Anda di halaman 1dari 19

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/344511137

Pengaruh Tingkat Likuiditas, Solvabilitas dan Aktivitas Terhadap


Profitabilitas pada Perusahaan Farmasi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Periode 2014 s.d 2018

Article · October 2020

CITATIONS READS

0 620

3 authors, including:

Zainul Kisman
Trilogi University
12 PUBLICATIONS 25 CITATIONS

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Zainul Kisman on 07 October 2020.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Pengaruh Tingkat Likuiditas, Solvabilitas dan Aktivitas Terhadap
Profitabilitas pada Perusahaan Farmasi yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Periode 2014 s.d 2018

Siti Nur Djakia1, Zainul Kisman2

1. Manajemen. Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Universitas Trilogi.


2. Manajemen. Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Universitas Trilogi.
E-mail : sitinurdjakia@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan pengaruh rasio Likuiditas (Current ratio), Solvabilitas (Debt to equity
ratio) dan Aktivitas (Total Asset Turnover) terhadap Profitabilitas (Return On Asset) pada perusahaan Farmasi
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Subjek penelitian ini adalah Perusahaan Farmasi yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia, dan objek penelitian ini adalah Likuiditas (X1), Solvabilitas (X2) dan Aktivitas (X3) dan
Profitabilitas (Y). Data di kumpulkan dengan metode pencatatan dokumen kemudian di analisis menggunakan
analisis regresi data panel . Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, (1) variabel likuiditas(X1), solvabilitas(X2)
dan aktivitas (X3) ada pengaruh positif dan signifikan secara simultan berpengaruh terhadap profitabilitas (Y)
pada Perusahaan Farmasi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. (2) ada pengaruh negatif dan signifikan secara
parsial rasio likuiditas(X1) tidak berpengaruh terhadap profitabilitas (Y), sedangkan rasio solvabilitas (X2) dan
aktivitas (X3) berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas (Y) pada Perusahaan Farmasi yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Kata Kunci : Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas dan Profitabilitas.

Abstract
This study aims to explain the effect of the liquidity ratio (Current ratio), Solvency (Debt to equity ratio) and
Activity (Total Asset Turnover) on Profitability (Return on Asset) in pharmaceutical companies listed on the
Indonesia Stock Exchange (BEI). The subjects of this research are pharmaceutical companies listed on the
Indonesia Stock Exchange, and the objects of this research are Liquidity (X1), Solvency (X2) and Activities
(X3) and Profitability (Y). The data were collected using the document recording method and then analyzed
using panel data regression analysis. The results of this study indicate that, (1) the variable liquidity (X1),
solvency (X2) and activity (X3) have a positive and significant effect simultaneously on profitability (Y) in
pharmaceutical companies listed on the Indonesia Stock Exchange. (2) there is a partially negative and
significant effect of the liquidity ratio (X1) which has no effect on profitability (Y), while the solvency ratio (X2)
and activity (X3) have a positive and significant effect on profitability (Y) in Pharmaceutical Companies Listed
on the Exchange Indonesian Securities.
Keyward : Liquidity, Solvency, Activity and Probability

Pendahuluan
Di Indonesia semakin banyak jumlah perusahaan yang berkembang pesat, baik
yang bergerak dalam bidang perekonomian, industri, perdagangan dan jasa. Setiap
perusahaan baik yang skala kecil maupun skala besar mempunyai tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya. Kondisi perusahaan yang baik merupakan kekuatan untuk
perusahaan bertahan dan berkembang demi tercapainya tujuan perusahaan, namun dalam

1
era globalisasi untuk mencapai tujuan memaksimalkan profit perusahaan menghadapi
persaingan yang semakin ketat. Profitabilitas merupakan salah satu rasio keuangan yang
dapat digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam memperoleh laba, dengan
kata lain profitabilitas merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan laba dari kegiatan operasionalnya.
Analisis rasio keuangan dan keterkaitan antar rasionya memungkinkan manajer
keuangan dapat melakukan evaluasi secara menyeluruh terhadap kondisi keuangan
perusahaan. Serta melihat perkembangan profitabilitasnya agar dapat diketahui sehat atau
tidaknya kondisi keuangan perusahaan pada tahun mendatang. Hasil evaluasi kinerja
keuangan perusahaan tersebut dapat digunakan oleh manajer keuangan untuk membuat
suatu kebijakan, menganalisis serta memproyeksikan laba perusahaan di masa depan. (
Rahmah dkk, 2016).
Seiring dengan meningkatnya pendidikan dan tingkat kesadaran masyarakat dan
kualitas sumberdaya manusia (Piliang dan Kisman, 2020) maka industri farmasi dituntut
lebih efektif dan efisien agar dapat menyediakan obat dalam jenis dan jumlah yang
memadai serta kualitas yang baik.
Berdasarkan peneliti pendahuluan diperoleh data tentang Likuiditas, Solvabilitas
dan Aktivitas pada Perusahaan Farmasi periode 2014 s.d 2018.
Tabel 1.1 Data Rasio Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas dan Profitabilias
Perusahaan Farmasi periode 2014 s.d 2018

Berdasarkan tabel 1.1 diatas terlihat adanya kontradiksi yaitu ketika DER
mengalami kenaikan dan TATO mengalami penurunan seharusnya secara teoritis ROA
mengalami penurunan tetapi pada tabel diatas justru terjadi kenaikan pada ROA dari
tahun 2014-2018. Kondisi diatas menimbulkan pertanyaan sehingga perlu diteliti.
Sedangkan likuiditas pada tahun 2014 sebesar 91.8% dan tahun 2018 mengalami
penurunan menjadi sebesar 84.66%. Penurunan ini tidak sejalan dengan teori yang
dikemukakan oleh (Ang,1997), yang menunjukkan bahwa semakin besar nilai likuiditas

2
maka semakin kecil profitabilitas tetapi pada tabel diatas profitabilitas (ROA) mengalami
kenaikan.
TINJAUAN PUSTAKA
Landasan Teori
Pada bab ini menjelaskan tentang teori-teori dasar yang berkaitan dengan laporan
keuangan dengan variabel Likuiditas dengan indikator Current ratio, Solvabilitas dengan
indikator Debt to Equity ratio, Aktivitas dengan indikator Total Asset Turnover dan
Profitabilitas dengan indikator Return On Asset serta analisis data panel. Teori-teori tersebut
digunakan sebagai acuan atau pedoman dalam menyelesaikan masalah yang sedang dilakukan
sehingga masalah yang ada dapat terselesaikan.
1. Likuiditas
Likuiditas adalah kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban untuk
membayar utang-utang jangka pendeknya, yaitu utang usaha, utang dividen, utang
pajak, dan lain-lain. Dalam hal ini, semakin tinggi tingkat likuiditas perusahaan suatu
perusahaan maka kinerjanya dianggap semakin baik. Perusahaan dengan tingkat
likuiditas yang tinggi biasanya memiliki kesempatan lebih baik untuk mendapatkan
berbagai dukungan dari banyak pihak, misalnya : lembaga keuangan, kreditur maupun
pemasok. Rasio yang digunakan dalam penelitian ini ialah Current ratio. Menurut
Kasmir (2012) menyatakan bahwa rasio lancar (current ratio) merupakan rasio untuk
mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau
utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Sedangkan
menurut Bambang Riyanto (2002) menyatakan bahwa CR merupakan rasio untuk
mengukur perbandingan antara aktiva lancar dengan utang lancar. Rasio ini
menunjukkan kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban jangka pendeknya
dengan aktiva lancarnya. Dengan kata lain, semakin besar perbandingan aktiva lancar
dengan hutang lancar maka semakin tinggi kemampuan perusahaan dalam menutupi
kewajiban jangka pendeknya. Rumus yang digunakan yaitu :

2. Solvabilitas

3
Solvabilitas menurut Weston dan Brigham (1990) tingkat penggunaan hutang sebagai
sumber pembiayaan perusahaan. Rasio yang digunakan ialah Debt to Equity Ratio.
Menurut Kasmir (2012), menyatakan bahwa DER merupakan rasio yang digunakan
untuk menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini membandingkan antara seluruh utang,
(termasuk utang lancar dan utang jangka panjang) dengan ekuitas. Debt to Equity ratio
mempunyai dampak yang tidak baik, karena tingkat utang yang semakin tinggi berarti
beban bunga akan semakin besar dan hal ini menunjukkan laba/keuntungan akan
berkurang. Rumus yang digunakan yaitu :

3. Aktivitas
Aktivitas menurut Rangkuti (2004), rasio aktivitas bertujuan untuk mengukur sampai
seberapa jauh aktivitas perusahaan dalam menggunakan dana-dananya secara efektif
dan efisien. Semua kegiatan ini melibatkan perbandingan hubungan antara tingkat
penjualan dan investasi dalam berbagai jenis laporan aktiva. Rasio kegiatan harus
mengasumsikan bahwa ada keseimbangan antara unsur-unsur yang berbeda dari
penjualan dan inventarisasi asset, asset dan aktiva tetap rendah lainnya. Semakin
efektif perputaran asset perusahaan atau pengelolaan asset mampu menghasilkan
kinerja perusahaan yang tinggi sehingga dapat meningkatkan laba perusahaan dan
berdampak pada peningkatan tingkat pengembalian (return) yang didapat investor.
Rasio yang digunakan ialah Total Asset Turnover. Total Asset Turnover adalah untuk
mengukur efisiensi penggunaan asst untuk menghasilkan perbandingan penjualan dan
merupakan total asset perusahaan dimana hubungan ini menggambarkan tingkat
perputaran keseluruhan asset dalam jangka waktu tertentu. Rumus yang digunakan
yaitu :

4. Profitabilitas

4
Profitabilitas perusahaan yang diukur dari kemampuan perusahaan untuk menggunakan
asset produktif dengan membandingkan manfaat yang diperoleh dalam periode dengan
total asset perusahaan. Rasio profitabilitas kemampuan perusahaan untuk menghasilkan
keuntungan dengan modal yang diinvestasikan dalam perusahaan. Dalam rasio
profitabilitas, semua pengukuran menunjukkan hubungan lebih baik jika kuantitas atau
jumlah ini berkembang. Sebaliknya itu menunjukkan bahwa situasi memburuk ketika
angka rasio semakin kecil. Rasio yang digunakan ialah Return On Asset. Menurut
Syamsuddin (2011), ROA merupakan perbandingan antara laba setelah pajak dengan
total asset. ROA menunjukkan efektivitas pengelolaan aktiva, semakin tinggi nilai ROA
menunjukkan pengelolaan aset yang semakin produktif. ROA digunakan untuk mengukur
kemampuan manajemen perusahaan dalam memperoleh keuntungan (laba) secara
keseluruhan. Menurut Lukman Syamsuddin (2007) mengemukakan ROA merupakan
pengukuran kemampuan perusahaan secara keseluruhan di dalam menghasilkan
keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia. Rumus yang digunakan
yaitu :

Kerangka Pemikiran

Sumber : diadopsi dari penelitian Rahmah, dkk (2016)

Hipotesis :
H1:Variabel Current ratio secara parsial berpengaruh terhadap Return On Asset.

5
H2 : Variabel Debt to Equity ratio secara parsial berpengaruh terhadap Return On
Asset.
H3 : Variabel Total Asset Turnover secara parsial berpengaruh terhadap Return On
Asset.
H4 : Variabel Current ratio, Debt to Equity ratio, dan Total Asset Turnover secara
simultan terhadap Return On Asset.

METODOLOGI PENELITIAN
Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu berupa data-data
yang peneliti kumpulkan secara tidak langsung dalam bentuk laporan keuangan Perusahaan
Manufaktur sektor Industri Farmasi di BEI dari periode 2014 – 2018. Sumber data yang
digunakan dalam penelitian ini berasal dari Bursa Efek Indonesia yaitu www.idx.co.id dan
www.idnfinancial.com
Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) berdasarkan laporan keuangan. Pengambilan sampel dilakukan dengan
metode purposive sampling dengan tujuan mendapatkan sampel yang represensatif. Dalam
penelitian ini, adapun sampel yang diambil harus memenuhi beberapa kriteria yang telah
ditetapkan dalam penelitian ini.
Variabel Penelitian
1) Variabel dependen (Y) dalam penelitian ini ialah Profitabilitas yang diukur dengan
ROA (Return On Asset)
2) Variabel Independen (X) yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio keuangan
yang berupa :
Likuiditas (Current Ratio) (X1)
Solvabilitas (Debt to Equity Ratio) (X2)
Aktivitas (Total Asset Turnover) (X3)
Teknik Analisis Data
1. Analisis Regresi Data Panel
Persamaan regresi tersebut ialah sebagai berikut :
ROA = α + β1 Likuiditas + β2 Solvabilitas + β3 Aktivitas + e
Dimana :
Y = Profitabilitas

6
α = Konstanta
β1 – β3 = Koefisien regresi antar variabel
X1 = Likuiditas
X2 = Solvabilitas
X3 = Aktivitas
E = eror
2. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji Normalitas bertujuan untuk menguji variabel bebas, variabel tidak bebas atau
keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak.
b. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji dalam model regresi ditemukan ada
atau tidaknya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya
tidak terjadi korelasi antar variabel bebas (independen).

3. Pemilihan Estimasi Regresi Data Panel


a. Common Effect Model
Common Effect Model merupakan model data panel yang paling sederhana hanya
dengan mengkombinasikan data time series dan cross section.
b. Fixed Effect Model
Model dengan intersep berbeda-beda untuk setiap subjek (cross section), tetapi
slope setiap subjek tidak berubah seiring waktu. (Gujarati, 2012)
c. Random Effect Model
Menurut Widarjono (2009) model random effect digunakan untuk mengatasi
kelamahan model fixed effect yang menggunakan variabel dummy. Metode analisis
data panel dengan model random effect harus memenuhi persyaratan yaitu jumlah
cross section harus lebih besar daripada jumlah variabel penelitian.

4. Uji Pemilihan Model


1. Uji Chow
Chow test adalah pengujian untuk menentukan model fixed effect atau common
effect.
Adapun hipotesa dalam Uji Chow sebagai berikut :
H0 = Common Effect Model

7
H1 =Fixed Effect Model
Dengan aturan penolakannya sebagai berikut :
H0 diterima jika p-value pada kolom sig >level of signifikan α
H0 ditolak jika p-value pada kolom sig ≤ level of signifikan α

2. Uji Hausman
Uji Hausman digunakan untuk menentukan model fixed effect atau random effect.
Adapun hipotesa uji hausman sebagai berikut :
H0 = Random Effect Model
H1 = Fixed Effect Model
Dengan aturan penolakan sebagai berikut :
H0 diterima jika p-value pada kolom sig >level of signifikan α
H0 ditolak jika p-value pada kolom sig ≤ level of signifikan α
3. Uji Lagrange Multiplier
Uji Lagrange Multiplier digunakan untuk menentukan model common effect atau
random effect.
Adapun hipotesa uji lagrange multiplier sebagai berikut :
H0 = Common Effect Model
H0 = Random Effect Model
Dengan aturan penolakannya sebagai berikut :
H0 diterima jik p-value pada kolom sig >level of signfikanα α
H0 ditolak jika p-value pada kolom sig ≤ level of signifikan α

5. Pengujian Hipotesa
a. Uji t
Uji individual atau parsial bertujuan untuk mengetahui pengaruh masing-masing
variabel independen terhadap variabel dependen. Tingkat signifikansi yang
digunakan ialah sebesar 5% dengan derajat kebebasan (Degree of Fredom) = (n-k-
1) dimana (n) adalah jumlah observasi dan (k) adalah jumlah variabel.
b. Uji F
Uji F dilakukan bertujuan untuk mengetahui variabel independen secara
keseluruhan statistik menentukan signifikan dalam mempengaruhi variabel

8
dependen atau tidak. Jika nilai Fstatistik ≤ α maka variabel-variabel independen
secara keseluruhan berpengaruh terhadap variabel dependen.
c. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi bertujuan untuk menentukan seberapa banyak variabel
dependen (Profitabilitas) yang dapat dijelaskan oleh variabel independen.

ANALISIS DAN PEMBAHASAN


Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskriptif suatu data yang dilihat dari nilai
rata-rata (mean), maksimum, minimum, dan standar deviasi. Hasil dari uji statistik deskriptif
ditunjukkan pada Tabel 4.1

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif

Berdasarkan tabel 4.1 terdapat empat variabel dalam penelitian ini,yaitu ROA, CR, DER, dan
TATO dengan jumlah observasi 35 (n) data valid yang terdiri dari 7 perusahaan selama 5
tahun.

Variabel Profitabilitas dalam penelitian ini mengunakan return on asset yang


merupakan variabel dependen (terikat) menunjukkan bahwa sektor farmasi memiliki nilai
rata-rata sebesar 0.0674 atau 6.74%. Nilai minimum sebesar -0.0474 atau -4.74%, sedangkan
nilai maksimum sebesar atau 7.730.1708 atau 17.08%. Standar deviasi sebesar 0.0541 atau
5.41% dan nilai tengah sebesar 0.0773 %. Nilai minimum return on asset sebesar -4.74 persen
yang diperoleh dari PT. Merck Sharp Dohme Pharma Tbk. (SCPI) pada tahun 2014. Nilai
tersebut masih dibawah rata-rata return on asset yang dihasilkan oleh perusahaan farmasi
lainnya sebesar 6.74%. Hal ini disebabkan karena perusahaan memiliki hutang yang tinggi

9
sehingga return on asset mengalami penurunan. Sedangkan nilai maksimum return on asset
sebesar 17.08 persen ada pada PT. Kalbe Farma Tbk. (KLBF) pada tahun 2014. Hal tersebut
disebabkan karena perusahaan memiliki total penjualan (TATO) yang tinggi pada tahun 2014
sebesar 139.79%.

Variabel Likuiditas dalam penelitian ini menggunakan current ratio dimana memiliki
nilai rata-rata sebesar 0.8486 kali atau 84.86%. Nilai minimum sebesar 0.0413 atau 4.13%,
sedangkan nilai maksimum sebesar 1.6750 atau 167.5%. Standar deviasi sebesar 0.4627 atau
46.27% dan nilai tengah sebesar 0.9248 atau 92.48%. Nilai minimum current ratio sebesar
4.13 kali terjadi pada perusahaan PT. Indofarma (Persero) Tbk. (INAF) di tahun 2017 yang
bergerak dalam bidang distribusi obat dan alat kesehatan. Hal itu terjadi karena tingginya
hutang yang harus perusahaan bayarkan termasuk utang jangka pendek. Sedangkan nilai
maksimum current ratio sebesar 165.5 kali yang diperoleh dari PT. Merck Sharp Dohme
Pharma Tbk. (SCPI) pada tahun 2016 yang bergerak dalam bidang produk-produk kesehatan
dan nutrisi. Hal itu terjadi karena pada tahun 2016 penjualan meningkat yang mengakibatkan
likuiditas perusahaan mendapatkan kas yang meningkat dan piutang yang tinggi.

Variabel solvabilitas dalam penelitian ini menggunakan debt to equity ratio dimana
memiliki nilai rata-rata sebesar 0.4470 atau 44.7%. Nilai minimum sebesar -28.8953 atau -
2889.53%, sedangkan nilai maksimum sebesar 13.9769 atau 1397.69%. Standar deviasi
sebesar 5.6425 atau 564.25% dan nilai tengah sebesar 0.5076 atau 50.76%. Nilai minimum
debt to equity ratio sebesar -2889.53 kali dimiliki oleh PT. Merck Sharp Dohme Pharma Tbk
(SCPI) pada tahun 2014. Karena ditahun 2014 penjualan perusahaan rendah sehingga
mengakibatkan laba menurun dan equitynya juga menurun. Sedangkan nilai maksimum
sebesar 1397.69 kali dimiliki oleh PT. Merck Sharp Dohme Pharma Tbk. (SCPI) pada tahun
2015. Hal itu terjadi karena ditahun 2015 penjualan perusahaan mengalami peningkatan
sehingga return on asset meningkat.

Variabel aktivitas dalam penelitian ini menggunakan total asset turnover dimana
memiliki nilai rata-rata sebesar 1.2139 atau 121.39%. Nilai minimum sebesar 0.7332 atau
73.32% sedangkan nilai maksimum sebesar 1.7227 atau 172.27%. Standar deviasi sebesar
0.2255 atau 22.55% dan nilai tengah sebesar 1.2724 atau 127.24%. Nilai minimum sebesar
0.7332 kali atau 73.32% dimiliki oleh PT. Merck Sharp Dohme Pharma Tbk. (SCPI) pada
tahun 2014. Hal tersebut disebabkan karena pada tahun 2014 hutangnya lebih tinggi daripada
equity, sehingga perusahaan harus membayar hutang tersebut. Sedangkan nilai maximum

10
sebesar 1.7227 kali yang dimiliki oleh PT. Merck Dhome Pharma Tbk (SCPI) pada tahun
2016. Karena ditahun 2016 perusahaan menggunakan assetnya dengan cukup baik sehingga
menurunnya hutang pada perusahaan.

Uji Asumsi Klasik


a. Uji Normalitas
Uji normalitas adalah tahap pertama dan tahapan uji asumsi klasik, variabel
atau residual yang digunakan dalam distribusi penelitian ini normal atau tidak.
Dalam model regresi yang baik adalah model yang datanya memiliki distribusi
normal atau mendekati normal. Penelitian ini menggunakan tingkat signifikansi (α)
0.05. Hipotesanya adalah jika p-value > 0.05 (α), maka data dinyatakan
berdistribusi normal.

12
Series: Standardized Residuals
Sample 2014 2018
10
Observations 35

8 Mean -2.01e-13
Median 26.72257
Maximum 883.9732
6
Minimum -805.5014
Std. Dev. 446.0898
4 Skewness 0.129275
Kurtosis 2.327346
2
Jarque-Bera 0.757328
Probability 0.684776
0
-1000 -750 -500 -250 0 250 500 750 1000

Gambar 4.1 Uji Normalitas


Berdasarkan hasil dari Uji Normalitas diatas menunjukkan bahwa nilai
probabilitas 0.6848 > 0.05 (α). Maka data yang digunakan dalam penelitian ini
berdistribusi secara normal, karena nilai probabilitas lebih besar dari nilai level of
significance (α).
b. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan
adanya korelasi yang tinggi atau sempurna antarvariabel bebas (independen).

11
Dari hasil uji multikolinearitas menunjukkan bahwa tidak ditemukan gejala
multikolinearitas dalam model regresi. Tiga variabel yang digunakan dalam
persamaan regresi terbebas dari nilai variance inflasion factor (VIF) sebesar 0.80
yang berarti nilai koefisien korelasi pada tiga variabel independen disimpulkan
tidak terjadi multikolinearitas antarvariabel independen.

Pemilihan Model
1. Uji Chow
Uji chow adalah pengujian untuk menentukan model antara common effect model dan
fixed effect model

Berdasarkan tabel hasil uji chow diatas dapat disimpulkan bahwa nilai probabilitas F-
statistik lebih kecil dari nilai signifikan, yaitu sebesar 0.0000 ≤ 0.05. Sehingga H0
ditolak dan model yang dipilih pada uji chow ialah Fixed Effect Model. Artinya, model
fixed effect lebih baik dari model common effect dalam penelitian ini.
2. Uji Hausman
Uji hausman adalah pengujian untuk menentukan model antara random effect model
dan fixed effect model.

12
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa nilai probabilitasnya F-statistik
lebih kecil dari nilai signifikan, yaitu 0.0088 ≤ 0.05. Maka keputusannya H0 ditolak
dan model yang dipilih ialah fixed effect model. Artinya, model fixed effect lebih baik
dari model random effect dalam penelitian ini.
3. Uji Lagrange Multiplier
Uji Lagrange Multiplier (LM) digunakan untuk mengetahui apakah model random
effect lebih baik daripada model common effect (OLS). Namun demikian dari hasil uji
chow dan uji hausman menunjukkan bahwa model terbaik adalah fixed effect model.
Oleh karena itu uji LM tidak perlu dilakukan.
Analisa Model Regresi Data Panel
Berdasarkan hasil dari uji chow dan uji hausman, sehingga model yang dipilih adalah
fixed effect model. Berikut hasil dari fixed effect model.

13
Berdasarkan tabel 4.5 diatas hubungan antara ROA (Y), CR (X1), DER (X2), dan
TATO (X3) pada perusahaan Farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
periode 2014-2018 dapat ditunjukkan dalam persamaan regresi sebagai berikut :
ROA = -39.2235 + 0.0026 DER + 0.0523 TATO

Uji t (Parsial)
Variabel Likuiditas (Current ratio)
Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa nilai di kolom Probabilitas sebesar 0.4200.
Dan hal ini berarti H0 diterima sehingga current ratio tidak berpengaruh pada return on asset.
(0.4200>0.05)
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Herman Supardi (2016), Nur
Anita Chandra Putry (2013), Meilinda Afriyanti (2013) yang menyatakan bahwa current ratio
tidak berpengaruh terhadap return on asset. Namun tidak sejalan dengan penelitian yang

14
dilakukan oleh Amrita Maulidia Rahmah (2016) yang menyatakan bahwa current ratio
berpengaruh terhadap return on asset.

Variabel Solvabilitas (Debt to Equity ratio)


Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa nilai kolom pada Probabilitas sebesar
0.0001. Dan hal ini berarti H0 ditolak sehingga Debt to Equity ratio berpengaruh pada return
on asset. (0.0001≤0.05))
Koefisien regresi variabel debt to equity ratio sebesar 0.0026. Hal ini menunjukkan
bahwa jika terjadi kenaikan 1% pada variabel debt to equity ratio maka variabel return on
asset akan mengalami kenaikan sebesar 0.26%. Dapat diartikan bahwa jika nilai debt to equity
ratio sebuah perusahaan mengalami peningkatan secara signifikan maka akan menyebabkan
kenaikan nilai return on asset perusahaan tersebut.

Variabel Aktivitas (Total Asset Turnover)


Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa nilai kolom pada Probabilitas sebesar
0.0050. Dan hal itu berarti H0 ditolak sehingga Total asset turnover berpengaruh terhadap
Return On Asset.(0.0050≤ 0.05)
Koefisien regresi varibel Total asset turnover sebesar 0.0523. Hal ini menunjukkan
jika terjadi kenaikan 1% pada variabel Total asset turnover maka variabel return on asset
akan mengalami kenaikan sebesar 5.23%. Dapat diartikan bahwa semakin tinggi nilai Total
asset turnover, maka semakin besar nilai return on asset. Dengan demikian semakin besar
TATO maka akan semakin baik karena semakin efisien seluruh aktiva yang digunakan untuk
menunjang kegiatan. Dan TATO dipengaruhi besar kecilnya penjualan dan total aktiva, baik
aktiva lancar ataupun aktiva tetap.
Hal ini sejalan dengan penelitian Dani Pranata (2014), Amrita Maulidia Rahmah
(2016), Herman Supardi (2016), dan Nur Anita Chandra Putri (2013) yang menyatakan bahwa
Total Asset Turnover berpengaruh positif dan signifikan terhadap Return On Asset.

Uji F
Uji simultan atau uji F bertujuan untuk mengetahui apakah seluruh variabel
independen berpengaruh terhadap variabel dependen. Pengujian dilakukan dengan
menggunakan significance level 0.05 (α = 5%).
Berdasarkan Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa Probability F-statistik 0.000000≤0.05 yang
artinya variabel Current ratio, Debt to equity ratio dan Total asset turnover secara bersama-
sama berpengaruh terhadap Return on asset.

15
Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi bertujuan untuk mengetahui seberapa besar porsi dari variabel
dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel-variabel independen.
Berdasarkan tabel 4.5 dapat dilihat bahwa nilai R2 sebesar 0.9511 artinya 95.11% dari
variabel dependen ROA (Y) dapat dijelaskan oleh variabel independen CR(X1), DER(X2),
TATO(X3) sedangkan sianya sebesar 4.89% dijelaskan oleh variabel lain diluar model.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap perusahaan sektor Farmasi yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia periode tahun 2014-2015 sebagai berikut :
1. Dari ketiga variabel independen hanya dua variabel independen yaitu Solvabilitas (X2)
dan Aktivitas (X3) yang berpengaruh signifikan dan positif terhadap variabel
dependen Profitabilitas (Y), sedangkan satu variabel independen yaitu Likuiditas (X1)
yang tidak berpengaruh terhadap variabel dependen Profitabilitas (Y).
2. Variabel independen yaitu Likuiditas (X1), Solvabilitas (X2) dan Aktivitas (X3) secara
simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel dependen Profitabilitas
(Y).

Saran
Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan simpulan yang telah dilakukan, dapat diajukan
saran beberapa sebagai berikut :
1. Perusahaan dapat memperbaiki kinerja keuangannya secara parsial melalui
meningkatkan aktivitas (Total asset turnover) dan peningkatan aktivitas tersebut
masih dimungkinkan pembiayaan lewat utang.
2. Bagi investor yang ingin berinvestasi pada saham farmasi disarankan untuk
memperhatikan rasio tato dan utang.
3. Bagi penelitian selanjutnya disarankan untuk menambah variabel lain yang tidak
terdapat pada penelitian ini dan menambah periode penelitian. Untuk mengganti
variabel likuiditas dengan indikator Current Ratio dengan indikator Cash Ratio dan
Quick Ratio.

16
DAFTAR PUSTAKA
Afrinda, Nidya. (2013). Analisis Pengaruh Likuiditas dan Solvabilitas terhadap
Profitabilitas pada Perusahaan Makanan dan Minumanyang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI). Jurnal. Universitas Sriwijaya Palembang.
Afriyanti, Meilinda. (2011). Analisis pengaruh current ratio, total asset turnover, sales
dan size terhadap ROA (Return On Asset). Skripsi. Universitas Diponegoro.
Arifin, Nita Fitriani., dan Agustami, S. (2016). Pengaruh Likuditas, Solvabilitas,
Profitabilitas, Rasio Saham dan Ukuran Saham terhadap Harga Saham pada
Perusahaan Subsektor Perkebunan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Tahun 2010-2014. Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan.
Brigham, Eugene dan Joel F Houston, 2001. Manajemen Keuangan II. Jakarta:
Salemba Empat.
Gitman L. J and Zutter C. J. 2015. Principles of Managerial Finance. Fourteen
Edition. Pearson Education Limited.
Gujarati, D. 2012. Dasar-Dasar Ekonometrika Edisi Lima. (diterjemahkan oleh
Mangunsong, R.C.). Jakarta: Salemba Empat.
Hantono. (2015) Pengaruh Current Ratio dan Debt to Equity Ratio terhadap
Profitabilitas pada Perusahaan Manufaktur sektor Logam dan Sejenisnya
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013. Jurnal.
Universitas Prima Indonesia Medan.
Kasmir, 2012. Analisa Laporan Keuangan. Jakarta : Rajawali Persada.

Piliang, F dan Kisman, Z. 2020. Information and communication technology


utilization effectiveness in distance education systems. International Journal
of. Engineering and Bussiness Management. 2020, 12, 1–9.
Pranata, Dani., Hidayat, Raden Rustam., dan Nuzula, Nila Firdausi. (2014). Pengaruh
Total Asset Turnover, Non Performing Loan, dan Net Profit Margin terhadap
Return On Asset. Jurnal Administrasi Bisnis.
Putry, Nur Anita Chandra., dan Erawati, T. (2013). Pengaruh current ratio, total asset
turnover, dan net profit margiin terhadap return on asset. Jurnal Akuntansi.
Rahmah, Amrita Maulidia., Cipta, W., dan Yudiaatmaja, F. (2016). Pengaruh
Likuiditas, Solvabilitas dan Aktivitas terhadap Profitabilitas pada Perusahaan
Otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal. Universitas
Pendidikan Ganesha Singaraja.

17
Rangkuti, Freddy. (2004). Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, PT.
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Riyanto, Bambang. (2002). Dasar-dasar Pembelajaran Perusahaan. Yogyakarta : BP.
Robert, Ang. 1997. Buku Pintar Pasar Modal Indonesia. Jakarta:Media Staff
Indonesia.
Supardi, Herman., Suratno, H., dan Suyanto. (2016). Pengaruh Current ratio, Debt to
Asset ratio Total Asset Turnover dan Inflasi terhadap Return On Asset.
Jurnal Ilmiah Akuntansi Fakultas Ekonomi.
Syamsudin, Lukman. 2007. Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta : Raja
Grafindo Persada. (ROA).
Syamsudin, Lukman. 2011. Manajemen Keuangan Perusahaan : “Konsep Aplikasi
dalam Perencanaan, Pengawasan, dan Pengambilan Keoutusan. Cetakan
Kesebelas, Jakarta : Rajawali Persada. .
Weston, Fred, J,. dan Brigham, F. Eugene, 1990, Manajemen Keuangan. Edisi
Ketujuh, Jilid Dua, Erlangga. Jakarta.
IDX Fact Book. 2014-2018. www.idx.co.id
IDX Laporan Keuangan. www.idx.co.id
www.idnfinancial.com

18

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai