PENDAHULUAN
B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang yang telah diungkapkan sebelumnya dapat diidentifikasi masalahmasalah, antara lain:
1. Reputasi Kantor Akuntan Publik belum tentu menjamin terjadinya auditor switching
2. Terjadinya audit delay belum tentu menjamin terjadinya auditor switching
3. Besar atau kecilnya persentase komite audit belum tentu menjamin terjadinya auditor
switching
C. Pembatasan Masalah
Mengingat luasnya ruang lingkup pembahasan auditor switching, maka masalah yang
akan dibahas oleh penulis dalam penelitian ini dibatasi pada masalah faktor-faktor yang
diduga mempengaruhi auditor switching antara lain: reputasi kantor akuntan publik, audit
delay, dan persentase komite audit.
D. Rumusan Masalah
1. Apakah reputasi kantor akuntan publik berpengaruh secara signifikan terhadap
keputusan perusahaan untuk melakukan auditor switching?
2. Apakah audit delay berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan perusahaan untuk
melakukan auditor switching?
3. Apakah persentase komite audit berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan
perusahaan untuk melakukan auditor switching?
E. Tujuan Penelitian
1. Untuk meneliti dan menganalisis pengaruh reputasi kantor akuntan publik terhadap
keputusan perusahaan untuk melakukan auditor switching.
2. Untuk meneliti dan menganalisis pengaruh audit delay terhadap keputusan perusahaan
untuk melakukan auditor switching.
3. Untuk meneliti dan menganalisis pengaruh persentase komite audit terhadap
keputusan perusahaan untuk melakukan auditor switching.
3
F. Manfaat Penelitian
Manfaat teoritis
Penelitian ini diharap dapat menambah dan mengembangkan wawasan ilmu pengetahuan
bagi penulis dan pembaca tentang faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan perusahaan
dalam melakukan auditor switching yang bersifat voluntary.
Manfaat praktis
Bagi penulis: Penelitian ini berguna bagi peneliti dalam menambah pengetahuan dan
pengalaman dalam menerapkan ilmu yang didapat dalam dunia nyata khususnya mengenai
faktor-faktor yang mempengaruhi perusahaan dalam melakukan auditor switching. Bagi
mahasiswa: Penelitian ini diharap dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi
mahasiswa mengenai fenomena auditor switching yang masih sering dijumpai dalam
perusahaan-perusahaan publik.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka
1. Auditing
Setiap laporan yang telah disusun oleh pihak manajemen entitas perlu diaudit oleh
pihak independen sebelum dipublikasikan kepada pemakai laporan keuangan. Pengertian
auditing itu sendiri menurut beberapa ahli antara lain:
Menurut Agoes (2000:1) auditing adalah:
suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh pihak yang
independen, terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen beserta
catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat
memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut.
Selanjutnya menurut Arens dkk (2012: 24):
Auditing is the accumulation and evaluation of evidence about information to determine
and report on the degree of correspondence between teh information and established
criteria. Auditing should be done by a competent, independent person.
Pendapat tersebut jika diterjemahkan yaitu: auditing adalah pengumpulan dan evaluasi
bukti tentang informasi untuk menemukan derajat kesesuaian antara informasi dengan
kriteria yang telah ditetapkan. Auditing harus dilakukan oleh orang yang kompeten dan
independen.
Dari pendapat para ahli tersebut penulis dapat menarik kesimpulan yaitu auditing
adalah sebuah kegiatan pemeriksaan yang dilakukan terhadap suatu informasi yang disusun
oleh pihak manajemen dengan panduan keseuaian informasi yang disajikan dengan
kriteria. Aktivitas ini didukung dengan kompetensi dan independensi pihak pemeriksa.
(1) Pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan dari suatu entitas sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) huruf a dilakukan oleh KAP paling lama untuk 6 (enam)
tahun buku berturut-turut dan oleh seorang Akuntan Publik paling lama untuk 3 (tiga)
tahun buku berturut-turut.
(2) Akuntan Publik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat menerima kembali
penugasan audit umum untuk klien sebagaimana dimaksud pada ayat (1) setelah 1 (satu)
tahun buku tidak memberikan jasa audit umum atas laporan keuangan klien tersebut.
(3) Jasa audit umum atas laporan keuangan dapat diberikan kembali kepada klien yang
sama melalui KAP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) setelah 1 (satu) tahun buku tidak
diberikan melalui KAP tersebut.
(4) Dalam hal KAP yang telah menyelenggarakan audit umum atas laporan keuangan dari
suatu entitas melakukan perubahan komposisi Akuntan Publiknya, maka terhadap KAP
tersebut tetap diberlakukan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
3. Auditor Switching
Auditor memiliki peran sebagai alat pengawasan yang digunakan oleh para
stakeholder untuk mengawasi kinerja manajemen. Dengan kata lain klien dari auditor
adalah pihak pemilik perusahaan. Akan tetapi independensi auditor dapat terganggu karena
hubungan yang panjang antara auditor dengan kliennya. Oleh sebab itu, pergantian auditor
dipandang perlu untuk mempertahankan independensi dan profesionalitas auditor.
Menurut Davis et al. dalam Sarumpaet (2012) rotasi audit perlu dilakukan karena: (1)
semakin panjang masa penugasan auditor, ia akan cenderung bertindak seperti advisor bagi
manajemen, (2) adanya kepentingan agar auditor tidak kehilangan klien memberikan
insentif bagi auditor untuk mendapatkan economic rent dengan mempertahankan kliennya
lebih lama.
Auditor switching adalah pergantian KAP maupun auditor yang dilakukan oleh
perusahaan. Auditor switching dapat bersifat mandatory (wajib) atau voluntary (sukarela).
6
Auditor switching yang bersifat mandatory (wajib) terjadi karena melaksanakan kewajiban
dari ketentuan regulasi yang berlaku. Sedangkan voluntary auditor switching terjadi karena
suatu alasan atau terdapat faktor-faktor tertentu dari pihak perusahaan klien maupun dari
KAP yang bersangkutan di luar ketentuan regulasi yang berlaku. Pergantian auditor ini
bertujuan untuk menjaga independensi dari auditor agar tetap bersikap objektif dalam
melakukan tugasnya sebagai auditor (Pawitri dan Yadnyana, 2015).
Reputasi KAP
Audit Delay
C. Hipotesis Penelitian
Dari kerangka pikir yang mengkonsep penelitian ini, maka dalam penelitian ini dapat
dibuat hipotesis yaitu:
H1: Reputasi KAP berpengaruh signifikan terhadap keputusan auditor switching.
H2: Audit delay berpengaruh signifikan terhadap keputusan auditor switching.
H3: Persentase komite audit berpengaruh signifikan pada auditor switching.
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
variabel dependen.
diberikan apabila perusahaan berganti KAP, sedangkan kode 0 diberikan apabila tidak
berganti KAP (Pratini dan Astika, 2013).
2. Variabel Independen:
- Reputasi KAP. Dalam penelitian ini digunakan variabel dummy untuk mengukur
reputasi KAP. Kode 1 diberikan apabila perusahaan menggunakan KAP Big Four,
sedangkan kode 0 perusahaan menggunakan KAP non Big Four (Rasmini dan
-
Juliantari, 2013).
Audit Delay. Variabel audit delay diukur dengan melihat jumlah hari tanggal tutup
tahun buku perusahaan 31 Desember sampai tanggal penandatanganan laporan
B. Kategori Penelitian
Penelitian ini termasuk kedalam penelitian kuantitatif yaitu penelitian ilmiah yang
sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya. Penelitian
menggunakan metode penelitian studi empiris yaitu studi yang dilakukan berdasarkan datadata eksperimental hasil pengamatan, pengalaman, uji coba dan bukan secara teoritis dan
spekulasi. Penelitain metode ini lebih untuk ilmu pengetahuan dan penelitian.
tersedia di pojok BEI Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pancasila. Jenis data yang
digunakan adalah data kuantitatif yaitu data berupa angka-angka yang berasal dari data
laporan keuangan.
10