Anda di halaman 1dari 10

Nurhayati, Pengaruh Rotasi KAP, Audit Tenure, dan Reputasi KAP 165

PENGARUH ROTASI KAP, AUDIT TENURE, DAN REPUTASI KAP


TERHADAP KUALITAS AUDIT PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR

Siska Nurhayati
Sawitri Dwi P

Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Ngeri Malang

Abstract: This research aims to explaine mandatory rotation of audit firm, audit tenure, and accounting
firm reputation toward audit quality, measured by discretionary accruals. Samples are manufacturing
firms listed in Indonesia Stock Exchange for the year 2008 until 2012 with total observations of 819
firm-years. Multiple regression is used for hypotheses testing. The results show that there is no signifi-
cant effect of mandatory rotation of audit firm on audit quality. Audit firms and auditee can be consid-
ered well known of PMK 17/PMK.01/2008. Then audit tenure and audit firms reputation have signifi-
cant effect to audit quality. Audit tenure can be consedered increase competencies of auditor, while the
audit firms reputation that affiliated with big 4 firms probably has well integrity.

Keywords: mandatory rotation of audit firm, audit tenure, audit firms reputation, audit quality

Akuntan, sebagai salah satu profesi bisnis dan eko- Auditor sebagai salah satu profesi akuntan,
nomi, seringkali dihadapkan pada dilema yang dise- sering dilibatkan dalam pilihan-pilihan antara nilai-
babkan oleh banyaknya kepentingan yang diputuskan nilai yang bertentangan. Hal ini terjadi ketika auditor
atas dasar laporan keuangan. Banyaknya kepen- dan auditee tidak sepakat terhadap fungsi dan tujuan
tingan yang seringkali berbeda mengharuskan pemeriksaan audit. Ketika auditor tidak sepakat
akuntan, sebagai pihak yang bertanggungjawab atas dengan auditee, auditor dengan kecenderungan
penyusunan laporan keuangan, tidak memihak salah pragmatis, akan melakukan apa yang diminta oleh
satu kepentingan dan mengorbankan kepentingan klien karena auditor tidak ingin kehilangan mata
yang lain. Akuntan sebagai profesi, tidak hanya pencahariannya tersebut. Terlebih lagi jika terdapat
ditujukan untuk mencari nafkah, akan tetapi juga ikatan ekonomi yang kuat antara auditor dan peru-
mengemban misi sosial dan pekerjaannya berdam- sahaan auditee, auditor condong untuk memenuhi
pak luas bagi masyarakat (Agoes dan Ardana, 2011: kepentingan auditee dan mengabaikan kepentingan
123 dalam Subroto, di down load tanggal 31 Agustus pihak lain.
2015). Harmonisasi profesi untuk kepentingan indi- Audit atas laporan keuangan dimaksudkan
vidu (sebagai sumber penghidupan) dan kepentingan untuk menurunkan risiko informasi yang terkandung
masyarakat, dapat berjalan seiring jika profesi yang di dalamnya dan memperbaiki kualitas pengambilan
diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan sekaligus keputusan (Arens, 2008:4). Proses audit dirancang
bermuatan nilai-nilai etika. Etika profesi dimaknai untuk menentukan apakah angka-angka yang dila-
sebagai standar sikap para anggota profesi yang porkan dalam laporan keuangan relatif wajar,
dirancang agar praktis dan realistis, tetapi sedapat sehingga. kualitas audit menjadi hal yang penting
mungkin idealistis. Tuntutan etika profesi harus di dan utama untuk meningkatkan kredibilitas laporan
atas hukum tetapi di bawah standar ideal (absolut) keuangan. Kualitas audit sangat penting dalam men-
agar etika tersebut mempunyai arti dan berfungsi jaga integritas pelaporan keuangan. Semakin tinggi
sebagaimana mestinya (Halim, 2008:29 dalam kualitas audit dapat meningkatkan kepercayaan
Kurnia, dkk., 2014). pengguna laporan keuangan (Kurniasih, 2014).

165
166 Jurnal Akuntansi Aktual, Vol. 3, Nomor 2, Juni 2015, hlm. 165–174

Namun pada kenyataannya mewujudkan pro- keuangan yang melibatkan auditor (Gates, et al.,
ses audit yang berkualitas adalah hal yang berat. 2007 dalam Novianti, 2010). Selain itu auditor yang
Terbukti dengan terjadi kasus-kasus manipulasi mengaudit perusahaan yang sama dari tahun ke
akuntansi yang melibatkan akuntan publik baik di tahun akan kurang kreatif dalam merancang prose-
dalam negeri maupun di luar negeri seperti KPMG- dur audit sehingga kualitas yang dihasilkan akan
Siddharta & Harsono yang terbukti melakukan pe- mengalami penurunan dari tahun ke tahun (Efraim,
nyuapan aparat pajak, kasus sembilan KAP yang 2010).
melakukan rekayasa akuntansi dengan memanipulasi Selain rotasi KAP, kualitas audit juga dipenga-
laporan keuangan klien untuk menutupi berbagai ruhi dari lamanya audit tenure antara auditor dengan
penyimpangan dan pelanggaran yang dilakukan klien (perusahaan). Audit tenure merupakan jangka
kliennya, termasuk kasus yang melibatkan salah satu waktu perikatan yang terjalin antara auditor dari
perusahaan manufaktur di Indonesia PT Kimia sebuah kantor akuntan publik (KAP) dengan
Farma yang melakukan manipulasi dengan menaik- auditee yang sama. Sumarwoto (2006) menuliskan
kan nilai persediaan yang melibatkan KAP Hans hubungan kerja yang panjang antara auditor dengan
Tuanakotta & Mustofa (HTM). Skandal-skandal klien dapat menciptakan suatu risiko adanya ke-
akuntansi tersebut menimbulkan dampak yang besar akraban (excessive familiarity) yang dapat
terkait praktik audit, termasuk Indonesia, sehingga mempengaruhi objektifitas dan independensi auditor.
memaksa regulator untuk memperbaiki struktur Hal ini bisa mengakibatkan meningkatnya resiko
pengawasan pelaksanaa audit oleh KAP dan terjadinya kegagalan audit atas laporan keuangan.
auditor. Tulisan Sumarwoto tersebut berbeda dengan tulisan
Selanjutnya, De Angelo (1981) mendefinisikan Giri (2010) yang menyatakan bahwa audit tenur
kualitas audit sebagai probabilitas di mana seorang yang semakin lama dapat meningkatkan kemam-
auditor menemukan dan melaporkan tentang ada- puan auditor untuk mendeteksi tindakan akrual oleh
nya suatu kesalahan pada laporan keuangan dan manajemen auditee.
melaporkannya kepada pengguna laporan keuangan. Selain rotasi wajib KAP dan tenur audit, kualitas
Untuk melaksanakan tugasnya, tersebut auditor audit dipengaruhi pula oleh reputasi Kantor Akuntan
berpedoman pada standar auditing dan kode etik Publik (KAP). KAP yang berafiliasi dengan KAP
akuntan publik yang relevan agar tercapai kualitas Big 4 diasumsikan mempunyai pengalaman yang
audit yang disepakati oleh profesi auditor/akuntan lebih banyak karena mempunyai jumlah klien dan
publik. Standar auditing dan kode etik di Indonesia ragam klien yang lebih banyak sehingga lebih berpe-
berpedoman pada Standar Profesional Akuntan ngalaman dibandingkan dengan KAP kecil (KAP
Publik (SPAP) yang menyatakan bahwa audit yang yang tidak berafiliasi dengan KAP Big 4) sehingga
dilakukan auditor dikatakan berkualitas, jika meme- dianggap menghasilkan kualitas audit yang lebih
nuhi standar auditing dan standar pengendalian baik. Anggapan tersebut sejalan dengan tulisan Giri
mutu. (2010) yang menyatakan bahwa KAP yang berafi-
Sehubungan dengan rotasi KAP dan auditor, liasi dengan KAP Internasional memiliki pengaruh
melalui Peraturan Mentri Keuangan (PMK) Nomor positif terhadap kualitas audit.
17/PMK.01/2008, tertuang pengaturan masa kerja- Sehubungan dengan rotasi KAP, audit tenure,
sama antara KAP dan Auditor terhadap Auditee dan reputasi KAP terhadap kualitas audit, terdapat
(Suparlan dan Andayani, 2010:2). PMK tersebut serangkaian hasil penelitian yang berbeda. Hasil
mengatur pembatasan perikatan dengan mewajib- penelitian Giri (2010) menunjukkan bahwa tenure
kan adanya rotasi KAP maupun rotasi akutan publik berpengaruh negatif terhadap kualitas audit. Se-
yakni enam tahun buku berturut-turut untuk KAP dangkan penelitian Hartadi (2012) dan Sumarwoto
dan tiga tahun buku berturut-turut untuk Akuntan (2006) menunjukkan bahwa rotasi KAP tidak berpe-
Publik. Jangka waktu pelaksanaan audit oleh auditor ngaruh terhadap kualitas audit. Selanjutnya, berke-
independen pada klien yang sama akan berpotensi naan dengan ukuran KAP, hasil penelitian Giri (2010)
menciptakan kedekatan antara auditor dengan menunjukkan adanya pengaruh terhadap kualitas
manajemen auditee. Kedekatan ini diyakini akan audit dan sebaliknya untuk penelitian Hartadi (2012)
berdampak terhadap independensi, serta dapat yang menyatakan bahwa reputasi KAP tidak ber-
mengurangi keandalan dan kualitas audit sehingga dampak terhadap kualitas audit.
berkontribusi bagi terjadinya skandal-skandal
Nurhayati, Pengaruh Rotasi KAP, Audit Tenure, dan Reputasi KAP 167

Atas dasar maksud untuk menguji keberlakuan profesi akuntan publik atau auditor, dalam pelaksa-
teori etika yang mendasari etika profesi akuntan se- naan tugasnya wajib berpedoman pada Standar
bagai salah satu kriteria kualitas audit, maka tujuan Profesional Akuntan Publik (SPAP) dan Kode Etik.
penelitian ini adalah bermaksud menjelaskan penga- Pengetahuan kode etika diperoleh akuntan selama
ruh rotasi wajib KAP, audit tenure, dan reputasi menempuh pendidikan profesi dan meliputi prinsip
KAP terhadap kualitas audit. kerahasiaan, integritas, objektivitas, kompetensi, dan
perilaku profesional. Prinsip kerahasiaan adalah ke-
TINJAUAN PUSTAKA wajiban auditor independen untuk menjaga keraha-
siaan informasi yang diperolehnya dari pihak ketiga.
Etika dalam Profesi Akuntansi
Integritas mengharuskan seorang anggota untuk,
Etika, berdasarkan tulisan Keraf (1993:20), antara lain, bersikap jujur dan berterus terang tanpa
didefinisikan sebagai sebuah refleksi kritis dan rasio- harus mengorbankan rahasia penerima jasa sehingga
nal mengenai nilai dan norma moral yang menen- laporan yang disajikan itu dapat menje1askan suatu
tukan dan tercermin dari sikap dan prilaku manusia kebenaran akan fakta. Seorang auditor independen
baik secara individu dan kelompok. Etika memberi dalam menjalankan objektivitas harus dapat mela-
panduan nilai-nilai moral yang baik dan menghindari porkan kesalahan yang dilakukan oleh klien tanpa
prilaku yang tidak baik bagi hidup manusia. Sejalan adanya pengaruh dari pihak luar. Kompetensi auditor
dengan maksud tersebut, maka etika dapat dipelajari yang berhubungan dengan obyektivitas mencakup
sehingga Suseno (dalam Keraf 1993:20–21) menye- pengetahuan dan pengalamannya yang memadai
butkan etika sebagai ilmu, bukan ajaran. Sehingga, agar dapat melakukan audit secara objektif, cermat,
etika sebagai ilmu, dapat dijabarkan dalam bentuk dan seksama (Elfarini, 2007). Oleh karena itu auditor
kerangka pemikiran sistematis yang disebut teori harus memiliki pengetahuan dan pengalaman yang
(Bartens, 2000). Terdapat serangkaian teori yang baik agar dapat menemukan kesalahan yang dilaku-
menjelaskan cara pandang etika seperti teori teleo- kan oleh klien sehubungan dengan kondisi dan la-
logi, teori deontologi, teori hak, dan teori keutamaan. poran keuangan perusahaan. Setiap praktisi wajib
Secara khusus, penelitian ini bermaksud menguji mematuhi hukum dan peraturan yang berlaku dan
keberlakuan teori etika deontologi. Teori etika deon- harus menghindari semua tindakan yang dapat men-
tologi berasal dari kata deon (bahasa Yunani) yang d i s k r e d i t k a n p r o f e s i . H a l t e r s e b u t b e r h u b u n g a n d e n g a n

artinya kewajiban. Sehingga, etika deontologi, meni- p r i n s i p p e r i l a k u p r o f e s i o n a l y a n g h a r u s d i m i l i k i

lai tindakan baik karena tindakan itu memang baik. a u d i t o r i n d e p e n d e n .

Etika deontologi bukan dinilai dan dibenarkan ber-


dasarkan akibat atau tujuan baik dari tindakan itu. Rotasi Wajib KAP dan Kualitas Audit
Dengan kata lain, tindakan itu bernilai moral jika
tindakan itu dilaksanakan berdasarkan kewajiban Rotasi wajib kantor akuntan publik (KAP) ada-
yang harus dilaksanakan dan mengacu pada nilai- lah salah satu peraturan menteri keuangan (PMK)
yang mengharuskan pergantian KAP, setelah meng-
nilai atau norma-norma moral (Keraf, 2009:23).
Bisnis dan ekonomi sebagai sebuah profesi, me- audit klien yang sama maksimal 6 tahun buku
nuntut pelaku profesi atau disebut sebagai profesio- berturut-turut. Peraturan ini tertuang di PMK No.17/
PMK.01/2008. Diberlakukannya peraturan menge-
nal, untuk berinteraksi dengan masyarakat luas
nai rotasi wajib KAP tidak terlepas dari pertimbang-
menggunakan keahlian profesionalnya. Keahlian
an bahwa terlalu lamanya pelaksanaan audit oleh
profesional inilah yang nantinya disebut sebagai
KAP atau auditornya pada satu klien akan berpotensi
pekerjaan dan dapat menghasilkan nafkah hidup
(Keraf 1993;43). Atas dasar maksud tersebut, seba- menciptakan kedekatan antara KAP atau auditor
gai profesi, akuntan harus menyadari bahwa peker- dengan manajemen auditee (Novianti, 2010). Para
pendukung kebijakan rotasi wajib KAP berargumen
jaannya diandalkan oleh banyak pihak sebagai dasar
bahwa kualitas dan kompetensi pekerjaan audit cen-
pengambilan keputusan ekonomi. Sehingga, selain
wajib berpedoman pada standar teknis, dalam pelak- derung menurun secara signifikan dari waktu ke
sanaan tugasnya, akuntan wajib pula bersandar pada waktu, hal ini dikarenakan auditor yang mengaudit
perusahaan yang sama dari tahun ke tahun akan
kode etik profesi untuk menjamin kualitas pekerjaan-
nya karena prinsip-prinsip etika profesi menjadi kurang kreatif merancang prosedur audit sehingga
ukuran kepercayaan publik. Secara khusus, bagi kompetensi yang dimiliki auditor akan berkurang
(Giri, 2010). Penjelasan tersebut sejalan dengan hasil
168 Jurnal Akuntansi Aktual, Vol. 3, Nomor 2, Juni 2015, hlm. 165–174

penelitian Mgbame, et al. (2012) yang menunjukkan seorang auditor. Pengetahuan ini dapat digunakan
bahwa terdapat hubungan signifikan rotasi wajib untuk merancang program audit yang efektif dan
KAP terhadap kualitas audit yang terkait dengan menciptakan laporan hasil audit yang berkualitas
laporan auditan. Serupa dengan hasil penelitian ter- tinggi Berdasarkan penjelasan di atas, hipotesis
sebut, penelitian Siregar, dkk. (2012) menemukan kedua yang dirumuskan pada penelitian ini adalah
bahwa peraturan mengenai audit firm rotation sebagai berikut:
berpengaruh positif terhadap kualitas audit. Sehing- H2 : Audit tenure berpengaruh positif terhadap
ga, hipotesis pertama yang dirumuskan adalah: kualitas audit
H1 : Rotasi wajib KAP berpengaruh positif terha-
dap kualitas audit Reputasi KAP dan Kualitas Audit
Reputasi auditor merupakan salah satu faktor
Audit Tenure dan Kualitas Audit yang dapat meningkatkan independensi auditor
Gheiger dan Raghunandan (2002) menyatakan (Saputri, 2012). Krishnan dan Schauer (2000) meng-
audit tenure adalah masa perikatan audit antara klasifikasikan KAP berskala besar apabila termasuk
KAP dan klien, terkait jasa audit yang telah dise- dalam KAP the big four (Big 4) firm atau berafi-
pakati sebelumnya dan diukur dengan jumlah tahun. liasi dengan big 4 firm. Ukuran KAP menunjukkan
Tenure biasanya dikaitkan dengan independensi kemampuan auditor untuk bersikap independen dan
auditor, karena hubungan yang panjang antara KAP melaksanakan audit secara profesional. KAP besar
dan klien berpotensi untuk menimbulkan kedekatan cenderung kurang tergantung secara ekonomi kepada
antara mereka, hal tersebut dapat menghalangi inde- klien sehingga tidak berkompromi atas kualitas audit
pendensi auditor dan mengurangi kualitas audit (Al- (Efraim, 2010). Sejalan dengan tulisan Efraim, Arie
Thuneibat, et al., 2011). Sumarwoto (2006) menu- (2009) menyebutkan bahwa KAP big four atau
liskan hubungan kerja yang panjang antara auditor yang berafiliasi dengan big four mempunyai kele-
dan klien dapat menciptakan suatu risiko keakraban bihan dalam melakukan audit, sehingga mampu
(excessive familiarity) yang dapat mempengaruhi menghasilkan kualitas audit yang lebih baik. Kele-
objektifitas dan independensi auditor. Penjelasan bihannya adalah (1)banyaknya jumlah dan beragam-
yang sebaliknya dituliskan oleh Arie (2009) yang nya klien yang ditangani KAP, (2) banyaknya jasa
menyatakan bahwa lamanya masa penugasan audit yang ditawarkan, (3)luasnya cakupan geografis,
dapat meningkatkan kualitas audit. Hal ini didasar- termasuk adanya afiliasi dengan KAP internasional,
kan pada beberapa alasan yakni, biaya audit yang dan (4) banyaknya jumlah staf audit dalam suatu
tinggi dikarenakan tingginya kegagalan audit diawal KAP. Berkenaan dengan reputasi KAP besar terse-
masa penugasan, sehingga adanya tenure yang lama but, didukung pula oleh hasil penelitian Becker, et
akan menyebabkan pengetahuan auditor tentang al. (1998) dalam Giri (2010) yang menemukan bah-
klien dan industrinya menjadi lebih baik, sehingga wa KAP yang berafiliasi dengan KAP internasional
kualitas audit akan meningkat. Sebaliknya, tenure memiliki tingkat akrual yang rendah dibandingkan
yang singkat mengakibatkan perolehan informasi dengan KAP yang tidak berafiliasi. Berdasarkan
berupa data dan bukti-bukti menjadi terbatas sehingga penjelasan tersebut, hipotesis ke tiga yang dirumus-
jika terdapat data yang salah atau data yang sengaja kan adalah:
dihilangkan oleh manaje, akan sulit ditemukan oleh H3 : Reputasi KAP berpengaruh positif terhadap
auditor. Serangkaian hasil penelitian menemukan kualitas audit
hasil yang berbeda, seperti penelitian Manry, et al.
(2008) yang menemukan bahwa tenur auditor ber- METODE PENELITIAN
hubungan negatif dengan kualitas audit yang diukur
Populasi dan Sampel
dengan discretionary accruals. Sebaliknya, peneli-
tian yang dilakukan oleh Myers dan Omer (2003) Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan
menemukan bahwa kualitas audit justru semakin manufaktur yang terdaftar di BEI selama periode
meningkat seiring dengan bertambahnya tenure 2008–2014, yaitu sebanyak 819 perusahaan. Sektor
kantor akuntan publik. Hasil penelitian Myers dan manufaktur dipilih karena untuk menghindari terjadi-
Omer (2003) sejalan dengan penjelasan Giri (2010) nya industrial effect yaitu resiko yang berbeda an-
yang menyebutkan bahwa lamanya tenur audit tara suatu sektor industri yang satu dengan yang
akan mendorong terciptanya pengetahuan bisnis bagi lainnya (Siregar, 2009). Penentuan sampel
Nurhayati, Pengaruh Rotasi KAP, Audit Tenure, dan Reputasi KAP 169

menggunakan metode purposive sampling sebagai- 1 jika KAP berafiliasi dengan KAP Big 4 dan diberi-
mana tersaji di tabel 1 berikut ini. Data yang diguna- kan kode 0 jika KAP tidak berafiliasi dengan KAP
kan adalah annual report perusahaan manufaktur Big 4.
yang terdaftar di BEI pada periode 2008 sampai
dengan periode 2014 dan diperoleh dari situs resmi Model Regresi
BEI yaitu www.idx.co.id dan ICMD (Indonesian Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dengan
Capital Market Directory). menggunakan analisis regresi linear berganda seba-
gai berikut:
Tabel 1. Kriteria Pemilihan Sampel
Sumber: Data www.idx.co.id tahun 2008–2014
AQ_DAC =  + 1 Rotasi + 2 Tenure + 3 Reputasi
+e
Definisi Operasional Di mana:
AQ_DAC : Kualitas audit diproksikan dengan
Kualitas audit yang diukur dengan akrual diskre- akrual diskresioner
sioner adalah probabilitas seorang auditor menemu-  : Konstanta
kan dan melaporkan kewajaran pengakuan beban/ Rotasi : Rotasi KAP (Variabel dummy yaitu
aset yang bukan jadi kewajiban utama perusahaan. nilai 1 jika terjadi rotasi KAP; nilai 0
Model akrual diskresioner (AQ-DAC) pada peneli- jika tidak terjadi rotasi KAP)
tian ini diadaptasi dari model modifikasi Jones (Al- Tenure : Lama hubungan auditor dengan client
Thuneibat, et al., 2011), dengan prosedur: (diukur dengan jumlah tahun perikatan
Menghitung total akrual perusahaan antara perusahaan sampel dengan
TACCit = INCBFXTit – CFOit auditor
Menghitung non-akrual diskresioner Reputasi : Reputasi KAP ((1 untuk KAP yang
TACCit/TAit-1 =  1 (1/TAit-1) + 2 [ÄREVit/TAit] berafiliasi dengan big 4 dan 0 untuk KAP
+  3 (PPEit/TAit-1)+ eit yang tidak berafiliasi dengan big 4)
NDAt =  1 [(1/TAit-1)]+  2 [(ÄREVt ” ÄRECt )/  1-  3 : Koefisien regresi
TAit-1] +  3 [PPEt /TAit-1] e : Koefisien error
Menghitung akrual diskresioner
DAC= (TACCit/Tait-1)- NDACit HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Kualitas audit adalah nilai negatif dari akrual diskre-
sioner Berdasarkan tabel 2 tentang karakteristik
Rotasi wajib KAP adalah berakhirnya masa variabel penelitian, dapat dijelaskan sebagai berikut:
perikatan antara KAP dan auditee, dengan merujuk Akrual diskresional adalah kebijakan manaje-
pada PMK No.17/PMK.01/2008. Rotasi wajib KAP men terhadap transaksi akrual. Jika kebijakan mana-
diukur dengan menggunakan variabel dummy yaitu jemen ini dilakukan dengan cara memilih kebijakan
nilai 1 jika terjadi rotasi KAP, akuntansi dari serangkaian standar akuntansi yang
Audit tenure adalah masa perikatan antara diperkenankan dengan tujuan untuk memakmurkan
auditor dari KAP yang sama dengan manajemen perusahaan, maka akrual diskresional diimplemen-
auditee. Lamanya masa perikatan auditor merujuk tasikan dalam bentuk manajemen laba. Sepanjang
pada PMK No.17/PMK.01/2008. Audit tenure kebijakan manajemen tersebut masih menghasilkan
diukur dengan cara menghitung jumlah tahun per- laba normal, maka manajemen laba masih diper-
ikatan, di mana auditor dari KAP yang sama mela- kenankan dan sebaliknya. Pada penelitian ini, akrual
kukan perikatan audit terhadap manajemen auditee, diskresional melalui manajemen laba diasumsikan
tahun pertama perikatan dimulai dengan angka 1 menyebabkan laba menjadi abnormal atau bad side
dan ditambah dengan satu untuk tahun-tahun earning, karena mengindikasikan dysfunctional
berikutnya. behavioral yaitu prilaku oportunistik manajemen.
Reputasi KAP diartikan sebagai pengalaman Salah satu motivasi umum prilaku oportunistik mana-
KAP dalam melaksanakan pekerjaan pengauditan. jemen adalah memperoleh bonus. Sehingga, manaje-
Pengalaman KAP ditentukan oleh jumlah auditee, men akan melakukan antisipasi atas bonus yang
ragam auditee, ketersediaan SDM di KAP, dan lain- menyebabkan beban perusahaan bertambah atau
lain. Pada penelitian ini, reputasi KAP diukur dengan memunculkan kewajiban. Perusahaan sampel pada
menggunakan variabel dummy yaitu memberi nilai penelitian ini memiliki rata-rata akrual diskresional
170 Jurnal Akuntansi Aktual, Vol. 3, Nomor 2, Juni 2015, hlm. 165–174

sebesar -0,00022 atau kebijakannya menyebabkan PEMBAHASAN


penurunan laba sebesar 0,00022. Sehingga, jika
Rotasi Wajib KAP dan Kualitas Audit
dihubungkan dengan kualitas audit, maka nilai negatif
mengindikasikan keberhasilan audit untuk memberi Hasil pengujian menunjukkan bahwa variabel
rasa enggan kepada manajemen auditee melakukan rotasi KAP memiliki nilai signifikansi sebesar 0,385
bad side earning. Selanjutnya, adalah rotasi KAP, sehingga hipotesis rotasi KAP berpengaruh positif
berdasarkan diskripsi di tabel 2 menunjukkan bahwa terhadap kualitas audit tidak terbukti secara statistik.
rata-rata masa perikatan KAP dan auditee hanya Artinya, rotasi KAP bukan penyebab meningkatnya
selama 1,4 atau kurang lebih 8 bulan (1,4 x 6 tahun kualitas audit. Terdapat serangkaian dugaan yang
x 12 bulan). Audit tenure atau masa perikatan antara menjelaskan tidak berpengaruhnya rotasi KAP
auditor dan auditee menunjukkan bahwa rata-rata terhadap kualitas audit, yaitu (1) rotasi KAP dipatuhi
perusahaan sampel melakukan perubahan auditor oleh pihak KAP dan pihak manajemen auditee untuk
yang sama saat sudah terjalin masa kerja selama menghindari sanksi, (2) akrual diskresioner yang dila-
kurang lebih 3 kali pengauditan. Sedangkan reputasi kukan oleh manajemen auditee tidak bertujuan bad
KAP menunjukkan bahwa rata-rata 39 persen dari side earning.
jumlah perusahaan sampel menggunakan jasa KAP Kepatuhan, baik terpaksa atau tidak, atas ke-
yang tergabung dalam big 4 firms. wajiban rotasi KAP dimaksudkan untuk menghindari

Tabel 2. Analisis Statistik Deskriptif


Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
AQ_DAC 259 -.991 .302 -.00022 .139959
Rotasi KAP 259 0 1 .14 .343
Audit Tenure 259 1 7 3.14 1.955
Reputasi KAP 259 0 1 .39 .488
Valid N (listwise) 259

Uji Asumsi Klasik konsekuensi hukum. Regulasi rotasi KAP diawali


Berdasarkan hasil uji normalitas, multikolinea- dengan lahirnya KMK No.423/KMK.06/2002 yang
ritas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi menun- mengatur bahwa rotasi auditor harus dilaksanakan
jukkan bahwa data variabel penelitian ini normal, tiap 3 tahun dan rotasi KAP setiap 5 tahun. KMK
tidak terjadi masalah multikolinearitas, heteroske- tersebut selanjutnya direvisi melalui terbitnya KMK
dastisitas, dan autokorelasi. 359/KMK 06/2003 yang mewajibkan perusahaan
untuk membatasi masa penugasan KAP selama 5
tahun dan akuntan publik selama 3 tahun. Selanjut-
Analisis Regresi Linear Berganda
nya, revisi terakhir atas kewajiban rotasi kembali
Model analisis linear berganda yang dihasilkan dilakukan melalui diberlakukannya Peraturan Mentri
dari tabel 7 output SPSS adalah: Keuangan (PMK) No.17/PMK 01/2008, dengan
y= -0,003 + 0,024x1 - 0,010x2 + 0,077x3 + e menetapkan masa rotasi auditor selama 3 tahun dan

Tabel 3. Hasil Uji Regresi


Coefficientsa
Sta ndardized
Unstandardized Coefficients
Model Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) -.003 .019 -.157 .876
Rotasi KAP .024 .027 .058 .871 .385
Audit Tenure .010 .005 .134 1.973 .050
Reputasi KAP .077 .018 .268 4.340 .000
a. Dependent Variable: AQ_DAC
Nurhayati, Pengaruh Rotasi KAP, Audit Tenure, dan Reputasi KAP 171

rotasi KAP menjadi 6 tahun. BAPEPAM-LK mela- Selanjutnya, dugaan lain untuk menjelaskan
lui peraturan VIII A.2 memperkuat rotasi KAP tidak berpengaruhnya rotasi KAP terhadap kualitas
tersebut dengan masa cooling off selama 3 tahun. audit, disebabkan oleh pendeknya masa perikatan
Pelanggaran terhadap ketentuan tersebut mengaki- KAP dan pihak auditee. Pendeknya masa perikatan
batkan dikenakannya sanksi pembekuan ijin usaha KAP diduga berdampak pada tingginya kualitas
bagi KAP yang melanggar. prosedur audit sehingga membuat pihak auditee
Secara normatif, tujuan regulator menetapkan berhati-hati untuk tidak melakukan tindakan manaje-
produk hukum pengawasan terhadap auditor ekster- men laba yang menginformasikan bad side earning.
nal bertujuan untuk menjaga kepercayaan pengguna Hasil penelitian ini serupa dengan penelitian
LK melalui independensi KAP. KAP yang menjalin Hartadi (2009) yang tidak dapat membuktikan pe-
perikatan relatif lama dengan pihak auditee dikha- ngaruh rotasi KAP terhadap kualitas audit, dengan
watirkan akan menimbulkan kedekatan emosional/ perbedaan ukuran kualitas audit. Hartadi (2009)
keakraban dan ketergantungan ekonomi. Berku- menggunakan ukuran kualitas audit dari prinsip-
rangnya independensi KAP inilah yang akan me- prinsip profesionalisme auditor seperti keahlian, pe-
munculkan pengabaian KAP atas tindak kecurangan ngalaman, kompetensi, due care, dan lain-lain dalam
manajemen auditee. Selanjutnya, tujuan lain dari bentuk questioner.
regulasi rotasi KAP itu dimaksudkan pula untuk men-
jaga kompetensi auditor agar tetap optimal dalam Audit Tenure dan Kualitas Audit
merancang prosedur audit. Semakin lama masa Hasil pengujian tersebut menyatakan bahwa
perikatan KAP dan manajemen auditee, dapat audit tenure berpengaruh positif terhadap kualitas
menyebabkan rendahnya inisiatif dan motivasi KAP audit dengan tingkat signifikansi 5%. Audit tenure
untuk menerapkan kecermatan dan keseksamaan diartikan sebagai masa perikatan auditor dari KAP
terhadap pelaksanaan audit. Padahal kualitas pelak- yang sama dan pihak auditee. Rata-rata audit tenure
sanaan standar pekerjaan lapangan dan pelaporan pada sampel penelitian ini sebanyak 3,14 kali atau
sangat ditentukan oleh kecermatan dan keseksa- auditor dari KAP yang sama memberikan jasa audit
maan yang tercermin dari rancangan prosedur audit LK berturut-turut sebanyak 3 tahun lebih 2 bulan.
serta didukung oleh supervisi yang memadai. Audit tenure yang diukur dengan lama masa per-
Regulasi tentang rotasi KAP yang tertuang di ikatan, diduga berdampak pada pengetahuan auditor
PMK No.17/PMK 01/2008 (Siregar, 2011), sekaligus terhadap bisnis auditee dan pengetahuan auditee
menimbulkan evaluasi karena diperbolehkannya inilah yang memperkaya pengalaman auditor. Se-
KAP dan Akuntan Publik untuk menerima kembali hingga, meningkatnya audit tenure pada penelitian
jasa audit umum setelah satu tahun tidak memberi- ini diduga menyebabkan meningkatnya kompetensi
kan jasa audit umum atas klien yang sama. Evaluasi auditor yang diukur menggunakan pengetahuan dan
selanjutnya tentang pemberlakuan PMK No.17/ pengalaman. Meningkatnya kompetensi auditor
PMK 01/2008 dengan masa cooling off selama 3 berpengaruh positif terhadap kualitas auditnya.
tahun membuka kesempatan pelaksanaan pekerjaan Ashton (1991 dalam Kurnia dkk, 2014) dan De
lapangan dalam masa peralihan tersebut dilakukan Angelo (1981) menyebutkan dua faktor penting yang
oleh KAP lama. mempengaruhi kualitas kompetensi, yaitu penga-
Tidak berpengaruhnya rotasi KAP (dengan laman dan pengetahuan. Pengalaman auditor dida-
rata-rata lama masa perikatan 8 bulan) terhadap patkan dari banyaknya jumlah penugasan audit yang
kualitas audit (dengan rata-rata penurunan laba dilakukan oleh seorang auditor. Semakin banyak pe-
sebesar 0,00022) jika ditinjau dari keberlakuan ngalaman yang diperoleh akan memupuk pengeta-
prinsip etika profesi menunjukkan bahwa tidak terjadi huan seorang auditor. Pengalaman dan pengetahuan
pelanggaran atas prinsip prilaku profesional yang tidak ditentukan oleh berapa lama auditor sudah me-
ditandai oleh independesi KAP karena rata-rata ro- laksanakan penugasan audit. Menurut Kusharyanti
tasi KAP perusahaan sampel tidak melebihi keten- (2003, dalam Kurnia, dkk., 2014) secara umum ada
tuan regulasi. Akan tetapi ditinjau dari kelemahan lima jenis pengetahuan yang harus dimiliki oleh
regulasi tentang rotasi KAP yang diatur di PMK seorang auditor, yaitu: (1) Pengetahuan pengauditan
No.17/PMK 01/2008 diduga membuat pihak KAP umum, (2) Pengetahuan area fungsional, (3) Penge-
dan pihak auditee tidak perlu bersusah payah me- tahuan mengenai isu-isu akuntansi yang paling baru,
langgar ketentuan tersebut karena berakibat pada (4) Pengetahuan mengenai industri khusus, dan (5)
sanksi bagi mereka.
172 Jurnal Akuntansi Aktual, Vol. 3, Nomor 2, Juni 2015, hlm. 165–174

Pengetahuan mengenai bisnis umum serta penye- sehingga pihak auditee akan lebih berhati-hati untuk
lesaian masalah. Auditor yang berpengalaman me- tidak melakukan manipulasi laba yang berdampak
miliki keunggulan dalam hal: (1) Mendeteksi pada opini auditor.
kesalahan, (2) Memahami kesalahan secara akurat,
(3) Mencari penyebab kesalahan. Pengalaman me- Reputasi KAP dan Kualitas Audit
rupakan akumulasi gabungan dari semua yang Hasil pengujian pada penelitian ini mendukung
diperoleh melalui berhadapan dan berinteraksi hipotesis ketiga, bahwa reputasi KAP berpengaruh
secara berulang-ulang dengan sesama benda alam, positif terhadap kualitas audit. Hasil pengujian hipo-
keadaan, gagasan, dan penginderaan (Elfarini, 2007 tesis dalam penelitian ini menunjukkan bahwa sema-
dalam Kurnia, dkk., 2014). Sehingga, atas dasar pe- kin baik reputasi KAP semakin baik kualitas audit,
ngalaman dan pengetahuan itulah, kualitas prosedur yang ditunjukkan dengan nilai akrual diskresioner
audit mampu mendeteksi dan mengumpulkan bukti- minus 0,00022. Berpengaruhnya reputasi KAP ter-
bukti audit yang tidak biasa dengan nilai yang hadap kualitas audit, diduga karena reputasi auditor
material. yang tergabung pada KAP big 4 firms memiliki
Serangkaian hasil penelitian berikut mendukung kecakapan dan integritas yang cukup tinggi. Manaje-
temuan penelitian ini, diantaranya Alim, dkk. (2007) men auditee akan beranggapan bahwa auditor yang
yang membuktikan bahwa kualitas audit dapat dica- tergabung dalam KAP bereputasi adalah auditor
pai jika auditor memiliki kompetensi yang baik. cakap yang akan dengan mudah menemukan kondisi
Begitu pula penelitian Kurnia, dkk. (2014) yang perusahaan auditee dalam keadaan tidak baik se-
membuktikan bahwa kompetensi berdampak signi- hingga manajemen auditee akan memperhitungkan
fikan pada kualitas audit. Kedua hasil penelitian cost and benefit saat menyewa jasa audit dari KAP
tersebut menggunakan dimensi pengetahuan dan bereputasi. Hasil penelitian ini berkebalikan dengan
pengalaman sebagai ukuran variabel kompetensi. penelitian Nindita dan Siregar (2012) yang tidak
Perbedaan hasil penelitian ini dengan kedua peneli- dapat membuktikan ukuran KAP sebagai penentu
tian sebelumnya adalah pada ukuran kompetensi kualitas audit karena tidak terdapat perbedaan akrual
yang digunakan, penelitian sebelumnya mengguna- diskresioner pada perusahaan yang diaudit oleh
kan kompetensi berdasarkan dimensi pengetahuan KAP big 4 firms dan KAP lokal. Sedangkan jika
dan pengalaman. Selanjunya, kualitas audit di pene- dihubungkan dengan integritas seorang auditor,
litian ini tidak dapat menghilangkan akrual diskresional maka fee atau imbalan yang diberikan oleh KAP
yang berakibat pada penurunan laba sebesar -0,00022, bereputasi terhadap auditor yang tergabung di
akan tetapi diduga pembaca LK mempercayai kom- dalamnya diduga lebih besar dibandingkan auditor
petensi auditor untuk menilai kewajaran akibat tin- yang tergabung di KAP lokal. Fee audit merupakan
dakan manajemen laba tersebut. salah satu faktor yang mempengaruhi integritas se-
Kesesuaian hasil penelitian ini dengan prinsip orang auditor untuk melaksanakan pekerjaannya.
etika profesi adalah pada prinsip kompetensi, prinsip Fee audit menunjukkan besaran imbalan ekonomis
prilaku profesional-independen, dan prinsip objek- atau honorarium yang diterima seorang auditor saat
tivitas. Secara regulatif audit tenure pada perusahaan menjalankan penugasan audit. Fee atau honorarium
sampel (sepanjang 3 tahun 2 bulan atau 3 kali masa auditor dibayar oleh pihak auditee, sehingga inde-
perikatan lebih 2 bulan) melebihi ketentuan di PMK pendensi auditor berfungsi menjaganya dari sikap
No.17/PMK 01/2008, berpeluang menciptakan moti- memihak guna menjaga Jusup (2001:104) menulis-
vasi yang tinggi untuk menjaga perolehan penda- kan bahwa, besaran fee audit ditentukan oleh risiko
patan dari auditee yang sama selama masa perikatan. penugasan, kompleksitas jasa yang diberikan, tingkat
Motivasi untuk menjaga pendapatan inilah yang keahlian yang diperlukan untuk melakukan jasa
dapat mengakibatkan turunnya kualitas audit dalam tersebut, struktur biaya KAP yang bersangkutan dan
rangka ”menyenangkan” auditee. Akan tetapi jika pertimbangan profesional yang lainnya. Komplek-
dilihat dari nilai akrual diskresioner yang relatif kecil, sitas jasa yang dimaksud adalah kompleksitas peru-
mengindikasikan kualitas auditnya tetap terjaga, sahaan menyangkut banyaknya anak perusahaan
begitu pula prilaku independensi sehingga menjaga dan jumlah karyawan, sehingga semakin kompleks
obyektivitas auditor. Bahkan diduga audit tenure bisnis klien, semakin lama waktu yang dibutuhkan
lebih dari satu kali masa perikatan menyebabkan sehingga berdampak pada fee auditor. Hasil peneli-
auditor lebih memahami karakteristik bisnis auditee tian ini sejalan dengan hasil penelitian Raharja (2014)
Nurhayati, Pengaruh Rotasi KAP, Audit Tenure, dan Reputasi KAP 173

yang menunjukkan bahwa fee audit mengindikasi- digunakan jika terindikasi terjadi manipulasi laba
kan kualitas audit dan judgement yang memadai. dalam jumlah material.
Sekaligus memperkuat keseluruhan prinsip kode etik
akuntan Indonesia bahwa imbalan jasa profesional DAFTAR RUJUKAN
tidak boleh bergantung pada hasil atau temuan atas Agoes, S., & Ardana, I.C. 2011. Etika Bisnis Dan Profesi:
pelaksanaan jasa. Tantangan Membangun Manusia Seutuhnya.
Kesesuaian reputasi KAP terhadap kualitas au- Jakarta: Salemba Empat.
dit, sekaligus menegaskan keberlakuan prinsip etika Al-Thuneibat, A.A., Al-Issa, R.T I., & R.A. Baker. 2011.
kompetensi dan prilaku profesional-independensi Do Audit Tenure And Firm Size Contribute To
dalam rangka memperkuat persepsi masyarakat Audit Quality? Empirical Evidance From Jordan.
terhadap KAP yang tergabung dalam big 4 firms. Manajerial Auditing Journal, (online), 26(4): 317–
334, (http://www.emeraldinsight.com), diakses 19
November 2014.
KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN
Alim, dkk. 2007. Pengaruh Kompetensi dan Inde-
SARAN pendensi terhadap Kualitas Audit Dengan Etika
Kesimpulan Auditor sebagai Variabel Moderasi. SNA X.
didown load tanggal 29 Agustus 2015.
Kesimpulan penelitian ini adalah rotasi KAP Arens, Alvin, A., Elder, Randal, J.B., Mark, S. 2008. Au-
tidak berpengaruh terhadap kualitas audit karena diting dan Jasa Assurance: Pendekatan Ter-
diduga auditor dan auditee telah memahami PMK integra. Buku Satu. Edisi Keduabelas. Terje-
No.17/PMK 01/2008 dalam rangka menghindari mahan: Herman Wibowo. Jakarta: PT Gelora
sanksi. Selanjutnya, audit tenure terbukti berpenga- Aksara Pratama.
ruh positif terhadap kualitas audit karena diduga De Angelo, Linda, E. 1981. Auditor Size And Audit Qual-
semakin panjang audit tenure maka kualitas audit ity. Jurnal of Accounting and Economics,
(online), 1981 (3): 183-199, (http://wlkc.gdqy. edu.
semakin baik. Begitu pula perihal reputasi KAP ter-
cn/res/skillsres/resources), diakses 6 Desember
bukti berpengaruh terhadap kualitas audit karena
2014.
diduga auditor yang tergabung di KAP big 4 firms Geiger, M.A., and Raghunandan, K. 2002. Auditor Ten-
memiliki integritas dan kecakapan yang lebih baik. ure and Audit Reporting Failures. Auditing: A
Journal of Practice and Theory, Vol. 2, No. 1, hal:
Keterbatasan 67–78.
Ghozali, I. 2001, Aplikasi Analisis Multivariat: dengan
Penelitian yang telah dilakukan ini terdapat
Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Uni-
beberapa keterbatasan, antara lain: (1) Seluruh pen- versitas Diponegoro.
jelasan cenderung berupa dugaan secara konsep- Giri, Efraim, F. 2010. Pengaruh Tenure Kantor Akuntan
tual, didukung pula oleh penelitian terdahulu. (2) Publik Dan Reputasi KAP Terhadap Kualitas
Ketidakmampuan membuktikan pengaruh rotasi Audit: Kasus Rotasi Wajib Auditor di Indonesia.
KAP terhadap kualitas audit karena kelemahan Simposium Nasional Akuntansi XIII Purwokerto.
PMK No.17/PMK 01/2008 yang menyebabkan Haryono, J. 2001. Auditing (Pengauditan), Buku I
munculnya audit semu. (3) Penelitian ini mengguna- Cetakan Pertama, Yogyakarta: STIE YKPN.
kan akrual diskresional sebagai ukuran kualitas audit Hartadi, B. 2012. Pengaruh Fee Audit, Rotasi KAP, dan
yang ternyata hanya menyebabkan penurunan laba Reputasi Auditor terhadap Kualitas Audit di
Bursa Efek Indonesia. Jurnal Ekonomi dan
dalam jumlah kecil.
Keuangan Indonesia, Vol 16, No.1, hal: 84–103.
Indriantoro, N., dan Supomo, B. 2002. Metodologi Pene-
Saran litian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen.
Berdasarkan serangkaian keterbatasan pada Yogyakarta: BPFE.
penelitian ini, maka saran bagi penelitian selanjutnya Institut Akuntan Publik Indonesia. 2011. ”Standard
Profesional Akuntan Publik”. Jakarta: Salemba
adalah menggunakan rancangan kualitatif untuk me-
Empat.
mahami alasan auditee saat memilih KAP, termasuk
Johnson, V.E., I.K. Khurana, dan J.K. Reynolds. 2002.
alasan mengakhiri perjanjian kerjasama dengan pihak Audit-Firm Tenure and The Quality of Financial
auditor dan KAP. Penelitian selanjutnya diharapkan Reports. Contemporary Accounting Research ,
mampu menjelaskan dampak PMK No.17/PMK 01/ Vol.19, No. 4, hal: 637–660.
2008 bagi pelaksanaan audit LK di Indonesia. Kementerian Keuangan RI. Keputusan Menteri Keuangan
Berkenaan dengan akrual diskresioner, relevan Nomor 423 /Kmk.06/2002, tentang JasaAkuntanPublik
174 Jurnal Akuntansi Aktual, Vol. 3, Nomor 2, Juni 2015, hlm. 165–174

______. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indone- tor Terhadap Kualitas Audit (Studi Pada Audi-
sia, Nomor: 17/PMK.01/2008, tentang Jasa tor KAP Di Semarang). DIPONEGORO JOURNAL
Akuntan Publik. OF ACCOUNTING Volume 3, Nomor 2, Tahun
Keraf, S. 1993. Etika Bisnis: Membangun Citra Bisnis 2014, Halaman 1-9 http://ejournal-s1.undip. ac.
sebagai Profesi Luhur. Yogyakarata: Kanisius. id/index.php/accounting ISSN (Online):2337–
Keraf, S. 2009. Etika Bisnis: Tuntutan dan Relevansinya. 3806.
Yogyakarta: Kanisius. Siregar, Sylvia, V.F., dkk. 2011. Rotasi Dan Kualitas Au-
Kurnia, dkk. 2014. Pengaruh Kompetensi, Independensi, dit: Evaluasi Atas Kebijakan Menteri Keuangan
Tekanan Waktu, dan Etika Auditor terhadap KMK No. 423/KMK.6/2002 Tentang Jasa Akuntan
Kualitas Audit. e-Journal Akuntansi Fakultas Publik. Jurnal Accounting, (online), 8 (1):1–20,
Ekonomi Universitas Trisakti Volume. 1 Nomor. 2 (http://cpanel.petra.ac.id), diakses 18 September
September 2014 Hal. 49–67. 2014.
Kurniasih, M., & Rohman, A. 2014. Pengaruh Fee Audit, Siregar, Sylvia, V., Amarullah, F., Wibowo, A., dan
Audit Tenure, dan Rotasi Audit terhadap Kualitas Anggraita, V. 2012. Audit Tenure, Auditor Rota-
Audit. Jurnal Accounting, (online), 3 (3): 2337– tion, And Audit Quality: The Case of Indonesia.
3806, (http://ejournal-S1.Undip.ac.id/index.php/ Asian Journal of Business And Accounting, 5(1),
accounting), diakses 23 September 2014. 55–74.
Mgbame, C.O., Eragbhe, E., dan Osazuwa, N. 2012. ”Au- Suparlan, A.W. 2010. Analisis Empiris Pergantian
dit Partner Tenure and Audit Quality: An Empiri- Kantor AkuntanPublik Setelah Ada Kewajiban
cal Analysis.” European Journal of Business and Rotasi Audit. Simposium Nasional Akuntansi XIII.
Management, Vol.4, No.7, hal:154–159. Purwokerto.
Myers, James, N., Myers, Linda, A., and Omer, T.C. 2003. Sumarwoto. 2006. Pengaruh Kebijakan Rotasi KAP
Exploring The Term Of The Auditor-Client Rela- Terhadap Kualitas Laporan Keuangan. Jurnal
tionship and the Quality of Earnings: A Case For Akuntansi dan Auditing, (online), 2 (1):68–104,
Mandatory Auditor Rotation. The Accounting (http://eprints.undip.ac.id/8197/1/Sumarwoto.
Review 78 (3): 779–799. pdf)
Novianti, N., Sutrisno, & Irianto. 2010. Tenure Kantor Universitas Negeri Malang. 2010. Pedoman Penulisan
Akuntan Publik, Tenure PartnerAudit, Auditor Karya Ilmiah: Skipsi, Tesis, Disertasi, Artikel,
Spesialisasi Industri, dan Kualitas Audit. Makalah, Laporan Penelitian. Edisi Kelima.
Simposium Nasional Akuntansi 15. Malang: Biro Administrasi Akademik, Perenca-
Pramudji, S., Trihartati, A. 2009. Pengaruh Independensi naan, dan Sistem Informasi bekerja sama dengan
dan Efektifitas Komite Audit terhadap Manajemen Penerbit Universitas Negeri Malang.
Laba (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur Wibowo, A., dan Hilda, R. 2009. Faktor-Faktor Deter-
yang Terdaftar di BEI). Jurnal Akuntansi dan minasi Kualitas AuditSuatu Studi dengan Pen-
Auditing. Jurnal UNDIP (online), 6 (1), (http:// dekatan Earning Surprise Benchmark.
ejournal.undip.ac.id/index.php/akuditi/article/ Simposium Nasional Akuntansi XII. Palembang :
download/176/105), diakses 25 Mei 2015. 1–34.
Rahardja, A.H. 2014. Pengaruh Etika Auditor, Penga- Widiastuty, E., dan Febrianto, R. 2003. Pengukuran
laman Auditor, Fee Audit, Dan Motivasi Audi- Kualitas Audit: Sebuah Esai. Audi Jurnal
Akuntansi dan Bisnis Vol 5 No2, Juli 2010.

Anda mungkin juga menyukai