Dosen Pengampu:
Disusun Oleh :
Kelompok 2
Ihsania Faradina Yulianti (2017161350011)
Kristianingsih (2017161350012)
Lisa Anggraini (2017161350009)
Melinda Septiany (2017161350008)
Mengingat angkac covid-19 yang semakin meluas maka, perlu adanya pembahasan
tentang going concern ini dimana para pelaku usaha yang terkena dampaknya seperti UMK
Dan UMB dimana mencapai angka untukUMB Sebesar 82% dan untukUMK Sebesar 84 % ,
dan 92,47% pelaku usaha akomodasi, makanan, dan minuman yang mengakui mengalami
penurunan pendapatan. 90,34 % Pelaku usaha sektor transportasi dan pergudangan yang
mengaku mengalami penurunan pendapatan
• Dalam PSAK 1 PAR 25 Dan 26 Dimana Dalam menyusun laporan keuangan, manajemen
membuat penilaian tentang kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan
usaha.
• Jika entitas menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan asumsi kelangsungan usaha,
maka entitas mengungkapkan fakta tersebut, bersama dengan dasar yang digunakan
dalam penyusunan laporan keuangan dan alasan mengapa entitas tidak dipertimbangkan
sebagai entitas yang dapat menggunakan asumsi kelangsungan usaha.
Opini Audit
1. Opini dengan modifikasian
Wajar Dengan Pengecualian (Qualified)
Pengungkapan yang memadai tidak dicantumkan dalam laporan keuangan.
Pembatasan ruang lingkup ketika manajemen tidak bersedia untuk
membuat atau memperluas penilaiannya.
Contoh:
Basis untuk Opini Wajar dengan Pengecualian
“Perjanjian pendanaan Perusahaan telah jatuh tempo dan jumlah terutang harus dilunasi
pada tanggal 19 Maret 20X1. Perusahaan masih belum mampu untuk menegosiasi
kembali atau memperoleh pendanaan pengganti. Situasi ini mengindikasikan adanya
suatu ketidakpastian material yang dapat menyebabkan keraguan signifikan atas
kemampuan Perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan usahanya, dan oleh karena
itu, Perusahaan kemungkinan tidak merealisasikan asetnya dan melunasi kewajibannya
dalam kegiatan bisnis normal. Laporan keuangan (dan catatan atas laporan keuangan
terkait) tidak mengungkapkan fakta tersebut sepenuhnya.
Pandemi covid-19 yang terjadi saat ini memicu Gelombang Kebangkrutan, diketahui :
1. Per Agustus 2020, rekor baru ada 45 perusahaan dengan total aset lebih dari $1
miliar/ telah mengajukan kebangkrutan/pailit;
2. Tahun 2009 sebanyak 38 perusahaan dan tahun 2019 sebanyak 18 perusahaan
selama periode yang sebanding
Sebanyak 157 perusahaan dengan Liabilitas lebih dari $50 juta telah mengajukan
kebangkrutan, dan diproyeksikan akan terus bertambah. Lonjakan kebangkrutan
terjadi meskipun triliunan dolar bantuan pemerintah untuk mengurangi dampak
pandemi virus.
Sejalan dengan perkembangan situasi pandemi global Virus Corona (Covid-19),
Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK IAI)
menyadari bahwa ketidakpastian yang dihasilkan dari pandemi ini dapat secara
signifikan memengaruhi pertimbangan (judgement) entitas dalam menyusun laporan
keuangan.
Going concern harus tercermin dalam penyajian laporan keuangan.
Pelaporan Keuangan di masa Pandemi Covid-19
PSAK 8 Peristiwa Setelah Periode Pelaporan
PSAK 8 paragraf 03 mendefinisikan peristiwa penyesuai setelah periode pelaporan
(adjusting events) sebagai peristiwa yang memberikan bukti atas adanya kondisi
pada akhir periode pelaporan. Sedangkan peristiwa nonpenyesuai setelah periode
pelaporan (non-adjusting events) mengindikasikan kondisi yang timbul setelah
periode pelaporan.
Meskipun kondisi saat ini sulit dan menimbulkan tingkat ketidakpastian yang
tinggi, informasi tentang KKE yang berguna tetap dapat dihasilkan. Pada kondisi
pandemik Covid-19 saat ini, pengungkapan yang memadai akan memberikan
transparansi yang sangat dibutuhkan bagi pengguna laporan keuangan. Besaran
risiko dan kemungkinan terjadinya sangat bergantung pada masing-masing entitas
dan kemampuannya untuk mengidentifikasi dengan mengacu pada informasi
signifikan yang diperolehnya. Dengan demikian, entitas harus mempertimbangkan
dengan hati-hati sifat dan tingkat pengungkapan yang perlu dimasukkan dalam
laporan keuangan dalam kaitannya dengan Covid-19 dalam rangka memberikan
informasi kepada pengguna laporan keuangan atas risiko yang timbul dari
instrumen keuangan dan bagaimana entitas mengelola risiko tersebut.
PSAK 73 Sewa
Amandemen PSAK 73 – Pengecualian berlaku hanya untuk konsesi yang timbul
sebagai konsekuensi langsung pandemic covid 19
Jika terpenuhi kondisi sebagai berikut :
1. Perubahan pembayaran sewa menghasilkan imbalan revisian untuk sewa yang
secara subtansial sama dengan atau kurang dari imbalan sewa sesaat sebelum
perubahan tersebut.
2. Segala bentuk pengurangan pembayaran sewa hanya memengaruhi pembayaran
yang semula jatuh tempo pada tahun 2020
(contoh : konsesi sewa memenuhi kondisi ini jika mengakibatkan pengurangan
pembayaran sewa pada tahun 2020 dan peningkatan pembayaran sewa setelah
tahun 2020
3. Tidak ada perubahan substantive pada syarat dan ketentuan lain dari sewa.