Anda di halaman 1dari 25

ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN, INFLASI, LIKUIDITAS

SERTA UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP FINANCIAL DISTRESS


PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA
EFEK INDONESIA PADA TAHUN 2013-2016

NASKAH PUBLIKASI

Disusun oleh:

DEBY YUNITA GINTING

111326409

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI

YAYASAN KELUARGA PAHLAWAN NEGARA

2018
ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN, INFLASI, LIKUIDITAS,
SERTA UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP FINANCIAL DISTRESS PADA
PERUSAHAAN MANUF AKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA PADA TAHUN 2013-2016

Dipersiapkan dan disusun oleh :

DEBY YUNITA GINTING

No Mahasiswa: 111326409

telah dipresentasikan di depan Tim Dosen pada tang gal 21 Februari 2018 dan dinyatakan telah
memenuhi syarat untuk diterima sebagai salah satu persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana
Ekoll(nni urusan Akuntansi.
,\\~GG I
~ .............~--~~

Penguji,

Yogyakarta, 21 Februari 2018


Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN
Ketua,
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN, INFLASI, LIKUIDITAS SERTA


UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP FINANCIAL DISTRESS PADA
PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA PADA TAHUN 2013-2016

Deby Yunita Ginting

Program Studi Akuntansi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN Yogyakarta

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh rasio keuangan, inflasi, likuiditas
serta ukuran perusahaan terhadap prediksi financial distress pada perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Periode penelitian yang digunakan adalah tahun 2013-
2016.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia dan secara terus menerus menerbitkan laporan keuangan pada tahun 2013-2016.
Pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling, dan diperoleh sebanyak
43 perusahaan manufaktur yang digunakan sebagai sampel pada periode pengamatan 2013-
2016. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari www.idx.co.id.
Metode analisis data yang digunakan adalah analisis regresi logistik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Return On Assets berpengaruh positif terhadap
financial distress. Akan tetapi, penelitian ini tidak menemukan pengaruh aktivitas,
pertumbuhan, dan ukuran perusahaan terhadap financial distress.
Kata kunci : financial distress, rasio keuangan, inflasi, likuiditas, ukuran perusahaan.

Abstract
The purpose of this research is to test the influense of financial rasio, inflation,
liquidity, and size ofclient to financial distress in manufacturing company listed in idx in
2013–2016. The research period was 2013-2016.
The population in this study are all of the companies listed on the Indonesian Stock
Exchange and continuously published financial statements in the year 2013-2016.The sample
collection has been done by using purposive sampling method, and there are 43
manufacturing companies which has been selected as samples and the observation is during
the 2013-2016. Types of data used is secondary data obtained from www.idx.co.id. The
method of analysis used is logistic regression analysis.
The result of this reseach indicates that Return On Assets has a positive influence to
financial distress. Meanwhile, this research could not find an influence of Activity, Sales
Growth, Inflation, liquidity, and size of client to financial distress.
Keywords : financial distress, financial ratio, inflation, liquidity, size of clie

repository.stieykpn.ac.id
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Pendahuluan

Pada era globalisasi sekarang ini persaingan bisnis semakin ketat. Persaingan tersebut
berdampak terhadap perekonomian nasional maupun perekonomian internasional. Kondisi
perekonomian global yang kadang tidak stabil berdampak pada kesulitan perkembangan
perekonomian nasional terutama kemampuan dunia usaha dalam mengembangkan usahanya
dan untuk mempertahankan kelangsungan kegiatan usahanya. Persaingan tersebut menuntut
perusahaan untuk memiliki kemampuan mengembangkan usahanya dan kelangsungan
kegiatan usahanya.

Salah satu analisis penting terhadap laporan keuangan sebuah perusahaan adalah
memprediksi kontinuitas atau kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Weiss (2002) dalam
Akers et al. (2006) menemukan bahwa dari 307 perusahaan publik di Amerika yang
mengalami kebangkrutan, diantaranya Enron dan 44 perusahaan lainnya yang menerima opini
wajar tanpa pengecualian setahun sebelum terjadinya kebangkrutan.

Kondisi perekonomian di Indonesia yang sering tidak stabil mengakibatkan tingginya


risiko suatu perusahaan untuk mengalami financial distress atau bahkan kepailitan. Financial
distress atau kepailitan suatu perusahaan biasanya diawali dengan kesulitan keuangan yang
ditandai oleh adanya ketidakpastian profitabilitas pada masa yang akan datang. Penyebab lain
kepailitan yakni karena perusahaan mengalami masalah keuangan yang dibiarkan berlarut-
larut serta ketidakmampuan manajemen dalam memprediksi kebangkrutan. Menurut Platt dan
Platt (2002), financial distress didefinisikan sebagai tahap penurunan kondisi keuangan
sebelum terjadinya kebangkrutan atau likuidasi. Financial distress digunakan sebagai
peringatan dini atau tahap awal sebelum terjadinya kebangkrutan. Kondisi ini dapat dilakukan
perusahaan untuk memperbaiki kinerja perusahaan sebelum mengalami kebangkrutan.

Menurut Platt dan Platt (2002) manfaat informasi financial distress adalah :

1. Mempercepat tindakan manajemen sebelum terjadinya kebangkrutan.


2. Pihak manajemen dapat mengambil tindakan merger atau takeover
3. Memberikan peringatan awal adanya kebangkrutan pada masa yang akan datang
Faktor lain penentu financial distress pada perusahaan adalah laju inflasi.

repository.stieykpn.ac.id
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka rumusan maslah yang akan
diangkat pada peneltian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana pengaruh rasio keuangan terhadap financial distress pada perusahaan


manufaktur yang listing di BEI selama tahun 2013-2016?
2. Bagaimana pengaruh inflasi terhadap financial distress pada perusahaan manufaktur
yang listing di BEI selama tahun 2013-2016?
3. Bagaimana pengaruh likuiditas terhadap financial distress pada perusahaan
manufaktur yang listing di BEI selama tahun 2013-2016?
4. Bagaimana pengaruh ukuran perusahaan terhadap financial distress pada perusahaan
manufaktur yang listing di BEI selama tahun 2013-2016?

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini antara lain :
1. Untuk menganalisis pengaruh rasio profitabilitas terhadap financial distress pada
perusahaan manufaktur yang listing di BEI selama tahun 2013-2016.
2. Untuk menganalisis pengaruh inflasi terhadap financial distress pada perusahaan
manufaktur yang listing di BEI selama tahun 2013-2016.
3. Untuk menganalisis pengaruh rasio likuiditas terhadap financial distress pada perusahaan
manufaktur yang listing di BEI selama tahun 2013-2016.
4. Untuk menganalisis pengaruh ukuran perusahaan terhadap financial distress pada
perusahaan manufaktur yang listing di BEI selama tahun 2013-2016.

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi serta masukan berupa referensi
ilmiah terhadap ilmu pengetahuan di bidang akuntansi, khususnya mengenai financial
distress. Oleh karena itu, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi pihak
internal maupun external perusahaan mengenai apakah terdapat pengaruh profitabilitas, inflasi
serta ukuran perusahaan pada financial distress. Sehingga, dapat dilakukan tindakan antisipasi
atau membuat beberapa kebijakan agar kelangsungan hidup perusahaan tetap terjaga serta
kondisi financial perusahaan yang sehat.

Dibandingkan penelitian sebelumnya, penelitian ini mempunyai kontribusi sebagai berikut :

repository.stieykpn.ac.id
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1. Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian Sari (2009) yang berhubungan
dengan analisis financial distress. Perbedaannya dengan penelitian sebelumnya adalah
penggunaan variabel rasio keuangan yang berbeda sebagai prediktor financial distress.
2. Penelitian ini memasukkan variabel makro (inflasi) sebagai faktor ekonomi untuk
memprediksi secara signifikan kemungkinan kondisi financial distress suatu
perusahaan.

Kajian Pustaka

Financial distress

Platt dalam Luciana (2006) mendefinisikan financial distress sebagai tahap


penurunan kondisi keuangan sebelum terjadinya kebangkrutan atau likuidasi. Luciana
(2006) mengumpamakan kondisi financial distress sebagai suatu kondisi dari 3
perusahaan yang mengalami laba bersih negatif selama beberapa tahun. Dalam penelitian
sebelumnya Luciana (2004) mendefinisikan kondisi financial distress sebagai suatu
kondisi dimana perusahaan mengalami delisted akibat laba bersih dan nilai buku ekuitas
negatif berturut-turut serta perusahaan tersebut telah mengalami merger. Financial distress
adalah istilah yang digunakan dalam kamus Corporate Finance untuk mengindikasikan
suatu kondisi ketika janji-janji kepada kreditur dilanggar atau ditepati tetapi dengan
kesulitan. Financial distress terjadi sebelum kebangkrutan. Model ini perlu untuk
dikembangkan, karena dengan mengetahui financial distress perusahaan sejak dini
diharapkan dapat dilakukan tindakan-tindakan untuk mengantisipasi kondisi yang
mengarah ke kebangkrutan.

Pada umumnya financial distress dihubungkan dengan biaya yang harus


ditanggung oleh perusahaan yang bisa dikenal dengan sebutan cost off financial distress
atau bankruptcy costs. Suatu penelitian menunjukan bahwa biaya kebangkrutan bisa
mencapai 11-17% dari nilai perusahaan.

Kebangkrutan yang disebabkan oleh financial distress akan cepat terjadi pada
perusahaan yang berada di negara yang sedang mengalami kesulitan ekonomi. Kesulitan

repository.stieykpn.ac.id
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ekonomi akan memicu semakin cepatnya kebangkrutan perusahaan yang mungkin tadinya
sudah sakit semakin sakit dan bangkrut.

Hanafi dan Halim (2003) merinci manfaat dari informasi financial distress
berdasarkan kepentingan tiap pihak yang bersangkutan dengan perusahaan sebagai berikut:

a) Pemberi Pinjaman (seperti bank)


b) Investor
c) Pihak Pemerintah
d) Akuntan
e) Manajemen

Penelitian Terdahulu

Berikut ini ringkasan dari penelitian-penelitian terdahulu adalah sebagai berikut:

TABEL
Ringkasan Penelitian Terdahulu

Peneliti Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian


Harlan D. Predicting Corporate Variabel Independen : sales, hutang lancar dan
Platt dan Financial Distress : rasio profitability, cash flow growth rate
Marjorie Platt Reflections on operational efficiency, memiliki hubungan
(2002) Choice-Based Sample leverage, dan growth negatif terhadap
Bias Variabel Dependen : kemungkinan financial
Perusahaan mengalami distress
financial distress Long-term debt/equity
Metode analisis data : dan current liabilities
Regresi Logistik memiliki hubungan
positif terhadap
kemungkinan financial
distress
Lucia Spica Analisis Rasio Variabel Independen: Rasio profit margin,
Almilia dan Keuangan untuk Profit margin, rasio financial leverage,
Kristijadi Memprediksi Kondisi Likuiditas, Efisiensi, rasio likuiditas
(2003) Financial Distress Profitabilitas, Financial signifikan berpengaruh
Perusahaan leverage, Posisi kas. negatif terhadap kondisi
Manufaktur yang Pertumbuhan. Aktivitas financial distress
Terdaftar di Bursa operasi, Aktivitas sedangkan rasio
Efek Jakarta investasi, Aktivitas pertumbuhan signifikan
pendanaan berpengaruh positif

repository.stieykpn.ac.id
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Variabel Dependen: terhadap kondisi


financial distress financial distress.
Metode analisis data:
Regresi Logistik
Luciana Analisis faktor-faktor Variabel Independen: Rasio relatif industri,
Spica Almilia yang mempengaruhi rasio keuangan, rasio sensitifitas perusahaan
(2003) kondisi financial relatif industri, return terhadap kondisi makro
distress suatu saham perusahaan, ekonomi, dan reptasi
perusahaan yang reputasi auditor, dan auditor merupakan
terdaftar di Bursa reputasi underwriter faktor-faktor yang
Efek Jakarta Variabel Dependen: memperngaruhi kondisi
Perusahaan mengalami delisted perusahaan
financial distress atau
tidak mengalami
financial distress
Metode analisis data :
Uji normalitas
Tania Rizqi Analisis prediksi Variabel dependen: Rasio keuangan
Amalia financial distress Perusahaan mengalami berpengaruh signifikan
(2014) pada perusahaan financial distress atau terhadap kondisi
manufaktur yang tidak mengalami financial distress
terdaftar di Bursa financial distress.
Efek Indonesia Variabel Independen:
rasio keuangan
Metode analisis data :
uji multikolinieritas uji
regresi logistik.

Analisis Keuangan

Menurut Foster (1986), analisis laporan keuangan adalah proses mengidentifikasi


kelemahan dan kelebihan keuangan perusahaan dengan menciptakan suatu hubungan di antara
beberapa akun yang terdapat di dalam laporan posisi keuangan dan laporan laba-rugi. Analisis
laporan keuangan membantu para pemakai laporan keuangan dalam mengevaluasi kebijakan
bisnis perusahaan serta memprediksi kinerja keuangan perusahaan dimasa yang akan datang.
Adapun tujuan dari analisis laporan keuangan menurut Bernstein (1983) adalah:

1. Screening
2. Forcasting
3. Diagnosis
4. Evaluation

repository.stieykpn.ac.id
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan perbankan merupakan salah satu
sumber informasi mengenai posisi keuangan perusahaan. Agar informasi yang tersaji menjadi
lebih bermanfaat dalam pengambilan keputusan yang tepat, data keuangan harus dikonversi
menjadi informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan ekonomis.

Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran merupakan model konseptual mengenai hubungan antara teori dengan
berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai salah yang penting (Adawiyah, 2013) .
Berdasarkan uraian teoritis yang telah dijelaskan, maka dapat dibangun model kerangka
pemikiran sebagai berikut:

Rasio Profitabilitas

H1
Aktivitas
H2

Pertumbuhan H3

Financial Distress
H4
Inflasi

H5

Likuiditas H6

Ukuran Perusahaan

*Financial Distress merupakan tahap penurunan kondisi keuangan sebelum terjadinya


kebangkrutan atau likuidasi (Luciana dan Platt, 2006)

repository.stieykpn.ac.id
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Pengaruh Profitabilitas terhadap Financial Distress

Profitabilitas yang positif mengindikasikan bahwa perusahaan berhasil dalam


memasarkan produknya, sehingga meningkatkan penjualan dan akhirnya juga akan
meningkatkan laba yang diperoleh perusahaan. Salah satu rasio keuangan yang dapat
mengukur financial distress adalah rasio profitabilitas. Adapun penelitian ini menggunakan
return on asset (ROA) dalam mengukur rasio profitabilitas. Husnan (1998) mengatakan
bahwa semakin besar return on asset (ROA) suatu perusahaan, maka menunjukkan kinerja
keuangan yang semakin baik, karena tingkat pengembalian (return) yang semakin besar.

Berdasarkan argumen di atas, hipotesis yang dapat dirumuskan adalah :

H1 = Profitabilitas berpengaruh negatif terhadap financial distress.

Pengaruh Aktivitas terhadap Financial Distress

Rasio yang sering dikenal sebagai rasio perputaran merupakan rasio yang digunakan
mengukur kemampuan perusahaan dalam mengelola asetnya (Atika, 2012). Atas terpakainya
aset tersebut untuk aktivitas operasi akan meningkatkan produksi yang dihasilkan perusahaan.
Produksi yang meningkat diharapkan akan menaikkan penjualan. Adapun proxy yang
digunakan adalah total asset turnover ratio (TATO), yaitu dengan membandingkan total
penjualan dengan total aset yang dimiliki perusahaan (Almilia dan Kristijadi, 2003).

Berdasarkan argumen di atas, hipotesis yang dapat dirumuskan adalah:

H2 = Rasio Aktivitas tidak berpengaruh terhadap financial distress.

Pengaruh Pertumbuhan terhadap Financial Distress

Tujuan utama dari setiap perusahaan adalah untuk memperoleh laba dari hasil
usahanya. Weston dan Copeland (1992) menyatakan bahwa rasio pertumbuhan penjualan
mengukur seberapa baik perusahaan mempertahankan posisi ekonominya baik dalam
industrinya maupun dalam kegiatan ekonomi secara keseluruhan. Perusahaan yang
mempunyai pertumbuhan positif mengindikasikan bahwa perusahaan dapat mempertahankan
posisi ekonomi dan kelangsungan hidupnya.

repository.stieykpn.ac.id
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Berdasarkan argumen di atas, hipotesis yang dapat dirumuskan adalah:

H3 = Rasio pertumbuhan perusahaan berpengaruh positif terhadap koifisien financial distress.

Pengaruh Inflasi terhadap Financial Distress

Inflasi merupakan presentasi kecepatan kenaikan harga-harga dalam suatu tahun


tertentu. Atau dengan kata lain adanya penurunan dari nilai mata uang yang berlaku.
Akibatnya kondisi ini berpengaruh pada kenaikan harga bahan baku, dan melemahnya nilai
tukar rupiah. Menurut Boediono (2011), inflasi merupakan kecenderungan kenaikan harga-
harga secara umum dan terus menerus.kenaikan dari satu atau dua barang saja tidak bisa
disebut inflasi, kecuali bila kenaikan tersebut meluas (atau mengakibatkan kenaikan) sebagian
besar dari harga-harga barang lain.Inflasi juga merupakan salah satu dampak dari kondisi
ekonomi yang fluktuatif.

Berdasarkan argumen di atas, hipotesis yang dapat dirumuskan adalah :

H4 : Inflasi berpengaruh terhadap financial distress.

Pengaruh Likuiditasi terhadap Financial Distress

Rasio likuiditas menunjukkan kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi


kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi, atau kemampuan perusahaan untuk
membayar utangnya pada saat jatuh tempo. Adapun rasio likuiditas adalah salah satu dari
rasio keuangan. Dalam penelitian ini, rasio likuiditas diproxykan dengan current ratio (CR),
yaitu aset lancar dibagi dengan kewajiban lancar (Almilia dan Kristijadi, 2003).

Berdasarkan argumen di atas, hipotesis yang dapat dirumuskan adalah:

H5 = Rasio Likuiditas berpengaruh negatif terhadap financial distress.

Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Financial Distress

Semua perusahaan memiliki kemungkinan untuk mengalami financial distress, baik


itu perusahaan kecil maupun perusahaan besar. Namun perusahaan kecil lebih rentan
mengalami financial distress. Penelitian yang dilakukan oleh Januarti (2008) berhasil

repository.stieykpn.ac.id
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

membuktikan bahwa perusahan yang berukuran besar, akan lebih mampu mengatasi kesulitan
keuangannya.
Berdasarkan argumen di atas, hipotesis yang dapat dirumuskan adalah:
H6 : Ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap financial distres
Populasi Penelitian

Populasi adalah sekelompok orang, kejadian atau segala sesuatau yang mempunyai
karakteristik tertentu (Indriantoro dan Soepomo, 1999). Populasi dalam penelitian ini yaitu
seluruh perusahaan manfaktur dan perusahaan real estate yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia selama tahun 2014 hingga tahun 2016. Periode pengamatan dipilih tahun 2014
hingga tahun 2016 karena merupakan data yang terbaru yang dapat diperoleh sehingga
diharapkan dapat memberikan hasil uang lebih mendekati kondisi sebenarnya saat ini.

Sampel Penelitian

Sampel adalah sebagian dari anggota-anggota populasi. Penelitian ini menggunakan


metode pemilihan sampel non probabilitas atau pemilihan sampel tidak secara acak. Dengan
metode tersebut, anggta-anggota populasi tidak mempunyai kesempatan yang sama untuk
terpilih menjadi sampel (Indriantoro dan Soepomo, 1999).

Jenis dan Sumber Data

Data adalah segala fakta dan angka yang dapat dijadika bahanuntuk menyusun suatu
informasi (Arikunto, 2010). Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
sekunder. Berupa laporan keuangan dan annual report yang dipublikasikan oleh Bursa Efek
Indonesia tahun 2013 hingga tahun 2016.

Sumber data yang digunakan ini diperoleh melalui penulusuran dari website perusahaan,
website www.idx.co.id, berbagai artikel, buku dan beberapa penelitian terdahulu.

Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah suatu usaha dasar untuk mengumpulkan data yang dilakukan
secara sistematis, dengan prosedur yang berstandar (Arikunto, 2010). Dalam penelitian ini
metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode dokumentasi. Teknik dokumentasi

10

repository.stieykpn.ac.id
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

dilakukan dengan mengumpulkan laporan tahunan (annual report) yang dipublikasikan oleh
perusahaan sampel selama tahun 2013 hingga tahun 2016 melalui situs resmi BEI serta
menelusuri dan mencatat data yang berkaitan dengan variael-variabel penelitian.

Deskripsi Obyek Penelitian

Obyek penelitian (populasi) dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan


manufaktur yang beredar di BEI selama tahun 2013 hingga tahu 2016. Berdasarkan kriteria
pengambilan sampel yang ditentukan sebelumnya, pada akhirnya terpilih perusahaan yang
akan digunakan dalam penelitian. Penelitian dilakukan pada empat tahun pengamatan.
Pengambilan sampel penelitian digambarkan pada tabel 4.1 dibawah ini.

Tabel 4.1

No. Kriteria Jumlah

1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI dan tidak pernah 134


delisting
2. Perusahaan tersebut aktif dan mempublikasikan laporan tahunan 122
selama tahun 2013 hingga tahum 2016
3. Laporan keuangan dinyatakan dalam bentuk rupiah 101
4. Perusahaan tersebut tidak memiliki laba negatif 63
5. Perusahaan tersebut memiliki informasi yang lengkap terkait 43
dengan variabel-variabel penelitian
Jumlah Sampel 43
Tahun Pengamatan 4
Jumlah sampel pada periode penelitian 172

Analisis Deskriptif

Berikut ini dijelaskan gambaran atau deskripsi dari seluruh data variabel yang akan dilibatkan
didalam model penelitian.

Tabel 4.2
Hasil Analisis Statistika Deskriptif
Descriptive Statistics

11

repository.stieykpn.ac.id
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation


ROA 172 ,0018 ,4214 ,107632 ,0923052
TOTA 172 ,0327 2,9273 1,227949 ,5601605
GROWTH 172 -,8889 1,2535 ,092712 ,1889505
INFLASI 172 ,0302 ,0838 ,057775 ,0260271
CR 172 ,0128 15,1646 2,921628 2,3307210
SIZE 172 5,4793 13,1826 10,654355 6,4064537
Valid N (listwise) 172
Sumber: Pengolahan data sekunder menggunakan SPSS versi 15
Keterangan :
ROA : Return On Assets CR : Current Assets
TOTA : Aktivitas SIZE : Ukuran Perusahaan
Jumlah data (N) yang valid yang akan diteliti adalah 172 sampel sesuai dengan jumlah
sampel dalam penelitian ini. Diantara 172 sampel perusahaan yang akan diteliti, jumlah
perusahaan yang mengalami financial distress sebanyak 124 perusahaan dan perusahaan yang
tidak mengalami financial distress sebanyak 48 perusahaan.

Rasio profitabilitas dalam penelitian ini diwakili oleh ROA (Return On Assets) yang
pada tabel 4.2 dengan nilai rata-rata sebesar 0,107632 dengan standar deviasi sebesar
0,0923052. Hal ini berarti bahwa rata-rata sampel perusahaan mampu mendapatkan laba
bersih sebesar 0,107632 (10,7%) dari total aset yang diperoleh perusahaan dalam satu periode.
Tabel 4.2 menunjukkan nilai minimum sebesar 0,0018 dan nilai maksimum sebesar 0,4214.

Rasio aktivitas dalam penelitian ini diwakili oleh Turn Over Total Asset (TOTA).
Berdasarkan tabel 4.2 nilai minimum sebesar 0,0327 dan nilai maksimum 2,9273 .Nilai rata-
rata sebesar 1,227949 dengan standar deviasi sebesar 0,5601605. Hal ini berarti bahwa rata-
rata perusahaan sampel mampu mendapatkan penjualan terhadap total aset 1,227949 kali.

Rasio pertumbuhan dalam penelitian ini diwakili oleh Sales Growth (GROWTH).
Berdasarkan Tabel 4.2 dapat dilihat nilai minimum -0,8889 dan nilai maksimum 1,2535.
Pada Tabel 4.2 menunjukkan nilai rata-rata 0,092712 dengan standar deviasi 0,1889505. Hal
ini bahwa rata-rata perusahaan mengalami pertumbuhan penjualan 0,092712 (9,27%).

Variabel inflasi memiliki nilai maksimum 0,0838 pada tahun 2013. Nilai minimum
0,0302 pada tahun 2016. Nilai minimum menunjukkan inflasi yang dialami di Indonesia pada
periode penelitian relatif rendah. Sebaliknya, nilai maksimum menunjukkan inflasi yang

12

repository.stieykpn.ac.id
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

dialamin di Indonesia pada periode penelitian reltif tinggi. Rata-rata tingkat inflasi sebesar
0,057775 dengan standar deviasi sebesar 0,0260271.

Rasio likuiditas dalam penelitian ini diwakili oleh CR (Current Ratio). Berdasarkan
tabel 4.2 menunjukkan bahwa nilai minimum 0,0128 dan nilai maksimum15,1646. Nilai rata-
rata 2,921628 dengan standar deviasi 2,3307210. Berarti bahwa rata-rata setiap Rp1,00 utang
dijamin oleh Rp2,921628 dari aset lancar perusahaan dalam memenuhi kewajiban lancar.

Variabel ukuran perusahaan (SIZE) memiliki nilai minimal sebesar 5,4793 dan nilai
maksimum sebesar 13,1826. Berdasarkan hal tersebut dapat dilihat bahwa nilai rata-rata
sebesar 10,192168 dan standar deviasi sebesar 2,3589052.

Analisis Regresi Logistik

Analisis dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan analisi regresi logistik.
Regresi logistik merupakan regresi yang digunakan untuk menguji apakah probabilitas
terjadinya variabel terikat dapat diprediksi dengan variabel bebasnya. Analisi regresi logistik
tidak menggunkaan asumsi normalitas pada variabel bebasnya, dan mengabaikan asumsi
klasik. Asumsi yang digunakan dalam pengujian ini adalah uji kelayakan model regresi, uji
keseluruhan model (Overal Model Fit), dan iji koefisien determinasi (Nagelkerke,s R square).

Menilai Kelayakan Model Regresi

Kelayakan model regresi dinilai dengan menggunakan Hosmer and Lemeshoe’s


Goodnes of Fit Test. Hosmer and Lemeshoe’s Goodnes of Fit Test menguji hipotesisnol bawa
data empiris cocok atau tidak sesuai dengan model (tidak ada perbedaan antara model dengan
data sehingga model dapat dikatakan fit). Jika nilai probabilitas tinggi (sig) > 0,05 maka
model dinilai dapat diterima kaena cocok dengan data observasinya. Hasil pengujian Hosmer
and Lemeshoe’s Goodnes of Fit Test diperoleh sebagai berikut:

Tabel 4.3
Hosmer and Lemeshow Test
Step Chi-square df Sig.
1 8,248 8 ,410
Hasil pengujian Hosmer and Lemeshoe’s Goodnes of Fit Test pada penelitian ini diperoleh
niai sebesar 8,248 dan signifikasi 0,410. Nilai signifikan dan model dapat diterima karena
cocok dengan data observasinya.

13

repository.stieykpn.ac.id
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Menilai Keseluruhan Model (Overall Model Fit)

Penilaian keseluruhan model menggunakan nilai -2 Log Likehood (-2LL), dengan


cara membandingkan angka -2LL pada awal (Block Number = 0) dengan angka -2LL pada
model final (Block Number = 1). Pengujian statsitik dikatakan baik (model fit) apabila terjadi
pada penurunan nilai -22LL pada blok kedua. Hasil pengujian -2 Log Likehood (-2LL)
diperoleh sabegai berikut ini:

Tabel 4.4
Overall Model Fix 1
Iteration History(a,b,c)

-2 Log likelihood Coefficients

Iteration Constant Constant


Step 0 1 203,822 -,884
2 203,673 -,948
3 203,673 -,949
a Constant is included in the model.
b Initial -2 Log Likelihood: 203,673
c Estimation terminated at iteration number 3 because parameter estimates changed by less than ,001.
Sumber: Pengolahan data sekunder menggunakan SPSS versi 15

Tabel 4.5
Overall Model Fix II
Iteration History(a,b,c,d)

Iteration -2 Log likelihood Coefficients

Constant ROA TOTA GROWTH INFLASI CR SIZE Constant


Step 1 1 196,247 -,178 -3,652 -,169 -,737 2,224 -,038 -,024
2 194,613 ,175 -5,328 -,372 -1,034 2,908 -,044 -,051
3 194,334 ,493 -5,734 -,499 -1,094 2,977 -,043 -,080
4 194,309 ,550 -5,776 -,507 -1,101 2,982 -,043 -,085
5 194,301 ,550 -5,776 -,507 -1,101 2,982 -,043 -,085
a Method: Enter
b Constant is included in the model.
c Initial -2 Log Likelihood: 203,673
d Estimation terminated at iteration number 5 because parameter estimates changed by less than ,001

Nilai -2LL awal adalah sebesar 196,247 dan setelah dimasukkan keenam variabel
independen, maka nilai -2LL akhir engalami menjadi 194,301. Penurunan nilai -2LL ini

14

repository.stieykpn.ac.id
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

menunjukkan bahwa model regresi yang baik atau model yang dihipotesiskan sesuai dengan
data.
Koefisien Determinasi
Penilaian koefisien determinasi pada model regresi logistik ditunjukkan dengan
Nagelkerke R Square. Hasil pengujian Nagelkerke R Square diperoleh sebagai berikut:

Tabel 4.6
Koefisien Determinasi
Model Summary

Step -2 Log likelihood Cox & Snell R Square Nagelkerke R Square


1 29,524(a) ,647 ,874

a Estimation terminated at iteration number 6 because parameter estimates changed by less than ,001.
Sumber: Pengolahan data sekunder menggunakan SPSS versi 15
Berdasarkan tabel 4.6, nilai Nagelkerke R Square sebesar 0,874. Hal ini berarti
variabilitas variabel independen yang dapat dijelaskan oleh variabilitas independen sebesar
87,4 %, sedangkan sisanya 12,6% dijelaskan oleh variabel-variabel lain diluar model
penelitian.

Model Regresi Logistik dan Pengujian Hipotesis

Pengujian dalam penelitian ini menggunakan uji regresi logistik karena memiliki
variabel dummy (variabel independen). Hasil pengujian regresi logistik diperoleh sebagai
berikut:

Tabel 4.7
Hasil Uji Regresi Logistik
Variables in the Equation
B S.E. Wald Sig.
Step ROA
-5,776 2,433 5,638 ,018
1(a)
TOTA -1,308 1,432 ,834 ,346
GROWTH 1,434 1,107 ,990 ,320
INFLASI -2,982 7,009 ,181 ,670
CR -,043 ,080 ,285 ,594
SIZE -,085 ,075 1,310 ,252
Constant ,550 ,946 ,338 ,561
a Variable(s) entered on step 1: ROA, TOTA, GROWTH, INFLASI, CR, SIZE.
Sumber: Pengolahan data sekunder menggunakan SPSS versi 15

15

repository.stieykpn.ac.id
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Berdasarkan tabel hasil uji regresi logistik menghasilkan persamaan regresi sebagai berikut:

𝐾𝑃
𝐿𝑛 = 0,550 − 0,5776 𝑅𝑂𝐴 − 1,308 𝑇𝑂𝑇𝐴 + 1,434 𝐺𝑅𝑂𝑊𝑇𝐻 − 2,982 𝐼𝑁𝐹𝐿𝐴𝑆𝐼
1 − 𝐾𝑃

− 0,043 𝐶𝑅 − 0,085 𝑆𝐼𝑍𝐸 + 𝑒

Analisis regresi logistik menggunakan financial distress sebagai variabel dependen,


dan rasio probabilitas (ROA), rasio aktivitas (TOTA), rasio pertumbuhan (GROWTH),
inflasi, rasio likuiditas (CR), serta ukuran perusahaan sebagai variabel independen. Uji
hipotesis dilakukan dengan melihat tabel dimana kolom B adalah koefisien regresi yang
menunjukkan arah variabel, dan kolom Sig. menunjukkan tingkat signifikasi. Pada penelitian
ini tingkat sognifikasi yang digunakan adalah 5% atau 0,05. Berdasarkan hasil pengujian
diatas dapat diinterpretasikan sebagai berikut:
1. Pengujian Hipotesis 1
Hipotesis pertama menyatakan bahwa Return On Assets (ROA) berpengaruh terhadap
kondisi financial distress. Return On Assets (ROA) memiliki tingkat signifikasi
sebesar 0,018 lebih kecil dari 0,05 yang berarti bahwa ROA berpengaruh secara
signifikan terhadap kondisi financial distress.
Pernyataan H1 diterima.
2. Pengujian Hipotesis 2
Hipotesis kedua menyatakan bahwa Turn On Total Assets (TOTA) berpengaruh
terhadap kondisi financial distress. Turn On Total Assets (TOTA) memiliki tingkat
signifikasi sebesar 0,346 lebih besar dari 0,05 yang berarti bahwa ROA tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap kondisi financial distress.
Pernyataan H2 ditolak.
3. Pengujian Hipotesis 3
Hipotesis ketiga menyatakan bahwa pertumbuhan penjualan (GROWTH)
berpengaruh terhadap kondisi financial distress. Pertumbuhan penjualan (GROWTH)
memiliki tingkat signifikasi sebesar 0,320 lebih besar dari 0,05 yang berarti bahwa
GROWTH tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kondisi financial distress.
Pernyataan H3 ditolak.
4. Hipotesis keempat menyatakan bahwa inflasi berpengaruh terhadap kondisi financial
distress. Hasil pengujian menunjukkan bahwa inflasi memiliki tingkat signifikasi
variabel inflasi sebesar 0,670 lebih besar dari 0,05 yang berarti bahwa inflasi tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap kondisi financial distress.
Pernyataan H4 ditolak.
5. Hipotesis kelima menyatakan bahwa Current Ratio (CR) berpengaruh terhadap
kondisi financial distress. Current Ratio (CR) memiliki tingkat signifikasi sebesar
0,594 lebih besar dari 0,05 yang berarti bahwa Current Ratio (CR) tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap kondisi financial distress.
Pernyataan H5 ditolak.

16

repository.stieykpn.ac.id
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6. Hipotesis keenam menyatakan bahwa ukuran perusahaan (SIZE) berpengaruh


terhadap kondisi financial distress. Hasil pengujian menunjukkan tingkat signifikasi
sebesar 0,252 lebih besar dari 0,05 yang berarti bahwa ukuran perusahaan tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap kondisi financial distress.
Pernyataan H6 ditolak.

Hasil Uji Hipotesis

Rasio Profitabilitas

H1
Aktivitas
H2

Pertumbuhan H3

Financial Distress
H4
Inflasi

H5

Likuiditas H6

Ukuran Perusahaan

Keterangan :

: berpengaruh

: tidak berpengaruh

Pembahasan Hasil Penelitian

Pengaruh Return On Assets terhadap Financial Distress

Hipotesis pertama menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap kondisi


financial distress. Hasil pengujian hipotesis pertama menunjukkan bahwa profitabilitas

17

repository.stieykpn.ac.id
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

berpengaruh secara signifikan terhadap kondisi financial distress. Penelitian ini menggunakan
Return On Assets (ROA) sebagai alat ukur financial distress. Profitabilitas yang tinggi
menjadi salah satu indikasi perusahaan yang baik. Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian Sari (2009).

Pengaruh Aktivitas terhadap Financial Distress

Hipotesis kedua menyatakan bahwa aktivitas berpengaruh terhadap kondisi financial


distress. Hasil pengujian hipotesis kedua menunjukkan bahwa aktivitas tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap kondisi financial distress. Penelitian Amalia (2014) menyatakan
bahwaaktivitas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kondisi financial.

Pengaruh Petumbuhan terhadap Financial Distress

Hipotesis ketiga menyatakan bahwa pertumbuhan berpengaruh terhadap kondisi


financial distress. Hasil pengujian hipotesis kedua menunjukkan bahwa pertumbuhan tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap kondisi financial distress. Penelitian ini menyatakan
bahwa tingkat pertumbuhan tidak mempengaruhi terjadinya kondisi financial distress. Hasil
penelitian ini sejalan dengan penelitian Amalia (2004) yang menyatakan bahwa pertumbuhan
berpengaruh negatif terhadap financial distress.

Pengaruh Inflasi terhadap Financial Distress

Hipotesis pertama menyatakan bahwa Return On Assets (ROA) berpengaruh terhadap


kondisi financial distress. Hasil pengujian pada hipotesis pertama menunjukkan bahwa inflasi
tidak berpengaruh secara signifikan terhadap financial distress. Kondisi inflasi tidak
berpengaruh terhadap kemampuan perusahaan dalam meningkatkan pertumbuhan produksi
industri manufaktur, dibuktikan dengan pencapaian sebesar 3,83% pada tahun 2016
(www.bps.go.id).

Pengaruh Likuiditas terhadap Financial Distress

Hipotesis kelima menyatakan bahwa likuiditas berpengaruh terhadap kondisi


financial distress. Hasil pengujian pada hipotesis pertama menunjukkan bahwa inflasi tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap financial distress. Penelitian ini menunjukkan bahwa
tingkat likuiditas tidak mempengaruhi kondisi financial distress. Hasil penelitian ini sama
dengan penelitian Sari (2009) yang menytakan bahwa likuiditas tidak berpengaruh terhadap
financial distress.

18

repository.stieykpn.ac.id
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Financial Distress

Hipotesis keenam menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap


kondisi financial distress. Hasil pengujian pada hipotesis keenam menunjukkan bahwa ukuran
perusahaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap financial distress. Pengaruh ukuran
perusahaan besifat negatif yang berarti semakin besar ukuran perusahaan maka tidak semakin
kecil probabilitas perusahaan untuk mengalami financial distress (Gobenvy, 2009). Hasil dari
penelitian ini sama denga Gobenvy (2009) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap financial distress.

Kesimpulan

Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh rasio keuangan, inflasi, likuiditas, serta
ukuran perusahaan terhadap financial distress pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia dimulai pada tahun 2013 hingga tahun 2016. Pengujian dilakukan
terhadap perusahaan yang mengalami financial distress dan perusahaan yang tidak mengalami
financial distress, maka berdasarkan hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Variabilitas perusahaan yang tidak mengalami financial distess dan yang mengalami
financial distress pada periode 2013-2016 dijelaskan oleh variabel pengaruh rasio
keuangan, inflasi, likuiditas, serta ukuran perusahaan. Hal ini ditunjukkan dengan nilai
Nagelkerke R Square sebesar 0,874 (Tabel 4.6).
2. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis bahwa profitabilitas dalam penelitian ini yang
diwakili oleh return in assets (ROA), diperoleh hasil bahwa profitabilitas berpengaruh
signifikan terhadap kondisi financial distress. (Hipotesis 1 diterima).
3. Rasio aktivitas dalam penelitian ini diwakili oleh turn over assets (TOTA), yang
diperoleh hasil bahwa aktivitas tidak berpengaruh signifikan terhadap kondisi financial
distress. (Hipotesis 2 ditolak).
4. Rasio pertumbuhan dalam penelitian ini yang diwakili oleh pertumbuhan penjualan
diperoleh hasil bahwa pertumbuhan tidak berpengaruh signifikan terhadap kondisi
financial distress. (Hipotesis 3 ditolak).

19

repository.stieykpn.ac.id
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5. Berdasarkan hasil pengujian diperoleh bahwa inflasi tidak berpengaruh signifikan


terhadap kondisi financial distress. (Hipotesis 4 ditolak).
6. Rasio likuiditas dalam penelitian ini yang diwakili oleh current ratio, yang diperoleh
hasil bahwa likuiditas tidak berpengaruh signifikan terhadap kondisi financial distress.
(Hipotesis 5 ditolak).
7. Ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap kondisi financial distress.
(Hipotesis 6 ditolak).

Keterbatasan Penelitian

Beberapa keterbatasan penelitian ini meliputi:

1. Penelitian ini menggunakan enam variabel penelitian, yaitu return on assets, turn over
total assets, pertumbuhan perusahaan, inflasi, current assets dan ukuran perusahaan.
Penggunaan variabel inflasi sebagai faktor makroekonomi tidak mampu memprediksi
kondisi financial distress.
2. Penelitian ini hanya dilakukan pada perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar
di BEI pada tahun 2013 hingga tahun 2016

Saran

Berdasarkan hasil analisis pembahasan, kesimpulan dan keterbatasan dalam penelitian


ini memberikan saran-saran agar penelitian selanjutnya memperoleh hasil yang lebih baik.
Saran-saran tersebut antara lain:

1. Penelitian selanjutnya diharapkan menggunakan variabel-variabel lain selain return


on assets, turn over total assets, pertumbuhan perusahaan, inflasi, current assets dan
ukuran perusahaan sebagai variabel independen dalam memprediksi financial distress.
2. Diharapkan penelitian selanjutnya dilakukan terhadap jumlah perusahaan yang lebih
banyak, misalnya seluruh perusahaan yang terdaftar di BEI.
3. Penambahan tahun penelitian yang lebih panjang diharapkan kemampuan prediksi
akan lebih baik

20

repository.stieykpn.ac.id
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR PUSTAKA

Almilia, Luciana Spica dan Kristijadi, (2003), Analisis Faktor Keuangan Untuk Memprediksi
Kondisi Financial Distress Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Jakarta. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol. 7

Altman, Edward I.,1968. Financial Ratios, Discriminant Analysis and the Prdeiction of
Corporate Bankruptcy. Journal of Finance. Vol. XXIII

Amalia, Tsnia Rizqi. 2014. Analisis Prediksi Financial Distress (Studi Empiris pada
Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia), Skripsi Universitas
Gajah Mada.

Ardiyanto, Feri Dwi dan Prasetyono. (2011). Prediksi Rasio Keuangan Terhadap Kondisi
Financial Distress Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI.

Boediono. 2011. Seri Sinopsis Pengantar Ilmu Ekonmi No. 2 Ekonomi Makro. Yogyakrta:
BPFE Universitas Gadjah Mada.

Dwijayanti, S. Patricia Febriani. (2010). Penyebab, Dampak, dan Prediksi Financial Distress
Serta Solusi Untuk Mengatasi Financial Distress. Jurnal Akuntansi Kontemporer.

Endang A. ( 2013). Rasio Keuangan. Financial Distress Perusahaan. Tinjauan Jurnal


Arthavidya. Tahun 14 Nomor 1, hlm. 41-51.

Fraser, Lyn.M dan Ormiston A, (2008). Memahami Laporan Keuangan, Edisi 7. Indonesia:
PT Macanan Jaya Cemerlang.

Ghozali, Imam. ( 2011). Analisis Multivariate Dengan Program SPSS.

Gobenvy, orchid. 2014. Pengaruh Profitabilitas, Financial Leverage dan Ukuran Perusahan
terhadap Financial Distress Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia Tahun 2009-2011. Jurnal Akuntasi Universitas Negeri Padang Vol.2
No1 1.

Hapsari, Evanny Indri. 2012. Kekuatan Rasio Keuangan dalam Memprediksi Kondisi
Financial Distress Perusahaan Manufaktur di BEI. Jurnal Dinamika Manajemen.
Vol.3, No.2.

Harahap, Soyan Syafiri. 1998. Analisa Kritis atas Laporan Keuangan. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.

21

repository.stieykpn.ac.id
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

K. R. Subramanyam., & John J. Wild. (2011). Analisis Laporan Keuangan (Edisi 10, Buku 2).
Salemba Empat: Jakarta.

Nurekawati, Febriani. 2014. Pengaruh Profitabilitas, Aktivitas, Likuiditas, Leverage, dan


Komisaris Independen terhadap Prediksi Kelangsungan Hidup Perusahaan
Manufaktur, Skripsi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Yayasan Keluarga Pahlawan
Negara.

Platt, Harlan D. Dan Marjorie Platt 2002. Predicting Coorporate Financial Distress:
Reflection on Choice-Based Sample Bias, Journal of Economicand Finance Vol. 26
No 2: 184-199.

Rahmawati, Aryani Intan Endah. 2015. Analisis Rasio Keuangan Terhadap Kondisi Financial
Distress Pada Perusahaan Manufaktur Yang terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun
2008-2013. Skripsi Universitas Diponegoro.

Sari, Rina Puspita. 2009. Analisis Rasio Keungan Sebagai Prediktor Financial Distress
Peruhaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, Tesis Universitas
Gajah Mada.

Suliyanto. 2011. Ekonomika Terapan: Teori dan Aplikasi dengan SPSS. Yogyakarta: Cv.
Andi Offset.

Wahyu, Listyorini dan Adhi, Bayu Pratama (2015). Penggunaan Current Ratio, Debt to Total
Equity, dan Return On Equity Untuk Memprediksi Kondisi Financial Distress (Studi
Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftard di Bursa Efek Indonesia
Periode Tahun (2010-2013). Students Journal of Accounting and Banking.

Sumber Lain:

www.idx.co.id diakses pada 05 Januari 2018

www.bps.go.id diakses pada 17 Januari 2018

Lampiran 1
Daftar Sampel Perusahaan Manufaktur 2013-2016

Kode
No Nama Perusahaaan
Perusahaan
1 ADES PT. Akasha Wira International Tbk
2 AKPI PT. Argha Karya Prima Ind. Tbk
3 AMFG PT. Asahimas Flat Glass Tbk
4 ALDO PT. Alkindo Naratama Tbk
5 BATA PT. Sepatu Bata Tbk

22

repository.stieykpn.ac.id
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6 CEKA PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk.


7 CPIN PT. Charoen Pokphan Insonesia Tbk
8 DLTA PT. Delta Jakarta Tbk
9 DPNS PT. Duta Pertiwi Nusantara Tbk
10 DVLA PT. Darya Varia Labolatoria Tbk
11 EKAD PT. Ekadharma International Tbk
12 HMSP PT. Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk
13 ICBP PT. Indofood CBP Sukses Makmur
14 IGAR PT. Champion Pacific Indonesia Tbk
15 INAI PT. Indal Alumunium Indrustry Tbk
16 INDS PT. Indospring Tbk
17 INDF PT. Indofood Sukses Makmur Tbk
18 JECC PT. Jempo Cable Company Tbk
19 JPFA PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk
20 KAEF PT. Kimia Farma Tbk
21 KBLM PT. Kabelindo Murni Tbk
22 KLBF PT. Kalbe Farma Tbk
23 KDSI PT. Kedawung Setia Industrial Tbk
24 LION PT. Lion Metal Works Tbk
25 LMSH PT. Lionmesh Prima Tbk
26 MERK PT. Merck Tbk
27 MYOR PT. Mayora Indah Tbk
28 RICY PT. Ricky Putra Globalindo Tbk
29 ROTI PT. Nippon Indosari Corporindo Tbk
30 SCCO PT. Supreme Cable Manufacturing Tbk
31 SIDO PT. Industri Jamu dan Farmasi Sidomundul Tbk
32 SMSM PT. Selamat Sempurna Tbk
33 SQBB PT. Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk
34 SRSN PT. Indo Acidatama Tbk
35 TCID PT. Mandom Indonesi Tbk
36 TOTO PT. Surya Toto Indonesia Tbk
37 TRIS PT. Trisula International Tbk
38 TRST PT Trias Sentosa Tbk
39 TSPC PT. Tempo Scan Pacific Tbk
40 ULTJ PT. Ultrajaya Milk Industry Tbk
41 UNIT PT. Nusantara Inti Corpora Tbk
42 UNVR PT. Unilever Indonesia Tbk
43 WIIM PT. Wismilak Inti Makmur Tbk

23

repository.stieykpn.ac.id

Anda mungkin juga menyukai