1(2015) 96-101
96
atlman
"-Score,
1. PENDAHULUAN
Ekonomi global terus mengalami penurunan sejalan
dengan dampak krisis dari negara-negara maju yang mulai
dirasakan negara-negara berkembang. Pertumbuhan
ekonomi di negara maju mengalami penurunan yang
disebabkan oleh kinerja ekonomi negara-negara di
kawasan Eropa yang masih dihadapkan dengan
permasalahan utang, kontraksi fiskal, terbatasnya ruang
kebijakan moneter, tingkat pengangguran yang tajam,
rapuhnya sektor keuangan, serta merosotnya kepercayaan
pasar (Harahap et al., 2012). Selain negara-negara di
97
kas yang diharapkan. Bahkan kegagalan dapat juga berarti
bahwa tingkat pendapatan atas biaya historis dari
investasinya lebih kecil daripada biaya modal perusahaan.
b. Kegagalan Keuangan (financial failure), bisa diartikan
sebagai insolvensi yang membedakan antara arus kas dan
dasar saham. Insolvensi atas dasar arus kas ada dua bentuk,
yaitu :
1) Insolvensi teknis, perusahaan dapat dianggap gagal jika
perusahaan tidak dapat memenuhi kewajiban pada saat
jatuh tempo. Walaupun total aktiva melebihi total utang
atau terjadi bila suatu perusahaan gagal memenuhi salah
satu atau lebih kondisi dalam ketentuan utangnya seperti
rasio aktiva lancar terhadap utang lancar yang telah
ditetapkan atau rasio kekayaan bersih terhadap total aktiva
yang disyaratkan.
2) Insolvensi dalam pengertian kebangkrutan, dalam
penelitian ini kebangkrutan didefinisikan dalam ukuran
sebagai kekayaan bersih negatif dalam neraca
konvensional atau nilai sekarang dari arus kas yang
diharapkan lebih kecil dari kewajiban.
A.Faktor Faktor Penyebab Kebangkrutan
Faktor Eksternal Perusahaan
Menurut Weston dan Copeland (1992), faktor faktor
penyebab kebangkrutan perusahaan yang berasal dari luar
perusahaan yaitu :
a. Ekonomi
Faktor-faktor penyebab kebangkrutan dari sektor ekonomi
adalah gejala inflasi dan deflasi dalam harga barang dan
jasa, kebijakan keuangan, suku bunga dan devaluasi atau
revaluasi uang dalam hubungannya dengan uang asing
serta neraca pembayaran, surplus atau defisit dalam
hubungannya dengan perdagangan luar negeri.
b. Sosial
Faktor sosial sangat berpengaruh terhadap kebangkrutan
cenderung pada perubahan gaya hidup atau trend yang
sedang terjadi di masyarakat yang mempengaruhi
permintaan terhadap produk perusahaan. Faktor sosial
yang lain yaitu kerusuhan atau kekacauan yang terjadi di
masyarakat.
c.Pemerintah
Pengaruh dari sektor pemerintah berasal dari kebijakan
pemerintah terhadap pencabutan subsidi pada perusahaan
dan industri, pengenaan tarif ekspor dan impor barang,
kebijakan undang-undang baru bagi perbankan atau tenaga
kerja dan lain-lain.
Faktor Internal Perusahaan
Menurut Darsono dan Ashari (2005), faktor yang
menyebabkan kebangkrutan perusahaan dari sisi internal
yaitu:
a. Penyalahgunaan wewenang oleh karyawan maupun
pemilik perusahaan yang merugikan perusahaan baik
secara finansial maupun struktural perusahaan.
Penyalahgunaan wewenang tersebut dapat berupa
pemecatan karyawan demi kepentingan pribadi, bukan
karena ketidakmampuan karyawan tersebut mengikuti
tujuan perusahaan.
b. Manajemen yang buruk dapat merugikan perusahaan
karena arah dan tujuan perusahaan ditentukan oleh
manajemen. Ketika manajemen salah dalam mengambil
kebijakan atau tidak mampu menganalisa kebutuhan
pasar maka hal tersebut akan dimanfaatkan oleh pesaing
98
perusahaan-perusahaan penerbit obligasi yang berada di
luar Amerika Serikat.
Dalam model kebangkrutan untuk pasar negara
berkembang, Altman menambahkan konstanta sebesar
+3,25 dengan tujuan untuk menstandarisasikan nilai-nilai
tersebut dengan nilai nol yang setara dengan obligasi
dengan rating D (gagal bayar) di Amerika Serikat. Di
samping itu, model modifikasi ini juga sangat berguna di
dalam industri yang sejenis pembiayaan asetnya berbeda
dari perusahaan-perusahaan lainnya, seperti serta tidak
dibuatnya penyesuaian penting dalam laporan keuangan
untuk kapitalisasi lease (sewa guna usaha). Untuk
memprediksi apakah sebuah perusahaan di negara
berkembang akan mengalami kebangkrutan atau tidak
dalam dua tahun mendatang, maka discriminant area yang
ditetapkan Altman adalah sebagai berikut :
a. Z > 2,60 : kemungkinan bangkrut perusahaan
kecil.
b. Z< 1,21 : kemungkinan bangkrut perusahaan
besar.
c. 1,21 < Z < 2,60 : kemungkinan bangkrut
meragukan (grey area).
Model kebangkrutan modifikasi ini bisa diterapkan pada
perusahaan publik dan non publik, pada semua jenis
ukuran perusahaan, dan untuk semua perusahaan dalam
industri yang berbeda-beda. Tingkat akurasi model ini
yaitu sebesar 70% untuk dua tahun sebelumnya dan 95%
untuk satu tahun sebelumnya. Namun demikian, Z -Score
bukanlah model analisis keuangan yang sempurna dan
harus dihitung serta ditafsirkan secara hati-hati. Hal-hal
yang dapat menyebabkan hasil Z -score memberikan
indikasi yang salah, antara lain :
a. Nilai Z-Score bisa direkayasa keuangan lainnya. Z-Score
akan efektif jika data yang dimasukkan dalam formula
adalah data yang benar.
b. Formula Z-Score kurang tepat untuk perusahaan baru
yang labanya masih rendah atau bahkan masih merugi.
Nilai Z-Score biasanya rendah.
c. Perhitungan Z-Score secara triwulanan pada suatu
perusahaan dapat memberikan hasil yang tidak konsisten
jika perusahaan tersebut mempunyai kebijakan untuk
menghapus piutang di akhir tahun secara sekaligus.
Kerangka Pemikiran
99
3. METODOLOGI PENELITIAN
EMITEN
Rista bintang mahkota Sejati Tbk
Bekasi Asri Pemula Tbk
TAHUN
1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
8.18 8.89 9.61 9.82 11.76 11.71 10.71 10.6211.04 9.1216.30 28.89 21.03 16.01 19.46 9.05
5.77 2.54 4.85 6.31 4.69 4.92 8.47
TAHUN
1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
Metro Realty Tbk
0.86 3.34 0.97 1.34 1.90 2.31 3.95 5.01 6.90 8.32 7.99 7.90 8.52 8.12 11.32 14.75
Indonesia Prima Property Tbk 0.78 -0.48 0.09 1.17 -0.11 -0.98 -0.40 -1.42 -1.12 -1.17 -1.97 0.41 2.82 4.67 4.88 3.80
Duta Pertiwi Tbk
9.34 9.03 6.30 7.28 7.56 5.11 4.14 4.68 4.78 6.43 7.54 8.13 8.56 8.50 12.72
Pudjiati Prestige Tbk
3.92 7.06 5.09 6.56 4.83 5.35 5.32 5.55 8.81 9.6811.20 9.39 9.38 8.08 8.56 9.03
Suryamas Dutamakmur Tbk
-1.43 0.47 -2.24 -3.24 -2.43 -2.58 -2.86 0.23 1.04 1.97 3.13 3.06 3.91 5.42 8.39 8.05
Bhuawanatala Indah Permai Tbk -4.24 -2.81 -7.04 -5.53 -3.55 -3.61 1.77 -1.38 -3.69 -3.89 -9.43 -10.77 -10.76 -11.58 -11.81 4.43
Goa Makassar Tourism Development Tbk -0.64 0.91 0.23 0.57 1.92 0.20 0.10 2.77 3.01 3.29 3.45 4.05 4.92 5.14 5.81 5.20
Lamicitra Nusantara Tbk
3.54 3.88 4.73 6.92 9.17 7.88 7.80 7.36 7.10 4.91 4.91 5.30 5.74 6.87 8.98 7.74
Bukit Darmo Property Tbk
11.78 7.52 8.11 6.64 6.33 6.75 5.96
Perdana Gapura Prima Tbk
8.10 7.64 7.62 8.35 9.11 9.03 10.46
Bumi Citra Premai Tbk
11.79 11.11 9.96 4.73 4.49
Megapolitan Development Tbk
4.99 6.64 7.02 7.61
Gading Development Tbk
11.04 9.06
EMITEN
100
EMITEN
Pakuwon Jati Tbk
Roda Vivatex Tbk
Summarecon Agung Tbk
Duta Anggada Realty Tbk
Intiland Development Tbk
Plaza Indonesia Realty Tbk
Modernland Realty Tbk
Ciputra Development Tbk
Jaya Real Property Tbk
Kawasan Industri Jababeka Tbk
Bakrieland Development Tbk
Lippo Karawaci Tbk
Lippo Cikarang Tbk
Sentul City Tbk
Ciputra Surya Tbk
Global Land and Development Tbk
Fortune Mate Indonesia Tbk
Pikko Land Development TBk
Dadanayasa Arthatama Tbk
Laguna Cipta Grya Tbk
Ciputra Property Tbk
Alam Sutera Reality Tbk
Cowell Development Tbk
BumI Serpong Damai Tbk
Metropolitan Kentjana Tbk
Agung Podomoro Land Tbk
Metropolitan Land tbk
Greenwood Sejahtera Tbk
Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk
Nirvana Deelopment Tbk
TAHUN
1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009
1.08 -2.01 -7.66 -9.78 -5.66 -4.31 -4.56 3.31 4.13 4.36 3.66 4.33
11.00 12.03 11.20 9.76 6.71 6.75 8.51 11.90
-0.05 2.48 1.42 8.17 5.65 5.55 5.96 7.03 5.90 6.37 5.01 3.84
-6.44 -6.38 -12.34 -11.19 6.89 6.80 3.61 -0.15 -0.95 -0.98 -1.53 0.48
3.76 4.16 2.54 5.13 4.02 8.15 3.33 8.45 7.83 4.38 4.91 6.02
5.44 6.05 6.02 6.06 7.17 8.15 7.89 8.54 8.54 7.07 4.12 4.97
-2.15 0.31 0.40 -4.66 -0.38 -3.31 -4.34 4.04 3.23 3.80 3.74 3.51
3.45 0.41 -2.13 -3.40 3.07 2.30 1.71 2.21 7.62 7.96 7.72 7.55
3.52 3.86 4.09 4.09 5.80 6.58 6.85 8.25 7.49 7.18 6.92 6.69
4.03 1.34 -6.13 -7.01 3.60 6.02 10.58 13.18 14.45 8.13 3.26 2.81
4.06 5.83 -0.19 -1.88 -1.14 8.32 4.32 7.01 6.91 9.82 7.79 5.54
-0.25 1.46 0.45 1.35 2.10 4.07 2.67 6.09 6.21 6.66 6.64 6.70
7.84 7.40 5.74 7.58 2.93 3.47 4.66 5.03 7.59 7.39 6.66 6.48
0.53 2.16 4.56 4.34 7.97 8.34 7.49 8.54 12.20 18.35 15.79 13.66
5.68 7.21 7.39 4.22 11.86 7.31 6.15 8.29 9.54 10.32 8.88 8.42
7.39 7.75 10.35 16.89 27.04 27.45 30.34 30.79 13.31 6.02 9.14 12.41
15.68 10.12 -0.65 1.21 2.11 3.69 2.28 8.96
8.23 7.94 11.53 29.90 28.01 22.11 29.25 40.85 28.94 10.76 13.38
15.02 7.98 4.02 3.77 7.00
15.68 16.75 15.30
16.77 17.84
6.01 6.65 6.67
8.61 9.66 9.97
6.63 7.24
2010
5.10
13.29
4.93
0.42
9.20
6.87
3.51
7.23
6.51
2.96
6.23
8.01
6.13
12.23
7.68
19.99
4.64
15.89
6.14
21.41
16.98
6.42
6.61
8.87
7.30
8.24
2011
5.73
8.89
4.86
-8.78
7.85
6.34
3.44
6.05
6.27
5.19
5.51
8.40
6.74
12.80
6.66
17.81
4.12
6.90
6.08
21.36
10.34
6.13
7.49
8.54
8.16
6.30
8.80
10.17
2012 2013
6.81 7.47
9.79 8.30
5.89 5.89
-7.31 -8.87
6.02 5.47
6.63 5.89
5.21 6.53
7.19 6.60
5.63 5.06
9.01 8.03
5.14 3.84
9.78 9.79
8.16 8.64
9.19 9.61
6.74 6.26
8.98 10.63
4.99 5.53
6.92 7.62
9.80 12.20
16.85 16.99
8.09 6.98
6.05 4.71
7.05 5.95
7.99 9.60
8.00 8.21
5.88 6.29
11.72 8.73
12.70 15.46
11.27 10.71
6.82 5.93
Tahun
1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
Small cap
0
0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Middle cap
5
4
5 4 3 4 3 3 3 2 2 2 1 1 1 0
Big cap
6
4
7 6 3 2 3 2 1 1 1 1 1 1 1 1
total
11
8 12 10 6 6 6 5 4 3 3 3 2 2 2 1
101
penulis menyarankan untuk menggunakan data indeks
harga properti mewakili properti di Indonesia dan
mewakili seluruh daerah di Indonesia sehingga hasil
prediksi kebangkrutan perusahaan properti lebih akurat.
DAFTAR REFERENSI
Altman, E. I. (2000). Predicting Financial Distress Of
Companies: Revisiting The Z-Score and Zeta Model. Journal Of
Finance.
Bungin, H. B. (2005). Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Harahap, B. A., Vianty, I., Agung, K., Junaedi, E., & Kosotali,
A. (1998). Laporan Perekonomian Indonesia. Jakarta: Bank
Indonesia.
Kamal, S. I. (2012). Analisis Prediksi Kebangkrutan Pada
Perusahaan Perbankan Go Publick Di Bursa Efek Indonesia.
Kountur, R. (2007). Metode Penelitian. jakarta: Buana Printing.
Nazir, M. (2005). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.