalah ini
disusun dan dikumpulkan sebelum waktu yang telah ditentukan.
Dalam penyusunan makalah ini, saya menyadari bahwa masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang
membangun demi kesempurnaan makalah ini.

22 Desember 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL......................................................................................................i

KATA PENGANTAR...................................................................................................ii

DAFTAR ISI .................................................................................................... ........iii


BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................... 2
C. Tujuan Penelitian.................................................................................................2
D. Manfaat Penelitian...............................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................. 4
A. Kecerdasan Emosional .......................................................................................4
B. Implementasi Kecerdasan Emosional dalam Pelayanan Kebidanan.................10
C. Implementasi Kecerdasan Emosional dalam Kehidupan Sehari-Hari...............13
D. Usaha-Usaha Untuk Meningkatkan Kecerdasan Emosional.............................14
E. Manfaat Kecerdasan Emosional........................................................................15
BAB III PENUTUP.....................................................................................................18
A. Kesimpulan........................................................................................................ 18
B. Saran.................................................................................................................. 18
DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kehidupan manusia tidak selamanya berjalan dengan lurus, tenang,
penuh kegembiraan dan kebahagiaan. Kadangkala seorang manusia harus
menghadapi berbagai hambatan, rintangan, persoalan, dan konflik dalam
kehidupannya. Beberapa hambatan, rintangan, persoalan, dan konflik tersebut
sederhana dan mudah diselesaikan, tetapi ada juga beberapa yang kompleks
dan sulit untuk diatasi. Hal ini dapat menimbulkan keadaan tidak seimbang
dan tekanan psikologis dalam diri seseorang. Keadaan tersebut akan membuat
individu melakukan berbagai usaha untuk menguasai, meredakan, atau
menghilangkan berbagai tekanan yang dialaminya (Saptoto R, 2010)
Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan hubungan dengan
manusia yang lain. Kebutuhan itu antara lain saling berkomunikasi,
kebersamaaan, membutuhkan pertolongan dan saling memberikan dorongan,
sehingga mewujudkan suatu kehidupan bersama dalam ikatan perkawinan.
Perkawinan salah satunya juga didorong oleh adanya kepercayaan yang
dianut oleh individu yang bersangkutan (Sari TD, 2015)
Kecerdasan emosi dapat menempatkan emosi seseorang pada porsi
yang tepat, memilah kepuasan dan mengatur suasana hati. Koordinasi suasana
hati adalah inti dari hubungan sosial yang baik. Apabila seseorang pandai
menyesuaikan diri dengan suasana hati individu yang lain atau dapat
berempati, orang tersebut akan memiliki tingkat emosional yang baik dan
akan lebih mudah menyesuaikan diri dalam pergaulan sosoial serta
lingkungannya.
Kecerdasan emosi ini menekankan tentang bagaimana seseorang
mampu menjalin hubungan baik dengan orang lain, menanamkan rasa empati,
juga bagaimana cara mengalahkan emosi dengan cara memotivasi diri.
Seseorang yang cerdas emosi adalah mereka yang selalu berusaha untuk
mempertahankan pikiran dan sikap positif sepanjang masa, walaupun pada

1
saat itu sedang dihinggapi perasaan-perasaan negatif. Dia akan selalu
berjuang untuk mengubah perasaan negatif menjadi positif agar benar-benar
bisa memancarkan sikap yang menyenangkan dan cocok dengan
lingkungannya, kemudian berupaya menerjemahkan diri kedalam perilaku
yang sedap di pandang mata dan serasi. Perasaan negatif menjadi positif tidak
bisa secara langsung dinilai, namun dapat disimpulkan dari caranya bertindak.
Kecerdasan emosional sangat mempengaruhi kehidupan seseorang
secara keseluruhan mulai dari kehidupan dalam keluarga, pekerjaan, sampai
interaksi dengan lingkungan sosialnya. Oleh karena itu, kecerdasan emosional
berpengaruh pada cara seseorang menyelesaikan masalah dalam kehidupan
sehari-hari. seseorang yang mempunyai kecerdasan emosional yang tinggi
adalah mereka yang mampu mengella emosinya dengan baik.
Kecerdasan emosional adalah kemampuan merasakan, memahami,
dan secara efektif menerapkan daya dan kepekaan emosi sebagai sumber
energi, informasi, koneksi, dan pengaruh yang manusiawi. Kecerdasan
emosional (EQ) bukanlah lawan kecerdasan IQ atau ketrampilan kognitif,
namun keduanya berinteraksi secara dinamis, baik pada tingkatan konseptual
maupun di dunia nyata (Pratamaningtyas, 2016).
B. Rumusan Masalah
1 Apa yang dimaksud denga kecerdasan emosional ?
2 Apa saja cirri-ciri kecerdasan emosional ?
3 Apa faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan emosional ?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
a. Mengetahui pengertian kecerdasan emosional.
b. Mengetahui cirri-ciri kecerdasan emosional.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan emosional
b. Mengetahui implementasi kecerdasan emosional dalam pelayanan
kebidanan.

2
c. Mengetahui implementasu kecerdasan emosional dalam kehidupan
sehari-hari.
D. Manfaat

1. Makalah ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang tingkat


pengetahuan mengenai kecerdasan emosional bidan.

2. Dapat menambah wawasan dan pengalaman langsung tentang


Pengetahuan pengetahuan mengenai kecerdasan emosional bidan

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kecerdasan Emosional
1. Pengertian Kecerdasan Emosional
Sebelum membahas lebih jauh tentang kecerdasan emosional, terlebih
dahulu akan dijelaskan mengenai pengertian kecerdasan dan emosi. Dalam
buku International Encyelopedia of the Social Sciences di jelaskan bahwa
“Intellegence is defined as the capacityfor learning, reasoning, understanding,
and similar forms of mental activity.
Kecerdasan emosi atau Emotional Intelligence merujuk kepada
kemampuan mengenali emosi diri, mengelola emosi, memotivasi diri sendiri,
mengelola emosi orang lain, dan membina hubungan dengan orang lain.Akar
kata emosi adalah movere, kata kerja bahasa latin yang berarti
“menggerakkan, bergerak”, ditambah awalan “e-” untuk memberi arti
“bergerak menjauh”, menyiratkan bahwa kecendrungan bertindak merupakan
hal mutlak dalam emosi. Bahwasanya emosi memancing tindakan, tampak
jelas bila kita mengamati binatang atau anak-anak, hanya kepada orang-orang
dewasa yang “beradap” kita begitu sering menemukan perkecualian besar
dalam dunia makhluk hidup, emosi dan dorongan untuk bertindak terpisah
dari reaksi-reaksi yang tampak di mata, Emotional Intelligence (Kecerdasan
Emosional) Goelman menyatakan:
“kemampuan seseorang mengatur kehidupan kehidupan emosinya
dengan intelegensi (to manage our emotional life with intelligence)
menjaga keselarasan emosi dan mengunggapkanya (the
appropriateness of emotion and its expression) memalui ketrampilan
kesadaran diri, pengendalian diri, motivasi diri, empati dan
ketrampilan social”.

Kecerdasan emosi dapat menempatkan emosi seseorang pada porsi yang


tepat, memilah kepuasan dan mengatur suasana hati. Koordinasi suasana hati
adalah inti dari hubungan sosial yang baik. Apabila seseorang pandai
menyesuaikan diri dengan suasana hati individu yang lain atau dapat
berempati, orang tersebut akan memiliki tingkat emosional yang baik dan

4
akan lebih mudah menyesuaikan diri dalam pergaulan sosoial serta
lingkungannya.

pengertian kecerdasan emosional asalah sutai kemampuan yang dpaat


mengerti emosi diri sendiri dan oranglain, serta mengetahui bagaimana emosi
diri sendiri terekspresi untuk meningkatkan maskimal etis sebagai kekuatan
pribadi.

Definisi kecerdasan emosional menurut para ahli Salovey dan Mayer


mendefinisikan kecerdasan emosional atau yang disebut EQ sebagai
“himpunan bagian dari kecerdasan sosial yang melibatakan kemampuan
memantau perasaan sosial yang melibatkan kemampuan pada oranglain,
memilah-milah semuanya dan menggunakan informasi ini untuk
membimbing pikiran dan tindakan” )Shapiro, 1998:8).
Kecerdasan emosional angat dipengaruhi oleh lingkungan, tidak
bersifat menetap, dapat berubah-ubah setiap saat. Untuk itu peranan
lingkungan terutama orangtua pada masa kanak-kanak sangat mempengaruhi
dalam kecerdasan emosional.
Ketrampilan EQ bukanlah lawan ketrampilan IQ atau ketrampilan
kognitif, namun keduanya berinteraksi secara dinamis, baik pada tingkatan
konseptual maupun di dunia nyata. Selain itu EQ tidak begitu dipengaruhi
oleh keturunan (Shapiro, 1998).
Menurut Garderner, kecerdasan pribadi terdiri dari :”kecerdaasan
antar pribadi yaitu kemampuan untuk memahami oranglain, apa yang
memotivasi mereka bagaimana mereka bekerja , bagaimana bekerja bahu
membahu dengan kecerdasan. Sedangkan kecerdasan intra pribadi adalah
kemampuan yang korelatif, tetapi terarah ke dalam diri. Krmampuan tersebut
adalah kemampuan membentuk suatu model diri sendiri yang teliti dan
mengacu pada diri serta kemampuanuntuk menggunakan modal tadi sebagai
alat untuk menempuh kehidupan sevara efektif (Goleman, 2002).
Berdasarkan kecerdasan yang dinyatakan oleh Gardenertersebut,
Salovey memilih kecerdasan interpersonal untuk dijadikan sebagai dasar

5
untuk mengungkap kecerdasan emosional pada diri individu. Menurutnya
kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang untuk mengenali emosi
diri, mengelola emosi, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi oranglain
(empati) dan kemampuan untuk membina hubungan (kerjasama) dengan
orang lain.
2. Ciri-Ciri Kecerdasan Emosional
a. Ingin tahu tentang oranglain
Ciri kecerdasan emosional (EQ) yang pertama dalah selalu ingin tahu
tentang oranglain. Orang yang memiliki kecerdasan emosional (EQ) yang
tinggi cenderung suka berteman dengan oranglain sebanyak mungkin.
Mereka merasa tahu tentang oranglain, bahkan orang belum dikenal
sekalipun. Merasa ingin tahun dan tertarik dengan oranglain juga bisa
menumbuhkan empati. Memperluas empati dengan berbicara dengan
oranglain sebanyak mungkin merupakan salah satu cara untuk menambah
pengetahuan dan pandangan hidup anda tentang dunia.
b. Pemimpin yang besar
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Daniel Goleman, para
pemimpin yang luar biasa memiliki suatu kesamaan didalam
kepemimpinannya selain bakat, etos kerja yang kuat, serta ambisi. Mereka
rata-rata memiliki kecerdasan emosional (EQ) yang tinggi dari pada
kecerdasan intelektual (IQ).

c. Tahu kekuatan dan kelamahan diri


Ciri kecerdasan emosional (EQ) selanjutnya adalah tahu kekuatan dan
kelamahan diri. Orang yang memiliki kecerdasan kecerdasan intelektual
yang tinggi akan mengetahui dimana letak kekuatan dan kelamhan dari
dirinya sendiri. Dengan mengatahui kekuatan dan kelamahan anda, bisa
dijadikan bekal bagaimana seharusnya bertindak, dengan menutup
kelamhan dan mengunggulkan kekuatan. Kesadaran akan keadaan diri
sendiri akan melahirkan kepercayaan diri yang kuat pada diri anda.

6
d. Memiliki banyak teman
Orang yang memiliki kecerdasan emosional (EQ) yang tinggi mampu
memahami emosi diri dan emosi orang lain sehingga tahu bagaimana
bersikap dengan orang lain sehingga disukai banyak orang dan memiliki
banyak teman.
e. Selalu menjadi orang yang lebih baik dan bernilai
Ciri kecerdasan emosional (EQ) yang selanjutnya adalah ingin selalu
menjadi orang yang lebih baik dan bermoral. Hal ini berkaitan dengan
cara membangun hubungan interpersonal dengan orang lain.
f. Membantu orang lain
Ciri kecerdasan emosional (EQ) adalah membantu orang lain. Orang
yang memiliki kecerdasan emosional yang tinggi cenderung memiliki
jiwa sosial yang tinggi pula, serta memiliki rasa untuk ingin membantu
orang lain.
g. Pandai membaca ekspersi wajah orang
Mampu merasakan perasaan orang lain adalah ciri-ciri kecerdasan EQ
yang selanjutnya. Orang yang memiliki kecerdasan emosional yang tinggi
mampu membaca dan memahami ekspresi seseorang walaupun hanya
dengan melihat ekspresi wajahnya.
h. Selalu bangkit dari kegagalan
Orang yang memiliki kecerdasan emosional yang tinggi akan selalu
bangkit dari setiap kegagalan yang dialaminya. Hal ini dikarenakan ia
mampu mengontrol emosi negatifnya dan mengubahnya menjadi motivasi
untuk meraih kesuksesannya.
i. Berkarakter
Ciri kecerdasan emosional berikutnya adalah berkarakter. Orang yang
memiliki kecerdasan emosiaonal yang tinggi adalah orang yang memiliki
karakter, kepribadian, serta pendiriannya teguh. Mereka selalu mantap
dalam melakukan segala hal karena ia mampu berfikir dan membuat
keputusan yang tepat.

7
j. Percaya diri
Orang yang memliki kecerdasan emosional yang tinggi adalah orang
yang mampu percaya diri karena ia mengetahui kekuatan dan kelemahan
yang ada pada dirinya sehingga ia tahu bagaimana harus bertindak dan
membuat keputusan yang tepat.
k. Memiliki motivasi yang tinggi
Memotivasi diri sendiri untuk selalu fokus dalam meraih dan mewujudkan
masa depannya.
l. Tahu kapan harus bertindak
Memiliki kemampuan untuk mengontrol dan mengendalikan emosinya.
Mereka tidak akan terbawa emosi dan tahu kapan waktu yang tepat untuk
bertindak dan melakukan sesuatu berdasarkan pertimbangan yang matang.
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan Emosional
Kecerdasan emosional yang dicetuskan dan memperluas kemampuan
tersebut menjadi lima kemampuan utama yaitu :
a. Mengenal emosi diri
Mengenal emosi diri sendiri merupakan suatu kemampuan untuk
mengenali perasaan itu terjadi. Kemampuan ini merupakan dasar bagi
kecerdasan emosional, para ahli psikologi menyebutkan kesadaran diri
sebagai metamod, yakni kesadaran seseorang akan emosinya sendiri.
Kesadaran diri adalah waspada terhadap suasana hati maupun
pikiran tentang suasana hati, bila kurang wasapada maka individu
menjadi mudah larut dalam aliran emosi dan dikuasai oleh emosi.
Kesadaran diri memang belum menjami penguasaan emosi, namun
merupakan salah satu prasarat penting untuk mengendalikan emosi
sehingga individu mudah menguasai emosi.
b. Mengelola emosi
Kemampuan individu dalam menangani perasaan agar dapat
terungkap dengan tepat atau selaras, sehingga tercapai kesinambungan
dari dalam diri individu. Menjaga agar emosi yang merisaukan tetap
terkendali merupakan kunci menuju kesejahteraan emosi. Emosi

8
berlebihan, yang meningkat dengan intnsitas terlampau lama akan
mengoyakan kesetabilan. Kemampuan ini mencakup kemampuan untuk
menghibur diri sendriri, melepaskan kecemasan, keurungan dan
ketersinggungan dan akibat-akibat yang ditimbulkan serta kemampuan
untuk bangkit dari perasaan-perasaan yang menekan.
c. Memotivasi diri sendiri
Prestasi harus dilalui dengan dimilikinya motivasi dalam diri
individu, yang berarti memiliki ketekunan untuk menahan diri terhadap
kepuasan dan megendalikan dorongan hati, sera mempunyai perasaan
motivasi yang positif yakni antusiasnisme, gairah, optimis dan keyakinan
diri.
d. Mengenali emosi orang lain
Kemampuan untuk mengenali emosi orang lain disebut juga empati.
kemampuan seseorang untuk mengenali orag lain atau peduli,
menunjukan kemampuan empati seseorang. Individu yang memiliki
kemampuan empati lebih mampu mengukngkapkan sinyal-sinyal sosial
yang tersembunyi yang mengisyaratkan apa-apa yang dibutuhkan orang
lain sehingga ialebih mamapu menerima sudut pandang orang lain, peka
terhadp perasaan orang lain dan lebih mampu untuk mendengarkan orang
lain.
Rosenthal dalam penelitiannya menunjukan bahwa orang-orang yang
mampu membaca perasaan dan isyarat non verbal lebih mampu
menyesuaikan diri secara emosional, lebih populer, lebih mudah bergaul,
dan lebih peka.
Nowicki, ahli pisikologi menjelaskan bahwa anak-anak yang tidak
mampu membaca atau mengungkapkan emosi dengan baik akan terus
menerus merasa frustasi.
Seseorang yang mampu membaca emosi orang lain juga memiliki
kesadaran diri yang tinggi. Semakin mampu terbuka pada emosinya
sendiri, mampu mengenal dan mengakui emosinya sendiri, maka orang
tersebut mempunyai kemampuan untuk membaca perasaan orang lain.

9
e. Membina Hubungan
Kemampuan dalam membina hubungan merupakan suatu
keterampilan menunjang prioritas, kepemimpinan dan keberhasilan antara
pribadi.
Keterampilan dalam berkomunikasi merupakan kemampuan dasar
dalam keberhasilan membina hubungan. Individu sulit untuk
mendapatkan apa yang diinginkannya dana sulit juga memahami
keinginan serta kemauan orang lain.
B. Implementasi Kecerdasan Emosional dalam Pelayanan Kebidanan
Dalam implementasi kecerdasan emosional dalam pelayanan
kebidanan adalah menentukan kepribadian seseorang bidan adalah
dipengaruhi oleh aspek-aspek atau unsur-unsur kecerdasan emosi:
1. Kecerdasan diri
Kecerdasan diri yaitu mengenal dan merasa emosi sendiri,
memahami faktor penyabab perasaan yang timbul, mengenal pengaruh
perasaan terhadap tindakan. Sebagai seorang bidan mampu untuk
mengetahui apa yang ia rasakan pada suatu saat dan menggunakanya
untuk memandu dalam pengembalian keputusan bagi diri sendiri. Misal
ada pasien remaja hamil di luar nikah datang untuk minta absorbsi sebagai
seorang bidan kita bisa mengambil keputusan untuk menolak karena dosa
dan merupakan tindakan ilegal dan melanggar kode etik bidan.
2. Mengelola emosi
Mengelola emosi yaitu bersikap toleransi terhadap frustasi, mampu
mengendalikan marah secara lebih baik, dapat mengendalikan perilaku
agresif yang merusak diri sendiri dan orang lain, memiliki perasaan yang
positif tentang diri sendiri dan orang lain, memiliki kemampuan untuk
mengatasi stres dan dapat mengurangi perasaan kesepian dan cemas.
Dalam pribadi bidan terbentuk kemampuan menangani emosinya
sendiri sehingga berdampak positif terhadap pelaksanaan tugas, peka
terhadap kata hati, sanggup menunda kenikmatan sebelum tercapainya
suatu sasaran, dan mampu pulih kembali dari tekanan emosi.

10
Misal: seorang bidan yang bertugas di desa, pada hari lebaran mau
mudik, ternyata tiba-tiba ada ibu yang datang mau melahirkan. Dalam
kondisi tersebut bidan bisa bersikap menerima pasien tersebut dan
menolongnya dengan ikhlas dan baru pergi mudik setelah ibu tersebut
melahirkan dan kondisi ibu baik.
3. Memanfaatkan emosi secara produktif
Memanfaatkan emosi secara produktif yaitu memiliki rasa
tanggung jawab, mampu memuaskan perhatian pada tugas yang
dikerjakan dan tidak bersikap implusive. Sebagai bidan mampu
menggunakan hasrat yang paling dalam untuk menggerakan dan
menuntun menuju sasaran, mampu mengambil inisiatif dan bertindak
secara efektif serta mampu bertahan menghadapi kegagalan dan frustasi.
Misal: perjuangan bidan yang baru diterjukan di desa yang jarang
terjamah tangan kesehatan. Untuk merubah prilaku seseorang memang
sangat sulit seperti imunisasi, ibu-ibu tidak mau mengimunisasikan
bayinya dengan alasan menyakiti, nanti panas dll. Walaupun bidan sudah
mengertiskan, melawang tapi tetap di tolak. Dan bidan tidak boleh
menyerah, dengan melakukan pendekatan secara pelan-pelan dan tidak
pantang menyerah akhirnya sekarang imunisasi menjadi kebutuhan
pantang menyerah akhirnya sekarang imunisasi menjadi kebutuhan
sehingga ibu-ibu sekarang sudah membawa anaknya ke pelayanan
kesehatan untuk imunisasi secara sadar tanpa paksaan.
4. Empati
Empati yaitu mampu menerima sudut pandang orang lain,
memiliki kepekaan terhadap perasaan orang lain, mampu mendengarkan
orang lain. Sebagai bidan mampu untuk merasakan apa yang diraskan
oleh orang lain, menumbuhkan hubungan saling percaya dan mampu
menyelaraskna diri dengan berbagai tipe orang juga kemampuan
menangkap sinyal-sinyal sosial yang tersembunyi, yang mengisyaratkan
apa yang dibutuhkan atau dikehendaki oleh orang lain.

11
Misal: Bidan menerima pasien berobat tapi pasien tersebut tidak
mempunyai biaya, sebagai bidan mengratiskan biaya orang berobat yang
tidak mampu tersebut merupakan tindakan empati.
5. Membina hubungan
Membina hubungan yaitu bisa memahami pentingnya membina
hubungan dengan orang lain, dapat menyelesaikan konflik dengan orang
lain, memiliki kemampuan berkomunikasi dengan orang lain, memiliki
sikap bersahabat dan mudah bergaul dengan orang lain, memiliki sikap
tenggang rasa, memiliki perhatian terhadap kepentingan orang lain, Dapat
hidup selaras dengan kelompok, bersikap senang berbagi rasa dan
kerjasama, bersikap demokrasi.
Sebagai bidan mampu untuk membentuk hubungan, membina
kedekatan hubungan, menyakinkan, mempengaruhi dan mambuat orang
lain nyaman, serta dapat terjadi pendengaran yang baik.
Kemampuan untuk mengendalikan emosi dengan baik ketika
berhubungan sosial dengan cermat dapat berinteraksi dengan lancar,
menggunakan keterampilan ini untuk mempengaruhi, memimpin,
bermusyawarah, menyelesaikan permasalahan dan bekerja sama dengan
tim.
Misal seseorang bidan ingin menggalang dana untuk program dana
sehat di desa, Bidan tersebut bekerja sama dengan para perangkat desa,
toma, toga untuk mendapatkan dukungan dalam penggalangan dana untuk
dana sehat bagi masyarakat.
Dari penjelasan mengenai kecerdasan emosional diatas. Pasti kita
berfikir bagaiman kita bisa mengetahui kecerdaan emosioonal maka aspek
aspek diatas akan muncul dalam pribadi bidan dengan sendirinya, baik
dalam keseharian maupun tugas kita.

C. Implementasi Kecerdasan Emosional dalam Kehidupan Sehari-Hari

12
Jika kita melihat dunia kerja, maka kita bisa menyaksikan bahwa
seseorang tidak cukup hanya pintar di bidangnya. Dunia pekerjaan penuh
dengan interaksi sosial di mana orang harus cakap dalam menangani diri
sendiri maupun orang lain. Orang yang cerdas secara intelektual di bidangnya
akan mampu bekerja dengan baik. Namun jika ingin melejit lebih jauh dia
membutuhkan dukungan rekan kerja, bawahan maupun atasannya. Di sinilah
kecerdasan emosional membantu seseorang untuk mencapai keberhasilan
yang lebih jauh.
Dalam proses rekrutmen karyawan, seseorang dengan nilai IPK yang
tinggi sekalipun dan datang dari Universitas favorit tidak selalu menjadi
pilihan yang terbaik untuk direkrut. Ada kalanya orang yang pintar secara
intelektual kurang memiliki kematangan secara sosial. Orang seperti ini bisa
jadi sangat cerdas, memiliki kemampuan analisa yang kuat, serta kecepatan
belajar yang tinggi. Namun jika harus bekerja sama dengan orang lain dia
kesulitan. Atau jika dia harus memimpin maka akan cenderung memaksakan
pendapatnya serta jika harus menjadi bawahan punya kecenderungan sulit
diatur.
Dalam dunia kerja yang semakin kompetitif, kemampuan seseorang
menangani beban kerja, stres, interaksi sosial, pengendalian diri, menjadi
kunci penting dalam keberhasilan. Seseorang yang sukses dalam pekerjaan
biasanya adalah orang yang mampu mengelola dirinya sendiri, memotivasi
diri sendiri dan orang lain, dan secara sosial memiliki kemampuan dalam
berinteraksi secara positif dan saling membangun satu sama lain. Dengan cara
ini orang tersebut akan mampu berprestasi baik sebagai seorang individu
maupun tim.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita perlu melakukan beberapa hal agar
memiliki kecerdasan emosional yang bisa diterapkan :
1. Pengenalan diri (Self Awareness), memahami emosi, batasan yang dapat
dicapai, kemampuan, kekuatan dan kelemahan.
2. Manajemen diri (Self Management), mampu mengendalikan diri
menghadapi berbagai situasi

13
3. Orientasi Tujuan (Goal Orientation), mengetahui apa yang menjadi
tujuannya dan menyusun langkah-langkah yang diperlukan untuk
mencapainya.
4. Empati: mengenali perasaan dan emosi orang lain serta mampu
menempatkan diri dalam posisi tersebut.
5. Keahlian sosial (Social skills): mampu berinteraksi dengan orang lain,
bekerjasama, mengelola konflik serta bersikap dengan tepat terhadap
berbagai situasi perasaan dan emosi orang lain.
D. Usaha-Usaha Untuk Meningkatkan Kecerdasan Emosional
Kecerdasan emosional tidak berkembang secara alamiah, artinya
kematangan seseorang tidak didasarkan pada perkembangan usia biologisnya.
Oleh karene itu, EQ harus dipupuk dan diperkuat melalui proses pelatihan dan
pendidikan yang berkesinambungan. Banyak para pakar yang merumuskan
kiat-kiat mengembangkan kecerdasan emosional. Diantaranya adalah pendapat
Claude Stiener yang mengemukakan tiga langkah utama dalam
mengembangkan kecerdasan emosional, yaitu:

1. Membuka hati
Hati adalah simbol pusat emosi yang dapat merasakan nyaman atau tidak
nyaman. Oleh karena itu, kita dapat memulai dengan membebaskan hari
kita dari implus pengaruh yang membatasi kita untuk menunjukkan kasih
sayang satu sama lain.
2. Menjelajahi daratan emosi
Setelah membuka hati, kita dapat melihat kenyataan dan menemukan
peran emosi dalam kehidupan, sehingga kita akan menjadi lebih bijak
dalam menanggapi perasaan kita dan perasaan orang lain di sekitar kita.
3. Bertanggung jawab
Untuk memperbaiki dan mengubah kerusakan hubungan, kita harus
mengambil tanggung jawab. Setelah dapat membuka hati dan memahami
perasaan emosi orang sekitar kita. Ketika terjadi permasalahan antara kita
dan orang lain, sangat sulit melakukan perbaikan tanpa ada tindak lanjut.

14
Setiap orang harus memahami permasalahan dan memutuskan bagaimana
memperbaikinya.
E. Manfaat Kecerdasan Emosional
Para ahli psikologi menyebutkan bahwa IQ hanya mempunyai peran
sekitar 20% dalan menentukan keberhasilan hidup, sedangkan 80% sisanya
ditentukan oleh faktor-faktor lain. Diantara yang penting adalah kecerdasan
emosional (emotional quation). Dalam kehidupan banyak sekali
masalahmasalah yang tidak dapat dipecahkan semata dengan menggunakan
kemampuan intelektual seseorang. Kematangan emosi ternyata sangat
menentukan keberhasilannya. Dengan kata lain, kecerdasan emosi mempunyai
kontribusi yang sangat besar dalam mencapai keberhasilan hidup.
Kata emosi sejak lama dianggap memiliki kedalaman dan kekuatan
sehingga dalam bahasa lain, emosi di jelaskan sebagai motus anima yang
artinya jiwa yang menggerakkan kita. Emosi bukan sesuatu yang bersifat
positif atau negatif, tetapi emosi berlaku sebagai sumber energi autentisitas,
dan semangat manusia yang paling kuat. Emosi pada dasarnya adalah
dorongan untuk bertindak, oleh karena itu emosi merujuk pada suatu perasaan
atau pikiran-pikiran khasnya, suatu keadaan biologis, psikologis, dan
serangkaian kecendrungan untuk bertindak. perasaan itu termasuk gejala jiwa
yang dimiliki oleh setiap orang, hanya corak dan tingkah lakunya saja yang
berbeda. Perasaan yang lebih erat hubungannya dengan pribadi seseorang,
oleh sebab itu tanggapan perasaan antara satu orang dengan orang lainnya
terhadap hal yang sama pastilah berbeda.
Golongan utama emosi dan beberapa anggota kelompoknya sebagai
berikut:
1. Amarah : beringas, mengamuk marah besar, jengkel, kesal hati.
2. Kesedihan : pedih, sedih, muram, suram, putus asa, depresi berat.
3. Rasa takut : cemas, takut, gugup, khwatir, was-was, perasaan takut
sekali, waspada sedih, tidak tenang, ngeri.
4. Kenikmatan : bahagia, gembira, puas, riang, senang, terhibur, bangga,
takjub, rasa terpesona.

15
5. Cinta : penerimaan, persahabatan, kepercayaan, kebaikan hati, rasa
dekat, bakti, hormat, kasmaran, kasih.
6. Terkejut : terkesiap, terkejut.
7. Jengkel : hina, jijik, muak, benci, tidak suka.
8. Malu : rasa salah, malu hati, kesal, sesal, dan hati hancur lebur.
Dengan demikian perasaan dan emosi merupakan suasana batin yang
dihayati oleh seseorang pada suatu saat. Perasaan berkenaan dengan suasana
batin yang tenang, tersembunyi dan tertutup, seperti: senang-tidak senang,
suka-tidak suka.

Dari beberapa pendapat diatas, maka emosi merupakan suatu respon atas
rangsangan yang diberikan baik dari lingkungan maupun dari dalam diri
individu sendiri sehingga individu dapat menentukan pilihan dalam hidup yang
menentukan kehidupannya.

Kecerdasan emosi ini menekankan tentang bagaimana seseorang mampu


menjalin hubungan baik dengan orang lain, menanamkan rasa empati, juga
bagaimana cara mengalahkan emosi dengan cara memotivasi diri. Seseorang
yang cerdas emosi adalah mereka yang selalu berusaha untuk mempertahankan
pikiran dan sikap positif sepanjang masa, walaupun pada saat itu sedang
dihinggapi perasaan-perasaan negatif. Dia akan selalu berjuang untuk
mengubah perasaan negatif menjadi positif agar benar-benar bisa memancarkan
sikap yang menyenangkan dan cocok dengan lingkungannya, kemudian
berupaya menerjemahkan diri kedalam perilaku yang sedap di pandang mata
dan serasi. Perasaan negatif menjadi positif tidak bisa secara langsung dinilai,
namun dapat disimpulkan dari caranya bertindak.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa yang di maksud kecerdasan


emosional di sini adalah kemampuan untuk memiliki kesadaran diri,
pengaturan diri, dan motivasi yang tinggi serta memiliki kecakapan sosial yang
meliputi empati dan ketrampilan sosial yang tinggi pula.

16
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

17
Kecerdasan emosional adalah suatu kemampuan yang dapat mengerti
emosi diri sendiri dan orang lain, serta mengetahui bagaimana emosi diri
sendiri terekspresikan untuk meningkatkan maksimal etis sebagai kekuatan
pribadi. Cirri cirri kecerdasan emosional meliputi ingin tahu tentang orang
lain, tahu kekuatan dan kelemahan diri, kemampuan untuk focus dan
berkonsentrasi, manajemen kesedihan, serta selalu menjadi orang yang lebih
baik dan bermoral. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan emosional
adalah dengan mengenali emosi diri, mengelola emosi, memotivasi diri
sendiri, dan mengenali emosi orang lain. Dalam dunia kebidanan
implementasi kecerdasan emosional yaitu dengan memberikan pelayanan
menggunakan manajemen emosi yang baik sehingga mampu mengendalikan
emosi dalam bertindak.

B. Saran
Sebagai bidan kita dituntut untuk memberikan pelayanan yang
maksimal dan berkualitas kepada pasien agar pasien merasa nyaman. Untuk
mencapai hal tersebut maka dalam memberikan pelayanan kebidanan
hendaknya bidan mampu memmbentuk hubungan, membina kedekatan
hubungan, menyakinkan, mempengaruhi dan membuat orang lain nyaman ,
serta dapat menjadi pendengar yang baik sehingga bidan bisa membangun
keerdasan emosionalnya secara baik.

DAFTAR PUSTAKA

Budiyono, Kabul. 2002. Nilai-nilai Kepribadian dan Kejuangan Bangsa


Indonesia. Bandung: Alfabeta

18
Goleman, D. (2000). Kecerdasan emosi untuk mencapai puncak prestasi. Jakarta:
Gramedia

Goleman, D. (2006). Emotional Intelligence, kecerdasan emosional, mengapa EJ


lebih penting dari pada IQ. Jakarta: Gramedia

Miya Nur Andina. Peran Pendidikan Agama Islam Sebagai Pembuntukan


Karakter Anak. (http:miyanurandinaperdanaputra.blogspot.com). Diunduh
pada Senin, 27 Oktober 2014 11.35

Muslich, Mansur. 2011. Pendidikan Karakter “Menjawab Tantangan Krisis


Multidimensional”. Jakrta: Bumi Aksara.

Noer, Muhammad. 2009. Kecerdasan Emosional Membantu Sukses Dalam


Pekerjaan. https://www.muhammadnoer.com/kecerdasan-emosional-
sukses-pekerjaan/ . Diakses tanggal 10 Februari 2018 Jam 19.35 WIB.

Pratamaningtyas & Rahmaningtyas. 2016. Modul Pengembangan Kepribadian.


Poltekkes Kemenkes Malang

Robbins, Stephen P; Judge, Timothy A. (2008). Perilaku Organisasi Buku I.


Jakarta: Salemba Empat. Hal. 126-127

Sain, Syahrial. 2001. Samudra Rahmat. (Jakarta: Karya Dunia Pikir)

Sari TD, dkk. 2015. Hubungan Antara Kecerdasan Emosi dengan Kemampuan
Manajemen Konflik Pada Istri. Jurnal Psikologi, Volume 11 Nomor 1,
Juni 2015. Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif
Hasyim Riau. Diakses Tanggal 9 Februari 2018 Jam 21.30 WIB.

19

Anda mungkin juga menyukai