Anda di halaman 1dari 4

KOLABORASI ANTARA KEBUDILUHURAN DENGAN INTEGENSIA QUOTIENT,

SPIRITUAL QUOTIENT DAN SOCIAL QUOTIENT SEHINGGA DAPAT TERCIPTA


SIKAP, PERILAKU, CERDAS DAN BERBUDI LUHUR.
Oleh : 2131600609-AKHMAD ZANI

Sebelum memahami peran dari kolaborasi Kebudiluhuran terhadap IQ, SQ dan


Soscial Q, maka alangkah baiknya kita memahami pengertian terkait hal diatas
terlebih dahulu diantaranya :
1. Intelligence Quotient atau kecerdasan intelegensi adalah kemampuan
seseorang untuk berpikir dengan pengetahuan dan keahlian yang telah ia
pelajari dan miliki.
2. Zohar (2017) Memiliki pendapat bahwa kecerdasan spiritual merupakan hal
yang lebih fundamental di antara kecerdasan yang lain. Tentu saja hal
tersebut akan memaksa kita untuk mengubah cara berpikir kita yang
memiliki pola pikir bahwa satu hal terbentuk hanya melalui kecerdasan
tertentu seperti IQ dan EQ saja (baca cara meningkatkan IQ). Adanya
kecerdasan spiritual akan membuat mekanisme berpikir yang berbeda
dalam diri kita sehingga kita dapat melihat arti atau nilai dari sebuah
masalah dengan kepala yang tenang, sehingga tentu saja kita dapat lebih
bijak dalam menghadapi masalah dan tidak mudah menyerah ketika
mengalami kesusahan.
Kecerdasan spiritual juga akan mengoptimalkan cara berpikir rasional (IQ)
dan emosional (EQ) dikarenakan kecerdasan spiritual memiliki akses yang
lebih tinggi dalam hal makna, nilai, tujuan, dan aspek ketidaksadaran dari
diri kita yang selalu terikat dengan makna, nilai, dan juga tujuan dalam
hidup yang memberikan beragam perspektif.

3. Social Quotient, merupakan kemampuan bersosialisasi. Ini merupakan


kemampuan manusia berinteraksi dengan sesamanya tidak terlepas dari
proses hidup itu sendiri. Ketidakmampuannya dalam memenuhi berbagai
kebutuhannya sendiri mengharuskan mereka untuk saling membantu satu
dengan lainnya.

Kebutuhan tersebut melahirkan pembagian peran serta kesepakatan,


sehingga tidak saling merugikan satu dengan lainnya. Kepekaan untuk
saling memahami serta membagi peran sangat diperlukan, sehingga
tercipta hubungan yang harmonis tanpa konflik.

Cara Mengembangkannya

Kemampuan sisal ini tidak diturunkan secara genetic namun dengan berasal
dari pengondisian, proses pendidikan, dan interaksi yang dilakukan setiap
harinya.

Contoh pengembangannya dengean kegiatan sebagai berikut :

Mendengarkan atau Melihat Secara Seksama dan Mendetail

Salah satu kunci keberhasilan melihat atau memahami adalah dengan


melakukan pengamatan terhadap sekitarnya. Begitu juga dengan
keterampilan bersosialisasi, mengamati orang lain berinteraksi, bisa
memberikan gambaran terhadapnya.

Terbiasa mengamati kode – kode yang ada dalam lingkungan kerja bisa
membuat suasana kerja semakin nyaman. Contohnya ketika sedang rapat
namun pesertanya terlihat lesu, memberikan waktu istirahat sejenak
mungkin bisa mengobati lesu mereka.

Melatih Berempati dengan Orang Lain

Social awareness tidak hanya membicarakan tentang memahami atau


mengamati lingkungan sekitarnya, namun juga ikut merasakannya.
Mencoba mengubah sudut pandang tentunya bisa menjadi salah satu
bentuk latihannya.

Ketika melihat atau mendengar suatu cerita cobalah bertanya dan


membayangkan, “ketika jadi dia bagaimana ya?”, semakin kongkrit
bayangannya semakin baik empatinya. Kondisi tersebut akan membantu
memudahkan memahami orang lain.
Menghargai Berbagai Perbedaan

Setiap orang memiliki pendapat berbeda, contohnya pandangan politik


atau gaya hidup. Tidak jarang bertentangan pendapat dengan rekan kerja
tentang hal ini. Memahami ini sebagai sebuah hal yang natural merupakan
salah satu langkah meningkatkan social intelligence.

Mendengarkan Secara Aktif

Terkadang mendengar itu hal yang sulit dilakukan, bagaimana tidak setiap
orang ingin dirinya sendiri untuk didengarkan. Sesekali cobalah untuk
mendengarkan secara seksama, jangan langsung merespons. Pahami,
hayati, dan barulah memberikan respons.

Menghargai Orang Lain

Terkadang dunia kerja identik dengan target dan target, akibatnya


terkadang proses tidak begitu diperhatikan. Sesekali cobalah mengubah
sudut pandang dari prosesnya, dari situ akan belajar tentang menghargai
orang lain.

Dalam dunia kerja cerdas serta terampil saja tidaklah cukup untuk
mendapatkan kesuksesan. Perlu social intelligence untuk membuat
interaksi kerjanya semakin nyaman dan kerja sama tim semakin solid.

Secara singkat arti budi luhur, budi adalah sikap mental yang Nampak dari
ucapan, sikap/bahasa tubuh dan perbuatan, dan luhur adalah ukuran tinggi untuk
budi, yang berarti sangat baik/bagus sekali untuk/bagi manusia. (hal 43 KITAB
KEBUDILUHURAN BUDI LUHUR).
Tujuan kita adalah cerdas dan berbudi luhur. Tujuan kita adalah membentuk
manusiautama yang tidak hanya cerdas akalnya, tetapi juga cerdas perasaannya,
cerdas spiritualnya, cerdas budayanya (mempunyai sopan santun) cerdas
bahasanya dan juga cerdas bekerjanya. (Hal v, MEMBENTUK MANUSIA UTAMA-
Buku Seperempat Abad Yayasan Pendidikan Budi Luhur).
Sikap kebudiluhuran menjadi asupan pembelajaran dalam rangka peningkatan
kecerdasan spiritual, dimana nantinya kecerdasan spiritual ini yang akan
mengoptimalkan kerja pemikiran dan rasionalitas dari Intelligence Quotient atau
kecerdasan intelegensi.
Sikap kebudiluhuran itu sendiri berkembang dikarenakan adanya kecerdasan
social atau social quotient yang diasah melalui laku luhur dan sikap berbudi luhur.
Sehingga bisa digambarkan bahwa Kecerdasan social akan membentuk orang
menjadi pribadi yang mengerti dan menjalankan Sikap Kebudiluhuran, yang
dengan adanya spiritual quotient dalam diri manusia semakin menguatkan
kecerdasan tersebut yang akhirnya mampu mengontrol dan mengoptimalkan
kecerdasan pemikiran atau iIntelligence Quotient atau kecerdasan intelegensi
menjadi kearah yang lebih baik.
Sehingga apapun bidang kegiatan dan usahanya selalu disertakan sikap
kebudiluhuran.
Kesimpulannya adalah :
Orang yang cerdas secara social tentu bisa membedakan mana yang baik dan
mana yang tidak baik. Orang yang memiliki kecerdasan spiritual mampu melihat
visoner kedepan tentang akibat dari berbuat baik dan tidak baik, sehingga ketika
manusia memiliki kecerdasan pemikiran yang baik dan sudah terlatih untuk
menjadi cerdas secara social maka dia akan kuta pemikirannya untuk berbuat
yang lebih baik. Dan berbuat yang lebih baik itu ada pada sikap dan perilaku
KEBUDILUHURAN.
Sehingga ketika seseorang itu Cerda dalam pemikiran, cerdas dalam berinteraksi
social dan Cerda dalam spiritual maka seseorang tersebut akan mampu
mengantarkan dirinya untuk dapat berperilaku cerdas dan berbudi luhur.

Anda mungkin juga menyukai