Anda di halaman 1dari 12

Tata Kelola Perusahaan (Good Corporate

Governance)
GCG Perum BULOG
Penerapan tata kelola perusahaan yang baik atau Good Corporate Governance (GCG)
menjadi salah satu ketentuan penting dalam mewujudkan visi dan misi serta keberlangsungan
usaha perusahaan. Penerapan prinsip-prinsip GCG dalam setiap pengurusan Perusahaan
bermanfaat untuk menjaga performa dan kinerja usaha, meningkatkan nilai perusahaan dan
mempertahankan eksistensi perusahaan dalam persaingan bisnis secara global.

Berikut ini merupakan ruang lingkup Penerapan GCG secara umum:

Perusahaan Umum (Perum) BULOG sebagai salah satu BUMN yang didirikan berdasarkan
Peraturan Pemerintah Nomor 7 tahun 2003 dan dilanjutkan berdirinya dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 13 tahun 2016 akan senantiasa memenuhi kaidah-kaidah serta aturan
GCG yang ditetapkan oleh Pemerintah. Pemerintah Indonesia melalui Kementerian BUMN
telah menerbitkan aturan tentang Pengembangan Praktik Tata Kelola Perusahaan yang baik
sebagaimana tertuang dalam Peraturan Menteri BUMN Nomor : Per-01/MBU/2011 tentang
Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (Good Corporate Governance) pada Badan
Usaha Milik Negara sebagaimana diubah dengan Peraturan Menteri BUMN Nomor : Per-
09/MBU/2012.

Ketentuan tersebut dimaksudkan untuk memberikan pedoman terperinci bagi Perusahaan


BUMN, termasuk Perum BULOG dalam menerapkan GCG berdasarkan prinsip-prinsip
transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, kemandirian, serta kewajaran.
Penerapan GCG dalam jangka panjang berpengaruh terhadap kinerja Perusahaan karena
prinsip-prinsip GCG merupakan landasan bagi proses penyelenggaraan usaha dan bisnis
Perum BULOG. Perusahaan harus mempertanggungjawabkan tindakan dan pekerjaannya
kepada publik. Akuntabilitas sebagai persyaratan untuk mencegah penyalahgunaan
wewenang dapat menjamin pencapaian tujuan-tujuan Perusahaan secara efektif dan efisien
sesuai dengan ekspektasi Pemilik Modal sehingga meningkatkan kinerja serta memperbaiki
citra Perusahaan.

Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (GCG) di Perum BULOG terus mengalami
peningkatan dan penyempurnaan sejalan dengan dinamika penugasan pemerintah di bidang
pangan dan tuntutan bisnis komersial serta komitmen Perum BULOG dalam mewujudkan
visi dan misi Perusahaan sesuai prinsip-prinsip GCG. Penerapan prinsip-prinsip GCG telah
diwujudkan oleh Perusahaan diantaranya dengan dibentuknya fungsi pembinaan GCG
dibawah Sekretaris Perusahaan yang secara khusus menangani dan memantau kegiatan
penerapan GCG di Perum BULOG. Perusahaan telah menerbitkan dokumen-dokumen
pendukung dalam penerapan GCG seperti Pedoman GCG (Code of Corporate Governance)
dan Pedoman Perilaku (Code of Conduct). Selain itu, Perusahaan juga telah menyusun Board
Manual sebagai pedoman tata kerja, hubungan dan komunikasi Direksi dengan Dewan
Pengawas.

Organ Perusahaan maupun organ pendukung Perusahaan harus memenuhi prinsip-prinsip


GCG dalam setiap kegiatan yang berkaitan dengan pengurusan operasional maupun
administrasi Perusahaan. Dalam pengurusan usaha, Direksi dibantu oleh Sekretariat
Perusahaan dan Satuan Pengawas Intern sebagai organ pendukung Perusahaan. Sedangkan
Dewan Pengawas Perum BULOG dibantu oleh Komite Audit dan Komite Tata Kelola
Perusahaan sebagai organ pendukung Perusahaan yang berperan dalam membantu
meningkatkan efektivitas pelaksaaan fungsi pengawasan dan pemberian nasihat kepada
Direksi dalam menjalankan kegiatan pengurusan Perusahaan.

Dalam rangka meningkatkan kesadaran serta wawasan setiap Insan Perum BULOG tentang
penerapan prinsip-prinsip GCG, Perusahaan senantiasa melakukan kegiatan sosialisasi
pelaksanaan GCG di lingkungan internal Perusahaan. Kegiatan sosialisasi telah dilaksanakan
secara berkesinambungan dengan melibatkan bantuan dan pendampingan dari tenaga ahli di
bidang GCG; melakukan kunjungan ke Unit Kerja di daerah (Divisi Regional) untuk
mensosialisasikan pelaksanaan GCG; workshop dan penyampaian materi GCG dan Pedoman
Perilaku pada kegiatan pendidikan internal (diklat) Perum BULOG serta sosialisasi oleh
manajemen yang rutin dilaksanakan pada berbagai kesempatan rapat-rapat internal.
GCG Manual
Dalam menjalankan kegiatan usahanya, perusahaan telah berkomitmen untuk konsisten
menerapkan prinsip-prinsip GCG secara optimal mengingat arti pentingnya penerapan GCG
tersebut sebagai perangkat untuk meningkatkan kinerja dan akuntabilitas kepada para
pemangku kepentingan. Berikut GCG Manual di Perum BULOG :

1. Panduan Tata Kelola Perusahaan (Code Of Corporate Governance)

Pedoman Tata Kelola Perusahaan ini disusun sebagai acuan bagi seluruh Insan Perusahaan

dalam melaksanakan praktek Good Corporate Governance (GCG) dalam menjalankan

aktivitas bisnisnya di Perum BULOG.

Penerapan prinsip-prinsip GCG (Transparency, Accountability, Responsibility, Independency

dan Fairness) bertujuan anatara lain :

 Mengoptimalkan nilai perusahaan agar memiliki daya saing yang kuat, baik secara
nasional maupun internasional, sehingga mampu mempertahankan keberadaannya
dan hidup berkelanjutan untuk mencapai maksud dan tujuan perusahaan
 Mendorong pengelolaan perusahaan secara profesional, efisien, memberdayakan
fungsi dan meningkatkan kemandirian pengelola Organ Perusahaan
 Mendorong Organ Perusahaan membuat keputusan dan menjalankan tindakan
dilandasi nilai moral tinggi dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan
serta kesadaran akan adanya tanggung jawab sosial perusahaan kepada Pemangku
Kepentingan maupun kelestarian lingkungan di sekitar Perusahaan
 Meningkatkan kontribusi Perusahaan dalam perekonomian nasional
 Meningkatkan iklim yang kondusif bagi perkembangan investasi nasional

Pedoman Tata Kelola Perusahaan ini mengatur tentang struktur tata kelola perusahaan

(organ utama dan organ pendukung perusahaan), proses tata kelola, serta pengelolaan

hubungan dengan pemangku kepentingan.

> Download Dokumen Pedoman Corporate Governance di Lingkungan Perum BULOG

2. Pedoman Perilaku (Code Of Conduct)

Panduan Perilaku merupakan naskah yang memuat hal-hal yang seharusnya dilakukan dan

tidak dilakukan insan perusahaan atas dasar etika. Panduan ini bertujuan memberikan

pedoman bagi insan perusahaan dalam melaksanakan tugasnya sehingga insan perusahaan
memahami tanggung jawab pribadi secara profesional dan membuat pilihan yang benar

serta berkomitmen untuk bertindak secara beretika.

Dengan diberlakukannya Panduan Perilaku ini di lingkungan perusahaan, diharapkan

kegiatan usaha perusahaan dapat dilaksanakan secara harmonis sesuai dengan asas-asas

Good Corporate Governance (GCG) dalam upaya untuk mencapai visi dan misi perusahaan

yang telah ditetapkan.

> Download Dokumen Panduan Perilaku (Code Of Conduct) Perum BULOG

3. Board Manual Perum BULOG

Board Manual merupakan petunjuk tata laksana kerja Dewan Pengawas dan Direksi Perum

BULOG yang menjelaskan tahapan aktivitas secara terstruktur, sistematis, mudah dipahami

dapat dijalankan dengan konsisten sehingga dapat menjadi acuan bagi Dewan Pengawas dan

Direksi dalam melaksanakan tugas masing-masing dalam mencapai Visi dan Misi Perusahaan.

Board Manual ini dimaksudkan untuk menjelaskan hubungan kerja Dewan Pengawas dan

Direksi dalam melaksankan tugas sesuai peran dan fungsinya, agar tercipta pengelolaan

Perusahaan secara profesional, transparan dan efisien.

Ruang lingkup Board Manual Perum BULOG meliputi Pendahuluan, Dewan Pengawas,

Direksi, Hubungan Kerja Dewan Pengawas dan Direksi, serta Penggunaan waktu, sarana dan

fasilitas perusahaan.

> Download Dokumen Board Manual Perum BULOG


Struktur Tata Kelola Perusahaan
Struktur Tata Kelola Perusahaan meliputi organ utama dan organ pendukung. Organ Utama
di Perum BULOG meliputi Rapat Pembahasan Bersama (RPB), Dewan Pengawas dan
Direksi. Sedangkan Organ Pendukung meliputi Komite di bawah Dewan Pengawas,
Sekretaris Perusahaan, Satuan Pengawas Intern dan Auditor Eksternal. Fungsi utama organ
pendukung adalah membantu organ utama Perusahaan, yaitu Direksi dan Dewan Pengawas
untuk menjalankan pengurusan perusahaan sesuai prinsip-prinsip GCG.

1. Rapat Pembahasan Bersama (RPB)

Rapat Pembahasan Bersama (RPB) merupakan organ yang memegang kekuasaan tertinggi

dalam perusahaan dan memegang segala wewenang yang tidak diserahkan kepada Direksi

atau Dewan Pengawas. Rapat Pembahasan Bersama diselenggarakan oleh Kementerian

BUMN selaku Wakil Pemerintah sebagai Pemilik Modal Perum BULOG dan dihadiri oleh

Menteri Negara BUMN cq. Deputi Teknis Kementerian BUMN beserta jajarannya, Dewan

Pengawas dan Direksi beserta jajarannya.

RPB dalam perusahaan terdiri dari RPB Tahunan dan RPB Luar Biasa. Pelaksanaan RPB

Tahunan diselenggarakan antara lain untuk menyetujui/mengesahkan Laporan Tahunan dan

Perhitungan Tahunan, Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) serta Rencana Jangka

Panjang Perusahaan (RJPP). Sedangkan Pelaksanaan RPB Luar Biasa dapat diadakan setiap

saat jika dianggap perlu, untuk menetapkan atau memutuskan hal-hal yang tidak dilakukan

pada RPB Tahunan.

2. Dewan Pengawas

Dewan Pengawas adalah organ perusahaan yang bertugas melakukan pengawasan dan

memberikan nasihat kepada Direksi jika dipandang perlu dalam mengelola perusahaan serta

memantau efektifitas praktek Good Corporate Governance (GCG) yang diterapkan oleh

Perum BULOG.

Berdasarkan Ketentuan Umum Peraturan Pemerintah No. 13 tahun 2016 tentang Perusahaan

Umum (Perum) BULOG, Dewan Pengawas adalah organ perusahaan yang bertugas

melakukan pengawasan dan memberikan nasihat kepada Direksi dalam menjalankan


kegiatan Pengurusan Perusahaan. Dalam melaksanakan tugasnya, Dewan Pengawas

bertanggung jawab :

1. Melakukan pengawasan terhadap kebijakan pengurusan dan jalannya pengurusan


pada umumnya mengenai Perusahaan dan usaha Perusahaan yang dilakukan oleh
Direksi, termasuk pengawasan terhadap pelaksanaan RJPP, RKAP, Ketentuan
Anggaran Dasar, Keputusan Menteri, dan/atau ketentuan peraturan perundang-
undangan;
2. Memberikan nasihat kepada Direksi untuk kepentingan Perusahaan sesuai dengan
maksud dan tujuan Perusahaan.

Untuk membantu kelancaran pelaksanaan tugasnya di lingkungan kerja Dewan Pengawas,

maka Ketua Dewan Pengawas dapat mengangkat seorang Sekretaris Dewan Pengawas.

Dalam rangka pelaksanaan tugasnya, Dewan Pengawas mengadakan rapat secara berkala

sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam 1 (satu) bulan atau sewaktu-waktu apabila dipandang

perlu.

Dewan Pengawas dapat mengundang Direksi untuk membahas hal-hal penting dan

mendesak yang memerlukan persetujuan Dewan Pengawas. Setiap pelaksanaan rapat Dewan

Pengawas harus dibuat risalah rapat oleh Sekretaris Dewan Pengawas.

3. Direksi

Direksi merupakan organ perusahaan yang bertanggung jawab atas kepengurusan

perusahaan untuk kepentingan dan tujuan perusahaan serta mewakili Perusahaan baik di

dalam maupun di luar pengadilan. Direksi diangkat oleh Menteri berdasarkan pertimbangan

keahlian, integritas, kepemimpinan, pengalaman, jujur, perilaku yang baik dan dedikasi tinggi

untuk memajukan Perusahaan. Pengangkatan Direksi ditetapkan melalui seleksi uji kelayakan

dan kepatutan yang dilakukan oleh tim dan/atau lembaga profesional yang dibentuk

dan/atau ditunjuk oleh Menteri. Masa jabatan anggota Direksi ditetapkan 5 (lima) tahun dan

dapat diangkat kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan. Sesuai anggaran Dasar Perum

BULOG, tugas dan tanggung jawab Direksi adalah sebagai berikut :


o Memimpin, mengurus dan mengelola Perusahaan sesuai dengan tujuan Perusahaan
dengan senantiasa berusaha meningkatkan daya guna dan hasil guna Perusahaan;
o Menguasai, memelihara dan mengurus kekayaan Perusahaan;
o Mewakili Perusahaan di dalam dan di luar Pengadilan;
o Menyiapkan Rencana Jangka Panjang serta Rencana Kerja dan Anggaran
Perusahaan;
o Mengadakan dan memelihara pembukuan dan administrasi Perusahaan sesuai
dengan kelaziman yang berlaku bagi suatu Perusahaan;
o Menyiapkan struktur organisasi dan tata kerja Perusahaan lengkap dengan perincian
tugasnya;
o Melakukan kerjasama usaha, membentuk anak Perusahaan dan melakukan
penyertaan modal dalam badan usaha lain dengan persetujuan Menteri;
o Menyiapkan laporan tahunan dan laporan berkala.

Sesuai Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor : Per-01/MBU/2011 pasal 19, tugas dan

tanggung jawab Direksi diperluas untuk hal-hal sebagai berikut :

o Direksi harus melaksanakan tugasnya dengan itikad baik untuk kepentingan


Perusahaan dan sesuai dengan maksud dan tujuan Perusahaan, serta memastikan
agar BUMN melaksanakan tanggung jawab sosialnya serta memperhatikan
kepentingan dari berbagai Pemangku Kepentingan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
o Salah seorang anggota Direksi ditunjuk oleh Rapat Direksi sebagai penanggung
jawab dalam penerapan dan pemantauan GCG di BUMN yang bersangkutan.
o Direksi harus menyampaikan informasi mengenai identitas, pekerjaan-pekerjaan
utamanya, jabatan Dewan Komisaris di anak perusahaan/perusahaan patungan
dan/atau perusahaan lain, termasuk rapat-rapat yang dilakukan dalam satu tahun
buku (rapat internal maupun rapat gabungan dengan Dewan Pengawas), serta gaji,
fasilitas, dan/atau tunjangan lain yang diterima dari BUMN yang bersangkutan dan
anak perusahaan/perusahaan patungan BUMN yang bersangkutan, untuk dimuat
dalam Laporan Tahunan Perusahaan.
o Direksi wajib melaporkan kepada Perusahaan mengenai kepemilikan sahamnya
dan/atau keluarganya (istri/suami dan anak-anaknya) pada Perusahaan yang
bersangkutan dan perusahaan lain, termasuk setiap perubahannya.

Dalam mendukung kelancaran pelaksanaan tugasnya, Direksi mengadakan Rapat Direksi

paling sedikit 1 (satu) kali dalam sebulan. Selain rapat Direksi, Direksi juga menghadiri Rapat

Gabungan antara Dewan Pengawas dan Direksi yang diselenggarakan 1 (satu) kali dalam

sebulan, biasanya dilaksanakan pada hari Selasa pada minggu ketiga atau keempat tiap

bulan. Setiap pelaksanaan rapat Direksi harus dibuatkan risalah rapat oleh Sekretaris

Perusahaan, sedangkan risalah rapat gabungan Dewas Direksi dibuat oleh Sekretaris

Perusahaan bersama Sekretaris Dewan Pengawas.


4. Komite di bawah Dewan Pengawas

Berdasarkan Surat Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor S-375/MBU.Wk/2011

tentang Kebijakan Menteri Negara BUMN Dalam Pengurusan dan Pengawasan BUMN, dan

Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor PER-12/MBU/2012 tentang

Organ Pendukung Dewan Komisaris/Dewan Pengawas Badan Usaha Milik Negara, bahwa

Dewan Pengawas wajib membentuk Komite Audit dan 1 (satu) Komite lainnya yang bekerja

secara kolektif dan berfungsi membantu Dewan Pengawas dalam melaksanakan tugasnya.

Sesuai dengan peraturan tersebut, maka Dewan Pengawas Perum BULOG sepakat

membentuk 2 (dua) Komite yaitu Komite Audit dan Komite Tata Kelola Perusahaan yang

tercantum dalam dengan Keputusan Dewan Pengawas tentang Organisasi dan Tata Kerja

Dewan Pengawas Perum BULOG.

Komite Audit berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 13 tahun 2016 tanggal 13 Mei 2016,

bertugas membantu Dewan Pengawas dalam :

0. Memastikan efektifitas sistem dan pengendalian intern serta efektifitas pelaksanaan


tugas eksternal auditor dan internal auditor;
1. Menilai pelaksanaan kegiatan serta hasil audit yang dilakukan oleh SPI maupun
Auditor Eksternal;
2. Memberikan rekomendasi mengenai penyempurnaan sistem dan pengendalian
manajemen serta pelaksanaannya;
3. Memastikan telah terdapat prosedur review yang memuaskan terhadap segala
informasi yang dikeluarkan perusahaan ;
4. Melakukan identifikasi terhadap hal-hal yang memerlukan perhatian Dewas serta
tugas-tugas Dewas lainnya;
5. melakukan tugas lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan dan/atau
yang ditetapkan oleh Dewan Pengawas.
6.

Komite Tata Kelola Perusahaan mempunyai tugas membantu Dewas dalam:

7. Memantau penerapan tata kelola perusahaan yang baik (TKP) pada Perum BULOG
baik pusat maupun daerah;
8. Melakukan evaluasi terhadap penerapan TKP dalam rangka meningkatkan prinsip
keterbukaan, akuntabilitas, dapat dipercaya, bertanggung jawab, dan adil agar
perusahaan memiliki daya saing yang kuat, baik secara nasional maupun
internasional;
9. Melakukan kajian terhadap penerapan TKP dalam rangka peningkatan pelaksanaan
TKP di masa yang akan datang;
10. Memantau kegiatan pengelolaan manajemen risiko di bidang operasi dan
pengembangan usaha dalam rangka mengurangi kerugian atau yang dapat
mengganggu kelangsungan perusahaan;
11. Melakukan penilaian secara berkala dan merekomendasikan risiko usaha dari
kegiatan operasi dan pengembangan usaha;
12. Melakukan evaluasi terhadap risiko usaha baik pada kegiatan operasi dan
pengembangan usaha yang merupakan kajian terhadap tahapan pengendalian risiko
untuk masukan dalam pengendalian risiko berikutnya dan atau kebijakan
selanjutnya;
13. Melakukan penilaian secara berkala dan merekomendasikan tentang Pengembangan
terhadap kebijakan dan strategi di bidang industri, perdagangan, jasa dan lain-
lainyang berkaitan dengan kegiatan perusahaan;
14. Melakukan evaluasi terhadap Pengembangan kebijakan dan strategi di bidang
industri, perdagangan, jasa dan lainnya yang diberkaitan dengan kegiatan
perusahaan;
15. Melaporkan secara berkala hasil pelaksanaan tugas kepada Ketua Dewan Pengawas.
5. Satuan Pengawas Intern (SPI)

Fungsi Audit Internal di Perum BULOG dijalankan oleh Satuan Pengawas Intern
(SPI). Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 7 tahun 2003 tentang Pendirian BULOG,
Satuan Pengawas Intern bertanggung jawab kepada Direktur Utama dan bertugas
membantu Direktur Utama dalam melaksanakan pemeriksaan intern keuangan dan
pemeriksaan operasional perusahaan serta menilai pengendalian, pengelolaan dan
pelaksanaannya pada perusahaan serta memberikan saran-saran perbaikan.

Dalam pelaksanaan kegiatannya, SPI dipimpin oleh seorang Kepala SPI yang
bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama dan membawahi 10 (sepuluh)
kantor wilayah SPI regional yang tersebar di beberapa wilayah operasional Perum
BULOG. Selain itu, Kepala SPI juga membawahi 4 (empat) Kepala Bidang dan
Auditor di Kantor Pusat.

Selain melakukan audit kegiatan manajemen perusahaan, SPI juga harus memberikan
laporan hasil pemeriksaan atau hasil pelaksanaan tugas SPI kepada Direktur Utama,
serta memonitor tindak lanjut atas hasil pemeriksaan yang telah dilaporkan.

Kedudukan tugas dan tanggung jawab SPI dituangkan dalam Internal Audit Charter.
Internal Audit Charter dimaksudkan sebagai acuan kerja bagi para auditor internal SPI
Perum Bulog sehingga dapat melaksanakan tugasnya secara profesional serta sesuai
dengan prinsip-prinsip GCG. Sesuai ketentuan Internal Audit Charter dan Pedoman
Pemeriksaan, pelaksanaan tugas pengawasan SPI didasarkan atas Program Kerja
Pemeriksaan Tahunan (PKPT) yang kemudian atas hasilnya pengawasannya
dituangkan dalam Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP). Program Kerja Pemeriksaan
Tahunan (PKPT) dilaksanakan setiap tahun oleh personil SPI di Kantor Pusat maupun
personil SPI di Kantor Wilayah Divisi Regional.

6. Sekretaris Perusahaan
Perusahaan mengangkat Sekretaris Perusahaan (Sesper) yang bertindak sebagai pejabat

penghubung (“liaison officer”) antara Pemilik Modal, Dewan Pengawas, Direksi, unit kerja

perusahaan dan pemangku kepentingan lainnya. Sekretaris Perusahaan bertanggung jawab

memberikan dan menyiapkan informasi untuk Direksi dan Dewan Pengawas secara berkala

apabila diminta. Sesuai Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor Per-01/MBU/2011 tanggal

1 Agustus 2011 tentang Penerapan Tata Kelola yang Baik (Good Corporate Governance) pada

Badan Usaha Milik Negara, sesper memiliki fungsi :

o Memastikan Perusahaan mematuhi peraturan tentang persyaratan keterbukaan


sejalan dengan penerapan prinsip - prinsip GCG;
o Memberikan informasi yang dibutuhkan oleh Direksi dan Dewan Pengawas secara
berkala dan/atau sewaktu-waktu apabila diminta;
o Sebagai penghubung (liaision officer) ; dan
o Menatausahakan serta menyimpan dokumen perusahaan, termasuk tetapi tidak
terbatas pada daftar Pemegamg Saham, Daftar Khusus dan risalah rapat Direksi,
rapan Dewan Komisaris atau Dewan Pengawas dan RUPS.
7. Auditor Eksternal

Auditor Eksternal sebagai pihak yang independen dan profesional memberikan pernyataan

pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang

berlaku umum. Auditor eksternal ditetapkan dalam RPB dari calon-calon yang diajukan oleh

Dewan Pengawas. Auditor Eksternal harus bebas dari pengaruh Dewan Pengawas, Direksi

dan pemangku kepentingan di perusahaan serta tidak diperbolehkan memberikan jasa lain di

luar audit selama periode pemeriksaan. Pemeriksaan oleh Auditor Ekstern dilakukan sesuai

dengan standar pemeriksaan yang berlaku umum dan sesuai dengan kode etik profesi.
Assesment GCG
Untuk mengukur penerapan Good Corporate Governance (GCG) dan dalam rangka
memenuhi kewajiban perusahaan yang tertuang dalam Peraturan Menteri Negara BUMN No.
PER-01/MBU/2011 tanggal 1 Agustus 2011 tentang Penerapan Tata Kelola Yang Baik
(Good Corporate Governance) pada Badan Usaha Milik Negara, perusahaan wajib
melaksanakan penilaian (assessment) penerapan GCG yang dilaksanakan secara berkala dua
tahunan oleh Assessor Independen. Tujuan assessment adalah untuk memperoleh gambaran
mengenai kondisi penerapan GCG yang dikaitkan dengan best practice penerapan GCG serta
mengidentifikasi area - area pengurusan Perusahaan yang masih memerlukan upaya
perbaikan/penyempurnaan (Area of Improvement).

Metodologi assessment menggunakan parameter yang tertuang dalam Keputusan Sekretaris


Kementerian BUMN Nomor : SK-16/S.MBU/2012 tanggal 6 Juni 2012 tentang
Indikator/Parameter Penilaian dan Evaluasi atas Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang
Baik (Good Corporate Governance) pada BUMN. Penilaian penerapan GCG Perum BULOG
(GCG Scorecard) meliputi 6 (enam) aspek pengujian pada 43 indikator dan terdiri dari 153
parameter dan 568 faktor uji. Aspek penilaian penerapan GCG Perum BULOG adalah
sebagai berikut:

1. Komitmen terhadap Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik secara


berkelanjutan.
2. Pemilik Modal dan Rapat Pembahasan Bersama (RPB)
3. Dewan Pengawas
4. Direksi
5. Pengungkapan Informasi dan Transparasi
6. Aspek lainnya.

Tujuan pelaksanaan Assessment Penerapan GCG Perum BULOG adalah sebagai berikut :

1. Menguji dan menilai penerapan GCG di Perusahaan melalui elaborasi kondisi


penerapan GCG dan dengan kondisi nyata yang diterapkan di Perum BULOG,
melalui pemberian skor/nilai atas penerapan GCG dan kategori kualitas penerapan
GCG;
2. Mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan penerapan GCG di Perum BULOG, serta
mengusulkan rekomendasi perbaikan untuk mengurangi celah (gap) antara kriteria
GCG dengan penerapan GCG;
3. Memberikan rekomendasi penyempurnaan terhadap kesenjangan yang ditemukan
dalam implementasi GCG di Perum BULOG sejalan dengan best practices;
4. Memonitor konsistensi penerapan GCG di Perum BULOG dan memperoleh masukan
untuk penyempurnaan dan pengembangan kebijakan GCG di lingkungan Perum
BULOG.

Ruang lingkup pelaksanaan assessment penerapan GCG Perum BULOG meliputi berbagai
tahap pelaksanaan, yaitu :

1. Analisa Penilaian penerapan GCG terhadap dokumen- dokumen Perum BULOG


dengan menggunakan metode Desk Study yaitu cara pengumpulan data dan informasi
melalui pemeriksaan dan analisis data dan informasi yang menggunakan data
sekunder, baik berupa dokumen-dokumen internal/eksternal Perusahaan, peraturan
perundang-undangan yang terkait, serta laporan dan data statistik terkait lainnya;
2. Wawancara dan Penyebaran Kuisioner kepada Organ dan Organ Pendukung
Perusahaan (Direksi, Dewan Pengawas, Sekretaris Perusahaan, SPI, dan Pejabat
terkait lainnya);
3. Konsultasi dan reviu berkala hasil kerja Tim Ahli sebagai Assessor Independen
penerapan GCG Perum BULOG;
4. Pembahasan bersama hasil skoring sementara oleh Assessor Independen dengan tim
Counterpart dari Perum BULOG;
5. Pemaparan hasil penilaian Assessment oleh Assessor Independen;
6. Penyusunan Laporan Hasil Assessment oleh Assessor Independen, meliputi :
a. Disclaimer,
b. Ringkasan Eksekutif,
c. Kertas Kerja,
d. Hasil Penilaian Assessment,
e. Scoring,
f. Daftar usulan Rekomendasi/Kerangka Kerja Implementasi.

Pelaksanaan Assessment penerapan GCG menjadi salah satu Key Performance Indikator
(KPI) dalam Kontrak Manajemen Perusahaan, yaitu pada bagian perspektif kepemimpinan
dalam bentuk pencapaian skor assessment GCG dengan target skor yang meningkat dari
tahun ke tahun. Tingkat pencapaian skor penerapan GCG Perum BULOG menunjukkan
peningkatan yang berarti dari tahun ke tahun, seperti terlihat pada tabel di bawah ini :

Anda mungkin juga menyukai