Anda di halaman 1dari 17

Diterjemahkan dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia - www.onlinedoctranslator.

com

Jurnal Akuntansi Keuangan Global, Vol. 07, Nomor 01, April 2023
ISSN: 2655-836X
https://journal.uib.ac.id/index.php/gfa

Makalah Penelitian

DETERMINAN YANG MEMPENGARUHI KETERLAMBATAN AUDIT

Kennardi Tanujaya1*, Sinta Nuriah2

12JurusanAkuntansi, Fakultas Bisnis dan Manajemen, Universitas Internasional


Batam, Batam, Indonesia
* Penulis Koresponden: kennardi.tanujaya@uib.ac.id

ABSTRAK
Tujuan -Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi audit delay dan hal-hal
yang menyebabkan keterlambatan laporan keuangan auditan. Penelitian ini menggunakan variabel-variabel
seperti ukuran perusahaan, opini audit, ukuran auditor, profitabilitas, leverage, ukuran dewan komisaris, ukuran
komisaris independen, masa jabatan CEO, dan keahlian CEO.
Metode penelitian -Data laporan keuangan tahunan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
digunakan sebagai sampel dalam penelitian ini. Sampel data yang diperoleh sebanyak 1.960 orang yang
mencakup tahun 2016 hingga 2020. Dalam proses pengumpulan data penelitian ini digunakan purposive
sampling, dan pengumpulan data dilakukan secara kuantitatif.
Temuan -Hasil penelitian ini menemukan bahwa variabel ukuran perusahaan, ukuran KAP, profitabilitas,
leverage, ukuran dewan direksi, masa jabatan CEO, dan keahlian CEO tidak berpengaruh terhadap audit
delay, sedangkan variabel opini audit berpengaruh negatif signifikan dan variabel dewan komisaris
independen mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap audit delays.
Implikasi -Perusahaan dapat menggunakan temuan penelitian sebagai pedoman untuk menilai kualitas penyajian
laporan keuangan dan mempublikasikan laporan keuangan tepat waktu, dapat membantu auditor dalam melakukan
laporan audit untuk mengetahui faktor-faktor penentu yang mempengaruhi keterlambatan audit, dan dapat menjadi
bahan pertimbangan bagi investor dalam berinvestasi pada perusahaan yang mengalami penundaan audit. penundaan
audit masalah keuangan.

Kata Kunci : Audit Delay, Laporan Keuangan

Kode JEL : M42, G32

Sejarah Artikel DOI : http://dx.doi.org/10.37253/gfa.v7i1.7626 :


Diterima : 28 Maret 2023 jaring
Diperbaiki : 06 Mei 2023 https://journal.uib.ac.id/index.php/gfa/article/view/7626
Diterima : 06 Mei 2023
Kutipan
Tanujaya K., & Nuriah S. (2023). Faktor penentu yang mempengaruhi audit delay.Jurnal Akuntansi
Keuangan Global, 7(1), 99-116. http://dx.doi.org/10.37253/gfa.v7i1.7626

99
Tanujaya & Nuriah | Faktor Penentu Yang Mempengaruhi Audit Delay

PERKENALAN
Laporan keuangan mempunyai tujuan untuk menyampaikan informasi perusahaan dalam suatu periode akuntansi
yang berguna dalam pengambilan keputusan yang mempunyai manfaat bagi banyak penggunanya. Menurut Ocak dan Özden
(2018), ketepatan waktu adalah kualitas kualitatif utama laporan keuangan; keputusan tersebut harus jelas, akurat, dapat
diperbandingkan, dan relevan agar para pemangku kepentingan mempunyai pandangan yang tulus dan adil dalam mengambil
keputusan.
Laporan keuangan juga harus disusun secara sederhana agar mudah dipahami oleh investor,
kreditor, pemerintah, dan masyarakat karena tidak semua pengguna memahami akuntansi, serta agar
tidak timbul kesalahpahaman dalam memahami laporan keuangan. Menurut kerangka IFRS, laporan
keuangan hanya akan bernilai sebagai informasi jika dapat disampaikan dengan segera, sehingga
memungkinkan pemangku kepentingan untuk bertindak sebelum informasi tersebut hilang. (Kayleen &
Harindahyani, 2020).
Pengguna laporan keuangan menurut pendapat Azami dan Salehi (2017), hanya dapat
mengandalkan informasi keuangan ketika pihak yang independen, kompeten, dan obyektif
menyatakan pendapat profesionalnya atas kebenaran informasi tersebut. Akibatnya, dalam sistem
sosial ekonomi saat ini, tanggung jawab dilimpahkan kepada auditor independen atau auditor
eksternal. Akibatnya, penyelesaian informasi laporan keuangan bergantung pada seberapa baik
kinerja audit ketika menyelesaikan audit laporan keuangan.
Dalam menyajikan laporan keuangan, ketepatan waktu menjadi salah satu faktor yang dapat
menentukan pengambilan keputusan, karena cepat atau lambat laporan keuangan diselesaikan akan banyak
dampaknya bagi perusahaan. Jika audit terlambat menyampaikan laporan keuangan, hal ini dapat berdampak
buruk bagi bisnis, antara lain tertundanya pengambilan keputusan, menurunkan harga saham, dan mengurangi
perhatian calon investor yang berminat. Karena bersedia menyelesaikan auditnya dengan cepat dan mengurangi
periode antara akhir tahun fiskal dan tanggal penerbitan laporan keuangan yang diaudit, maka perusahaan yang
menguntungkan adalah perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan tahunannya lebih awal (Azami & Salehi,
2017).
Untuk memperoleh opini atas kelayakan posisi keuangan, laba yang dihasilkan,
perubahan modal, arus kas, dan perkembangan kekayaan perusahaan sesuai dengan
standar penyajian laporan keuangan yang berlaku di Indonesia, maka penyajian laporan
keuangan perusahaan harus diaudit oleh auditor eksternal (Anam, 2017). Publikasi laporan
audit mungkin tertunda selama audit akun keuangan. Penundaan audit dapat digunakan
untuk mengukur seberapa cepat suatu perusahaan melaporkan informasi. Waktu yang
berlalu sepanjang proses audit diukur sebagai selang waktu antara tanggal penerbitan
laporan keuangan dan tanggal publikasi laporan audit (Suryanto, 2016).
Dalam waktu empat bulan setelah akhir tahun fiskal perusahaan, badan usaha publik harus
melaporkan dan mempublikasikan laporan keuangan tahunan yang telah diperiksa secara independen
oleh auditor yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (Puryati, 2020). Peraturan Otoritas Jasa Keuangan
Nomor 29/POJK.04/2016 mengamanatkan agar perusahaan publik menyampaikan laporan tahunannya
kepada OJK paling lambat pada akhir bulan keempat (120 hari) setelah berakhirnya tahun anggaran
(Otoritas Jasa Keuangan). , 2016). Suatu korporasi akan mendapat teguran tertulis, denda
pertanggungjawaban dengan jumlah tertentu, pembatasan kegiatan usaha, penghentian sementara
kegiatan usaha, pencabutan izin usaha, pencabutan persetujuan, dan pencabutan sertifikasi apabila
melanggar peraturan otoritas jasa keuangan.
Dalam penelitian ini yang menggunakan data sampel perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
pada tahun 2016 hingga 2020, dianalisis faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya audit delay. Karena beberapa bisnis telah
menghadapi penundaan audit selama beberapa waktu, evaluasi ulang dilakukan untuk mengidentifikasi permasalahan yang
berkontribusi.
PT Tiga Pilar Sejahtera menjadi salah satu usaha yang disuspensi sejak 8 Juli karena tidak menyampaikan
laporan keuangan audit tepat waktu. Bursa Efek Indonesia mengungkap pengumuman pada tahun 2020 bahwa
PT Tiga Pilar Sejahtera belum membayar denda atas keterlambatan audit keuangan.

Jurnal Akuntansi Keuangan Global, Vol 07 (01), Hal 100


Tanujaya & Nuriah | Faktor Penentu Yang Mempengaruhi Audit Delay

pelaporan tahun 2019 sebesar Rp 150 juta (Junarso, 2020). Pada tahun 2017, PT Tiga Pilar dituduh
oleh pemegang sahamnya melakukan manipulasi laporan keuangan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
meminta PT Tiga Pilar Sejahtera menyajikan kembali laporan audit tahun 2017 sehingga
penyampaian laporan keuangan berikutnya terlambat (Thertina dkk. al., 2020).
Perusahaan yang terlambat menyampaikan laporan keuangan pada tahun 2020 adalah Sugih
Energy Tbk. PT Sugih Energy Tbk dikenakan SP3 dan denda sebesar Rp150.000.000 pada tahun 2019
dan 2020 (Junarso & Pratama, 2021; Junarso, 2020). Akibat keterlambatan penyampaian laporan
keuangan, pihak Bursa Efek Indonesia mengambil tindakan dengan mengumumkan pada 4 Januari
2021, adanya potensi PT Sugih Energy delisting dengan nomor pengumuman No. Peng-0001/
BEI.PP2/01- 2021 yang menyatakan bahwa PT Sugih Energy Tbk akan dikeluarkan dari bursa karena
tidak menyampaikan laporan keuangan yang telah diaudit pada tahun 2018 hingga 2020 (Pratama &
Susandy, 2021). Penyebab keterlambatan perusahaan ini adalah belum selesainya pelaksanaan audit
investigasi yang menjadi penyebab PT Sugih terlambat menyampaikan laporan keuangan
(Indopremier, 2020)
Meningkatnya kasus audit delay yang terjadi setiap tahun menjadi alasan kuat untuk mengkaji ulang penelitian
ini, bahwa ukuran perusahaan, ukuran auditor, opini audit, leverage, profitabilitas, ukuran dewan direksi,
komisaris independen, CEO tenure, dan keahlian CEO berpengaruh terhadap audit delay.

TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS


Teori keagenan merupakan hubungan kontraktual antara agen (manajemen) dan prinsipal (pemilik)
untuk melakukan jasa tertentu yang mewakili otoritas dalam pengambilan keputusan, sehingga terdapat
kesepakatan antara kedua pihak (Jensen & Meckling, 1976). Perbedaan pendapat dalam pengambilan keputusan
dapat menjadi konflik keagenan antara prinsipal dan agen, hal ini akan berdampak pada menurunnya nilai
perusahaan karena konflik tersebut dapat mempengaruhi berjalannya perusahaan untuk memaksimalkan nilai
perusahaan (Jensen & Meckling, 1976) . Teori keagenan menunjukkan bahwa antara manajemen dan pemilik
seringkali terjadi perbedaan pendapat. Agen cenderung memiliki banyak pengetahuan dan informasi untuk
digunakan untuk kepentingan pribadi, sedangkan prinsipal mempunyai kekuasaan dan kemampuan yang lebih
besar dibandingkan agen sehingga hal ini dapat menimbulkan konflik keagenan (Anam, 2017). Perbedaan
pendapat tersebut dapat mengakibatkan tertundanya penerbitan laporan audit, karena auditor harus
memastikan keakuratan informasi yang telah disajikan oleh perusahaan.
Kerangka teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori kepatuhan. Menurut Pratiwi
(2018), keharusan bagi emiten untuk mengikuti aturan yang berlaku memungkinkan perusahaan menyampaikan
laporan keuangan tepat waktu. Sesuai Peraturan OJK Nomor 29/POJK.04/2016, Badan Usaha Milik Negara wajib
menyampaikan laporan tahunan beserta laporan keuangan yang telah diaudit kepada OJK paling lambat pada
akhir bulan keempat setelah tahun anggaran.
Besarnya ambiguitas informasi laporan keuangan juga dapat dipengaruhi oleh audit delay karena
semakin lama penundaan dalam mempublikasikan laporan kepada publik maka semakin lama pula auditor
menyelesaikan pekerjaan auditnya, sehingga mengakibatkan semakin lama pula penundaan dalam
mempublikasikan laporan keuangan (Syachrudin & Nurlis, 2018). Auditor tidak akan dapat memperkirakan secara
akurat waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan proses audit sehingga penerbitan laporan keuangan dapat
dilakukan tepat waktu jika laporan tahunan terlambat diterbitkan (Handayani, 2016).
Ukuran perusahaan merupakan variabel yang dapat diukur dengan total aset perusahaan pada periode
tersebut, sehingga dapat menggambarkan seberapa besar keuntungan yang dapat diperoleh perusahaan (Miradhi &
Juliarsa, 2016). Perusahaan dengan total aset yang besar biasanya melaporkan laporan keuangannya tepat waktu,
karena perusahaan yang lebih besar mempunyai sistem informasi akuntansi, sumber daya, dan personel yang lebih
banyak, sehingga dapat menghasilkan laporan tahunan yang lebih tepat waktu (Turel, 2016). Ukuran perusahaan
berpengaruh negatif terhadap audit delay berdasarkan penelitian sebelumnya (Tikollah & Samsinar, 2019; Prabowo &
Marsono, 2013; Fathi & Gerayli, 2017; Alfraih, 2016; Puspitasari & Latrini, 2014; Ningsih & Widhiyani, 2015).

H1: Ukuran Perusahaan berpengaruh negatif signifikan terhadap audit delay.

Jurnal Akuntansi Keuangan Global, Vol 07 (01), Hal 101


Tanujaya & Nuriah | Faktor Penentu Yang Mempengaruhi Audit Delay

Besar kecilnya KAP dapat dilihat dari reputasi KAP, karena KAP yang bereputasi dianggap mampu
menyelesaikan proses audit dalam jangka waktu yang diperkirakan oleh klien (Prasetiyo et al., 2020). KAP
skala besar merupakan KAP yang mempunyai reputasi baik dalam skala global sehingga dikenal dengan
istilah empat besar (Anam, 2017). KAP big four memiliki banyak sumber daya yang membantu perusahaan
menyelesaikan proses audit lebih cepat (Ulfah & Triani, 2019). Penelitian yang dilakukan Puspitasari dan
Latrini (2014) Ukuran KAP dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu KAP big four dan KAP non big four, hal
ini untuk menentukan besar kecilnya KAP. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Andreas dan Chang
(2020), Puspitasari dan Latrini (2014), ukuran KAP dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu KAP big four
dan KAP non big four. Menurut Elvienne dan Apriwenni (2020), Napisah dan Lestari (2020) dapat
disimpulkan bahwa ukuran KAP berpengaruh negatif signifikan terhadap audit delay.

H2: Ukuran KAP berpengaruh negatif signifikan terhadap audit delay.


Jika cocok untuk menerapkan prinsip akuntansi yang berlaku umum dalam penyusunan laporan
keuangan, maka auditor akan memberikan opini audit atas kewajaran seluruh komponen penting laporan
keuangan perusahaan (Amani, 2016). Sehingga opini audit dapat menjadi pemicu pengaruhnya terhadap
audit delay dalam pelaporan laporan audit. Dapat juga diasumsikan bahwa opini audit yang wajar dengan
pengecualian akan memperlambat pelaksanaan audit eksternal karena audit eksternal memerlukan waktu
tambahan sebelum menyelesaikan pekerjaan audit yang menyebabkan semakin meningkatnya
keterlambatan laporan audit (Oussii & Taktak, 2018). Opini audit berpengaruh signifikan negatif terhadap
audit delay, hal ini berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Annisa (2018), Puryati (2020), Dewanto &
Dwirandra (2018), Kuncaratrah dkk. (2019), dan Sucipto (2020).
H3: Opini audit berpengaruh negatif signifikan terhadap audit delay.
Laba atau rugi bagi perusahaan dapat berdampak pada audit delay karena perusahaan yang
menghasilkan uang pada saat itu dipandang sebagai berita positif bagi perusahaan, sedangkan kerugian
dipandang sebagai berita negatif (Pratiwi, 2018). Profitabilitas merupakan rasio yang dapat digunakan untuk
mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan serta efektivitas dan efisiensi
pengelolaannya (Aprilliant et al., 2020). Sementara bisnis dengan rasio profitabilitas yang tinggi akan lebih cepat
menginformasikan kabar baik kepada pembaca laporan keuangan, sedangkan profitabilitas perusahaan yang
tinggi akan mempersingkat keterlambatan auditor dalam menyelesaikan laporan auditnya (Alfiani & Nurmala,
2020). Berdasarkan penelitian terdahulu, profitabilitas berpengaruh negatif signifikan terhadap audit delay
(Shofiyah & Wilujeng Suryani, 2020; Mathuva et al., 2019; Prasetiyo et al., 2020; Survita & Hanny, 2015).
H4: Profitabilitas berpengaruh negatif signifikan terhadap audit delay.
Leverage adalah rasio yang digunakan untuk menentukan seberapa besar setiap perusahaan
dapat didukung oleh utang. Karena kerugian bagi perusahaan mungkin timbul karena memiliki lebih
banyak utang daripada aset, auditor lebih berhati-hati saat meninjau akun keuangan tersebut
(Wiryakriyana & Widhiyani, 2017). Perusahaan dengan leverage yang tinggi cenderung melaporkan laporan
keuangan lebih lama dan dapat disimpulkan bahwa tingkat leverage dapat mempengaruhi audit delay
(Lapinayanti & Budiartha, 2018). Menurut Fathi dan Gerayli (2017), Vuko dan Čular (2014), Firmansyah dan
Amanah (2020), Angruningrum dan Wirakusuma (2013) menurut hasil penelitian ini leverage berpengaruh
positif signifikan terhadap audit delay.
H5: Leverage berpengaruh positif signifikan terhadap audit delay.
Bisnis dengan dewan komisaris independen yang cukup besar dapat menunjukkan bahwa mereka
memiliki kapasitas untuk mengawasi terjadinya penipuan manajemen, meningkatkan kualitas
pengungkapan laporan keuangan sekaligus mengurangi kebutuhan akan kerahasiaan informasi (Swami &
Latrini, 2013). Karena kemampuan dewan komisaris independen memantau peraturan dan praktik
pelaporan keuangan untuk memastikan dipatuhi dan mengurangi penipuan laporan keuangan, maka
kehadiran dewan komisaris independen dalam perusahaan dapat mengurangi penundaan audit (Abadi,
2016). Menurut Kristiantini dan Sujana (2017), kemungkinan publikasi laporan keuangan tepat waktu akan
meningkat seiring dengan meningkatnya proporsi komisaris independen suatu organisasi. Hal ini
menunjukkan bahwa komisaris independen mempunyai pengaruh terhadap

Jurnal Akuntansi Keuangan Global, Vol 07 (01), Hal 102


Tanujaya & Nuriah | Faktor Penentu Yang Mempengaruhi Audit Delay

seberapa cepat laporan keuangan dipublikasikan. Menurut penelitian sebelumnya, komisaris


independen memiliki pengaruh positif yang kuat terhadap audit delay (Handayani, 2016; Joened &
Damayanthi, 2016; Mahendra & Putra, 2014; Wardhani & Raharja, 2013).
H6: Komisaris independen berpengaruh positif signifikan terhadap audit delay.
Dewan komisaris bertugas mengawasi strategi dan taktik manajemen yang berkaitan
dengan perusahaan dan operasinya serta memberikan saran dan nasihat kepada dewan direksi
(Mahendra dkk., 2017. Karena ukurannya, dewan komisaris dapat mencurahkan lebih banyak
waktu dan upaya untuk menjamin keakuratan dan ketepatan waktu penyelesaian laporan
keuangan (Alfraih, 2016). Semakin banyak komisaris di dewan, semakin besar kemungkinan
laporan keuangan akan disampaikan tepat waktu dan semakin sedikit penundaan audit.
Menurut penelitian sebelumnya, jumlah dewan komisaris secara signifikan mengurangi
penundaan audit (Hassan, 2016; Wardhani & Raharja, 2013; Ahmed & Ahmad, 2016;
Setiawan & Nahumury, 2014).
H7: Ukuran dewan komisaris berpengaruh positif signifikan terhadap audit delay. Menurut Borgi dkk.
(2021), CEO yang menduduki jabatan dalam jangka waktu lama akan berkontribusi dalam
menjalankan tugasnya secara efektif dan efisien. Sehingga CEO akan terhindar dari keterlambatan dalam
mempublikasikan laporan keuangan, karena CEO yang berpengalaman lebih memahami situasi dan kinerja
perusahaan. CEO yang mempunyai jabatan paling lama dapat meminimalisir keterlambatan laporan
keuangan, karena CEO mempunyai pengalaman dan pengetahuan dalam mengatasi kesalahan pencatatan
laporan keuangan (Uyiogosa & Otivbo, 2019). Masa jabatan CEO berpengaruh negatif signifikan terhadap
audit delay berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Baatwah dan Ahmad (2015) serta Uyioghosa dan
Otivbo (2019).
H8: Masa jabatan CEO berpengaruh negatif signifikan terhadap audit delay.
CEO yang memiliki kompetensi keuangan dapat segera mengidentifikasi kesalahan akuntansi
dalam laporan keuangan perusahaan, sehingga menurunkan tingkat kegagalan penilaian dan prediksi.
Mereka juga dapat dengan cepat menemukan solusi atas kesulitan-kesulitan ini, sehingga menghemat
waktu audit (Afriliana & Ariani, 2020). Melalui pengembangan dan pengawasan yang dilakukan, seorang
CEO yang memiliki kompetensi keuangan akan memberikan perhatian yang besar pada departemen
akuntansi dan audit internal (Baatwah & Ahmad, 2015). Perusahaan yang memiliki CEO yang mempunyai
keahlian akuntansi dapat mengurangi audit delay, karena CEO lebih memahami permasalahan dalam
laporan keuangan dan laporan keuangan perusahaan akan disajikan dengan kualitas yang lebih tinggi
untuk menghindari salah saji dalam laporan keuangan serta dapat mempercepat kinerja auditor dalam
memeriksa laporan keuangan tersebut (Afriliana & Ariani, 2020). Keahlian CEO berpengaruh negatif
signifikan terhadap audit delay, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Afriliana dan Ariani (2020),
Salehi et al. (2018) dan Al-Ebel dkk. (2020).
H9 : Keahlian CEO berpengaruh negatif signifikan terhadap audit delay.

METODOLOGI PENELITIAN
Pengumpulan data – data sampel perusahaan dalam penelitian ini, menggunakan data berupa angka-
angka yang diperoleh dari laporan keuangan perusahaan seperti penelitian-penelitian sebelumnya. Tidak hanya
dalam pengumpulan data saja, dalam pengukuran variabel dan interpretasi data juga berbentuk angka-angka,
sehingga jenis penelitian ini adalah kuantitatif. Menurut Jaya (2020) penelitian yang menggunakan angka-angka
sebagai pengumpulan data, interpretasi data dan hasil datanya merupakan jenis penelitian kuantitatif. Jenis data
berdasarkan pengumpulan adalah time series sekunder karena pengumpulan data didasarkan pada perolehan
laporan keuangan perusahaan dan data yang diperoleh berdasarkan jangka waktu tertentu (Siyoto & Sodik,
2015).
Penelitian ini menggunakan data laporan keuangan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun
2016 sampai dengan tahun 2020. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakanpengambilan sampel secara sengaja
metode dengan mengacu pada kriteria penelitian seperti:
1. Perusahaan yang terdaftar di BEI antara tahun 2016 dan 2020.

Jurnal Akuntansi Keuangan Global, Vol 07 (01), Hal 103


Tanujaya & Nuriah | Faktor Penentu Yang Mempengaruhi Audit Delay

2. Perusahaan telah merilis akun keuangan yang telah diaudit secara independen untuk tahun
2016 hingga 2020.
3. Menyajikan data untuk pengukuran variabel-variabel dalam penelitian ini seperti total penjualan,
total aset, total aset jangka pendek, total utang, total utang jangka pendek, laba ditahan, jumlah
saham beredar, harga per saham, laba sebelum pajak, laba bersih. pendapatan, laporan auditor
independen, dan terdapat informasi mengenai dewan direksi yang menjabat.

Tabel 1.Definisi operasional variabel


Variabel Rumus Referensi
Penundaan Audit
Jarak antara tanggal akhir tahun Laidkk. (2020)
fiskal sampai dengan tanggal
diterbitkannya laporan audit.
Ukuran perusahaan Log alami dari total aset. Husindkk. (2018)
ukuran KAP 1 = KAP empat besar, 0 = KAP non Setiawan dan Nahumury
empat besar. (2014)
Opini Audit 1 = opini audit wajar tanpa Verawati dan Wirakusuma
pengecualian, 0 = opini lain (2016)
Profitabilitas Penjualan bersih/pendapatan bersih Diana dan Maggy (2018)
Manfaat Total liabilitas/total ekuitas Pratiwi (2018)
Dewan Independen Nomor dari mandiri Swami dan Latrini (2013)
Komisaris komisaris/jumlah komisaris

Dewan KomisarisUkuran Nomor dari papan dariSultana dkk. (2015)


komisaris di
perusahaan pada periode
akuntansi
Masa Jabatan CEO Jumlah tahun CEO telah Baatwah dan Ahmad (2015)
bekerja di perusahaan
Keahlian CEO 1 = CEO memiliki pengalaman di bidang Salehi dkk. (2018)
keuangan
0 = CEO tidak memiliki pengalaman di bidang

keuangan

Sumber: Data diolah (2022)


Penelitian ini menggunakan regresi panel untuk menguji hipotesis penelitian. Penelitian ini
menggunakan statistik deskriptif untuk menggambarkan ringkasan data. Untuk memilih model
terbaik, penelitian ini menggunakan Uji Chow dan Uji Hausman. Setelah memilih model terbaik, uji F,
uji t, dan uji koefisien determinasi digunakan untuk menguji hipotesis. Persamaan penelitian ini: Audit
Delay = a + CS X1 + KS X2 + AO X3 + Profit X4 + Lev X5 + IBC X6 + BSZ X7 + CTO X8 + CE X9 + e

Komentar:
a = konstanta
X1 – X9 = koefisien variabel independen CS =
Ukuran Perusahaan
KS = Ukuran Kantor Akuntan
Publik AO = Opini audit
Keuntungan = Profitabilitas
Leverage = Leverage
IBC = Dewan Komisaris Independen
BSZ = Jumlah Dewan Komisaris

Jurnal Akuntansi Keuangan Global, Vol 07 (01), Hal 104


Tanujaya & Nuriah | Faktor Penentu Yang Mempengaruhi Audit Delay

CTO = Masa Jabatan CEO


CE = Keahlian CEO
e = istilah kesalahan

HASIL DAN DISKUSI


Laporan keuangan perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2016 sampai dengan
tahun 2020 digunakan sebagai sampel data untuk data sekunder penelitian ini. Penelitian ini mempunyai sampel sebanyak 392
perusahaan yang merupakan perusahaan yang terdaftar di BEI yang melaporkan laporan keuangan secara lengkap pada
periode tahun 2016 sampai dengan tahun 2020.
Terdapat 777 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2021, namun sebanyak 388
perusahaan tidak dapat dijadikan sampel data karena terdapat 109 perusahaan yang tidak lengkap dalam
melaporkan laporan keuangan ke BEI pada tahun 2016 hingga 2020 dan 276 perusahaan baru tercatat di BEI
setelah tahun 2016. , yang sudah 5 tahun tidak menerbitkan laporan keuangan sejak tahun 2016. Uji data statistik
deskriptif penelitian ini menggunakan SPSS versi 25.
Meja 2.Hasil uji statistik deskriptif
Statistik deskriptif
Keterangan Standar
N Minimal Maksimum Rata-rata
Deviasi
Penundaan Audit 1.960 7,00 401,00 84,84 31,13
Ukuran Perusahaan (dalam Rp.
1.960 Rp. 3.266 Rp. 1.511.804.628 Rp. 26.124.524
jutaan) 111.209.767
Manfaat 1.960 - 137,42 786,93 2,79 24,40
Profitabilitas 1.960 - 29,18 9,88 - 0,00 0,70
Mandiri
1.960 0,13 2,00 0,43 0,14
Komisaris
Dewan
1.960 1 18 4,31 1,92
Ukuran Komisaris
Masa Jabatan CEO 1.960 0,49 48,40 6,27 7,34
Sumber: Data diolah (2022)
Berdasarkan tabel 2 uji statistik deskriptif menunjukkan bahwa setiap variabel mempunyai
jumlah data observasi yang sama yaitu 1.960 data pada kolom N. Kolom minimum menjelaskan
bahwa data merupakan data terkecil, kolom maksimum menunjukkan data terbesar, rata-rata kolom
merupakan hasil rata-rata data seluruh sampel data, sedangkan kolom standar deviasi menunjukkan
tingkat variasi data.
Pada Tabel 2 variabel dependen audit delay mempunyai nilai data minimal 7 hari dari 1 data. Audit delay
yang singkat terjadi pada perusahaan Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk; hal ini membuktikan bahwa
pada tahun 2016 Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk lebih awal dalam melaporkan laporan audit
dibandingkan 392 perusahaan lainnya pada tahun 2016. Audit delay yang singkat memberikan keuntungan bagi
Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk karena tidak melakukan penundaan dalam pelaporan auditnya. ,
sehingga investor yang memerlukan informasi laporan keuangan mendapatkan informasi keuangan perusahaan
lebih awal pada periode berjalan. Nilai maksimum yang dimiliki oleh variabel audit delay adalah 401 hari. Hal ini
terjadi pada perusahaan PT Tiga Pilar Sejahtera yang kini telah berganti nama menjadi PT FKS Food Sejahtera
pada tahun 2018 yang memiliki waktu paling lama dalam melaporkan laporan auditnya. Lamanya waktu laporan
audit dilaporkan mempengaruhi laporan keuangan yang menyebabkan keterlambatan penerbitan laporan
perusahaan, sehingga dapat menyebabkan investor dan pemegang saham terlambat dalam memperoleh
informasi dan dalam mengambil keputusan. Variabel ini mempunyai nilai rata-rata sebesar 84,84 artinya rata-rata
seluruh perusahaan di Indonesia mengumpulkan laporan audit dalam waktu sekitar 84 hari atau kurang dari 120
hari terhitung dari batas waktu pengumpulan laporan audit terakhir yang ditetapkan OJK sebelum akhir bulan
keempat. . (OJK, 2016).
Nilai minimum variabel ukuran perusahaan sebesar Rp. 3.266.000.000 (21,91) yaitu 1 data dari
sampel perusahaan PT Bakrie Telecom Tbk yang terjadi pada tahun 2020, hal ini menjelaskan

Jurnal Akuntansi Keuangan Global, Vol 07 (01), Hal 105


Tanujaya & Nuriah | Faktor Penentu Yang Mempengaruhi Audit Delay

bahwa perusahaan tersebut memiliki aset dalam jumlah kecil dari 392 perusahaan di Indonesia. Nilai
maksimum yang terdapat pada sampel perusahaan Bank Rakyat Indonesia dengan nilai ukuran
perusahaan sebesar Rp. 1.511.804.628.000.000 (34,95) pada tahun 2020, hal ini menjelaskan bahwa nilai
aset perusahaan Bank Rakyat Indonesia merupakan nilai aset terbesar pada periode 2016-2020. Nilai rata-
rata ukuran perusahaan adalah 1,78, pada nilai tersebut dapat disimpulkan bahwa rata-rata nilai aset 392
perusahaan adalah sekitar Rp. 26.124.524.862.159.
Leverage mempunyai nilai minimum sebesar -137.42 yang hanya terdapat 1 data dari sampel PT Century
Textile Industry Tbk, hal ini menunjukkan bahwa nilai hutang pada perusahaan tidak dapat membiayai
operasional perusahaan karena memiliki tingkat hutang yang kecil. Sedangkan nilai maksimalnya sebesar 786,93
dari sampel data perusahaan Alumindo Light Metal Industry, artinya perusahaan tersebut mempunyai nilai
hutang yang besar untuk membiayai operasional perusahaan sehingga dapat terjadi kesulitan keuangan.
Sehingga rata-rata variabel leverage sebesar 2,79.
Profitabilitas memiliki nilai rata-rata sebesar -0,00 dengan nilai minimal yang dimiliki hanya terdapat 1
sampel data yaitu pada perusahaan Ratu Prabu Energi Tbk terjadi pada tahun 2020 dengan nilai sebesar
- 29.18. Nilai maksimal yang dimiliki variabel ini adalah sebesar 9,88 dari sampel data perusahaan
Erajaya Swasembada Tbk tahun 2020.
Karena sedikitnya jumlah komisaris independen yang dimiliki perusahaan Bisi International Tbk
dibandingkan dengan jumlah seluruh komisaris yang ada di perusahaan, maka variabel dewan komisaris
independen memiliki nilai minimum sebesar 0,13 pada tahun 2019. Pada perusahaan Indonesia Paradise
Property Tbk, hal ini Variabel tersebut dapat mencapai nilai maksimum 2,00 pada tahun 2020, yang
menjelaskan mengapa komisaris independen mendominasi dibandingkan komisaris reguler di perusahaan.
Nilai rata-rata variabel komisaris independen sebesar 0,43 artinya sebagian besar perusahaan di Indonesia
mempunyai dewan komisaris independen yang beranggotakan tiga orang.
Ukuran dewan komisaris mempunyai nilai minimal 1 dari 3 perusahaan yang terdapat pada
perusahaan PT FKS Food Sejahtera Tbk, PT Bank Oke Indonesia Tbk, dan PT Intan Baruprana Finance
Tbk. Perusahaan ini mempunyai dewan komisaris yang berjumlah 1 orang dalam perusahaannya.
Nilai maksimum variabel ini sebesar 18 yang menjelaskan bahwa perusahaan Metropolitan Kentjana
Tbk mempunyai komisaris sebanyak 18 orang, sedangkan rata-rata dewan komisaris perusahaan
berjumlah 4. Variabel ini mempunyai nilai standar deviasi sebesar 1,92 dengan rata-rata sebesar
44,55% yang menjelaskan bahwa variasi variabel ini tinggi.
Masa jabatan CEO yang memiliki nilai tertinggi sebesar 48,4 terjadi pada perusahaan Jembo Cable
Company Tbk pada tahun 2020, artinya perusahaan tersebut memiliki CEO yang telah menjabat selama 48 tahun
yang merupakan pendiri perusahaan tersebut sejak tahun 1973. Masa jabatan terendah pada variabel ini berada
pada perusahaan PT Temas Tbk dengan nilai -0,49 yang berarti pada perusahaan tersebut direkturnya diangkat
pada periode berikutnya namun menjabat sebagai direktur pada periode sekarang. Sehingga nilai rata-rata
variabel ini sebesar 6,26 yang menunjukkan bahwa rata-rata direktur pada perusahaan publik Indonesia
menjabat selama 6 bulan.
Tabel 3.Uji statistik deskriptif variabel dummy
Variabel Kategori Frekuensi Persentase
Ukuran Auditor 1 = KAP besar 4 827 42,2%
0 = KAP bukan besar 4 1.133 57,8%
Opini Audit 1 = opini audit wajar tanpa 1.938 98,9%
pengecualian 0 = opini audit lainnya 22 1,1%
CEO 1 = CEO memiliki keahlian keuangan 0 = 1.250 63,8%
Keahlian CEO tidak memiliki keahlian keuangan 710 36,2%
Sumber: Data diolah (2022)
Tabel 3 menunjukkan bahwa perusahaan di Indonesia dominan menggunakan KAP non big 4 dengan frekuensi 1.133
data, sedangkan terdapat 827 data yang menggunakan KAP big four untuk mengaudit laporan keuangannya. Hal ini bisa jadi
disebabkan karena perusahaan-perusahaan Indonesia memilih untuk meminimalisir pengeluaran sehingga lebih memilih
menggunakan auditor non big 4.

Jurnal Akuntansi Keuangan Global, Vol 07 (01), Hal 106


Tanujaya & Nuriah | Faktor Penentu Yang Mempengaruhi Audit Delay

Perusahaan yang memperoleh opini wajar tanpa pengecualian terdapat 1.938 data, sedangkan yang
memperoleh opini audit lainnya antara lain, opini audit wajar tanpa pengecualian dengan paragraf tambahan, opini
audit wajar dengan pengecualian, tidak ada opini, opini tidak wajar terdapat 22 data. Dapat disimpulkan bahwa
perusahaan yang terdaftar di BEI menyajikan laporan keuangan yang baik sehingga dominan memperoleh opini audit
wajar tanpa pengecualian.
CEO yang menduduki jabatan dengan pengalaman dan pengetahuan di bidang keuangan sebanyak 1.250 data,
sedangkan CEO yang tidak memiliki keahlian di bidang keuangan sebanyak 710 data. Artinya, CEO pada perusahaan
yang terdaftar di BEI rata-rata sudah memiliki pemahaman dan keahlian di bidang keuangan sebelum menduduki
jabatan sebagai CEO.

1. Hasil tes chow


Uji Chow dilakukan untuk memilih antara model PLS atau FEM yang cocok untuk penelitian ini.
Jika hasil pengujian data lebih kecil dari nilai 0,05 maka model yang tepat adalah model fixed effect,
namun jika hasilnya lebih besar dari 0,05 maka model yang tepat adalah pooled less square. Setelah
melakukan uji chow, peneliti mendapatkan hasil pengujian dengan nilai probabilitas dibawah 0,05
yang berarti dari uji Chow model yang tepat untuk penelitian ini adalah model fixed effect.

Tabel 4.Hasil tes chow


Tes Efek Masalah Kesimpulan
Penampang chi-kuadrat 0,00 Model efek tetap
Sumber: Data diolah (2022)

2. Hasil uji Hausman


Tujuan dari uji Hausman adalah untuk mengetahui model FEM dan REM mana yang sesuai untuk
pengujian penelitian ini. Dengan hasil pengujian di bawah 0,05 maka model yang tepat adalah FEM dan jika hasil
pengujian di atas 0,05 maka model yang tepat adalah REM. Uji Hausman memperoleh nilai probabilitas dibawah
0,05 sehingga pada penelitian ini model yang tepat untuk melakukan penelitian ini adalah fixed effect model.
Tabel 5.Hasil tes Hausman
Ringkasan Tes Masalah. Kesimpulan
Penampang acak 0,00 Model efek tetap
Sumber: Data diolah (2022)

3. Hasil Uji F
Untuk memperoleh temuan uji F, pengujian menggunakan model FEM. Uji F digunakan untuk
menilai dampak keseluruhan faktor independen penelitian terhadap variabel dependen. Opini audit,
ukuran perusahaan, ukuran auditor, profitabilitas, leverage, dewan komisaris independen, ukuran
dewan direksi, masa jabatan CEO, dan keahlian CEO merupakan variabel independen yang
berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen audit delay yang ditunjukkan dari hasil uji F,
yang bernilai 0,00.
Tabel 6.Hasil tes F
Variabel tak bebas tes F Penting
Keterlambatan audit Masalah (F-statistik) 0,00
Sumber: Data diolah (2022).

4. Hasil uji-t
Uji t dilakukan untuk mengukur pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel
dependen secara simultan.

Jurnal Akuntansi Keuangan Global, Vol 07 (01), Hal 107


Tanujaya & Nuriah | Faktor Penentu Yang Mempengaruhi Audit Delay

Tabel 7.Hasil uji t


Variabel Koefisien Masalah. Kesimpulan Hipotesa
Konstan 107,54 0,00
Ukuran perusahaan 1,01 0,33 Tidak signifikan Tidak terbukti
Ukuran auditor - 4,63 0,07 Tidak signifikan Tidak terbukti
Opini audit - 56,55 0,00 Negatif yang signifikan Terbukti
Manfaat - 0,02 0,36 Tidak signifikan Tidak terbukti
Profitabilitas - 0,45 0,55 Tidak signifikan Tidak terbukti
Mandiri
21,00 0,00 Positif yang signifikan Terbukti
komisaris
Ukuran komisaris - 0,97 0,21 Tidak signifikan Tidak terbukti
Masa jabatan CEO 0,36 0,10 Tidak signifikan Tidak terbukti
keahlian CEO - 2,13 0,44 Tidak signifikan Tidak terbukti
Sumber: Data diolah (2022)

Pembahasan Pengaruh Ukuran Perusahaan (H1)


Ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap audit delay, berdasarkan hasil pengujian
sebesar 0,33 lebih besar dari 0,05. Menurut penelitian Susilawati dan Safary (2020), besar kecilnya suatu
perusahaan yang ditentukan oleh jumlah total asetnya tidak banyak berpengaruh terhadap audit delay.
Perusahaan dengan kekayaan yang besar akan memberikan dorongan kepada manajemen perusahaan
agar tidak terjadi audit delay, begitu pula dengan besar kecilnya perusahaan yang memberikan dorongan
kepada manajemen perusahaan (Prameswari & Hanny, 2015). Dapat disimpulkan bahwa ukuran
perusahaan tidak berpengaruh terhadap audit delay, sehingga hasil penelitian ini sejalan dengan hasil
penelitian ini (Liwe et al., 2018; Darmawan & Widhiyani,2017; Sitanggang & Ariyanto, 2015).

Pembahasan pengaruh ukuran KAP (H2)


Variabel ukuran KAP mendapatkan hasil yang tidak signifikan karena nilai probabilitasnya sebesar
0,07 lebih tinggi dari nilai 0,05. Hal ini menjelaskan bahwa perusahaan yang diaudit oleh KAP big four
maupun nonbig four tidak berpengaruh terhadap audit delay. Sebab, dampak keterlambatan pelaksanaan
audit ditentukan berdasarkan laporan keuangan tahunan yang disampaikan perusahaan. Pendapat ini
sejalan dengan penelitian Wendy et al. (2019) yang menyatakan bahwa Kantor Akuntan Publik tidak
mempunyai pengaruh terhadap audit delay. Pernyataan tersebut mendasarkan pada fakta bahwa di
Indonesia, KAP tidak melakukan kegiatan evaluasi untuk mengukur efektivitas auditor dari kantor akuntan
publik big four dan non-big four dalam hal kemampuannya mencegah keterlambatan proses audit. Temuan
penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang tidak menemukan hubungan antara ukuran KAP
dengan audit delay (Annisa, 2018; Turel, 2016; Prasetiyo et al., 2020; Shofiyah & Suryani, 2020).

Pembahasan Pengaruh Opini Audit (H3)


Hasil pengujian data menunjukkan bahwa opini audit mempunyai pengaruh negatif yang cukup besar
terhadap audit delay pada penelitian ini. Nilai probabilitasnya adalah 0,00, kurang dari 0,05, dan nilai koefisiennya
masing-masing -56,55. Hal ini disebabkan oleh singkatnya waktu opini audit wajar tanpa pengecualian dalam
menerbitkan laporan audit dan penyajian laporan perusahaan yang sangat baik sehingga meniadakan perlunya
perusahaan menunda publikasi laporan audit. Lain halnya jika perusahaan menerima opini audit selain wajar
tanpa pengecualian, karena proses auditnya memakan waktu lebih lama karena auditor harus melakukan tawar-
menawar dengan klien (Sucipto, 2020). Pendapat tersebut sejalan dengan penelitian Dewanto dan Dwirandra
(2018), Puryati (2020), Kuncaratrah (2020) dan Annisa (2018) bahwa opini audit wajar tanpa pengecualian dapat
meminimalkan audit delay.

Jurnal Akuntansi Keuangan Global, Vol 07 (01), Hal 108


Tanujaya & Nuriah | Faktor Penentu Yang Mempengaruhi Audit Delay

Pembahasan Pengaruh Profitabilitas (H4)


Meskipun profitabilitas memiliki nilai probabilitas 0,55 dan nilai lebih besar dari 0,05, namun hal tersebut
tidak memiliki dampak nyata terhadap penundaan audit. Temuan penelitian yang dilakukan oleh Aprilliant et al.
(2020) mendukung klaim bahwa perusahaan, terlepas dari tingkat profitabilitasnya, diharuskan menyerahkan
laporan keuangan dalam jangka waktu yang ditentukan. Felicia dan Pesudo (2019) sependapat dengan hasil
penelitian ini, bahwa tinggi rendahnya tingkat profitabilitas tidak mempengaruhi waktu kerja auditor dalam
mengaudit laporan keuangan. Penelitian sebelumnya memiliki temuan serupa yaitu profitabilitas tidak
berpengaruh terhadap audit delay (Angruningrum & Wirakusuma, 2013; Susilawati & Safary, 2020; Kartika, 2009).

Pembahasan pengaruh leverage (H5)


Leverage tidak mempunyai pengaruh nyata terhadap audit delay, terbukti dengan hasil variabel
sebesar 0,36 berada di atas nilai cutoff uji t sebesar 0,05. Karena leverage atau rasio utang perusahaan
tidak berdampak pada proses audit atau laporan audit itu sendiri. Pernyataan Puspitasari dan Latrini (2014)
Leverage bukanlah suatu hal yang buruk bagi suatu perusahaan, menurut Puspitasari dan Latrini (2014),
karena jika perusahaan pandai menangani proses keuangan maka tidak akan mengalami kesulitan
keuangan. Akibatnya, perusahaan tidak perlu menutupi kewajibannya atau melakukan tawar-menawar
dengan auditor, sehingga menunda penyelesaian laporan audit. Penelitian terdahulu mempunyai hasil
penelitian yang sejalan dengan hal tersebut (Syachrudin & Nurlis, 2018; Ocak & Özden, 2018; Swami &
Latrini, 2013; Alfraih, 2016).

Pembahasan Pengaruh Dewan Komisaris Independen (H6)


Dalam penelitian ini dewan komisaris independen mempunyai pengaruh yang cukup besar. Nilai
probabilitasnya sebesar 0,00 artinya angka tersebut lebih kecil dari 0,05 dan nilai koefisien yang dimiliki
sebesar 21,00 artinya dewan komisaris independen mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap audit
delay. Karena komisaris independen tidak terikat pada siapa pun, mereka dapat membuat laporan
keuangan dengan cara yang tepat, komisaris independen memainkan peran penting dalam operasional
perusahaan. Temuan penelitian ini konsisten dengan penyelidikan sebelumnya. Kemungkinan suatu
perusahaan akan merilis laporan keuangan tahunannya sesuai jadwal dan lamanya audit delay meningkat
seiring dengan persentase komisaris independen di perusahaan tersebut (Kristiantini & Sujana, 2017).
Sebagaimana dikemukakan oleh Handayani (2016) menegaskan bahwa ukuran dewan komisaris
independen yang cukup besar akan memungkinkannya melakukan pengawasan yang lebih besar dan
mengurangi kecenderungan audit delay yang disebabkan oleh pelaporan keuangan yang tidak lengkap
atau terlambat. Hasil penelitian ini sejalan dengan Joened dan Damayanthi (2016) serta Mahendra dan
Putra (2014) bahwa dewan komisaris independen berpengaruh positif signifikan terhadap audit delay.

Pembahasan Pengaruh Ukuran Dewan Komisaris (H7)


Ukuran dewan komisaris tidak berpengaruh signifikan terhadap audit delay, dari hasil
pengujian ukuran dewan komisaris memperoleh nilai sebesar 0,21 yang bernilai lebih besar
dari 0,05. Jumlah komisaris pada perusahaan tidak dapat mempengaruhi pengurangan
audit delay. Menurut Mahendra dkk. (2017) peran dewan komisaris kurang optimal dalam
mengawasi dan memberikan masukan serta arahan kepada direksi yang menyebabkan
laporan keuangan tertunda dalam proses publikasi. Fatimah dkk. (2015), Widaryanti (2011),
dan Siregar (2016) sependapat dengan hasil penelitian bahwa ukuran dewan komisaris tidak
berpengaruh signifikan terhadap audit delay.

Pembahasan pengaruh masa jabatan CEO (H8)


Variabel CEO tenure tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap audit delay,
karena nilai probabilitas CEO tenure diatas 0.05 yaitu sebesar 0.10. Menurut Borgi dkk.

Jurnal Akuntansi Keuangan Global, Vol 07 (01), Hal 109


Tanujaya & Nuriah | Faktor Penentu Yang Mempengaruhi Audit Delay

(2021) dan Salehi dkk. (2018) penelitiannya tidak terdapat pengaruh antara masa jabatan CEO terhadap
perpanjangan audit delay.

Pembahasan pengaruh keahlian CEO (H10)


Terlihat pada tabel di atas, variabel keahlian CEO memperoleh skor sebesar 0,44. Temuan ini
menunjukkan bahwa, meskipun memiliki nilai probabilitas di atas 0,05, variabel keahlian CEO tidak memiliki
dampak nyata terhadap penundaan audit. CEO dengan latar belakang akuntansi tidak berpengaruh pada
seberapa baik auditor menyelesaikan auditnya karena mereka tidak akan memakan banyak waktu jika
lembaga keuangan tersebut akurat, tepat waktu, dan efisien. Pendapat tersebut sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Serly (2021) dan Ahmed & Che-Ahmad (2016).

5. Hasil uji koefisien determinasi


Uji koefisien determinasi bertujuan untuk menguji keabsahan model regresi dengan
menentukan koefisien determinasi atau metode yang biasa disebut dengan R square.
Koefisien determinasi menunjukkan hasil variabel independen mampu menjelaskan variabel
dependen sesuai model penelitian.
Tabel 8.Hasil uji koefisien determinasi
Variabel tak bebas R-Kuadrat yang Disesuaikan

Keterlambatan audit 0,43


Sumber: Data diolah (2022)
Tabel 8 menyatakan hasil uji koefisien determinasi sebesar 0,43 yang mana variabel dependen dalam
penelitian ini mampu menjelaskan variabel independen sebesar 43,73% dan sisanya sebesar 56,27%
merupakan variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini seperti CEO etnis minoritas,
CEO perempuan , dan biaya audit (Harjoto et al., 2013).

KESIMPULAN DAN SARAN


Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak audit delay terhadap faktor-faktor seperti ukuran
perusahaan, ukuran auditor, opini audit, leverage, profitabilitas, dewan komisaris independen, ukuran
dewan direksi, masa jabatan CEO, dan keahlian CEO. Sampel data dikumpulkan dari website perusahaan
yang menerbitkan laporan keuangan lengkap untuk tahun 2016 hingga 2020 dan Bursa Efek Indonesia.

Berdasarkan hasil uji data, variabel opini audit mempunyai pengaruh negatif yang kuat terhadap
audit delay, artinya audit delay akan semakin pendek jika semakin banyak perusahaan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia yang memperoleh opini audit wajar tanpa pengecualian. Faktor dewan komisaris
independen secara signifikan mengurangi penundaan audit; semakin banyak komisaris independen yang
dimiliki suatu perusahaan, maka kecurangan dalam penyajian informasi laporan keuangan dapat
digagalkan sehingga dapat mempercepat kinerja seorang auditor.
Berdasarkan penelitian sebelumnya, variabel ukuran perusahaan, ukuran auditor, leverage, profitabilitas,
ukuran dewan direksi, masa jabatan CEO, dan keahlian CEO tidak berpengaruh terhadap audit delay. Temuan penelitian
ini dapat digunakan sebagai panduan bagi dunia usaha untuk menilai kualitas penyajian laporan keuangan dan publikasi
laporan keuangan tepat waktu, bagi auditor untuk melakukan laporan audit yang mengidentifikasi faktor-faktor penentu
keterlambatan audit, dan bagi investor untuk memikirkan investasi pada perusahaan. bisnis yang mengalami
penundaan audit. Keterbatasan penelitian adalah fokus sampel seluruh sektor pada perusahaan yang terdaftar di
Indonesia. Saran untuk penelitian selanjutnya adalah memperluas waktu pengambilan sampel dan dapat fokus pada
sektor tertentu sehingga memberikan kontribusi bagi masing-masing sektor untuk mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi audit delay.

REFERENSI
Abadi, MG (2016). Faktor-faktor yang mempengaruhi audit delay.Jurnal Kimia
Informasi dan Pemodelan,53(9), 1689–1699.

Jurnal Akuntansi Keuangan Global, Vol 07 (01), Hal 110


Tanujaya & Nuriah | Faktor Penentu Yang Mempengaruhi Audit Delay

Afriliana, N., & Ariani, NE (2020). pengaruh gender chief executive officer (CEO), keuangan
keahlian CEO, gender komite audit, keahlian keuangan komite audit dan ukuran komite
audit terhadap audit delay pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode
2015-2017.Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi,5(1), 24–35. https://doi.org/
10.24815/jimeka.v5i1.15426
Agus Harjoto, M., Laksmana, I., & Lee, R. (2013). Dampak karakteristik demografi
CEO dan direktur tentang biaya audit dan penundaan audit Maretno,30(8/9), 963–997. Ahmed,
MI, & Che-Ahmad, A. (2016). Pengaruh karakteristik tata kelola perusahaan pada
laporan audit tertinggal.Jurnal Internasional Masalah Ekonomi dan Keuangan,6(7Edisi
Khusus), 159–164.
Al-Ebel, A., Baatwah, S., & Al-Musali, M. (2020). Religiusitas, keahlian akuntansi, dan audit
kelambatan laporan: Bukti empiris dari tingkat individu.Bisnis dan Manajemen yang
Meyakinkan,7(1), 1–30. https://doi.org/10.1080/23311975.2020.1823587
Alfiani, & Nurmala. (2020). Pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas, solvabilitas dan
reputasi kantor akuntan publik terhadap audit delay.Jurnal Technopreneurship
Tinjauan Ekonomi dan Bisnis,1(2), 79–99.
Alfraih, MM (2016). Mekanisme tata kelola perusahaan dan penundaan audit dalam audit bersama
peraturan.Jurnal Regulasi dan Kepatuhan Keuangan,24(3), 292–316. https://
doi.org/10.1108/JFRC-09-2015-0054
Amani, Fauziyah Althaf. (2016). Pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas, audit opini, dan
jangka waktu perusahaan terhadap audit delay (studi empiris pada perusahaan property dan
real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2012-2014).Nominal, Barometer
Riset Akuntansi Dan Manajemen,5(1). https://doi.org/10.21831/nominal.v5i1.11482 Anam, MK
(2017). Faktor penentu yang mempengaruhi audit delay: studi pada perusahaan
terdaftar di bursa efek indonesia.Akuntabilitas,10(1), 93–108.
https://doi.org/10.15408/akt.v10i1.3649
Andreas, HH, & Chang, ML (2020). Keterlambatan audit dan karakteristik perusahaan pada urutan kedua
fase adopsi IFRS dalam bahasa Indonesia.Tinjauan Penelitian Bisnis dan Ekonomi
Integratif, 9(3), 140–155.
https://search.proquest.com/docview/2386936831?accountid=17242 Angruningrum, S.,
& Wirakusuma, MG (2013). Pengaruh profitabilitas, leverage,
kompleksitas operasi, reputasi kap dan komite audit pada audit delay.Jurnal
LiabiE-JurnalAkuntansiUniversitasUdayana,5(2),251–270.
https://doi.org/10.54964/liabilitas.v4i1.49
Annisa, D. (2018). Pengaruh ukuran perusahaan, jenis opini auditor, ukuran KAP dan audit
tenure terhadap audit delay.Jurnal Akuntansi Berkelanjutan Indonesia,1(1), 108.https://
doi.org/10.32493/jabi.v1i1.y2018.p108-121
Aprilliant, AS, Setiyanti, SW, Susanto, E., & Marhamah, M. (2020). Ukuran perusahaan
memoderasi pengaruh profitabilitas, solvabilitas dan opini auditor terhadap audit delay
pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.Jurnal Stie Semarang,12(1), 01–18.
https://doi.org/10.33747/stiesmg.v12i1.393
Azami, Z., & Salehi, T. (2017). Hubungan antara penundaan laporan audit dan investasi
peluang.Tinjauan Bisnis Eurasia,7(3), 437–449. https://doi.org/10.1007/s40821-
016-0070-4
Baatwah, SR, & Ahmad, ZSN (2015). Karakteristik CEO dan ketepatan waktu laporan audit: lakukan
masa jabatan CEO dan keahlian keuangan itu penting?Wawasan Zamrud,30(8/9).
http://www.emeraldinsight.com/doi/pdfplus/10.1108/F-11-2014-0094
Borgi, H., Ghardallou, W., & Alzeer, M. (2021). Pengaruh karakteristik CEO terhadap keuangan
melaporkan ketepatan waktu di Arab Saudi.Akuntansi,7(6), 1265–1274.
https://doi.org/10.5267/j.ac.2021.4.013

Jurnal Akuntansi Keuangan Global, Vol 07 (01), Hal 111


Tanujaya & Nuriah | Faktor Penentu Yang Mempengaruhi Audit Delay

Darmawan, IPY, & Widhiyani, NLS (2017). Pengaruh ukuran perusahaan, kompleksitas
operasi perusahaan dan komite audit pada audit delay.E-Jurnal Akuntansi,21(1), 254–282.

Dewanto, IGA, & Dwirandra, AANB (2018). Opini auditor dan solvabilitas sebagai
pemoderasi pengaruh profitabilitas terhadap audit delay.E-Jurnal Akuntansi,24,
1799.https://doi.org/10.24843/eja.2018.v24.i03.p06
Diana, P., & Maggy. (2018). Faktor penentu penundaan audit internal dan eksternal: bukti dari
perusahaan manufaktur indonesia.Acc. Sirip. Tinjauan,3(1), 16–25.
www.gatrenterprise.com/GATRJournals/index.html
Elvienne, R., & Apriwenni, P. (2020). Pengaruh profitabilitas, solvabilitas, dan ukuran
perusahaan terhadap audit delay dengan reputasi KAP sebagai pemoderasi.Jurnal
Akuntansi,8(2), 125–147. https://doi.org/10.46806/ja.v8i2.616
Fathi, M., & Gerayli, MS (2017). Karakteristik spesifik perusahaan dan penundaan laporan audit:
Bukti empiris dari perusahaan Iran.Jurnal Internasional Perspektif Ekonomi, 11(3),
1078–1083.
Fatimah, S., Ethika, & Yunilma. (2015). Pengaruh ukuran dewan komisaris, dewan komisaris
independen, ukuran perusahaan, profitabilitas, dan umur perusahaan terhadap
kualitas kinerja laporan keuangan pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI.
Jurnal JFEK,7(1), 1–15.
Felicia, W., & Pesudo, DAA (2019). Mengapa perusahaan menunda penerbitan laporan
keuangan?Perspektif Akuntansi,2(1), 71–88. https://doi.org/10.24246/persi.v2i1.p71-88
Firmansyah, R., & Amanah, L. (2020). Pengaruh profitabilitas, tata kelola perusahaan yang baik,
leverage, dan ukuran perusahaan terhadap audit report lag.Jurnal Ilmu Dan Riset Akuntansi
(JIRA), 9(3), 1–20. http://jurnalmahasiswa.stiesia.ac.id/index.php/jira/article/view/2843
Handayani, YD (2016). Pengaruh dewan komisaris independen, masa jabatan auditor, auditor
kekhasan industri terhadap kelambatan laporan auditor (studi empiris pada perusahaan
pertambangan yang terdaftar di BEI tahun 2010-2014).Jurnal Riset Akuntansi Terpadu, 9(2).
https://doi.org/10.35448/jrat.v9i2.4312
Hasan, YM (2016). Faktor penentu keterlambatan laporan audit: Bukti dari Palestina.Jurnal dari
Akuntansi di Negara Berkembang,6(1), 13–32. https://doi.org/10.1108/jaee-05-2013-
0024
Indopremier. (2020). Audit investigasi jadi alasan SUGI belum sampaikan kinerja keuangan
2018. Indopremier.Com.
https://www.indopremier.com/ipotnews/newsDetail.php?jdl=Audit_Investigasi_Jadi_Ala
san_SUGI_Belum_Sampaikan_Kinerja_Keuangan_2018&news_id=114423&group_ne
ws=IPOTNEWS&news_date=&taging_subtype=SUGI&name=&search=y_general&q= PT
Sugih Energy Tbk (SUGI)&halaman=
Jaya, IMLM (2020). Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif: teori, penerapan, dan penelitian
nyata. Anak Hebat Indonesia: Yogyakarta.
Jensen, MC, & Meckling, WH (1976). Teori perusahaan: perilaku manajerial, agensi
biaya dan struktur kepemilikan Michael.Hubungan manusia,72(10), 305–360. https://
doi.org/10.1177/0018726718812602
Joened, JA, & Damayanthi, IGAE (2016). Pengaruh karakteristik dewan komisaris, opini
auditor, profitabilitas, dan reputasi auditor pada ketepatan waktu pelaporan keuangan.E-Jurnal
Akuntansi Universitas Udayana,14(1), 423–450.
Junarso, SA (2020). Pengumuman bursa sanksi keterlambatan laporan keuangan 2019. 1–4.
Junarso, SA, & Pratama, MB (2021). Pengumuman bursa sanski keterlambatan laporan
keuangan 2020.
Kartika, A. (2009). Faktor-faktor yang mempengaruhi audit delay di indonesia (studi empiris
pada perusahaan-perusahaan lq 45 yang terdaftar di bursa efek jakarta).Jurnal Bisnis Dan

Jurnal Akuntansi Keuangan Global, Vol 07 (01), Hal 112


Tanujaya & Nuriah | Faktor Penentu Yang Mempengaruhi Audit Delay

Ekonomi,16(1), 1–17.
Kayleen, K., & Harindahyani, S. (2020). Dampak efektivitas komite audit, gender,
dan masa kerja atas keterlambatan laporan audit: Bukti Indonesia. https://doi.org/10.4108/eai.13-2-
2019.2286077
Keuangan, POJ (2016). Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Republik Indonesia Nomor
29/POJK.04/2016 tentang laporan tahunan emiten atau perusahaan publik. 1–29. https://
doi.org/https://www.ojk.go.id/id/kanal/pasar-modal/regulasi/peraturanojk/Documents/
Pages/POJK-Laporan-Tahunan-Emiten-Perusahaan-Publik/POJK- Laporan-Tahunan.pdf

Kristiantini, MD, & Sujana, IK (2017). Pengaruh opini audit, audit tenure, komisaris
independen, dan kepemilikan manajerial pada ketepatwaktuan publikasi laporan
keuangan.E-Jurnal Akuntansi,2017(1), 729–757.
Kuncaratrah, HJ, Widyastuti, T., & Wiratno, A. (2019a). Faktor-faktor penentu audit delay di
Indonesia.Jurnal Akuntansi Universitas Jember,17(1), 49.
https://doi.org/10.19184/jauj.v17i1.9707
Lai, TTT, Tran, MD, Hoang, VT, & Nguyen, THL (2020). Faktor penentu yang mempengaruhi
penundaan audit: Kasus Vietnam.Akuntansi,6(5), 851–858.
https://doi.org/10.5267/j.ac.2020.5.009
Lapinayanti, NMM, & Budiartha, IK (2018). Pengaruh profitabilitas dan leverage pada
audit delay dengan ukuran pemeriksaan sebagai pemoderasi.E-Jurnal Akuntansi,23(2),
1066–1092. https://doi.org/10.24843/EJA.2018.v23.i02.p10
Lilis Saidah Napisah dan Annafi Fiola Lestari. (2020). Pengaruh reputasi kantor akuntan publik,
kompleksitas operasi, dan penerapan standar pelaporan keuangan internasional terhadap
audit delay.Jurnal Riset Akuntansi Dan Perbankan Volume 14 Nomor 1, Februari 2020 Hal
254 - 262,5(1), 55.
Siyoto, DS, & Sodik, MA (2015). Dasar metodologi penelitian. Penerbitan Media Literasi:
Yogyakarta.
Liwe, AG, Manossoh, H., & Mawikere, LM (2018). Analisis faktor-faktor yang
mempengaruhi audit delay (studi empiris pada perusahaan properti yang ada di BEI).
Jurnal Riset Akuntansi Going Concern 13(2), 2018, 99-108,13(A), 99–108. Mahendra,
AANP, Luh, N., & Widhiyani, S. (2017). Pengaruh GCG, opini auditor dan
auditor internal terhadap audit delay pada perusahaan telekomunikasi di BEI.E-
Jurnal Akuntansi,21(2), 1601–1629. https://doi.org/10.24843/EJA.2017.v21.i02.p27
Mahendra, IBKY, & Putra, INWA (2014). Pengaruh komisaris independen,
kepemilikan institusional, profitabilitas, likuiditas, dan ukuran perusahaan terhadap
ketepatwaktuan.E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana,9(1), 180–199. Mathuva, DM,
Tauringana, V., & Owino, FJO (2019). Tata Kelola Perusahaan dan
ketepatan waktu laporan keuangan yang diaudit: Kasus perusahaan yang terdaftar di Kenya.
Jurnal Akuntansi di Negara Berkembang,9(4), 473–501. https://doi.org/10.1108/JAEE-05-
2018-0053
Miradhi, M., & Juliarsa, G. (2016). Ukuran perusahaan sebagai pemoderasi pengaruh
profitabilitas dan opini auditor pada audit delay.E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 16
(1), 388–415.
Ningsih, IGAPS, & Widhiyani, NLS (2015). Pengaruh ukuran perusahaan, laba operasi,
solvabilitas dan komite audit pada audit delay.E-Jurnal Akuntansi,12(3), 481–495. Ocak, M., & Özden,
EA (2018). Menandatangani karakteristik spesifik auditor dan keterlambatan laporan audit:
Sebuah penelitian dari Turki.Jurnal Penelitian Bisnis Terapan,34(2), 277–294.
https://doi.org/10.19030/jabr.v34i2.10129
Oussii, AA, & Taktak, NB (2018). Efektivitas komite audit dan pelaporan keuangan
ketepatan waktu: Kasus perusahaan tercatat di Tunisia.Jurnal Ekonomi Afrika dan

Jurnal Akuntansi Keuangan Global, Vol 07 (01), Hal 113


Tanujaya & Nuriah | Faktor Penentu Yang Mempengaruhi Audit Delay

Studi Manajemen,9(1), 34–55. https://doi.org/10.1108/AJEMS-11-2016-0163Prabowo,


PPT, & Marsono. (2013). Faktor-faktor yang mempengaruhi audit delay dan
ketepatan waktu.Media Riset Akuntansi, Auditing Dan Informasi,5(3), 271. https://
doi.org/10.25105/mraai.v5i3.1820
Prameswari, AS, & Hanny, R. (2015). Analisis Faktor – faktor yang mempengaruhi audit delay
(studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia).Jurnal
Akuntansi,XIX(01), 50–67.
Prasetiyo, Y., Ahmar, N., & Syam, MA (2020). Menentukan lag laporan audit dan peran auditor
spesialisasi industri sebagai pemoderasi pada perusahaan Badan Usaha Milik Negara.
Jurnal Riset Akuntansi Dan Perpajakan,7(1), 119–135.
Pratama, MB, & Susandy, I. (2021). Pengumuman potensi delisting perusahaan tercatat PT
Sugih Energi Tbk. 52–53.
Pratiwi, desi setiana. (2018). Ukuran perusahaan memoderasi pengaruh profitabilitas, leverage,
komite audit, dan komisaris independen terhadap audit delay.Jurnal Akuntansi Dan
Keuangan Metodis,53(9), 1689–1699.
Puryati, D. (2020). Faktor yang mempengaruhi audit delay.Jurnal Akuntansi Kajian Ilmiah
Akuntansi (JAK),7(2), 200–212. https://doi.org/10.30656/jak.v7i2.2207
Puspitasari, KD, & Latrini, MY (2014). Pengaruh ukuran perusahaan, anak perusahaan,
leverage, ukuran KAP terhadap audit delay.Komunikasi penelitian biokimia dan
biofisika,29(2), 211–215. https://doi.org/10.1016/0006-291X(67)90589-X Salehi, M.,
Lari Dasht Bayaz, M., & Naemi, M. (2018). Pengaruh masa jabatan CEO dan
spesialisasi pada laporan audit tepat waktu dari perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Iran.Keputusan
Manajemen, 56(2), 311–328. https://doi.org/10.1108/MD-10-2017-1018
Serly, S. (2021). Tata kelola perusahaan dan audit laporan lag pada perusahaan keuangan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia.Pemilik,5(2), 631–643.
https://doi.org/10.33395/owner.v5i2.498
Setiawan, G., & Nahumury, J. (2014). Pengaruh dewan komisaris, komite audit,
dan konsentrasi kepemilikan saham terhadap audit report lag pada perusahaan
perbankan di Bursa Efek Indonesia.Tinjauan Akuntansi Indonesia,4(01), 15–28.
https://doi.org/10.14414/tiar.v4i01.280
Shofiyah, L., & Suryani, AW (2020). Keterlambatan laporan audit dan faktor-faktor penentunya.Lutut Sosial
Sains,2020(29), 202–221. https://doi.org/10.18502/kss.v4i7.6853
Siregar, DS (2016). Pengaruh tata kelola perusahaan dan kinerja perusahaan terhadap
memberikan waktu penyampaian laporan keuangan bagi perusahaan yang mempublik.Jurnal
Ekonomi, 1–23.
Sitanggang, AKH, & Ariyanto, D. (2015). Menentukan audit delay dan pengaruhnya pada
harga saham.E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana,11(2), 441–455.
Sucipto, H. (2020). Faktor–faktor yang berpengaruh terhadap audit delay.Manajemen dan
Ulasan Bisnis,4(1), 60–74. https://doi.org/10.21067/mbr.v4i1.4768
Sultana, N., Singh, H., & Van der Zahn, JLWM (2015). Karakteristik Komite Audit
dan keterlambatan laporan audit.Jurnal Audit Internasional,19(2), 72–87. https://
doi.org/10.1111/ijau.12033
Suryanto, T. (2016). Penundaan audit dan implikasinya terhadap kecurangan pelaporan keuangan: Sebuah studi
perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.Jurnal Studi Penelitian Eropa,19
(1), 18–31. https://doi.org/10.35808/ersj/503
Susilawati, S., & Safari, A. (2020). Pengaruh ukuran perusahaan, net profit margin dan debt to
rasio ekuitas terhadap audit delay.Jurnal Akuntansi,9(1), 24–36.
https://doi.org/10.37932/ja.v9i1.93
Swami, NPD, & Latrini, MY (2013). Pengaruh karakteristik tata kelola perusahaan
terhadap laporan audit lag.E-Jurnal Akuntansi,4(3), 530–549.

Jurnal Akuntansi Keuangan Global, Vol 07 (01), Hal 114


Tanujaya & Nuriah | Faktor Penentu Yang Mempengaruhi Audit Delay

Syachrudin, D., & Nurlis. (2018). Pengaruh ukuran perusahaan, opini audit, profitabilitas,
solvabilitas, dan ukuran kantor akuntan publik untuk menunda audit pada perusahaan
manufaktur sektor properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.Jurnal Internasional
Penelitian Ilmiah dan Teknologi,7(10), 106–111.
Thertina, PMR, & Thertina, ESDM (2020). Laporan keuangan tiga pilar disclaimer,
sahamnya masih disuspensi bei artikel ini telah tayang di katadata.co.id dengan judul
“laporan keuangan tiga pilar disclaimer, sahamnya masih disuspensi BEI” , https://
katadata.co.id/marthathertina/finansial/5e9a495. Katadata.
https://katadata.co.id/marthathertina/finansial/5e9a495be9e31/laporan-keuangan-tigapilar-
disclaimer-sahamnya-masih-disuspensi-bei
Tikollah, MR, & Samsinar, S. (2019). Pengaruh ukuran perusahaan, laba/rugi operasi, dan
reputasi kap auditor terhadap audit delay.Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi Publik,9(1), 87.
https://doi.org/10.26858/jiap.v9i1.9329
Turel, ET (2016). Analisis empiris penundaan audit di Turki.Universitas Annales
Apulensis - Seri Oeconomica,18(2), 78–87.
Ulfah, I., & Triani, NNA (2019). Karakteristik auditee dan auditor terhadap audit delay pada
perusahaan di BEI periode 2013-2017.Jurnal Akuntansi AKUNESA,8(2). Uyiogosa, O., &
Otivbo, AF (2019). Atribut CEO dan ketepatan waktu pelaporan keuangan.
Kelompok Keilmuan Akuntansi dan Perpajakan Internasional,3(3), 12–23.
https://doi.org/10.1515/mt-1999-417-807
Verawati, N., & Wirakusuma, M. (2016). Pengaruh pergantian auditor, reputasi kap, opini
audit, dan komite audit dalam audit penundaan.E-Jurnal Akuntansi,17(2), 1083–1111. Vuko, T., & Čular, M.
(2014). Menemukan faktor-faktor penentu penundaan audit dengan menggabungkan regresi OLS
analisis.Tinjauan Riset Operasional Kroasia,5(1), 81–91.
https://doi.org/10.17535/crorr.2014.0030
Wan Hussin, WN, Bamahros, HM, & Shukeri, SN (2018). Mitra keterlibatan utama
beban kerja, masa kerja mitra-klien dan keterlambatan pelaporan audit: Bukti dari
Malaysia. Jurnal Audit Manajerial,33(3), 246–266. https://doi.org/10.1108/
MAJ-07-2017-1601
Wardhani, AP, & Raharja, S. (2013). Analisis pengaruh tata kelola perusahaan terhadap audit
kelambatan laporan.Jurnal Akuntansi Diponegoro,2(3), 2337–3806.
Wendy, I., Rizal, V., & Hantono. (2019). Faktor yang mempengaruhi audit delay pada industri
dasar dan kimia.Jurnal Ekonomi,24(1), 35–48. https://doi.org/10.24912/je.v24i1.462
Widaryanti. (2011). Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu perusahaan
internet pelaporan pada perusahaan yang terdaftar di BEI.Jurnal Ilmu Manajemen Dan
Akuntansi Terapan, 2(2).
Wiryakriyana, AAG, & Widhiyani, NLS (2017). Pengaruh ukuran perusahaan, leverage,
pergantian auditor, dan sistem pengendalian internal pada audit delay.E-Jurnal Akuntansi, 19(1),
771–798.

Jurnal Akuntansi Keuangan Global, Vol 07 (01), Hal 115

Anda mungkin juga menyukai