0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
30 tayangan13 halaman
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut merupakan kerangka pemikiran skripsi yang membahas analisis potensi kebangkrutan pada perusahaan sektor pulp dan kertas yang terdaftar di BEI.
2) Secara teoritis membahas tinjauan penelitian terdahulu, pustaka terkait laporan keuangan, financial distress, dan model prediksi keuangan seperti model Altman.
3) Objek penelitian adalah empat perus
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut merupakan kerangka pemikiran skripsi yang membahas analisis potensi kebangkrutan pada perusahaan sektor pulp dan kertas yang terdaftar di BEI.
2) Secara teoritis membahas tinjauan penelitian terdahulu, pustaka terkait laporan keuangan, financial distress, dan model prediksi keuangan seperti model Altman.
3) Objek penelitian adalah empat perus
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut merupakan kerangka pemikiran skripsi yang membahas analisis potensi kebangkrutan pada perusahaan sektor pulp dan kertas yang terdaftar di BEI.
2) Secara teoritis membahas tinjauan penelitian terdahulu, pustaka terkait laporan keuangan, financial distress, dan model prediksi keuangan seperti model Altman.
3) Objek penelitian adalah empat perus
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MATARAM 2019 1. Penjelasan Empiris Perusahaan merupakan suatu badan usaha yang tujuannya adalah menghasilkan keuntungan atau laba. Tujuan utama didirikannya suatu perusahaan adalah untuk memaksimumkan keuntungan dan memaksimumkan kemakmuran pemiliknya. Berdasarkan tujuan utama perusahaan tersebut, maka pihak manajemen harus dapat menghasilkan keuntungan yang optimal serta mengendalikan secara seksama seluruh kegiatan operasional, terutama yang berkaitan dengan keuangan perusahaan. Kebangkrutan didefinisikan sebagai kondisi dimana sebuah perusahaan tidak lagi mampu mengoperasikan perusahaan dengan baik, karena adanya financial distress yang dialami oleh entitas tersebut sangat parah. Financial distress biasanya menjadi tahap awal terjadinya kebangkrutan suatu perusahaan yang ditandai dengan adanya ketidakpastian profitabilitas pada masa yang akan datang. Oleh karena itu, perusahaan harus sedini mungkin melakukan analisis yang relevan, terutama analisis yang menyangkut kebangkrutan perusahaan. Analisis laporan keuangan merupakan suatu alat yang sangat penting untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan serta hasil-hasil yang dicapai sehubungan dengan pemilihan strategi-strategi perusahaan yang akan atau telah dilaksanakan. Selain itu dengan melakukan analisis keuangan di waktu lampau, maka dapat diketahui kelemahan-kelemahan perusahaan serta hasil-hasilnya yang dianggap telah cukup baik dan mengetahui potensi kebangkrutan perusahaan tersebut. Perkembangan teknologi menyebabkan mudahnya mengakses dan mengunduh laporan keuangan dari berbagai perusahaan, terutama perusahaan yang sudah go- public. Salah satu situs resmi yang dapat diakses untuk menemukan laporan keuangan suatu perusahaan yang sudah mengedarkan sahamnya adalah Bursa Efek Indonesia (BEI). Di dalam pasar bursa dikenal dua jenis perusahaan yaitu Perusahaan Manufaktur dan Perusahaan Non Manufaktur. Perusahaan manufaktur adalah suatu cabang industri yang mengaplikasikan peralatan dan suatu medium proses transformasi bahan mentah menjadi barang jadi untuk dijual. Industri kertas merupakan salah satu industri yang bertahan cukup lama di Indonesia. Kegiatan utama dalam industri ini adalah menghasilkan produk berupa kertas secara kontinyu atau berkelanjutan. Oleh karena itu, bahan baku untuk pembuatan produk harus selalu tersedia. Akan tetapi, permasalahan dalam industri ini adalah keterbatasan bahan baku untuk pembuatan produk kertas, baik karena adanya kebijakan pemerintah, maupun tekanan dari negara-negara pesaing terkait masalah lingkungan. Selain itu, biaya energi yang ditanggung oleh industri pulp dan kertas masih cukup tinggi. Saat ini, terdapat beberapa industri kertas yang tutup dan tidak beroperasi. Hal ini menjadikan peneliti tertarik untuk meneliti industri kertas sebagai salah satu industri yang diduga memiliki potensi kebangkrutan, dengan menjadikan empat perusahaan pulp dan kertas sebagai objek penelitian. 2. Penjelasan Teoritis 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan judul yang saya ajukan, diantaranya: 1. Penelitian oleh Meiny G. Porajouw, Tinneke Tumbel, dan Lucky F. Tamengkel (2016) yang berjudul “Analisis Potensi Kebangkrutan Perusahaan Dengan Metode Z-score Altman (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2015)”. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis potensi kebangkrutan perusahaan dengan menggunakan Altman Metode Z-Score yang secara spesifik menunjukkan potensi kebangkrutan perusahaan di mana ada ada tiga keadaan, yaitu zona aman, zona abu-abu, dan zona marabahaya. Sampelnya adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama 2013-2015 dengan pengambilan sampel teknik purposive. Hasil penelitian menunjukkan ada dua perusahaan di zona aman, satu perusahaan di zona abu-abu, 18 perusahaan di zona tertekan, dan 10 perusahaan di zona berbeda dari tahun ke tahun. Dapat disimpulkan, sekitar 58% dari total sampel berada di zona marabahaya, demikian perusahaan harus segera mencari solusi untuk mencegah kebangkrutan, seperti melakukan merger. 2. Penelitian oleh Ilmi Furqan Al Annuri dan Ruzikna (2017) yang berjudul “Analisis Penggunaan Metode Altman (Z-Score) Dalam Memprediksi Terjadinya Financial Distress Pada Perusahaan Minyak Bumi Dan Gas (Migas) Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2010- 2014”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis prediksi financial distress pada perusahaan minyak dan gas yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2010-2014 menggunakan metode Altman (Z-Score). Dengan menggunakan jenis penelitian kuantitatif dan metode analisis deskriptif, ditemukan bahwa PT. Energi Mega Persada, Tbk mengindikasikan kesulitan keuangan pada tahun 2010-2012. Sementara pada 2013, PT. Benakat Integra, Tbk diklasifikasikan sebagai perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan. Selanjutnya, pada tahun 2014 PT. Benakat Integra, Tbk dan PT. Energi Mega Persada, Tbk diindikasikan sebagai perusahaan financial distress. 3. Penelitian oleh Herlin (2018) yang berjudul “The Prediction of Bankruptcy Using Altman Z-Score Model (Case Study In BRI Bank, BNI Bank, Mandiri Bank, BTN Bank)”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis prediksi financial distress pada bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2014-2016 menggunakan metode Altman (Z-Score). Hasil penelitiannya ialah (1) Perusahaan yang termasuk dalam perusahaan sehat atau tidak potensial bangkrut adalah PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk tahun 2014 dengan nilai Z-score 4,200, tahun 2015 nilai z-score sebesar 4,144 dan tahun 2015 dengan nilai Z-score 4,047. PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Tahun 2014 dengan nilai Z-score sebesar 3,803 dan PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk tahun 2014 dan 2015 dengan nilai Z-score sebesar 3,497 dan 3,365; (2) Perusahaan yang termasuk dalam kategori perusahaan tidak sehat atau potensial bangkrut adalah PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk pada tahun 2014 dengan nilai Z-score kurang dari 1,81 yaitu sebesar 1,405; dan (3) Perusahaan yang termasuk dalam Grey Area (tidak dapat diprediksi) adalah PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk tahun 2015 dengan nilai Z-score 2,753 dan tahun 2016 dengan nilai Z-score 2,858. PT Bank Tabungan Negara pada tahun 2015 dan 2016 dengan nilai Z-score 2,138 dan 1,906. dan PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk tahun 2016 yang menunjukkan nilai Z-score sebesar 2,168. 2.2 Tinjauan Pustaka 1. Laporan Keuangan Laporan Keuangan perusahaan bertujuan untuk meringkaskan kegiatan dan hasil dari kegiatan perusahaan untuk jangka waktu tertentu. Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut. (Munawir, 2007) 2. Analisis Laporan Keuangan Prastowo (dalam Thohari, 2015) mengartikan sebuah analisis laporan keuangan adalah suatu proses yang penuh pertimbangan dalam rangka membantu mengevaluasi posisi keuangan dan hasil operasi perusahaan pada masa sekarang dan masa lalu, serta untuk menentukan estimasi dan prediksi yang paling mungkin mengenai kondisi dan kinerja perusahaan pada masa mendatang. 3. Financial Distress (Kesulitan Keuangan) Platt dan Plat (dalam Ellen, 2013) mendefinisikan financial distress sebagai suatu kondisi dimana perusahaan mengalami penyimpangan dam tekanan keuangan yang secara bertahap akan mengarah kepada kebangkrutan. Indikator yang menunjukkan suatu perusahaan mengalami financial distress antara lain ditandai dengan adanya pemberhentian tenaga kerja atau hilangnya pembayaran dividen, serta arus kas yang lebih kecil daripada hutang jangka panjang atau jika selama 2 tahun mengalami laba bersih operasi negatif dan selama lebih dari 1 tahun tidak melakukan pembayaran dividen. (Whitaker dalam Fitriani 2016) Efek negatif dari financial distress tentunya mengakibatkan berkurangnya nilai perusahaan. Selain itu, hubungan antara supplier, konsumen dan pekerja serta para kreditur juga dapat berakibat buruk. Oleh karena itu dibutuhkan adanya peringatan dini (early warning system) berupa informasi yang dapat mengantisipasi terjadinya financial distress tersebut. Model ini dapat digunakan sebagai sarana untuk mengidentifikasi terjadinya kesulitan keuangan sejak awal bahkan untuk memperbaiki kondisi perusahaan. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk memprediksi apakah suatu perusahaan akan mengalami financial distress atau tidak adalah dengan suatu model prediksi financial distress. Metode analisis financial distress yang sering digunakan adalah Analisis Z-Score model Altman, model Springate dan model Zmijewski. (Yoseph, 2012) 4. Model Prediksi Keuangan Menurut Sofyan (2008) Model prediksi keuangan dapat juga dimasukkan sebagai bagian dari bidang analisis laporan keuangan karena salah satu tujuan dari analisis laporan keuangan adalah meramalkan kondisi keuangan. Salah satu model yang digunakan dalam meramalkan kebangkrutan suatu perusahaan adalah model Altman Z-Score. 5. Model Altman Z-Score Dalam penelitian ini, metode analisis untuk memprediksi potensi kebangkrutan perusahaan yaitu menggunakan Model Altman Z-Score. Secara matematis persamaan Altman Z-Score (Toto Prihadi 2005:336) tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut : Z = 1,2X1 + 1,4X2 + 3,3X3 + 0,6X4 + 1,0X5 Dimana: X1: Working Capital to Total Asset (Modal kerja dibagi total aktiva) X2: Retained Earnings to Total Assets (Laba ditahan dibagi total aktiva) X3: Earnings Before Interest and Taxes to Total Assets (Laba sebelum pajak dan bunga dibagi total aktiva) X4: Market Value of Equity to Book Value of Debt (Nilai pasar modal dibagi dengan nilai buku hutang) X5: Sales to Total Assets (Penjualan dibagi total aktiva) Hasil perhitungan nilai Z-Score bisa dijelaskan dengan tabel sebagai berikut: No Z-Score Indikasi 1 < 1,81 Tidak Sehat 2 1,81 - 2,99 Grey area/ Zona of ignorance 3 > 2,99 Sehat (Muslich, 2000:60) Rasio-rasio Altman Z-Score yaitu: 1. Net Working Capital to Total Asset. Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan modal kerja bersih dari keseluruhan total aktiva yang dimilikinya. Rasio ini dihitung dengan membagi modal kerja bersih dengan total aktiva. Modal kerja bersih diperoleh dengan cara aktiva lancar dikurangi dengan kewajiban lancar. Modal kerja bersih yang negatif kemungkinan besar akan menghadapi masalah dalam menutupi kewajiban jangka pendeknya karena tidak tersedianya aktiva lancar yang cukup untuk menutupi kewajiban tersebut. Sebaliknya, perusahaan dengan modal kerja bersih yang bernilai positif jarang sekali menghadapi kesulitan dalam melunasi kewajibannya. 2. Retained Earnings to Total Assets. Rasio ini mengukur keuntungan kumulatif terhadap umur perusahaan yang menunjukkan kekuatan pendapatan. Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba ditahan dari total aktiva perusahaan. Laba ditahan merupakan laba yang tidak dibagikan kepada para pemegang saham. Dengan kata lain, laba ditahan menunjukkan berapa banyak pendapatan perusahaan yang tidak dibayarkan dalam bentuk dividen kepada para pemegang saham. 3. Earning Before Interest and Tax to Total Asset. Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dari aktiva perusahaan, sebelum pembayaran bunga dan pajak. 4. Market Value of Equity to Book Value of Debt. Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban – kewajiban dari nilai pasar modal sendiri (saham biasa). Nilai pasar ekuitas sendiri diperoleh dengan mengalikan jumlah lembar saham biasa yang beredar dengan harga pasar per lembar saham biasa. Nilai buku hutang diperoleh dengan menjumlahkan kewajiban lancar dengan kewajiban jangka panjang. 5. Sales to Total Asset. Rasio ini menunjukkan apakah perusahaan menghasilkan volume bisnis yang cukup dibandingkan investasi dalam total aktivanya. Rasio ini mencerminkan efisiensi manajemen dalam menggunakan keseluruhan aktiva perusahaan untuk menghasilkan penjualan dan mendapatkan laba. 3. Celah Penelitian - Produksi dari perusahaan kertas dipengaruhi oleh ketersediaan bahan baku, energi, dan kebijakan pemerintah. - Persediaan bahan baku untuk Perusahaan kertas tidak dapat dipenuhi setiap saat karena minimnya persediaan. - Kebijakan pemerintah berpengaruh terhadap kelancaran produksi perusahaan kertas. - Metode Altman Z-Score digunakan untuk mengetahui potensi kebangkrutan perusahaan. 4. Masalah Penelitian - Perusahaan kertas tidak dapat memenuhi kebutuhan bahan baku untuk kegiatan operasional dengan mudah dimanapun dan kapanpun yang mereka inginkan. - Tanpa adanya bahan baku, perusahaan kertas tidak dapat melakukan kegiatan produksi - Perusahaan kertas akan mengalami kesulitan apabila kebijakan pemerintah tidak mendukung perusahaannya. - Untuk mengukur tingkat potensi kebangkrutan dari perusahaan, metode Altman Z-Score digunakan karena metode ini dapat digunakan sebagai sarana untuk mengidentifikasi kondisi keuangan. 5. Rumusan Masalah Bagaimana prediksi kebangkrutan perusahaan dengan metode Altman Z-Score pada perusahaan pulp dan kertas berdasarkan data Laporan Keuangan pada tahun 2015 sampai dengan 2017? 6. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui kebangkrutan perusahaan dengan metode Altman Z-Score pada perusahaan pulp dan kertas berdasarkan data Laporan Keuangan pada tahun 2015 sampai dengan 2017. 7. Manfaat Penelitian - Secara akademis sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi dan memperoleh gelar sarjana strata satu (S1) pada Fakultas Ekonomi Universitas Mataram. - Secera Teoritis untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan kemampuan penulis dalam mengaplikasikan teori-teori yang diperoleh di bangku perkuliahan khususnya yang berkaitan dengan manajemen keuangan. - Secara praktis, sebagai bahan pertimbangan bagi obyek yang diteliti untuk lebih meningkatkan efektifitas dan efisiensi. 8. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian deskriptif, yakni suatu penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk memberikan gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif. 2. Populasi dan Sampel Populasi adalah keseluruhan jumlah yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai karakteristik dan kualitas tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk diteliti dan kemudian ditarik kesimpulannya (V.Wiratna Sujarweni, 2015). Populasi dalam penelitian ini adalah Perusahaan Manufaktur sektor Industri Dasar dan Kimia sub sektor Pulp & Kertas yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2015-2017. Sampel adalah bagian dari sejumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi yang digunakan untul penelitian (V. Wiratna Sujarweni, 2015). Pemilihan sampel penelitian ini ditentukan secara purposive sampling dengan tujuan untuk mendapatkan sampel yang representatif sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Sampel dalam penelitian dengan kriteria sebagai berikut: 1. Perusahaan Manufaktur sektor Industri Dasar dan Kimia sub sektor Pulp & Kertas yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2015-2017. 2. Perusahaan tersebut tidak keluar (didelisting) dari Bursa Efek Indonesia pada tahun 2015-2017. 3. Perusahaan memiliki laporan keuangan perusahaan yang lengkap dan telah diaudit pada tahun 2015-2017. Dari pemilihan sampel yang dilakukan terdapat 4 perusahaan dari 8 perusahaan pulp & kertas di Bursa Efek Indonesia yang akan dijadikan sampel pada penelitian ini yaitu: 1. ALDO PT Alkindo Naratama Tbk 2. FASW PT Fajar Surya Wisesa Tbk 3. KBRI PT Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk 4. SPMA PT Suparma Tbk Sumber : www.idx.co.id 3. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung dengan mempelajari literatur atau dokumen yang berhubungan dengan penelitian. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang berasal dari laporan keuangan masing-masing perusahaan sampel setiap akhir tahun selama masa penelitian yaitu dari tahun 2015 sampai 2017. Data mengenai laporan keuangan tersebut berasal dari Indonesian Stock Exchange (IDX), situs resmi Bursa Efek Indonesia dan situs-situs lain yang diperlukan. 4. Metode dan Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode sensus. Menurut Sugiyono (2009:122), sensus adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Dimana kriteria dari sampel tersebut adalah perusahaan pulp dan kertas yang listed di BEI pada tahun 2015-2017 dan yang mempublikasikan laporan keuangannya dan harga saham tiap bulannya pada tahun 2015-2017 melalui situs www.idx.co.id. Metode ini sering digunakan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Dokumentasi Penelitian ini akan meninjau dokumen-dokumen dan catatan-catatan penelitian yang ada pada objek penelitian. Pengumpulan data dalam penelitian ini berupa laporan keuangan neraca dan laba rugi perusahaan infrastruktur yang dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia berupa data kuantitatif tahun 2015-2017 melalui situs www.idx.co.id dan situs-situs lain yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. 2. Studi Kepustakaan Data dan teori yang relevan terhadap permasalahan dalam penelitian ini dikumpulkan untuk kemudian dilakukan studi pustaka terhadap literatur dan referensi lainnya seperti buku, penelitian terdahulu, jurnal dan lain sebagainya.
5. Identifikasi, Klasifikasi, dan Definisi Operasional Variabel
1. Identifikasi dan Klasifikasi Variabel Berdasarkan permasalahan yang diteliti, maka variabel pokok yang terkait dapat diidentifikasi sebagai berikut: WC : Working Capital/ Modal Kerja Bersih TA : Total Assets/ Total Aktiva RE : Retained Earning/ Laba ditahan MVE : Market Value of Equity/ Nilai Pasar Modal Sendiri BVD : Book Value of Debt/Nilai Buku Utang EBIT : Earning Before Interest and Taxes/ Laba sebelum bunga dan pajak S : Sales/Total Penjualan 2. Definisi Operasional Variabel Adapun definisi operasional variabel yang akan dianalisis adalah sebagai berikut: 1. WC (Working Capital/Modal Kerja) Adalah selisih antara total aktiva lancar dikurangi total kewajiban lancar. Nilai Working Capital diperoleh dengan mengurangkan Jumlah Aset Lancar dengan jumlah Kewajiban Lancar. Nilai working capital dinyatakan dalam satuan jutaan Rp (Rupiah). 2. TA (Total Asset/Total Aktiva) Adalah total penjumlahan antara Aktiva Lancar dan Aktiva Tetap. Nilai Total Asset diwakili oleh akun Jumlah Aset yang diperoleh dengan menjumlahkan total Aset Lancar dengan total Aset Tidak Lancar. Total Asset dinyatakan dalam satuan jutaan Rp (Rupiah). 3. RE (Retained Earning/Laba Ditahan) Adalah bagian laba yang dipergunakan oleh perusahaan sebagai tambahan modal kerja dalam operasional perusahaan pada periode berikutnya dan tidak dibagikan dalam bentuk dividen kepada pemilik saham. Variabel Retained Earning/Laba Ditahan diwakili oleh akun Retained Earnings. Nilai RE dinyatakan dalam satuan jutaan Rp (Rupiah). 4. MVE (Market Value of Equity/Nilai Pasar Modal Sendiri) Adalah jumlah saham perusahaan dikalikan dengan harga pasar per lembar sahamnya. Variabel MVE diwakili oleh nilai akun Jumlah Ekuitas. Nilai MVE dinyatakan dalam satuan jutaan Rp (Rupiah). 5. BVL (Book Value of Debt/Nilai Buku Utang) Adalah jumlah total Utang Lancar dan Utang Jangka Panjang perusahaan. Variabel BV diwakili dengan akun Total Liabilities yang diperoleh dengan menjumlahkan nilai pada akun Total Kewajiban Lancar dengan akun Total Kewajiban Tidak Lancar. Besarnya BV dinyatakan dalam satuan jutaan Rp (Rupiah). 6. EBIT (Earning Before Interest and Taxes) Adalah jumlah laba perusahaan sebelum dikurangi biaya bunga dan biaya pajak. Besarnya nilai EBIT dinyatakan dengan satuan jutaan Rp (Rupiah). 6. S (Sales/Total Penjualan) Adalah jumlah penjualan dari perusahaan. Besarnya nilai S dinyatakan dengan satuan jutaan Rp (Rupiah). 6. Kerangka Konseptual
9. Judul “ANALISIS POTENSI KEBANGKRUTAN PADA PERUSAHAAN SEKTOR PULP DAN KERTAS YANG TERDAFTAR DI BEI”
Prediksi Kebangkrutan Menggunakan Metode Z-Score Dan Pengaruhnya Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Transportasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2012
Ekonomi makro menjadi sederhana, berinvestasi dengan menafsirkan pasar keuangan: Cara membaca dan memahami pasar keuangan agar dapat berinvestasi secara sadar berkat data yang disediakan oleh ekonomi makro