Anda di halaman 1dari 7

Economac

Volume 1 Issue 2 Oktober 2017


e-ISSN: 2549-9807 p-ISSN: 1412-3290 DOI: 10.24036/20171240

PREDIKSI KEBANGKRUTAN PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL


ZMIJEWSKY DAN MODEL GROEVER

Rangga Putra Ananto1), Rasyidah Mustika2)


1)
Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Padang
2)
Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Padang
Email: 1)rangga_delavega@yahoo.com, 2)titik.mustika@gmail.com

Abstract: This study aims to determine the empirical evidence of financial distress prediction model in companies
that are delisted in the Indonesia Stock Exchange (BEI). Financial distress models used are Zmijewsky, and
Groever. The object of research is all companies delisting in BEI in 2013, 2014 and 2015. While the study period
is three years before delisting. As a comparison, also taken companies that are still listing from the same industry
sector. The number of companies in the study sample were ten delisting companies and ten listing companies. The
method of analysis used in this research is quantitative method with logistic regression analysis.The results show
that the Zmijewsky model is the model with the highest accuracy in predicting delisting, with the prediction ability
of 69.99%.The Groever models show the prediction ability of 63.33%. So it can be concluded that the Zmijewsjy
model is the most accurate model predicting delisting in Indonesia Stock Exchange (BEI).
Keywords: Delisted, Financial distress, Zmijewsky Model, Groever Model.

PENDAHULUAN mengivestasi teori yang terkait, dan mengkaji


Latar Belakang hubungan empirik antara rasio keuangan dan
Kondisi perekonomian dunia yang tidak estimasi atau prediksi variabel tertentu seperti
stabil berpengaruh terhadap kondisi perusahaan di kebangkrutan atau financial distress. Kondisi
Indonesia. Hal ini berdampak dengan ditutupnya kesulitan keuangan dan penurunan kinerja serta
sejumlah perusahaan karena tidak mampu kebangkrutan suatu perusahaan dapat dilihat dan
mempertahankan kelangsungan usahanya. Kasus diukur melalui laporan keuangan. (Yulian 2010).
perusahaan terkenal Jepang Thosiba yang resmi Kebangkrutan sangat penting untuk
berhenti beroperasi di Indonesia pada bulan Maret diantisipasi oleh perusahaan. Apabila perusahaan
2016, memberikan bukti bahwa beberapa mengalami kebangkrutan, maka perusahaan tersebut
perusahaan tidak mampu bertahan disaat ekonomi tidak mampu lagi melanjutkan usahanya. Kondisi
sedang terpuruk. Berbagai fakta yang terjadi tentu ini tentu sangat perlu diwaspadai oleh berbagai
membuat para pihak pemberi dana perusahaan pihak yang terkait dengan perusahaan. Analisis ini
seperti investor dan kreditur merasa khawatir jika akan sangat bermanfaat bagi perusahaan untuk
perusahaan perusahaan lain juga akan mengalami melakukan antisipasi yang diperlukan. Informasi
kesulitan keuangan (financial distress) yang dalam analisis ini tentu akan sangat dibutuhkan oleh para
jangka panjang bisa mengarah kebangkrutan pihak yang berkepentingan (seperti investor dan
(likuidasi). kreditor), terutama pada perusahaan yang menjual
Laporan Keuangan yang diterbitkan oleh sahamnya di pasar modal.
perusahaan merupakan salah satu sumber informasi Pasar modal merupakan tempat untuk
mengenai posisi keuangan perusahaan, kinerja serta mentransaksikan modal jangka panjang, dimana
perubahan posisi keuangan perusahaan, yang sangat permintaan diwakili oleh perusahaan penerbit surat
berguna untuk mendukung pengambilan keputusan berharga dan penawaran diwakili oleh investor.
yang tepat. Terdapat banyak teknik analisis laporan Pasar modal memiliki peranan penting dalam
keuangan, salah satu cara yang dilakukan adalah kegiatan ekonomi, karena dapat menjadi sumber
dengan analisis rasio keuangan. Analisis rasio dana alternatif bagi berbagai perusahaan yang ada.
keuangan berguna untuk mengendalikan pengaruh Perusahaan-perusahaan ini merupakan salah satu
perbedaan antar perusahaan atau antar waktu, agen produksi yang secara nasional akan

47
Economac e- ISSN: 2549-9807 48

membentuk Gross Domestik Product (GDP). Jadi akurat. Penelitian ini mengambil objek pada
dengan berkembangnya pasar modal akan perusahaan delisting tahun 2008-2013. Hasil
menunjang peningkatan GDP yang secara tidak penelitian menunjukkan bahwa Model Altman
langsung akan mendorong kemajuan ekonomi memberikan prediksi yang paling akurat
disuatu Negara. (Widoatmodjo, 2015:17) dibandingkan dengan kedua model lainya.
Indikator perusahaan bangkrut di pasar Sedangkan Fatmawati (2012) melakukan penelitian
modal adalah perusahaan delisted. Perusahaan yang untuk mengetahui prediktor delisting terbaik
delisted dari Bursa Efek Indonesia artinya diantara model prediksi kebangkrutan Altman,
perusahaan tersebut dihapuskan atau dikeluarkan Zmijewsky, dan Springate. Hasil penelitiannya
dari daftar perusahaan yang sahamnya menunjukkan bahwa model Zmijewsky memberikan
diperdagangkan di BEI. Bagi investor, perusahaan tingkat prediksi terbaik dalam meramalkan delisting
yang sudah delisted adalah identik dengan bangkrut, dibandingkan dengan model Altman dan Springate.
karena mereka sudah tidak bisa lagi investasi di Munculnya kontradiksi hasil penelitian
perusahaan tersebut. Mungkin, secara empiris terdahulu, semakin membuat penulis tertarik untuk
sebuah perusahaan yang delisted masih beroperasi, melakukan penelitian lebih lanjut tentang
tetapi sudah tidak lagi bisa dikses oleh publik. perbandingan model prediksi delisting terbaik.
Delisting dapat dilakukan atas permintaan Terlebih lagi, sejauh ini studi yang membandingkan
perusahaan yang menerbitkan saham atau atas kemampuan prediksi berbagai model prediksi untuk
perintah BEI. Delisting atas perintah BEI biasanya memprediksi delisting masih jarang dilakukan. Oleh
karena perusahaan tidak dapat memenuhi kewajiban karena itu, penulis tertarik untuk membandingkan
dan aturan yang telah ditetapkan (Fatmawati, 2012). berbagai model prediksi financial distress yang ada
Delisting beberapa perusahaan yang terjadi untuk meramalkan kondisi delisting di Bursa Efek
di Bursa Efek Indonesia adalah salah satu indikator Indonesia. Berdasarkan pada latar belakang tersebut,
terjadinya kondisi kesulitan keuangan. Fenomena peneliti melakukan penelitian yang membahas
ini misalnya terjadi pada PT Asia Natural Resources masalah tentang “Prediksi Kebangkrutan
Tbk (ASIA) yang dikeluarkan dari Bursa Efek Perusahaan dengan menggunakan Model
Indonesia pada tanggal 27 November 2014. Zmijesky dan Model Groever”
Perusahaan yang bergerak di bidang batubara ini Perumusan Masalah
terus mengalami kerugian beberapa periode terakhir. Berdasarkan latar belakang diatas, maka
Puncaknya, pada bulan Juni 2014, perusahaan ini perumusan masalah yang akan dikembangkan dalam
sama sekali tidak membukukan penjulaan. penelitian ini adalah bagaimana kemampuan model
Perusahaan pun mengalami rugi Rp 357,33 miliar. Zmijewsky dan Groever dalam memprediksi
Selain itu juga terdapat tunggakan kepada BEI kebangkrutan pada perusahaan yang delisting di
senilai Rp 110 juta. (Investasi/Bincang Bursa, Bursa Efek Indonesia ?
Kamis 30 Oktober 2014). Hal yang serupa juga Tujuan Penelitian
terjadi pada PT Davomas Abadi, Tbk (DAVO). Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam
Delisting terhadap perusahaan ini dilakukan karena penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana
saham nya mengalami suspensi sejak bulan Maret kemampuan model Zmijewsky dan Groever dalam
2012. Saham perusahaan produsen kakao ini memprediksi kebangkrutan pada perusahaan yang
disuspensi karena gagal melunasi utang ke PT delisting di Bursa Efek Indonesia.
Heradi Utama dan PT Aneka Surya Agro senilai
total Rp2,93 triliun. Selain itu Juga gagal membayar TELAAH LITERATUR
utang ke pemegang saham sebesar Rp319,11 miliar Financial Distress
dan utang lainnya senilai Rp1,26 miliar. Financial distressdidefinisikan sebagai
(Bisnis.com, Selasa, 23 Desember 2014). tahap penurunankondisi keuangan yang dialami oleh
Prabowo (2015) melakukan penelitian suatu perusahaan, yang terjadi sebelumterjadinya
dengan judul “Analisis Perbandingan Model Altman kebangkrutan ataupun likuidasi (Platt dan Platt,
Z Score, Zmijewsky dan Springate dalam 2002). Kondisi ini pada umumnya ditandai antara
Memprediksi Kebangkrutan Perusahaan Delisting di lain dengan adanya penundaan pengiriman, kualitas
BEI periode 2008-2013”. Adapun tujuan penelitian produk yang menurun, danpenundaan pembayaran
ini adalah untuk mengetahui model yang tagihan dari bank. Menurut Foster (1986) financial
memberikan prediksi kondisi delisting yang paling distress ....severe liquidity problemsthat cannot be

Prediksi Kebangkrutan Perusahaan dengan Menggunakan Model Zmijewsky dan Model Groever
49 Rangga Putra Ananto, Rasyidah Mustika

resolved without a sizable rescaling of the entity.s Fatmawati (2012) melakukan penelitian
operations orstructure.. (....masalah likuiditas yang dengan judul “Penggunaan Zmijewski Model, the
parah yang tidak dapat diatasi tanpamelakukan Altman Model, dan the Springate Model Sebagai
perubahan ukuran yang besar terhadap operasi dan Prediktor Delisting”. Penelitian ini berupaya
struktur perusahaan). untukmengetahui model yang terbaik dari
Laporan keuangan adalah suatu penyajian ketigamodel, yakni model Zmijewski,
terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja modelAltman, dan model Springate dalam
keuangan suatu entitas(PSAK 1; 2009). Tujuan memprediksiperusahaan yang akan delisting.
laporan keuangan adalah memberikan informasi Obyek penelitian yang diambil adalah
mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan perusahaanyang dikeluarkan dari daftar
arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian perdagangansaham (delisted) di Bursa Efek
besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan Indonesia padatahun 2003-2009.
keputusan ekonomi. Sebagaipembanding atas perusahaan
Angka-angka dalam laporan keuangan delisted,digunakan perusahaan yang masih terdaftar
perlu dianalisis. Tujuan analisislaporan keuangan diBEI dalam jumlah yang sama.Perusahaan
adalah untuk menghasilkan estimasi dan kesimpulan pembanding adalah perusahaanyang tidak delisted
yangbermanfaat dalam analisis bisnis dan berada pada bidangusaha sejenis. Sampel
(Subramanyam, 2010). Berdasarkan pengertian pembanding diambilsecara random pada periode
tersebut maka analisislaporan keuangan merupakan yang samadengan perusahaan delisted.Berdasarkan
suatu upaya untuk menggali lebih banyak analisis data dalam penelitianini dapat disimpulkan
informasiyang terkandung dalam laporan keuangan bahwa kemampuan model Zmijewski lebih baik
serta hubungan-hubungan yang signifikan diantara dibandingkan model Groever.
mereka dengan tujuan untuk mengetahui kondisi H1Model Zmijewsky lebih baik dibandingkan
keuangan perusahaan sehingga lebih bermanfaat model Groever.
bagi para pengambil keputusan. Model Groever
Analisis rasio keuangan merupakan salah satu Pada tahun 2001 Jeffrey S.Groever
alat analisis keuangan yang paling populer dan melakukan peninjauan ulang terhadap model
banyak digunakan. Rasio keuangan adalah angka Altman untuk mengembangkan sebuah model
yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos prediksi kebangkrutan yang baru. Model
laporan keuangan dengan pos lainnya yang kebangkrutan yang dikembangkan oleh Groever
mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan. adalah:
Analisis rasio berguna juga untuk memprediksi Score = 1,650X1 + 3,404X2 - 0,016ROA + 0,057
kebangkrutan perusahaan. Model prediksi financial Keterangan:
distress diantaranya adalah sebagai berikut: X1 = Working capital / total assets
Model Zmijewski X2 = Earnings before interest and taxes / total
Model Zmijewski (1984) menggunakan assets
analisis rasio yang mengukur kinerja, leverage, dan ROA = Net income / total assets
likuiditas suatu perusahaan untuk model Klasifikasi perusahaan yang sehat dan
prediksinya. Zmijewski menggunakan probit bangkrut didasarkan padanilai Scoremodel Groever
analisis yang diterapkan pada 40 perusahaan yang yaitu:
telah bangkrut dan 800 perusahaan. Model yang “Jika nilai Score ≤ -0, 02 maka termasuk perusahaan
berhasil dikembangkan adalah sebagai berikut: yang bangkrut.
H2Model Groever lebih baik dibandingkan model
X = -4.3 - 4.5X1 + 5.7X2 - 0.004X3 Zmijewskyaki.
Delisting
Keterangan: Berdasarkan Surat Keputusan Direksi PT.
X1 = ROA (return on asset) Bursa Efek Indonesia Nomor : Kep-00389/BEI/06-
X2 = Leverage (debt ratio) 2009 tentang Penghapusan Pencatatan ( Delisting )
X3 = Likuiditas (current ratio) Sertifikat Penitipan Efek Indonesia ( SPEI ) di
Jika X ≥ 0 maka perusahaan Bursa pasal I.16, delisting adalah adalah
diklasifikasikan “bangkrut” penghapusan SPEI dari daftar SPEI yang tercatat di
Bursa sehingga SPEI tersebut tidak dapat

Economac Journal Open Access: economac.ppj.unp.ac.id


Economac e- ISSN: 2549-9807 50

diperdagangkan lagi di Bursa. Delisting atas suatu untuk perusahaan delisted dan kategori 0 untuk
saham dari Daftar Efek yang tercatat di Bursa dapat perusahaan yang masih terdaftar di Bursa Efek
terjadi karena permohonan Delisting saham yang Indonesia.. Sedangkan variabel independen
diajukan oleh Perusahaan Tercatat yang merupakan skor kebangkrutan dari masing-masing
bersangkutan (voluntary Delisting) dan dihapus model prediksi yang digunakan, yaitu nilai X Model
pencatatan sahamnya oleh Bursa sesuai dengan Zmijewsky (X1), dan Score Model Groever (X2).
ketentuan. Metode analisis yang digunakan analisis deskriptif
dan pengujian hipotesis. Analisis deskriptif yang
METODE PENELITIAN bertujuan untuk menganalisa suatu data dilihat dari
Objek penelitian adalah perusahaan yang nilai rata-rata (mean), standar deviasi, nilai
delisted di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun maksimum, dan nilai minimum.Untuk menguji
2013, 2014 dan 2015 dengan periode penelitian tiga hipotesis danmengetahui prediktor delisting terbaik
tahun sebelum terjadinya delisted. Setelah dilakukan dalampenelitian ini digunakan alat analisis regresi
analisis, terdapat tiga buah perusahaan yang delisted logistik dengan variabel dependen dummy. Model
selama tahun 2015, satu buah delisted ditahun 2014, yang digunakan adalah:
dan tujuh buah delisted ditahun 2013. Terdapat satu Y = a + b1X1 + b2X2 + e
buah perusahaan yang delisted di tahun 2015 yaitu Keterangan:
PT Bank Ekonomi Raharja Tbk (BAEK) yang Y : Variabel dummy, 1 = delisted dan 0 =
dikeluarkan dari sampel, dikarenakan perusahaan ini aktif
bergerak dibidang perbankan sehingga tidak a, b : Konstanta
memungkinkan pengujian model prediksi financial X1 : Nilai X Model Zmijewsky
distress pada sektor industri ini. Sebagai X2 : Nilai Score Model Groever
pembanding, juga diambil lima buah perusahaan e : Error
yang masih listed dari sektor industri yang sama. Analisis pengujian model regresi logistik
Sehingga total sampel adalah dua puluh perusahaan. memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
Data yang digunakan berupa data sekunder a. Menilai model regresi
dan pooled data. Data sekunder adalah data yang Dalam menilai model regresi logistik (termasuk
diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui probit dan tobit) dapat dilihat dari pengujian
media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak Hosmar and Lemeshow’s goodnestof fit. Jika
lain). Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan nilai statistik Hosmer dan Lemeshow’s
atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip goodness of fit test lebih besar dari 0,05, artinya
(data dokumenter) yang dipublikasikan dan yang model mampu memprediksi nilai observasinya
tidak dipublikasikan. Pooled data merupakan atau cocok dengan data.
gabungan dari data times series dan cross section. b. Menguji koefisien regresi
Data time series merupakan sekumpulan data dari Pengujian koefisien regresi dilakukan untuk
suatu fenomena tertentu yang didapat dalam menguji seberapa jauh semua variabel bebas
beberapa interval waktu tertentu, dan data cross yang dimasukkan dalam model mempunyai
section merupakan sekumpulan data fenomena pengaruh terhadap variabel terikat. Hasil
tertentu dalam satu kurun waktu saja (Umar, 2003). pengujian didapat dari program SPSS berupa
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini tampilan table variables in the equation. Untuk
diperoleh dari website Bursa Efek Indonesia. Data menentukan penerimaan atau penolakan Ho
yang digunakan adalah data sebelum dikeluarkan dapat ditentukan dari nilai probabilitas (sig)
nya standar akuntansi yang baru. dibandingkan dengan tingkat signifikansi (α)
Pada penelitian ini, pengumpulan data didasarkan pada tingkat signifikansi (α) 5%
dilakukan dengan teknik dokumentasi. Teknik dengan kriteria:
dokumentasi yaitu teknik yang dilakukan dengan 1) Hipotesis ditolak apabila nilai Asymptotic
mengumpulkan data-data tentang perusahaan yang significance> tingkat signifikansi (α). Hal
menjadi sampel penelitian melalui fasilitas internet ini berarti hipotesis yang menyatakan
dengan mengakses situs-situs resmi perusahaan variabel bebas dapat memprediksi variabel
serta informasi dari media lainnya. terikat ditolak.
Variabel dependen yang digunakan dalam 2) H0 diterima apabila nilai asymptotic
penelitian ini adalah variabel dummy. Kategori 1 significance< tingkat signifikan (α). Hal ini

Prediksi Kebangkrutan Perusahaan dengan Menggunakan Model Zmijewsky dan Model Groever
51 Rangga Putra Ananto, Rasyidah Mustika

berarti hipotesis yang menyatakan variabel Koefisien regresi dapat ditentukan dengan
bebas dapat memprediksi variabel terikat menggunakan nilai probabilitas (Sig.) seperti
diterima. terlihat pada tabel 3 berikut
Tabel 3. Hasil Uji Koefisien Regresi Logistik
HASIL DAN DISKUSI Model Analisis
Statistik Deskriptif B Df Sig. Exp(B)
Tabel 1.Statistik Deskriptif .026 1 .043 1.027
Zmijewsky
N Min Max Mean Std.
Dev 2.717 1 .313 5.135
Groever
60 -11.57 12.45 - 7.8407
Z
1.2464 1 1.740 1 .031 5.699
Constant
G 60 -2.88 2.05 .4130 .96817
C 60 .00 1.00 .5000 .50422 Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS (2017)
Valid N 60 Dari model tersebut di atas dapat
(listwise) dinyatakan interpretasi yang dilihat pada tampilan
output variable in the equation model analisis
Sumber : Hasil pengolahan data SPSS (2017)
sebagai berikut:
Y = 1.740 + 0.026Z + 2.717 G + ε
Tabel 1 menunjukkan variabel X1 sebagai
nilai skor Model Zmijewsky memiliki nilai Pengujian Hipotesis Pertama
Hipotesis pertama menyatakan bahwa
minimum -11.57 dan nilai maksimum 12.45 dengan
Model Zmijewsky lebih baik dibandingkan model
rata-rata -1.2464 dan standar deviasi 7.84071, serta Groever.. Dari hasil pengujian pada tabel 3 di atas
jumlah amatan sebanyak 60. Variabel X2 sebagai dapat diketahui bahwa nilai signifikansi dari model
nilai skor Model Groever memiliki nilai minimum - Zmijewsky sebesar 0,043. Karena nilai signifikansi
2.88 dan nilai maksimum 2.05 dengan rata-rata 0,043 termasuk dalam kategori signifikan, maka
0.4130 dan standar deviasi 0.96817, serta jumlah dapat disimpulkan Hipotesis diterima, artinya
Model Zmijewsky lebih baik dibandingkan model
amatan sebanyak 60. Variabel Y sebagai perusahaan
Groever
(Company) listed dan delisted memiliki nilai Pengujian Hipotesis Kedua
minimum 0 dan maksimum 1, dengan rata-rata Hipotesis kedua menyatakan bahwa Model
0.50 dan standar deviasinya 0.50422, serta jumlah Groever lebih baik dibandingkan model
amatan sebanyak 60. Zmijewsky.. Dari hasil pengujian pada tabel 3 di
Pengujian Hipotesis atas dapat diketahui bahwa nilai signifikansi dari
Analisis pertama yang dilakukan yaitu model Groever sebesar 0,313. Karena nilai
menilai kelayakan model regresi yang diukur signifikansi 0,313 termasuk dalam kategori tidak
dengan uji Hosmer and Lemeshow. Probabilitas signifikan, maka dapat disimpulkan Hipotesis
signifikansi menunjukkan angka 0.117 yang lebih ditolak, artinya artinya Model Groever tidaklebih
besar dari 0.05 maka H0 tidak dapat ditolak baik dibandingkan model Zmijewsky.
(diterima). Hal ini berarti model regresi layak
dipakai untuk analisis selanjutnya, karena tidak ada Pembahasan
perbedaan yang nyata antara klasifikasi yang Model Zmijewsky
diprediksi dengan klasifikasi yang diamati seperti Dari hasil perhitungan skor dari 30 data
terlihat pada tabel 2 berikut : observasi perusahaan delisted, Model Zmijewsky
memprediksi 17 perusahaan akan mengalami
Tabel 2. Hasil Uji Hosmer and Lemeshow delisting (D) dan 13 perusagaan akan tetap listing
(L). Sedangkan dari 30 data observasi perusahaan
Step Chi- Df Sig. listed, Model Zmijewsky memprediksi 3 perusahaan
square akan mengalami delisting (D) dan 27 perusahaan
1 12.862 8 .117 akan tetap listing (L).
Sumber : Hasil pengolahan data SPSS (2017) Hasil analisis data menunjukkan bahwa dari
pada kondisi satu tahun sebelum delisting (Tahun -
1), model Zmijewsky mampu memprediksi 6 buah
perusahaan akan delisting dan 4 buah akan tetap
Analisis berikutnya yaitu pengujian listing. Pada kondisi dua tahun sebelum delisting
koefisien regresi untuk menguji seberapa jauh (Tahun -2), model Zmijewsky juga memprediksi 6
semua variabel bebas yang dimasukkan dalam buah perusahaan akan delisting dan 4 buah akan
model mampu memprediksi variabel terikat. tetap listing. Sedangkan pada kondisi tiga tahun

Economac Journal Open Access: economac.ppj.unp.ac.id


Economac e- ISSN: 2549-9807 52

sebelum delisting (Tahun -3), model Zmijewsky buah perusahaan akan delisting dan 5 buah akan
mampu memprediksi 5 buah perusahaan akan tetap listing. Sedangkan pada kondisi tiga tahun
delisting dan 5 buah perusahaan akan tetap listing. sebelum delisting (Tahun -3), model Groever
Hasil perhitungan skor pada perusahaan mampu memprediksi 4 buah perusahaan akan
pembanding yang masih tetap listing, menunjukkan delisting dan 6 buah perusahaan akan tetap listing.
bahwa pada kondisi Tahun -1 model Zmijewsky Pada perusahaan pembanding yang masih
mampu memprediksi 8 buah perusahaan akan tetap tetap listing, hasil perhitungan skormenunjukkan
listing dan 2 buah perusahaan diprediksi delisting. bahwa pada kondisi Tahun -1 model Groever
Pada Tahun -2, terjadi hal yang sama yaitu model mampu memprediksi 9 buah perusahaan akan tetap
Zmijewsky mampu memprekdiksi 8 buah listing dan 1 buah perusahaan diprediksi delisting.
perusahaan akan tetap listing dan 1 buah perusahaan Pada Tahun -2 dan Tahun -3 juga terjadi hal yang
akan delisting. Sedangkan pada kondisi Tahun -3, sama yaitu model Groever mampu memprekdiksi 9
model Zmijewskymampu memprekdiksi 9 buah buah perusahaan akan tetap listing dan 1 buah
perusahaan akan tetap listing dan1 buah perusahaan perusahaan akan delisting.
akan delisting. Hasil uji regresi logistik untuk model
Hasil uji regresi logistik untuk model analisis menunjukkan bahwa nilai skor Groever
analisis menunjukkan bahwa nilai skor Zmijewsky secara konsisten memiliki nilai probabilitas (Sig)
secara konsisten memiliki nilai probabilitas (Sig) yang lebih besar dari 0.05 (α), yaitu 0.213 yang
yang lebih kecil dari 0.05 (α), yaitu 0.043 yang artinya artinya nilai skor Groever tidak signifikan
artinya nilai skor Zmijewsky signifikan terhadap terhadap probabilitas delisted. Sehingga dapat
probabilitas delisted.Dan lebih baik dibandingkan disimpulkan bahwa Model Groever tidak lebih baik
model groever. dibandingkan model zmijewsky. Hal ini disebabkan
Ini disebabkan karena perusahaan delisting karena rata rata perusahaan yang menjadi objek
rata rata memiliki hutang yang cukup besar penelitian memiliki jumlah utang yang relatif besar,
sehingga memperbesar nilai rasio leverage. yang berpengaruh terhadap kinerja perusahaan,
Besarnya nilai rasio leverage akan memperbesar karena dana yang tersedia di perusahaan akan
nilai score dari Model Zmijewsky. Selain itu model terkuras untuk membayar utang. Sementara
Zmijewsky merupakan satu-satunya model yang komponen yang ada dalam model Groever tidak
menyatukan tiga rasio penting sekaligus, yaitu menenkankan pada jumlah utang yang dimiliki oleh
profitabilitas (ROI), leverage (rasio hutang), dan perusahaan. Sehingga dapat dikatakan bahwa
likuiditas (rasio lancar). komponen hutang perusahaan tidak terlihat pada
Pada perusahaan yang terdaftar di bursa, hasil skor model Groever.
apabila kinerja perusahaan telah memburuk tentu ini Perbandingan Model Zmijewsky, dan Groever
akan berpengaruh terhadap volume perdagangan Hasil analisis kedua model tersebut
saham mereka. Semakin menurunnya volume menunjukkan bahwa model Zmijewsky lebih baik
perdagangan saham tentu mengindikasikan bahwa dibandingkan model groever. Ini terbukti dengan
perusahaan semakin dekat dengan kondisi delisted. persentase kemampuan model Zmijewsky sebesar
Hasil ini mendukung penelitian Fatmawati 69.99 %, dan Groever 63.33 %. Begitupun Hasil
(2012) yang menunjukkan bahwa Model prediksi signifikansi regresi logistik juga menunjukkan
Zmijewsky merupakan prediktor terbaik di antara 0.043 untuk model Z,ijewsky, dan Groever 0.213
ketiga prediktor yang dianalisis (Altman, Springate, untuk model Groever.
dan Zmijewsky). Namun disisi lain menentang Hasil ini diperkuat dengan kondisi yang ada
penelitian Prabowo (2015) yang menunjukkan hasil di perusahaan yang menjadi objek penelitian.
bahwa model Zmijewsky tidak terlalu baik dalam Sebagai contoh dapat dilihat pada PT United, Tbk
memprediksi kebangkrutan perusahaan. (UNTX) yang memiliki laba ditahan (retained
Model Groever earning) negatif beberapa tahun sebelum delisting.
Dari hasil perhitungan skor dari 30 data Bahkan kondisi ini sudah terjadi sejak tahun 2009
observasi perusahaan delisted, Model Groever (lima tahun sebelum terjadinya delisting). Kondisi
memprediksi 11 perusahaan akan mengalami yang hampir sama juga terjadi pada PT, Davomas
delisting (D) dan 19 perusahaan akan tetap listing Tbk (DAVO) yang juga mengalami laba operasi
(L). Sedangkan dari 30 data observasi perusahaan negatif sejak beberapa tahun sebelum delisting di
listed, Model Groever memprediksi 3 perusahaan Bursa Efek Indonesia. Dengan demikian dapat
akan mengalami delisting (D) dan 27 perusahaan dikatakan bahwa kondisi penurunan kinerja
akan tetap listing (L). keuangan (financial distress) sudah terlihat pada
Hasil analisis data menunjukkan bahwa dari beberapa tahun sebelum delisting (dikeluarkannya
pada kondisi satu tahun sebelum delisting (Tahun - perusahaan dari Bursa Efek Indonesia).
1), model Groever mampu memprediksi 2 buah Perusahaan yang delisted di Bursa Efek
perusahaan akan delisting dan 8 buah akan tetap Indonesia baru mengalami penurunan kinerja sekitar
listing. Pada kondisi dua tahun sebelum delisting tiga atau dua tahun sebelum pengumuman delisting,
(Tahun -2), model Groever juga memprediksi 5 seperti laba operasi negatif, laba ditahan negatif,

Prediksi Kebangkrutan Perusahaan dengan Menggunakan Model Zmijewsky dan Model Groever
53 Rangga Putra Ananto, Rasyidah Mustika

penurunan jumlah saham yang aktif Delisting. Jurnal keuangan dan perbankan
diperdagangkan, dan lain lain. Hal ini didukung oleh vol.16, no 1 Januari 2012, hal 56-65.
hasil penelitian yang menunjukkan bahwa rata-rata Foster, George. 1986. Financial Statement Analysis.
model financial distress yang digunakan mampu
Prentice Hall, Englewood Cliffs, New
memprediksi bahwa perusahaan akan delisting dari
Bursa Efek Indonesia. Dengan demikian hasil Jersey.
penelitian ini sesuai dengan kondisi yang terjadi Ghozali, Imam, 2012. Aplikasi Analisis Multivariat
pada perusahaan yang delisting di Bursa Efek dengan Program IBM SPSS 20 Edisi
Indonesia, sehingga para pihak terkait (seperti Keenam, Cetakan Ketujuh, Badan Penerbit
karyawan, pemasok, investor dan kreditor) dapat Universitas Diponegoro, Semarang.
menggunakan hasil penelitian ini untuk Groever, Jeff, 2001. Financial Ratios, Discriminant
pengambilan keputusan yang tepat. Analysis and The Prediction of Corporate
Bankruptcy: A Service Industry Extension of
SIMPULAN Altman’s Z-Score Model of Bankruptcy
Kesimpulan Prediction. Southern Finance Assosiation
Kesimpulan dari hasil analisis data Imanzadeh Peyman, Mehdi Maranjouri dan Petro
berdasarkan sampel yang ada dalam penelitian ini Sepehri (2011). A Study of the Application of
adalah Model Zmijesky merupakan model yang Springate and Zmijewski Bankruptcy
lebih baik dibandingkan model groever dalam
Prediction Models in FirmsAccepted in
memprediksi delisting, dengan tingkat kemampuan
prediksi sebesar 69.99 %. Sehingga dapat Tehran Stock Exchange. Australian Journal
disimpulkan bahwa model Zmijewsky lebih baik of Basic and Applied Sciences, 5(11): 1546-
dalam memprediksi terjadinya kondisi delisting di 1550, 2011 ISSN 1991-8178
Bursa Efek Indonesia. Ikatan Akuntan Indonesia. Pernyataan Standar
Keterbatasan Penelitian Akuntansi Keuangan (PSAK), 2015. Salemba
Penulis menyadari masih terdapat Empat, Jakarta.
kekurangan dalam penelitian ini. Adapapun John J. W., K. R. Subramanyam dan Robert F.
keterbatasan tersebut diantaranya adalah Periode
Hasley, 2005. Analisis Laporan Keuangan,
penelitian terbatas pada kondisi tiga tahun sebelum
terjadinya delisting, ini menyebabkan observasi Edisi Keenam, Salemba Empat, Jakarta.
menjadi terbatas, serta model prediksi yang Keputusan Direksi PT BEI NOMOR : Kep-
digunakan hanya dua yaitu Model Zmijewsky dan 308/BEJ/07-2004, http:www.idx.co.id
Groever. Kahya, Emel dan Panayiotis Theodossiou, 1999.
Saran Predicting Corporate Financial Distress: a
Penulis memberikan beberapa saran yang Time-Series CUSUM Methodology. Review
dapat digunakan dalam penelitian mendatang, yaitu of Quantitative Finance and Accounting,
Memperpanjang periode penelitian, sehingga akan Boston: Kluwer Academic Publishers
lebih diperoleh hasil yang lebih akurat dan Platt, H., dan M. B. Platt. (2002). Predicting
menggunakan model prediksi selain Zmijewsky dan Financial Distres. Journal of Financial
Groever. Service Professionals, 56: 12-15.
Prabowo, Reza. 2015. Analisis Perbandingan Model
DAFTAR PUSTAKA Altman Z Score, Zmijewsky dan Springate
Bzour, Ahmad Eqab Al (2011). Predicting dalam Memprediksi Kebangkrutan
Corporate Bankruptcy of Jordanian Listed Perusahaan Delisting di BEI periode 2008-
Companies: Using Altman and Kida 2013. Account Jurnal Akuntansi, Keuangan
Models. International Journal of Business dan Perbankan Vol 1, No 3, Juni 2015. ISSN
and Management Vol.6, No.3; March 2011 2338-9753
Almilia, Luciana Spica dan Emanuel Kristijadi, Sugiyono, 2012. Metode Penelitian Kombinasi
2003. “Analisis Rasio Keuangan untuk (Mixed Methods). Alfabeta, Bandung
Memprediksi Kondisi Financial Distress Zmijeswsky, M.E. 1984. Methodological Issues
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Related to the Estimastion of Financial
Bursa Efek Jakarta”, Jurnal Akuntansi dan Distress Prediction Models. Journal of
Auditing Indonesia, Volume 7 Nomor 2. Accounting Research, Supplement, Vol. 22,
Fatmawati, Mila (2012). Penggunaan Zmijewski pp.59-82.
Model, the Altman Model, dan the www.idx.co.id
Springate Model Sebagai Prediktor

Economac Journal Open Access: economac.ppj.unp.ac.id

Anda mungkin juga menyukai