Anda di halaman 1dari 10

Jurnal AKSI (Akuntansi dan Sistem Informasi) Vol. 4 No.

1, Mei 2019
p-ISSN: 2528-6145 dan e-ISSN: 2541-3198
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FINANCIAL DISTRESS PADA
PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI INDONESIA

Pusvita Indria Mei Susilowati1, M. Rizali Fadlillah2


rizalfadey@gmail.com2
Universitas Lambung Mangkurat
(Jl. Brigjend H. Hasan Basry – Kampus Unlam, Banjarmasin)

Abstrak: Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan memperoleh bukti empiris pengaruh
dari faktor-faktor yang diwakili oleh Likuiditas, Leverage, Operating Capacity, Profitabilitas,
dan Firm Growth terhadap kondisi financial Distress pada perusahaan manufaktur yang ada
di Bursa Efek Indonesia dalam periode 2015-2017. Penelitian ini termasuk dalam kategori
penelitian asosiatif. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif untuk mengetahui
pengaruh suatu variabel terhadap variabel lainnya. Seluruh perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2015 hingga 2017 merupakan populasi dari
penelitian ini. Kemudian, jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 101
perusahaan dengan menggunakan purposive sampling sebagai teknik sampling. Sampel
dipilih dengan syarat memenuhi kriteria-kriteria sampel yang telah ditentukan. Faktor-faktor
yang menjadi variabel penelitian ini adalah likuiditas, leverage, operating capacity,
profitabilitas, dan firm growth sebagai variabel bebas, dan financial distress sebagai variabel
terikat. Penelitian ini memakai data berupa data sekunder. Sementara itu, metode analisis
yang digunakan pada penelitian ini berupaka metode analisis regresi logistik biner dengan
menjalankan program SPSS versi 23. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa variabel
likuiditas, leverage, operating capacity dan profitabilitas mempunyai pengaruh signifikan
pada kondisi financial distress perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. Sementara itu, firm growth tidak ada pengaruh signifikan pada kondisi financial
distress perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Kata Kunci – financial distress, profitabilitas, leverage, likuiditas, firm growth
Abstract: This study conducted to understand and get empirical evidence from the effect of
factors which represented by Liquidity, Leverage, Operating Capacity, Profitability and Firm
Growth on Financial Distress at manufacture companies which listed on Indonesia Stock
Exchange from 2015-2017. This study is an associative research category. This study uses
quantitative methods to determine the effect of a variable on other variables. All of
manufacturing companies which listed on the Indonesia Stock Exchange in the period 2015
to 2017 are the population of this study. Then, the number of samples used are 101
companies which purposive sampling as the sample technique. Samples are selected using
the specified criteria.The factors that become the variables in this research are liquidity,
leverage, operating capacity, profitability and firm growth as independent variables, and
financial distress as dependent variable. This research used secondary data. The data
analysis technique used binary logistic regression supported by SPSS version 23. The result
of this research showed that liquidity, leverage, operating capacity, and profitability have
significant influence on the condition of financial distress of manufacturing companies listed
in Indonesia Stock Exchange. Meanwhile, firm growth do not have significant influence on
the condition of financial distress of manufacturing companies listed in Indonesia Stock
Exchange.
Keywords - financial distress, profitability, leverage, liquidity, firm growth

19
Jurnal AKSI (Akuntansi dan Sistem Informasi) Vol. 4 No. 1, Mei 2019
p-ISSN: 2528-6145 dan e-ISSN: 2541-3198
PENDAHULUAN melihat laporan keuangan perusahaan. Hal
Kebutuhan hidup manusia terus tersebut dilakukan dengan menganalisis
meningkat seiring dengan perkembangan laporan keuangan tersebut. Laporan
zaman. Untuk memenuhi kebutuhan keuangan dianalisis menggunakan rasio-
tersebut, semakin banyak pula berdiri rasio keuangan yang menggambarkan
perusahaan-perusahaan penghasil barang kondisi baik atau buruk keuangan suatu
dan jasa. Suatu perusahaan harus terus perusahaan, termasuk kondisi financial
meningkatkan dan menjaga kinerjanya distress. dan bermanfaat untuk
untuk menjadi perusahaan yang sehat dan memprediksikan kinerja perusahaan
terhindar dari permasalahan keuangan seperti financial distress. Oleh karena itu,
(financial distress) atau bahkan peneliti menggunakan rasio-rasio tersebut
kebangkrutan. sebagai variabel independen.
Perusahaan yang dikatakan Likuiditas digunakan dalam
mengalami kondisi financial distress dapat mengukur seberapa besar kemampuan
mengalami de-listing atau penghapusan perusahaan dalam memenuhi kewajiban
dari Bursa Efek Indonesia atau disingkat lancar mereka menggunakan aset
menjadi BEI. Perusahaan-perusahaan yang lancarnya. Tingginya likuiditas perusahaan
mengalami de-listing atau penghapusan memberikan gambaran yang baik bagi
pada umumnya mengalami financial pihak internal maupun eksternal
distress atau kesulitan keuangan yang perusahaan karena perusahaan dianggap
mengakibatkan tidak dapat memenuhi dapat memenuhi kewajiban lancarnya saat
kewajibannya. Kasus yang paling hangat jatuh tempo. Hasil penelitian Reta
adalah perusahaan PT Dwi Aneka Jaya Eminingtyas (2017) dan Sutiono (2017)
Kemasindo Tbk. (DAJK) terancam de- menunjukkan bahwa variabel likuiditas
listing dari BEI. Penghapusan yang mempunyai pengaruh pada variabel
dialami oleh PT. DAJK adalah disebabkan financial distress secara signifikan dan
oleh permasalahan keuangan (financial dengan arah negatif. Sementara itu,
distress) yang mengakibatkan perusahaan penelitian Okta Kusanti (2015)
tersebut gagal memenuhi pembayaran mengatakan variabel likuiditas tidak
utang beserta bunga saat jatuh dan memiliki pengaruh pada variabel financial
Pengadilan Niaga Jakarta telah distress.
menyatakan perusahaan tersebut pailit Leverage mengukur seberapa besar
(www.economy.okezone.com, Selasa 05 aset yang dimiliki perusahaan dibiayai atau
Desember 2017). Financial distress juga berasal dari utang. Apabila suatu
menyebabkan terjadi banyak fenomena perusahaan yang pembiayaannya sebagian
perusahaan dilikuidasi, hal ini terlihat besar berasal dari utang dari pihak ketiga,
dimana banyak perusahaan-perusahaan hal ini akan mengakibatkan risiko
yang tidak mampu memenuhi kewajiban kesulitan dalam pembayaran akibat aset
kepada perbankan. jauh lebih kecil dari utang perusahaan.
Ada banyak penyebab dan indikasi Hasil penelitian Sutiono (2017)
yang dapat menunjukkan perusahaan mengatakan variabel leverage memiliki
mengalami penurunan kinerja, salah pengaruh terhadap financial distress
satunya adalah financial distress. dengan signifikan dan arah positif.
Financial distress sendiri ialah tahap Sementara itu, penelitian Frans Julius
ketika turunnya kondisi keuangan sebuah (2017) menyatakan bahwa leverage tidak
perusahaan sebelum perusahaan tersebut memiliki pengaruh terhadap financial
harus dilikuidasi atau dinyatakan pailit distress.
(Platt & Platt, 2002). Kondisi financial Operating Capacity mengukur
distress yang terjadi pada perusahaan keefektifitasan penggunaan keseluruhan
dapat diprediksi salah satunya dengan aset dalam menghasilkan penjualan.

20
Jurnal AKSI (Akuntansi dan Sistem Informasi) Vol. 4 No. 1, Mei 2019
p-ISSN: 2528-6145 dan e-ISSN: 2541-3198
Tinggi rendahnya rasio ini menunjukkan METODE PENELITIAN
seberapa baik pengelolaan aset oleh Ruang Lingkup & Jenis Penelitian
perusahaan dalam menghasilkan output Penelitian ini termasuk dalam
guna menghasilkan laba sehingga terhindar
kategori penelitian asosiatif. Penelitian ini
dari permasalahan keuangan. Penelitian menggunakan metode kuantitatif yang
Reta Eminingtyas (2017) menyatakan merupakan metode penelitian yang
operating capacity memiliki pengaruh digunakan untuk meneliti data yang
pada variabel financial distress dengan bersifat statistik agar dapat menguji suatu
arah negatif. Sementara itu, penelitian hipotesis. Tujuan dari penelitian ini yaitu
Yeni Yustika (2015) menyatakan bahwa melihat bagaimana pengaruh suatu
operating capacity tidak berpengaruh variabel terhadap variabel lainnya.
terhadap kemungkinan terjadinya financial Penelitian ini dilakukan pada perusahaan
distress. manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Profitabilitas mengukur Indonesia (BEI) dengan mengunduh
kemampuan perusahaan menggunakan aset laporan keuangan perusahaan yang telah
untuk menghasilkan laba. Semakin tinggi diaudit yang dapat diakses melalui situs
rasio ini maka semakin baik perusahaan www.idx.co.id. Penelitian ini
tersebut dalam memperoleh laba. menggunakan financial distress sebagai
Penelitian Orchid Gobenvy (2014) dan variabel dependen, sedangkan likuiditas,
Lillananda Putri Mayangsari (2015) leverage, operating capacity, profitabilitas
mengatakan variabel profitabilitas dan firm growth sebagai variabel
memiliki pengaruh negatif signifikan pada independen.
financial distress. Sementara itu, Okta
Kusanti (2015) membuktikan financial
Populasi & Sampel
distress tidak dipengaruhi oleh
profitabilitas. Peneliti menggunakan perusahaan
Firm growth dapat menunjukkan di bidang manufaktur yang list di BEI pada
kemampuan perusahaan dalam periode 2015 – 2017 sebagai populasi
meningkatkan ukuran perusahaannya. penelitian. Teknik pengambilan sampel
Pertumbuhan perusahaan mencerminkan dalam penelitian ini menggunakan teknik
pengelolaan perusahaan dalam purposive sampling dengan menggunakan
menjalankan kegiatan operasinya dari kriteria-kriteria sebagai berikut:
tahun ke tahun. Widhiari dan Merkusiwati 1. Perusahaan manufaktur yang masih
(2015) mengatakan variabel firm growth ada di BEI selama periode 2015 – 2017
memiliki pengaruh pada variabel financial 2. Perusahaan Manufaktur yang ada di
distress. Sementara itu, penelitian Frans BEI yang memiliki laporan keuangan
Julius (2017) mengatakan variabel firm yang dipublikasi selama periode 2015
growth tidak berpengaruh pada variabel – 2017 berturut-turut
financial distress. 3. Perusahaan dengan mata uang rupiah
Rumusan masalah berdasarkan di laporan keuangannya. Kriteria ini
uraian di atas ialah bagaimana pengaruh digunakan karena diperlukan saat
likuitiditas, leverage, operating capacity, menghitung Market Value of Equity
profitabilitas dan firm growth terhadap setiap perusahaan pada Fact Book
financial distress pada perusahaan tahunan yang diterbitkan BEI.
manufaktur di BEI ?

21
Jurnal AKSI (Akuntansi dan Sistem Informasi) Vol. 4 No. 1, Mei 2019
p-ISSN: 2528-6145 dan e-ISSN: 2541-3198
Perusahaan manufaktur di BEI 𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑎𝑠𝑠𝑒𝑡
Current ratio = 𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑙𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠
dalam periode 2015 – 2017 adalah
sebanyak 161 perusahaan, dari 161 Leverage (X2)
perusahaan tersebut 7 perusahaan telah
mengalami delisting atau pindah sektor, 20 Leverage ialah rasio yang dapat
perusahaan tidak memiliki laporan dipakai untuk menghitung seberapa besar
keuangan dari periode 2015 – 2017 secara pembelanjaan atau pembiayaan suatu
berturut-turut, 28 perusahaan perusahaan berasal dari utang. Menurut
menggunakan mata uang selain rupiah, dan Sudana (2015) leverage diukur
5 perusahaan dengan data outlier, sehingga menggunakan rumus debt ratio berikut:
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑑𝑒𝑏𝑡
perusahaan yang terpilih berdasarkan Debt ratio = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑠𝑒𝑡
kriteria yang ada sebanyak 101 perusahaan
dengan 303 sampel (jumlah perusahaan Operating Capacity (X3)
terpilih x 3 tahun periode pengamatan). Operating capacity atau yang
disebut juga rasio aktivitas ialah rasio
Variabel dan Definisi Operasional pengukur keefektivitasan dan efisiensi
Variabel suatu perusahaan mengelola aset
Variabel dependen pada penelitian perusahaan tersebut. Menurut Sudana
ini yaitu financial distress yang berupa (2015) rasio operating capacity dapat
variabel dummy. Financial distress sendiri diukur dengan memakai rumus TOTA,
ialah tahap ketika turunnya kondisi yaitu:
keuangan sebuah perusahaan sebelum 𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠
Total asset turn over =
perusahaan tersebut harus dilikuidasi atau 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠
dinyatakan pailit (Platt & Platt, 2002).
Profitabilitas (X4)
Sudana (2015) mengatakan financial
distress diukur dengan menggunakan Rasio profitabilitas ialah rasio yang
Altman Z-Score. Skor Z* = 2,675 menghitung besaran kemampuan suatu
merupakan batas yang mengindikasikan perusahaan untuk memperoleh laba
jika suatu perusahaan memiliki nilai Z < menggunakan seluruh jenis modal, aset
2,675, sehingga dikatakan perusahaan dan penjualan perusahaan. Sudana (2015)
financial distress dan diberi skor 1. menyatakan rasio profitabilitas dapat
Sementara itu, jika suatu perusahaan diukur dengan beberapa rumus, salah
memiliki nilai Z > 2,675 maka dikatakan satunya menggunakan rumus return on
non-financial distress dan diberi skor 0. assets berikut:
E𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝑎𝑓𝑡𝑒𝑟 𝑡𝑎𝑥𝑒𝑠
Z = 3,3 𝑇1 1 + 1,2 𝑇2 + 1,0 𝑇3 + 0,6 𝑇4 + Return on Assets =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠
1,4 𝑇5
Firm Growth (X5)
Ket: Tl = EBIT/Total Assets, T2 = Net
Working Capital/Total Assets, T3 = Pertumbuhan perusahaan (firm
Sales/Total Assets, T4 = MVE/Total Debt, growth) ialah rasio menunjukkan seberapa
T5 = Retained Earnings/Total Assets dan Z besar perusahaan mampu mempertahankan
= Nilai Z-Score keadaan ekonominya sejalan dengan
perekonomian & sektor usahanya yang
Likuiditas (X1) terus tumbuh. Menurut Harahap (2008) ,
rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
Rasio likuiditas merupakan rasio 𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠 𝑡 − 𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠 𝑡−1
Sales Growth =
yang dapat dipakai sebagai pengukur 𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠 𝑡−1
kemampuan aset lancar perusahaan untuk
membayar utang jangka pendeknya.
Menurut Sudana (2015) likuiditas diukur
menggunakan rumus current ratio, yaitu:

22
Jurnal AKSI (Akuntansi dan Sistem Informasi) Vol. 4 No. 1, Mei 2019
p-ISSN: 2528-6145 dan e-ISSN: 2541-3198
Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Menilai Keseluruhan Model (Overall
Data Model Fit Test)
Penelitian ini menggunakan teknik Pada penelitian ini, nilai -2Log
pengumpulan data berupa studi Likelihood pada block number = 0 adalah
dokumentasi, yang mana teknik dilakukan 418,300 sedangkan nilai -2Log Likelihood
dengan cara mengumpulkan data sekunder pada block number = 1 adalah 105,505.
dalam bentuk laporan keuangan dari Dengan demikian, model regresi secara
perusahaan manufaktur yang list di BEI keseluruhan layak karena terjadi
pada tahun 2015 hingga 2017. Uji statistik penurunan nilai -2Log Likelihood pada
deskriptif dan regresi logistik digunakan block number 1. Hasil overall model fit
sebagai metode analisis pada penelitian ini. test disajikan pada Tabel 2.
Model regresi tersebut ialah sebagai
berikut: Tabel 2
Overall Model Fit
𝑃
𝐿𝑛 = 𝛽0 + 𝛽1 𝑋1 + 𝛽2 𝑋2
(1 − 𝑃) Iteration -2 Log
+ 𝛽3 𝑋3 + 𝛽4 𝑋4 + 𝛽5 𝑋5 Step 0 418,300
Step 1 105,505

Koefisien Determinasi (R2)


HASIL DAN PEMBAHASAN
Nilai Nagelkerke R Square
Analisis Data berdasarkan hasil output SPSS adalah
0,860 yang artinya 86% perusahaan yang
Statistik Deskriptif
mengalami financial distress dipengaruhi
Berdasarkan hasil analisis statistik oleh variabel independen yaitu likuidtas,
deskriptif menggunakan program SPSS leverage, operating capacity, profitabilitas
versi 23, variabel financial distress dan firm growth. Sementara itu, nilai
memiliki rata-rata hitung sebesar 0,46 dari sebesar 14% (100%-86%) menunjukkan
total 303 sampel. Artinya persentase bahwa masih ada faktor lain di luar dari
sampel yang mengalami financial distress model penelitian ini yang mempengaruhi
yang diberi skor 1 sebanyak 46%. Artinya terjadinya financial distress pada
hampir setengah perusahaan mengalami perusahaan manufaktur. Hasil uji koefisien
financial distress, ada 140 sampel yang determinasi disajikan pada Tabel 3.
mengalami financial distress (skor 1) dan
Tabel 3
163 sampel yang non-financial distress
Model Summary
(skor 0) dari total pengamatan sebanyak
303 sampel. Hasil analisis statistik
Step -2 Log Cox & Nagelkerke
deskriptif disajikan pada Tabel 1.
Likelihood Snell R R Square
Tabel 1 Square
Statistik Deskriptif 1 105,505 a
,644 ,860
N Min Max Mean Std. Dev
Lik 303 ,03 15,16 2,34 2,00
Menguji Kelayakan Model Regresi
Lev 303 ,07 3,59 ,50 ,37 Nilai signifikansi adalah 0,857.
Opc 303 ,04 8,43 1,03 ,76
Pro 303 -,55 ,53 ,05 ,09 Signifikansi pada Hosmer and Lemeshow
Firm G 303 -,95 5,95 ,06 ,41 Test jauh melebihi nilai 0,05 sehingga
FD 303 0 1 ,46 ,50 goodness of fit model ini dapat dikatakan
Valid N
(listwise)
303 baik dan model regresi dapat diterima. Hal
ini berarti model mampu untuk

23
Jurnal AKSI (Akuntansi dan Sistem Informasi) Vol. 4 No. 1, Mei 2019
p-ISSN: 2528-6145 dan e-ISSN: 2541-3198
memprediksi nilai observasinya. Hasil uji Persamaan Regresi Logistik
kelayakan model regresi disajikan pada Persamaan regresi logistik
Tabel 4. menunjukkan nilai konstanta dan tingkat
Tabel 4 signifikansi. Pada tabel persamaan regresi
Hosmer and Lemeshow Test logistik menunjukkan diterima atau
ditolaknya hipotesis, hipotesis diterima
Chi- apabila tingkat signifikansi suatu variabel
Step square df Sig. lebih kecil dari 0,05. Sebaliknya, hipotesis
ditolak apabila tingkat signifikansi suatu
1 4,002 8 ,857 variabel lebih besar dari 0,05. Hasil
persamaan regresi logistik disajikan pada
Tabel 6.
Tabel Klasifikasi Tabel 6
Pada penelitian ini terdapat 163 Variables in the Equation
sampel yang non-financial distress. Hasil
B S.E Wald Df Sig Exp (B)
prediksi model terdapat 152 sampel yang LIK -,649 ,291 4,991 1 ,025 ,522
non-financial distress dan 11 sampel yang LEV 15,629 3,036 26,500 1 ,000 6134063,616
OPC -2,888 ,785 13,533 1 ,000 ,056
mengalami financial distress. Artinya 11 PRO -61,210 11,080 30,516 1 ,000 ,000
prediksi salah dan 152 prediksi yang tepat. FGR ,991 1,646 ,362 1 ,547 2,694
Const. -,744 1,285 ,335 1 ,563 ,475
Keakuratan prediksi untuk sampel yang
non-financial distress sebesar 93,3%.
Berdasarkan tabel 6 dapat
Tabel 5 juga menunjukkan bahwa terdapat
disimpulkan persamaan model regresi
140 sampel yang mengalami financial
dalam penelitian ini adalah sebagai
distress. Hasil prediksi model terdapat 124
berikut:
sampel yang mengalami financial distress 𝑃
dan 16 sampel yang non-financial distress. 𝐿𝑛 = −0,744 − 0,649 𝑋1
Artinya 16 prediksi salah dan 126 prediksi (1 − 𝑃 )
yang tepat. Keakuratan prediksi untuk + 15,629 𝑋2
sampel yang mengalami financial distress − 2,888 𝑋3 − 61,210
sebesar 88,6%. Secara keseluruhan + 0,991 𝑋5
keakuratan hasil prediksi model sebesar
91,1%. Tingginya ketepatan tabel Pembahasan Hasil Penelitian
klasifikasi menunjukkan tidak ada Pengaruh Likuiditas terhadap
perbedaan yang signifikan terhadap data Financial Distress
hasil prediksi dan data observasinya. Hasil
Pada tabel 6 koefisien regresi
ketepatan tabel klasifikasi disajikan pada
variabel likuiditas memiliki koefisien
Tabel 5.
negatif sebesar -0,649 dengan nilai sig =
Tabel 5 0,025 < 0,05, hal ini menunjukkan dalam
Classification Table penelitian ini H1 diterima. Hasil dari
penelitian konsisten dan sesuai dengan
Prediksi Reta Eminingtyas (2017) yang sama-sama
Observasi Jlh Data Non FD Persentase mengatakan likuiditas memiliki pengaruh
FD
Non FD 163 152 11 93,3%
negatif terhadap kondisi financial distress
FD 140 16 124 88,6% pada perusahaan manufaktur. Namun,
Total 303 168 135 tidak sejalan dengan Okta Kusanti (2015)
Persentase Keseluruhan 88,6% yang mengatakan likuiditas tidak ada
pengaruh pada financial distress.

24
Jurnal AKSI (Akuntansi dan Sistem Informasi) Vol. 4 No. 1, Mei 2019
p-ISSN: 2528-6145 dan e-ISSN: 2541-3198
Rasio likuiditas merupakan salah memiliki leverage yang tinggi juga akan
satu rasio yang paling sering dipakai untuk mengakibatkan perusahaan kesulitan
melihat perbandingan antara aset dan memperoleh laba maksimal dan
utang lancar dari sebuah perusahaan. Rasio mempengaruhi keputusan kreditur untuk
likuiditas disebut sebagai rasio yang dapat meminjamkan dananya. Berdasarkan
dipakai untuk mengukur kemampuan aset akibat yang ditimbulkan, jika keadaan
lancar perusahaan dalam membayar utang tersebut tidak diatasi maka perusahaan
jangka pendeknya (Sudana, 2015). Hal itu perlahan-lahan akan mengalami
menunjukkan bahwa aset lancar yang permasalahan keuangan (financial
tinggi dapat lebih menjamin menutupi distress) yang berujung pada
utang lancar suatu perusahaan. Sebaliknya, kebangkrutan. Oleh karena itu, leverage
jika aset lancar yang dimiliki perusahaan dapat dikatakan berpengaruh positif pada
terbilang kecil, maka perusahaan akan variabel terikat di penelitian ini.
kesulitan untuk utang jangka pendeknya
sebelum jatuh tempo. Oleh karena itu,
likuiditas dapat dikatakan berpengaruh Pengaruh Operating Capacity terhadap
dengan arah negatif pada financial Financial Distress
distress. Pada tabel 6 koefisien regresi
variabel operating capacity memiliki
Pengaruh Leverage terhadap Financial koefisien negatif sebesar -2,888 dengan
Distress nilai nilai sig = 0,000 < 0,05, hal ini
Pada tabel 6 koefisien regresi memperlihatkan bahwa hipotesis H3
variabel leverage adalah 15,629 dengan diterima. Output penelitian konsisten dan
nilai nilai sig = 0,000 < 0,05, sesuai dengan Reta Eminingtyas (2017)
menggambarkan bahwa penelitian ini dan Sutiono (2017) yang sama-sama
menerima H2. Hasil ini konsisten dan membuktikan operating capacity
sesuai dengan penelitian Sutiono (2017) berpengaruh pada financial distress
dan Yeni Yustika (2015) yang sama-sama dengan arah negatif. Namun, hasil ini tidak
mengatakan leverage memiliki pengaruh sejalan dengan Yeni Yustika (2015) yang
positif pada kondisi financial distress di membuktikan operating capacity tidak
perusahaan manufaktur. Namun, hasil ini memiliki pengaruh pada variabel terikat.
berbeda dengan Reta Eminingtyas (2017) Operating capacity atau yang
dan Frans Julius (2017) yang mengatakan disebut juga rasio aktivitas ialah rasio
leverage tidak memiliki pengaruh terhadap mengukur efesiensi serta efektivitas suatu
financial distress. perusahaan untuk mengelola aset
Rasio leverage dapat digunakan perusahaan tersebut (Sudana, 2015). Hal
dalam mengukur seberapa besar tersebut menunjukkan bahwa apabila
pembelanjaan atau pembiayaan suatu tingkat operating capacity perusahaan
perusahaan berasal dari utang (Sudana, yang rendah maka perusahaan tersebut
2015). Perusahaan akan dikatakan cukup tidak dapat menghasilkan penjualan
sehat apabila memiliki rasio leverage yang sebanding dengan aset perusahaannya.
cenderung rendah. Rasio ini menunjukkan Perusahaan yang dengan penjualan yang
kondisi perusahaan apakah total utang bernilai kecil dibandingkan dengan aset
yang ada lebih besar daripada total aset perusahaan yang bernilai tinggi
yang dimiliki atau sebaliknya. Hal tersebut menunjukkan kurang efektifnya kinerja
menunjukkan jika perusahaan dengan perusahaan, jika hal ini terus berlanjut
persentase penggunaan utang dalam maka potensi financial distress pada
pembiayaannya terlalu tinggi, maka akan perusahaan tersebut akan terus meningkat.
mengalami kesulitan dalam melakukan Oleh karena itu, operating capacity dapat
pembayaran. Kemudian, perusahaan yang

25
Jurnal AKSI (Akuntansi dan Sistem Informasi) Vol. 4 No. 1, Mei 2019
p-ISSN: 2528-6145 dan e-ISSN: 2541-3198
dikatakan berpengaruh negatif pada (2017) yang sama-sama mengatakan firm
variabel terikat. growth tidak memiliki atau tidak ada
pengaruh signifikan pada financial
Pengaruh Profitabilitas terhadap distress. Namun, penelitian ini tidak
Financial Distress sejalan dengan Ni Luh Made Ayu
Widhiari, dkk (2015) yang menyebutkan
Pada tabel 6 koefisien regresi
firm growth berpengaruh negatif pada
variabel profitabilitas memiliki koefisien
financial distress.
negatif sebesar -61,210 dengan nilai nilai
Firm growth disebut sebagai rasio
sig = 0,000 < 0,05, menunjukkan hipotesis
yang menggambarkan seberapa besar
atau H4 diterima. Hasil ini konsisten dan
perusahaan mampu mempertahankan
sesuai dengan Yeni Yustika (2015) dan
keadaan ekonominya sejalan bersama
Orchid Gobenvy (2014) yang mengatakan
perekonomian & sektor usahanya yang
profitabilitas terdapat pengaruh negatif
terus tumbuh (Kasmir, 2010). Hasil
pada keadaan financial distress di
pengujian yang dilakukan pada penelitian
perusahaan manufaktur. Namun, tidak
ini menggambarkan bahwa firm growth
sejalan dengan Okta Kusanti (2015) yang
tidak memilki pengaruh pada financial
mengatakan profitabilitas tidak memiliki
distress sebuah perusahaan. Hasil
pengaruh terhadap financial distress.
penelitian tidak sejalan dengan teori yang
Penelitian ini memperlihatkan bahwa
mengatakan bahwa semakin rendah firm
profitabilitas merupakan salah satu faktor
growth yang diukur dengan sales growth
yang sangat mempengaruhi keadaan
maka mengakibatkan perusahaan semakin
financial distress sebuah perusahaan. Hal
berpotensi terkena financial distress
tersebut dikarenakan profitabilitas sebagai
(Eminingtyas, 2017). Menurut data dari
rasio yang menghitung seberapa besar
penelitian ini, beberapa perusahaan tetap
kemampuan suatu perusahaan
bisa mempertahankan kondisi
menghasilkan laba menggunakan seluruh
keuangannya dari kondisi financial
jenis modal, aset dan penjualan perusahaan
distress meskipun mengalami
(Sudana, 2015). Laba sendiri merupakan
pertumbuhan penjualan negatif.
tujuan utama untuk didapatkan demi
Sebaliknya, perusahaan dapat mengalami
kelangsungan usaha dari setiap
financial distress meski pertumbuhan
perusahaan-perusahaan yang berdiri.
Perusahaan dengan profitabilitas yang penjualannya positif. Hal ini terjadi karena
meski pertumbuhan penjualan perusahaan
tinggi maka dapat menghasilkan laba yang
terus bertumbuh dari tahun ke tahun, nilai
sesuai dengan target perusahaan sehingga
pertumbuhan tersebut belum tentu cukup
kondisi keuangan perusahaan akan lebih
untuk membuat kondisi keuangan
stabil dibandingkan dengan perusahaan
perusahaan stabil.
yang memiliki profitabilitas yang rendah.
Oleh karena itu, profitabilitas dapat
dikatakan berpengaruh negatif pada
KESIMPULAN DAN SARAN
variabel terikat.
Kesimpulan
Pengaruh Firm Growth terhadap Hasil dari penelitian tentang
Financial Distress financial distres disini dapat ditarik
kesimpulan bahwa likuiditas, leverage,
Tabel 6 koefisien regresi variabel
operating capacity, dan profitabilitas
profitabilitas memiliki koefisien positif
berpengaruh pada financial distress.
sebesar 0,991 dengan nilai nilai sig =
Sementara, firm growth tidak memiliki
0,547 > 0,05, hal ini menunjukkan bahwa
H5 ditolak. Hasil ini sejalan dengan Reta pengaruh pada financial distress.
Eminingtyas (2017) dan Frans Julius

26
Jurnal AKSI (Akuntansi dan Sistem Informasi) Vol. 4 No. 1, Mei 2019
p-ISSN: 2528-6145 dan e-ISSN: 2541-3198
Implikasi Penelitian seperti model springate atau model
zmijewski terhadap objek dan periode
Hasil penelitian ini mendukung teori
yang berbeda.
sinyal (signalling theory), dimana
peningkatan maupun penurunan rasio
DAFTAR PUSTAKA
likuiditas, leverage, operating capacity,
dan profitabilitas memberikan sinyal baik
[1] Brigham, E., & Houston, J. (2011).
(good news) maupun sinyal buruk (bad
Dasar-dasar Manajemen Keuangan.
news) yang berguna bagi pihak yang
Jakarta: Salemba Empat.
berkepentingan. Hasil dari penelitian yang
[2] Eminingtyas, R. (2017). Pengaruh
dilakukan ini dapat digunakan oleh pihak
Ukuran Perusahaan, Likuiditas,
manajemen perusahaan sebagai sumber
Leverage, Sales Growth dan
informasi atau masukan untuk melakukan
Operating Capacityterhadap
tindakan perbaikan sebelum perusahaan
Financial Distress pada Perusahaan
tersebut mengalami kondisi permasalahan
Manufaktur (Terdaftar dI BEI).
keuangan (financial distress) atau bahkan
Artikel Ilmiah.
kebangkrutan. Hasil juga dapat dipakai
[3] Ghozali, I. (2016). Aplikasi Analisis
oleh para investor atau calon investor
Multivariete dengan program.
sebagai pertimbangan pada saat
Semarang: Badan Penerbit
pengambilan keputusan dalam melakukan
Universitas Diponegoro.
investasi dengan melihat faktor-faktor
[4] Gobenvy, O. (2014). Pengaruh
yang mempengaruhi kondisi keuangan
Profitabilitas, Financial Leverage dan
perusahaan.
Ukuran Perusahaan terhadap
Financial Distress pada Perusahaan
Saran
Manufaktur yang Terdaftar di Bursa
Saran yang dapat peneliti berikan Efek Indonesia Tahun 2009-2011.
berdasarkan hasil penelitian yaitu: (1) Artikel Ilmiah.
Investor dan calon investor diharapkan [5] Harahap, S. (2008). Analisis Kritis
memperhatikan keadaan keuangan atas Laporan Keuangan. Jakarta:
perusahaan melalui analisis rasio keuangan Raja Grafindo Persada.
dan prediksi financial distress, (2) [6] Ikatan Akuntansi Indonesia. (2009).
Perusahaan diharapkan dapat Pernyataan Standar Akuntansi
mempertimbangkan untuk mengkaji ulang Keuangan (PSAK) No 1: Penyajian
kebijakan dalam hal pembiayaan Laporan Keuangan. Jakarta: IAI
perusahaan yang berasal dari utang dan [7] Julius, F. (2017). Pengaruh Finacial
meningkatkan penjualannya melalui Leverage, Firm Growth, Laba dan
promosi atau kerja sama dengan Arus Kas terhadap Financial Distress
perusahaan lain, (3) Penelitian selanjutnya (Studi Empiris pada Perusahaan
yang menggunakan variabel firm growth Manufaktur yang Terdaftar di Bursa
diharapkan menggunakan pengukuran Efek Indonesia Tahun 2010-2014).
yang lain seperti firm growth yang diukur Jurnal Online Mahasiswa Fekon,
dengan perbandingan penjualan antar 2 4(1).
periode, kemudian dibagi berdasarkan [8] Kasmir. (2010). Pengantar
harga pasar ekuitas. (4) Penelitian Manajemen Keuangan (Vol. 2).
selanjutnya diharapkan dapat Jakarta: Kencana.
mengembangkan penelitian dengan [9] Kusanti, O. (2015). Pengaruh Good
memakai variabel non-keuangan (unsur Corporate Governance dan Rasio
GCG atau umur perusahaan) (5) Penelitian Keuangan terhadap Financial
selanjutnya diharapkan menggunakan Distress. Jurnal Ilmu & Riset
pengukuran financial distress yang lain Akuntansi, 4(10).

27
Jurnal AKSI (Akuntansi dan Sistem Informasi) Vol. 4 No. 1, Mei 2019
p-ISSN: 2528-6145 dan e-ISSN: 2541-3198
[10] Okezone Ekonomi. (2017). PT DAJK [15] Sutiono. (2017). Pengaruh Leverage,
dinyatakan Pailit, BEI Masih Tunggu Operating Capacity, Current Ratio
Langkah Hukum Perusahaan. Maret Terhadap Financial Distress (Studi
12, 2018. Pada Perusahaan Aneka Industri
http://www.economy.okezone.com Yang Terdaftar Di Bursa Efek
[11] Platt, H., & Platt, M. (2002). Indonesia Tahun 2011-2014). Jurnal
Predicting Corporate Financial UMRAH.
Distress: Reflections on Choice- [16] Widhiari, N. M., & Merkusiwati, N.
Based sample Bias. Journal of L. (2015). Pengaruh Rasio
Economic and Finance, 26. Likuiditas, Leverage, Operating
[12] PT. Bursa Efek Indonesia. (2018). Capacity dan Sales Growth terhadap
Laporan Keuangan Perusahaan Financial Distress. E-Jurnal
Manufaktur. Juli 02, 2018. Akuntansi Universitas Udayana,
http://www.idx.co.id 11(2).
[13] Samson, Z. M. (2017). Pengaruh [17] Yustika, Y. (2015). Pengaruh
Karakteristik Komite Audit terhadap Likuiditas, Leverage, Profitabilitas,
Kondisi Financial Distress (Studi Operating Capacity dan Biaya
Kasus pada Perusahaan Manufaktur Agensi Manajerial terhadap Financial
di BEI 2012-2015). Skripsi. Distress. Jurnal Online Mahasiswa
[14] Sudana, I. (2015). Manajemen Fekon, 2(2).
Keuangan Perusahaan (Vol. II).
Jakarta: Erlangga.

28

Anda mungkin juga menyukai