Anda di halaman 1dari 143

DETERMINASI FRAUD PENTAGON THEORY TERHADAP

FRAUDULENT FINANCIAL REPORTING


(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor
Makanan dan Minuman yang Terdaftar Pada Bursa Efek
Indonesia Periode 2016 – 2020)

SKRIPSI

Oleh:

ELLIN MEILINA
1832510190

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BUDI LUHUR

JAKARTA
2022
DETERMINASI FRAUD PENTAGON THEORY TERHADAP
FRAUDULENT FINANCIAL REPORTING

(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor


Makanan dan Minuman yang Terdaftar Pada Bursa Efek
Indonesia Periode 2016 – 2020)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh


gelar Sarjana Akuntansi (S.Ak)

Oleh:

ELLIN MEILINA
1832510190

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BUDI LUHUR

JAKARTA
2022

ii
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BUDI LUHUR

PERSETUJUAN

Skripsi dengan judul:


DETERMINASI FRAUD PENTAGON THEORY TERHADAP
FRAUDULENT FINANCIAL REPORTING
(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor
Makanan dan Minuman yang Terdaftar Pada Bursa Efek Indonesia
Periode 2016 – 2020)

Oleh:
Nama: Ellin Meilina
Nim: 1832510190

Disetujui untuk diujikan dalam sidang Skripsi

Jakarta, 22 Januari 2022


Dosen Pembimbing

(Anissa Amalia Mulya, S.E, M.Akt.)

iii
iv
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS
& PERSETUJUAN PUBLIKASI

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Ellin Meilina


NIM : 1832510190
Program Studi : Akuntansi
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

menyatakan bahwa SKRIPSI yang berjudul:


“DETERMINASI FRAUD PENTAGON THEORY TERHADAP
FRAUDULENT FINANCIAL REPORTING (Studi Empiris Pada Perusahaan
Manufaktur Sub Sektor Makanan dan Minuman yang Terdaftar Pada Bursa
Efek Indonesia Periode 2016 – 2020)”.
1. Merupakan hasil karya ilmiah sendiri dan bukan merupakan karya yang
pernah diajukan untuk memperoleh gelar akademik oleh pihak lain.
2. Saya ijinkan untuk dikelola Universitas Budi Luhur sesuai dengan norma
hukum dan etika yang berlaku.

Pernyataan ini saya buat dengan penuh tanggung jawab dan saya bersedia menerima
konsekuensi apapun sesuai aturan yang berlaku apabila dikemudian hari pernyataan
ini tidak benar.

Jakarta, 22 Januari 2022

(Ellin Meilina)

v
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini
dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana
Akuntansi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Budi Luhur. Saya
menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari masa
perkuliahan sampai pada penyusunan skripsi ini, sangatlah sulit bagi saya untuk
menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, saya menyampaikan terima kasihkepada:

1. Bapak Dr. Ir. Wendi Usino, M.Sc., M.M selaku Rektor Universitas Budi
Luhur.
2. Bapak Dr. Arief Wibowo, S.Kom, M. Kom selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis.
3. Ibu Dr. Puspita Rani, S.E, M.k selaku Ketua Program Studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Budi Luhur.
4. Ibu Anissa Amalia Mulya, S.E, M.Akt., selaku Dosen Pembimbing tugas
akhir yang telah sabar dan bersedia meluangkan waktunya untuk
membimbing sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir dengan
baik.
5. Ibu Melan Sinaga selaku Dosen Penasehat Akademik yang telah
membantu dalam proses pengajaran.
6. Seluruh staff pengajar dan staff administrasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Budi Luhur.
7. Untuk Orang tua, Suami saya Fadel Abby Faisal, dan Keluarga yang telah
memberikan doa, motivasi, dukungan dan bantuan materil sehingga skripsi
ini dapat terselesaikan dengan baik.
8. Untuk sahabat-sahabat yang terkasih Ulan, Nanda, Maya, Susan, Elsa, Ina,
Salsa dan Kelme Squad yang sudah mensuport untuk menyelesaikan
skripsi ini.
9. Untuk teman-teman satu angkatan 2018 jurusan akuntansi yang telah
memberikan kenangan dan motivasi dalam penyelesaian skripsi ini.

vi
10. Untuk Teman-teman satu bimbingan Alma, Puput, Laras, Mirna, Yogi,
Dinda yang bersama-sama saling mengoreksi dan membantu untuk
selesainya skripsi ini.
11. Semua Pihak yang telah membantu saya dalam menyelesaikan skripsi ini
dan tidak dapat disebutkan satu per-satu.
Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini membawa manfaat
bagi pengembangan ilmu.

Jakarta, 22 Januari 2022

Ellin Meilina

vii
ABSTRAKSI

1832510190
ELLIN MEILINA

DETERMINASI FRAUD PENTAGON THEORY TERHADAP


FRAUDULENT FINANCIAL REPORTING
(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor
Makanan dan Minuman yang Terdaftar Pada Bursa Efek Indonesia
Periode 2016 – 2020)

(xv halaman, 115 halaman, 2022, 7 gambar, 25 tabel, 7 lampiran )

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Pressure terhadap Kecurangan


Laporan Keuangan, Opportunity terhadap Kecurangan Laporan Keuangan,
Rationalization terhadap Kecurangan Laporan Keuangan, Capability terhadap
Kecurangan Laporan Keuangan dan Arrogance terhadap Kecurangan Laporan
Keuangan pada sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2016 – 2020. Sampel penelitian ini ada 15 perusahaan pada sub
sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2016-
2020. Dalam penelitian ini dilakukan dengan metode regresi linier berganda yang
dibantu dengan perogram SPSS versi 24 serta Microsoft Excel 2016. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa Pressure berpengaruh terhadap Kecurangan
Laporan Keuangan, Opportunity tidak berpengaruh terhadap Kecurangan Laporan
Keuangan, Rationalization berpengaruh terhadap Kecurangan Laporan Keuangan,
Capability tidak berpengaruh terhadap Kecurangan Laporan Keuangan dan
Arrogance berpengaruh terhadap Kecurangan Laporan Keuangan.

Kata Kunci: Pressure, Opportunity, Rationalization, Capability, Arogance,


Kecurangan Laporan Keuangan.

viii
ABSTRACT

1832510190
ELLIN MEILINA

DETERMINATION OF FRAUD PENTAGON THEORY AGAINST


FRAUD FINANCIAL REPORTING
(Empirical Study on Sub-Sector Manufacturing Companies Food and
Beverages Listed on the Indonesia Stock Exchange
2016 – 2020 period)

(xv pages, 115 pages, 2022, 7 pictures, 25 tables, 7 attachments)

This study aims to determine the effect of Pressure on Financial Statement Fraud,
Opportunity on Financial Statement Fraud, Rationalization on Financial Statement
Fraud, Capability on Financial Statement Fraud and Arrogance on Financial
Statement Fraud in the food and beverage sub-sector listed on the Indonesia Stock
Exchange for the period 2016 – 2020. The sample of this research is 15 companies
in the food and beverage sub-sector listed on the Indonesia Stock Exchange for the
2016-2020 period. This research was conducted using multiple linear regression
method assisted by SPSS version 24 and Microsoft Excel 2016. The results showed
that Pressure had an effect on Fraudulent Financial Statements, Opportunity had
no effect on Fraudulent Financial Statements, Rationalization had no effect on
Fraudulent Financial Statements, Capability had no effect on Financial Statement
Fraud and Arrogance has an effect on Financial Statement Fraud.

Keywords: Pressure, Opportunity, Rationalization, Capability, Arrogance,


Fraudulent Financial Statements.

ix
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul ................................................................................................. i
Halaman Perolehan Gelar ............................................................................... ii
Halaman Persetujuan ....................................................................................... iii
Lembar Pengesahan ........................................................................................ iv
Lembar Pernyataan Orisinalitas & Persetujuan Publikasi .............................. v
Kata Pengantar ................................................................................................ vi
Abstraksi ......................................................................................................... viii
Abstract ........................................................................................................... ix
Daftar Isi .......................................................................................................... x
Daftar Tabel .................................................................................................... xiii
Daftar Gambar ................................................................................................. xiv
Daftar Lampiran .............................................................................................. xv
BAB I : PENDAHULUAN ....................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1
1.2 Pembatasan Masalah ..................................................................... 6
1.3 Perumusan Masalah ...................................................................... 6
1.4 Tujuan Penelitian ........................................................................... 7
1.5 Manfaat Penelitian ........................................................................ 8
1.6 Sistematika Penulisan .................................................................... 8
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA ............................................................. 10
2.1 Landasan Teori ..................................................................... 10
2.1.1 Teori Agensi (Agency Theory)...................................... 10
2.1.2 Fraud Pentagon Theory................................................ 11
2.1.3 Kecurangan Laporan Keuangan (Fraudulent Financial
Reporting) ..................................................................... 12
2.1.4 Tekanan (pressure) ....................................................... 14
2.1.5 Kesempatan (opportunity) ............................................ 15
2.1.6 Rasionalisasi (rationalization) ...................................... 15
2.1.7 Kemampuan (capability) .............................................. 16
2.1.8 Arogansi (arrogance) ................................................... 16
2.2 Hasil Penelitian Sebelumnya ................................................. 17
2.2.1 Randa. Alfamet dan Sany Dwita (2020) ....................... 17
2.2.2 Ariandini. Shafira dan Elly Suryani (2020) .................. 18
2.2.3 Widyatama. Whisnu dan Loh Wenny Setiawati (2020) 18
2.2.4 Fabiolla. Ruth Grace, Wahyu Ari A dan Wisnu
Julianto (2021) .............................................................. 19
2.2.5 Nugroho. Tatas Ridho, Hari Setiono dan Kharuniatul
Irsyadah (2021) ............................................................. 20
2.2.6 Yanti. Delviana Dama dan Munari (2021) ................... 20
2.3 Kerangka Teoritis .................................................................. 23
2.4 Pengembangan Hipotesis Penelitian ..................................... 24
2.4.1 Pengaruh Pressure Terhadap Fraudulent Financial
Reporting ...................................................................... 25
2.4.2 Pengaruh Opportunity Terhadap Fraudulent Financial

x
Reporting ...................................................................... 25
2.4.3 Pengaruh Rationalitation Terhadap Fraudulent
Financial Reporting ...................................................... 25
2.4.4 Pengaruh Capability Terhadap Fraudulent Financial
Reporting ...................................................................... 26
2.4.5 Pengaruh Arrogance Terhadap Fraudulent Financial
Reporting ...................................................................... 26
BAB III : METODE PENELITIAN .......................................................... 28
3.1 Tipe Penelitian ...................................................................... 28
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian ............................................ 28
3.2.1 Populasi Penelitian ....................................................... 28
3.2.2 Sampel Penelitian ........................................................ 29
3.3 Teknik Pengumpulan Data Penelitian ................................... 30
3.4 Model Penelitian ................................................................... 31
3.5 Operasionalisasi Variabel ...................................................... 32
3.6 Teknik Analisis Data ............................................................. 38
3.6.1 Uji Asumsi Klasik ........................................................ 39
3.6.1.1 Uji Normalitas .................................................. 39
3.6.1.2 Uji Multikolinieritas ........................................ 40
3.6.1.3 Uji Heteroskedastisitas .................................... 40
3.6.1.4 Uji Autokorelasi ............................................... 42
3.6.2 Alat Analisis Data ......................................................... 42
3.6.2.1 Analisis Regresi ................................................ 42
3.6.2.2 Koefisien Determinasi (Uji R2 ) ....................... 43
3.6.2.3 Pengujian Hipotesis (Uji t) ............................... 43
3.6.2.4 Uji Kelayakan Model (Uji F) ............................ 44
3.6.2.5 Persamaan Regresi ............................................ 45
BAB IV : HASIL PENELITIAN ............................................................... 46
4.1 Deskripsi Data ....................................................................... 46
4.1.1 Deskripsi Data Variabel Penelitian ............................. 46
4.1.1.1 Deskripsi Data Variabel Pressure (ROA)......... 46
4.1.1.2 Deskripsi Data Variabel Opportunity .............. 48
4.1.1.3 Deskripsi Data Variabel Rationalization
(Opini Audit)..................................................... 50
4.1.1.4 Deskripsi Data Variabel Capability .................. 51
4.1.1.5 Deskripsi Data Variabel Arogance ................... 53
4.1.1.6 Deskripsi Data Variabel Kecurangan Laporan
Keuangan .......................................................... 55
4.1.2 Transformasi Log Natural ............................................ 57
4.1.3 Outlier ........................................................................... 62
4.2 Pengujian Hipotesis dan Pembahasan ................................... 62
4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif Variabel .......................... 62
4.2.2 Uji Asumsi Klasik ........................................................ 63
4.2.2.1 Uji Normalitas ................................................. 63
4.2.2.2 Uji Multikoliniearitas ....................................... 66
4.2.2.3 Uji Heteroskedastisitas .................................... 67

xi
4.2.2.4 Uji Autokorelasi ............................................... 68
4.2.2.5 Uji Run Test ..................................................... 69
4.2.3 Uji Koefisien Determinasi ........................................... 70
4.2.4 Analisis Regresi Linier Berganda ............................... 71
4.2.5 Pengujian Hipotesis ..................................................... 73
4.2.5.1 Uji F (Goodness Of Fit) ................................... 73
4.2.5.2 Uji t (Uji t-test) ................................................ 74
4.3 Interpretasi Hasil Penelitian .................................................. 76
4.3.1 Pengaruh Pressure Terhadap Kecurangan Laporan
Keuangan ...................................................................... 76
4.3.2 Pengaruh Opportunity Terhadap Kecurangan Laporan
Keuangan ...................................................................... 76
4.3.3 Pengaruh Rationalization Terhadap Kecurangan
Laporan Keuangan ........................................................ 77
4.3.4 Pengaruh Capability Terhadap Kecurangan Laporan
Keuangan ...................................................................... 77
4.3.5 Pengaruh Arrogance Terhadap Kecurangan Laporan
Keuangan ...................................................................... 77
4.4 Rangkuman Hasil Penelitian ................................................. 78
BAB V : PENUTUP ................................................................................... 79
5.1 Kesimpulan ........................................................................... 79
5.2 Implikasi Hasil Penelitian ..................................................... 79
5.3 Keterbatasan Penelitian ......................................................... 79
5.4 Saran ...................................................................................... 80
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 81

xii
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ..................................................................... 21
Tabel 3.1 Kriteria Pengambilan Sampel Penelitian....................................... 29
Tabel 3.2 Sampel Penelitian .......................................................................... 30
Tabel 3.3 Operasional Variabel ..................................................................... 37
Tabel 3.4 Kriteria Uji Autokorelasi (Uji Durbin – Watson) ......................... 35
Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Return On Asset ............................................... 47
Tabel 4.2 Hasil Perhitungan BDOUT ............................................................ 48
Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Rationalization ................................................ 50
Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Capability ........................................................ 52
Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Arrogance ........................................................ 54
Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Kecurangan Laporan Keuangan ...................... 56
Tabel 4.7 Sebelum Transformasi Log Natural .............................................. 58
Tabel 4.8 Sesudah Transformasi Log Natural............................................... 60
Tabel 4.9 Analisis Statistik Deskriptif .......................................................... 62
Tabel 4.10 Uji Kolmogorov-Smirnov Sebelum Outlier................................... 65
Tabel 4.11 Uji Kolmogorov-Smirnov .............................................................. 65
Tabel 4.12 Uji Multikolinieritas ..................................................................... 66
Tabel 4.13 Uji Uji White ................................................................................. 68
Tabel 4.14 Hasil Pengujian Autokorelasi ....................................................... 69
Tabel 4.15 Uji Runs Test ................................................................................ 70
Tabel 4.16 Hasil Uji Koefisien Determinasi .................................................. 71
Tabel 4.17 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda ....................................... 71
Tabel 4.18 Uji F............................................................................................... 74
Tabel 4.19 Uji t ............................................................................................... 75
Tabel 4.20 Rangkuman Hasil Penelitian ........................................................ 78

xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1 Media Pengungkapan Fraud Terbanyak .................................... 2
Gambar 2.1 Fraud Pentagon .......................................................................... 11
Gambar 2.2 Kerangka Teoritis ...................................................................... 24
Gambar 3.1 Diagram Jalur Penelitian ............................................................. 32
Gambar 4.1 Histogram ................................................................................... 64
Gambar 4.2 Normal Probability Plot of Regression Standaridized Residual 64
Gambar 4.3 Gambar Scatterplot .................................................................... 67

xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 : Populasi Penelitian .................................................................... 85
Lampiran 2 : Hasil Perhitungan Data Perusahaan .......................................... 86
Lampiran 3 : Transformasi Outlier .................................................................. 104
Lampiran 4 : Hasil Output SPSS ..................................................................... 109
Lampiran 5 : Laporan Keuangan Perusahaan ................................................. 118
Lampiran 6 : Kartu Bimbingan ....................................................................... 127
Lampiran 7 : Daftar Riwayat Hidup ............................................................... 128

xv
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian


Informasi yang tersaji dalam laporan keuangan sangatlah penting bagi para
pemakai (investor) dalam pengambilan keputusan. Di dalam dunia bisnis seluruh
perusahaan bersaing untuk mengembangkan perusahaan yang dimiliki, hal ini
membuat manajemen termotivasi untuk menyajikan informasi dengan kinerja
perusahaan yang baik dan mampu bertahan dalam persaingan dunia bisnis. Namun,
hal tersebut tidak selalu dapat terwujud oleh pihak manajemen, sehingga dapat
memicu timbulnya tindakan kecurangan dalam laporan keuangan. Hal ini dapat
merugikan sekaligus menguntungkan bagi pelaku bisnis. Keuntungan bagi pelaku
bisnis yaitu dapat memaksimalkan profit dengan memanipulasi data laporan
keuangan agar terlihat baik dimata publik dan dilain sisi dapat merugikan publik
seperti investor dan pemakai laporan keuangan lainnya atas informasi yang tidak
valid. Dalam konteks audit, Fraud (Kecurangan) merupakan suatu penyajian
laporan keuangan yang sengaja dibuat tidak benar. Hal ini bertujuan untuk
memberikan informasi yang tidak benar sehingga para pemakai laporan keuangan
dapat mengambil keputusan yang salah.
Melalui laporan keuangan pemilik perusahaan dapat menilai apa saja yang
telah diraih oleh perusahaan, dapat menaksir pula hasil yang dapat di raih pada masa
mendatang, dan dapat menaksir profit yang akan diperoleh investor sekaligus
menilai harga saham yang dimiliki investor (Legowo, 2019). Selain itu, laporan
keuangan juga menjadi cerminan perusahaan. Pengguna informasi akan menilai
baik buruknya perusahaan melalui laporan keuangannya. Maka dari itu, laporan
keuangan dibuat dengan harapan bahwa informasi yang termuat pada laporan
keuangan tersebut bersifat relevan dan akurat serta tidak terdapat unsur-unsur fraud
sehingga para pengguna informasi tersebut tidak dirugikan (Zelin, 2018).
Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.1 (revisi
2009) tentang Penyajian Laporan keuangan, tujuan laporan keuangan adalah
sebagai media yang memberikan informasi atas posisi keuangan, kinerja keuangan

1
dan arus entitas yang ditujukan kepada pengguna laporan dalam rangka pembuatan
suatu keputusan ekonomi. Laporan keuangan merupakan hasil dari proses
pencatatan akuntansi tentang informasi kondisi keuangan dan arus kas perusahaan.
Karena laporan keuangan sangat penting bagi perusahaan, manajemen dapat
menutupi keadaan sebenarnya yang terjadi dalam laporan keuangan melalui cara
melakukan kecurangan dalam laporan keuangan dengan tujuan kinerja yang terlihat
positif (Agustina dan Pratomo, 2019).
Tim Divisi Penilaian Bursa Efek Indonesia (BEI) melansir, beberapa
perusahaan sektor makanan dan minuman terlambat melaporkan laporan
keuangannya dan terdapat 80 Perusahaan Tercatat saham hingga tanggal 30 Juni
2020 tidak menyampaikan Laporan Tahunan (Annual Report) Tahun 2019 secara
tepat waktu. Dengan demikian, emiten yang melakukan pelanggaran atas Peraturan
Bursa akan dikenakan sanksi sesuai dengan Peraturan Nomor I-H tentang Sanksi.
Berdasarkan aturan, BEI akan memberikan peringatan tertulis I, atas keterlambatan
penyampaian laporan keuangan sampai akhir bulan berikutnya terhitung sejak batas
waktu penyampaian laporan keuangan. Lalu peringatan tertulis II dan denda sebesar
Rp10 juta apabila mulai awal bulan ke-2 sampai dengan perusahaan Tercatat tetap
tidak memenuhi kewajiban penyampaian laporan keuangan. BEI akan memberikan
peringatan tertulis III dan tambahan denda sebesar Rp30 juta bila pada bulan ke-3
sejak batas waktu penyampaian laporan keuangan emiten tetap tidak memenuhi
kewajiban penyampaian laporan keuangan. Terakhir adalah suspensi bila pada
bulan ke-4, emiten masih mangkir dari kewajiban. Dalam beberapa kasus, BEI
bahkan memberikan denda hingga 150 juta bila perseroan ingin menghentikan
suspensi. Beberapa emiten yang belum menerbitkan laporan keuangan diantaranya
adalah PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. (AISA), PT Estika Tata Tiara Tbk.
(BEEF), PT Cowell Development Tbk. (COWL), dan PT Hanson International Tbk.
(MYRX), pernyataan ini sesuai dalam keterangan resmi pada Selasa 21 Juli 2020.
(https://market.bisnis.com/read/20200721/7/1269043/80-emiten-terlambat-
terbitkan-laporan-keuangan-2019).
Berdasarkan pernyataan diatas dapat disimpulkan pada salah satu contoh
kasus kecurangan yang terjadi yaitu diserahkannya surat pengaduan dan dituntutnya

2
perlindungan oleh PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA) kepada pihak Otoritas
Jasa Keuangan (OJK) dalam rangka adanya tindakan menyimpang oleh pihak
direksi perusahaan emiten. Hasil dari RUPS Tahunan yang berlangsung pada 27
Juli 2018 cukup menampilkan bahwa direksi tersebut diasumsikan tidak
bertanggungjawab atas kinerja perseroan. Selain itu, dalam kondisi GOLL dan
bunga yang belum dilunasi, perusahaan emiten tersebut terbukti melakukan
transaksi yang sifatnya material. Hal tersebut menyebabkan kinerja pada
perseroannya menurun. Adapula transaksi yang diduga mengandung bentrokan
kepentingan. Selain transaksi tersebut, dikatakan juga bahwa terdapat transaksi
afiliasi yang dicatat sebagai transaksi pihak 10 serta belum diperolehnya
persetujuan dari pihak pemegang kepentingan yang bersangkutan. Hal tersebut
tertulis dalam laporan keuangan perusahaannya tahun 2017. Tindakan fraud oleh
perusahaan manufaktur ini membuktikan bahwa tindakan manipulasi laba masih
sering terjadi.
Menurut ACFE (2019) (Association of Certified Fraud Examiners) Fraud
menjadi sebuah masalah yang terus terjadi hingga saat ini. Tidak ada
institusi/lembaga perusahaan yang benar-benar terbebas dari kemungkinan terjadi
adanya fraud. Para pelaku fraud juga ada di semua lapisan baik itu golongan atas
maupun golongan pegawai bawah. Oleh karena itu perlu kepedulian dari berbagai
pihak untuk sadar, waspada dan peduli di lingkungan tempat kerja terhadap potensi
adanya fraud. Dari hasil survey bahwa besaran kerugian fraud yang ditemukan
melalui media laporan sebanyak 38,9%. Berikut merupakan gambar yang
menunjukan hasil survey yang dilakukan ACFE pada tahun 2019. (acfe-
indonesia.or.id, 2019)

3
Gambar 1.1 Media Pengungkapan Fraud terbanyak
Sumber : (ACFE, 2019)
Gambar diatas menunjukan bahwa laporan keuangan berdasarkan
frekuensi tindakan kecurangan, terjadi dibagi menjadi 3 yaitu: penyalahgunaan aset
(asset misappropriation) yang memiliki frekuensi tindakan kecurangan tertinggi,
kemudian disusul oleh korupsi (corruption) dan yang terakhir adalah kecurangan
laporan keuangan (financial statement fraud). Tetapi 3 kecurangan laporan
keuangan merupakan jenis kecurangan (fraud) yang memiliki dampak kecurangan
yang paling merugikan diantara jenis kecurangan lainnya.
Penelitian yang dilakukan menggunakan teori yang menjelaskan lima
elemen yang mendasar dari Crowe’s fraud pentagon theory, pada teori ini elemen
yang mendasari seseorang untuk melakukan kecurangan yaitu opportunity,
pressure, rationalization, competence, serta arrogance. Teori yang digunakan
merupakan teori terbaru hasil dari pengembangan teori sebelumnya yaitu teori fraud
triangle oleh Cressey pada tahun 1953 dan teori fraud diamond yang dikemukakan
oleh Wolfe dan Hermanson pada 2004. Penelitian sebelumnya mengenai fraud
masih didominasi oleh model fraud triangle dan diamond. Latar belakang diatas
mendasari penelitian ini. Dalam rangka untuk menguji lebih mendalam mengenai
kemampuan fraud pentagon theory yang dikemukakan oleh Crowe (2011), dalam
menginvestigasi dan memberikan penjelasan lebih lanjut diharapkan Crowe’s fraud
pentagon theory dapat membantu untuk proses penelitian dalam mendeteksi apakah

4
ada kecenderungan terjadinya Fraudulent Financial Reporting terlebih pada
perusahaan manufaktur yang ada di Indonesia. Fraudulent financial reporting
adalah kegiatan yang dilakukan manajemen perusahaan dengan cara mensalah
sajikan jumlah (restatement) atau pengungkapan yang mengandung unsur
penyembunyian dalam laporan keuangan dengan tujuan menipu pengguna laporan
keuangan.
Fraud pentagon dipengaruhi oleh berbagai macam elemen. Ada beberapa
penelitian terdahulu yang menunjukkan elemen tersebut, di antaranya penelitian
yang telah dilakukan oleh (Alfamet Randa, 2020), (Shafira Ariandini, 2020),
(Whisnu Widyatamam, 2020), (Ruth Grace Fabiolla, 2021), (Tatas Ridho Nugroho,
2021), (Delviana Dama Yanti, 2021).
Dari penelitian terdahulu ditemukan ada beberapa elemen yang dinilai
dapat memengaruhi Fraud pentagon. Elemen pertama yang mempengaruhi
fraudulent financial reporting adalah tekanan (pressure). Dalam penelitian dari
Tatas Ridho Nugroho (2021) yang di proksikan ke dalam Financial stability,
Financial target, dan External pressure menunjukan bahwa Financial stability dan
External pressure mempengaruhi fraudulent financial reporting.
Elemen kedua yang mempengaruhi fraudulent financial reporting adalah
kesempatan (opportunity). Dalam hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh
(Alfamet Randa, 2020), (Shafira Ariandini, 2020), (Whisnu Widyatamam, 2020),
(Ruth Grace Fabiolla, 2021), (Tatas Ridho Nugroho, 2021), (Delviana Dama Yanti,
2021) menyatakan bahwa variabel ini ditemukan konsisten yaitu tidak berpengaruh
signifikan terhadap fraudulent financial reporting.
Elemen ketiga yang mempengaruhi fraudulent financial reporting adalah
rasionalisasi (rationalization). Dalam penelitian yang dilakukan Alfamer Randa
(2020) dan Delviana Dama Yanti (2021) dengan proksi change of auditor
menunjukan bahwa rasionalisasi (rationalization) berpengaruh signifikan terhadap
fraudulent financial reporting.
Elemen keempat yang mempengaruhi fraudulent financial reporting
adalah kemampuan (competence). Dalam penelitian yang dilakukan Whisnu
Widyatama (2020), Tatas Ridho Nugroho (2021), dan Delviana Dama Yanti (2021)

5
menemukan bahwa kemampuan yang diproksikan dengan pergantian direksi
berpengaruh signifikan terhadap fraudulent financial reporting.
Elemen kelima yang mempengaruhi fraudulent financial reporting adalah
arogansi (arrogance). Dalam penelitian yang dilakukan oleh Whisnu Widyatama
(2020) dan Ruth Grace Fabiolla, (2021) menemukan bahwa arogansi berpengaruh
signifikan terhadap fraudulent financial reporting.
Berdasarkan penjabaran dari penelitian terdahulu dan melihat dari
penelitian sebelumnya, hasil penelitian satu dengan yang lainnya memiliki hasil
yang berbeda. Sehingga penelitian ini akan menggunakan variabel independen
yaitu tekanan atau pressure (X1), kesempatan atau opportunity (X2), rasionalisasi
atau rationalization (X3), kemampuan atau competence (X4), dan arogansi atau
arrogance (X5). Sedangkan variabel dependennya adalah kecurangan laporan
keuangan atau fraudulent financial reporting (Y). Tujuan dari penelitian ini untuk
mengetahui pengaruh elemen-elemen pada teori fraud pentagon diantaranya
indikasi tindakan kecurangan laporan keuangan di perusahaan sektor makanan dan
minuman, yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2016 - 2020.
Berdasarkan uraian latar belakang diatas dan fenomena-fenomena yang
berkaitan serta penelitian sebelumnya yang masih tidak konsisten maka peneliti
mengambil judul penelitian “Determinasi Fraud Pentagon Theory Terhadap
Fraudulent Financial Reporting (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur
Sub Sektor Makanan dan Minuman yang Terdaftar Pada Bursa Efek
Indonesia Periode 2016 – 2020)”.

1.2 Pembatasan Masalah


Peneliti membatasi kajian pada masalah Determinasi Fraud Pentagon
Theory terhadap Fraudelent Financial Reporting (Studi Empiris Pada Perusahaan
Manufaktur Sub Sektor Makanan dan Minuman yang Terdaftar Pada Bursa Efek
Indonesia Periode 2016 – 2020). Hal ini untuk membatasi Peneliti agar fokus dalam
3 hal, yaitu :
1. Objek

6
Dalam Penelitian ini yang menjadi Objek Penelitian adalah Determinasi
Fraud Pentagon Theory terhadap Fraudelent Financial Reporting.
2. Subjek
Dalam Penelitian ini yang menjadi Subjek Penelitian adalah Perusahaan
Manufaktur Sub Sektor Makanan dan Minuman yang Terdaftar Pada
Bursa Efek Indonesia.
3. Periode
Periode pengamatan penelitian ini dilakukan pada periode 2016-2020.

1.3 Perumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan diatas, maka
rumusan masalah untuk penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah pressure berpengaruh terhadap terjadinya Fraudulent Financial


Reporting ?
2. Apakah opportunity berpengaruh terhadap terjadinya Fraudulent
Financial Reporting ?
3. Apakah Rationalization berpengaruh terhadap terjadinya Fraudulent
Financial Reporting ?
4. Apakah capability berpengaruh terhadap terjadinya Fraudulent Financial
Reporting ?
5. Apakah arrogance berpengaruh terhadap terjadinya Fraudulent Financial
Reporting ?

1.4 Tujuan Peneliti


1. Untuk menguji dan memberikan bukti secara empiris mengenai pengaruh
pressure terhadap Fraudulent Financial Reporting.
2. Untuk menguji dan memberikan bukti secara empiris mengenai pengaruh
opportunity terhadap Fraudulent Financial Reporting.
3. Untuk menguji dan memberikan bukti secara empiris mengenai pengaruh
Rationalization terhadap Fraudulent Financial Reporting.
4. Untuk menguji dan memberikan bukti secara empiris mengenai pengaruh

7
capability terhadap Fraudulent Financial Reporting
5. Untuk menguji dan memberikan bukti secara empiris mengenai pengaruh
arrogance terhadap Fraudulent Financial Reporting.

1.5 Manfaat Penelitian


1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi literatur ilmu akuntansi, dapat
memberikan pemahaman mendalam mengenai kecurangan laporan
keuangan melalui metode komprehensif dan teruji secara empiris sesuai
dengan situasi dan kondisi yang terjadi di Indonesia. Dapat memberikan
konstribusi terhadap pengembangan ilmu akuntansi.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada manajemen
perusahaan mengenai faktor-faktor penyebab terjadinya kecurangan
laporan keuangan dan menghindari salah saji dalam laporan keuangan dan
tidak berkembang menjadi skandal yang dapat merugikan perusahaan.
Dapat memberikan informasi kepada pemakai laporan keuangan eksternal
untuk memahamai faktor-faktor penyebab kecurangan laporan keuangan
sehingga dapat mengambil keputusan secara tepat.

1.6 Sistematika Penulisan


Untuk mempermudah melihat dan mengetahui pembahasan yang ada pada
skripsi ini secara menyeluruh, maka perlu dikemukakan sistematika yang
merupakan kerangka dan pedoman penulisan skripsi. Adapun sistematika
penulisannya adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini Peneliti mengemukakan tentang Latar Belakang
Penelitian, Pembatasan Masalah, Perumusan Masalah,
Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, dan Sitematika
Penulisan.

8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab ini Peneliti menguraikan tentang penelitian
terdahulu berbagai referensi atau Tinjauan Pustaka seperti
buku dan jurnal yang mendukung kajian metode yang
Peneliti sampaikan tentang Landasan Teori, Hasil Penelitian
Sebelumnya, Kerangka Teoritis dan Pengembangan
Hipotesis Penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN


Dalam bab ini Peneliti mengemukakan tentang Metode
Penelitian yang di lakukan Peneliti dalam menyelesaikan
skripsi berisi Tipe Penelitian, Populasi dan Sampel
Penelitian, Teknik Pengumpulan Data Penelitian, Unit
Penelitian, Model dan Diagram Jalur Penelitian,
Operasionalisasi Variabel, dan Teknik Analisis Data.

BAB IV HASIL PENELITIAN


Dalam bab ini Peneliti mengemukakan Hasil Penelitian
berisi Deskripsi Sampel Penelitian, Statistik Deskriptif,
Analisis Data dan Interpretasi Hasil Penelitian.

BAB V PENUTUP
Dalam bab ini Penutup Peneliti menjelaskan Kesimpulan,
Implikasi Hasil Penelitian, Keterbatasan Penelitian, dan
Saran untuk Peneliti selanjutnya berupa tindakan
perbaikan.

9
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori


Landasan teori adalah seperangkat definisi, konsep, dan proposisi yang
telah disusun rapi dan sistematis tentang variable-variabel dalam sebuah penelitian
sehingga landasan teori akan menjadi dasar yang kuat dalam sebuah penelitian yang
akan dilakukan. Menurut Sugiyono (2017:81) “Teori adalah alur logika atau
penalaran, yang merupakan seperangkat konsep, definisi, dan proporsisi yang
disusun secara sistematis".

2.1.1 Teori Agensi (Agency Theory)


Teori keagenan (Agency Theory) adalah sebagai kontrak antara satu atau
beberapa orang principal yang mendelegasikan wewenang kepada orang lain
(agent) untuk mengambil keputusan dalam menjalankan perusahaan. Prinsip utama
teori ini adalah pernyataan adanya hubungan kinerja antara pihak yang memberi
wewenang (principal) yaitu pemilik (pemegang saham), kreditor, serta investor
dengan pihak yang menerima wewenang (agent) yaitu manajemen perusahaan,
dalam bentuk kontrak kerja sama (Jensen dan Meckling, 1976 dalam Suprianto dan
Raisa, 2017). Principal menyediakan fasilitas dan dana untuk kebutuhan operasi
perusahaan. Agen sebagai pengelola berkewajiban mengelola perusahaan
sebagaimana dipercayakan principal untuk meningkatkan kemakmuran principal.
Sebagai imbalannya agen akan memperoleh gaji, bonus dan berbagai kompensasi
lainnya. Tetapi, sebaliknya teori keagenan juga dapat mengimplikasikan adanya
asimetri informasi. Konflik antar kelompok atau agency conflict merupakan konflik
yang timbul antara pemilik, dan manajer perusahaan dimana ada kecenderungan
manajer lebih mementingkan tujuan individu daripada tujuan perusahaan
(Kusumasari, et all, 2018). Kondisi inilah yang memberikan kesempatan yang
besar bagi agent untuk melakukan kecurangan. Kecurangan terjadi karena sifat

10
alamiah manusia yaitu mementingkan diri sendiri (self interest), memiliki daya
pikir yang terbatas mengenai persepsi masa mendatang (bounded rationality), dan
selalu menghindari risiko (risk averse). Self interest berkaitan dengan faktor
tekanan, kemampuan, dan arogansi. Risk averse berkaitan dengan faktor
kesempatan dan rasionalisasi (Aprilia, 2017).

2.1.2 Fraud Pentagon Theory


Fraud Pentagon Theory yang dikemukakan oleh Crowe Horwath di tahun
2011. Teori ini merupakan penyempurnaan dari Fraud Diamond Theory dengan
menambahkan satu elemen baru, yaitu arrogance. Fraud Pentagon Theory
menerangkan bahwa ada lima elemen yang dapat memotivasi seseorang melakukan
fraud, yaitu pressure. opportunity, rationalization, capability/competence, dan
arrogance (Crowe Horwath LLP, 2012). Elemen arrogance menerangkan bahwa
seseorang melakukan fraud karena dirinya merasa memiliki wewenang, kekuasaan,
hak, dan superioritas tertentu sehingga ia menganggap bahwa peraturan-peraturan
perusahaan dan pengendalian internal yang ada di perusahaan tidak berlaku bagi
dirinya (Danuta, 2017). Berikut ini adalah gambar dari Frand Pentagon:

Gambar 2.1 : Fraud Pentagon (Crowe Horwath LLP, 2012)

11
Berikut penjelasan mengenai elemen-elemen yang terkandung dalam fraud
pentagon:

1. Arrogance adalah sifat superioritas yang mendorong seseorang


menggunakan hak yang dimiliki secara tidak benar dan menganggap
bahwa sistem pengendalian internal, pengawasan, dan peraturan tidak
berlaku untuk dirinya, hal ini dinyatakan oleh Novianti dan Annisa (2018).
2. Pressure adalah dorongan yang menyebabkan orang melakukan fraud.
Pada umumnya pressure merupakan sesuatu yang terjadi karena kondisi
keuangan dan kondisi ekstrenal. Penelitian Puspitha dan Yasa (2018)
menjelaskan bahwa tekanan akan dirasakan apabila pertumbuhan
keuangan perusahaan tidak lebih baik dibandingkan dengan perusahaan
kompetitor sehingga fraud dapat terjadi karena seseorang memiliki
tekanan.
3. Competence adalah elemen yang menjadi kesempatan seseorang dalam
melakukan tindakan kecurangan akibat kemampuannya dalam mengontrol
pengendalian internal dan situasi untuk keuntungan pribadinya, hal ini
dinyatakan oleh Akbar (2017).
4. Opportunity adalah tersedianya lingkungan atau situasi yang tepat dalam
melakukan kecurangan. Zaki (2017) menyatakan bahwa suatu peluang
diperoleh ketika seseorang memiliki kebebasan dalam melakukan
kecurangan dengan tanpa diketahui oleh siapapun dan tanpa diawasi oleh
siapapun.
5. Rationalization adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh seseorang
untuk membenarkan diri sendiri sehingga dapat menutupi kesalahan yang
dilakukan dengan berbagai alasan, hal ini dinyatakan oleh Bawekes
(2018).

2.1.3 Kecurangan Laporan Keuangan (Fraudulent Financial Reporting)


Fraudulent financial reporting adalah kegiatan yang dilakukan
manajemen perusahaan dengan cara mensalah sajikan jumlah (restatement) atau

12
pengungkapan yang mengandung unsur penyembunyian dalam laporan keuangan
dengan tujuan menipu pengguna laporan keuangan. Dalam penelitian ini fraudulent
financial reporting dihitung dengan variabel dummy (Safira Ariandini, 2020).
Restatement dilihat dari laporan keuangan perusahaan yang mensalah sajikan
jumlah atau pengungkapan yang mengandung unsur penyembunyian dalam laporan
keuangan. Bagi perusahaan yang melakukan restatement akan diberi kode 1 dan
bagi yang tidak melakukan restatement akan diberi kode 0.

Kecurangan laporan keuangan diukur menggunakan variabel dummy


Perusahaan yang melakukan restatement diberi nilai 1.
Perusahaan yang tidak melakukan restatement diberi nilai 0.
Sumber: Shafira Ariandini (2020)

Selain diukur dengan menggunakan variabel dummy, kecurangan laporan


keuangan dapat diukur dengan F-Score oleh Dechow et.,al (2011) yang merupakan
hasil penjumlahan dari dua komponen yakni accrual quality dan financial
performance (Agusputri dan Sofie, 2019). Rumus F-Score adalah sebagai berikut:

F-Score = Accrual Quality + Financial Performance

Sumber: Agusputri dan Sofie, 2019

Langkah-langkah yang digunakan untuk menentukan kategori dari


perusahaan yang tergolong melakukan tindakan kecurangan atau tidak adalah
sebagai berikut:

a. Menghitung accrual quality (kualitas akrual)


𝚫𝑾𝑪+ 𝚫𝑵𝑪𝑶+ 𝚫𝑭𝑰𝑵
RSST Accrual =
𝑨𝒗𝒆𝒓𝒂𝒈𝒆 𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑨𝒔𝒔𝒆𝒕𝒔

Keterangan :

WC (Working Capital) = Current Assets – Current Liability

NCO (Non Current Operating Accrual) = (Total Asset – Current Assets –


Investment and advance) – (Total Liabilities – Current Liabilities – Long Term
Debt)

13
FIN (Financial Accrual) = total Invest,ent – Total Liabilities

𝐵𝑒𝑔𝑖𝑛𝑛𝑖𝑛𝑔 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠+𝐸𝑛𝑑𝑖𝑛𝑔 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠


ATS (Average Total Assets) = 2

b. Menghitung Financial Performance


Financial Performance = Change in receivable + Change Inventories +
Change In Cash Sales + Change In Earnings

Keterangan :

ΔR𝑒𝑐𝑒𝑖𝑣𝑎𝑏𝑙𝑒
Change in receivables =
𝐴𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠

𝛥𝐼𝑛𝑣𝑒𝑛𝑡𝑜𝑟𝑖𝑒s
Change in inventories =
𝐴𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠

Δ𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠 Δ𝑅𝑒𝑐𝑒𝑖𝑣𝑎𝑏𝑙𝑒
Change in cash sales = -
𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠 (𝑡) 𝑅𝑒𝑐𝑒𝑖𝑣𝑎𝑏𝑙𝑒 (𝑡)

Δ𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔𝑠 (𝑡) Δ𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 (𝑡−1)


Change in earning = -
𝐴𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 (𝑡) 𝐴𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 (𝑡−1)

2.1.4 Tekanan (pressure)


Pressure merupakan dorongan atau motivasi bagi suatu entitas untuk
melakukan manipulasi terhadap laporan keuangan yang muncul pada saat prospek
keuangan entitas mengalami penurunan atau terjadi ketidakstabilan, hal ini
merupakan dampak dari operasi entitas maupun kondisi ekonomi dan industri.
Tekanan terjadi karena adanya motivasi untuk menyembunyikan tindakan fraud.
Kondisi tekanan yang menghimpit dan mendesak menyebabkan seseorang ingin
melakukan penipuan dan penggelapan uang pada suatu perusahaan. Financial
targets disebabkan karena adanya tekanan berlebihan yang ditujukan kepada
manajemen untuk mencapai target keuangan yang telah direncanakan oleh
direksi.Variabel ini diukur menggunakan return on asset, (Return On Asset)
merupakan rasio yang mengukur efektivitas keseluruhan dalam menghasilkan laba
melalui aset yang tersedia. (Shafira Ariandini, 2020).

14
ROA = Laba Bersih Setelah Pajak

Total Aset
Sumber: Shafira Ariandini (2020)

2.1.5 Kesempatan (opportunity)


Kesempatan muncul karena lemahnya pengendalian internal, kelemahan
dalam mengakses informasi, tidak adanya mekanisme audit dan ketidakdisplinan
serta sikap apatis menjadi peluang bagi manajer untuk menjalankan kecurangan
dengan leluasa. Nature of industry adalah keadaan ideal perusahaan dalam industri
dimana nilai persediaannya dapat ditentukan secara subjektif dan ditentukan
berdasarkan suatu estimasi. Kesempatan merupakan celah bagi manajemen atau
pegawai perusahaan dalam melakukan kecurangan salah satunya diakibatkan
dewan komisaris tidak efektif mengawasi proses pelaporan keuangan. Pengawasan
tidak efektif dapat dihitung dengan formula sebagai berikut:

𝐵𝐷𝑂𝑈𝑇 = Jumlah Dewan Komisaris Independen


Jumlah Total Dewan Komisaris
Sumber: Randa. Alfamet dan Sany Dwita (2020)

2.1.6 Rasionalisasi (rationalization)


Rationalization adalah sikap seseorang yang merasa bahwa yang
dilakukannya bukan merupakan perbuatan yang salah. Untuk menjaga nama baik
dan mempertahankan jati dirinya sebagai orang kepercayaan, pelaku akan
membenarkan tindakan yang telah dilakukannya. Opini audit adalah sebuah
keniscayaan yang wajib diberikan oleh auditor setelah masa penugasan audit
berakhir. Opini audit menjadi patokan utama bagi pemangku kepentingan

15
mengenai laporan keuangan perusahaan klien tentang keandalan laporan keuangan.
Dalam penelitian ini variabel

Dalam penelitian ini opini audit diukur menggunakan dummy yaitu


dengan memberikan kode 1 bagi perusahaan yang mendapat opini wajar dengan
bahasa penjelas dan kode 0 diberikan bagi perusahaan yang mendapatkan opini
selain wajar dengan bahasa penjelas.
Opini Audit diukur menggunakan variabel dummy
Perusahaan yang mendapatkan opini audit wajar diberi nilai 1.
Perusahaan yang tidak mendapatkan opini audit selain wajar diberi nilai 0
(Shafira Ariandini, 2020).

2.1.7 Kemampuan (capability)


Kemampuan merupakan sebagian besar daya yang dimiliki pada diri
seseorang untuk melakukan tindakan kecurangan dalam suatu perusahaan.
Seseorang yang merasa mempunyai kemampuan untuk melakukan kecurangan
memiliki sifat egois dan percaya diri karena jabatan yang dimilikinya sehingga
muncul rasa ingin melakukan penipuan. Ineffective monitoring untuk proksi dari
kemampuan (capability) yaitu gambaran keadaan di mana perusahaan tidak
memiliki pengawasan yang efektif yang memantau kinerja perusahaan. Hal ini
disebabkan karena adanya beberapa dominasi manajemen oleh sekelompok kecil
orang, dengan tanpa adanya kontrol kompensasi di dalam perusahaan. Change of
directors
Change ofdiukur menggunakan
Directors variabel dummy.
diukur menggunakan variabel Kode
dummy1 akan diberikan jika
perusahaan melakukan perubahan direksi dan kode 0 untuk sebaliknya.
Perusahaan yang melakukan perubahan direksi diberi nilai 1.
Sumber: Shafira
Perusahaan yangAriandini (2020) perubahan direksi diberi nilai 0
tidak melakukan

2.1.8 Arogansi (Arrogance)


Arogansi adalah sikap superior atas hak yang dimiliki dan merasa bahwa
kontrol internal atau kebijakan perusahaan tidak berlaku padanya. Arogansi dalam
penelitian ini diukur menggunakan frequent of CEO’s picture yang dilihat dari

16
berapa banyak jumlah foto CEO dalam laporan tahunan (Shafira Ariandini, 2020).
Arrogance adalah sifat superioritas dan kurangnya hati nurani dalam diri seseorang
yang mengganggap bahwa sistem pengendalian internal yang dibuat tidak berlaku
secara pribadi. Arrogance timbul karena adanya sifat yang mementingkan diri
sendiri, Arrogance akan semakin besar jika sifat tersebut timbul dengan besar pula.
Sifat arogan serta superior yang tinggi milik seorang bisa menyebabkan terjadinya
kecurangan laporan keuangan. Sebab melalui sifat arogan itu, direktur utama akan
menganggap bahwa ia adalah sosok yang selalu dibenarkan di perusahaan tersebut
sehingga ia menjadi acuh akan regulasi yang berlaku (Tessa, G & Harto, 2016).

Sumber: Tessa, G & Harto (2016)

2.2 Hasil Penelitian Sebelumnya


Dalam penelitian, peneliti perlu mengadakan riview dari hasil-hasil peneliti
terdahulu, riview hasil penelitian terdahulu dilakukan untuk mengetahui masalah
yang berkaitan atau agar mencegah terjadinya isu-isu apa yang telah dibahas oleh
orang-orang dahulu terkait dengan tema yang sedang dibahas.

2.2.1 Randa. Alfamet dan Sany Dwita (2020)


Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh teori pentagon fraud
dalam mendeteksi studi empiris pelaporan keuangan curang pada perusahaan di
sektor properti dan real estate di Indonesia tercatat di BEI pada tahun 2014-2018.
Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive pengambilan sampel dengan
sampel akhir sebanyak 18 perusahaan. Analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah logistik analisis regresi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Pressure (ROA), Opportunity (BDOUT), Competence (DCHANGE) dan Arogance
(CEOPIC) tidak berpengaruh signifikan terhadap pelaporan keuangan yang curang.
Sedangkan Rasionalisasi (Pergantian Auditor) memiliki pengaruh yang signifikan
efek pada pelaporan keuangan yang curang

17
2.2.2 Ariandini. Shafira dan Elly Suryani (2020)
Fraudulent financial reporting adalah penyajian kembali laporan
keuangan (restatement) yang disebabkan adanya kesalahan saji akibat perubahan
estimasi akuntansi, perubahan kebijakan akuntansi dan kesalahan pengungkapan
laporan pada periode sebelumnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh variabel tekanan (ROA), kesempatan (INVENTORY), rasionalisasi
(AUDREPORT), kemampuan (DCHANGE) dan arogansi (CEOPICT) dalam
mendeteksi fraudulent financial reporting pada perusahaan sektor manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2017-2018. Data yang digunakan dalam
penelitian ini diperoleh dari laporan keuangan dan laporan tahunan. Populasi dalam
penelitian ini adalah Perusahaan Sektor Manufaktur dengan menggunakan
purposive sampling dalam pemilihan sampel sehingga diperoleh 198 sampel
perusahaan dengan periode penelitian 2017-2018. Metode analisis data dalam
penelitian ini adalah analisis regresi logistik dengan menggunakan software SPSS
versi 23. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan Tekanan (ROA),
Kesempatan (INVENTORY), Rasionalisasi (AUDREPORT), Kemampuan
(DCHANGE) dan Arogansi (CEOPICT) berpengaruh secara signifikan dalam
mendeteksi Fraudulent Financial Reporting. Sedangkan secara parsial,
Rasionalisasi (AUDREPORT) berpengaruh signifikan dalam mendeteksi
Fraudulent Financial Reporting, sementara Tekanan (ROA), Kesempatan
(INVENTORY), Kemampuan (DCHANGE) dan Arogansi (CEOPICT) tidak
berpengaruh dalam mendeteksi Fraudulent Financial Reporting.

2.2.3 Widyatama. Whisnu dan Loh Wenny Setiawati (2020)


Kecurangan laporan keuangan atau kecurangan pelaporan keuangan
adalah tindakan yang menyebabkan seseorang atau sekelompok orang memperoleh
keuntungan tertentu dengan mengorbankan pihak lain. Penipuan laporan keuangan
sendiri adalah penyebab terbesar dari kerugian di dunia. Oleh karena itu, laporan
keuangan yang tidak disajikan dengan andal dan tidak diungkapkan secara jujur
dapat menyesatkan pengguna dalam mengambil keputusan ekonomi. Penelitian ini
bertujuan untuk menganalisis pengaruh penipuan teori pentagon yang diproksikan

18
oleh five variabel, yaitu dualitas CEO, pergantian direksi, jumlah komisaris
independen, tingkat leverage, dan pergantian auditor ke pelaporan keuangan
penipuan yang diproksi oleh Beneish M-Score di perusahaan perbankan tercatat di
Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2014-2019. Penelitian ini menggunakan 205
data observasi dengan menggunakan analisis regresi logistik. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa dualitas CEO dan pergantian dewan direksi berpengaruh
signifikan terhadap kecurangan pelaporan keuangan, sedangkan jumlah direktur
independen, tingkat leverage, dan pergantian auditor tidak mempengaruhi
pelaporan keuangan yang curang.

2.2.4 Fabiolla. Ruth Grace, Wahyu Ari A dan Wisnu Julianto (2021)
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk
menganalisis pengaruh dari fraud pentagon terhadap kemungkinan terjadinya
kecurangan pelaporan keuangan. Teori fraud pentagon diukur dengan tekanan
(target keuangan), kesempatan (pengawasan yang tidak efektif), rasionalisasi
(perubahan KAP), kompetensi (perubahan direksi), dan arogansi (jumlah foto
CEO). Metode yang digunakan untuk mengumpulkan sampel yaitu purposive
sampling. Sampel terdiri atas 26 perusahaan dari 55 perusahaan manufaktur sektor
consumer goods yang menjadi populasi penelitian di tahun 2015-2019. Penelitian
ini menggunakan data sekunder sebagai sumber data yang diteliti, yaitu data yang
didapat dari majalah, catatan, maupun buku berwujud laporan keuangan ataupun
laporan tahunan yang di publikasi perusahaan, laporan pemerintah, artikel dan/atau
lainlain. Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi logistik dengan tingkat
signifikansi dibawah 5%. Penelitian ini memberikan hasil bahwa variabel target
keuangan, pengawasan yang tidak efektif, perubahan KAP, perubahan direksi, dan
jumlah foto direktur utama tidak berpengaruh terhadap kecurangan pelaporan
keuangan. Hal ini dikarenakan tingkat signifikansi yang diperoleh lebih tinggi dari
5%.

19
2.2.5 Nugroho. Tatas Ridho, Hari Setiono dan Kharuniatul Irsyadah (2021)
Arti dari laporan keuangan yaitu informasi penting bagi manajemen dan
stakeholder maka standar yang harus dipenuhi oleh laporan keuangan yakni
mempunyai sifat reliable (andal) dan representation faithfulness. Namun terkadang
laporan keuangan disajikan dengan mengandung kecurangan didalamnya sehingga
tidak mampu dipergunakan sebagai pijakan terkait pengambilan keputusan.
Pengamatan bermaksud mengetahui pengaruh teori fraud pentagon yang meliputi
financial target, financial stability, external pressure, ineffective monitoring,
change in auditor, pergantian direksi dan dualism position terhadap fraudulent
financial reporting. Pengamatan ini bersifat kuantitatif. Populasinya yakni
keseluruhan perusahaan perbankan di BEI 2017-2019. Sampel diambil melalui
purposive sampling didapatkan 24 perusahaan. Data sekunder berwujud annual
report serta financial report dianalisis melalui analisis regresi linier berganda. Hasil
pengamatan memperlihatkan financial stability, external pressure dan pergantian
direksi mempengaruhi fraudulent financial reporting. Sedangkan financial target,
ineffective monitoring, change in auditor dan dualism position tidak mempengaruhi
fraudulent financial reporting. Secara bersamaan pengamatan ini memperlihatkan
variabel financial target, financial stability, external pressure, ineffective
monitoring, change in auditor, pergantian direksi dan dualism position
mempengaruhi fraudulent financial reporting.

2.2.6 Yanti. Delviana Dama dan Munari (2021)


Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh fraud pentagon yang
di proksikan dengan financial target, nature of industry, quality of external auditor,
change of auditor, frequent number of CEO terhadap pendeteksian kecurangan
(fraud) laporan keuangan. Kecurangan dalam Laporan Keuangan di penelitian ini
diukur menggunakan proksi Return on Assets, Receivable, pemilihan jasa audit
pada KAP, pergantian KAP, perubahan direksi, dan banyaknya foto CEO.
Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun
2017-2019 digunakan sebagai populasi dalam penelitian ini. Penelitian ini

20
menggunakan teknik purposive sampling sehingga terdapat 48 laporan keuangan
dari 25 perusahaan manufaktur. Analisis regresi linear berganda merupakan metode
analisis yang digunakan dengan SPSS versi 20. Financial target, nature of industry,
quality of external auditor dan frequent number of CEO tidak bepengaruh signfikan
dalam mendeteksi adanya kecurangan dalam Laporan Keuangan dalam penelitian
ini. Sedangkan, change of auditor dan change of direction berpengaruh signifikan
dalam medeteksi kecurangan dalam laporan keuangan.

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

Nama Sampel dan Alat


No Peneliti Variabel Penelitian Periode Analisi Hasil
(tahun) Penelitian Penelitian
1 Alfamet Variabel Dependen 90 Model Rasionalisas
Randa : Responden Fraud- i yang
(2020) Fraudulent Score, berpengaruh
Financial Reporting dummy signifikan
positif
Variabel terhadap
Independen : kecurangan
- Tekanan laporan
- Kesempatan keuangan
- Rasionalisasi
- Kompetensi
- Arogansi
2 Shafira Variabel Dependen 198 Analisis Rasionalisas
Ariandin : Responden regresi i
i (2020) Fraudulent logistik berpengaruh
Financial Reporting signifikan
dalam
Variabel mendeteksi
Independen : Fraudulent
- Tekanan Financial
- Kesempatan Reporting,
- Rasionalisasi sementara
- Kemampuan Tekanan,
- Arogansi Kesempatan
,
Kemampuan
dan
Arogansi

21
Nama Sampel dan Alat
No Peneliti Variabel Penelitian Periode Analisi Hasil
(tahun) Penelitian Penelitian
tidak
berpengaruh
dalam
mendeteksi
Fraudulent
Financial
Reporting
3 Whisnu Variabel Dependen 205 Beneish CEO
Widyata : Responden Mscore duality,
ma Fraudulent Pergantian
(2020) Financial Reporting dewan
direksi
Variabel berpengaruh
Independen : terhadap
- CEO duality Fraudulent
- Pergantian Dewan Financial
Direksi Reporting &
- Jumlah Komisaris jumlah
Independen komisaris
- Tingkat leverage independen,
- Pergantian auditor tingkat
leverage,
pergantian
auditor tidak
berpengaruh
terhadap
fraudulent
financial
reporting
4 Ruth Variabel Dependen 55 Metode Arrogance
Grace : Responden analisis berdampak
Fabiolla Fraudulent regresi signifikan
(2021) Financial Reporting logistik secara
positif
Variabel terhadap
Independen : fraudulent
- Pressure financial
- Opportunity reporting
- Rationalization
- Competence
- Arrogance

22
Nama Sampel dan Alat
No Peneliti Variabel Penelitian Periode Analisi Hasil
(tahun) Penelitian Penelitian
5 Tatas Variabel Dependen 24 Regresi Financial
Ridho : Responden linier stability,
Nugroho Fraudulent berganda External
(2021) Financial Reporting pressure,
Pergantian
Variabel direksi,
Independen : berpengaruh
- Financial target terhadap
- Financial stability fraudulent
- External pressure financial
- Ineffective reporting
monitoring
- Change in auditor
- Pergantian direksi
- Dualisme Position
6 Delviana Variabel Dependen 143 Metode Change of
Dama : Responden F-Score Auditor &
Yanti Kecurangan Laporan Model Change of
(2021) Keuangan Direction
Variabel berpengaruh
Independen : signifikan
- Financial Target terhadap
- Nature of Industry terjadinya
- Quality of External kecurangan
Auditor laporan
- Change of keuangan
Direction
- Change of Auditor
- Frequent Number
of CEO

2.3 Kerangka Teoritis


Melengkapi penjabaran kajian teori diatas dan faktor-faktor yang
mempengaruhi fraudulent financial statement, maka penelitian ini menggunakan
variabel dependen frauduent financial statement dengan variabel independen yaitu
fraudulent fraud pentagon.

Kerangka teoritis yang terdapat dalam penelitian ini digambarkan sebagai


berikut:

23
Pressure (X1)
H1

H2
Opportunity (X2)

Fraudulent Financial
Reporting
Rationalitation (X3) H3
(Y)

Capability (X4) H4

H5
Arrogance (X5)

Sumber: Diolah sendiri, 2022.

Gambar 2.2 Kerangka Teoritis

2.4 Pengembangan Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka teoritis tersebut selanjutnya disusun hipotesis.


Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah yang masih bersifat praduga
karena masih harus dibuktikan kebenarannya. Menurut Sugiyono (2018), hipotesis
adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan
masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Jadi
hipotesis dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah
penelitian sebagai berikut:

24
2.4.1 Pengaruh Pressure Terhadap Fraudulent Financial Reporting
Tekanan merupakan dorongan bagi entitas untuk melakukan kecurangan
pada laporan keuangan yang timbul dalam upaya pemenuhan target keuangan
perusahaan. Target keuangan memberikan tekanan bagi manajemen terutama
tekanan finansial dalam mencapai target tersebut.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Randa. Alfamet dan Sany Dwita
(2020) tekanan berpengaruh signifikan positif terhadap kecurangan laporan
keuangan, dimana semakin tinggi tekanan yang dihadapi oleh manajemen
perusahaan dapat meningkatkan indikasi terjadinya kecurangan laporan keuangan.

H1: Pressure berpengaruh terhadap Fraudulent Financial Reporting.

2.4.2 Pengaruh Opportunity Terhadap Fraudulent Financial Reporting


Kesempatan muncul karena lemahnya pengendalian internal, kelemahan
dalam mengakses informasi, tidak adanya mekanisme audit dan ketidakdisplinan
serta sikap apatis menjadi peluang bagi manajer untuk menjalankan kecurangan
dengan leluasa. Nature of industry adalah keadaan ideal perusahaan dalam industri
dimana nilai persediaannya dapat ditentukan secara subjektif dan ditentukan
berdasarkan suatu estimasi.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Randa. Alfamet dan Sany Dwita
(2020) menunjukkan bahwa opportunity berpengaruh terhadap fraudulent financial
reporting. Hal ini menandakan semakin efektifnya pengawasan dewan komisaris
dalam perusahaan maka akan semakin rendah juga indikasi manajemen untuk
melakukan kecurangan laporan keuangan.
H2: Opportunity berpnegaruh terhadap Fraudulent Financial Reporting.

2.4.3 Pengaruh Rationalitation Terhadap Fraudulent Financial Reporting


Opini audit adalah sebuah keniscayaan yang wajib diberikan oleh auditor
setelah masa penugasan audit berakhir. Opini audit menjadi patokan utama bagi

25
pemangku kepentingan mengenai laporan keuangan perusahaan klien tentang
keandalan laporan keuangan.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ariandini. Shafira dan Elly Suryani
(2020) menunjukkan bahwa rationalitation berpengaruh terhadap fraudulent
financial reporting. Hal ini menandakan bahwa sebagian besar perusahaan
manufaktur mendapat opini wajar dan opini wajar dengan bahasa penjelas dalam
laporan tahunannya sehingga perusahaan terhindar dari fraud.

H3: Rationalitation Terhadap Fraudulent Financial Reporting.

2.4.4 Pengaruh Capability Terhadap Fraudulent Financial Reporting


Kemampuan merupakan sebagian besar daya yang dimiliki pada diri
seseorang untuk melakukan tindakan kecurangan dalam suatu perusahaan.
Seseorang yang merasa mempunyai kemampuan untuk melakukan kecurangan
memiliki sifat egois dan percaya diri karena jabatan yang dimilikinya sehingga
muncul rasa ingin melakukan penipuan.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ariandini. Shafira dan Elly Suryani
(2020) menunjukkan bahwa Capability Terhadap Fraudulent Financial Reporting.
Hal ini menandakan bahwa sebagian perusahaan manufaktur dapat mempercayai
susunan direksi perusahaannya dan menganggap tidak akan ada direksi yang ingin
melakukan fraud.

H4: Capability Terhadap Fraudulent Financial Reporting.

2.4.5 Pengaruh Arrogance Terhadap Fraudulent Financial Reporting


Tingkat superioritas dan arogansi yang dimiliki CEO dapat dilihat melalui
banyaknya foto CEO yang muncul dalam sebuah laporan keuangan karena CEO
umumnya lebih ingin menunjukkan kepada publik akan posisi dan status yang
dimilikinya dalam sebuah perusahaan karena tidak ingin kehilangan hal tersebut.

26
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Yanti. Delviana Dama dan Munari
(2021) menujukkan bahwa Arrogance Terhadap Fraudulent Financial Reporting.
Hal ini menandakan bahwa adanya foto CEO dalam laporan keuangan bertujuan
untuk memperkenalkan kepada para stakeholders atau pengguna laporan keuangan
siapa saja CEO dalam perusahaan tersebut. Selain itu, tujuan adanya foto CEO
dalam laporan keuangan adalah menampilkan kegiatan dan prestasi yang diperoleh
perusahaan yang membuktikan bahwa CEO turut andil dalam kegiatan perusahaan
tersebut. Sehingga, para pengguna laporan keuangan dan masyarakat umum dapat
menilai tanggung jawab dan keuletan CEO dalam memimpin perusahaan.

H5: Arrogance Terhadap Fraudulent Financial Reporting.

27
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Tipe Penelitian


Menurut Sugiyono (2018), metode penelitian adalah sebagai cara ilmiah
untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal
tersebut terdapat empat kata kunci yang perlu diperhatikan yaitu cara ilmiah, data,
tujuan, dan kegunaan. Dalam penelitian ini tipe yang digunakan adalah tipe
penelitian deskriptif, sebab permasalahan yang diteliti tidak hanya satu variabel
tetapi juga terdapat variabel-variabel lainnya yang berkaitan dengan masalah
tersebut. Menurut Sugiyono (2018), metode deskriptif adalah penelitian yang
dilakukan untuk mengetahui keberadaan variabel mandiri, baik hanya pada satu
variabel atau lebih (variabel yang berdiri sendiri) tanpa membuat perbandingan dan
mencari hubungan antara variabel itu dengan variabel lain. Sedangkan metode yang
diusulkan adalah metode kuantitatif. Metode penelitian adalah suatu cara atau jalan
untuk mendapatkan kembali pemecahan terhadap suatu masalah yang diajukan.

Penelitian ini mengetahui kontrak untuk mengambil keputusan antara


variabel independen yang terdiri dari pressure, opportunity, rationalization,
capability, dan arrogance terhadap variabel dependen yaitu fraudulent financial
reporting pada perusahaan manufaktur

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian


3.2.1 Populasi Penelitian
Menurut Sugiyono (2019), populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Generalisasi tersebut bisa saja dilakukan terhadap objek penelitian dan bisa juga
dilakukan terhadap subjek penelitian. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini

28
adalah perusahaan Manufaktur Sub Sektor Makanan dan Minuman yang Terdaftar
di Bursa Efek Indonesia Periode 2016 – 2020.

3.2.2 Sampel Penelitian


Menurut Sugiyono (2019), sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Teknik sampling merupakan
teknik pengambilan sampel untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam
penelitian. Dalam penelitian ini teknik yang digunakan adalah metode purposive
sampling. Teknik purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2019). Berikut ini adalah kriteria penentuan
sampel yang digunakan dalam penelitian sebagai berikut :
1. Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Makanan dan Minuman yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2016 – 2020.
2. Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Makanan dan Minuman yang
mempublikasikan laporan keuangan dalam Bursa Efek Indonesia (BEI)
secara berturut-turut periode 2016-2020.

Tabel 3.1

Kriteria Sampel Penelitian

No Kriteria Jumlah

1 Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Makanan dan Minuman yang


26
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2016-2020

2 Perusahaan Manufaktur Sub Sektror Makanan dan Minuman


yang tidak mempublikasikan laporan keuangan dalam Bursa Efek (11)
Indonesia secara berturut-turut periode 2016-2020

Jumlah Sampel Perusahaan 15

Sumber: Diolah sendiri, 2022.

29
Berdasarkan kriteria tersebut, diperoleh jumlah sampel perusahaan
sebanyak 15 perusahaan sehingga jumlah data penelitian yang memenuhi syarat
untuk digunakan sebagai sampel penelitian ini adalah 15 data pengamatan. Adapun
daftar perusahaan yang terpilih untuk dijadikan sampel adalah sebagai berikut

Tabel 3.2

Daftar Perusahaan Sampel

No Kode Emiten Nama Perusahaan


1 AISA PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk
2 CEKA PT Wilmar Cahaya Indonsia Tbk
3 CLEO PT Sanguna Primatirta Tbk
4 DLTA PT Delta Djakarta Tbk
5 HOKI PT Buyung Poetra Sembada Tbk
6 ICBP PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
7 INDF PT Indofood Sukses Makmur Tbk
8 MLBI PT Multi Bintang Indonesia Tbk
9 MYOR PT Mayora Indonesia Tbk
10. PSDN PT Prashida Aneka Niaga Tbk
11. ROTI PT Nippon Indosari Corporindo Tbk
12. SKBM PT Sekar Bumi Tbk
13. SKLT PT Sekar Laut Tbk
14. STTP PT Siantar Top Tbk
15. ULTJ PT Ultrajaya Milk Industry and Trading Company Tbk
Sumber: Sahamok, yang diolah sendiri, 2022

3.3 Teknik Pengumpulan Data


Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder
dengan mengambil data berupa laporan keuangan dari perusahaan yang sahamnya
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2016-2020 yang didapat dari
Indonesia Saham Ok dengan mengakses situs www.sahamok.net. Adapun teknik
pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian sebagai berikut:

1. Studi Pustaka
Studi pustaka merupakan penelitian untuk mendapatkan landasan yang
kuat, baik berupa rumus-rumus teknik perhitungan maupun teori-teori
yang mendukung objek penelitian. Sumber riset yang didapat melalui

30
buku, jurnal hasil penelitian, dan sumber-sumber lain yang berkaitan
dengan objek permasalahan dalam penelitian.
2. Studi Lapangan
Studi lapangan merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan
menghimpun dan menganalisa dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis,
gambar ataupun elektronik. Dokumen yang dihimpun merupakan
dokumen yang sesuai dengan tujuan dan fokus masalah. Dalam penelitian
ini data berasal dari dokumentasi laporan tahunan keuangan yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan mengakses internet www.idx.co.id
dan www.idn.co.id. Untuk data tiap variabel diperoleh dengan cara
dihitung menggunakan data yang sudah ada.

3.4 Model Penelitian


Metode yang digunakan untuk menganalisis data adalah metode statistik
inferensial (parametrik), karena penelitian ini menekankan pada hubungan dan
pengaruh antar variable dengan melakukan pengujian hipotesis dan menggunakan
parameter distribusi data normal, kemudian menyimpulkan hasil
penelitian.Penelitian ini bermaksud melakukan pengujian secara empiris mengenai
pengaruh umur perusahaan, solvabilitas, profitabilitas, dan pertumbuhan penjualan
terhadap tax avoidance. Penelitian ini menggunakan alat uji analisis regresi linear
berganda dengan menggunakan program SPSS 24. Analisis regresi berganda yang
digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk mempelajari bentuk pengaruh
antara variabel independen dengan dependen. Model penelitian dalam bentuk
matematis atau persamaan regresi yaitu sebagai berikut:

FFR = ɑ + β1PS + β2OP + β3RA + β4CP + β1AR

Keterangan :

FFR : Fraudulent Financial Reporting

ɑ : Konstanta

31
β1β2β3β4β5 : Koefisien regresi variabel masing-masing

PS : Pressure

OP : Opportunity

RA : Rationalitation

CP : Capability

AR : Arrogance

e : Error

Pressure (X1)
error
Opportunity (X2)
Fraudulent
Rationalitation (X3) Financial
Reporting

Capability (X4) (Y)

Arrogance (X5)

Sumber: Diolah sendiri, 2020

Gambar 3.1 Diagram Jalur Penelitian

3.5 Operasional Variabel


Definisi operasional variable menurut Sugiyono (2015:38) adalah suatu
atribut atau sifat atau nilai dari objek atau kegiatan yang memiliki variasi tertentu
yang telah ditetapkanoleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Definisi variable-variabel penelitian harus dirumuskan untuk
menghindari kesesatan dalam mengumpulkan data. Variabel bebas (independen)

32
pada penelitian ini adalah variable bebas (independen) terdiri dari Pressure,
Opportunity, Rationalitation, Capability, dan Arrogance. Sedangkan variable
terikat (dependen) adalah Fraudulent Financial Reporting.

3.5.1 Variabel Terikat (Dependent Variabel)


Fraudulent financial reporting adalah kegiatan yang dilakukan
manajemen perusahaan dengan cara mensalah sajikan jumlah (restatement) atau
pengungkapan yang mengandung unsur penyembunyian dalam laporan keuangan
dengan tujuan menipu pengguna laporan keuangan. Dalam penelitian ini fraudulent
financial reporting dihitung dengan variabel dummy (Safira Ariandini, 2020).
Restatement dilihat dari laporan keuangan perusahaan yang mensalah sajikan
jumlah atau pengungkapan yang mengandung unsur penyembunyian dalam laporan
keuangan. Bagi perusahaan yang melakukan restatement akan diberi kode 1 dan
bagi yang tidak melakukan restatement akan diberi kode 0.

Kecurangan laporan keuangan diukur menggunakan variabel dummy


Perusahaan yang melakukan restatement diberi nilai 1.
Perusahaan
Sumber: yang tidak(2020)
Shafira Ariandini melakukan restatement diberi nilai 0.

Selain diukur dengan menggunakan variabel dummy, kecurangan laporan


keuangan dapat diukur dengan F-Score oleh Dechow et.,al (2011) yang merupakan
hasil penjumlahan dari dua komponen yakni accrual quality dan financial
performance (Agusputri dan Sofie, 2019). Rumus F-Score adalah sebagai berikut:

F-Score = Accrual Quality + Financial Performance

Sumber: Agusputri dan Sofie, 2019

3.5.2 Variabel Bebas (Independent Variabel)


Menurut Sugiyono (2019), variabel bebas adalah merupakan variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel

33
dependen (terikat). Dalam penelitian ini variable dependen yang digunakan adalah
sebagai berikut:

1. Tekanan (Pressure)
Pressure merupakan dorongan atau motivasi bagi suatu entitas untuk
melakukan manipulasi terhadap laporan keuangan yang muncul pada saat
prospek keuangan entitas mengalami penurunan atau terjadi
ketidakstabilan, hal ini merupakan dampak dari operasi entitas maupun
kondisi ekonomi dan industri. Tekanan terjadi karena adanya motivasi
untuk menyembunyikan tindakan fraud. Kondisi tekanan yang
menghimpit dan mendesak menyebabkan seseorang ingin melakukan
penipuan dan penggelapan uang pada suatu perusahaan. Financial targets
disebabkan karena adanya tekanan berlebihan yang ditujukan kepada
manajemen untuk mencapai target keuangan yang telah direncanakan oleh
direksi.Variabel ini diukur menggunakan return on asset, (Return On
Asset) merupakan rasio yang mengukur efektivitas keseluruhan dalam
menghasilkan laba melalui aset yang tersedia. (Shafira Ariandini, 2020).
Laba Setelah Pajak
𝑅𝑂𝐴 =
Total Asset

Sumber: Shafira Ariandini (2020)

2. Kesempatan (Opportunity)
Kesempatan muncul karena lemahnya pengendalian internal,
kelemahan dalam mengakses informasi, tidak adanya mekanisme audit
dan ketidakdisplinan serta sikap apatis menjadi peluang bagi manajer
untuk menjalankan kecurangan dengan leluasa. Nature of industry adalah
keadaan ideal perusahaan dalam industri dimana nilai persediaannya dapat
ditentukan secara subjektif dan ditentukan berdasarkan suatu estimasi.
Kesempatan merupakan celah bagi manajemen atau pegawai perusahaan
dalam melakukan kecurangan salah satunya diakibatkan dewan komisaris

34
tidak efektif mengawasi proses pelaporan keuangan. Pengawasan tidak
efektif dapat dihitung dengan formula sebagai berikut:

Jumlah Dewan Komisaris Independen


𝐵𝐷𝑂𝑈𝑇 =
Jumlah Total Dewan Komisaris

Sumber: Randa. Alfamet dan Sany Dwita (2020)

3. Rasionalisasi (Rationalization)
Rationalization adalah sikap seseorang yang merasa bahwa yang
dilakukannya bukan merupakan perbuatan yang salah. Untuk menjaga
nama baik dan mempertahankan jati dirinya sebagai orang kepercayaan,
pelaku akan membenarkan tindakan yang telah dilakukannya. Opini audit
adalah sebuah keniscayaan yang wajib diberikan oleh auditor setelah masa
penugasan audit berakhir. Opini audit menjadi patokan utama bagi
pemangku kepentingan mengenai laporan keuangan perusahaan klien
tentang keandalan laporan keuangan. Dalam penelitian ini variabel
Dalam penelitian ini opini audit diukur menggunakan dummy yaitu
dengan memberikan kode 1 bagi perusahaan yang mendapat opini wajar
dengan bahasa penjelas dan kode 0 diberikan bagi perusahaan yang
mendapatkan opini selain wajar dengan bahasa penjelas.

Opini Audit diukur menggunakan variabel dummy


Perusahaan yang mendapatkan opini audit wajar diberi nilai 1.
Sumber: Shafira
Perusahaan yangAriandini (2020)
tidak mendapatkan opini audit selain wajar diberi nilai 0

4. Kemampuan (Capability)
Kemampuan merupakan sebagian besar daya yang dimiliki pada diri
seseorang untuk melakukan tindakan kecurangan dalam suatu perusahaan.
Seseorang yang merasa mempunyai kemampuan untuk melakukan
kecurangan memiliki sifat egois dan percaya diri karena jabatan yang

35
dimilikinya sehingga muncul rasa ingin melakukan penipuan. Ineffective
monitoring untuk proksi dari kemampuan (capability) yaitu gambaran
keadaan di mana perusahaan tidak memiliki pengawasan yang efektif yang
memantau kinerja perusahaan. Hal ini disebabkan karena adanya beberapa
dominasi manajemen oleh sekelompok kecil orang, dengan tanpa adanya
kontrol kompensasi di dalam perusahaan. Change of directors diukur
menggunakan variabel dummy. Kode 1 akan diberikan jika perusahaan
melakukan perubahan direksi dan kode 0 untuk sebaliknya.

Change of Directors diukur menggunakan variabel dummy


Perusahaan yang melakukan perubahan direksi diberi nilai 1.
Perusahaan yang tidak melakukan perubahan direksi diberi nilai 0
Sumber: Shafira Ariandini (2020)

5. Arogansi (arrogance)
Arogansi adalah sikap superior atas hak yang dimiliki dan merasa
bahwa kontrol internal atau kebijakan perusahaan tidak berlaku padanya.
Arogansi dalam penelitian ini diukur menggunakan frequent of CEO’s
picture yang dilihat dari berapa banyak jumlah foto CEO dalam laporan
tahunan (Shafira Ariandini, 2020). Arrogance adalah sifat superioritas dan
kurangnya hati nurani dalam diri seseorang yang mengganggap bahwa
sistem pengendalian internal yang dibuat tidak berlaku secara pribadi.
Arrogance timbul karena adanya sifat yang mementingkan diri sendiri,
Arrogance akan semakin besar jika sifat tersebut timbul dengan besar pula.
Sifat arogan serta superior yang tinggi milik seorang bisa menyebabkan
terjadinya kecurangan laporan keuangan. Sebab melalui sifat arogan itu,
direktur utama akan menganggap bahwa ia adalah sosok yang selalu
dibenarkan di perusahaan tersebut sehingga ia menjadi acuh akan regulasi
yang berlaku (Tessa, G & Harto, 2016).
CEOPIC =
∑ Banyak Foto CEO didalam Laporan Keuangan
Sumber: Tessa, G Harto, 2016

36
Tabel 3.3

Operasional Variabel

No Variabel Indikator Skala Sumber

Variabel Dependen (Y)

1 Fraudulent Kecurangan laporan keuangan


Financial diukur menggunakan variabel
Reporting dummy
Laporan
(Shafira Perusahaan yang melakukan Nominal
Keuangan
Ariandini, restatement diberi nilai 1.
2020)
Perusahaan yang tidak melakukan
restatement diberi nilai 0.

2 Fraudulent
Financial
𝐴𝑐𝑐𝑟𝑢𝑎𝑙 𝑄𝑢𝑎𝑙𝑖𝑡𝑦 Laporan
Reporting 𝐹 − 𝑆𝑐𝑜𝑟𝑒 = Rasio
𝐹𝑖𝑛𝑎𝑛𝑐𝑖𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑟𝑓𝑜𝑟𝑚𝑎𝑛𝑐𝑒 Keuangan
(Agusputri dan
Sofie, 2019)

Variabel Independen (X)

3 Pressure
(Shafira Laba Setelah Pajak Laporan
𝑅𝑂𝐴 = Rasio
Ariandini, Total Asset Keuangan
2020)

4 Opportunity
(Randa.
𝐵𝐷𝑂𝑈𝑇 Laporan
Alfamet dan Jumlah Dewan Komisaris Independen Rasio
= Keuangan
Jumlah Total Dewan Komisaris
Sany Dwita,
2020)

37
No Variabel Indikator Skala Sumber

5 Rationalization Opini Audit diukur menggunakan


(Shafira variabel dummy
Ariandini,
Perusahaan yang mendapatkan
2020) Laporan
opini audit wajar diberi nilai 1. Nominal
Keuangan
Perusahaan yang tidak
mendapatkan opini audit selain
wajar diberi nilai 0

6 Capability Change of Directors diukur


(Shafira menggunakan variabel dummy
Ariandini,
Perusahaan yang melakukan
2020) Laporan
perubahan direksi diberi nilai 1. Nominal
Keuangan
Perusahaan yang tidak
melakukan perubahan direksi
diberi nilai 0

7 Arrogance
Laporan
(Tessa, G & CEOPIC = Banyak foto CEO didalam laporan keuangan Nominal
Keuangan
Harto, 2016)

Sumber: Diolah sendiri, 2021.

3.6 Teknik Analisis Data


Penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi linear berganda. Teknik
analisis bertujuan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian atau untuk
menguji hipotesis-hipotesis penelitian. Model penelitian yang digunakan adalah
model statistik yang berfungsi untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini.
Penelitian ini menggunakan alat pengolahan data yaitu dengan alat bantu software
SPSS 24.

38
3.6.1 Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dilakukan untuk menguji kualitas data penelitian. Model
regresi akan dapat dijadikan parameter yang memang dapat
dipertanggungjawabkan atau akurat. Uji asumsi klasik yang dilakukan dalam
penelitian ini meliputi uji normalitas, uji multikolonieritas, uji hesteroskedastisitas,
uji autokorelasi.

3.6.1.1 Uji Normalitas


Uji normalitas adalah pengujian yang dilakukan guna mengetahui apakah
data terdistribusi secara normal atau tidak. Data yang baik dan layak digunakan
dalam penelitian adalah data yang memiliki distribusi normal. Uji normalitas ada
dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu
dengan analisis grafik dan analisis statistik (Ghozali, 2018).
1. Analisis Grafik Salah satu cara untuk melihat normalitas residual yaitu
dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara data
observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Dasar
pengambilan keputusan untuk mendeteksi kenormalan adalah dengan
melihat sebaran data jika mempunyai kurva yang dapat dianggap
berbentuk lonceng dan memberikan pola distribusi yang tidak melenceng
ke kiri atau ke kanan. Selain itu juga dengan melihat grafik normal
probability plots yang digunakan untuk mengetahui apakah dalam sebuah
model regresi, nilai regresi terdistribusi dengan normal atau tidak.
Pengambilan keputusan utuk mendeteksi kenormalan adalah jika data
menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah diagonal, maka
residual terdistribusi normal.
2. Analisis Statistik Uji normalitas dengan grafik lebih baik dilengkapi
dengan uji statistik. Uji statistik dapat digunakan untuk menguji normalitas
residual adalah uji statistik non-parametik Kolmogorov-Smirnov (K-S).

39
3.6.1.2 Uji Multikolinieritas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
ditemukan adanya korelasi antara variabel independen. Model regresi yang baik
semestinya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Cara mendeteksi ada
tidaknya multikolonieritas yaitu dengan cara memperhatikan angka Variance
Inflation Factor (VIF) dan tolerance. Nilai cutoff yang umum dipakai untuk
menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai tolerance kurang dari 10 atau
sama dengan nilai VIF lebih dari 0,10 (Ghozali, 2018).

3.6.1.3 Uji Heteroskedastisitas


Menurut Sunyoto (2016), menjelaskan uji heteroskedastisitas dalam
persamaan regresi beranda perlu juga diuji mengenai sama atau tidak varian dari
residual dari observasi yang satu dengan observasi yang lain. Jika residualnya
mempunyai varian yang sama disebut terjadi homoskedastisitas dan jika variansnya
tidak sama atau berbeda disebut terjadi heteroskedastisitas. Persamaan regresi yang
baik jika tidak terjadi heteroskedastisitas. Menurut Ghozali (2016) ada beberapa cara
untuk mendeteksi heterokedastisitas dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada
grafik scatterplot antara ZPRED dan SRESID dimana sumbu Y adalah Y yang telah
diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah
distudentized. Homoskedastisitas terjadi jika pada scatterplot titik-titik hasil
pengolahan data antara ZPRED dan SRESID menyebar dibawah maupun di atas titik
origin (angka 0) pada sumbu Y dan tidak mempunyai pola yang teratur.
Menurut Ghozali (2016), menjelaskan bahwa uji heteroskedastisitas
bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance
dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual
satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan
jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang
terdapat homoskedastisitas atau tidak tejadi heteroskedastisitas. Adapun cara untuk
mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas sebagai berikut (Ghozali, 2018):
1. Grafik plot

40
Melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (Dependen)
yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya
heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola
tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana
sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual
(Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah di-studentized. Dasar
pengambilan keputusannya ialah sebagai berikut:
a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola
tertentu yang teratur (Bergelombang, melebar kemudian
menyempit), maka telah terjadi heteroskedastisitas; dan
b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan
di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas.
2. Uji Glejser
Menurut Ghozali (2018) uji glejser digunakan untuk meregresi nilai
absolut residual terhadap variable independen. Dasar pengambilan
keputusannya ialah :
a. Jika nilai sig > 0,05, maka tidak terjadi heteroskedastisitas; dan
b. Jika nilai sig < 0,05 , maka terjadi heteroskedastisitas. Jika peneliti
dalam melakukan uji glejser mengalami kendala, maka peneliti
menggunakan uji heterokedastisitas alternatif yaitu uji white.
3. Uji White Menurut White, uji ini dapat dilakukan dengan meregresi
residual kuadrat (U2 t) dengan variabel independen, variabel
independen kuadrat dan perkalian variabel independen. Dasar
pengambilan keputusannya ialah dengan menggunakan chi square
hitung dan chi square tabel. Chi square hitung didapat dari hasil
perkalian jumlah sampel (N) dengan R Square yang ada pada tabel
model summary. Sedangkan, chi square tabel didapatkan dari tabel chi
square dengan rumus Df = k – 1 pada tingkat signifikan 0,05 atau 5%,
k = jumlah variabel independen.

41
3.6.1.4 Uji Autokorelasi
Autokorelasi adalah hubungan antara residual pada periode t dengan
residual pada periode sebelumnya (t-1). Model regresi yang baik adalah regresi
yang bebas dari autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berututan
sepanjang waktu satu sama lain. Hal ini sering ditemukan pada data runtut waktu,
karena sampel atau observasi tertentu cenderung dipengaruhi oleh observasi
sebelumnya. Untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi dengan cara melakukan
uji Durbin – Watson (DW test) (Ghazali, 2018).

Tabel 3.4

Kriteria Uji Autokorelasi (Uji Durbin – Watson)

Hipotesis Nol Keputusan Jika

Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0 < dw < dl

Tidak ada autokorelasi positif Tidak Ada Keputusan dl < dw < du

Tidak ada autokorelasi negatif Tolak 4-dl < dw < 4

Tidak ada autokorelasi negatif Tidak Ada Keputusan 4-du < dw < 4-dl

Tidak ada autokorelasi positif Tidak Ditolak du < dw < 4-du


atau negatif

Sumber: Ghozali (2018)

3.6.2 Alat Analisis Data


3.6.2.1 Analisis Regresi
Menurut Rina dan Yahya (2020), analisis regresi adalah kegiatan
mengolah data setelah tahap pemilihan dan pengumpulan data penelitian, yang
berguna untuk memecahkan masalah suatu penelitian. Hasil dari analisis regresi

42
adalah berupa koefisien signifikansi untuk masing-masing variabel independen
yang menentukan apakah menerima atau menolak hipotesis awal (Ho).

3.6.2.2 Koefisien Determinasi (Uji R2)


Koefisien determinasi (R2 ) mengukur seberapa jauh kemampuan model
dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah
antar 0 dan 1. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen
dalam menjelaskan variasi variabel terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti
variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang
dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Koefisien determinasi
(R2 ) dapat dilihat dikolom Adjusted R Square yang terdapat pada tabel Model
Summary (Ghozali, 2016).

3.6.2.3 Pengujian Hipotesis (Uji t)


Menurut Ghozali (2019), uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh
pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi
variabel dependen. Hasil uji ini pada ouput SPSS dapat dilihat pada table
Coefficients2. Nilai dari uji t-test dilihat dari pvalue atau nilai probilitas (Kolom
Sig) pada masing – masing variabel independen yang menunjukan besarnya
pengaruh variabel independen secara individu terhadap variabel dependen
sedangkan p-value menunjukan apakah variabel independen tersebut berpengaruh
signifikan terhadap variabel dependen. Variabel independen dapat berpengaruh
positif atau negatif terhadap variabel dependen. Hal ini dapat dilihat dengan
pengukuran jika signifikansi kurang dari 0,05 maka ada pengaruh secara parsial
antara variabel independen terhadap variabel dependen. Kriteria pengambilan
keputusan berdasarkan signifikan sebagai berikut:
1. Jika nilai Sig. < 0,05, maka Ho ditolak, dan Ha diterima.
2. Jika nilai Sig. > 0,05, maka H0 diterima, dan Ha ditolak

43
3.6.2.4 Uji Kelayakan Model (Uji F)
Menurut Ghozali (2016), uji statistik F pada dasarnya menunjukkan
apakah semua variabel independen atau bebas dimasukkan dalam model
mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau
terikat. Hasil Uji F pada output SPSS dapat dilihat di tabel ANOVA, dengan
ketentuan jika signifikan kurang dari 0,05 atau Fhitung lebih besar dari Ftabel maka
ada pengaruh secara bersama-sama antara variabel independen terhadap variabel
dependen.

Uji F adalah uji koefisiensi regresi secara bersama-sama untuk menguji


signifikasi pengaruh beberapa variabel independen terhadap variabel dependen.
Perhitungan statistik disebut signifikan secara statistik apabila nilai uji statistiknya
berada dalam daerah kritis (daerah dimana Ho ditolak). Sebaliknya perhitungan
statistik disebut tidak signifikan apabila nilai uji statistiknya berada dalam daerah
dimana Ho diterima. Dengan demikian, secara umum hipotesisnya dapat dituliskan
sebagai berikut:

Ho : Tidak ada pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara


bersama-sama.

Ha : Ada pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara


bersama-sama.

Hasil F-test ini pada output SPSS dapat dilihat pada tabel data ANOVA
atau analisis varian, yaitu uji koefisien regresi secara bersama-sama (Uji F) untuk
menguji signiifkansi pengaruh beberapa variabel independen terhadap variabel
dependen. Dengan ketentuan sebagai berikut :

1. Jika sig. < 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima (signifikan)


2. Jika sig. > 0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak (tidak signifikan)
Atau dengan cara melihat tabel F, dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Jika F hitung > F tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima (signifikan)
2. Jika F hitung < F tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak (tidak signifikan).

44
3.6.2.5 Persamaan Regresi
Analisis yang dilakukan ini bertujuan untuk melihat pengaruh pressure,
opportunity, rationalization, capability, dan arrogance terhadap fraudulent
financial reporting pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Makanan dan
Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2016 – 2020 dengan
menggunakan analisis regresi linear berganda. Persamaan regresi linear berganda
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

FFR = ɑ + β1PS + β2OP + β3RA + β4CP + β1AR

Keterangan :

FFR : Fraudulent Financial Reporting

ɑ : Konstanta

β1β2β3β4β5 : Koefisien regresi variabel masing-masing

PS : Pressure

OP : Opportunity

RA : Rationalitation

CP : Capability

AR : Arrogance

e : Error

45
BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Data


Dalam penyusunan skripsi ini, data yang digunakan adalah data kuantitatif,
yaitu data yang berupa angka. Sumber data pada penelitian ini adalah data sekunder
berupa laporan keuangan Perusahaan makanan dan minuman yang diperoleh dari
website BEI (Bursa Efek Indonesia) periode 2016-2020 melalui
(www.idnfinancials.com dan www.idx.co.id). Metode pemilihan sampel pada
penelitian ini menggunakan purposive sampling, yakni pemilihan sampel dengan
kriteria-kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya.
Analisis ini dilakukan dengan program Microsoft Office Excel dan
Statistical Package for the Social Science (SPSS versi 24). Penelitian ini terdiri dari
empat variabel independen yaitu, Pressure (X1), Opportunity (X2), Rationalization
(X3), Capability (X4), Arogance (X5) serta variabel dependen yaitu Fraudlent
Financial Reporting (Y).

4.1.1 Deskripsi Data Variabel Penelitian


4.1.1.1 Deskripsi Data Variabel Pressure (ROA)
Financial targets disebabkan karena adanya tekanan berlebihan yang
ditujukan kepada manajemen untuk mencapai target keuangan yang telah
direncanakan oleh direksi.Variabel ini diukur menggunakan return on asset,
(Return On Asset) merupakan rasio yang mengukur efektivitas keseluruhan dalam
menghasilkan laba melalui aset yang tersedia. (Shafira Ariandini, 2020):

Laba Bersih Setelah Pajak


𝑅𝑂𝐴 =
Total Asset
Sumber : Shafira Ariandini (2020)

46
Tabel 4.1
Hasil Perhitungan Return On Asset
EMITEN 2016 2017 2018 2019 2020
AISA 0,078 -0,427 -0,068 0,607 0,599
CEKA 0,175 0,077 0,079 0,155 0,116
CLEO 0,085 0,076 0,076 0,105 0,101
DLTA 0,212 0,209 0,222 0,223 0,101
HOKI 0,118 0,083 0,119 0,501 0,042
ICBP 0,126 0,112 0,136 0,138 0,072
INDF 0,064 0,059 0,051 0,061 0,054
MLBI 0,432 0,527 0,424 0,416 0,098
MYOR 0,107 0,109 0,100 0,107 0,106
PSDN -0,056 0,047 -0,067 -0,034 -0,068
ROTI 0,096 0,030 0,029 0,051 0,038
SKBM 0,023 0,016 0,009 0,001 0,003
SKLT 0,036 0,036 0,043 0,057 0,055
STTP 0,075 0,092 0,097 0,167 0,182
ULTJ 0,167 0,137 0,126 0,157 0,127
TERTINGGI 0,432 0,527 0,424 0,607 0,599
TERENDAH -0,056 -0,427 -0,068 -0,034 -0,068
RATA-RATA 0,116 0,079 0,092 0,181 0,108
Sumber: Data diolah sendiri, 2022

Dari tabel 4.1 peneliti melakukan analisis Return On Asset pada 15


perusahaan makanan dan minuman pada Bursa Efek Indonesia (BEI) selama
periode 2016-2020 dengan penjelasan sebagai berikut:
1. Pada tahun 2016 nilai tertinggi Return On Asset adalah 0,432 yang dicapai
Multi Bintang Indonesia Tbk (MLBI), nilai terendah adalah -0,056 yang
dicapai Prashida Aneka Niaga Tbk (PSDN) dan nilai rata-rata tahun 2016
adalah 0,116.
2. Pada tahun 2017 nilai tertinggi Return On Asset adalah 0,527 yang dicapai
Multi Bintang Indonesia Tbk (MLBI), nilai terendah adalah -0,427 yang
dicapai Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA) dan nilai rata-rata tahun
2017 adalah 0,079.
3. Pada tahun 2018 nilai tertinggi Return On Asset adalah 0,424 yang dicapai
Multi Bintang Indonesia Tbk (MLBI), nilai terendah adalah -0,068 yang

47
dicapai Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA) dan nilai rata-rata tahun
2018 adalah 0,092.
4. Pada tahun 2019 nilai tertinggi Return On Asset adalah 0,607 yang dicapai
Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA), nilai terendah adalah -0,034 yang
dicapai Prashida Aneka Niaga Tbk (PSDN) dan nilai rata-rata tahun 2019
adalah 0,181.
5. Pada tahun 2020 nilai tertinggi Return On Asset adalah 0,599 yang dicapai
Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA), nilai terendah adalah -0,068 yang
dicapai Prashida Aneka Niaga Tbk (PSDN) dan nilai rata-rata tahun 2020
adalah 0,108.

4.1.1.2 Deskripsi Data Variabel Opportunituy


Nature of industry adalah keadaan ideal perusahaan dalam industri
Kecurangan laporan keuangan diukur menggunakan variabel dummy Perusahaan
yang melakukan restatement diberi nilai 1. Perusahaan yang tidak melakukan
restatement diberi nilai 0. dimana nilai persediaannya dapat ditentukan secara
subjektif dan ditentukan berdasarkan suatu estimasi. Kesempatan merupakan celah
bagi manajemen atau pegawai perusahaan dalam melakukan kecurangan salah
satunya diakibatkan dewan komisaris tidak efektif mengawasi proses pelaporan
keuangan. Pengawasan tidak efektif dapat dihitung dengan formula sebagai berikut:
Jumlah Dewan Komisaris Independen
𝐵𝐷𝑂𝑈𝑇 =
Jumlah Total Dewan Komisaris

Sumber : Randa. Alfamet dan Sany Dwita (2020)

Tabel 4.2
Hasil Perhitungan BDOUT
EMITEN 2016 2017 2018 2019 2020
AISA 0,200 0,200 0,500 1,000 0,250
CEKA 0,500 0,500 0,500 0,500 0,333
CLEO 0,500 0,333 0,333 0,333 0,333
DLTA 0,400 0,400 0,400 0,400 0,400
HOKI 0,333 0,333 0,333 0,333 0,333
Dilanjutkan Tabel 4.2
48
Lanjutan Tabel 4.2 Hasil Perhitungan BDOUT
ICBP 0,571 0,571 0,571 0,571 0,571
INDF 0,375 0,375 0,375 0,375 0,375
MLBI 0,667 0,500 0,500 0,500 0,500
MYOR 0,563 0,750 0,750 0,750 0,750
PSDN 0,333 0,333 0,333 0,333 0,333
ROTI 0,333 0,333 0,333 0,333 0,333
SKBM 0,333 0,333 0,333 0,333 0,333
SKLT 0,333 0,333 0,333 0,333 0,333
STTP 0,500 0,500 0,500 0,500 0,500
ULTJ 0,333 0,333 0,333 0,333 0,333
TERTINGGI 0,667 0,750 0,750 1,000 0,750
TERENDAH 0,200 0,200 0,333 0,333 0,250
RATA-RATA 0,418 0,409 0,429 0,462 0,401
Sumber: Data diolah sendiri, 2022.

Dari tabel 4.2 peneliti melakukan analisis BDOUT pada 15 perusahaan


makanan dan minuman pada Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2016-2020
dengan penjelasan sebagai berikut:
1. Pada tahun 2016 nilai tertinggi BDOUT adalah 0,667 yang dicapai Multi
Bintang Indonesia Tbk (MLBI), nilai terendah adalah 0,200 yang dicapai
Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA) dan nilai rata-rata tahun 2016
adalah 0,418.
2. Pada tahun 2017 nilai tertinggi BDOUT adalah 0,750 yang dicapai Mayora
Indonesia Tbk (MYOR), nilai terendah adalah 0,200 yang dicapai Tiga
Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA) dan nilai rata-rata tahun 2017 adalah
0,409.
3. Pada tahun 2018 nilai tertinggi BDOUT adalah 0,750 yang dicapai Mayora
Indonesia Tbk (MYOR), nilai terendah adalah 0,333 yang dicapai oleh
beberapa emiten seperti Sanguna Primatirta Tbk (CLEO), Buyung Poetra
Sembada Tbk (HOKI), Prashida Aneka Niaga Tbk (PSDN), Nippon
Indosari Corporindo Tbk (ROTI), Sekar Bumi Tbk (SKBM), Sekar Laut
Tbk (SKLT), dan Ultrajaya Milk Industry and Trading Company Tbk
(ULTJ) dan nilai rata-rata tahun 2018 adalah 0,429

49
4. Pada tahun 2019 nilai tertinggi BDOUT adalah 1,000 yang dicapai Tiga
Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA), nilai terendah 0,333 yang dicapai oleh
beberapa emiten seperti Sanguna Primatirta Tbk (CLEO), Buyung Poetra
Sembada Tbk (HOKI), Prashida Aneka Niaga Tbk (PSDN), Nippon
Indosari Corporindo Tbk (ROTI), Sekar Bumi Tbk (SKBM), Sekar Laut
Tbk (SKLT), dan Ultrajaya Milk Industry and Trading Company Tbk
(ULTJ) dan nilai rata-rata tahun 2019 adalah 0,462.
5. Pada tahun 2020 nilai tertinggi BDOUT adalah 0,750 yang dicapai Mayora
Indonesia Tbk (MYOR), nilai terendah adalah 0,250 yang dicapai Tiga
Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA) dan nilai rata-rata tahun 2020 adalah
0,401.

4.1.1.3 Deskripsi Data Variabel Rationalization (Opini Audit)


Opini audit adalah sebuah keniscayaan yang wajib diberikan oleh auditor
setelah masa penugasan audit berakhir. Opini audit menjadi patokan utama bagi
pemangku kepentingan mengenai laporan keuangan perusahaan klien tentang
keandalan laporan keuangan:

Opini Audit diukur menggunakan variabel dummy


Perusahaan yang mendapatkan opini audit wajar diberi nilai 1.
Perusahaan yang tidak mendapatkan opini audit selain wajar diberi
nilai 0
Sumber : Shafira Ariandini (2020)
Tabel 4.3
Hasil Perhitungan Rationalization
EMITEN 2016 2017 2018 2019 2020
AISA 0 0 0 0 0
CEKA 0 0 0 0 0
CLEO 1 1 1 1 1
DLTA 0 0 0 0 0
HOKI 1 1 1 1 1
ICBP 0 0 0 0 0
INDF 0 0 0 0 0
MLBI 0 0 0 0 0
MYOR 0 0 0 0 0
Dilanjutkan Tabel 4.3

50
Lanjutan Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Rationalization
PSDN 0 0 0 0 0
ROTI 0 0 0 0 0
SKBM 1 1 1 1 1
SKLT 1 1 1 1 1
STTP 1 1 1 1 1
ULTJ 0 0 0 0 0
FREKUENSI
5 5 5 5 5
WAJAR
FERKUENSI
SELAIN 10 10 10 10 10
WAJAR
Sumber: Data diolah sendiri, 2022.

Dari tabel 4.3 peneliti melakukan analisis Rationalization pada 15


perusahaan makanan dan minuman pada Bursa Efek Indonesia (BEI) selama
periode 2016-2020 dengan penjelasan sebagai berikut:
1. Pada tahun 2016 perusahaan yang melakukan opini audit sebanyak 5
perusahaan dan yang tidak melakukan opini audit sebanyak 10 perusahaan.
2. Pada tahun 2017 perusahaan yang melakukan opini audit sebanyak 5
perusahaan dan yang tidak melakukan opini audit sebanyak 10 perusahaan.
3. Pada tahun 2018 perusahaan yang melakukan opini audit sebanyak 5
perusahaan dan yang tidak melakukan opini audit sebanyak 10 perusahaan.
4. Pada tahun 2019 perusahaan yang melakukan opini audit sebanyak 5
perusahaan dan yang tidak melakukan opini audit sebanyak 10 perusahaan.
5. Pada tahun 2020 perusahaan yang melakukan opini audit sebanyak 5
perusahaan dan yang tidak melakukan opini audit sebanyak 10 perusahaan.

4.1.1.4 Deskripsi Data Variabel Capability


Seseorang yang merasa mempunyai kemampuan untuk melakukan
kecurangan memiliki sifat egois dan percaya diri karena jabatan yang dimilikinya
sehingga muncul rasa ingin melakukan penipuan. Ineffective monitoring untuk
proksi dari kemampuan (capability) yaitu gambaran keadaan di mana perusahaan
tidak memiliki pengawasan yang efektif yang memantau kinerja perusahaan. Hal
ini disebabkan karena adanya beberapa dominasi manajemen oleh sekelompok

51
kecil orang, dengan tanpa adanya kontrol kompensasi di dalam perusahaan. Change
of directors diukur menggunakan variabel dummy. Kode 1 akan diberikan jika
perusahaan melakukan perubahan direksi dan kode 0 untuk sebaliknya.

Change of Directors diukur menggunakan variabel dummy


Perusahaan yang melakukan perubahan direksi diberi nilai 1.
Perusahaan yang tidak melakukan perubahan direksi diberi nilai 0.

Sumber : Shafira Ariandini (2020)

Tabel 4.4
Hasil Perhitungan Capability
EMITEN 2016 2017 2018 2019 2020
AISA 1 1 1 1 1
CEKA 0 0 0 0 0
CLEO 0 1 0 0 0
DLTA 0 0 0 0 0
HOKI 0 0 0 0 0
ICBP 1 1 1 1 1
INDF 0 0 1 1 1
MLBI 1 1 1 1 1
MYOR 0 0 0 0 0
PSDN 0 0 0 0 0
ROTI 0 0 0 0 0
SKBM 0 0 0 0 0
SKLT 0 0 0 0 0
STTP 0 0 0 0 0
ULTJ 1 1 1 1 1
FREKUENSI
MELAKUKAN 4 4 4 4 4
PERUBAHAN
FREKUENSI
TIDAK
11 11 11 11 11
MELAKUKAN
PERUBAHAN
Sumber: Data diolah sendiri, 2022.

Dari tabel 4.4 peneliti melakukan analisis Capability pada 15 perusahaan


farmasi pada Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2016-2020 dengan
penjelasan sebagai berikut:

52
1. Pada tahun 2016 perusahaan yang melakukan perubahan direksi sebanyak
4 perusahaan dan yang tidak melakukan perubahan direksi sebanyak 11
perusahaan.
2. Pada tahun 2017 perusahaan yang melakukan perubahan direksi sebanyak
4 perusahaan dan yang tidak melakukan perubahan direksi sebanyak 11
perusahaan.
3. Pada tahun 2018 perusahaan yang melakukan perubahan direksi sebanyak
4 perusahaan dan yang tidak melakukan perubahan direksi sebanyak 11
perusahaan.
4. Pada tahun 2019 perusahaan yang melakukan perubahan direksi sebanyak
4 perusahaan dan yang tidak melakukan perubahan direksi sebanyak 11
perusahaan.
5. Pada tahun 2020 perusahaan yang melakukan perubahan direksi sebanyak
4 perusahaan dan yang tidak melakukan perubahan direksi sebanyak 11
perusahaan.

4.1.1.5 Deskripsi Data Variabel Arogance


Arrogance adalah sifat superioritas dan kurangnya hati nurani dalam diri
seseorang yang mengganggap bahwa sistem pengendalian internal yang dibuat
tidak berlaku secara pribadi. Arrogance timbul karena adanya sifat yang
mementingkan diri sendiri, Arrogance akan semakin besar jika sifat tersebut timbul
dengan besar pula. Sifat arogan serta superior yang tinggi milik seorang bisa
menyebabkan terjadinya kecurangan laporan keuangan. Sebab melalui sifat arogan
itu, direktur utama akan menganggap bahwa ia adalah sosok yang selalu dibenarkan
di perusahaan tersebut sehingga ia menjadi acuh akan regulasi yang berlaku (Tessa,
G & Harto, 2016):
CEOPIC = Σ Banyak Foto CEO didalam laporan keuangan
Sumber : Tessa, G & Harto (2016)

53
Tabel 4.5
Hasil Perhitungan Arrogance
EMITEN 2016 2017 2018 2019 2020
AISA 23 23 23 23 23
CEKA 0 0 0 0 0
CLEO 0 0 0 0 0
DLTA 17 17 17 17 17
HOKI 0 0 0 0 0
ICBP 34 34 34 34 34
INDF 37 37 37 37 37
MLBI 28 28 28 28 28
MYOR 0 0 0 0 0
PSDN 27 27 27 27 27
ROTI 0 0 0 0 0
SKBM 25 25 25 25 25
SKLT 0 0 0 0 0
STTP 8 8 8 8 8
ULTJ 7 7 7 7 7
TERTINGGI 37 37 37 37 37
TERENDAH 0 0 0 0 0
RATA-
RATA 13,733 13,733 13,733 13,733 13,733
Sumber: Data diolah sendiri, 2022.

Dari tabel 4.5 peneliti melakukan analisis Arrogance pada 15 perusahaan


makanan dan minuman pada Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2016-2020
dengan penjelasan sebagai berikut:
1. Pada tahun 2016 nilai tertinggi Arrogance adalah 37 yang Indofood Sukses
Makmur Tbk (INDF), nilai terendah adalah 0 yang dicapai oleh beberapa
emiten yaitu Wilmar Cahaya Indonsia Tbk (CEKA), Sanguna Primatirta
Tbk (CLEO), Sanguna Primatirta Tbk (HOKI), Mayora Indonesia Tbk
(MYOR), Nippon Indosari Corporindo Tbk (ROTI), dan Sekar Laut Tbk
(SKLT) dan nilai rata-rata tahun 2016 adalah 13,733.
2. Pada tahun 2017 nilai tertinggi Arrogance adalah 37 yang Indofood Sukses
Makmur Tbk (INDF), nilai terendah adalah 0 yang dicapai oleh beberapa
emiten yaitu Wilmar Cahaya Indonsia Tbk (CEKA), Sanguna Primatirta
Tbk (CLEO), Sanguna Primatirta Tbk (HOKI), Mayora Indonesia Tbk

54
(MYOR), Nippon Indosari Corporindo Tbk (ROTI), dan Sekar Laut Tbk
(SKLT) dan nilai rata-rata tahun 2016 adalah 13,733.
3. Pada tahun 2018 nilai tertinggi Arrogance adalah 37 yang Indofood Sukses
Makmur Tbk (INDF), nilai terendah adalah 0 yang dicapai oleh beberapa
emiten yaitu Wilmar Cahaya Indonsia Tbk (CEKA), Sanguna Primatirta
Tbk (CLEO), Sanguna Primatirta Tbk (HOKI), Mayora Indonesia Tbk
(MYOR), Nippon Indosari Corporindo Tbk (ROTI), dan Sekar Laut Tbk
(SKLT) dan nilai rata-rata tahun 2016 adalah 13,733.
4. Pada tahun 2019 nilai tertinggi Arrogance adalah 37 yang Indofood Sukses
Makmur Tbk (INDF), nilai terendah adalah 0 yang dicapai oleh beberapa
emiten yaitu Wilmar Cahaya Indonsia Tbk (CEKA), Sanguna Primatirta
Tbk (CLEO), Sanguna Primatirta Tbk (HOKI), Mayora Indonesia Tbk
(MYOR), Nippon Indosari Corporindo Tbk (ROTI), dan Sekar Laut Tbk
(SKLT) dan nilai rata-rata tahun 2016 adalah 13,733.
5. Pada tahun 2020 nilai tertinggi Arrogance adalah 37 yang Indofood Sukses
Makmur Tbk (INDF), nilai terendah adalah 0 yang dicapai oleh beberapa
emiten yaitu Wilmar Cahaya Indonsia Tbk (CEKA), Sanguna Primatirta
Tbk (CLEO), Sanguna Primatirta Tbk (HOKI), Mayora Indonesia Tbk
(MYOR), Nippon Indosari Corporindo Tbk (ROTI), dan Sekar Laut Tbk
(SKLT) dan nilai rata-rata tahun 2016 adalah 13,733.

4.1.1.6 Deskripsi Data Variabel Kecurangan Laporan Keuangan


Fraudulent financial reporting adalah kegiatan yang dilakukan
manajemen perusahaan dengan cara mensalah sajikan jumlah (restatement) atau
pengungkapan yang mengandung unsur penyembunyian dalam laporan keuangan
dengan tujuan menipu pengguna laporan keuangan. Dalam penelitian ini fraudulent
financial reporting dihitung dengan variabel dummy (Safira Ariandini, 2020).
Restatement dilihat dari laporan keuangan perusahaan yang mensalah sajikan
jumlah atau pengungkapan yang mengandung unsur penyembunyian dalam laporan
keuangan. Bagi perusahaan yang melakukan restatement akan diberi kode 1 dan
bagi yang tidak melakukan restatement akan diberi kode 0.

55
Kecurangan laporan keuangan diukur menggunakan variabel
dummy
Perusahaan yang melakukan restatement diberi nilai 1.
Perusahaan yang tidak melakukan restatement diberi nilai 0.
Sumber: Shafira Ariandini (2020)

Tabel 4.6
Hasil Perhitungan Kecurangan Laporan Keuangan
EMITEN 2016 2017 2018 2019 2020
AISA 1 1 1 1 1
CEKA 0 0 0 0 0
CLEO 0 0 0 0 0
DLTA 0 0 0 0 0
HOKI 0 0 0 0 0
ICBP 0 0 0 0 0
INDF 0 0 0 0 0
MLBI 0 0 0 0 0
MYOR 0 0 0 0 0
PSDN 1 1 1 1 1
ROTI 0 0 0 0 0
SKBM 0 0 0 0 0
SKLT 1 1 1 1 1
STTP 1 1 1 1 1
ULTJ 0 0 0 0 0
FREKUENSI
MELAKUKAN
4 4 4 4 4
KECURANGAN
LAPORAN KEUANGAN
FREKUENSI TIDAK
MELAKUKAN
11 11 11 11 11
KECURANGAN
LAPORAN KEUANGAN
Sumber: Data diolah sendiri, 2022.

Dari tabel 4.6 peneliti melakukan analisis Kecurangan Laporan Keuangan


pada 15 perusahaan makanan dan minuman pada Bursa Efek Indonesia (BEI)
selama periode 2016-2020 dengan penjelasan sebagai berikut:

56
1. Pada tahun 2016 perusahaan yang melakukan kecuangan laporan
keuangan sebanyak 4 perusahaan dan yang tidak melakukan perubahan
direksi sebanyak 11 perusahaan.
2. Pada tahun 2017 perusahaan yang melakukan kecuangan laporan
keuangan sebanyak 4 perusahaan dan yang tidak melakukan perubahan
direksi sebanyak 11 perusahaan.
3. Pada tahun 2018 perusahaan yang melakukan kecuangan laporan
keuangan sebanyak 4 perusahaan dan yang tidak melakukan perubahan
direksi sebanyak 11 perusahaan.
4. Pada tahun 2019 perusahaan yang melakukan kecuangan laporan
keuangan sebanyak 4 perusahaan dan yang tidak melakukan perubahan
direksi sebanyak 11 perusahaan.
5. Pada tahun 2020 perusahaan yang melakukan kecuangan laporan
keuangan sebanyak 4 perusahaan dan yang tidak melakukan perubahan
direksi sebanyak 11 perusahaan.

4.1.2 Transformasi Log Natural


Berdasarkan data yang telah diolah sebelumnya menggunakan SPSS versi
24, diketahui bahwa data dalam penelitian terdapat masalah, dimana uji asumsi
klasik yang dilakukan tidak memenuhi kriteria pengujian yang telah ditetapkan
peneliti. Menurut Priyatno (2016), Analisis regresi linier adalah bentuk logaritma
natural (LN) bertujuan untuk meniadakan atau meminimalkan adanya pelanggaran
asumsi normalitas dari linieritas pada model regresi. Maka peneliti melakukan
transformasi data dengan logaritma natural pada masing-masing variabel.
Langkahnya adalah dengan mentransformasi atau mengubah tiap data variabel ke
bentuk log natural, hal ini agar data menjadi normal atau mendekati normal. Berikut
merupakan semua perhitungan variabel independen dan variabel dependen sebelum
dan sesudah di transformasikan dalam log natural:

57
Tabel 4.7
Sebelum Transformasi Log Natural
Change of Banyaknya Kecurangan
Diukur directors foto CEO laporan keuangan
KODE ROA BDOUT menggunakan diukur dalam diukur
TAHUN
EMITEN (X1) (X2) variabel menggunakan laporan menggunakan
dummy (X3) variabel keuangan variabel dummy
dummy (X4) (X5) (Y)
2016 0,078 0,200 0 1 23 1
2017 -0,427 0,200 0 1 23 1
AISA 2018 -0,068 0,500 0 1 23 1
2019 0,607 1,000 0 1 23 1
2020 0,599 0,250 0 1 23 1
2016 0,175 0,500 0 0 0 0
2017 0,077 0,500 0 0 0 0
CEKA 2018 0,079 0,500 0 0 0 0
2019 0,155 0,500 0 0 0 0
2020 0,116 0,333 0 0 0 0
2016 0,085 0,500 1 0 0 0
2017 0,076 0,333 1 1 0 0
CLEO 2018 0,076 0,333 1 0 0 0
2019 0,105 0,333 1 0 0 0
2020 0,101 0,333 1 0 0 0
2016 0,212 0,400 0 0 17 0
2017 0,209 0,400 0 0 17 0
DLTA 2018 0,222 0,400 0 0 17 0
2019 0,223 0,400 0 0 17 0
2020 0,101 0,400 0 0 17 0
2016 0,118 0,333 1 0 0 0
2017 0,083 0,333 1 0 0 0
HOKI 2018 0,119 0,333 1 0 0 0
2019 0,501 0,333 1 0 0 0
2020 0,042 0,333 1 0 0 0
2016 0,126 0,571 0 1 34 0
2017 0,112 0,571 0 1 34 0
ICBP 2018 0,136 0,571 0 1 34 0
2019 0,138 0,571 0 1 34 0
2020 0,072 0,571 0 1 34 0
2016 0,064 0,375 0 0 37 0
2017 0,059 0,375 0 0 37 0
INDF 2018 0,051 0,375 0 1 37 0
2019 0,061 0,375 0 1 37 0
2020 0,054 0,375 0 1 37 0

Dilanjutkan Tabel 4.7


58
Lanjutan Tabel 4.7 Sebelum Transformasi Log Natural
2016 0,432 0,667 0 1 28 0
2017 0,527 0,500 0 1 28 0
MLBI 2018 0,424 0,500 0 1 28 0
2019 0,416 0,500 0 1 28 0
2020 0,098 0,500 0 1 28 0
2016 0,107 0,400 0 0 0 0
2017 0,109 0,400 0 0 0 0
MYOR 2018 0,100 0,200 0 0 0 0
2019 0,107 0,200 0 0 0 0
2020 0,106 0,200 0 0 0 0
2016 -0,056 0,333 0 0 27 1
2017 0,047 0,333 0 0 27 1
PSDN 2018 -0,067 0,333 0 0 27 1
2019 -0,034 0,333 0 0 27 1
2020 -0,068 0,333 0 0 27 1
2016 0,096 0,333 0 0 0 0
2017 0,030 0,333 0 0 0 0
ROTI 2018 0,029 0,333 0 0 0 0
2019 0,051 0,333 0 0 0 0
2020 0,038 0,333 0 0 0 0
2016 0,023 0,333 1 0 25 0
2017 0,016 0,333 1 0 25 0
SKBM 2018 0,009 0,333 1 0 25 0
2019 0,001 0,333 1 0 25 0
2020 0,003 0,333 1 0 25 0
2016 0,036 0,333 1 0 0 1
2017 0,036 0,333 1 0 0 1
SKLT 2018 0,043 0,333 1 0 0 1
2019 0,057 0,333 1 0 0 1
2020 0,055 0,333 1 0 0 1
2016 0,075 0,500 1 0 8 1
2017 0,092 0,500 1 0 8 1
STTP 2018 0,097 0,500 1 0 8 1
2019 0,167 0,500 1 0 8 1
2020 0,182 0,500 1 0 8 1
2016 0,167 0,333 0 1 7 0
2017 0,137 0,333 0 1 7 0
ULTJ 2018 0,126 0,333 0 1 7 0
2019 0,157 0,333 0 1 7 0
2020
0,127 0,333 0 1 7 0
Sumber: Data diolah sendiri, 2022.
59
Tabel 4.8
Sesudah di Transformasi Log Natural
Change of Banyaknya Kecurangan
Diukur directors foto CEO laporan keuangan
KODE ROA BDOUT menggunakan diukur dalam diukur
TAHUN
EMITEN (X1) (X2) variabel menggunakan laporan menggunakan
dummy (X3) variabel keuangan variabel dummy
dummy (X4) (X5) (Y)
2016 0,078 0,200 0 1 23 1
2017 0,200 0 1 23 1
AISA 2018 0,500 0 1 23 1
2019 0,607 1,000 0 1 23 1
2020 0,599 0,250 0 1 23 1
2016 0,175 0,500 0 0 0 0
2017 0,077 0,500 0 0 0 0
CEKA 2018 0,079 0,500 0 0 0 0
2019 0,155 0,500 0 0 0 0
2020 0,116 0,333 0 0 0 0
2016 0,085 0,500 1 0 0 0
2017 0,076 0,333 1 1 0 0
CLEO 2018 0,076 0,333 1 0 0 0
2019 0,105 0,333 1 0 0 0
2020 0,101 0,333 1 0 0 0
2016 0,212 0,400 0 0 17 0
2017 0,209 0,400 0 0 17 0
DLTA 2018 0,222 0,400 0 0 17 0
2019 0,223 0,400 0 0 17 0
2020 0,101 0,400 0 0 17 0
2016 0,118 0,333 1 0 0 0
2017 0,083 0,333 1 0 0 0
HOKI 2018 0,119 0,333 1 0 0 0
2019 0,501 0,333 1 0 0 0
2020 0,042 0,333 1 0 0 0
2016 0,126 0,571 0 1 34 0
2017 0,112 0,571 0 1 34 0
ICBP 2018 0,136 0,571 0 1 34 0
2019 0,138 0,571 0 1 34 0
2020 0,072 0,571 0 1 34 0
2016 0,064 0,375 0 0 37 0
2017 0,059 0,375 0 0 37 0
INDF 2018 0,051 0,375 0 1 37 0
2019 0,061 0,375 0 1 37 0
2020 0,054 0,375 0 1 37 0

60
Lanjutan Tabel 4.8 SesudahTransformasi Log Natural
2016 0,432 0,667 0 1 28 0
2017 0,527 0,500 0 1 28 0
MLBI 2018 0,424 0,500 0 1 28 0
2019 0,416 0,500 0 1 28 0
2020 0,098 0,500 0 1 28 0
2016 0,107 0,400 0 0 0 0
2017 0,109 0,400 0 0 0 0
MYOR 2018 0,100 0,200 0 0 0 0
2019 0,107 0,200 0 0 0 0
2020 0,106 0,200 0 0 0 0
2016 0,333 0 0 27 1
2017 0,047 0,333 0 0 27 1
PSDN 2018 0,333 0 0 27 1
2019 0,333 0 0 27 1
2020 0,333 0 0 27 1
2016 0,096 0,333 0 0 0 0
2017 0,030 0,333 0 0 0 0
ROTI 2018 0,029 0,333 0 0 0 0
2019 0,051 0,333 0 0 0 0
2020 0,038 0,333 0 0 0 0
2016 0,023 0,333 1 0 25 0
2017 0,016 0,333 1 0 25 0
SKBM 2018 0,009 0,333 1 0 25 0
2019 0,001 0,333 1 0 25 0
2020 0,003 0,333 1 0 25 0
2016 0,036 0,333 1 0 0 1
2017 0,036 0,333 1 0 0 1
SKLT 2018 0,043 0,333 1 0 0 1
2019 0,057 0,333 1 0 0 1
2020 0,055 0,333 1 0 0 1
2016 0,075 0,500 1 0 8 1
2017 0,092 0,500 1 0 8 1
STTP 2018 0,097 0,500 1 0 8 1
2019 0,167 0,500 1 0 8 1
2020 0,182 0,500 1 0 8 1
2016 0,167 0,333 0 1 7 0
2017 0,137 0,333 0 1 7 0
ULTJ 2018 0,126 0,333 0 1 7 0
2019 0,157 0,333 0 1 7 0
2020
0,127 0,333 0 1 7 0
Sumber: Data diolah sendiri, 2022.
61
4.1.3 Outlier
Data outlier adalah data yang memiliki karakteristik unik yang terlihat
sangat berbeda jauh dari observasi dan muncul dalam bentuk nilai yang ekstrim
(Ghozali, 2018). Setelah didapat hasil bahwa data berdistribusi tidak normal maka
dilakukan uji outlier, uji outlier dilakukan dengan melihat grafik box plot, angka-
angka yang terletak diluar boxplot merupakan angka observasi yang perlu
dihilangkan.

4.2 Pengujian Hipotesis dan Pembahasan


Berdasarkan data yang telah disajikan pada tabel 4.9 kemudian diolah
menggunakan SPSS versi 24 dengan analisis regresi linier berganda dan
menggunakan metode enter untuk memperoleh hasil terbaik dari sebuah analisis
regresi.

4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif


Menurut Ghozali (2019) statistic deskriptif memberikan gambaran atau
deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standard deviasi,
maksimum, dan minimum. Berikut statistic deskripsi variabel penelitian pada
perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
2016 – 2020.
Tabel 4.9
Analisis Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N
KECURANGAN LAPORAN KEUANGAN ,1525 ,36263 59
PRESSURE -2,3806 ,71203 59
OPPORTUNITY -,9825 ,26134 59
RATIONALIZATION ,3051 ,46440 59
CAPABILITY ,3220 ,47127 59
ARROGANCE 11,7797 14,28535 59
Sumber: Output SPSS 24 Metode Enter.

62
Berdasarkan tabel 4.9 dapat dilihat hasil analisis statistik deskriptif yang
telah diolah, bahwa jumlah keseluruhan berjumlah 59 data penelitian. Adapun
analisis dari statistik deskriptif dari hasil tabel statistik deskriptif sebagai berikut:
1. Variabel Kecurangan Laporan Keuangan memiliki rata-rata sebesar
0,1525 dengan standar deviasi sebesar 0,36263.
2. Variabel Pressure memiliki rata-rata sebesar -2,3806 dengan standar
deviasi sebesar 0,71203.
3. Variabel Opportunity memiliki rata-rata sebesar -0,9825 dengan standar
deviasi sebesar 0,26134.
4. Variabel Rationalization memiliki rata-rata sebesar 0,3051 dengan standar
deviasi sebesar 0,46440.
5. Variabel Capability memiliki rata-rata sebesar 0,3220 dengan standar
deviasi sebesar 0,47127.
6. Variabel Arrogance memiliki rata-rata sebesar 11,7797 dengan standar
deviasi sebesar 14,28535.

4.2.2 Uji Asumsi Klasik


Uji asumsi klasik dilakukan untuk menguji kualitas data penelitian. Model
regresi akan dapat dijadikan parameter yang memang dapat
dipertanggungjawabkan atau akurat. Asumsi klasik yang harus terpenuhi dalam
model regresi linear yaitu residual berdistribusi normal, tidak adanya
multikolinearitas, tidak adanya heteroskedastisitas, dan tidak adanya autokorelasi
pada model regresi. Harus terpenuhinya asumsi klasik ditujukan untuk memperoleh
model regresi dengan estimasi yang tidak bias dan pengujian dapat dipercaya.

4.2.2.1 Uji Normalitas


Uji normalitas adalah pengujian yang dilakukan guna mengetahui apakah
data terdistribusi secara normal atau tidak. Data yang baik dan layak digunakan
dalam penelitian adalah data yang memiliki distribusi normal. Kriteria pengujian
uji normalitas dalam penelitian ini dengan melihat histogram dan Normal P-Plots
of Regression yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang

63
mendekati normal dan penyebaran data pada sumber diagonal grafik Histogram dan
Normal P-Plots of Regression.
Histogram
Dependent Variabel: Kecurangan Laporan Keuangan
Frequency

Regression Standardized Residual

Sumber: Output SPSS 24 metode Enter


Gambar 4.1 Histogram

Berdasarkan output uji normalitas grafik Histogram pada gambar 4.1 di


atas berdistribusi normal mengikuti bentuk lonceng. Dari grafik terlihat sebaran
data mempunyai kurva yang dapat dianggap berbentuk lonceng dan memberikan
pola distribusi yang tidak melenceng ke kiri atau ke kanan. Hal ini dapat
disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variabel: Kecurangan Laporan Keuangan
Expected Cum Prob

Observed Cum Prob


Sumber: Output SPSS 24 metode Enter
Gambar 4.2: Normal Probability Plot of Regression Standardized Residual

64
Berdasarkan Output SPSS diagram normalitas P-Plot of Regression
Standardized Residual Gambar 4.2 terlihat bahwa data menyebar disekitar garis
diagonal dan mengikuti arah garis diagonal menunjukkan pola distribusi normal.
Dengan demikian, dapat dikatakan model regresi memenuhi asumsi normalitas.

Tabel 4.10 Uji Kolmogorov-Smirnov Sebelum Outlier


One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 69
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std. Deviation ,28245154
Most Extreme Differences Absolute ,113
Positive ,086
Negative -,113
Test Statistic ,113
Asymp. Sig. (2-tailed) ,029c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.

Sumber: Output SPSS 24 metode Enter

Berdasarkan tabel 4.10 menunjukkan bahwa nilai Asymp. Sig (2-tailed)


sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05 dengan demikian adapun data yang di outlier
sebagai berikut:

Tabel 4.11
Uji Kolmogorov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 59
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std. Deviation ,26747200
Most Extreme Differences Absolute ,105
Positive ,105
Negative -,076

65
Test Statistic ,105
Asymp. Sig. (2-tailed) ,166c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
Sumber: Output SPSS 24 metode Enter

Berdasarkan tabel 4.11 setelah dilakukan outlier menunjukkan bahwa nilai


Asymp. Sig (2-tailed) sebesar 0,166 lebih besar dari 0,05 dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa data residual berdistribusi normal.

4.2.2.2 Uji Multikoloniearitas


Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
ditemukan adanya korelasi antara variabel independen. Model regresi yang baik
semestinya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Cara mendeteksi ada
tidaknya multikolonieritas yaitu dengan cara memperhatikan angka Variance
Inflation Factor (VIF) dan tolerance. Nilai cutoff yang umum dipakai untuk
menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai tolerance kurang dari 10 atau
sama dengan nilai VIF lebih dari 0,10 (Ghozali, 2018).

Tabel 4.12
Hasil Uji Multikoloniearitas
Coefficientsa
Collinearity Statistics
Model Tolerance VIF
1 (Constant)
PRESSURE ,750 1,333
OPPORTUNITY ,729 1,371
RATIONALIZATION ,745 1,343
CAPABILITY ,589 1,698
ARROGANCE ,518 1,932
a. Dependent Variable: KECURANGAN LAPORAN KEUANGAN
Sumber: Output SPSS 24 metode Enter

66
Berdasarkan tabel 4.12 diketahui bahwa nilai Tolerance lebih besar dari
0,10 dan nilai Variance Inflation Factor (VIF) kurang dari 10,00. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa tidak ada korelasi antar variabel independen atau model regresi
pada penelitian ini tidak terjadi multikolinearitas dan model regresi layak
digunakan.

4.2.2.3 Uji Heteroskedastisitas


Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk melihat varians data konstan
(Homokedastis) atau tidak (heteroskedastisitas). Uji heteroskedastisitas dalam
penelitian ini menggunakan uji white. Pengujian terhadap gejala heteroskedastisitas
dapat dengan cara meregresi residual kuadrat dengan variabel bebas, variabel bebas
kuadrat dan perkalian variabel bebas. Uji white untuk mengetahui ada atau tidaknya
heterokedastisitas jika uji white dilihat dari C2 hitung < C2 tabel, maka tidak
mengalami heterokesdatisitas. Jika nilai sebaliknya C2 hitung > C2 tabel, maka
mengalami heterokesdatisitas.
Scatterplot
Dependent Variabel: Kecurangan Laporan Keuangan
Regression Standardized Residual

Regression Standardized Predicted Value


Sumber: Output SPSS 24 metode Enter

Gambar 4.3 Grafik Scatterplot

Berdasarkan gambar 4.3 di atas, dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar


secara acak, tidak membentuk pola tertentu yang jelas, serta tersebar di atas dan di

67
bawah angka 0 pada sumbu Y dan tidak membentuk pola bergelombang melebar
kemudian menyempit dan melebar kembali. Hal ini dapat disimpulkan bahwa
model regresi yang diajukan layak digunakan karena tidak terjadi
heteroskedastisitas. Pengujian heteroskedastisitas dalam penelitian ini juga
menggunakan uji white, bila C2 hitung lebih kecil dari C2 tabel, maka tidak
mengalami heterokesdatisitas. Jika nilai sebaliknya C2 hitung lebih besar dari C2
tabel, maka mengalami heterokesdatisitas.
Tabel 4.13
Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Uji White
Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate


1 ,662a ,438 ,348 ,08309
a. Predictors: (Constant), X5_KUADRAT, PRESSURE, X2_KUADRAT, X3_KUADRAT,
X4_KUADRAT, ARROGANCE, X1_KUADRAT, OPPORTUNITY
b. Dependent Variable: U2T
Sumber: Output SPSS 24 metode Enter

Berdasarkan tabel 4.13 di atas, dapat dilihat bahwa nilai Adjust R square
sebesar 0,348. Dengan data tersebut dihitung menggunakan C2 (n x R square)
dimana n : 59 dan R square: 0,348. Diperoleh hasil C2 hitung sebesar (59 x 0,348 =
22,532). Dan tabel C2 tabel dihitung menggunakan (df = k – 1) dimana k : jumlah
variabel dependen. Diperoleh hasil C2 tabel sebesar (df = 4 – 1) 77,930. Dari data
di atas diketahui bahwa nilai C2 hitung lebih kecil dari pada nilai C2 tabel yang
dapat di simpulkan bahwa uji white tidak terjadi gejala heteroskedastisitas.

4.2.2.4 Uji Autokorelasi


Autokorelasi adalah hubungan antara residual pada periode t dengan
residual pada periode sebelumnya (t-1). Model regresi yang baik adalah regresi
yang bebas dari autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berututan
sepanjang waktu satu sama lain. Hal ini sering ditemukan pada data runtut waktu,
karena sampel atau observasi tertentu cenderung dipengaruhi oleh observasi

68
sebelumnya. Untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi dengan cara melakukan
uji Durbin – Watson (DW test) (Ghazali, 2018).
Tabel 4.14
Hasil Pengujian Autokorelasi
Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson


1 ,675a ,456 ,405 ,27980 1,597
a. Predictors: (Constant), ARROGANCE, PRESSURE, RATIONALIZATION, OPPORTUNITY, CAPABILITY
b. Dependent Variable: KECURANGAN LAPORAN KEUANGAN

Sumber: Output SPSS 24 metode Enter.

DW = 1,597
dU = 1,7672
dL = 1,4019
4-dU = 2,2328
4- dL = 2,59981
Dari hasil tabel 4.14 menjelaskan bahwa nilai Durbin Watson (d) sebesar
1,597 dengan nilai signifikansi 5%, jumlah sampel (n) = 59 dengan jumlah variabel
bebas (k) sebanyak 5 (empat). Berdasarkan tabel Durbin Watson terdapat nilai dL
= 1,4019 dan dU = 1,7672. Sehingga dapat dinyatakan dengan rumus dl < dw < du,
yaitu 1,4019 < 1,597 < 1,7672. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada
keputusan.

4.2.2.5 Uji Run Test


Uji Autokorelasi juga dapat dilakukan melalui Run Test. Uji ini merupakan
bagian dari statistik non-parametric yang dapat digunakan untuk menguji apakah
antar residual terdapat korelasi yang tinggi. Pengambilan keputusan dilakukan
dengan melihat nilai Asymp. Sig (2-tailed) uji Run Test. Apabila nilai Asymp.Sig
(2-tailed) lebih besar dari tingkat signifikansi 0,05 maka dapat disimpulkan tidak
terdapat autokorelasi. Menurut Ghozali (2016) uji run test akan memberikan
kesimpulan yang lebih pasti jika terjadi masalah pada Durbin Watson Test yaitu
nilai d terletak antara dL dan dU atau diantara (4-dU) dan (4-dL) yang akan

69
menyebabkan tidak menghasilkan kesimpulan yang pasti atau pengujian tidak
meyakinkan jika menggunakan DW test.
Tabel 4.15
Hasil Pengujian Run Test
Runs Test
Unstandardized
Residual
Test Valuea -,00213
Cases < Test Value 29
Cases >= Test Value 30
Total Cases 59
Number of Runs 24
Z -1,706
Asymp. Sig. (2-tailed) ,088
a. Median

Sumber: Output SPSS 24 metode Enter

Berdasarkan tabel 4.15 diatas diketahui bahwa nilai Asymp. Sig. (2-tailed)
sebesar 0,088 lebih besar > dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat
gejala atau masalah autokorelasi. Dengan demikian, masalah autokorelasi yang
tidak dapat terselesaikan dengan durbin watson dapat teratasi melalui uji run test
sehingga analisis regresi linear dapat dilanjutkan.

4.2.3 Uji Koefisien Determinasi


Koefisien determinasi (R2) mengukur seberapa jauh kemampuan model
dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah
antar 0 dan 1. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen
dalam menjelaskan variasi variabel terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti
variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang
dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Berikut ini hasil uji
koefisien determinasi sebagai berikut:

70
Tabel 4.16
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate


1 ,675a ,456 ,405 ,27980
a. Predictors: (Constant), ARROGANCE, PRESSURE, RATIONALIZATION, OPPORTUNITY, CAPABILITY
b. Dependent Variable: KECURANGAN LAPORAN KEUANGAN
Sumber: Output SPSS 24 metode Enter

Berdasarkan tabel 4.16 tersebut perhitungan dengan program SPSS versi 24


diperoleh nilai Adjusted R Square sebesar 0,405 atau 40,5%. Koefisien
menunjukkan bahwa variasi Kecurangan Laporan Keuangan dapat dijelaskan oleh
variasi variabel independen sebesar 40,5 %. Jadi sisanya sebesar 59,5% (100%-
40,5%) disebabkan oleh variabel lain diluar dari penelitian ini seperti Debt to Asset
Ratio. Debt to Asset Ratio menunjukkan sejauh mana utang dapat ditutupi oleh
aktiva lebih besar rasionya lebih aman.
Rasio ini merupakan perbandingan antara utang lancar dan utang jangka
panjang dan jumlah seluruh aktiva diketahui. Rasio ini menunjukkan beberapa
bagian dari keseluruhan aktiva yang dibelanjai oleh utang. semakin besar debt to
asset ratio nya maka perusahaan itu akan mengalami penurunan aktiva atau
pemasukan yang lebih kecil di perusahaan itu sendiri.

4.2.4 Analisis Regresi Linier Berganda


Tabel 4.17
Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
Coefficientsa
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -,371 ,198 -1,878 ,066
PRESSURE -,180 ,060 -,354 -3,029 ,004
OPPORTUNITY ,045 ,165 ,033 ,276 ,784
RATIONALIZATION ,362 ,092 ,464 3,951 ,000
CAPABILITY -,112 ,102 -,145 -1,100 ,276

71
ARROGANCE ,005 ,004 ,215 1,525 ,133
a. Dependent Variable: KECURANGAN LAPORAN KEUANGAN
Sumber: Output SPSS 24 metode Enter

Berdasarkan tabel 4.17 didapat persamaan regresi linier berganda adalah


sebagai berikut:

KLK = a + β1PR + β2OP + β3RA + β4CA + β5AR + e

KLK = -0,371 - 0,180 X1 + 0,045 X2 + 0,362 X3 - 0,112 X4 + 0,005 X5 + e

Keterangan:
Y = Kecurangan Laporan Keuangan
a = Konstanta
β1, β2, β3, β4 = Koefisien regresi variabel bebas ke 1 sampai ke 4
X1 = Variabel Pressure
X2 = Variabel Opportunity
X3 = Variabel Rationalization
X4 = Variabel Capability
X5 = Variabel Arrogance
e = error

Persamaan regresi linear berganda, dapat disimpulkan sebagai berikut:


1. Konstanta sebesar -0,371 artinya jika Pressure (X1), Opportunity (X2),
Rationalization (X3), Capability (X4), dan Arrogance (X5) nilainya adalah
0, maka Kecurangan Laporan Keuangan (Y) nilainya sebesar -0,371.
2. Koefisien regresi variabel Pressure sebesar -0,180 artinya jika variabel
Pressure naik 1 satuan, maka kecurangan laporan akan mengalami
penurunan sebesar -0,180 unit atau satuan. Koefisien ini bernilai negatif
artinya terjadi pengaruh negatif antara pressure dengan kecurangan
laporan keuangan, semakin naik pressure maka akan semakin turun
kecurangan laporan keuangan, begitupun sebaliknya.

72
3. Koefisien regresi variabel Opportunity 0,045 artinya jika variabel
opportunity naik 1 satuan, maka kecurangan laporan keuangan akan
mengalami penurunan sebesar 0,045 unit atau satuan. Koefisien ini
bernilai positif artinya terjadi pengaruh positif antara opportunity dengan
kecurangan laporan keuangan, semakin naik opportnity maka akan naik
juga kecurangan laporan keuangan, begitupun sebaliknya.
4. Koefisien regresi variabel Rationalization sebesar 0,362 artinya jika
variabel rationalization naik 1 satuan, maka kecurangan laporan keuangan
akan mengalami kenaikan sebesar 0,362 unit atau satuan. Koefisien ini
bernilai positif artinya terjadi pengaruh positif antara rationalization
dengan kecurangan laporan keuangan, semakin naik rationalization maka
akan semakin naik kecurangan laporan keuangan keuangan, begitupun
sebaliknya.
5. Koefisien regresi variabel Capability sebesar -0,112 artinya jika variabel
capability naik 1 satuan, maka kecurangan laporan keuangan akan
mengalami penurunan sebesar -0,112 unit atau satuan. Koefisien ini
bernilai negatif artinya terjadi pengaruh negatif antara capability dengan
kecurangan laporan keuangan, semakin naik capability maka akan turun
kecurangan laporan keuangan, begitupun sebaliknya.
6. Koefisien regresi variabel Arrogance sebesar 0,005 artinya jika variabel
arrogance naik 1 satuan, maka kecurangan laporan keuangan akan
mengalami kenaikan sebesar 0,005 unit atau satuan. Koefisien ini bernilai
positif artinya terjadi pengaruh positif antara arrogance dengan
kecurangan laporan keuangan, semakin naik arrogance maka akan
semakin naik kecurangan laporan keuangan keuangan, begitupun
sebaliknya.

4.2.5 Pengujian Hipotesis


4.2.5.1 Uji F (Goodness of Fit)
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah variabel independen
yang diteliti yaitu Debt to Equity Ratio, Total Asset Turnover, Current Ratio dan

73
Intellectual Capital. yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara
bersama-sama terhadap variabel dependen yaitu Kinerja Keuangan. Hasil F-test ini
pada output SPSS dapat dilihat pada tabel data ANOVA atau analisis varian, yaitu
uji koefisien regresi secara bersama-sama (Uji F) untuk menguji signiifkansi
pengaruh beberapa variabel independen terhadap variabel dependen. Dengan
ketentuan sebagai berikut :
a. Jika sig. < 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima (signifikan)
b. Jika sig. > 0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak (tidak signifikan)
Tabel 4.18
Uji F
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 3,478 5 ,696 8,884 ,000b
Residual 4,149 53 ,078
Total 7,627 58
a. Dependent Variable: KECURANGAN LAPORAN KEUANGAN
b. Predictors: (Constant), ARROGANCE, PRESSURE, RATIONALIZATION, OPPORTUNITY, CAPABILITY

Sumber: Output SPSS 24 metode Enter

Berdasarkan output pada tabel 4.18 diperoleh hasil signifikansi 0,000 <
0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Maka dapat dinyatakan bahwa model
persamaan regresi dalam penelitian ini layak digunakan.

4.2.5.2 Uji t (Uji t-test)


Uji parsial (uji t) dilakukan untuk menguji apakah terdapat pengaruh antara
masing-masing variabel independen Pressure, Opportunity, Rationalization,
Capability, dan Arrogance terhadap Kecurangan Laporan Keuangan.
Kriteria pengujian dengan membandingkan tingkat signifikansi sebesar
0,05 (5%) sebagai berikut:
1. Jika nilai Sig. < 0,05, maka H0 ditolak, dan Ha diterima.
2. Jika nilai Sig. > 0,05, maka H0 diterima, dan Ha ditolak.

74
Tabel 4.19
Hasil Uji t
Coefficientsa
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -,371 ,198 -1,878 ,066
PRESSURE -,180 ,060 -,354 -3,029 ,004
OPPORTUNITY ,045 ,165 ,033 ,276 ,784
RATIONALIZATION ,362 ,092 ,464 3,951 ,000
CAPABILITY -,112 ,102 -,145 -1,100 ,276
ARROGANCE ,005 ,004 ,215 1,525 ,133
a. Dependent Variable: KECURANGAN LAPORAN KEUANGAN

Sumber: Output SPSS 24 metode Enter

Berdasarkan hasil pada tabel 4.19 dapat dijelaskan uji t pada penelitian ini
sebagai berikut:
1. Variabel Pressure (X1) sig yang diperoleh 0,004 (0,004 < 0,05) maka
artinya Ho ditolak dan Ha diterima. Arah koefisien negatif
mencerminkan bahwa variabel pressure berpengaruh negatif signifikan
terhadap kecuranan keuangan.
2. Variabel Opportunity (X2) sig yang diperoleh 0,784 (0,784 > 0,05)
maka artinya Ho diterima dan Ha ditolak. Arah koefisien positif
mencerminkan bahwa variabel opportunity tidak berpengaruh
signifikan terhadap kecurangan laporan keuangan,
3. Variabel Rationalization (X3) sig yang diperoleh 0,000 (0,000 < 0,05)
maka artinya Ho diterima dan Ha ditolak. Arah koefisien positif
mencerminkan bahwa variabel Rationalization berpengaruh positif
signifikan terhadap kecurangan laporan keuangan.
4. Variabel Capability (X4) sig yang di peroleh 0,276 (0,276 > 0,05)
sehingga dalam penelitian ini dapat dinyatakan Ho diterima Ha ditolak
artinya capability tidak berpengaruh signifikan terhadap kecurangan
laporan keuangan.

75
5. Variabel Arrogance (X4) sig yang di peroleh 0,133 (0,133 > 0,05)
sehingga dalam penelitian ini dapat dinyatakan Ho diterima Ha ditolak
artinya arrogance tidak berpengaruh signifikan terhadap kecurangan
laporan keuangan.

4.3 Interpretasi Hasil Penelitian


Berdasarkan hasil penelitian yang menguji pengaruh antara Pressure,
Opportunity, Rationalization, Capability, dan Arrogance terhadap Kecurangan
Laporan Keuangan. Maka ada beberapa hal yang dapat dijelaskan dalam penelitian
dengan pembahasan variabel X terhadap Y secara parsial. Penjelasan tersebut dapat
dilihat sebagai berikut:

4.3.1 Pengaruh Pressure Terhadap Kecurangan Laporan Keuangan


Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa Pressure
berpengaruh negaitf signifikan terhadap Kecurangan Laporan Keuangan. Hal ini
yang menyebabkan tekanan terjadi karena adanya motivasi untuk menyembunyikan
tindakan fraud. Kondisi tekanan yang menghimpit dan mendesak menyebabkan
seseorang ingin melakukan penipuan dan penggelapan uang pada suatu perusahaan.
Hal ini disebabkan karena adanya tekanan berlebihan yang ditujukan kepada
manajemen untuk mencapai target keuangan yang telah direncanakan oleh direksi.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Randa.
Alfamet dan Sany Dwita (2020) yang menunjukkan bahwa tekanan berpengaruh
signifikan positif terhadap kecurangan laporan keuangan.

4.3.2 Pengaruh Opportunity Terhadap Kecurangan Laporan Keuangan


Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa Opportunity tidak
berpengaruh signifikan terhadap Kecurangan Laporan Keuangan. Hal ini
menunjukkan bahwa opportunity tidak dapat dijadikan acuan untuk mendeteksi
laporan keuangan. Hal ini menandakan semakin tidak efektifnya pengawasan
dewan komisaris dalam perusahaan maka akan semakin tinggi juga indikasi
manajemen untuk melakukan kecurangan laporan keuangan. Hasil penelitian ini

76
berlawanan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Randa. Alfamet dan Sany
Dwita (2020) menunjukkan bahwa opportunity berpengaruh terhadap fraudulent
financial reporting.

4.3.3 Pengaruh Rationalization Terhadap Kecurangan Laporan Keuangan


Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa Rationalization
berpengaruh signifikan terhadap Kecurangan Laporan Keuangan. Hal ini
menandakan bahwa sebagian besar perusahaan manufaktur mendapat opini wajar
dan opini wajar dengan bahasa penjelas dalam laporan tahunannya sehingga
perusahaan terhindar dari fraud. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian
yang dilakukan oleh Ariandini. Shafira dan Elly Suryani (2020) menunjukkan
bahwa rationalitation berpengaruh terhadap fraudulent financial reporting.

4.3.4 Pengaruh Capability Terhadap Kecurangan Laporan Keuangan


Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa Capability tidak
berpengaruh signifikan terhadap Kecurangan Laporan Keuangan. Karena
perubahan direksi (change of direction). Faktor penunjang terjadinya fraud bisa
disebabkan adanya perubahan direksi karena manajemen berupaya melakukan
perbaikan kinerja direksi sebelumnya melalui cara perubahan sturctur organization
atau anggapan bahwa direksi baru memiliki kemampuan lebih. Hasil penelitian ini
berlawanan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ariandini. Shafira dan Elly
Suryani (2020) menunjukkan bahwa Capability Terhadap Fraudulent Financial
Reporting.

4.3.5 Pengaruh Arrogance Terhadap Kecurangan Laporan Keuangan


Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa Arrogance tidak
berpengaruh signifikan terhadap Kecurangan Laporan Keuangan. Karena
banyaknya foto CEO dalam laporan keuangan bertujuan untuk memperkenalkan
kepada para stakeholders atau pengguna laporan keuangan siapa saja CEO dalam
perusahaan tersebut. Tingkat arogansi yang tinggi dapat menimbulkan terjadinya

77
fraud karena arogansi yang dimiliki CEO dapat membuatnya menggunakan cara
apapun untuk mempertahankan posisi dan status dimilikinya. Hasil penelitian ini
berlawanan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Yanti. Delviana Dama dan
Munari (2021) menujukkan bahwa Arrogance Terhadap Fraudulent Financial
Reporting.

4.4 Rangkuman Hasil Penelitian


Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dibuat rangkuman
variabel yang berpengaruh signifikan dan tidak berpengaruh signifikan terhadap
Kecurangan Laporan Keuangan.
Tabel 4.20 Rangkuman Hasil Penelitian
Variabel Tidak
No Berpengaruh Variabel Dependen
Independen Berpengaruh
Pressure Kecurangan Laporan
1
(X1)  Keuangan (Y)
Opportunity Kecurangan Laporan
2
(X2)  Keuangan (Y)
Rationalization Kecurangan Laporan
3
(X3)  Keuangan (Y)
Capability Kecurangan Laporan
4
(X4)  Keuangan (Y)
Arrogance Kecurangan Laporan
5
(X5)  Keuangan (Y)
Sumber: Diolah sendiri, 2021

78
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh penulis, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Pressure berpengaruh terhadap Kecurangan Laporan Keuangan.
2. Opportunity tidak berpengaruh terhadap Kecurangan Laporan Keuangan.
3. Rationalization berpengaruh terhadap Kecurangan Laporan Keuangan.
4. Capability tidak berpengaruh terhadap Kecurangan Laporan Keuangan.
5. Arrogance tidak berpengaruh terhadap Kecurangan Laporan Keuangan.

5.2 Implikasi Hasil Penelitian


1. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi perusahaan, khususnya
pada perusahaan yang sahamnya tergabung dalam Bursa Efek Indonesia
agar terus berkembang dan dapat memperhatikan faktor yang
mempengaruhi Kecurangan Laporan Keuangan antara lain Pressure dan
Rationalization.
2. Bagi Investor
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi kepada
inverstor untuk dijadikan bahan pertimbangan memilih perusahaan dalam
melakukan kegiatan investasi, agar investasi yang dilakukan tepat dan
menguntungkan, yaitu dengan memperhatikan kecurangan laporan
keuangan, pressure, dan rationalization.

5.3 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini telah diusahakan dan dilaksanakan sesuai dengan prosedur


ilmiah, namun demikian masih memiliki keterbatasan, antara lain yaitu :

79
1. Sampel penelitian yang digunakan adalah perusahaan makanan dan
minuman pada Bursa Efek Indonesia yang berjumlah 15 perusahaan dari
26 perusahaan dengan periode 5 tahun.
2. Variabel independen yang akan digunakan adalah Pressure, Opportunity,
Rationalization, Capability, dan Arogance. Sedangkan variabel dependen
yang digunakan adalah Kecurangan Laporan Keuangan.
3. Referensi jurnal dan buku yang terbatas, sehingga penelitian ini masih
banyak memilki banyak kekurangan dan kelemahan.

5.4 Saran
Berdasarkan kesimpulan dan keterbatasan dalam penelitian ini yang telah
dijelaskan diatas, maka dapat diberikan saran terkait penelitian ini antara lain :
1. Penelitian selanjutnya disarankan dapat memperluas sampel penelitian
supaya tidak hanya terbatas pada perusahaan farmasi, serta menambah
periode pengamatan lebih dari lima atau enam periode agar hasil
penelitian yang diperoleh lebih maksimal.
2. Penelitian selanjutnya, hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk
melakukan penelitian lanjutan khususnya dibidang yang membahas
tentang pengaruh pressure, opportunity, rationalization, capability dan
arrogance terhadap kecurangan laporan keuangan.
3. Bagi peneliti selanjutnya dapat memperluas teori referensi yang digunakan
dalam mengenai variabel penelitian yang digunakan di penelitian ini dan
mengenai teori-teori teknis penelitian yang akan digunakan.

80
DAFTAR PUSTAKA

Agustina, R. D., & Pratomo, D. (2019). Pengaruh fraud pentagon dalam mendeteksi
kecurangan pelaporan keuangan. Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen,
Ekonomi, & Akuntansi), 3(1), 44-62.
Akbar, Rofiq. (2017). Analisis Pembelajaran Aktif dengan Pendidikan
Collabarative Learning pada Mata Kuiah Manajemen Pendidikan Di
STAIN Kudus. Journal.
Aprilia, A. (2017). Analisis pengaruh fraud pentagon terhadap kecurangan laporan
keuangan menggunakan beneish model pada perusahaan yang menerapkan
asean corporate governance scorecard. Jurnal ASET (Akuntansi
Riset), 9(1), 101-132.
Ariandini, S., & Suryani, E. (2020). Pengaruh Fraud Pentagon Dalam Mendeteksi
Fraudulent Financial Reporting (Studi Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2017-2018). eProceedings of
Management, 7(2).,
Crowe, H. (2012). Why The Fraud Triangle Is No Longer Enough. In Horwath,
Crowe LLP.
Danang Sunyoto. (2016). Metodologi Penelitian Akuntansi. Bandung: PT Refika
Aditama Anggota Ikapi.
Danuta, K. S. (2017). Crowe’ s Fraud Pentagon Theory dalam Pencegahan
Fraud pada Proses Pengadaan melalui E-Procurement. Jurnal Kajian
Akuntansi, 1(2).
Fabiolla, R. G., Andriyanto, W. A., & Julianto, W. (2021). Pengaruh Fraud
Pentagon terhadap Fraudulent Financial Reporting. Konferensi Riset
Nasional Ekonomi Manajemen dan Akuntansi, 2(1), 981-995.
Fabiolla, R. G., Andriyanto, W. A., & Julianto, W. (2021). Pengaruh Fraud
Pentagon terhadap Fraudulent Financial Reporting. Konferensi Riset
Nasional Ekonomi Manajemen dan Akuntansi, 2(1), 981-995.
Ghozali, Imam. (2016). Aplikasi Analisis Multivariete Dengan Program IBM SPSS
23 (Edisi 8). Cetakan ke VIII. Semarang : Badan Penerbit Universitas
Diponegoro.

81
Ghozali, Imam. (2018). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS
25. Badan Penerbit Universitas Diponegoro: Semarang
Holifah, S., Nugroho, T. R., & Dwihandoko, T. H. (2021). Pengaruh Profitabilitas,
Financial Leverage Dan Firm Size Terhadap Praktik Perataan Laba
(Income Smoothing) Pada Subsektor Transportasi Yang Terdaftar Di
Bursa Efek Indonesia (Doctoral dissertation, Universitas Islam Majapahit).
htpp://journal.stain.kudus.ac.id
https://market.bisnis.com/read/20200721/7/1269043/80-emiten-terlambat-
terbitkan-laporan-keuangan-2019
Kusumasari, K. (2020). Pengaruh Voluntary Disclosure, Default Risk,
Profitabilitas Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Earnings Response
Coefficient (Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Infrastructure,
Utilities, dan Transportation Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
Periode 2016-2018) (Doctoral dissertation, UPN" Veteran" Yogyakarta).
Legowo, A. S. (2019). Laporan tugas akhir prosedur pengurusan perpanjangan
sertifikat hak guna bangunan milik PT. PLN (Persero) UP3 Surakarta.
Novianti, A. N. N., & Astawinetu, E. D. (2021). Pengaruh Kinerja Keuangan Dan
Makro Ekonomi Terhadap Harga Saham Pada Sub Sektor Investasi Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2015-2019. Jurnal
Eksekutif, 18(2), 179-206.
Nugroho, T. R., Setiono, H., & Irsyadah, K. (2021). Fraudulent Financial Reporting
dianalisis dengan Fraud Pentagon Pada Perusahaan Perbankan yang listing
di BEI Tahun 2017-2019. PRIVE: Jurnal Riset Akuntansi dan
Keuangan, 4(2), 74-86.
Puspitha, M. Y., & Yasa, G. W. (2018). Fraud pentagon analysis in detecting
fraudulent financial reporting (study on Indonesian capital
market). International Journal of Sciences: Basic and Applied
Research, 42(5), 93-109.
Randa, A., & Dwita, S. (2020). Pengaruh Elemen-Elemen Fraud Pentagon
Terhadap Kecurangan Laporan Keuangan. JURNAL EKSPLORASI
AKUNTANSI, 2(4), 3405-3418.
Rina Yahya, R. (2021). Pengaruh Tingkat Partisipasi Pewirausaha Perempuan
Terhadap Perekonomian Keluarga Di Kota Palopo (Doctoral dissertation,
Institut agama islam Negeri (IAIN Palopo)).
Sugiyono (2015). Metode Penelitian Kombinasi (Mix Methods). Bandung:
Alfabeta

82
Sugiyono (2019). Statistika untuk Penelitian. Bandung : CV Alfabeta.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung :
Alfabeta,CV
Suprianto, D., & Pratiwi, R. (2017). Pengaruh Beban Pajak, Kepemilikan Asing,
Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Transfer Pricing Pada Perusahaan
Maufaktur Di Bursa Efek Indonesia (Bei) Periode 2013–2016.
Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: Alfabeta.
Tessa, G. C., & Harto, P. (2016). Fraudulent financial reporting: Pengujian teori
Fraud Pentagon pada sektor keuangan dan perbankan di
Indonesia (Doctoral dissertation, Fakultas Ekonomika dan Bisnis).
Widyatama, W., & Setiawati, L. W. (2020). Analisis Pengaruh Fraud Pentagon
Theory Terhadap Fraudulent Financial Reporting Pada Perusahaan
Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2014–
2019. BALANCE: Jurnal Akuntansi, Auditing dan Keuangan, 17(1), 22-
47.
www.acfe-indonesia.or.id
Yanti, D. D., & Munari, M. (2021). Analisis Fraud Pentagon Terhadap Kecurangan
Laporan Keuangan Pada Sektor Perusahaan Manufaktur. Akuisisi: Jurnal
Akuntansi, 17(1), 31-46.
Zaki, M., & Islahuddin, M. S. (2017). Pengaruh Profitabilitas, Leverage Keuangan
Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Harga Saham (Studi Pada Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2005-
2014). Jurnal Administrasi Akuntansi: Program Pascasarjana
Unsyiah, 6(3).
Zelin, C. (2018). Analisis fraud pentagon dalam mendeteksi kecurangan laporan
keuangan dengan menggunakan fraud score model.

83
LAMPIRAN

84
Lampiran 1
Populasi Penelitian Perusahaan Sub Sektor
Makanan dan Minuman
Periode 2016-2020
No Kode Nama Perusahaan
Emiten
1. AISA PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk
2. ALTO PT Tri Banyan Tirta Tbk
3. CAMP PT Campina Ice Cream Industry Tbk
4. CEKA PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk
CLEO5. PT Sanguna Primatirta Tbk
6. COCO PT Wahana Interfood Nusantara Tbk
7. DLTA PT Delta Djakarta Tbk
8. DMND PT Diamond Food Indonesia Tbk
9. FOOD PT Sentra Food Indonesia Tbk
10. GOOD PT Garudafood Putra Jaya Tbk
11. HOKI PT Buyung Poetra Sembada Tbk
12. ICBP PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
13. IKAN PT Era Mandiri Cemerlang Tbk
14. INDF PT Indofood Sukses Makmur Tbk
15. KEJU PT Mulia Boga Raya Tbk
16. MLBI PT Multi Bintang Indonesia Tbk
17. MYOR PT Mayora Indah Tbk
18. PANI PT Pratama Abadi Nusa Industri Tbk
19. PCAR PT Prima Cakrawala Abadi Tbk
20. PSDN PT Prashida Aneka Niaga Tbk
21. PSGO PT Palma Serasih Tbk
22. ROTI PT Nippon Indosari Corporindo Tbk
23. SKBM PT Sekar Bumi Tbk
24. SKLT PT Sekar Laut Tbk
25. STTP PT Siantar Top Tbk
26. ULTJ PT Ultrajaya Milk Industry and Trading Company Tbk
Sumber: www.saham.com diperoleh tahun 2022.

85
Lampiran 2
HASIL PERHITUNGAN DATA PERUSAHAAN
SUB SEKTOR MAKANAN DAN MINUMAN
YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
PERIODE 2016-2020

KODE
TAHUN Laba Setelah Pajak Total Asset ROA
EMITEN

2016 719.228.000.000 9.254.539.000.000 0,078


2017 -846.809.000.000 1.981.940.000.000 -0,427

AISA 2018 -123.513.000.000 1.816.406.000.000 -0,068


2019 1.134.776.000.000 1.868.966.000.000 0,607
2020 1.204.972.000.000 2.011.557.000.000 0,599
2016 249.697.013.626 1.425.964.152.418 0,175
2017 107.420.886.839 1.392.636.444.501 0,077

CEKA 2018 92.649.656.775 1.168.956.042.706 0,079


2019 215.459.200.242 1.393.079.542.074 0,155
2020 181.812.593.992 1.566.673.828.068 0,116
2016 39.262.802.985 463.288.593.970 0,085
2017 50.173.730.829 660.917.775.322 0,076

CLEO 2018 63.261.752.474 833.933.861.594 0,076


2019 130.756.461.708 1.245.144.303.719 0,105
2020 132.772.234.495 1.310.940.121.622 0,101
2016 254.509.268.000 1.197.796.650.000 0,212
2017 279.772.635.000 1.340.842.765.000 0,209

DLTA 2018 338.129.985.000 1.523.517.170.000 0,222


2019 317.815.177.000 1.425.983.722.000 0,223
2020 123.465.762.000 1.225.580.913.000 0,101

86
2016 43.822.031.348 370.245.134.305 0,118
2017 47.964.112.940 576.963.542.579 0,083

HOKI 2018 90.195.136.265 758.846.556.031 0,119


2019 103.723.133.972 207.108.590.481 0,501
2020 38.038.419.405 906.924.214.166 0,042
2016 3.631.301.000.000 28.901.948.000.000 0,126
2017 3.543.173.000.000 31.619.514.000.000 0,112

ICBP 2018 4.658.781.000.000 34.367.153.000.000 0,136


2019 5.360.029.000.000 38.709.314.000.000 0,138
2020 7.418.574.000.000 103.588.325.000.000 0,072
2016 5.266.906.000.000 82.174.515.000.000 0,064
2017 5.145.063.000.000 87.939.488.000.000 0,059

INDF 2018 4.961.851.000.000 96.537.796.000.000 0,051


2019 5.902.729.000.000 96.198.559.000.000 0,061
2020 8.752.066.000.000 163.136.516.000.000 0,054
2016 982.129.000.000 2.275.038.000.000 0,432
2017 1.322.067.000.000 2.510.078.000.000 0,527

MLBI 2018 1.224.807.000.000 2.889.501.000.000 0,424


2019 1.206.059.000.000 2.896.950.000.000 0,416
2020 285.617.000.000 2.907.425.000.000 0,098
2016 1.388.676.127.665 12.922.421.859.142 0,107
2017 1.630.953.830.893 14.915.849.800.251 0,109

MYOR 2018 1.760.434.280.304 17.591.706.426.634 0,100


2019 2.039.404.206.764 19.037.918.806.473 0,107
2020 2.098.168.514.645 19.777.500.514.550 0,106
2016 -36.662.178.272 653.796.725.408 -0,056
2017 32.150.564.335 690.979.867.049 0,047
PSDN
2018 -46.599.426.588 697.657.400.651 -0,067
2019 -25.762.573.884 763.492.320.252 -0,034

87
2020 -52.304.824.027 765.375.539.783 -0,068
2016 279.777.368.831 2.919.640.858.718 0,096
2017 135.364.021.139 4.559.573.709.411 0,030

ROTI 2018 127.171.436.363 4.393.810.380.883 0,029


2019 236.518.557.420 4.682.083.844.951 0,051
2020 168.610.282.478 4.452.166.671.985 0,038
2016 22.545.456.050 1.001.657.012.004 0,023
2017 25.880.464.791 1.623.027.475.045 0,016

SKBM 2018 15.954.632.472 1.771.365.972.009 0,009


2019 957.169.058 1.820.383.352.811 0,001
2020 5.415.741.808 1.768.660.546.754 0,003
2016 20.646.121.074 568.239.939.951 0,036
2017 22.970.715.348 636.284.210.210 0,036

SKLT 2018 31.954.131.252 747.293.725.435 0,043


2019 44.943.627.900 790.845.543.826 0,057
2020 42.520.246.722 773.863.042.440 0,055
2016 174.176.717.866 2.337.207.195.055 0,075
2017 216.024.079.834 2.342.432.443.196 0,092

STTP 2018 255.088.886.019 2.631.189.810.030 0,097


2019 482.590.522.840 2.881.563.083.954 0,167
2020 628.628.879.549 3.448.995.059.882 0,182
2016 709.825.635.742 4.239.199.641.365 0,167
2017 711.681.000.000 5.186.940.000.000 0,137

ULTJ 2018 701.607.000.000 5.555.871.000.000 0,126


2019 1.035.865.000.000 6.608.422.000.000 0,157
2020 1.109.666.000.000 8.754.116.000.000 0,127

88
KODE Jumlah Dewan Total Dewan
TAHUN BDOUT
EMITEN Komisaris Independen Komisaris

2016 1 5 0,200
2017 1 5 0,200
AISA 2018 1 2 0,500
2019 1 1 1,000
2020 1 4 0,250
2016 2 4 0,500
2017 2 4 0,500
CEKA 2018 2 4 0,500
2019 2 4 0,500
2020 1 3 0,333
2016 1 2 0,500
2017 1 3 0,333
CLEO 2018 1 3 0,333
2019 1 3 0,333
2020 1 3 0,333
2016 2 5 0,400
2017 2 5 0,400
DLTA 2018 2 5 0,400
2019 2 5 0,400
2020 2 5 0,400
2016 1 3 0,333
2017 1 3 0,333
HOKI 2018 1 3 0,333
2019 1 3 0,333
2020 1 3 0,333
2016 4 7 0,571
ICBP
2017 4 7 0,571

89
2018 4 7 0,571
2019 4 7 0,571
2020 4 7 0,571
2016 3 8 0,375
2017 3 8 0,375
INDF 2018 3 8 0,375
2019 3 8 0,375
2020 3 8 0,375
2016 4 6 0,667
2017 3 6 0,500
MLBI 2018 3 6 0,500
2019 4 8 0,500
2020 3 6 0,500
2016 2 5 0,400
2017 2 5 0,400
MYOR 2018 1 5 0,200
2019 1 5 0,200
2020 1 5 0,200
2016 2 6 0,333
2017 2 6 0,333
PSDN 2018 2 6 0,333
2019 2 6 0,333
2020 2 6 0,333
2016 1 3 0,333
2017 1 3 0,333
ROTI 2018 1 3 0,333
2019 1 3 0,333
2020 1 3 0,333
2016 1 3 0,333
SKBM
2017 1 3 0,333

90
2018 1 3 0,333
2019 1 3 0,333
2020 1 3 0,333
2016 1 3 0,333
2017 1 3 0,333
SKLT 2018 1 3 0,333
2019 1 3 0,333
2020 1 3 0,333
2016 1 2 0,500
2017 1 2 0,500
STTP 2018 1 2 0,500
2019 1 2 0,500
2020 1 2 0,500
2016 1 3 0,333
2017 1 3 0,333
ULTJ 2018 2 6 0,333
2019 2 6 0,333
2020 2 6 0,333

91
KODE EMITEN TAHUN Diukur menggunakan variabel dummy

2016 0
2017 0

AISA 2018 0
2019 0
2020 0
2016 0
2017 0

CEKA 2018 0
2019 0
2020 0
2016 1
2017 1

CLEO 2018 1
2019 1
2020 1
2016 0
2017 0

DLTA 2018 0
2019 0
2020 0
2016 1
2017 1

HOKI 2018 1
2019 1
2020 1
2016 0
ICBP
2017 0

92
2018 0
2019 0
2020 0
2016 0
2017 0

INDF 2018 0
2019 0
2020 0
2016 0
2017 0

MLBI 2018 0
2019 0
2020 0
2016 0
2017 0

MYOR 2018 0
2019 0
2020 0
2016 0
2017 0

PSDN 2018 0
2019 0
2020 0
2016 0
2017 0

ROTI 2018 0
2019 0
2020 0

SKBM 2016 1

93
2017 1
2018 1
2019 1
2020 1
2016 1
2017 1

SKLT 2018 1
2019 1
2020 1
2016 1
2017 1

STTP 2018 1
2019 1
2020 1
2016 0
2017 0

ULTJ 2018 0
2019 0
2020 0

94
KODE Change of directors diukur menggunakan variabel
TAHUN
EMITEN dummy

2016 1
2017 1
AISA 2018 1
2019 1
2020 1
2016 0
2017 0
CEKA 2018 0
2019 0
2020 0
2016 0
2017 1
CLEO 2018 0
2019 0
2020 0
2016 0
2017 0
DLTA 2018 0
2019 0
2020 0
2016 0
2017 0
HOKI 2018 0
2019 0
2020 0
2016 1
ICBP
2017 1

95
2018 1
2019 1
2020 1
2016 0
2017 0
INDF 2018 1
2019 1
2020 1
2016 1
2017 1
MLBI 2018 1
2019 1
2020 1
2016 0
2017 0
MYOR 2018 0
2019 0
2020 0
2016 0
2017 0
PSDN 2018 0
2019 0
2020 0
2016 0
2017 0
ROTI 2018 0
2019 0
2020 0
2016 0
SKBM
2017 0

96
2018 0
2019 0
2020 0
2016 0
2017 0
SKLT 2018 0
2019 0
2020 0
2016 0
2017 0
STTP 2018 0
2019 0
2020 0
2016 1
2017 1
ULTJ 2018 1
2019 1
2020 1

97
Banyaknya foto CEO
KODE EMITEN TAHUN
dalam laporan keuangan

2016 23
2017 23
AISA 2018 23
2019 23
2020 23
2016 0
2017 0
CEKA 2018 0
2019 0
2020 0
2016 0
2017 0
CLEO 2018 0
2019 0
2020 0
2016 17
2017 17
DLTA 2018 17
2019 17
2020 17
2016 0
2017 0
HOKI 2018 0
2019 0
2020 0
ICBP 2016 34

98
2017 34
2018 34
2019 34
2020 34
2016 37
2017 37
INDF 2018 37
2019 37
2020 37
2016 28
2017 28
MLBI 2018 28
2019 28
2020 28
2016 0
2017 0
MYOR 2018 0
2019 0
2020 0
2016 27
2017 27
PSDN 2018 27
2019 27
2020 27
2016 0
2017 0
ROTI
2018 0
2019 0

99
2020 0
2016 25
2017 25
SKBM 2018 25
2019 25
2020 25
2016 0
2017 0
SKLT 2018 0
2019 0
2020 0
2016 8
2017 8
STTP 2018 8
2019 8
2020 8
2016 7
2017 7
ULTJ 2018 7
2019 7
2020 7

100
KODE Kecurangan laporan keuangan diukur menggunakan
TAHUN
EMITEN variabel dummy

2016 1
2017 1
AISA 2018 1
2019 1
2020 1
2016 0
2017 0
CEKA 2018 0
2019 0
2020 0
2016 0
2017 0
CLEO 2018 0
2019 0
2020 0
2016 0
2017 0
DLTA 2018 0
2019 0
2020 0
2016 0
2017 0
HOKI 2018 0
2019 0
2020 0
2016 0
ICBP 2017 0
2018 0

101
2019 0
2020 0
2016 0
2017 0
INDF 2018 0
2019 0
2020 0
2016 0
2017 0
MLBI 2018 0
2019 0
2020 0
2016 0
2017 0
MYOR 2018 0
2019 0
2020 0
2016 1
2017 1
PSDN 2018 1
2019 1
2020 1
2016 0
2017 0
ROTI 2018 0
2019 0
2020 0
2016 0
SKBM 2017 0
2018 0

102
2019 0
2020 0
2016 1
2017 1
SKLT 2018 1
2019 1
2020 1
2016 1
2017 1
STTP 2018 1
2019 1
2020 1
2016 0
2017 0
ULTJ 2018 0
2019 0
2020 0

103
Lampiran 3 Transformasi Outlier

Sebelum Outlier
1 -7,55058 -1,099 1,000 0 25 1
2 -5,78867 -1,099 1,000 0 25 1
3 -4,70976 -1,099 1,000 0 25 1
4 -4,13856 -1,099 1,000 0 25 1
5 -3,79388 -1,099 1,000 0 25 1
6 -3,54242 -1,099 0,000 0 0 0
7 -3,51702 -1,099 0,000 0 0 0
8 -3,32143 -1,099 1,000 0 0 1
9 -3,31502 -1,099 1,000 0 0 1
10 -3,27356 -1,099 0,000 0 0 0
11 -3,17146 -1,099 1,000 0 0 0
12 -3,15216 -1,099 1,000 0 0 1
13 -3,06768 -1,099 0,000 0 27 1
14 -2,98547 -1,099 0,000 0 0 0
15 -2,96816 -0,981 0,000 1 37 0
16 -2,9253 -0,981 0,000 1 37 0
17 -2,90141 -1,099 1,000 0 0 1
18 -2,86769 -1,099 1,000 0 0 1
19 -2,83861 -0,981 0,000 0 37 0
20 -2,791 -0,981 0,000 1 37 0
21 -2,7474 -0,981 0,000 0 37 0
22 -2,63644 -0,560 0,000 1 34 0
23 -2,59664 -0,693 1,000 0 8 1
24 -2,57887 -1,099 1,000 0 0 0
25 -2,57814 -1,099 1,000 1 0 0
26 -2,5622 -0,693 0,000 0 0 0
27 -2,55469 -1,609 0,000 1 23 0

104
28 -2,53504 -0,693 0,000 0 0 0
29 -2,48733 -1,099 1,000 0 0 0
30 -2,46807 -0,693 1,000 0 0 0
31 -2,38356 -0,693 1,000 0 8 1
32 -2,34522 -1,099 0,000 0 0 0
33 -2,33358 -0,693 1,000 0 8 1
34 -2,32037 -0,693 0,000 1 28 0
35 -2,30187 -1,609 0,000 0 0 0
36 -2,29521 -0,916 0,000 0 17 0
37 -2,28986 -1,099 1,000 0 0 0
38 -2,25367 -1,099 1,000 0 0 0
39 -2,24348 -1,609 0,000 0 0 0
40 -2,23378 -1,609 0,000 0 0 0
41 -2,23061 -0,916 0,000 0 0 0
42 -2,21326 -0,916 0,000 0 0 0
43 -2,18875 -0,560 0,000 1 34 0
44 -2,15373 -1,099 0,000 0 0 0
45 -2,13403 -1,099 1,000 0 0 0
46 -2,12982 -1,099 1,000 0 0 0
47 -2,07432 -0,560 0,000 1 34 0
48 -2,06924 -1,099 0,000 1 7 0
49 -2,06546 -1,09861 0 1 7 0
50 -1,99835 -0,560 0,000 1 34 0
51 -1,98627 -1,099 0,000 1 7 0
52 -1,97711 -0,560 0,000 1 34 0
53 -1,8665 -0,693 0,000 0 0 0
54 -1,85311 -1,099 0,000 1 7 0
55 -1,78711 -1,099 0,000 1 7 0
56 -1,78692 -0,693 1,000 0 8 1
57 -1,74236 -0,693 0,000 0 0 0

105
58 -1,7023 -0,693 1,000 0 8 1
59 -1,56708 -0,916 0,000 0 17 0
60 -1,5489 -0,916 0,000 0 17 0
61 -1,50535 -0,916 0,000 0 17 0
62 -1,50115 -0,916 0,000 0 17 0
63 -0,8763 -0,693 0,000 1 28 0
64 -0,8583 -0,693 0,000 1 28 0
65 -0,84003 -0,405 0,000 1 28 0
66 -0,69152 -1,099 1,000 0 0 0
67 -0,64112 -0,693 0,000 1 28 0
68 -0,51245 -1,386 0,000 1 23 0
69 -0,49895 0,000 0,000 1 23 0

Sesudah Outlier
1 -4,13856 -1,099 1,000 0 25 1
4 -3,79388 -1,099 1,000 0 25 1
5 -3,54242 -1,099 0,000 0 0 0
6 -3,51702 -1,099 0,000 0 0 0
7 -3,32143 -1,099 1,000 0 0 1
8 -3,31502 -1,099 1,000 0 0 1
9 -3,27356 -1,099 0,000 0 0 0
10 -3,17146 -1,099 1,000 0 0 0
11 -3,15216 -1,099 1,000 0 0 1
12 -3,06768 -1,099 0,000 0 27 1
13 -2,98547 -1,099 0,000 0 0 0
14 -2,96816 -0,981 0,000 1 37 0
15 -2,9253 -0,981 0,000 1 37 0
16 -2,90141 -1,099 1,000 0 0 1
17 -2,86769 -1,099 1,000 0 0 1

106
18 -2,83861 -0,981 0,000 0 37 0
19 -2,791 -0,981 0,000 1 37 0
20 -2,7474 -0,981 0,000 0 37 0
21 -2,63644 -0,560 0,000 1 34 0
22 -2,59664 -0,693 1,000 0 8 1
23 -2,57887 -1,099 1,000 0 0 0
24 -2,57814 -1,099 1,000 1 0 0
25 -2,5622 -0,693 0,000 0 0 0
26 -2,55469 -1,609 0,000 1 23 0
27 -2,53504 -0,693 0,000 0 0 0
28 -2,48733 -1,099 1,000 0 0 0
29 -2,46807 -0,693 1,000 0 0 0
30 -2,34522 -1,099 0,000 0 0 0
31 -2,32037 -0,693 0,000 1 28 0
32 -2,30187 -1,609 0,000 0 0 0
33 -2,29521 -0,916 0,000 0 17 0
34 -2,28986 -1,099 1,000 0 0 0
36 -2,25367 -1,099 1,000 0 0 0
37 -2,24348 -1,609 0,000 0 0 0
38 -2,23378 -1,609 0,000 0 0 0
39 -2,23061 -0,916 0,000 0 0 0
40 -2,21326 -0,916 0,000 0 0 0
41 -2,18875 -0,560 0,000 1 34 0
42 -2,15373 -1,099 0,000 0 0 0
43 -2,13403 -1,099 1,000 0 0 0
44 -2,12982 -1,099 1,000 0 0 0
45 -2,07432 -0,560 0,000 1 34 0
46 -2,06924 -1,099 0,000 1 7 0
47 -2,06546 -1,09861 0 1 7 0
48 -1,99835 -0,560 0,000 1 34 0

107
49 -1,98627 -1,099 0,000 1 7 0
50 -1,97711 -0,560 0,000 1 34 0
51 -1,8665 -0,693 0,000 0 0 0
55 -1,85311 -1,099 0,000 1 7 0
56 -1,78711 -1,099 0,000 1 7 0
57 -1,74236 -0,693 0,000 0 0 0
58 -1,56708 -0,916 0,000 0 17 0
59 -1,5489 -0,916 0,000 0 17 0
60 -1,50535 -0,916 0,000 0 17 0
65 -1,50115 -0,916 0,000 0 17 0
66 -0,8763 -0,693 0,000 1 28 0
67 -0,8583 -0,693 0,000 1 28 0
68 -0,84003 -0,405 0,000 1 28 0
69 -0,69152 -1,099 1,000 0 0 0

108
Lampiran 4
Hasil Output SPSS 24
Perusahaan Sub Sektor Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia Periode 2016-2020

Analisis Statistik Deskriptif


Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

KECURANGAN LAPORAN KEUANGAN ,1525 ,36263 59

PRESSURE -2,3806 ,71203 59

OPPORTUNITY -,9825 ,26134 59

RATIONALIZATION ,3051 ,46440 59

CAPABILITY ,3220 ,47127 59

ARROGANCE 11,7797 14,28535 59

109
Uji Kolmogorov-Smirnov Sebelum Outlier

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized
Residual

N 69

Normal Parametersa,b Mean ,0000000

Std. Deviation ,28245154

Most Extreme Differences Absolute ,113

Positive ,086

Negative -,113

Test Statistic ,113

Asymp. Sig. (2-tailed) ,029c

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

Uji Kolmogorov-Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

110
N 59

Normal Parametersa,b Mean ,0000000

Std. Deviation ,26747200

Most Extreme Differences Absolute ,105

Positive ,105

Negative -,076

Test Statistic ,105

Asymp. Sig. (2-tailed) ,166c

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

Uji Multikoloniearitas
Coefficientsa

Collinearity Statistics

Model Tolerance VIF

1 (Constant)

PRESSURE ,750 1,333

OPPORTUNITY ,729 1,371

RATIONALIZATION ,745 1,343

CAPABILITY ,589 1,698

ARROGANCE ,518 1,932

a. Dependent Variable: KECURANGAN LAPORAN KEUANGAN

111
Uji Heteroskedastisitas dengan Uji White

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 ,662a ,438 ,348 ,08309

a. Predictors: (Constant), X5_KUADRAT, PRESSURE, X2_KUADRAT, X3_KUADRAT,


X4_KUADRAT, ARROGANCE, X1_KUADRAT, OPPORTUNITY

b. Dependent Variable: U2T

Autokorelasi
Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson

1 ,675a ,456 ,405 ,27980 1,597

a. Predictors: (Constant), ARROGANCE, PRESSURE, RATIONALIZATION, OPPORTUNITY, CAPABILITY

b. Dependent Variable: KECURANGAN LAPORAN KEUANGAN

112
Run Test
Runs Test

Unstandardized
Residual

Test Valuea -,00213

Cases < Test Value 29

Cases >= Test Value 30

Total Cases 59

Number of Runs 24

Z -1,706

Asymp. Sig. (2-tailed) ,088

a. Median

Uji Koefisien Determinasi


Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 ,675a ,456 ,405 ,27980

a. Predictors: (Constant), ARROGANCE, PRESSURE, RATIONALIZATION, OPPORTUNITY, CAPABILITY

b. Dependent Variable: KECURANGAN LAPORAN KEUANGAN

113
Analisis Regresi Linier Berganda
Coefficientsa

Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) -,371 ,198 -1,878 ,066

PRESSURE -,180 ,060 -,354 -3,029 ,004

OPPORTUNITY ,045 ,165 ,033 ,276 ,784

RATIONALIZATION ,362 ,092 ,464 3,951 ,000

CAPABILITY -,112 ,102 -,145 -1,100 ,276

ARROGANCE ,005 ,004 ,215 1,525 ,133

a. Dependent Variable: KECURANGAN LAPORAN KEUANGAN

Uji F
ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 3,478 5 ,696 8,884 ,000b

Residual 4,149 53 ,078

Total 7,627 58

a. Dependent Variable: KECURANGAN LAPORAN KEUANGAN

b. Predictors: (Constant), ARROGANCE, PRESSURE, RATIONALIZATION, OPPORTUNITY, CAPABILITY

Uji t
Coefficientsa

Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) -,371 ,198 -1,878 ,066

114
PRESSURE -,180 ,060 -,354 -3,029 ,004

OPPORTUNITY ,045 ,165 ,033 ,276 ,784

RATIONALIZATION ,362 ,092 ,464 3,951 ,000

CAPABILITY -,112 ,102 -,145 -1,100 ,276

ARROGANCE ,005 ,004 ,215 1,525 ,133

a. Dependent Variable: KECURANGAN LAPORAN KEUANGAN

115
116
117
Lampiran 5

LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN

PT Indofood Sukses Makmur Tbk

YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

PERIODE 2016-2020

118
119
120
121
122
123
124
125
126
Lampiran 6 Kartu Bimbingan

127
Lampiran 7 Daftar Riwayat Hidup

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI
1. Nama : Ellin Meilina
2. NIM : 1832510190
3. Jurusan : Akuntansi Pengauditan
4. Tempat / Tanggal Lahir : Jakarta, 10 Mei 1995
5. Alamat : Jl Tanjung Duren Timur IV No. 18 RT/RW
018/005 Kec. Grogol Petamburan, Kel.
Tanjun Duren Selatan
6. No. Tlp/Hp : 081292681145
RIWAYAT PENDIDIKAN
1. 2002 – 2007 : SDN 02 Pagi Jakarta
2. 2008 – 2010 : SMP YMIK Jakarta
3. 2011 – 2013 : SMKN 17 Jakarta
RIWAYAT PEKERJAAN
1. 2013 – 2016 : PT. Bersama Karunia Mandiri (MAP Fashion)
2. 2017 – Sekarang : Suku Dinas Sumber Daya Air Kota Administrasi
Jakarta Barat

Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan
dapat dipertanggung jawabkan.
Hormat Saya,

(Ellin Meilina)

128

Anda mungkin juga menyukai