Usulan penelitian ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyusun
skripsi S1 Program Studi Akuntansi
Diajukan Oleh:
kehandalan informasi dari pihak perusahaan, yaitu auditor (akuntan publik). Auditor
adalah seseorang yang memiliki kualifikasi tertentu dalam melakukan audit atas
laporan keuangan dan kegiatan perusahaan (Christiani & Nugrahanti, 2014). Adanya
pihak ketiga ini dapat membuat investor yakin akan kehandalan laporan keuangan
yang dibuat perusahaan. Audit yang bagus akan menghasilkan kualitas informasi
yang baik dan berguna dalam pengambilan keputusan (Yuvita & Darmawati, 2017)
pihak lain yang mempunyai kepentingan atas laporan keungan auditan. Untuk dapat
mempertahankan kepercayaan dari klien dan dari para pemakai laporan keuangan
Akuntan Publik (SPAP) dan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang diterbitkan
kualitas informasi yang disajikan (Tarigan & Saragih, 2020) . Auditor berperan
keuangan yang tinggi. Seorang auditor memberikan jasa audit atas laporan keuangan
klien untuk memberikan jaminan kepada pemakai laporan keuangan bahwa laporan
keuangan tersebut telah disusun sesuai dengan standar akuntansi keuangan sehingga
dalam dekade terakhir telah mencoreng citra dan kepercayaan publik terhadap
integritas auditor. Dimulai dari kasus Enron, WorldCom di Amerika tahun 2002, dan
kasus Olympus di Jepang tahun 2011. Di Indonesia kasus serupa juga terjadi pada
PT Garuda Indonesia Tbk yang terungkap di tahun 2019 diketahui bahwa, pada
membukukan laba bersih sebesar USD809,85 ribu atau setara Rp11,33 miliar,
mengacu kurs Rp14.000 per dolar Amerika Serikat. Laba itu berkat melambungnya
itu dianggap tidak sesuai dengan kaidah Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
Tahun 2018 kasus praktik manajemen laba juga terjadi di Indonesia pada PT
Bank Bukopin Tbk (BBKP). Laporan keuangan Bank Bukopin ini diaudit oleh
auditor yang terafiliasi dengan salah satu big four auditor international ERNST &
Young, yaitu Kantor Akuntan Publik (KAP) Purwanto, Sungkoro dan Surja.
Bank Bukopin Tbk. Praktik manajemen laba yang dilakukan PT Bank Bukopin
manajemen laba inilah yang membuat para masyarakat khususnya para investor
akan merasa ragu akan kualitas dan kredibilitas para auditor dalam mencegah
terjadinya praktik manajemen laba. (R. Maulidah, 2020) Kualitas auditor menjadi
suatu objek yang dapat menjadi perhatian khusus dari para pemegang saham,
Publik yang ditugaskan melakukan audit. KAP dibagi menjadi KAP yang termasuk
dalam big four dan non-big four. Pada umumnya masyarakat menilai bahwa KAP
yang termasuk dalam big four memiliki kualitas audit yang lebih baik dibandingkan
KAP non big four. Namun demikian, kasus skandal keuangan yang terjadi
pengklasifikasian antara big four auditor dengan non big four auditor memberikan
ukuran timbulnya manipulasi laporan keuangan. Penelitian (Christiani &
manajemen laba. Hasil dari penelitian (Turnip, 2016) menunjukan bahwa kualitas
audit tidak berpengaruh arah positif terhadap manajemen laba. Perusahaan yang
diaudit oleh KAP big four tidak menjadi jaminan bahwa dalam perusahaan tidak
signifikan terhadap manajemen laba, yang berarti kualitas auditor dapat mencegah
terjadinya praktik manajemen laba. Penelitian ini sejalan dengan N. D. Putri &
Dalam pelaksanaan audit, auditor menerima fee audit sebagai imbalan atas
jasa profesional yang mereka berikan kepada perusahaan. Fee audit dapat
didefinisikan sebagai jumlah biaya (upah) yang dibebankan oleh auditor untuk
proses audit yang dilakukan untuk suatu perusahaan (klien) dan penentuan fee audit
didasarkan pada kontrak antara auditor dan klien sesuai dengan waktu yang
dihabiskan untuk proses audit, pelayanan yang dibutuhkan, dan jumlah staff yang
dibutuh kanuntuk proses audit. Besaran fee audit yang akan diterima oleh auditor
merupakan salah satu aspek yang menjadi tanggung jawab auditor dan akan
membuat auditor berada di dalam posisi dilematis. Di satu sisi, auditor harus
yang berkaitan dengan kepentingan banyak pihak, namun disisi lain auditor juga
harus bisa memenuhi tuntutan yang diinginkan oleh klien yang membayar fee atas
jasanya agar kliennya puas dengan pekerjaannya dan tetap menggunakan jasanya
sangat tinggi sehingga fee audit tidak akan mempengaruhi auditor dalam membatasi
praktik manajemen laba. Penelitian Fitria Ayu, (2013) menunjukan fee audit
berpengaruh positif dan signifikan teradap manajemen laba. Penelitian Nindita &
Agustini & Siregar, (2018) juga menemukan adanya pengaruh positif dan signifikan
fee audit terhadap kualitas audit. Beberapa penelitian tersebut diatas membuktikan
bahwa kualitas audit berpengaruh terhadap manajemen laba dan fee audit
manajemen laba dengan fee audit sebagai variabel intervening. Perbedaan penelitian
ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada periode tahun yang diteliti,
yang melakukan praktik manajemen laba yang akibatkan oleh kegagalan audit dalam
Berdasarkan latar belakang ini dan ketidak konsistenan dari hasil penelitian
Pengaruh Kualitas Audit Terhadap Manajemen Laba Dengan Fee Audit Sebagai
Variabel Intervening (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di
3. Apakah kualitas audit berpengaruh terhadap manajemen laba melalui fee audit
1.3 TujuanPenelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah menemukan bukti empiris mengenai hal-hal
sebagai berikut:
2. Untuk menguji dan memperoleh bukti empiris pengaruh fee audit terhadap
manjemen laba
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan bukti empiris tentang pengaruh
kualitas audit terhadap manajemen laba dengan fee audit sebagai variabel
dan wawasan yang lebih luas bagi mahasiswa serta dapat dijadikan sumber
2. Manfaat Praktis
auditor eksternal agar semakin mampu memberikan jasa audit yang makin
keuangan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Teori keagenan berfokus pada hubungan antara dua pelaku yang saling
berbeda kepentingan yaitu antara agen dan prinsipal. Teori keagenan merupakan
saham). Jensen & Meckling, (1976) mendefinisikan kontrak antara satu atau
beberapa orang prinsipal yang mendelegasikan wewenang kepada orang lain (agent)
pemegang saham (Lestari & Agita, 2018). Adanya perbedaan pemikiran antara
menimbulkan konflik keagenan. Konflik ini terjadi karena agen tidak bertindak
Suripto, S. (2021) Hubungan agensi muncul ketika satu orang atau lebih
kepada pemilik. Tetapi dalam halini informasi yang disampaikan oleh manajer
terkadang tidak sesuai dengan kondisi perusahaan yang sebenarnya. Kondisi yang
demikian dikenal sebagai informasi yang tidak simetris atau asimetri informasi.
Dalam hal ini asimetri informasi antara manajemen (agent) dengan pemilik
manajemen laba.
penelitian ini. Teori keagenan ini memperlihatkan bahwa permintaan jasa audit
muncul karena adanya konflik kepentingan antara manajemen sebagai agen dan
pemegang saham sebagai principal, dan pihak-pihak lain yang mengadakan kontrak
dengan klien (Muslim et al., 2020). Auditor dalam hal ini merupakan pihak yang
untuk menghasilkan kualitas audit yang tinggi pula.Kurniasih & Rohman, (2014))
disisi lain, manajer yang membayar dan menanggung jasa audit. Hal ini dapat
menimbulkan ketergantungan antara auditor dengan klien demi perikatan yang
data laporan keuangan yang dilakukan pihak manajemen yang akan mempengaruhi
nilai yang terdapat pada laba yang telah dilaporkan. Manajemen laba merupakan
kejadian yang sulit dihindari karena kejadian ini terjadi dalam proses penyusunan
tertentu, Muiz & Ningsih (2020). Manajemen laba digunakan untuk membuat
laporan keuangan yang baik. Adanya keuangan yang baik tentu saja para
sebagai trik manajer dalam menetapkan laba yang akan didapatkan sehingga
dilakukan dalam bentuk menaikkan laba untuk mencapai target laba tertentu
dan juga dalam bentuk menurunkan laba di periode ini, agar dapat menaikan
perusahaan agar terkesan lebih baik dari yang sebenarnya dan untuk
atau yang sering disebut dengan konflik keagenan serta perbedaan informasi
yang diterima dimana informasi yang diterima oleh principal lebih sedikit dari
pada agent (Jensen dan Meckling, 1976). Perbedaan informasi yang didapat
1) Income Shifting
Ada beberapa bentuk rekayasa laba yang sering dilakukan pihak manajemen
agar laba yang dilaporkan sesuai dengan yang dikehendaki sebagai berikut:
1) Taking a Bath
Disebut juga big baths, bisa terjadi selama periode dimana terjadi
periode yang akan datang diakui pada periode berjalan. Ini dilakukan
pada periode yang akan datang menjadi tinggi meski kondisi sedang
tidak menguntungkan.
2) Income Minimization
Cara ini hampir sama dengan taking a bath namun tidak ekstrim. Cara
yang diambil dapat berupa penghapusan barang modal dan aktiva tidak
riset.
3) Income Maximization
besar. Selain itu tindakan ini juga bisa dilakukan untuk menghindari
4) Income Smoothing
dengan nilai asset pada tahun yang baik sehingga ketentuan itu dapat
dilakukan juga harus berkualitas. Lufita & Suryani, (2018) Kualitas audit adalah
keahlian yang dimiliki auditor untuk bisa mendeteksi dan berani mengungkapkan
jika terdapat kesalahan yang ada pada laporan keuangan entitas. Dimana dalam
menjalankan tugasnya seorang auditor harus berpedoman pada standar auditing dan
kode etik akuntan publik yang relevan. Kualitas audit merupakan karakteristik atau
gambaran praktik dan hasil audit berdasarkan standar auditing dan standar
pengendalian mutu yang menjadi ukuran pelaksanaan tugas dan tanggung jawab
profesi auditor. Kualitas audit berhubungan dengan seberapa baik suatu pekerjaan
pengalaman yang cukup dalam bidang industri yang mereka audit. Pengalaman
memberikan dampak pada setiap keputusan yang diambil dalam pelaksanaan audit
auditor maka akan semakin baik pula kualitas audit yang dihasilkan. Selain
pekerjaannya, seorang auditor juga harus berpegang teguh pada etika auditor.
kepentingan dalam teori agensi. Suatu audit dilakukan oleh akuntan public untuk
standar profesi yang harus dipenuhi seorang auditor dalam melakukan audit, dimana
standar ini sekaligus menjadi indicator dalam menilai kualitas suatu audit. Standar
Profesi Akuntan Publik (SPAP) yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia,
menjadi ukuran mutu yang wajib dipatuhi oleh akuntan public dalam pemberian
jasanya (UU No. 5 Tahun 2011). Kualitas audit menunjukkan kemampuan auditor
kualitas audit akan dinilai semakin baik. Sehingga kualitas audit dipengaruhi oleh
material pada pelaporan keuangan klien. Seorang auditor harus dapat mendeteksi
salah saji tersebut, yang didukung bukti mengenai adanya kekeliruan ataupun
dampak pada reputasi Kantor Akuntan Publik (KAP) akibat kualitas audit yang
buruk. Kualitas audit yang diberikan juga diproksikan melalui ukuran KAPnya, yang
tergolong menjadi KAP Big Four dan KAP Non Big Four.
Berikut ini adalah daftar kantor akuntan public (KAP) di Indonesia yang
Young (EY)
negeri ini membuktikan bahwa sebagian Kantor Akuntan Publik telah melakukan
praktik pelanggaran dan menghasilkan kualitas audit laporan keuangan yang rendah.
berpengaruh negatif pada citra Kantor Akuntan Publik yang bersangkutan baik bagi
klien maupun bagi masyarakat dan umumnya dipengaruhi oleh beberapa aspek salah
satunya fee audit. Hartadi, (2012) mengemukakan bahwa salah satu fenomena dari
berbagai wacana tentang kualitas audit ternyata terbukti secara empiris audit itu
lebih disebabkan oleh factor fee audit, walaupun sampai saat ini belum terdapat
peraturan yang mengatur besarnya fee audit yang harus ditagih oleh Auditor Publik
Agustini & Siregar, (2018) menyatakan bahwa Fee audit adalah imbalan
dalam bentuk uang atau bentuk lainnya yang diberikan kepada atau diterima dari
klien atau pihak lain untuk memperoleh perikatan dari klien atau pihak lain. Fee
audit ditetapkan ketika sudah terjadi kontrak antara auditor dengan klien
Besaran fee audit yang akan diterima oleh auditor merupakan salah satu aspek yang
menjadi tanggung jawab auditor dan akan membuat auditor berada di dalam posisi
dilematis. Di satu sisi, auditor harus bersikap independen dalam memberi opini
pihak, namun disisi lain auditor juga harus bisa memenuhi tuntutan yang diinginkan
oleh klien yang membayar fee atas jasanya agar kliennya puas dengan pekerjaannya
dan tetap menggunakan jasanya diwaktu yang akan datang, (Rohmaniyah, 2016)
auditor tentu bekerja untuk memperoleh penghasilan yang memadai. Besaran Fee
audit yang akan diterima Auditor diduga berpengaruh terhadap kualitas audit. Oleh
sebab itu, penentuan fee audit perlu disepakati antara klien dengan auditor, supaya
tidak terjadi perang tarif yang dapat merusak kredibilitas akuntan publik. Menurut
Kurniasih & Rohman, (2014) Surat Keputusan KetuaUmum Institut Akuntan Publik
yaitu dalam menetapkan imbal jasa fee audit, Akuntan Publik harus
expertise) dan tanggung jawab yang melekat pada pekerjaan yang dilakukan, serta
tingkat kompleksitas pekerjaan; banyak waktu yang diperlukan dan secara efektif
digunakan oleh Akuntan Publik dan stafnya untuk menyelesaikan pekerjaan; dan
mempengaruhinya besar kecilnya fee audit yaitu besar kecilnya perusahaan klien,
lokasi Kantor Akuntan Publik dan ukuran Kantor Akuntan Publik. Berdasarkan surat
1) Kebutuhan klien
3) Independensi
4) Tingkat keahlian (level of expertise) dan tanggung jawab yang melekat pada
5) Banyaknya waktu yang diperlukan dan secara efktif digunakan oleh akuntan
auditor dapat mengusulkan jumlah imbalan jasa professional yang dipandang sesuai.
Harga yang mahal dipersepsikan mencerminkan kualitas yang tinggi dan sebaliknya
manajemen laba. Metode yang dipakai dalam analisa data penelitian ini adalah
analisis regresi panel. penelitian dilakukan agar mengetahui hubungan antar variabel
dependen dengan independen pada data longitudinal 09`1-p0-(gabungan antara data
cross sectional dengan data time series). Penelitian ini menggunakan data sekunder
dengan menggunakan sampel laporan perusahan di BEI dari tahun 2011 – tahun
2015. Metode pemilihan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah
Lufita & Suryani, (2018) menguji pengaruh Kualitas Audit, Komite Audit
dan Ukuran Perusahaan terhadap Manajemen Laba. Populasi dalam penelitian ini
adalah Perusahaan Manufaktur yang terdaftar pada BEI tahun 2014-2016 dengan
digunakan yaitu purposive sampling. Metode yang digunakan adalah analisis regresi
data panel. Hasil penelitian ini menunjukan Kualitas Audit, Komite Audit dan
Laba. Variabel yang digunakan untuk pembahasan dalam penelitian terdiri dari
perusahaan dan leverage terhadap manajemen laba. Dalam penelitian ini memakai
metode analisis regresi panel. Jumlah perusahaan yang digunakan untuk penelitian
ini terdiri dari 265 perusahaandengan data sampel sebanyak 1.316 data. Data yang
digunakan diambil dari laporan tahunan dan laporan keuangan yang terdapat di
Bursa Efek Indonesia. Hasil pengujian menunjukan Variabel kualitas audit dan
manajemen laba. Kualitas Audit yang diproksikan dengan ukuran KAP (auditor big
four dan auditor Non-big four), penelitian dilakukan pada perusahaan Perbankan
penelitian ini sejumlah 45 perusahaan Perbankan yang sudah dan masih terdaftar di
perusahaan. Teknik analisis data yang digunakan adalah dengan menggunakan uji
positif signifikan terhadap Manajemen Laba dan Secara simultan Ukuran KAP
audit terhadap manajemen laba melalui aktivitas riil. Sampel dalam penelitian ini
adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun
dua yaitu KAP Big dan KAP Non Big Four. Metode pengambilan sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Penelitian ini berhasil
membuktikan bahwa kualitas audit yang diproksikan dengan ukuran KAP memiliki
terhadap Manajemen Laba dengan Fee Audit yang diberikan sebagai variabel
dengan Modified Jones Model. Kualitas audit diproksikan dengan ukuran KAP dan
diukur dengan variabel dummy. Nilai 0 untuk KAP non Big Four dan nilai 1 untuk
KAP yang berafiliasi dengan KAP Big Four. Variabel mediasi dalam penelitian ini
adalah fee audit di mana datanya diambil dari akun professional fees. Populasi yang
digunakan adalah perusahaan property, real estate, dan konstruksi yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2016-2018. Data dalam penelitian ini
merupakan data sekunder dari laporan tahunan perusahaan yang terdaftardi BEI
tahun 2016-2018. Sampel yang diperoleh adalah 117 dengan Purposive Sampling
Method. Hipotesis yang ada dalam penelitian ini diuji menggunakan metode uji
tidak signifikan terhadap Manajemen Laba, dan tidak terdapat pengaruh variabel
mediasi fee audit dalam hubungan Kualitas Audit dan Auditor switching
dalam penelitian ini diproksikan dengan ukuran kantor akuntan publik yang diukur
dengan menggunakan variabel dummy yaitu nilai 0 untuk KAP non Big Four dan
nilai 1 untuk KAP yang berafiliasi dengan KAP Big Four internasional. Variabel
intervening (X2) yang digunakan dalam penelitian ini adalah fee audit. Data tentang
fee audit akan diambil dari akun professional fees yang terdapat dalam laporan
keuangan dari perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) . Populasi
dalam penelitian ini adalah perusahaan consumer good ssesuai dengan kelompok
industrinya yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI). Periode pengamatan
Kualitas Audit dan Fee Audit tidak berpengaruh signifikan terhadap Manajemen
Laba. kualitas audit berpengaruh positif dan signifikan terhadap fee audit dan Fee
audit dalam model penelitian ini tidak menjadi mediasi hubungan antara kualitas
audit terhadap manajemen laba pada perusahaan consumer goods yang terdaftar di
BEI.
Ulina et al., (2018) menguji Pengaruh Kualitas Audit Dan Komite Audit
Terhadap Manajemen Laba. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari audit kualitas
yang diukur dengan ukuran kantor akuntan publik, auditor spesialis industri dan
masa audit. Sedangkan komite audit diukur dengan ukuran komite audit, keuangan
keahlian dan jumlah rapat komite audit. Variabel manajemen laba diukur
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini diambil dengan metode purposive
sampling. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dari
dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian
variabel, masa kerja audit, ukuran komite audit, keuangan keahlian dan jumlah rapat
Manajemen Laba. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh ukuran
pelaporan opini audit, ukuran perusahaan serta leverage terhadap manajemen laba
akrual. Kualitas audit diproksikan dengan lima variabel yaitu ukuran KAP,
Spesialisasi industri, masa penugasan, client Importance, dan Kesediaan Pelaporan
Opini Audi going concern. Populasi yang digunakan dalam penelitian perusahaan
statistik yang digunakan adalah Teknik analisa regresi berganda (multiple regression
variabel client important, kesediaan pelaporan opini audit, ukuran perusahaan serta
Laba. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder yang diambil
dari laporan keuangan perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
selama periode tahun 2012-2014. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
perusahaan perbankan yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia selama periode
diperoleh 31 perusahaan yang memenuhi kriteria. Untuk analisis data metode yang
manajemen laba.
perbedaan dalam penelitian ini yaitu terdapat persamaan beberapa variabel bebas
(independen) diantaranya Kualitas Audit dan fee audit, variabel terikat (dependen)
samaan lokasi penelitian serta jenis perusahaan yang diteliti, serta perbedaan periode
dalam tinjauan pustaka yang pada dasarnya merupakan gambaran sistematis dari
kinerja teori dalam memberikan solusi atau alternative solusi dari serangkaian
masalah yang ditetapkan. Kerangka berpikir yang mendasari penelitian ini bahwa
disajikan secara wajar. Salah satu cara mendeteksi penyimpangan dalam pembuatan
laporan keuangan yaitu dengan melakukan audit laporan keuangan (Fitria Ayu,
2013)
perusahaan yang sebenarnya . Kejujuran dan kebenaran data yang disajikan pada
paling penting dalam memberikan jasa audit dan memberikan opini yang dapat
dipercaya, sehingga laporan yang diaudit oleh auditor dapat mencerminkan kondisi
hubungan dekat dengan klien, karena hal tersebut dapat mempengaruhi sikap dan
mental mereka dalam mengeluarkan opini. Auditor seharusnya menerima fee audit
yang lebih tinggi jika mampu memberikan kualitas lebih baik, karena akan lebih
banyak informasi diungkapkan dengan audit yang baik(Fitria Ayu, 2013). Fee audit
yang besar dapat membuat auditor menyetujui tekanan dari klien dan berdampak
pada kualitas audit yang dihasilkan. Penelitian diatas dapat membuktikan bahwa
kualitas audit berpengaruh terhadap manajemen laba dan fee audit berpengaruh
audit dengan manajemen laba, dan pengaruh tidak langsung hubungan antara
kualitas audit dengan manajemen laba melalui fee audit sebagai variabel intervening.
Gambar 3.1
Kerangka Berpikir
Pengaruh Kualitas Audit terhadap Manajemen Laba dengan Fee Audit sebagai
Variabel Intervening
Fenomena
Adanya skandal akuntansi dan pelanggaran yang
dilakukan oleh akuntan publik
Basis Teori
e1
e2
Metode analisis:
Regresi Berganda
Fee Audit
Kualitas audit adalah kemampuan auditor dalam mendeteksi salah saji yang
material dalam laporan keuangan dan melaporkan salah saji material secara
akan mengambil keputusan berdasarkan pada laporan keuangan yang telah diaudit
oleh auditor. Oleh karena itu auditor sebagai pihak yang independen diharapkan
2017)
Tujuan dari laporan keuangan diaudit adalah agar mendapatkan suatu jaminan
mengenai integritas dari laporan keuangan yang telah diserahkan oleh pihak
manajemen. Dengan adanya audit yang baik atas laporan keuangan, maka
oleh manajemen (Kirana et al., 2015). Laporan keuangan auditan dapat dipercayai
apabila audit laporan keuangannya telah di audit oleh auditor yang berkualitas
tinggi. Christiani & Nugrahanti, (2014) audit yang berkualitas tinggi (high-quality
auditing) bertindak sebagai pencegah manajeman laba yang efektif, karena reputasi
manajamen laba akan hancur dan nilai perusahaan akan turun apabila pelaporan
yang salah ini terdeteksi dan terungkap. Oleh karena itu kualitas audit merupakan
bagian yang terpenting diperhatikan oleh para auditor dalam proses pengauditan.
Kualitas audit biasanya dikaitkan dengan ukuran auditor yaitu Big four dan Non Big
four. KAP Big four diasumsikan memiliki hasil kualitas audit yang lebih tinggi dan
mampu membatasi praktek manajemen laba dibandingkan dengan auditor Non Big
four.
rendah. Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat dinyatakan bahwa semakin baik
dan penelitian Sari & Wahidahwati, (2016) menunjukkan ukuran KAP mempunyai
diartikan peran ukuran KAP dan auditor spesialis industry sebagai pengawas laporan
Fee audit didefinisikan sebagai jumlah biaya (upah) yang dibebankan oleh
auditor untuk proses audit yang dilakukan untuk suatu perusahaan (klien).
Penentuan fee audit didasarkan pada kontrak antara auditor dan klien sesuai dengan
waktu yang dihabiskan untuk proses audit, pelayanan yang dibutuhkan, dan jumlah
staff yang dibutuhkan untuk proses audit. Manajer sebuah perusahaan akan
dan Meckling, 1976). Peran auditor independen sangat penting dalam rangka
diterima auditor pada setiap pekerjaan audit didasarkan pada hasil negoisasi.
Salah satu yang di pertimbangkan auditor dalam menetapkan fee audit adalah risiko
audit, jika auditor menilai risiko dari perusahaan yang akan diaudit besar maka
auditor akan menetapkan fee audit yang lebih tinggi, karena ruang lingkup dalam
pengumpulan bukti audit menjadi lebih luas sehingga auditor harus mengorbankan
waktu, pelayanan, staff yang lebih banyak untuk mengumpulkan bukti tersebut yang
penilaian audit yang lebih, sehingga waktu audit yang diperlukan oleh staf KAP
untuk melaksanakan audit menjadi lebih lama. Perubahan waktu yang diperlukan
diluar perencanaan audit menyebabkan perubahan tarif per jam dari staf KAP
biaya-biaya lain diluar perencanaan audit sebagai akibat dari kesalahan pernyataan
manajemen. Biaya tambahan tersebut akan berakibat perubahan pada fee audit yang
Fitria Ayu, (2013)memberikan hasil bahwa fee audit berpengaruh positif dan
signifikan terhadap manajemen laba. Semakin besar fee audit yang dibayarkan oleh
manajemen kepada auditor, maka nilai acrual diskresioner semakin besar. Berdasar
3.2.3. Pengaruh Kualitas Audit terhadap Manajemen Laba dengan Fee Audit
kualitas audit akan dinilai semakin baik. Sehingga kualitas audit dipengaruhi oleh
material pada pelaporan keuangan klien. Auditor yang mampu memberikan kualitas
audit yang lebih baik seharusnya menerima bayaran yang lebih tinggi. Hal ini
dikarenakan akan lebih banyak informasi diungkapkan dengan audit yang baik.
Tetapi dalam kenyataanya justru fee audit yang lebih tinggi dapat membuat bias
antara hubungan auditor dengan klien. Hal ini membuat auditor cenderung tidak
tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Penelitian Tarigan & Saragih, (2020)
menunjukan KAP Big Four dengan keahlian dan reputasi yang dimilikinya
terbukti mampu membatasi perilaku manajemen laba yang dilakukan manajer dan
mampu memberikan jaminan kualitas audit yang lebih baik dari pada KAP Non
Big Four sehingga penggunaan KAP yang besar dapat mencegah emiten berlaku
masyarakat. Karena auditor dari KAP Big Four memiliki kemampuan dan keahlian
dalam bidang akuntansi dan auditing sehingga memiliki kemampuan menilai secara
objektif dalam mengaudit suatu laporan keuangan sehingga bisa mendeteksi
Besaran Fee audit yang akan diterima Auditor diduga berpengaruh terhadap
kualitas audit. Oscar, (2019) dalam penelitiannya berpendapat bahwa fee audit
dengan manajemen laba yang tinggi cenderung akan membayar audit fee yang
ian Rahmi & Cheisviyanny, (2016) menunjukan Manajemen Laba tidak berpengaruh
signifikan terhadap Fee Audit. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian C. P. S.
Putri & Utama, (2014)yang menemukan hasil bahwa manajemen laba tidak
berpengaruh signifikan terhadap fee audit diakibatkan oleh praktik manajemen laba
yang dilakukan oleh perusahaan masih tetap berada pada jalur yang sesuai atau
dengan kata lain tidak melanggar PSAK. Sehingga ada atau tidaknya praktik
manajemen laba di dalam suatu perusahaan tidak akan mempengaruhi besar kecilnya
METODE PENELITIAN
merupakan salah satu aset yang memiliki peranan penting dalam pembangunan,
Objek penelitian ini adalah kualitas audit, fee audit dan manajemen laba pada
perusahaan manufaktur dan keuangan yang terdaftar di bursa efek Indonesia (BEI)
tahun 2017-2019.
dependen. Variabel independen dalam penelitian ini antara lain Kualitas Audit.
hubungan yang tidak langsung. Variabel ini merupakan variabel penyela antara
Lufita & Suryani, (2018)Kualitas audit adalah keahlian yang dimiliki auditor
untuk bisa mendeteksi dan berani mengungkapkan jika terdapat kesalahan yang
ada pada laporan keuangan entitas. Auditor yang independen adalah auditor yang
Publik yang diukur menggunakan variabel dummy yaitu nilai 0 untuk KAP non-
big four dan nilai 1 untuk KAP yang berafiliasi dengan KAP big four internasional.
Fee audit adalah besaran biaya yang diterima oleh auditor dengan
keahlian dan lain-lain dan besarnya fee anggota dapat bervariasi tergantung antara
lain: risiko penugasan, kompleksitas jasa yang diberikan, tingkat keahlian yang
diperlukan untuk melaksanakan jasa tersebut. Auditor yang menerima fee audit
lebih tinggi akan merencanakan kualitas audit yang lebih tinggi dibandingkan
denga fee audit yang lebih kecil (Novrilia et al., 2019). Fee audit adalah besaran
Namun pada dasarnya ada 4 faktor yang menentukan besarnya fee audit, yaitu:
dan lain-lain.
Variabel Fee Audit diukur dengan melihat besarnya profesional fee audit yang
data laporan keuangan yang dilakukan pihak manajemen yang akan mempengaruhi
nilai yang terdapat pada laba yang telah dilaporkan. Sejauh ini hanya model
berbasis aggregate accrual yang diterima secara umum sebagai model yang
memberikan hasil paling kuat dalam mendeteksi manajemen laba . Model empiris
ini sejalan dengan akuntansi berbasis akrual yang selama ini digunakan dalam
akrual yang mudah dipermainkan nominalnya karena akun ini berasal dari
adalah modified jhones models. Fitria Ayu, (2013) menemukan bahwa model ini
merupakan alat yang paling kuat untuk mendeteksi manajemen laba, sehingga
TAC = NI-CF
Keterangan:
TAC : Total accrual
NI : Net income after tax (laba bersih setelah pajak)
CF : Net cash flow from operation (arus kas operasi)
b. Menghitung nilai non discrectionary accruals (NDA) dengan terlebih
TAi,t-1] +ε
Keterangan :
TAC : Total accrual
TA : Total asset
PPE : Gross property, plant, and equipment
diperoleh koefesien dari variabel independen yaitu b1, b2, b3 yang akan
[PPEi,t/ TAi,t-1]
Keterangan:
TA : Total assets
TR : Trade receivables
Keterangan :
1. Data kualitatif adalah data yang digunakan untuk mendapatkan data yang
kualitatif dalam hal ini adalah daftar nama dan profil perusahaan di Bursa
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data
yang tidak langsung diperoleh dari perusahaan, melainkan diperoleh dalam bentuk
yang sudah ada, sudah dikumpulkan, dan diolah oleh pihak lain (Sugiyono,
2017:402). Data sekunder dalam penelitian ini adalah laporan keuangan tahunan
menggunakan purposive sampling, dalam hal ini lebih khusus dalam penggunaan
judgment sampling. Judgment sampling adalah tipe cara pengambilan secara tidak
2017:403). Kriteria penarikan sample dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
keuangannya.
Table 4.1
Sampel Penelitian
No Kriteria Sampel Penelitian Jumlah
tahun 2018-2020
tahun 2018-2020
Penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data yang diperoleh oleh
peneliti secara tidak langsung dari objeknya, tetapi melalui sumber lain, baik lisan
maupun tulisan. Data sekunder dikumpulkan dari website dan sumber lainnya, lalu
intervening (fee audit) data berupa laporan tahunan yang diperoleh dari BEI. Data
kejadian yang dikumpulkan dalam penelitian. Data yang diperoleh selanjutnya akan
Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan PLS (Partial Least
Square) dengan alat bantu program Smart PLS 3.0 Analisis pendekatan yang
karena tujuan penelitian ini adalah untuk mengkonfirmasi teori-teori dan penelitian
yang landasan teorinya lemah atau belum ada (berupa pengujian proposisi), juga
maupun konfirmasi. PLS dibutuhkan jika model mengindikasikan lebih dari satu
variabel terikat. Secara umum pemilihan alat analisis PLS dalam penelitian ini
diperuntukkan untuk mengatasi masalah jumlah sampel yang kecil yaitu kurang
sebagai berikut:
a. Convergent Validity
1) Loading Factor
50 persen.
3) Communality
b. Discriminant Validity
nilai akar AVE setiap variabel laten lebih besar dibandingkan nilai
korelasi antar variabel laten. Hal ini berarti indikator yang mengukur
2) Cross Loading
reliability ≥ 0.7.
b. Cronbach's Alpha
Apabila nilai T-statistik pada indikator formatif bernilai signifikan (≥T tabel =
Selain dilakukan uji pada outer model, dilakukan juga uji pada inner
model. Pengujian pada inner model atau disebut juga evaluasi model
Q2 = 1 - (1 - R12) (1 – R22)
terhadap endogen dan berarti semakin baik pula model struktural yang
dihasilkan. Secara ringkas evaluasi Goodness of Fit model PLS terdapat pada
DAFTAR PUSTAKA
Agustini, T., & Siregar, D. L. (2018). Pengaruh Fee Audit , Audit Tenure dan Rotasi
Audit terhadap Kualitas Audit di Bursa Efek Indonesia. E-Jurnal Akuntansi,
8(1), 637–646.
Baharuddin, D., & Ansar, I. A. (2019). Pengaruh Kompetensi, Independensi dan Fee
Audit terhadap Kualitas Audit pada KAP di Makassar. PARADOKS: Jurnal
Ilmu Ekonomi, 2(1), 50–60.
Boedhi, N. R., & Ratnaningsih, D. (2017). Pengaruh Kualitas Audit Terhadap
Manajemen Laba Melalui Aktivitas Riil. Kinerja, 19(1), 84.
https://doi.org/10.24002/kinerja.v19i1.536
Christiani, I., & Nugrahanti, Y. W. (2014). Pengaruh Kualitas Audit Terhadap
Manajemen Laba. Jurnal Akuntansi Dan Keuangan, 16(1), 40–44.
https://doi.org/10.9744/jak.16.1.52-62
Dananjaya, A. (2016). Proporsi Dewan Komisaris Independen sebagai Pemoderasi
Pengaruh Kepemilikan Institutional pada Manajemen Laba. E-Jurnal Akuntansi
Universitas Udayana, 15, 1595–1622.
Fitria Ayu, A. (2013). Pengaruh Kualitas Audit Terhadap Manajemen Laba dengan
fee Audit Ssebagai Variabel Intervening (Studi Empiris pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2009-2011).
Universidade Federal Do Triângulo Mineiro, 53(9), 1689–1699.
Hadi, F. I., & Tifani, S. (2020). Pengaruh Kualitas Audit dan Auditor Switching
Terhadap Manajemen Laba. Jurnal Ilmiah Akuntansi Dan Keuangan, 9(2),
117–129. https://doi.org/10.32639/jiak.v9i2.408
Hartadi, B. (2012). Pengaruh Fee Audit , Rotasi KAP , dan Reputasi Auditor
Terhadap Kualitas Audit di Bursa Efek Indonesia. JEkonomi Dan Keuangan,
110.
Haryanti, C. S. (2013). Pengaruh Pengalaman dan Pelatihan Auditor terhadap
Struktur Pengetahuan tentang Kekeliruan Auditor. JURNAL ILMIAH
DINAMIKA EKONOMI DAN BISNIS, 1(1), 30–41.
Jensen, M. C., & Meckling, W. H. (1976). Theory Of The Firm: Managerial
Behavior, Agency Cost and Ownership Strukture. Journal of Financial
Economics 3, 72(10), 1671–1696. https://doi.org/10.1177/0018726718812602
Julianto, A. I. K., Yadnyana, I. K., & Dharma Suputra, I. D. G. (2016). Pengaruh
Audit Fee, Perencanaan Audit, dan Risiko Audit terhadap Kualitas Audit pada
Kantor Akuntan Publik di Bali. E-Jurnal Ekonomi Dan Bisnis Universitas
Udayana, 12, 4029–4056.
Kirana, R., Hasan, A., & Hardi. (2015). Pengaruh Tingkat Pengungkapan laporan
Keuangan, Kecakapan Manajerial dan Risiko Ligitasi Terhadap Manajemen
Laba dengan Kualitas Audit Sebagai Variabel Pemoderasi (Raisa Kirana, Amir
Hasan & Hardi). Ekonomi Dan Keuangan, 189–205.
Kurniasih, M., & Rohman, A. (2014). Pengaruh Fee Audit , Audit Tenure , dan
Rotasi Audit terhadap Kualitas Audit. Diponegoro Journal of Accounting, 3, 1–
10.
Lestari, N., & Agita, S. (2018). Pengaruh Manajemen Laba dan Tax Avoidance
terhadap Nilai Perusahaan dengan Kualitas Audit sebagai Variabel Moderasi.
3(1), 99–109.
Lufita, N., & Suryani, E. (2018). Pengaruh Kualitas Audit , Komite Audit , dan
Ukuran Perusahaan Terhadap Manajemen Laba ( Studi Pada Perusahaan Sektor
Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2014 –
2016 ). E-Jurnal Akuntansi, 5(1), 689–696.
Muiz, E., & Ningsih, H. (2020). Pengaruh Perencanaan Pajak, Kepemilikan
Manajerial Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Praktik Manajemen Laba. Jurnal
Ekobis : Ekonomi Bisnis & Manajemen, 8(2), 102–116.
https://doi.org/10.37932/j.e.v8i2.40
Muslim, M., Rahim, S., Pelu, M. F. A., & Pratiwi, A. (2020). Kualitas Audit:
Ditinjau dari Fee Audit, Risiko Audit dan Skeptisme Profesional Auditor
sebagai Variabel Moderating. Ekuitas: Jurnal Pendidikan Ekonomi, 8(1), 9.
https://doi.org/10.23887/ekuitas.v8i1.22474
Novrilia, H., Arza, I. F., & Sari, V. F. (2019). Pengaruh fee audit, audit tenure , dan
reputasi kap terhadap kualitas audit (Studi Empiris pada Perusahaan yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2015-2017). Jurnal Eksplorasi
Akuntansi, 1(1), 256–276.
Oscar, J. (2019). Pengaruh Fee Audit dan Ukuran KAP Terhadap Manajemen Laba
Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
TAHUN 2014 – 2016. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya, 8(1),
72–90.
Panjaitan, D. K., & Muslih, M. (2019). Manajemen Laba : Ukuran Perusahaan ,
Kepemilikan Manajerial dan Kompensasi Bonus. 11(1), 1–20.
Pratama, B. A., Sawarjuwono, T., & Febriyanti, A. (2014). Manajemen Laba : Pro-
Kontra Pemaknaan Antara Kreditur dan Debitur dalam Proses Pembiayaan
Kredit. AKTIVA Jurnal Akuntansi Dan Investasi, 16(1), 55–67.
https://doi.org/10.9744/jmk.16.1.55
Putri, C. P. S., & Utama, I. M. K. (2014). Pengaruh Independensi Dewan Komisaris,
Fungsi Internal Audit, Dan Praktik Manajemen Laba Terhadap Fee Audit Pada
Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia. E-Jurnal Akuntansi, 6(3),
453–467.
Putri, N. D., & Yuyetta, E. N. A. (2013). Pengaruh struktur kepemilikan dan kualitas
audit terhadap manajemen laba. Diponegoro Journal of Accounting, 2(1999),
1–13.
R. Maulidah, R. S. (2020). Pengaruh Kualitas Audit, Ukuran Perusahaan Dan
Leverage Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Perbankan Yang
Tercatat Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2016-2018. Jurnal Mahasiswa
Manajemen, Vol. 01 No. 01 Tahun 2020, 01(01), 56–69.
Rahmi, M., & Cheisviyanny, C. (2016). Pengaruh Manajemen Laba Terhadap Fee
Audit dengan Kebijakan Pembayaran Dividen Sebagai Variabel Moderasi
( Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di BEI Tahun 2013-2016 ).
Ekuitas: Jurnal Pendidikan Ekonomi, 1999, 1297–1310.
Rohmaniyah. (2016). Penentuan Fee Audit Terhadap Independensi Auditor.
AKTIVA Jurnal Akuntansi Dan Investasi, 1(2), 190–204.
Sari, T. W., & Wahidahwati. (2016). Pengaruh Kualitas Audit Terhadap Manajemen
Laba pada Persahaan Manufaktur. Jurnal Ilmu Dan Riset Akuntansi, 5.
Sugiarti, I. (2014). Pengaruh Kualitas Audit terhadap Manajemen Laba ( Studi pada
Perusahaan Perbankan di Bursa Efek Indonesia tahun 2012-2014 ) The Effect
of Audit Quality to Earning Management ( Study at Bank Industry in
Indonesian Stock Exchange period 2012-2014 ). E-Jurnal Ekonomi Dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Jember.
Sugiyono. (2017). Metode Kuantitatif Sugiyono. (2017). In Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Tarigan, M. O. T., & Saragih, A. E. (2020). Pengaruh Kualitas Audit dan Tata
Kelola Perusahaan terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan yang Terdaftar
di Bursa Efek Indonesia. Global Financial Accounting Journal, 4(2), 100.
https://doi.org/10.37253/gfa.v4i2.1233
Ulina, R., Mulyadi, R., & Sri Tjahjono, M. E. (2018). Pengaruh Kualitas Audit Dan
Komite Audit Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang
Tercatat Di Bursa Efek Indonesia. Tirtayasa Ekonomika, 13(1), 1.
https://doi.org/10.35448/jte.v13i1.4229
Widarti. (2017). Fee Audit Sebagai Mediasi Pengaruh Kualitas Audit Terhadap
Manajemen Laba (Analisis Jalur). Jurnal Akuntansi, 5(1), 57.
https://doi.org/10.24964/ja.v5i1.251
Yuvita, S., & Darmawati, D. (2017). Analysis of the Effect of Audit Quality on
Earnings Management and Cost of Equity Capital: A Study of Composite
Measure Approach. Research Media of Accounting, Auditing and Information,
13(2), 95.