com
Jurnal Akuntansi Keuangan Global, Vol. 07, Nomor 01, April 2023
ISSN: 2655-836X
https://journal.uib.ac.id/index.php/gfa
Makalah Penelitian
ABSTRAK
Tujuan -Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi audit delay dan hal-hal
yang menyebabkan keterlambatan laporan keuangan auditan. Penelitian ini menggunakan variabel-variabel
seperti ukuran perusahaan, opini audit, ukuran auditor, profitabilitas, leverage, ukuran dewan komisaris, ukuran
komisaris independen, masa jabatan CEO, dan keahlian CEO.
Metode penelitian -Data laporan keuangan tahunan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
digunakan sebagai sampel dalam penelitian ini. Sampel data yang diperoleh sebanyak 1.960 orang yang
mencakup tahun 2016 hingga 2020. Dalam proses pengumpulan data penelitian ini digunakan purposive
sampling, dan pengumpulan data dilakukan secara kuantitatif.
Temuan -Hasil penelitian ini menemukan bahwa variabel ukuran perusahaan, ukuran KAP, profitabilitas,
leverage, ukuran dewan direksi, masa jabatan CEO, dan keahlian CEO tidak berpengaruh terhadap audit
delay, sedangkan variabel opini audit berpengaruh negatif signifikan dan variabel dewan komisaris
independen mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap audit delays.
Implikasi -Perusahaan dapat menggunakan temuan penelitian sebagai pedoman untuk menilai kualitas penyajian
laporan keuangan dan mempublikasikan laporan keuangan tepat waktu, dapat membantu auditor dalam melakukan
laporan audit untuk mengetahui faktor-faktor penentu yang mempengaruhi keterlambatan audit, dan dapat menjadi
bahan pertimbangan bagi investor dalam berinvestasi pada perusahaan yang mengalami penundaan audit. penundaan
audit masalah keuangan.
99
Tanujaya & Nuriah | Faktor Penentu Yang Mempengaruhi Audit Delay
PERKENALAN
Laporan keuangan mempunyai tujuan untuk menyampaikan informasi perusahaan dalam suatu periode akuntansi
yang berguna dalam pengambilan keputusan yang mempunyai manfaat bagi banyak penggunanya. Menurut Ocak dan Özden
(2018), ketepatan waktu adalah kualitas kualitatif utama laporan keuangan; keputusan tersebut harus jelas, akurat, dapat
diperbandingkan, dan relevan agar para pemangku kepentingan mempunyai pandangan yang tulus dan adil dalam mengambil
keputusan.
Laporan keuangan juga harus disusun secara sederhana agar mudah dipahami oleh investor,
kreditor, pemerintah, dan masyarakat karena tidak semua pengguna memahami akuntansi, serta agar
tidak timbul kesalahpahaman dalam memahami laporan keuangan. Menurut kerangka IFRS, laporan
keuangan hanya akan bernilai sebagai informasi jika dapat disampaikan dengan segera, sehingga
memungkinkan pemangku kepentingan untuk bertindak sebelum informasi tersebut hilang. (Kayleen &
Harindahyani, 2020).
Pengguna laporan keuangan menurut pendapat Azami dan Salehi (2017), hanya dapat
mengandalkan informasi keuangan ketika pihak yang independen, kompeten, dan obyektif
menyatakan pendapat profesionalnya atas kebenaran informasi tersebut. Akibatnya, dalam sistem
sosial ekonomi saat ini, tanggung jawab dilimpahkan kepada auditor independen atau auditor
eksternal. Akibatnya, penyelesaian informasi laporan keuangan bergantung pada seberapa baik
kinerja audit ketika menyelesaikan audit laporan keuangan.
Dalam menyajikan laporan keuangan, ketepatan waktu menjadi salah satu faktor yang dapat
menentukan pengambilan keputusan, karena cepat atau lambat laporan keuangan diselesaikan akan banyak
dampaknya bagi perusahaan. Jika audit terlambat menyampaikan laporan keuangan, hal ini dapat berdampak
buruk bagi bisnis, antara lain tertundanya pengambilan keputusan, menurunkan harga saham, dan mengurangi
perhatian calon investor yang berminat. Karena bersedia menyelesaikan auditnya dengan cepat dan mengurangi
periode antara akhir tahun fiskal dan tanggal penerbitan laporan keuangan yang diaudit, maka perusahaan yang
menguntungkan adalah perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan tahunannya lebih awal (Azami & Salehi,
2017).
Untuk memperoleh opini atas kelayakan posisi keuangan, laba yang dihasilkan,
perubahan modal, arus kas, dan perkembangan kekayaan perusahaan sesuai dengan
standar penyajian laporan keuangan yang berlaku di Indonesia, maka penyajian laporan
keuangan perusahaan harus diaudit oleh auditor eksternal (Anam, 2017). Publikasi laporan
audit mungkin tertunda selama audit akun keuangan. Penundaan audit dapat digunakan
untuk mengukur seberapa cepat suatu perusahaan melaporkan informasi. Waktu yang
berlalu sepanjang proses audit diukur sebagai selang waktu antara tanggal penerbitan
laporan keuangan dan tanggal publikasi laporan audit (Suryanto, 2016).
Dalam waktu empat bulan setelah akhir tahun fiskal perusahaan, badan usaha publik harus
melaporkan dan mempublikasikan laporan keuangan tahunan yang telah diperiksa secara independen
oleh auditor yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (Puryati, 2020). Peraturan Otoritas Jasa Keuangan
Nomor 29/POJK.04/2016 mengamanatkan agar perusahaan publik menyampaikan laporan tahunannya
kepada OJK paling lambat pada akhir bulan keempat (120 hari) setelah berakhirnya tahun anggaran
(Otoritas Jasa Keuangan). , 2016). Suatu korporasi akan mendapat teguran tertulis, denda
pertanggungjawaban dengan jumlah tertentu, pembatasan kegiatan usaha, penghentian sementara
kegiatan usaha, pencabutan izin usaha, pencabutan persetujuan, dan pencabutan sertifikasi apabila
melanggar peraturan otoritas jasa keuangan.
Dalam penelitian ini yang menggunakan data sampel perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
pada tahun 2016 hingga 2020, dianalisis faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya audit delay. Karena beberapa bisnis telah
menghadapi penundaan audit selama beberapa waktu, evaluasi ulang dilakukan untuk mengidentifikasi permasalahan yang
berkontribusi.
PT Tiga Pilar Sejahtera menjadi salah satu usaha yang disuspensi sejak 8 Juli karena tidak menyampaikan
laporan keuangan audit tepat waktu. Bursa Efek Indonesia mengungkap pengumuman pada tahun 2020 bahwa
PT Tiga Pilar Sejahtera belum membayar denda atas keterlambatan audit keuangan.
pelaporan tahun 2019 sebesar Rp 150 juta (Junarso, 2020). Pada tahun 2017, PT Tiga Pilar dituduh
oleh pemegang sahamnya melakukan manipulasi laporan keuangan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
meminta PT Tiga Pilar Sejahtera menyajikan kembali laporan audit tahun 2017 sehingga
penyampaian laporan keuangan berikutnya terlambat (Thertina dkk. al., 2020).
Perusahaan yang terlambat menyampaikan laporan keuangan pada tahun 2020 adalah Sugih
Energy Tbk. PT Sugih Energy Tbk dikenakan SP3 dan denda sebesar Rp150.000.000 pada tahun 2019
dan 2020 (Junarso & Pratama, 2021; Junarso, 2020). Akibat keterlambatan penyampaian laporan
keuangan, pihak Bursa Efek Indonesia mengambil tindakan dengan mengumumkan pada 4 Januari
2021, adanya potensi PT Sugih Energy delisting dengan nomor pengumuman No. Peng-0001/
BEI.PP2/01- 2021 yang menyatakan bahwa PT Sugih Energy Tbk akan dikeluarkan dari bursa karena
tidak menyampaikan laporan keuangan yang telah diaudit pada tahun 2018 hingga 2020 (Pratama &
Susandy, 2021). Penyebab keterlambatan perusahaan ini adalah belum selesainya pelaksanaan audit
investigasi yang menjadi penyebab PT Sugih terlambat menyampaikan laporan keuangan
(Indopremier, 2020)
Meningkatnya kasus audit delay yang terjadi setiap tahun menjadi alasan kuat untuk mengkaji ulang penelitian
ini, bahwa ukuran perusahaan, ukuran auditor, opini audit, leverage, profitabilitas, ukuran dewan direksi,
komisaris independen, CEO tenure, dan keahlian CEO berpengaruh terhadap audit delay.
Besar kecilnya KAP dapat dilihat dari reputasi KAP, karena KAP yang bereputasi dianggap mampu
menyelesaikan proses audit dalam jangka waktu yang diperkirakan oleh klien (Prasetiyo et al., 2020). KAP
skala besar merupakan KAP yang mempunyai reputasi baik dalam skala global sehingga dikenal dengan
istilah empat besar (Anam, 2017). KAP big four memiliki banyak sumber daya yang membantu perusahaan
menyelesaikan proses audit lebih cepat (Ulfah & Triani, 2019). Penelitian yang dilakukan Puspitasari dan
Latrini (2014) Ukuran KAP dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu KAP big four dan KAP non big four, hal
ini untuk menentukan besar kecilnya KAP. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Andreas dan Chang
(2020), Puspitasari dan Latrini (2014), ukuran KAP dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu KAP big four
dan KAP non big four. Menurut Elvienne dan Apriwenni (2020), Napisah dan Lestari (2020) dapat
disimpulkan bahwa ukuran KAP berpengaruh negatif signifikan terhadap audit delay.
METODOLOGI PENELITIAN
Pengumpulan data – data sampel perusahaan dalam penelitian ini, menggunakan data berupa angka-
angka yang diperoleh dari laporan keuangan perusahaan seperti penelitian-penelitian sebelumnya. Tidak hanya
dalam pengumpulan data saja, dalam pengukuran variabel dan interpretasi data juga berbentuk angka-angka,
sehingga jenis penelitian ini adalah kuantitatif. Menurut Jaya (2020) penelitian yang menggunakan angka-angka
sebagai pengumpulan data, interpretasi data dan hasil datanya merupakan jenis penelitian kuantitatif. Jenis data
berdasarkan pengumpulan adalah time series sekunder karena pengumpulan data didasarkan pada perolehan
laporan keuangan perusahaan dan data yang diperoleh berdasarkan jangka waktu tertentu (Siyoto & Sodik,
2015).
Penelitian ini menggunakan data laporan keuangan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun
2016 sampai dengan tahun 2020. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakanpengambilan sampel secara sengaja
metode dengan mengacu pada kriteria penelitian seperti:
1. Perusahaan yang terdaftar di BEI antara tahun 2016 dan 2020.
2. Perusahaan telah merilis akun keuangan yang telah diaudit secara independen untuk tahun
2016 hingga 2020.
3. Menyajikan data untuk pengukuran variabel-variabel dalam penelitian ini seperti total penjualan,
total aset, total aset jangka pendek, total utang, total utang jangka pendek, laba ditahan, jumlah
saham beredar, harga per saham, laba sebelum pajak, laba bersih. pendapatan, laporan auditor
independen, dan terdapat informasi mengenai dewan direksi yang menjabat.
keuangan
Komentar:
a = konstanta
X1 – X9 = koefisien variabel independen CS =
Ukuran Perusahaan
KS = Ukuran Kantor Akuntan
Publik AO = Opini audit
Keuntungan = Profitabilitas
Leverage = Leverage
IBC = Dewan Komisaris Independen
BSZ = Jumlah Dewan Komisaris
bahwa perusahaan tersebut memiliki aset dalam jumlah kecil dari 392 perusahaan di Indonesia. Nilai
maksimum yang terdapat pada sampel perusahaan Bank Rakyat Indonesia dengan nilai ukuran
perusahaan sebesar Rp. 1.511.804.628.000.000 (34,95) pada tahun 2020, hal ini menjelaskan bahwa nilai
aset perusahaan Bank Rakyat Indonesia merupakan nilai aset terbesar pada periode 2016-2020. Nilai rata-
rata ukuran perusahaan adalah 1,78, pada nilai tersebut dapat disimpulkan bahwa rata-rata nilai aset 392
perusahaan adalah sekitar Rp. 26.124.524.862.159.
Leverage mempunyai nilai minimum sebesar -137.42 yang hanya terdapat 1 data dari sampel PT Century
Textile Industry Tbk, hal ini menunjukkan bahwa nilai hutang pada perusahaan tidak dapat membiayai
operasional perusahaan karena memiliki tingkat hutang yang kecil. Sedangkan nilai maksimalnya sebesar 786,93
dari sampel data perusahaan Alumindo Light Metal Industry, artinya perusahaan tersebut mempunyai nilai
hutang yang besar untuk membiayai operasional perusahaan sehingga dapat terjadi kesulitan keuangan.
Sehingga rata-rata variabel leverage sebesar 2,79.
Profitabilitas memiliki nilai rata-rata sebesar -0,00 dengan nilai minimal yang dimiliki hanya terdapat 1
sampel data yaitu pada perusahaan Ratu Prabu Energi Tbk terjadi pada tahun 2020 dengan nilai sebesar
- 29.18. Nilai maksimal yang dimiliki variabel ini adalah sebesar 9,88 dari sampel data perusahaan
Erajaya Swasembada Tbk tahun 2020.
Karena sedikitnya jumlah komisaris independen yang dimiliki perusahaan Bisi International Tbk
dibandingkan dengan jumlah seluruh komisaris yang ada di perusahaan, maka variabel dewan komisaris
independen memiliki nilai minimum sebesar 0,13 pada tahun 2019. Pada perusahaan Indonesia Paradise
Property Tbk, hal ini Variabel tersebut dapat mencapai nilai maksimum 2,00 pada tahun 2020, yang
menjelaskan mengapa komisaris independen mendominasi dibandingkan komisaris reguler di perusahaan.
Nilai rata-rata variabel komisaris independen sebesar 0,43 artinya sebagian besar perusahaan di Indonesia
mempunyai dewan komisaris independen yang beranggotakan tiga orang.
Ukuran dewan komisaris mempunyai nilai minimal 1 dari 3 perusahaan yang terdapat pada
perusahaan PT FKS Food Sejahtera Tbk, PT Bank Oke Indonesia Tbk, dan PT Intan Baruprana Finance
Tbk. Perusahaan ini mempunyai dewan komisaris yang berjumlah 1 orang dalam perusahaannya.
Nilai maksimum variabel ini sebesar 18 yang menjelaskan bahwa perusahaan Metropolitan Kentjana
Tbk mempunyai komisaris sebanyak 18 orang, sedangkan rata-rata dewan komisaris perusahaan
berjumlah 4. Variabel ini mempunyai nilai standar deviasi sebesar 1,92 dengan rata-rata sebesar
44,55% yang menjelaskan bahwa variasi variabel ini tinggi.
Masa jabatan CEO yang memiliki nilai tertinggi sebesar 48,4 terjadi pada perusahaan Jembo Cable
Company Tbk pada tahun 2020, artinya perusahaan tersebut memiliki CEO yang telah menjabat selama 48 tahun
yang merupakan pendiri perusahaan tersebut sejak tahun 1973. Masa jabatan terendah pada variabel ini berada
pada perusahaan PT Temas Tbk dengan nilai -0,49 yang berarti pada perusahaan tersebut direkturnya diangkat
pada periode berikutnya namun menjabat sebagai direktur pada periode sekarang. Sehingga nilai rata-rata
variabel ini sebesar 6,26 yang menunjukkan bahwa rata-rata direktur pada perusahaan publik Indonesia
menjabat selama 6 bulan.
Tabel 3.Uji statistik deskriptif variabel dummy
Variabel Kategori Frekuensi Persentase
Ukuran Auditor 1 = KAP besar 4 827 42,2%
0 = KAP bukan besar 4 1.133 57,8%
Opini Audit 1 = opini audit wajar tanpa 1.938 98,9%
pengecualian 0 = opini audit lainnya 22 1,1%
CEO 1 = CEO memiliki keahlian keuangan 0 = 1.250 63,8%
Keahlian CEO tidak memiliki keahlian keuangan 710 36,2%
Sumber: Data diolah (2022)
Tabel 3 menunjukkan bahwa perusahaan di Indonesia dominan menggunakan KAP non big 4 dengan frekuensi 1.133
data, sedangkan terdapat 827 data yang menggunakan KAP big four untuk mengaudit laporan keuangannya. Hal ini bisa jadi
disebabkan karena perusahaan-perusahaan Indonesia memilih untuk meminimalisir pengeluaran sehingga lebih memilih
menggunakan auditor non big 4.
Perusahaan yang memperoleh opini wajar tanpa pengecualian terdapat 1.938 data, sedangkan yang
memperoleh opini audit lainnya antara lain, opini audit wajar tanpa pengecualian dengan paragraf tambahan, opini
audit wajar dengan pengecualian, tidak ada opini, opini tidak wajar terdapat 22 data. Dapat disimpulkan bahwa
perusahaan yang terdaftar di BEI menyajikan laporan keuangan yang baik sehingga dominan memperoleh opini audit
wajar tanpa pengecualian.
CEO yang menduduki jabatan dengan pengalaman dan pengetahuan di bidang keuangan sebanyak 1.250 data,
sedangkan CEO yang tidak memiliki keahlian di bidang keuangan sebanyak 710 data. Artinya, CEO pada perusahaan
yang terdaftar di BEI rata-rata sudah memiliki pemahaman dan keahlian di bidang keuangan sebelum menduduki
jabatan sebagai CEO.
3. Hasil Uji F
Untuk memperoleh temuan uji F, pengujian menggunakan model FEM. Uji F digunakan untuk
menilai dampak keseluruhan faktor independen penelitian terhadap variabel dependen. Opini audit,
ukuran perusahaan, ukuran auditor, profitabilitas, leverage, dewan komisaris independen, ukuran
dewan direksi, masa jabatan CEO, dan keahlian CEO merupakan variabel independen yang
berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen audit delay yang ditunjukkan dari hasil uji F,
yang bernilai 0,00.
Tabel 6.Hasil tes F
Variabel tak bebas tes F Penting
Keterlambatan audit Masalah (F-statistik) 0,00
Sumber: Data diolah (2022).
4. Hasil uji-t
Uji t dilakukan untuk mengukur pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel
dependen secara simultan.
(2021) dan Salehi dkk. (2018) penelitiannya tidak terdapat pengaruh antara masa jabatan CEO terhadap
perpanjangan audit delay.
Berdasarkan hasil uji data, variabel opini audit mempunyai pengaruh negatif yang kuat terhadap
audit delay, artinya audit delay akan semakin pendek jika semakin banyak perusahaan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia yang memperoleh opini audit wajar tanpa pengecualian. Faktor dewan komisaris
independen secara signifikan mengurangi penundaan audit; semakin banyak komisaris independen yang
dimiliki suatu perusahaan, maka kecurangan dalam penyajian informasi laporan keuangan dapat
digagalkan sehingga dapat mempercepat kinerja seorang auditor.
Berdasarkan penelitian sebelumnya, variabel ukuran perusahaan, ukuran auditor, leverage, profitabilitas,
ukuran dewan direksi, masa jabatan CEO, dan keahlian CEO tidak berpengaruh terhadap audit delay. Temuan penelitian
ini dapat digunakan sebagai panduan bagi dunia usaha untuk menilai kualitas penyajian laporan keuangan dan publikasi
laporan keuangan tepat waktu, bagi auditor untuk melakukan laporan audit yang mengidentifikasi faktor-faktor penentu
keterlambatan audit, dan bagi investor untuk memikirkan investasi pada perusahaan. bisnis yang mengalami
penundaan audit. Keterbatasan penelitian adalah fokus sampel seluruh sektor pada perusahaan yang terdaftar di
Indonesia. Saran untuk penelitian selanjutnya adalah memperluas waktu pengambilan sampel dan dapat fokus pada
sektor tertentu sehingga memberikan kontribusi bagi masing-masing sektor untuk mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi audit delay.
REFERENSI
Abadi, MG (2016). Faktor-faktor yang mempengaruhi audit delay.Jurnal Kimia
Informasi dan Pemodelan,53(9), 1689–1699.
Afriliana, N., & Ariani, NE (2020). pengaruh gender chief executive officer (CEO), keuangan
keahlian CEO, gender komite audit, keahlian keuangan komite audit dan ukuran komite
audit terhadap audit delay pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode
2015-2017.Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi,5(1), 24–35. https://doi.org/
10.24815/jimeka.v5i1.15426
Agus Harjoto, M., Laksmana, I., & Lee, R. (2013). Dampak karakteristik demografi
CEO dan direktur tentang biaya audit dan penundaan audit Maretno,30(8/9), 963–997. Ahmed,
MI, & Che-Ahmad, A. (2016). Pengaruh karakteristik tata kelola perusahaan pada
laporan audit tertinggal.Jurnal Internasional Masalah Ekonomi dan Keuangan,6(7Edisi
Khusus), 159–164.
Al-Ebel, A., Baatwah, S., & Al-Musali, M. (2020). Religiusitas, keahlian akuntansi, dan audit
kelambatan laporan: Bukti empiris dari tingkat individu.Bisnis dan Manajemen yang
Meyakinkan,7(1), 1–30. https://doi.org/10.1080/23311975.2020.1823587
Alfiani, & Nurmala. (2020). Pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas, solvabilitas dan
reputasi kantor akuntan publik terhadap audit delay.Jurnal Technopreneurship
Tinjauan Ekonomi dan Bisnis,1(2), 79–99.
Alfraih, MM (2016). Mekanisme tata kelola perusahaan dan penundaan audit dalam audit bersama
peraturan.Jurnal Regulasi dan Kepatuhan Keuangan,24(3), 292–316. https://
doi.org/10.1108/JFRC-09-2015-0054
Amani, Fauziyah Althaf. (2016). Pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas, audit opini, dan
jangka waktu perusahaan terhadap audit delay (studi empiris pada perusahaan property dan
real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2012-2014).Nominal, Barometer
Riset Akuntansi Dan Manajemen,5(1). https://doi.org/10.21831/nominal.v5i1.11482 Anam, MK
(2017). Faktor penentu yang mempengaruhi audit delay: studi pada perusahaan
terdaftar di bursa efek indonesia.Akuntabilitas,10(1), 93–108.
https://doi.org/10.15408/akt.v10i1.3649
Andreas, HH, & Chang, ML (2020). Keterlambatan audit dan karakteristik perusahaan pada urutan kedua
fase adopsi IFRS dalam bahasa Indonesia.Tinjauan Penelitian Bisnis dan Ekonomi
Integratif, 9(3), 140–155.
https://search.proquest.com/docview/2386936831?accountid=17242 Angruningrum, S.,
& Wirakusuma, MG (2013). Pengaruh profitabilitas, leverage,
kompleksitas operasi, reputasi kap dan komite audit pada audit delay.Jurnal
LiabiE-JurnalAkuntansiUniversitasUdayana,5(2),251–270.
https://doi.org/10.54964/liabilitas.v4i1.49
Annisa, D. (2018). Pengaruh ukuran perusahaan, jenis opini auditor, ukuran KAP dan audit
tenure terhadap audit delay.Jurnal Akuntansi Berkelanjutan Indonesia,1(1), 108.https://
doi.org/10.32493/jabi.v1i1.y2018.p108-121
Aprilliant, AS, Setiyanti, SW, Susanto, E., & Marhamah, M. (2020). Ukuran perusahaan
memoderasi pengaruh profitabilitas, solvabilitas dan opini auditor terhadap audit delay
pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.Jurnal Stie Semarang,12(1), 01–18.
https://doi.org/10.33747/stiesmg.v12i1.393
Azami, Z., & Salehi, T. (2017). Hubungan antara penundaan laporan audit dan investasi
peluang.Tinjauan Bisnis Eurasia,7(3), 437–449. https://doi.org/10.1007/s40821-
016-0070-4
Baatwah, SR, & Ahmad, ZSN (2015). Karakteristik CEO dan ketepatan waktu laporan audit: lakukan
masa jabatan CEO dan keahlian keuangan itu penting?Wawasan Zamrud,30(8/9).
http://www.emeraldinsight.com/doi/pdfplus/10.1108/F-11-2014-0094
Borgi, H., Ghardallou, W., & Alzeer, M. (2021). Pengaruh karakteristik CEO terhadap keuangan
melaporkan ketepatan waktu di Arab Saudi.Akuntansi,7(6), 1265–1274.
https://doi.org/10.5267/j.ac.2021.4.013
Darmawan, IPY, & Widhiyani, NLS (2017). Pengaruh ukuran perusahaan, kompleksitas
operasi perusahaan dan komite audit pada audit delay.E-Jurnal Akuntansi,21(1), 254–282.
Dewanto, IGA, & Dwirandra, AANB (2018). Opini auditor dan solvabilitas sebagai
pemoderasi pengaruh profitabilitas terhadap audit delay.E-Jurnal Akuntansi,24,
1799.https://doi.org/10.24843/eja.2018.v24.i03.p06
Diana, P., & Maggy. (2018). Faktor penentu penundaan audit internal dan eksternal: bukti dari
perusahaan manufaktur indonesia.Acc. Sirip. Tinjauan,3(1), 16–25.
www.gatrenterprise.com/GATRJournals/index.html
Elvienne, R., & Apriwenni, P. (2020). Pengaruh profitabilitas, solvabilitas, dan ukuran
perusahaan terhadap audit delay dengan reputasi KAP sebagai pemoderasi.Jurnal
Akuntansi,8(2), 125–147. https://doi.org/10.46806/ja.v8i2.616
Fathi, M., & Gerayli, MS (2017). Karakteristik spesifik perusahaan dan penundaan laporan audit:
Bukti empiris dari perusahaan Iran.Jurnal Internasional Perspektif Ekonomi, 11(3),
1078–1083.
Fatimah, S., Ethika, & Yunilma. (2015). Pengaruh ukuran dewan komisaris, dewan komisaris
independen, ukuran perusahaan, profitabilitas, dan umur perusahaan terhadap
kualitas kinerja laporan keuangan pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI.
Jurnal JFEK,7(1), 1–15.
Felicia, W., & Pesudo, DAA (2019). Mengapa perusahaan menunda penerbitan laporan
keuangan?Perspektif Akuntansi,2(1), 71–88. https://doi.org/10.24246/persi.v2i1.p71-88
Firmansyah, R., & Amanah, L. (2020). Pengaruh profitabilitas, tata kelola perusahaan yang baik,
leverage, dan ukuran perusahaan terhadap audit report lag.Jurnal Ilmu Dan Riset Akuntansi
(JIRA), 9(3), 1–20. http://jurnalmahasiswa.stiesia.ac.id/index.php/jira/article/view/2843
Handayani, YD (2016). Pengaruh dewan komisaris independen, masa jabatan auditor, auditor
kekhasan industri terhadap kelambatan laporan auditor (studi empiris pada perusahaan
pertambangan yang terdaftar di BEI tahun 2010-2014).Jurnal Riset Akuntansi Terpadu, 9(2).
https://doi.org/10.35448/jrat.v9i2.4312
Hasan, YM (2016). Faktor penentu keterlambatan laporan audit: Bukti dari Palestina.Jurnal dari
Akuntansi di Negara Berkembang,6(1), 13–32. https://doi.org/10.1108/jaee-05-2013-
0024
Indopremier. (2020). Audit investigasi jadi alasan SUGI belum sampaikan kinerja keuangan
2018. Indopremier.Com.
https://www.indopremier.com/ipotnews/newsDetail.php?jdl=Audit_Investigasi_Jadi_Ala
san_SUGI_Belum_Sampaikan_Kinerja_Keuangan_2018&news_id=114423&group_ne
ws=IPOTNEWS&news_date=&taging_subtype=SUGI&name=&search=y_general&q= PT
Sugih Energy Tbk (SUGI)&halaman=
Jaya, IMLM (2020). Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif: teori, penerapan, dan penelitian
nyata. Anak Hebat Indonesia: Yogyakarta.
Jensen, MC, & Meckling, WH (1976). Teori perusahaan: perilaku manajerial, agensi
biaya dan struktur kepemilikan Michael.Hubungan manusia,72(10), 305–360. https://
doi.org/10.1177/0018726718812602
Joened, JA, & Damayanthi, IGAE (2016). Pengaruh karakteristik dewan komisaris, opini
auditor, profitabilitas, dan reputasi auditor pada ketepatan waktu pelaporan keuangan.E-Jurnal
Akuntansi Universitas Udayana,14(1), 423–450.
Junarso, SA (2020). Pengumuman bursa sanksi keterlambatan laporan keuangan 2019. 1–4.
Junarso, SA, & Pratama, MB (2021). Pengumuman bursa sanski keterlambatan laporan
keuangan 2020.
Kartika, A. (2009). Faktor-faktor yang mempengaruhi audit delay di indonesia (studi empiris
pada perusahaan-perusahaan lq 45 yang terdaftar di bursa efek jakarta).Jurnal Bisnis Dan
Ekonomi,16(1), 1–17.
Kayleen, K., & Harindahyani, S. (2020). Dampak efektivitas komite audit, gender,
dan masa kerja atas keterlambatan laporan audit: Bukti Indonesia. https://doi.org/10.4108/eai.13-2-
2019.2286077
Keuangan, POJ (2016). Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Republik Indonesia Nomor
29/POJK.04/2016 tentang laporan tahunan emiten atau perusahaan publik. 1–29. https://
doi.org/https://www.ojk.go.id/id/kanal/pasar-modal/regulasi/peraturanojk/Documents/
Pages/POJK-Laporan-Tahunan-Emiten-Perusahaan-Publik/POJK- Laporan-Tahunan.pdf
Kristiantini, MD, & Sujana, IK (2017). Pengaruh opini audit, audit tenure, komisaris
independen, dan kepemilikan manajerial pada ketepatwaktuan publikasi laporan
keuangan.E-Jurnal Akuntansi,2017(1), 729–757.
Kuncaratrah, HJ, Widyastuti, T., & Wiratno, A. (2019a). Faktor-faktor penentu audit delay di
Indonesia.Jurnal Akuntansi Universitas Jember,17(1), 49.
https://doi.org/10.19184/jauj.v17i1.9707
Lai, TTT, Tran, MD, Hoang, VT, & Nguyen, THL (2020). Faktor penentu yang mempengaruhi
penundaan audit: Kasus Vietnam.Akuntansi,6(5), 851–858.
https://doi.org/10.5267/j.ac.2020.5.009
Lapinayanti, NMM, & Budiartha, IK (2018). Pengaruh profitabilitas dan leverage pada
audit delay dengan ukuran pemeriksaan sebagai pemoderasi.E-Jurnal Akuntansi,23(2),
1066–1092. https://doi.org/10.24843/EJA.2018.v23.i02.p10
Lilis Saidah Napisah dan Annafi Fiola Lestari. (2020). Pengaruh reputasi kantor akuntan publik,
kompleksitas operasi, dan penerapan standar pelaporan keuangan internasional terhadap
audit delay.Jurnal Riset Akuntansi Dan Perbankan Volume 14 Nomor 1, Februari 2020 Hal
254 - 262,5(1), 55.
Siyoto, DS, & Sodik, MA (2015). Dasar metodologi penelitian. Penerbitan Media Literasi:
Yogyakarta.
Liwe, AG, Manossoh, H., & Mawikere, LM (2018). Analisis faktor-faktor yang
mempengaruhi audit delay (studi empiris pada perusahaan properti yang ada di BEI).
Jurnal Riset Akuntansi Going Concern 13(2), 2018, 99-108,13(A), 99–108. Mahendra,
AANP, Luh, N., & Widhiyani, S. (2017). Pengaruh GCG, opini auditor dan
auditor internal terhadap audit delay pada perusahaan telekomunikasi di BEI.E-
Jurnal Akuntansi,21(2), 1601–1629. https://doi.org/10.24843/EJA.2017.v21.i02.p27
Mahendra, IBKY, & Putra, INWA (2014). Pengaruh komisaris independen,
kepemilikan institusional, profitabilitas, likuiditas, dan ukuran perusahaan terhadap
ketepatwaktuan.E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana,9(1), 180–199. Mathuva, DM,
Tauringana, V., & Owino, FJO (2019). Tata Kelola Perusahaan dan
ketepatan waktu laporan keuangan yang diaudit: Kasus perusahaan yang terdaftar di Kenya.
Jurnal Akuntansi di Negara Berkembang,9(4), 473–501. https://doi.org/10.1108/JAEE-05-
2018-0053
Miradhi, M., & Juliarsa, G. (2016). Ukuran perusahaan sebagai pemoderasi pengaruh
profitabilitas dan opini auditor pada audit delay.E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 16
(1), 388–415.
Ningsih, IGAPS, & Widhiyani, NLS (2015). Pengaruh ukuran perusahaan, laba operasi,
solvabilitas dan komite audit pada audit delay.E-Jurnal Akuntansi,12(3), 481–495. Ocak, M., & Özden,
EA (2018). Menandatangani karakteristik spesifik auditor dan keterlambatan laporan audit:
Sebuah penelitian dari Turki.Jurnal Penelitian Bisnis Terapan,34(2), 277–294.
https://doi.org/10.19030/jabr.v34i2.10129
Oussii, AA, & Taktak, NB (2018). Efektivitas komite audit dan pelaporan keuangan
ketepatan waktu: Kasus perusahaan tercatat di Tunisia.Jurnal Ekonomi Afrika dan
Syachrudin, D., & Nurlis. (2018). Pengaruh ukuran perusahaan, opini audit, profitabilitas,
solvabilitas, dan ukuran kantor akuntan publik untuk menunda audit pada perusahaan
manufaktur sektor properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.Jurnal Internasional
Penelitian Ilmiah dan Teknologi,7(10), 106–111.
Thertina, PMR, & Thertina, ESDM (2020). Laporan keuangan tiga pilar disclaimer,
sahamnya masih disuspensi bei artikel ini telah tayang di katadata.co.id dengan judul
“laporan keuangan tiga pilar disclaimer, sahamnya masih disuspensi BEI” , https://
katadata.co.id/marthathertina/finansial/5e9a495. Katadata.
https://katadata.co.id/marthathertina/finansial/5e9a495be9e31/laporan-keuangan-tigapilar-
disclaimer-sahamnya-masih-disuspensi-bei
Tikollah, MR, & Samsinar, S. (2019). Pengaruh ukuran perusahaan, laba/rugi operasi, dan
reputasi kap auditor terhadap audit delay.Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi Publik,9(1), 87.
https://doi.org/10.26858/jiap.v9i1.9329
Turel, ET (2016). Analisis empiris penundaan audit di Turki.Universitas Annales
Apulensis - Seri Oeconomica,18(2), 78–87.
Ulfah, I., & Triani, NNA (2019). Karakteristik auditee dan auditor terhadap audit delay pada
perusahaan di BEI periode 2013-2017.Jurnal Akuntansi AKUNESA,8(2). Uyiogosa, O., &
Otivbo, AF (2019). Atribut CEO dan ketepatan waktu pelaporan keuangan.
Kelompok Keilmuan Akuntansi dan Perpajakan Internasional,3(3), 12–23.
https://doi.org/10.1515/mt-1999-417-807
Verawati, N., & Wirakusuma, M. (2016). Pengaruh pergantian auditor, reputasi kap, opini
audit, dan komite audit dalam audit penundaan.E-Jurnal Akuntansi,17(2), 1083–1111. Vuko, T., & Čular, M.
(2014). Menemukan faktor-faktor penentu penundaan audit dengan menggabungkan regresi OLS
analisis.Tinjauan Riset Operasional Kroasia,5(1), 81–91.
https://doi.org/10.17535/crorr.2014.0030
Wan Hussin, WN, Bamahros, HM, & Shukeri, SN (2018). Mitra keterlibatan utama
beban kerja, masa kerja mitra-klien dan keterlambatan pelaporan audit: Bukti dari
Malaysia. Jurnal Audit Manajerial,33(3), 246–266. https://doi.org/10.1108/
MAJ-07-2017-1601
Wardhani, AP, & Raharja, S. (2013). Analisis pengaruh tata kelola perusahaan terhadap audit
kelambatan laporan.Jurnal Akuntansi Diponegoro,2(3), 2337–3806.
Wendy, I., Rizal, V., & Hantono. (2019). Faktor yang mempengaruhi audit delay pada industri
dasar dan kimia.Jurnal Ekonomi,24(1), 35–48. https://doi.org/10.24912/je.v24i1.462
Widaryanti. (2011). Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu perusahaan
internet pelaporan pada perusahaan yang terdaftar di BEI.Jurnal Ilmu Manajemen Dan
Akuntansi Terapan, 2(2).
Wiryakriyana, AAG, & Widhiyani, NLS (2017). Pengaruh ukuran perusahaan, leverage,
pergantian auditor, dan sistem pengendalian internal pada audit delay.E-Jurnal Akuntansi, 19(1),
771–798.