Anda di halaman 1dari 16

PENGARUH RASIO KEUANGAN METODE ALTMAN Z-SCORE

TERHADAP FINANCIAL DISTRESS PERUSAHAAN SEKTOR MIGAS


TAHUN 2019-2021

Disusun Oleh:
Fadilla Eka Syahputeri Wijaya
20102129

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


INSTIUT ASIA MALANG
2022

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan zaman diiringi dengan kemajuan teknologi serta pergantian siklus ekonomi,
pula menimbulkan perubahan dalam dunia bisnis. Perubahan tersebut berdampak pada
persaingan yang dialami oleh seluruh pelaku dalam dunia bisnis. Pelaku usaha harus selalu
berinovasi untuk memuaskan konsumen.Sejalan dengan perekonomian Indonesia di tahun
2020, yang tidak menentu dan mengalami ketidakpastian karena munculnya Covid-19,
mempengaruhi stabilitas ekonomi dan sistem keuangan.Pemerintah membuat kebijakan untuk
menghindari kenaikan permasalahan Covid-19 yaitu dengan Pembatasan Sosial Berskala
Besar (PSBB), yang membatasi mobilitas dan aktivitas ekonomi, yang menyebabkan
kerentanan dan ketidakpastian di pasar keuangan. Covid-19 juga berdampak pada penurunan
harga dan produksi minyak dan gas bumi. Tingginya resiko kesulitan keuangan membuat
analisis financial distress dalam usaha menjadi hal yang sangat penting bagi banyak
pihak.Pemahaman tentang kondisi keuangan perusahaan menjadi pegangan dalam
pengambilan keputusan oleh pihak-pihak terkait. Salah satu cara bagi perusahaan untuk
mempertahankan kinerja keuangannya adalah dengan menganalisis laporan keuangannya.
Melalui analisis laporan keuangan, dapat melihat pergerakan tinggi dan rendahnya usaha
pada periode waktu lalu dan sekarang. Hasil analisis laporan keuangan memberikan informasi
tentang kekuatan dan kelemahan suatu perusahaan. Dengan memahami kelemahan tersebut,
manajemen dapat memperbaiki atau menutupinya. Kemudian, kekuatan perusahaan dapat
dijadikan modal di masa depan untuk dipertahankan atau bahkan ditingkatkan.

1.2 Jenis dan Sumber Data


Jenis data pada penelitian ini adalah data sekunder yang bersifat kuantitatif. Data sekunder
dalam penelitian ini sendiri didapat dari Bursa Efek Indonesia dan diolah kembali oleh
peneliti, dalam penelitian ini data sekunder yang digunakan adalah data runtut waktu (time
series). Data time series adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu. Penelitian ini
menggunakan data berbentuk tahunan selama tahun 2019 sampai dengan tahun 2021. Pada
penelitian ini peneliti mengambil data dari PT Elnusa.PT AKR Coorporindo,PT Perusahaan
Gas Negara,PT Energi Mega Persada,PT Rukun Raharja,PT Medco Energi International.
1.3 Landasan Teori
Saat ini, beberapa metode sudah dikembangkan untuk mengetahui kondisi financial distress
suatu perusahaan, diantaranya adalah metode Altman Z score, metode Ohlson, metode
Springate, dan metode Zmijewski. Setiap model memiliki taraf keakuratan yang
berbeda-beda dalam setiap penelitian. interest coverage rasio juga dapat digunakan untuk
mengukur finansial distress.Beragamnya model analisis telah didapatkan, tetapi paling
banyak diaplikasikan adalah metode Altman Z-score, Springate dan Zmijewski. Studi yang
dilakukan oleh Bellovary dkk. (2007) menunjukkan bahwa,metode Altman Zscore telah
mengalami beberapa kali revisi dengan menyesuaikan dari jenis perusahaan yang diteliti.
Model revisi terakhir Altman mempunyai ketepatan 90,9% dalam memprediksi kebangkrutan
perusahaan satu tahun sebelumnya dan 97% akurasi dalam memprediksi tidak bangkrutnya
perusahaan melalui pelunasan hutang-hutangnya. (Anjum, 2012). Untuk menyimpulklan
perusahaan tersebut mengalami Finansial Distress atau tidak peneliti menggunakan Rumus
Altman Z-Score sebagai berikut:
Z = 6,56 x1 + 3,26 x2 + 6,72 x3 + 1,05 x4
X1 adalah Working Capotal To Total Aset. X2 adalah Retained To Total Aset. X3 adalah
Earning Before Interest To Total Aset dan X4 adalah Market Value Of Equity To Book Value
Of Total Debt. Dengan indikasi jika hasil skor kurang dari 1,1 (< 1,1) maka dapat dinyatakan
perusahaan tersebut mengalami Finansial Distress. Jika hasil skor lebih dari 1,1 dan lebih
kecil dari 2,6 (1,1 < Z < 2,6) dapat dinyatakan perusahaan tersebut berada dalam grey zone
atau tidak pasti mnegalami Finansial Distress atau tidak. Jika hasil skor lebih dari 2,6 (> 2,6)
maka dapat dinyatakan perusahaan tersebut dalam kondisi normal atau tidak mengalami
Finansial Distress.
Selain itu peneliti juga menggunakan Interest Coverage Ratio untuk melihat seberapa bagus
kinerja perusahaan dalam melunasi kewajiban beban bunga yang belum dibayar. Semakin
besar tingkat rasio cakupan bunga yang dimiliki perusahaan semakin baik, dan begitu pula
sebaliknya. Interest coverage ratio (ICR) atau rasio cakupan bunga adalah rasio keuangan
yang mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan dalam membayar bunga atas
pinjamannya yang belum lunas atau masih tercatat dalam pembukuan. Rasio ini kadangkala
juga disebut dengan Times Interest Earned (TIE) dan biasanya dinyatakan dalam satuan kali
atau persen (%).Rumus yang digunakan adalah Laba Sebelum Pajak / Beban Bunga.
Secara umum, angka rasio cakupan bunga yang baik untuk sebuah perusahaan adalah
minimal 2 kali. Sedangkan, ICR yang ideal menurut para analis atau investor adalah minimal
3 kali atau lebih yang mengindikasikan bahwa perusahaan memiliki pendapatan bisnis yang
bisa diandalkan dan konsisten. Sementara untuk perusahaan dengan rasio coverage di bawah
1 mengindikasikan kondisi keuangan perusahaan yang tidak sehat dimana pendapatan
perusahaan saat ini tidak cukup untuk membayar hutangnya yang belum lunas.

1.4 Relevansi Variabel-Variabel Penelitian


1. Working Capital To Total Aset
Variabel ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban
jangka pendeknya dan untuk mengukur tingkat likuiditas aktiva perusahaan.
(Hanafi;2008).Working Capital to Total Asset (WCTA) menunjukkan porsi modal kerja
operasional perusahaan terhadap total aset yang dimiliki, karena membandingkan aset lancar
(current aset) dikurangi hutang lancar (current liabilities) dengan total aset.
2.

Menurut (Abdul Kadim dan Nardi Sunardi, 2018), kebangkrutan perusahaan merupakan salah
satu fenomena yang sering terjadi dalam dunia usaha baik dipengaruhi oleh pihak internal
maupun eksternal perusahaan. Faktor-faktor yang mempengaruhi kebangkrutan dapat berasal
dari pelanggan, kreditur, pesaing, manajemen yang kurang efisien, dan penyalahgunaan
wewenang yang dilakukan oleh karyawan. Ketidakstabilan perekonomian Indonesia juga
mengakibatkan terpengaruhnya laporan keuangan perusahaan.Perusahaan yang tidak dapat
memprediksi kondisi keuangan perusahaan secara berkala, maka perusahaan tersebut akan
mengalami financial distress atau kebangkrutan, akibatnya investor tidak tertarik untuk
berinvestasi ke perusahaan tersebut.
Beberapa penelitian sebelumnya mengungkapkan hasil dari penelitiannya yaitu penelitian
yang dilakukan oleh Ningsih & Permatasari (2019) tentang Analisis Model Altman Untuk
Memprediksi Kebangkrutan Pada Perusahaan Makanan Dan Minuman,Working Capital to
Total Asset,Retained Earnings to Total Asset, dan Earnings Before Interest and Tax to Total
Asset memiliki pengaruh signifikan terhadap Financial Distress pada perusahaan makanan
dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2015-2016. Penelitian oleh
Hikmah dan Sri Afdolah (2018) tentang PengaruhRasio Altman Terhadap Financial Distress
Working Capital to Total Aset dan Earnings Before Interest and Tax to Total Aset memiliki
pengaruh signifikan terhadap Finansial Distress.

(Hikmah,Sri Afridola,2018)
Model Zmijewski X-Score dapat mendeteksi perusahaan yang mengalami financial distress
yaitu PT Garuda Metalindo. Tbk, PT Indomobil Internasional
Tbk dan PT Multi Prima Sejahtera Tbk. Sedangkan dari nilai rata- rata selama
lima tahun semua perusahaan mempunyai nilai < 0 atau negatif maka hal ini
berarti semua perusahaan dalam kondisi sehat.
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah:
1. Perusahaan sektor migas apa saja yang mengalami kebangkrutan pada masa pandemic
covid-19?
2. Bagaimanakah analisis penggunaan Metode Altman (Z-score) dalam memprediksi
terjadinya financial distress pada Perusahaan Minyak Bumi dan Gas (Migas) yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2019-2021?
3.Bagaimanakah hasil dari analisis interest coverage rasio dalam memprediksi terjadinya
financial distress pada Perusahaan Minyak Bumi dan Gas (Migas) yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI) Periode 2019-2021?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian diatas maka tujuan penelitian ini adalah:


1.Untuk mengetahui dan menganalisis rasio-rasio dalam metode Altman Z-Score
(modifikasi).
2.Untuk mengetahui dan menganalisis hasil penerapan metode Altman Z-Score dalam
memprediksi financial distress.
3.Untuk mengetahui dan menganalisis interest coverage rasio yang dialami perusahaan migas
periode 2019-2021
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Laporan Keuangan


Laporan Keuangan adalah suatu laporan yang menggambarkan posisi keuangan dari hasil
suatu proses akuntansi selama periode tertentu yang digunakan sebagai alat komunikasi bagi
pihak-pihak yang berkepentingan
(Suteja;2018)
Laporan Keuangan perusahaan bertujuan untuk meringkaskan kegiatan dan hasil dari
kegiatan perusahaan untuk jangka waktu tertentu. Laporan keuangan pada dasarnya adalah
hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara
data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan
dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut.
(Munawir;2007)

Laporan keuangan dibuat untuk mengetahui informasi yang menyangkut kondisi keuangan,
kinerja karyawan, dan perubahan posisi keuangan perusahaan yang dapat memanfaatkan
pengusaha untuk pengambilan keputusan di kemudian hari.

2.2 Analisis Laporan Keuangan


Analisis laporan keuangan adalah suatu proses yang penuh pertimbangan dalam rangka
membantu mengevaluasi posisi keuangan dan hasil operasi perusahaan pada masa sekarang
dan masa lalu, serta untuk menentukan estimasi dan prediksi yang paling mungkin mengenai
kondisi dan kinerja perusahaan pada masa mendatang.
(Thohari ;2015)

Analisis rasio merupakan analisis yang digunakan untuk mengetahui hubungan pos-pos yang
ada dalam satu laporan keuangan atau pos-pos antara laporan keuangan neraca dan laporan
laba rugi. Dengan membandingkan rasio keuangan perusahaan dari tahun ke tahun, seorang
analis dapat mempelajari komposisi perubahan yang terjadi dan menentukan apakah terdapat
kenaikan atau penurunan kondisi keuangan dan kinerja keuangan selama waktu tersebut.
(Kasmir, 2013:72)
Analisis laporan keuangan merupakan analisis mengenai kondisi keuangan suatu perusahaan
yang melibatkan neraca dan laba rugi.
(Harjito dan Martono ,2011:51)

Analisis laporan keuangan berarti menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit
informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau yang
mempunyai makna antara satu dengan yang lain baik antara data kuantitatif maupun
non-kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat
penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat.
(Harahap,2011:190)

2.3 Financial Distress


Platt (dalam Andre, 2013) menyatakan bahwa financial distress merupakan tahapan
penurunan kondisi keuangan suatu perusahaan sebelum terjadinya kebangkrutan. Salah
satu mengindikasikan kondisi keuangan perusahaan dalam keadaan distress adalah
ketidakmampuan perusahaan dalam membiayai operasional usaha disebabkan minimnya
pemasukan dari produksi. Oleh karena itu perusahaan harus mampu mengawasi kondisi
keuangannya baik dari segi neraca maupun laporan laba rugi dalam laporan keuangan
demi meminimalisir terjadinya kebangkrutan.

2.4 Interest Coverage Rasio


Interest coverage ratio adalah rasio untuk mengukur kemampuan operasi perusahaan
menutupi beban keuangan atau beban bunga karena adanya pinjaman berbunga dari pihak
eksternal. Perhitungan interest coverage ratio adalah laba usaha atau EBITDA dibagi dengan
beban keuangan atau beban bunga. Interest coverage ratio dinyatakan dalam satuan kali atau
persentase (%). Semakin rendah ICR maka dapat dikatakan perusahaan memiliki pembayaran
hutang yang besar dan berdampak buruk pada keuangan perusahaannya. ICR yang bagus
adalah diatas 3 (>3). Berikut formula Interest Coverage Rasio
ICR= Laba Sebelum Pajak / Beban Bunga/Keuangan

2.5 Metode Altman Z-Score Modifikasi (1995)


Altman merevisi modelnya untuk dapat diterapkan pada perusahaan non manufaktur dan
perusahaan penerbit obligasi di negara berkembang (emerging market). Dalam Z-score
modifikasi ini Altman mengeliminasi variable X5 (sales to total asset) karena rasio ini sangat
bervariatif pada industri dengan ukuran aset yang berbeda-beda.
Berikut persamaan Z-Score yang di modifikasi Altman (1995):
Z” = 6,56 X1 + 3,26 X2 + 6,72 X3 + 1,05 X4
Keterangan: Z” = financial distress index
X1 = working capital(net)/total asset
X2 = retained earnings / total asset
X3 = earning before interest and taxes/total asset
X4 = market value of equity/book value of total liabilities

2.6 Analisis Rasio Altman (Z-Score) modifikasi


Altman memfokuskan pada 4 kategori yang mewakili 3 rasio keuangan yaitu rasio likuiditas,
profitabilitas, dan leverage/solvabilitas. Kategori kategori tersebut yaitu :
X1 = WC/TA (Working Capital(net) to Total Asset)
Variabel ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban
jangka pendeknya dan untuk mengukur tingkat likuiditas aktiva perusahaan. (Hanafi;2008)
X2 = retained earnings / total aset
Variabel ini merupakan pengukuran profitabilitas kumulatif atau laba ditahan perusahaan
yang mencerminkan usia perusahaan serta kekuatan pendapatan perusahaan. (Hanafi;2008)
X3 = earning before interest and taxes/total asset
Variabel dalam rasio profitabilitas ini berfungsi untuk mengukur tingkat produktivitas asset
perusahaan dalam menghasilkan laba dan aktiva. (Hanafi;2008)
X4 = market value of equity/book value of total liabilities
Variabel dalam rasio profitabilitas ini berfungsi untuk mengukur tingkat produktivitas asset
perusahaan dalam menghasilkan laba dan aktiva.
(Hanafi;2008)

2.7 Penelitian Terdahulu


Judul dan Penulis Indikator Hasil
Analisis Model WCTA,RETA,MVBV, WCTA berpengaruh
Altman Untuk EBITTA,STA signifikan terhadap
Memprediksi finansial
Kebangkrutan distress.RETA,MVBV,
(Novia,Susanto EBITTA tidak
Salim,2019) berpengaruh signifikan
terhadap finansial
distress.
PengaruhRasio Altman WCTA,RETA,MVBV, WCTA dan EBITTA
Terhadap Financial EBITTA berpengaruh signifikan
Distress terhadap finansial
(Hikmah,Sri distress.RETA dan
Afridola,2018) MVBV tidak
berpengaruh signifikan
terhadap finansial
distress.
Analisis Pengaruh WCTA,RETA,MVBV, WCTA,EBITTA,MVB
Rasio Keuangan EBITTA V berpengaruh
Terhadap Potensi signifikan terhadap
Terjadinya Finansial finansial distress.
Distress RETA tidak
(Jurnal Bisnis berpengaruh signifikan
Manajemen dan terhadap finansial
Informatika,2020) distress.
Pengaruh Finansial WCTA,RETA,EBITTA WCTA,RETA,EBITTA
Rasio,Good ,MVBV,STA berpengaruh signifikan
Corporate,dan Ukuran terhadap finansial
Perusahaan Terhadap distress. STA tidak
Financial Distress berpengaruh signifikan
Pada Perusahaan Yang terhadap finansial
Terdaftar di Jakarta distress.
Islamic Indeks Tahun
2018
(AlfitraAfif
Ramadhan,Skripsi
2019)

Analisis Prediksi WCTA,RETA,EBITTA WCTA,RETA,EBITTA


Financial Distress ,MVBV,STA berpengaruh signifikan
Menggunakan Model terhadap finansial
Altman Z-Score Pada distress. MVBV dan
Perusahaan Ritel STA tidak berpengaruh
Tahun 2019-2020 signifikan terhadap
(Jurnal Keuangan Dan finansial distress.
Bisnis,Vol 9 No.2,2021
Halaman 132-144)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Kerangka Konsep

Kerangka konsep dari penelitian ini adalah:


3.2 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif,yaitu suatu
metode yang bertujuan untuk membuat gambar atau deskriptif tentang suatu keadaan secara
objektif yang menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data
tersebut serta penampilan dan hasilnya.

3.3 Jenis Data


Dalam penelitian ini data yang dibutuhkan adalah data sekunder beru[a laporan keuangan
perusahaan sektor migas yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2019-2021

3.3 Sumber Data


Sumber data sekunder didapatkan dengan metode time series analysis yaitu penelitian yang
lebih menekankan pada data rentetan waktu. (Jumingan 2014) Waktu yang digunakan dalam
penelitian ini adalah tahunan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1 Perhitungan Dengan Metode Kebangkrutan Altman Z-Score Tahun 2019

Nama
Perusahaan 6,56 X1 3,26 X2 6,72 X3 1,05 X4 ZScore Kriteria
PT AKR
Corporindo Tbk 0,6 0,03 0,27 1,7 2,6 Grey Zone
PT Elnusa Tbk 1,1 0,03 0,5 2,1 3,73 Sehat
PT Perusahaan
Gas Negara Tbk 0,9 1,17 0,25 -1,78 0,54 Financial Distress
PT Rukun
Raharja Tbk 1,3 0,07 0,33 -11,1 -9,4 Financial Distress
PT Energi Mega
Persada Tbk -2,5 0 0,87 0,5 -1,13 Financial Distress
PT Medco
Energi
Internasional
Tbk 1,04 0,03 0,13 -0,4 0,8 Financial Distress
r:Data Diolah)

Perhitungan Dengan Metode Kebangkrutan Altman Z-Score Tahun 2020

Nama
Perusahaan 6,56 X1 3,26 X2 6,72 X3 1,05 X4 ZScore Kriteria
PT AKR
Corporindo Tbk 1 0,03 0,43 5,33 6,79 Sehat
PT Elnusa Tbk 1,4 0,03 0,33 2,9 4,66 Sehat
PT Perusahaan
Gas Negara Tbk 0,65 1,1 0,15 -1,4 0,5 Financial Distress
PT Rukun
Raharja Tbk 1,3 0,08 0,17 594,4 595,95 Sehat
PT Energi Mega
Persada Tbk -1,7 0 0,8 2,5 1,6 Financial Distress
PT Medco
Energi
Internasional
Tbk 0,74 0,03 0,07 -0,6 0,24 Financial Distress
(Sumber:Data Diolah)
Perhitungan Dengan Metode Kebangkrutan Altman Z-Score Tahun 2021

Nama
Perusahaan 6,56 X1 3,26 X2 6,72 X3 1,05 X4 ZScore Kriteria
PT AKR
Corporindo Tbk 0,7 0,03 0,4 1,8 2,93 Sehat
PT Elnusa Tbk 1,7 0,06 0,2 2,4 4,36 Sehat
PT Perusahaan
Gas Negara Tbk 1,1 1,01 0,41 -1,36 1,16 Grey Zone
PT Rukun
Raharja Tbk 1,2 0,24 0,12 -1,6 -0,04 Financial Distress
PT Energi Mega
Persada Tbk -0,7 0 0,8 -17,1 -17 Financial Distress
PT Medco Energi
Internasional Tbk 0,78 0,003 0,3 -0,5 0,583 Financial Distress
(Sumber: Data Diolah)

Tabel 4 Perhitungan Dengan Interest Coverage Rasio Tahun 2019

BEBAN
KODE BUNGA/BEBAN
PERUSAHAAN EBITTA KEUANGAN TOTAL
AKR 865.379.704 109.792.484 8
ELSA 494.579 40.490 12
RAJA 9.048 3.336.125 0,1
PGAS 279.902.491 172.545.631 2
MEDC 179.146.124 251.334.573 0,7
ENRG 88.571.182 29.468.396 3
(Sumber: Data Diolah)

Tabel 5 Perhitungan Dengan Interest Coverage Rasio Tahun 2020

BEBAN
KODE BUNGA/BEBAN
PERUSAHAAN EBITTA KEUANGAN TOTAL
AKR 1.226.718.840 74.283.971 16
ELSA 381.009 132.199 3
RAJA 4.484.253 3.044.818 1
PGAS 175.355.545 171.320.962 1
MEDC 98.283.621 282.220.004 0,3
ENRG 108.753.590 30.445.394 4
(Sumber: Data Diolah)
Tabel 6 Perhitungan Dengan Interest Coverage Rasio Tahun 2021

BEBAN
KODE BUNGA/BEBAN
PERUSAHAAN EBITTA KEUANGAN TOTAL
AKR 1.436.743.040 57.068.728 25
ELSA 230.752 121.341 2
RAJA 4.651.666 4.732.873 1
PGAS 467.938.895 153.284.119 3
MEDC 285.700.739 225.134.721 1,2
ENRG 130.122.762 19.145.744 6,7
(Sumber: Data Diolah)
www.neliti.com/publications/206646/analisis-penggunaan-metode-altman-z-score-dalam-memprediksi-terjadi
nya-financial
kuntansi Manajerial Publikasi oleh Fakultas Ekonomi dan Bisnis
): 2502-6704 Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta
No. 2, Juli-Desember 2017: 1-14
space.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/16456/05.2%20bab%202.pdf?sequence=6&isAllowed=y

Anda mungkin juga menyukai