Anda di halaman 1dari 20

UKURAN PERUSAHAAN SEBAGAI VARIABEL MODERASI PENGARUH

PROFITABILITAS, FINANCIAL DISTRESS, DAN KEPEMILIKAN PUBLIK


TERHADAP AUDIT REPORT LAG
(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Periode 2013-2016)

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada
Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Oleh:
BAGUS CHANDRA KUSUMA
B 200 140 098

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2018
1
HALAMAN PENGESAHAN

UKURAN PERUSAHAAN SEBAGAI VARIABEL MODERASI


PENGARUH PROFITABILITAS, FINANCIAL DISTRESS, DAN
KEPEMILIKAN PUBLIK TERHADAP AUDIT REPORT LAG
Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia tahun 2013-2016

Oleh :
BAGUS CHANDRA KUSUMA
B 200140098

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Pada Tanggal 5 April 2018

Dewan Penguji:

1. Andy Dwi Bayu Bawono, S.E., M.Si., Ph.D. ( )


(Ketua Dewan Penguji)
2. Zulfikar, SE., M.Si. ( )
(Dewan Penguji 1)
3. Drs. Atwal Arifin, M.si., Akt ( )
(Dewan penguji 2)

Mengetahui,

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Surakarta

(Dr. Syamsudin, MM)


NIDN. 017025701

ii 2
3
UKURAN PERUSAHAAN SEBAGAI VARIABEL MODERASI
PENGARUH PROFITABILITAS, FINANCIAL DISTRESS DAN
KEPEMILIKAN PUBLIK TERHADAP AUDIT REPORT LAG
(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur di BEI Tahun 2013-2016)

ABSTRAKSI

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh profitabilitas, financial distress


dan kepemilikan publik terhadap audit report lag pada perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan ukuran perusahaan sebagai
variabel moderasi. Salah satu karakteristik kualitatif dalam penyampaian laporan
keuangan adalah relevan, perwujudannya dapat dilihat dari Audit Report Lag.
Sampel penelitian yang digunakan adalah 312 perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2013 sampai 2016. Metode pengambilan sampel
menggunakan metode purposive sampling. Analisis yang digunakan dalam
penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda dan Analisis Regresi Moderat
(MRA) dengan tingkat signifikansi 5 persen, yang diolah dengan menggunakan
program Statistical Package for Social Science (SPSS) versi perangkat lunak.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel probabilitas, kesulitan keuangan,
kepemilikan publik dan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap Audit Report
Lag. Ukuran perusahaan tidak mampu memoderasi efek probabilitas, financial
distress dan kepemilikan publik pada audit delay.

Kata kunci: audit report lag, probabilitas, financial distress, kepemilikan publik,
ukuran perusahaan.

ABSTRACT

his study aims to examine the effect of profitability, financial distress and public
ownership to the audit report lag in manufacturing companies listed on the
Indonesia Stock Exchange with the size of the company as a moderating. One of
the qualitative characteristics in the delivery of financial statements is relevant,
the embodiment can be seen from Audit Report lag. The research sample used is
312 manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange 2013 to 2016.
Sampling method using purposive sampling method. The analysis used in this
study is multiple linear regression analysis and Moderated Regression Analysis
(MRA) with 5 percent significance level, which is processed using Statistical
Package for Social Science (SPSS) software Version 21 program. The results
showed that variable probability, financial distress, public ownership and firm
size had an effect on Audit Report Lag. The size of the company is not able to
moderate the effect of probability, financial distress and public ownerhip on audit
report lag.

1
Keywords: Audit Report Lag, Probability, Financial Distress, Public Ownership,
Firm Size.

1. PENDAHULUAN

Indonesia merupakan salah satu negara berkembang. Perkembangan


dibidang ekonomi khususnya investasi dan pasar modal mengalami peningkatan
yang besar, dapat dilihat dari semakin bertambahnya perusahaan yang
menawarkan sahamnya kepada publik atau perusahaan go public yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun ke tahun. Peningkatan permintaaan laporan
keuangan yang diaudit semakin meningkat karena Indonesia mengalami
perkembangan pasar modal yang semakin tinggi (Umi Arofah et al, 2017).
Laporan keuangan merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban suatu
perusahaan berupa penyajian yang terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja
keuangan perusahaan tersebut. Tujuan laporan keuangan adalah memberikan
informasi mengenai kepada pihak-pihak yang berkepentingan atau pengguna
laporan keuangan mengenai informasi yang ada di dalam perusahaan berupa
posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas yang memiliki manfaat dalam
pengambilan keputusan (Ikatan Akuntan Indonesia, 2009). Penyampaian laporan
keuangan bisasanya disajikan dalam periode tahunan oleh perusahaan. Laporan
keuangan suatu entitas berisi informasi yang dapat dikatakan handal dan relevan
apabila informasi tersebut diperoleh tepat waktu. Manfaat dari laporan keuangan
suatu entitas maupun perusahaan dapat berkurang apabila laporan keuangan tidak
disajikan dengan tepat waktu.
Besar kecilnya manfaat yang diperoleh dari laporan keuangan dapat
ditentukan dengan seberapa cepat perusahaan menyampaikan laporan keuangan
yang diaudit sehingga dapat digunakan oleh pihak-pihak berkepentingan seperti
kreditor, investor maupun stakeholders. Jurica dan Sabriana (2013) menjelaskan
bahwa semakin singkat jarak waktu antara tanggal berakhirnya laporan keuangan
dan waktu publikasi laporan keuangan maka informasi yang diperoleh dari
laporan keuangan tersebut akan semakin besar dan relevan.

2
Audit report lag merupakan rentan waktu penyajian laporan keuangan
yang telah diaudit atau rentan waktu penyelesaian audit yang dapat dicari dengan
melihat selisih antara tanggal tutup buku laporan keuangan tahunan perusahaan
dengan tanggal ditandatanganinya laporan auditor independen. Ketepatan waktu
penyampaian laporan keuangan auditor yang memiliki informasi akuntansi dapat
dipengaruhi oleh audit report lag. Semakin lama waktu yang digunakan oleh
auditor independen melakukan tugas auditnya, maka waktu publikasi laporan
keuangan akan lebih panjang.
Berdasarkan Surat Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan
Lembaga Keuangan yang terbaru BAPEPAM-LK No. 431/BL/2012 tentang
penyampaian laporan tahunan emiten atau perusahaan, perusahaan go public di
Indonesia wajib menyampaikan laporan keuangan yang telah diaudit secara teratur
dan tepat waktu. Perusahaan yang terlambat dalam penyampaian laporan
keuangan tersebut akan mendapatkan denda sesuai dengan peraturan undang-
undang. Peraturan-peraturan ini dibuat tentunya dengan tujuan agar perusahaan
publik bisa mempublikasikan laporan keuangan auditnya secara tepat waktu
sehingga tidak ada pihak yang merasa dirugikan. Ketepatan dalam penyajian
laporan keuangan menjadi salah satu kendala yang harud dihadapi oleh
perusahaan. Melihat kendala mengenai ketepatan waktu dalam penyampaian
laporan keuangan yang dialami suatu entitas maupun perusahaan, maka audit
report lag menjadi materi yang menarik untuk diteliti lebih lanjut agar berguna
untuk kedepannya.
Berdasarkan penjelasan di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian tentang “Ukuran Perusahaan Sebagai Variabel Moderasi Pengaruh
Profitabilitas, Financial Distress, dan Kepemilikan Publik Terhadap Audit
Report Lag (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di
BEI Periode 2013-2016)”

2. METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif, dengan pengujian
hipotesis. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menekankan pada

3
pengujian teori teori melalui pengukuran variabel variabel penelitian. Tujuan
penelitian ini adalah untuk menguji ukuran perusahaan sebagai variabel moderasi
pengaruh profitabilitas, financial distress dan kepemilikan publik terhadap audit
report lag. Data yang digunakan adalah data sekunder dengan melihat laporan
keuangan tahunan (annual report) perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI
selama periode 2013-2016. Data penelitian ini diperoleh dari laporan keuangan
tahunan perusahaan manufaktur melalui akses internet di www.idx.co.id.
Penelitian ini menggunakan populasi seluruh perusahaan manufaktur yang
terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2013-2016. Metode
pemilihan sampel menggunakan purposive sampling, yaitu dengan
mengelompokkan perusahaan berdasarkan kriteria tertentu. Pengamatan dalam
penelitian ini menggunakan periode 4 tahun.
Adapun model persamaan MRA yang digunakan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
ARL= α + β1ROA + β2FD + β3KP + β4SIZE + β5ROA*SIZE + β6FD*SIZE +
β7KP*SIZE + e
Keterangan:
α : Konstanta
β : Koefisien Regresi
ARL : Audit Report Lag
ROA : Profitablitas
FD : Financial Distress
KP : Kepemilikan Publik
SIZE : Ukuran Perusahaan
ROA*SIZE : interaksi Profitablitas dan Ukuran Perusahaan
FD*SIZE : interaksi Financial Distress dan Ukuran Perusahaan
KP*SIZE : interaksi Kepemilikan Publik dan Ukuran Perusahaan
E : Standar error

4
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Analisis Statistik Deskriptif.
Tabel 1. Statistik Deskriptif
Variabel N Minimum Maksimum Mean Std.
Deviation
Audit Report Lag 312 51 116 80,22 7,808
Profitabilitas 312 -28,28 46,02 6,5452 10,78554
Financial Distress 312 -225,045 11,254 0,3851 12,993939
Kepemilikan Publik 312 23 66,93 24,7968 15,46903
Ukuran Perusahaan 312 24,860 32,997 28,00915 1,544760
Valid N (listwise)
Sumber: data sekunder diolah penulis, 2018
Hasil statistik deskriptif diketahui bahwa nilai audit report lag adalah
antara 51 hari hingga 116 hari dengan rata-rata sebesar 80,22 hari dan standar
deviasi sebesar 7,808. Profitabilitas mempunyai rentan nilai antara -28,28
sampai dengan 46,02 dengan rata-rata sebesar 6,5452 dan standar deviasi
sebesar 10,78554. Financial distress mempunyai rentang nilai antara -
225,045 sampai dengan 11,254 dengan rata-rata sebesar 0,3851 dan standar
deviasi sebesar 12,993939. Kepemilikan Publik mempunyai rentang nilai
antara 23 sampai dengan 66,93 dengan rata-rata sebesar 24,7968 dan standar
deviasi sebesar 15,46903. Ukuran Perusahaan mempunyai rentang nilai antara
24,860 sampai dengan 32,997 dengan rata-rata sebesar 28,00915 dan standar
deviasi sebesar 1,544760.
Tabel 2 Uji Normalitas Persamaan 1
Variabel Kolmogorov-Smirnov p-value Keterangan
Undstandardized 1,125 0,159 Data berdistribusi normal
Tabel 3 Uji Normalitas Persamaan 2
Variabel Kolmogorov-Smirnov p-value Keterangan
Undstandardized 1,112 0,169 Data berdistribusi normal
Sumber: data sekunder diolah penulis, 2018
Hasil pengujian normalitas menggunakan kolmogorov smirnov
menunjukkan bahwa nilai signifikansi persamaan satu sebesar 0,159 dan
persamaan dua sebesar 0,169 lebih besar dari 0,05. Hal tersebut berarti bahwa

5
persamaan regresi untuk model yang digunakan penulis dalam penelitian
memiliki sebaran data yang normal.
Tabel 4 Hasil Uji Multikolinearitas Persamaan 1
Variabel Tolerance VIF Keterangan
ROA ,947 1,056 Tidak terjadi multikolinearitas
FD ,970 1,031 Tidak terjadi multikolinearitas
KP ,940 1,064 Tidak terjadi multikolinearitas
SIZE ,920 1,087 Tidak terjadi multikolinearitas
Tabel 5 Hasil Uji Multikolinearitas Persamaan 2
Variabel Tolerance VIF Keterangan
ROA_SIZE ,994 1,006 Tidak terjadi multikolinearitas
FD_SIZE ,982 1,018 Tidak terjadi multikolinearitas
KP_SIZE ,986 1,015 Tidak terjadi multikolinearitas
Sumber: data sekunder diolah penulis, 2018
Berdasarkan hasil pengujian multikolinearitas tidak terjadi adanya
multikolinearitas, karena nilai VIF semua variabel kurang dari 10, sedangkan
Tolerance Value di atas 0,10.
Tabel 6 Hasil Uji Heteroskedastisitas Persamaan 1
Variabel p-value Keterangan
ROA 0,815 Tidak terjadi heteroskedastisitas
FD 0,054 Tidak terjadi heteroskedastisitas
KP 0,111 Tidak terjadi heteroskedastisitas
SIZE 0,302 Tidak terjadi heteroskedastisitas

Tabel 7 Hasil Uji Heteroskedastisitas Persamaan 2


Variabel p-value Keterangan
ROA 0,729 Tidak terjadi heteroskedastisitas
FD 0,117 Tidak terjadi heteroskedastisitas
KP 0,107 Tidak terjadi heteroskedastisitas
SIZE 0,328 Tidak terjadi heteroskedastisitas
ROA_SIZE 0,683 Tidak terjadi heteroskedastisitas
FD_SIZE 0,112 Tidak terjadi heteroskedastisitas
KP_SIZE 0,165 Tidak terjadi heteroskedastisitas
Sumber: data sekunder diolah penulis, 2018
Dari hasil pengujian heteroskedastisitas diketahui bahwa variabel
persamaan satu dan persamaan dua menunjukkan nilai p-value lebih besar
dari 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel profitabilitas, financial

6
distress dan kepemilikan publik serta ukuran perusahaan sebagai variabel
moderating bebas dari masalah heteroskedastisitas
Tabel 8 Hasil Uji Autokorelasi Persamaan 1
Asymp. sig. (2-tailed) Keputusan
1,000 Tidak ada autokorelasi

Tabel 9 Hasil Uji Autokorelasi Persamaan 1


Asymp. sig. (2-tailed) Keputusan
1,000 Tidak ada autokorelasi
Sumber: data sekunder diolah penulis, 2018
Uji Autokorelasi : Hasil nilai Asymp. sig. (2-tailed) runs test
persamaan satu 1,000 dan persamaan dua 1,000 lebih besar dari 0,05,
sehingga dapat menunjukkan bahwa tidak terjadi autokorelasi antar nilai
residual dengan kata lain residual adalah acak atau random.
Tabel 10 Hasil Uji Hipotesis
Variabel Koefisien thitung Sig. Keterangan
Constan 104,210 13,363 ,000
ROA -,153 -3,810 ,000 H1 diterima
FD ,071 2,162 ,031 H2 diterima
KP ,074 2,634 ,009 H3 diterima
SIZE -,887 -3,128 ,002 H4 diterima
ROA*SIZE 0,000 -0,007 0,994 H5 ditolak
FD*SIZE 0,054 0,667 0,505 H6 ditolak
KP*SIZE -0,014 -0,851 0,395 H7 ditolak
Sumber: data sekunder diolah penulis, 2018
Berdasarkan hasil pengujian pada Tabel 10 persamaan model Regresi
yang dihasilkan adalah sebagai berikut:
ARL = 104,210 - 0,153ROA – 0,071FD + 0,74KP – 0,887SIZE +
0,000ROA_SIZE + 0,054FD_SIZE – 0,014KP_SIZE + e

Dari hasil persamaan regresi diatas menunjukkan besarnya nilai


konstanta dengan parameter positif sebesar 104,210. Hal ini menunjukkan
bahwa profitabilitas, financial distress, kepemilikan publik dan ukuran

7
perusahaan diasumsikan konstan atau sama dengan nol ,maka besar audit
report lag perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
yakni sebesar 104,210.
Koefisien regresi variabel profitabilitas (ROA) dengan parameter
negatif sebesar -0,153. Hal ini menunjukan bahwa semakin tinggi nilai
profitabilitas maka audit report lag akan mengalami penurunan atau lebih
pendek.
Koefisien regresi variabel financial distress (FD) dengan parameter
positif sebesar 0,071. Hal ini menunjukan bahwa semakin tinggi financial
distress maka audit report lag akan mengalami peningkatan atau semakin
panjang.
Koefisien regresi variabel kepemilikan publik (KP) dengan parameter
positif sebesar 0,074. Hal ini menunjukan bahwa semakin tinggi kepemilikan
publik maka audit report lag akan mengalami peningkatan atau lebih
panjang.
Koefisien regresi variabel ukuran perusahaan (SIZE) dengan
parameter negatif sebesar -0,887. Hal ini menunjukan bahwa semakin tinggi
ukuran perusahaan maka audit report lag akan mengalami penurunan atau
lebih pendek.
Koefisien regresi variabel profitabilitas (ROA) dengan variabel
pemoderasi ukuran perusahaan (SIZE) dengan parameter positif sebesar
0,000. Hal ini menunjukan bahwa setiap ada kenaikan profitabilitas yang
dimoderasi oleh ukuran perusahaan maka audit report lag akan mengalamai
peningkatan atau semakin panjang.
Koefisien regresi variabel financial distress (FD) dengan variabel
pemoderasi ukuran perusahaan (SIZE) dengan parameter positif sebesar
0,057. Hal ini menunjukan bahwa setiap ada kenaikan financial distress yang
dimoderasi oleh ukuran perusahaan maka audit report lag akan mengalamai
peningkatan atau semakin panjang.
Koefisien regresi variabel kepemilikan publik (KP) dengan variabel
pemoderasi ukuran perusahaan (SIZE) dengan parameter negatif sebesar -

8
0,014. Hal ini menunjukan bahwa setiap ada kenaikan kepemilikan publik
yang dimoderasi oleh ukuran perusahaan maka audit report lag akan
mengalamai penurunan atau semakin pendek.

Tabel 11 Hasil Uji F Persamaan 1


Fhitung p-value Keterangan
9,463 0,000 Ho ditolak

Tabel 12 Hasil Uji F Persamaan 2


Fhitung p-value Keterangan
5,546 0,000 Ho ditolak
Sumber: data sekunder diolah penulis, 2018
Uji F digunakan untuk menguji apabila semua variabel digunakan
dalam model regresi mempunyai pengaruh signifikan secara bersama-sama
terhadap variabel dependen. Berdasarkan hasil pengolahan data diperoleh
sebagai berikut, untuk variabel audit report lag didapatkan bahwa nilai F
hitung persamaan satu dan dua 9,463 dan 5,546 dengan p-value = 0,000 <
0,05. Jadi dapat disimpulkan bahwa variabel profitabilitas, financial distress,
kepemilikan publik dan ukuran perusahaan secara bersama-sama mempunyai
pengaruh terhadap audit report lag atau model sudah fit of goodness
Tabel 13 Hasil Uji Determinasi (R2) Persamaan 1
Model R R Square Adjusted R Std. Error of the
Square Estimate
1 ,331 ,110 ,098 7,415

Tabel 13 Hasil Uji Determinasi (R2) Persamaan 2


Model R R Square Adjusted R Std. Error of the
Square Estimate
1 ,337 ,113 ,093 7,437
Sumber: data sekunder diolah penulis, 2018
Hasil perhitungan nilai R2 untuk persamaan satu dalam analisis regresi
berganda diperoleh angka koefisien determinasi dengan adjusted-R2 sebesar
0,098. Hal ini berarti bahwa 9,8% variasi variabel audit report lag dapat
dijelaskan oleh variabel profitabilitas, finanncial distress, kepemilikan publik
dan ukuran perusahaan sedangkan sisanya yaitu 91,2% dijelaskan oleh faktor-
faktor lain diluar variabel yang diteliti.

9
Hasil perhitungan nilai R2 untuk persamaan dua dalam analisis regresi
berganda diperoleh angka koefisien determinasi dengan adjusted-R2 sebesar
0,093. Hal ini berarti bahwa 9,3% variasi variabel audit report lag dapat
dijelaskan oleh Profitabilitas, Financial Distress, dan Kepemilikan Publik
sebagai variabel independen dan Ukuran Perusahaan sebagai variabel
moderating, sedangkan sisanya yaitu 91,7% dijelaskan oleh faktor-faktor lain
diluar variabel yang diteliti.
3.2 Pembahasan
Berdasarkan penelitian ini profitabilitas berpengaruh terhadap audit
report lag. Hasil uji t hitung diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05
sehingga H1 diterima yang berarti profitabilitas berpengaruh terhadap audit
report lag. Berdasarkan analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa tingkat
profitabilitas yang dimiliki perusahaan dapat mempengaruhi lamanya waktu
audit report lag. Perusahaan yang memiliki tingkat profitabilitas tinggi
cenderung akan memperpendek rentan waktu audit report lag karena laporan
keuangan yang dimiliki perusahaan tersebut mengandung berita baik.
Berdasarkan penelitian ini financial distress berpengaruh terhadap
audit report lag. Hasil uji t hitung diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,031 <
0,05 sehingga H2 diterima yang berarti financial distress berpengaruh
terhadap audit report lag. Berdasarkan analisis tersebut dapat disimpulkan
bahwa kesulitan keuangan maupun dana yang dialami oleh perusahaan
mempengaruhi rentan waktu audit report lag. Financial distress merupakan
kabar buruk bagi suatu perusahaan sehingga perusahaan berusaha untuk
memperbaiki laporan keuangannya agar terlihat lebih baik. Dengan adanya
perbaikan laporan keuangan tersebut maka penyampaian laporan keuangan
yang diaudit akan lebih panjang karena sebelum melakukan proses audit,
perusahaan harus memperbaiki laporan keungannya terlebih dahulu.
Berdasarkan penelitian ini kepemilikan publik berpengaruh terhadap
audit report lag. Hasil uji t hitung diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,005 <
0,05 sehingga H3 diterima yang berarti kepemilikan publik berpengaruh
terhadap audit report lag. Berdasarkan analisis tersebut dapat disimpulkan

10
bahwa kepemilikan saham oleh pihak luar atau publik menjadi tuntutan bagi
perusahaan untuk menerbitkan laporan keuangan secara tepat waktu guna
meningkatkan kepercayaan publik atau menghindari hilangnya kepercayaan
tersebut sehingga berdampak pada hilangnya kepercayaan para pemegang
saham.
Berdasarkan penelitian ini ukuran perusahaan berpengaruh terhadap
audit report lag. Hasil uji t hitung diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,002 <
0,05 sehingga H4 diterima yang berarti ukuran perusahaan berpengaruh
terhadap audit report lag. Berdasarkan analisis tersebut dapat disimpulkan
bahwa perusahaan berkala besar memiliki manajemen yang lebih baik karena
mengelola modal yang cukup besar daripada perusahaan berskala kecil.
Manajemen yang ada dalam perusahaan besar mendapatkan tekanan untuk
menyampaikan laporan keunagan secara tepat waktu atau memperpendek
audit report lag karena diawasi ketat oleh pihak-pihak internal maupun
eksternal.
Berdasarkan hasil uji t hitung diperoleh nilai signifikansi sebesar
0,994 > 0,05 sehingga H5 ditolak dan dapat disimpulkan bahwa ukuran
perusahaan tidak mampu memoderasi pengaruh profitabilitas terhadap audit
report lag. Perusahaan berskala besar atau kecil memiliki laba atau tingkat
profitabilitas yang berbeda-beda. Hal tersebut tidak akan berpengaruh
terhadap lamanya proses audit karena auditor melakukan tugasnya sesuai
dengan peraturan yang berlaku.
Berdasarkan hasil uji t hitung diperoleh nilai signifikansi sebesar
0,505 > 0,05 sehingga H6 ditolak dan dapat disimpulkan bahwa ukuran
perusahaan tidak mampu memoderasi pengaruh financial distress terhadap
audit report lag. Kesulitan keuangan maupun dana dialami oleh perusahaan
besar dan kecil. Masing-masing auditor independen yang ada didalam
perusahaan menghadapi masalah yang sama dalam hal kesulitan dana,
sehingga besar kecilnya ukuran perusahaan yang mengalami financial distress
tidak mempengaruhi waktu penyelesaian audit laporan keungan karena
auditor melakukan prosedur audit dengan benar.

11
Berdasarkan hasil uji t hitung diperoleh nilai signifikansi sebesar
0,395 > 0,05 sehingga H7 ditolak dan dapat disimpulkan bahwa ukuran
perusahaan tidak mampu memoderasi pengaruh kepemilikan publik terhadap
audit report lag. Perusahaan yang memiliki prosentase kepemilikan publik
yang tinggi maupun rendah tidak akan mempengaruhi rentan waktu audit
report lag karena masing-masing auditor independen yang ada dalam
perusahaan memiliki prosedur yang sama dalam proses audit.

4. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan hasil analisis data dalam penelitian, dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut:
Hasil uji t menunjukan bahwa nilai (p-value) 0,000 < 0,05 dan nilai t
hitung sebesar -3,810 lebih besar dari t tabel 1,968. Sehingga Hipotesis
pertama (H1) diterima yang berarti profitabilitas berpengaruh secara
signifikan terhadap audit report lag pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2016.
Hasil uji t menunjukan bahwa nilai (p-value) 0,031 < 0,05 dan nilai t
hitung sebesar 2,162 lebih besar dari t tabel 1,968. Sehingga Hipotesis kedua
(H2) diterima yang berarti financial distress berpengaruh secara signifikan
terhadap audit report lag pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia Periode 2013-2016.
Hasil uji t menunjukan bahwa nilai (p-value) 0,009 < 0,05 dan nilai t
hitung sebesar 2,634 lebih besar dari t tabel 1,968. Sehingga Hipotesis ketiga
(H3) diterima yang berarti kepemilikan publik berpengaruh secara signifikan
terhadap audit report lag pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia Periode 2013-2016.
Hasil uji t menunjukan bahwa nilai (p-value) 0,002 < 0,05 dan nilai t
hitung sebesar -3,128 lebih besar dari t tabel 1,968. Sehingga Hipotesis ketiga
(H4) diterima yang berarti ukuran perusahaan berpengaruh secara signifikan

12
terhadap audit report lag pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia Periode 2013-2016.
Hasil uji t menunjukan bahwa nilai (p-value) 0,994 > 0,05 dan nilai t
hitung sebesar -0,007 lebih kecil dari t tabel 1,968. Sehingga Hipotesis
keempat (H5) ditolak yang berarti ukuran perusahaan tidak mampu
memoderasi pengaruh profitabilitas terhadap audit report lag pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2016.
Hasil uji t menunjukan bahwa nilai (p-value) 0,505 > 0,05 dan nilai t
hitung sebesar 0,667 lebih kecil dari t tabel 1,968. Sehingga Hipotesis kelima
(H6) ditolak yang berarti ukuran perusahaan tidak mampu memoderasi
pengaruh financial distress terhadap audit report lag pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2016.
Hasil uji t menunjukan bahwa nilai (p-value) 0,395 > 0,05 dan nilai t
hitung sebesar 0,768 lebih kecil dari t tabel 1,968. Sehingga Hipotesis keenam
(H7) ditolak yang berarti ukuran perusahaan tidak mampu memoderasi
pengaruh kepemilikan publik terhadap audit report lag pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2016.

4.2 Saran
Berdasarkan simpulan dan keterbatasan yang telah disampaikan
sebelumnya, maka peneliti memberikan saran sebagai berikut:
Penelitian selanjutnya sebaiknya mempertimbangkan sampel yang
digunakan serta menambah sampel dengan ruang lingkup lebih luas selain
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia agar dapat
memperkuat kesimpulan yang dihasilkan dalam penelitian tersebut.
Penelitian yang akan ada selanjutnya sebaiknya menambah tahun
pengamatan, tidak hanya empat tahun sehingga dapat memberikan gambaran
yang lebih jelas dan maksimal.
Peneliti selanjutnya sebaiknya menambah variabel independen yang
mempengaruhi audit report lag khususnya faktor eksternal perusahaan selain

13
yang digunakan di dalam penelitian ini misalnya, ukuran KAP, reputasi
auditor, dan opini auditor.

DAFTAR PUSTAKA
Arasy, Idyastari. 2014. Analisis Current Ratio, Debt To Asset Ratio, Return on
Asset, Inventory Turn Over, dan Sales Growth Untuk Memprediksi
Financial Distress Pada Perusahaan Tekstil dan Garmen Yang Terdaftar di
BEI Periode 2009-2012. Jurnal Ilmiah Fakultas Ekonomi dan Bisnis.
Universitas Brawijaya.
Ariyani, D dan Budiartha. 2014. Pengaruh Profitabilitas, Ukuran Perusahaan,
Kompleksitas Operasi Perusahaan dan Reputasi KAP Terhadap Audit
Report Lag. E Jurnal Akuntansi Universitas Udayana. Volume 8.2, 217-
230. ISSN: 2302-8556
BAPEPAM. 2012. Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga
Keuangan Nomor: 421/BL/2012. Tentang Penyampaian Laporan
Keuangan.
Brigham & Houston. 2010. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan Buku 1. Jakarta:
Salemba Empat.
Brigham & Houston. 2012. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan Edisi V. Jakarta:
Salemba Empat.
Danang, Sunyoto. 2013. Metodologi Penelitian Akuntansi. Bandung. PT Refika
Aditama Anggota Ikapi.
Deanta, A. 2006. Exel untuk Akuntansi dan Manajemen Keuangan. Yogyakarta:
Andi.
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS
19. Edisi ke 6. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Ghozali, Imam. 2012. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM
SPSS21 Up Date PLS Regresi. Edisi ke 7. Semarang: Badan Penerbit
Universitas Diponegoro.
Haryani, J., dan Wiratmaja. 2014. Pengaruh Ukuran Perusuhaan, Komite Audit,
Penerapan International Financial Reporting Standars dan Kepemilikan
Publik Pada Audit Report lag. Jurnal AKuntansi Universitas Udayana,
Volume 6.1, 63-78.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2012. “Standar Akuntansi Keuangan”. Jakarta:
Salemba Empat.
Jurica dan Sabriana. 2013. Pengujian Faktor Faktor yang Mempengaruhi Audit
Report lag. Jurnal Akuntansi dan Auditing. Volume 9/No. 2,128-149.

14
Machan, TiborStekeholderR. vs Shareholder. Theory“ of The Ethics of Corporate
Management. Economics and Business Research. Vol 1 No.1.
Muliantari dan Latrini. 2017. Ukuran perusahaan sebagai Pemoderasi Pengaruh
Profitabilitas dan Financial Distres terhadap Audit Report lag pada
Perusahaan Manufaktur. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana
Vol.20.3. ISSN: 2302-8556.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 17/PMK.01/2008. Tentang Jasa Akuntan
Publik.
Purnamasari, Carmelia. 2012. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit
Report lag Pada Perusahaan LQ 45 yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. Jurnal Bisnis dan Akuntansi. Fakultas Ekonomi Universitas
Gunadarma, Jakarta.
Puspitasari dan Latrini. 2014. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Anak Perusahaan,
Leverage, dan Ukuran KAP Terhadap Audit Report lag. E Jurnal
Akuntansi Universitas Udayana. Volume 8.2, 283-299.
Prabowo dan Marsono. 2013. Faktor Faktor yang Mempengaruhi Audit Report
lag. Jurnal Akuntansi Universitas Diponegoro. Volume 2, Nomor 1.
Praptika dan Rasmini. 2016. Pengaruh Audit Tenure, Pergantian Auditor dan
Financial Distress pada Audit Report lag. E-Jurnal Akuntansi Universitas
Udayana. Vol.15.3, 2052-2081.
Prihadi, Toto. 2012. Praktis Memahami Laporan Keuangan Sesuai IFRS dan
PSAK. PPM, Jakarta.
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangn (PSAK) Nomor 1. 2015. Penyajian
Laporan Keuangan.
Rachmat, Saleh. 2004. Studi Empiris Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan
Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta. SNA VII. Denpasar.
Ratnasari dan Ardiati. 2016. Pengaruh Karakteristik Komite Audit, Prediksi
Kebangkrutan dan Kepemilikan Publik Terhadap Audit Report Lag. Vol.28
(2):117-136. ISSN 0852-1875.
Rustiarini dan Sugiarti. 2013. Pengaruh Karakteristik Auditor, Opini Audit, Audit
Tenure, Pergantian Auditor Pada Audit Report lag. Jurnal Ilmiah
Akuntansi dan Humanika. Volume 2/No. 2, 2089-3310.
Seni, A dan Mertha. 2015. Pengaruh Manajemen Laba, Kualitas Auditor dan
Kesulitan Keuangan pada Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan. E-Jurnal
Akuntansi Universitas Udayana. ISSN: 2302-8556.

15
Septiana dan Ratmono. 2015. Pengaruh Penerapan IFRS, Karakteristik
Perusahaan, dan Kualitas Auditor terhadap Audit Report lag. Diponegoro
Journal of Accounting. Volume 4, Nomor 2, 2337-3806.
Subawa dan Dwiana. 2016. Ukuran Perusahaan sebagai Pemoderasi Pengaruh
Opini Auditor, Profitabilitas, dan Debt to Equity Ratio terhadap audit
report lag. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana.14.3. ISSN: 2302-
8559.
Umi Arofah, etc. 2017. Ukuran perusahaan sebagai Pemoderasi Pengaruh
Kepimilikan Publik, Komite Audit dan Laba Rugi terhadap Audit Report
lag. Jurnal Akuntansi dan Sistem Teknologi Informasi Vol. 13 No. 2: 297-
305.
www.idx.co.id.

16

Anda mungkin juga menyukai