Cara Mengembangkannya
Kemampuan sisal ini tidak diturunkan secara genetic namun dengan berasal
dari pengondisian, proses pendidikan, dan interaksi yang dilakukan setiap
harinya.
Terbiasa mengamati kode – kode yang ada dalam lingkungan kerja bisa
membuat suasana kerja semakin nyaman. Contohnya ketika sedang rapat
namun pesertanya terlihat lesu, memberikan waktu istirahat sejenak
mungkin bisa mengobati lesu mereka.
Terkadang mendengar itu hal yang sulit dilakukan, bagaimana tidak setiap
orang ingin dirinya sendiri untuk didengarkan. Sesekali cobalah untuk
mendengarkan secara seksama, jangan langsung merespons. Pahami,
hayati, dan barulah memberikan respons.
Dalam dunia kerja cerdas serta terampil saja tidaklah cukup untuk
mendapatkan kesuksesan. Perlu social intelligence untuk membuat
interaksi kerjanya semakin nyaman dan kerja sama tim semakin solid.
Secara singkat arti budi luhur, budi adalah sikap mental yang Nampak dari
ucapan, sikap/bahasa tubuh dan perbuatan, dan luhur adalah ukuran tinggi untuk
budi, yang berarti sangat baik/bagus sekali untuk/bagi manusia. (hal 43 KITAB
KEBUDILUHURAN BUDI LUHUR).
Tujuan kita adalah cerdas dan berbudi luhur. Tujuan kita adalah membentuk
manusiautama yang tidak hanya cerdas akalnya, tetapi juga cerdas perasaannya,
cerdas spiritualnya, cerdas budayanya (mempunyai sopan santun) cerdas
bahasanya dan juga cerdas bekerjanya. (Hal v, MEMBENTUK MANUSIA UTAMA-
Buku Seperempat Abad Yayasan Pendidikan Budi Luhur).
Sikap kebudiluhuran menjadi asupan pembelajaran dalam rangka peningkatan
kecerdasan spiritual, dimana nantinya kecerdasan spiritual ini yang akan
mengoptimalkan kerja pemikiran dan rasionalitas dari Intelligence Quotient atau
kecerdasan intelegensi.
Sikap kebudiluhuran itu sendiri berkembang dikarenakan adanya kecerdasan
social atau social quotient yang diasah melalui laku luhur dan sikap berbudi luhur.
Sehingga bisa digambarkan bahwa Kecerdasan social akan membentuk orang
menjadi pribadi yang mengerti dan menjalankan Sikap Kebudiluhuran, yang
dengan adanya spiritual quotient dalam diri manusia semakin menguatkan
kecerdasan tersebut yang akhirnya mampu mengontrol dan mengoptimalkan
kecerdasan pemikiran atau iIntelligence Quotient atau kecerdasan intelegensi
menjadi kearah yang lebih baik.
Sehingga apapun bidang kegiatan dan usahanya selalu disertakan sikap
kebudiluhuran.
Kesimpulannya adalah :
Orang yang cerdas secara social tentu bisa membedakan mana yang baik dan
mana yang tidak baik. Orang yang memiliki kecerdasan spiritual mampu melihat
visoner kedepan tentang akibat dari berbuat baik dan tidak baik, sehingga ketika
manusia memiliki kecerdasan pemikiran yang baik dan sudah terlatih untuk
menjadi cerdas secara social maka dia akan kuta pemikirannya untuk berbuat
yang lebih baik. Dan berbuat yang lebih baik itu ada pada sikap dan perilaku
KEBUDILUHURAN.
Sehingga ketika seseorang itu Cerda dalam pemikiran, cerdas dalam berinteraksi
social dan Cerda dalam spiritual maka seseorang tersebut akan mampu
mengantarkan dirinya untuk dapat berperilaku cerdas dan berbudi luhur.