PENDAHULUAN
dan diandalkan serta terbebas dari salah saji material merupakan sumber
dan pemegang saham (agency problems) (Wibowo & Rahmawati, 2019). Auditor
independen adalah auditor yang bekerja untuk Kantor Akuntan Publik (KAP).
publik yang memiliki lisensi hukum dan regulasi yang bekerja di bidang
terjalin lama dan dekat antara auditor dan auditee dikhawatirkan memiliki
sebuah opini audit (Augustyvena & Wilopo, 2017). Isu mengenai independensi
auditor juga menjadi salah satu perhatian pemerintah di Indonesia. Kasus yang
menimpa perusahaan Enron pada tahun 2002 yang melibatkan KAP Arthur
auditor. Yang terbaru saat ini, pemerintah telah mengeluarkan UU No.5 Tahun
2011 tentang Akuntan Publik yang mana pada pasal 4 ayat 1 dinyatakan bahwa
“Pemberian jasa audit oleh Akuntan Publik dan / atau KAP atas informasi
keuangan historis suatu klien dapat dibatasi dalam jangka waktu tertentu”
melalui PP No.20 Tahun 2015 tentang Praktik Akuntan Publik pada pasal 11 ayat
historis terhadap suatu entitas oleh seorang Akuntan Publik dibatasi paling lama
masa perikatan kerja auditor dengan auditee, sehingga timbul pergantian auditor
Auditor switching adalah fenomena dimana auditor yang bertugas saat ini
tidak lagi ditugaskan pada tahun berikutnya (Adli & Suryani, 2019). Akhir-akhir ini
peningkatan risiko perusahaan ketika hal itu terjadi secara tidak terduga pada
waktu yang tidak normal. Penghentian auditor kemudian dibedakan menjadi dua,
masa setelah audit selesai dilaksanakan namun Rapat Umum Pemegang Saham
diselenggarakan.
RUPST pada April 2019 sedangkan opini audit untuk tahun buku 2018 baru
dikeluarkan pada Juli 2019. Salah satu agenda pembahasan RUPST adalah
penunjukan auditor baru untuk tahun buku 2019. Pergantian ini menandakan
sektor transportasi dan logistik di Bursa Efek Indonesia (BEI) juga melakukan
Armada Tbk sebanyak 2 kali, PT Air Asia Indonesia Tbk sebanyak 2 kali, PT Blue
Bird Tbk sebanyak 1 kali, dan beberapa perusahaan lainnya di sektor yang sama
atau auditor, percaya bahwa manfaat dari pemisahan melebihi biaya. Pergantian
mengalami pertumbuhan yang tinggi akan mencari KAP yang lebih berkualitas
untuk perusahaan besar. Perusahaan akan mencari kualitas audit yang lebih
masa depan seperti pendanaan eksternal ataupun going public. Namun, literatur
sebenarnya dari berbagai sinyal, seperti waktu pergantian auditor (Her et al.,
2019).
ukuran perusahaan. Opini audit adalah hasil akhir dari proses audit yang
dilakukan oleh auditor. Pada variabel opini audit terdapat perbedaan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Srimindarti (2006) yang menyatakan bahwa opini
oleh Pratini dan Astika (2013) dan Astrini dan Muid (2013) yang menyatakan
terhadap auditor switching. Adapun Manto & Manda (2018) menyatakan bahwa
terjadi pada perusahaan sektor transportasi dan logistik yang listing di Bursa Efek
Kegunaan penelitian ini terdiri dari kegunaan teoritis dan kegunaan praktis.
serta tambahan bukti empirik mengenai audit opinion, financial distress, ukuran
sebagai berikut :
masalah dan tujuan penelitiannya. Selain itu, pada bab ini juga dijelaskan
mengenai manfaat dan sistematika penelitian agar pembaca mudah untuk
Bab kedua merupakan tinjauan pustaka, yang terdiri dari tinjauan teori dan
konsep serta tinjauan empiris. Pada bab ini diuraikan teori dan konsep apa saja
yang digunakan dalam penelitian ini untuk menjustifikasi sebuah fenomena, serta
sebagai acuan.
penelitian dari awal hingga akhir. Pada bagian ini diuraikan secara rinci
sampel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, variabel penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
agensi (agency theory). Menurut Jensen dan Meckling (dalam Augustyvena &
bentuk pertanggung jawaban pihak agent yang mengelola dana dari pihak
kegiatan operasional dapat berjalan dengan lancar dan pihak manajemen ingin
yang terbaik. Menurut Augustyvena dan Wilopo (2017) beberapa konflik atau
dibuat agar tetap terlihat baik untuk menjaga kepercayaan yang diberikan
oleh prinsipal;
Oleh karena itu, untuk menjembatani konflik antara agen dan prinsipal,
pihak ketiga untuk memahami konflik kepentingan yang dapat timbul antara
prinsipal dan agen serta menjembatani antara kedua pihak. Dengan adanya
atau dapat dideteksi. Secara bersamaan dapat mengevaluasi kinerja agen yang
2017).
Malek dan Saidin (2014) dalam Adli dan Suryani (2019) menyatakan
bahwa auditor switching adalah fenomena di mana auditor yang bertugas saat ini
tidak lagi ditugaskan pada masa yang akan datang. Mardiyah (dalam Ismanto &
Offering (IPO) dan faktor auditor (Auditor-related Factors), yaitu: fee audit dan
kualitas audit. Alasan pergantian auditor dapat terjadi karena peraturan yang
membatasi masa perikatan audit, seperti yang terjadi di Indonesia. Alasan lain
maka klien akan pindah ke auditor yang dapat bersepakat dengan klien.
(Indonesia) pada pasal 11 ayat (1) dijelaskan bahwa pemberian jasa audit atas
informasi keuangan historis terhadap suatu entitas oleh seorang Akuntan Publik
2019). Auditor switching secara voluntary dapat dipicu klien atau oleh KAP
(Maryani et al. dalam Adli & Suryani, 2019). Pergantian auditor dari pihak klien
biasanya dikarenakan klien ingin mencari auditor yang kualitasnya lebih baik,
opinion shopping, dan meminimumkan imbalan audit (Elder et al. dalam Adli &
Suryani, 2019). Sedangkan pergantian auditor yang dipicu oleh auditor biasanya
dikarenakan imbalan audit, kualitas audit, dan sebagainya (Fitriani dan Zulaikha
perusahaan untuk bertahan (going concern). Oleh karena itu, hal ini dapat
agar opini yang dikeluarkan auditor akan sesuai dengan keinginan manajemen.
Sehingga apabila hal tersebut tidak terwujud maka akan menjadi salah satu
auditor yang ada dengan auditor lain yang lebih mampu mewujudkan keinginan
Opini audit adalah opini yang diungkapkan dan diberikan oleh auditor
dalam menilai kewajaran laporan keuangan perusahaan klien dalam segala hal
diklasifikasikan menjadi empat, yaitu opini wajar tanpa pengecualian, opini wajar
dengan pengecualian, opini tidak wajar, dan opini tidak memberikan pendapat
(Augustyvena & Wilopo, 2017). Singkatnya, opini audit merupakan hasil akhir
dari proses audit yang dilakukan oleh auditor (Winata & Anisykurlillah, 2017).
Opini auditor atas laporan keuangan perusahaan akan menjadi tolak ukur para
ingin mendapatkan opini wajar tanpa pengecualian atas hasil audit laporan
jawab atas wewenang yang telah diberikan oleh pemegang saham yang
dituangkan melalui laporan keuangan. Opini yang diberikan oleh auditor dapat
mempengaruhi pandangan pemegang saham terhadap kinerja manajemen
penurunan pendapatan atau kinerja yang terus merugi (Nugroho et.al., 2018).
Hal ini dapat menimbulkan adanya perselisihan atau kecurigaan dari para
opini audit wajar tanpa pengecualian maka menurut Winata dan Anisykurlillah
cenderung mengganti auditor atau Kantor Akuntan Publik. Hal ini dilakukan
perusahaan untuk menjaga nama baik perusahaan karena opini yang diberikan
oleh auditor juga akan menjadi bentuk tanggung jawab manajemen perusahaan
kepada stakeholders.
mengalami masalah kesulitan keuangan. Menurut Plat (2002) dalam Ismanto dan
keuangan yang terjadi sebelum terjadinya kebangkrutan ataupun likuidasi. Hal ini
oleh beberapa faktor. Pertama, karena perusahaan tidak memiliki dana sama
sekali; kedua, perusahaan masih memiliki dana tetapi pada saat jatuh tempo
atau pemegang saham menginginkan perusahaan tetap dalam kondisi baik, yang
berarti situasinya stabil atau tidak mengalami masalah keuangan. Dalam hal ini
Hal ini sebagai bentuk pertanggung jawaban ke pihak prinsipal yang telah
memilih Kantor Akuntan Publik yang sesuai dengan kondisi perusahaan (Winata
besar atau kecil dalam berbagai hal, seperti dinyatakan dalam total aset, nilai
pasar saham dan lain-lain. Dalam Putra dan Wilopo (2017) terdapat Keputusan
dan menengah berdasarkan kekayaan adalah badan hukum yang memiliki aset
(SIZE) adalah suatu ukuran atau besarnya sebuah perusahaan yang dapat
penambahan modal dengan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu oleh
emiten dengan aset skala kecil atau emiten dengan aset skala menengah BAB I
berikut:
1. Perusahaan dengan Aset Skala Kecil adalah badan hukum yang didirikan
di Indonesia yang:
a. Memiliki total aset tidak lebih dari Rp. 50.000.000.000,00 (lima puluh
miliar rupiah);
b. Bukan merupakan Afiliasi atau dikendalikan oleh suatu perusahaan
miliar rupiah);
rupiah).
keagenan. Oleh karena itu, suatu perusahaan akan cenderung memilih Kantor
Akuntan Publik yang sesuai dengan ukuran perusahaan (Winata & Anisykurlillah,
2017).
2.2 Tinjauan Empiris
ini yang ingin dilihat hubungannya dengan auditor switching adalah opini audit.
Penelitian terkait pengaruh variabel opini audit terhadap auditor switching telah
dilakukan oleh beberapa peneliti seperti Winata dan Anisykurlillah (2017) yang
selama periode 2011-2015 dan Augustyvena dan Wilopo (2017) yang meneliti
pada perusahaan sektor industry barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek
bertentangan dengan temuan penelitian empiris yang lebih terkini yaitu Aini dan
Yahya (2019) yang meneliti perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek
dan Manda (2018), Winata dan Anisykurlillah (2017) serta Augustyvena dan
switching. Penelitian dari Ismanto dan Manda (2018) yang meneliti perusahaan-
perusahaan sektor real estate dan property yang terdaftar di Bursa Efek
berpengaruh negatif signifikan terhadap auditor switching. Namun hal ini berbeda
dengan hasil temuan dari penelitian yang dilakukan oleh Winata dan
Anisykurlillah (2017) dan Augustyvena dan Wilopo (2017). Winata dan
dan Wilopo (2017) yang membuktikan bahwa tidak ada bukti signifikan bahwa
financial distress memiliki efek pada auditor switching dengan objek penelitian
penelitian ini untuk melihat pengaruhnya terhadap auditor switching. Data empiris
switching. Berbeda dengan hasil temuan dari Majidah dan Husnimubaroq (2019)
yang sama dan memiliki hasil yang berbeda-beda setiap penelitian. Sehingga
peneliti perlu mengeksplor dan menguji kembali dengan data empiris terkini dan
objek penelitian yang berbeda terkait pengaruh variabel opini audit, financial
agent kepada principal harus menjadi badan yang independen untuk memastikan
kualitas dari informasi laporan keuangan. Ketika terjadinya pergantian auditor
tentunya akan menimbulkan pertanyaan dari pihak principal tentang apa yang
menjadi penyebabnya sehingga kami ingin lebih meneliti lebih luas lagi faktor-
faktor mengenai apa saja yang memicu terjadinya auditor switching secara adil
agar tidak hanya berfokus pada faktor buruknya kualitas audit KAP. Berdasarkan
teori-teori dan hasil riset dari penelitian-penelitian terdahulu terkait variabel yang
ukuran perusahaan maka kiranya ada pengaruh positif dan signifikan terhadap
Audit Opinion
(X1)
H1
H3
Ukuran Perusahaan
(X3)
H4
3.2 Hipotesis
masing-masing pihak. Maka dari itu menurut Winata dan Anisykurlillah (2017),
mengganti auditor atau Kantor Akuntan Publik. Hal ini dilakukan perusahaan
untuk menjaga nama baik perusahaan karena opini yang diberikan oleh auditor
stakeholders. Menurut Kawijaya dan Januarti (dalam Aini & Yahya, 2019) bahwa
opini selain WTP cenderung tidak disukai oleh klien. Klien lebih menginginkan
auditor memberi opini WTP atas laporannya. Opini audit memberikan informasi
Opini audit juga sering digunakan sebagai alasan oleh manajemen untuk
mengganti KAP. Kondisi ini muncul ketika perusahaan klien tidak setuju dengan
opini audit sebelumnya atau opini audit yang akan datang. Permasalahan ini
dapat memicu salah satu pihak untuk memisahkan diri (Calderon and Ofobike
dalam Aini & Yahya, 2019). Perusahaan yang mendapat opini audit yang bukan
wajar tanpa pengecualian seperti opini audit wajar dengan penjelasan going
auditor karena tidak ingin memiliki masalah dengan pihak prinsipal. Teori ini
didukung dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Aini dan Yahya (2019)
yang meneliti perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari
akan mengganti KAP yang sesuai kondisi perusahaan dengan harapan dapat
menekan biaya keagenan perusahaan. Hal ini didukung oleh Kida (dalam
mengalami kebangkrutan memiliki rasio yang rendah dan posisi keuangan yang
tidak sehat. Oleh karena itu, mereka cenderung melibatkan auditor yang memiliki
kepercayaan pemegang saham dan kreditur (Kida 1980 dalam Srimindarti 2006).
Hasil penelitian dari Ismanto dan Manda (2018) juga mendukung teori ini dengan
auditor switching. Hasil penelitian ini juga didukung dengan penelitian yang
dilakukan oleh Nurcahyani (2013), Sinarwati (2010), dan Ruroh (2016) yang
perusahaan yang diproyeksikan pada total aset. Semakin besar ukuran suatu
perusahaan maka akan semakin kompleks pula kegiatan usaha yang dilakukan
oleh perusahaan tersebut, maka dalam hal ini perusahaan membutuhkan KAP
berpengalaman adalah KAP yang sudah lama menjalin hubungan dengan klien
perusahaan akan lebih memilih untuk menggunakan Akuntan Publik yang lebih
berkualitas juga dan memiliki keahlian yang lebih unggul daripada auditor
sebelumnya. Oleh karena itu, perusahaan perlu mengganti auditornya (Majidah &
Husnimubaroq, 2019). Teori ini didukung dengan hasil penelitian terdahulu dari
Switching.
variabel dari penelitian ini bahwa variabel audit opinion, financial distress, dan
apakah secara simultan audit opinion, financial distress, dan ukuran perusahaan
BAB IV
METODE PENELITIAN
dan melibatkan prosedur yang tepat dan spesifikasi sumber data. Tujuan desain
studi formal adalah menguji hipotesis atau menjawab pertanyaan penelitian yang
4.2.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
populasi adalah semua individu atau unit-unit yang menjadi objek penelitian.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar pada
sektor transportasi dan logistik di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2021.
4.2.2 Sampel
populasi. Sampel terdiri atas sejumlah anggota yang dipilih dari populasi
suatu pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri, berdasarkan ciri
2. Perusahaan tidak delisting dari Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun
periode 2016-2020.
2016-2020.
Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka diperoleh jumlah
Infrastructure Tbk.
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder,
yaitu data yang sumbernya tidak langsung memberikan data kepada pengumpul
data, misalnya melalui orang lain atau lewat dokumen (Sugiyono, 2016).
Dokumennya bisa berupa catatan, buku, dan majalah, web site berupa laporan
keuangan publikasi perusahaan, laporan pemerintah, artikel, buku-buku sebagai
Dalam penelitian ini, sumber data yang digunakan berasal dari laporan
dengan penelitian ini. Data penelitian ini data diperoleh melalui media internet
Malek dan Saidin (2014) dalam Adli dan Suryani (2019) menyatakan
bahwa auditor switching adalah fenomena di mana auditor yang bertugas saat ini
tidak lagi ditugaskan pada masa yang akan datang. Ismanto dan Manda (2018)
swtiching, merupakan kondisi dimana auditor yang mengerjakan jasa audit atas
laporan keuangan perusahaan klien tidak lagi ditugaskan untuk melakukan audit
di tahun berikutnya. Variabel ini diukur dengan variabel dummy dimana jika
perusahaan klien tidak berpindah auditor selama periode tersebut diberikan nilai
Opini audit merupakan hasil akhir dari proses audit yang dilakukan oleh
auditor (Winata & Anisykurlillah, 2017). Opini audit dapat diklasifikasikan menjadi
empat, yaitu opini wajar tanpa pengecualian, opini wajar dengan pengecualian,
opini tidak wajar, dan opini tidak memberikan pendapat (Augustyvena & Wilopo,
2017). Varibel ini dibagi menjadi dua kelompok/ dikotomi, apabila auditor
memberi opini selain wajar tanpa pengecualian maka diberi nilai 1 dan apabila
auditor memberi opini wajar tanpa pengecualian maka diberi nilai 0. Variabel ini
diproksikan dengan rasio DAR (Debt to Assets Ratio). Tingkat rasio DAR yang
aman adalah 50%, dimana rasio DAR diatas 50% merupakan salah satu
Total Utang
DAR= × 100 %
Total Aset
total aset, penjualan dan kapitalisasi pasar. Dalam penelitian ini, ukuran
perusahaan diproksikan sebagai besarnya total aset/ aktiva yang dimiliki oleh
Wimelda dan Marlinah (2013) dalam Ridho (2019) menyatakan bahwa ukuran
perusahaan (SIZE) adalah suatu ukuran atau besarnya sebuah perusahaan yang
sebagai proksi dari ukuran perusahaan. Variabel ini diukur dengan sebagai
berikut:
¿ ln (Total Aset )
SPSS 25 for Windows Version 10. Adapun teknik analisis data pada penelitian ini
sebagai berikut:
yang digunakan pada penelitian ini. Hasil dari analisis statistik deskriptif
ini meliputi nilai minimun, maximum, mean dan standar deviasi dari setiap
variabel yang diteliti yaitu Audit Opinion, Financial Distress, dan Ukuran
(Setiawati & Utomo, 2017). Analisis regresi logistik adalah model regresi
hipotesis adalah:
Dimana:
dari 5 tahun.
α : Konstanta
β1, β2 , β3 : Koefisien regresi
AO : Audit opinion
FD : Financial distress
UP : Ukuran Perusahaan
e : Error
dihipotesiskan telah fit dengan data. Hipotesis untuk menilai model fit
adalah:
antara -2LL awal dengan -2LL akhir menunjukkan bahwa model yang
Manda, 2018). Apabila nilai -2LogL Block Number = 0 > nilai - 2LogL
sama dengan atau kurang dari 0,05, maka hipotesis nol (H0) ditolak
Square lebih besar dari 0,05, maka hipotesis nol (H0) tidak dapat
3. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis terbagi menjadi uji simultan dan uji parsial. Uji
pengujian secara parsial juga tidak perlu dilakukan. Jika nilai signifikansi
yang berpengaruh.
Uji wald digunakan untuk menguji ada atau tidaknya pengaruh dari
Uji wald atau parsial digunakan untuk menguji ada tidaknya pengaruh dari
pada derajat bebas (db) = 1 pada alpha 5% dimana p-value yang lebih
secara parsial.