Visi OJK
Menjadi lembaga pengawas industri jasa keuangan yang
terpercaya, melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat,
dan mampu mewujudkan industri jasa keuangan menjadi pilar
perekonomian nasional yang berdaya saing global serta dapat
memajukan kesejahteraan umum.
Pemeriksaan bank.
STRUKTUR ORGANISASI OJK
1. Dewan Komisioner OJK
2. Pelaksana Kegiatan Operasional
Pelaksana kegiatan Operasional:
1. Ketua dewan komisioner memimpin Bidang manajemen stategis 1
2. Wakil ketua dewan komisioner memimpin bidang Manajemen Strategis
II.
3. Kepala Eksekutif pengawas perbankan memimpin bidang pengawasan
sector perbankan
4. Kepala eksekutif pengawas pasar modal memimpin pengawasan sector
pasar modal
5. Kepala eksekutif pengawas perasuransian, dana pension, Lembaga
pembiayaan, dan Lembaga jasa Keuangan lainnya memimpin bidang
pengawasan sector IKNB
6. Ketua dewan audit memimpin bidang audit internal dan manajemen
resiko dan
7. Anggota dewan komisioner bidang edukasi dan perlindungan konsumen
memimpin bidang edukasi dan perlindungan konsumen
KODE ETIK
Kode etik OJK adalah norma dan asas mengenai
kepatutan dan kepantasan yang wajib dipatuhi dan
dilaksanakan oleh seluruh Anggota Dewan Komisioner,
Pejabat, dan Pegawai OJK dalam pelaksanaan tugas.
Komite etik adalah organ pendukung Dewan Komisioner
yang bertugas mengawasi kepatuhan Dewan komisioner,
pejabat, dan pegawai OJK terhadap kode etik.
PENERBITAN SEKURITAS : PROSES
PENDAFTARAN
Proses registrasi membutuhkan pengungkapan yang memadai tentang
perusahaan, manajemen dan rencana penggunaan dana yang diterima dari
hasil penjualan. Pendaftar harus menyiapkan laporan keuangan yang sudah
diaudit. Laporan Keuangan diperlukan dalam prospectus selama 3 tahun
terakhir atau sejak berdirinya perusasahaan kurang dari 3 tahun. OJK juga
membutuhkan setidaknya 5 tahun informasi Keuangan tertentu yang
menyajiakn keterangan berdasarkan empat laporan Keuangan.
Pernyataan Registrasi
3. Laporan Direktur
4. Profil Perusahaan
2. Analisis atas kinerja keuangan perusahaan, termasuk analisis komparatif atas tahun berjalan
dan tahun sebelumnya.
3. Analisis atas kemampuan pembayaran utang dan tingkat pelunasan piutang.
5. Menggambarkan dan mendiskusikan transaksi yang tidak biasa dan tidak sering terjadi yang
mempengaruhi informasi keuangan.
6. Komponen – komponen penting atas pendapatan dan biaya.
7. Kenaikan yang signifikan pada tingkat penjualan, pengaruh terhadap kenaikan harga dan
kenaikan volume penjualannya, serta diskusi mengenai dampak peluncuran produk baru.
8. Diskusi tentang pengaruh perubahan harga pada penjualan dan pendapatan.
9. Informasi penting dan fakta – fakta yang muncul setelah auditor memberikan laporan.
10. Diskusi tentang prospek usaha dengan didukung oleh data kuantitatif yang memadai.
12. Diskusi dan gambaran mengenai kebijakan dividen serta pembayaran dividen untuk 2 tahun
yang akan datang.
13. Penggunaan dan hasil penawaran public.
14. 14.Informasi penting lainnya yang terkait dengan aturan dan hukum yang memengaruhi
kondisi keuangan perusahaan.
15. Perubahan kebijakan akuntansi dan dampaknya terhadap kondisi Keuangan perusahaan
Pengungkapan Performa
Laporan proforma digunakan untuk menunjukkan
pengaruh dari transaksi utama yang terjadi setelah akhir
periode fiskal atau yang terjadi sepanjang tahun tetapi tidak
mencerminkan laporan keuangan historis perusaan secara
penuh.