PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Etika secara harfiah bermakna pengetahuan tentang azas-azas akhlak atau
moral. Etika secara terminologi kemudian berkembang menjadi suatu konsep yang
menjelaskan tentang batasan baik atau buruk, benar atau salah, dan bisa atau tidak
bisa, akan suatu hal untuk dilakukan dalam suatu pekerjaan tertentu. Istilah kode etik
kemudian muncul untuk menjelaskan tentang batasan yang perlu diperhatikan oleh
seorang profesional ketika menjalankan profesinya.
Seperti halnya profesi-profesi yang lain, Akuntan juga mempunyai kode etik
yang digunakan sebagai rambu-rambu atau batasan-batasan ketika seorang Akuntan
menjalankan perannya. Pemahaman yang cukup dari seorang Akuntan tentang kode
etik, akan menciptakan pribadi Akuntan yang profesional, kompeten, dan berdaya
guna. Tanpa adanya pemahaman yang cukup tentang kode etik, seorang Akuntan akan
terkesan tidak elegan, bahkan akan menghilangkan nilai esensial yang paling tinggi
dari profesinya tersebut.
Dalam proses auditing, seorang auditor haruslah bekerja dan bertindak secara
professional sesuai dengan etika dan aturan yang ada. Etika dan regulator itu telah
ditetapkan oleh pasar modal dan BAPEPAM. Pengambilan keputusan seorang auditor
nantinya sangat berpengaruh kepada public dan para pengguna keputusan. Untuk itu
dalam makalah ini akan dibahas mengenai etika dalam auditing. Akan dibahas pula
bagaimana regulasi etika profesi seorang auditor.
B. Rumusan Masalah
Pada penulisan sebuah makalah, akan menimbulkan beberapa pertanyaan yang
pada bab ini akan dicari pemecahan dengan penjelasan dan penjabarannya.
1.
2.
3.
4.
5.
PEMBAHASAN
A. Definisi Etika
Secara garis besar etika dapat didefinisikan sebagai serangkaian prinsip atau
nilai moral yang dimiliki oleh setiap orang. Dalam hal ini kebutuhan etika dalam
masyarakat sangat mendesak sehingga sangatlah lazim untuk memasukkan nilai-nilai
etika ini ke dalam undang-undang atau peraturan yang berlaku di negara kita.
Banyaknya nilai etika yang ada tidak dapat dijadikan undang-undang atau peraturan
karena sifat nilai-nilai etika sangat tergantung pada pertimbangan seseorang.
B. Definisi Auditing
Auditing adalah proses pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti tentang
informasi yang dapat diukur mengenai suatu entitas ekonomi untuk menentukan dan
melaporkan kesesuaian informasi yang dimaksud dengan kriteria kriteria yang
dimaksud yang dilakukan oleh seorang yang kompeten dan independen.
C. Kode Etik
Pengertian Kode etik adalah nilai-nilai, norma-norma, atau kaidah-kaidah untuk
mengatur perilaku moral dari suatu profesi melalui ketentuan-ketentuan tertulis yg
harus dipenuhi dan ditaati setiap anggota profesi.
dan Kode etik bermaksud melindungi keluhuran profesi dari perilaku perilaku
menyimpang oleh anggota profesi.
mengorbankan diri.
Itulah sebabnya profesi auditor menetapkan standar teknis dan standar etika
yang harus dijadikan panduan oleh para auditor dalam melaksanakan audit. Standar
etika diperlukan bagi profesi audit karena auditor memiliki posisi sebagai orang
kepercayaan dan menghadapi kemungkinan benturan-benturan kepentingan.
Kode etik atau aturan etika profesi audit menyediakan panduan bagi para
auditor profesional dalam mempertahankan diri dari godaan dan dalam mengambil
keputusan-keputusan sulit. Jika auditor tunduk pada tekanan atau permintaan tersebut,
maka telah terjadi pelanggaran terhadap komitmen pada prinsip-prinsip etika yang
dianut oleh profesi.
Oleh karena itu, seorang auditor harus selalu memupuk dan menjaga
kewaspadaannya agar tidak mudah takluk pada godaan dan tekanan yang
membawanya ke dalam pelanggaran prinsip-prinsip etika secara umum dan etika
profesi. etis yang tinggi; mampu mengenali situasi-situasi yang mengandung isu-isu
etis sehingga memungkinkannya untuk mengambil keputusan atau tindakan yang
tepat.
dengan
menerbitkan
laporan-laporan
yang
menyesatkan.
F. Kepercayaan Publik
Etika dalam auditing adalah suatu prinsip untuk melakukan proses
pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti tentang informasi yang dapat diukur
mengenai suatu entitas ekonomi untuk menentukan dan melaporkan kesesuaian
informasi yang dimaksud dengan kriteria-kriteria yang dimaksud yang dilakukan oleh
seorang yang kompeten dan independen.
Profesi akuntan memegang peranan yang penting dimasyarakat, sehingga
menimbulkan
ketergantungan
dalam
hal
tanggung-jawab
akuntan
terhadap
ketergantungan
dalam
hal
tanggung-jawab
akuntan
terhadap
kepentingan publik. Dalam kode etik diungkapkan, akuntan tidak hanya memiliki
tanggung jawab terhadap klien yang membayarnya saja, akan tetapi memiliki
tanggung jawab juga terhadap publik. Kepentingan publik adalah kepentingan
masyarakat dan institusi yang dilayani secara keseluruhan. Publik akan mengharapkan
akuntan untuk memenuhi tanggung jawabnya dengan sebaik-baiknya serta sesuai
dengan kode etik professional AKDA. Ada 3 karakteristik dan hal-hal yang
ditekankan untuk dipertanggungjawabkan oleh auditor kepada publik, antara lain:
1) Auditor harus memposisikan diri untuk independen, berintegritas, dan obyektif
2) Auditor harus memiliki keahlian teknik dalam profesinya.
3) Auditor harus melayani klien dengan profesional dan konsisten dengan
tanggung jawab mereka kepada publik.
H. Tanggung Jawab Dasar Auditor
The Auditing Practice Committee, yang merupakan cikal bakal dari Auditing
Practices Board, ditahun 1980, memberikan ringkasan (summary) tanggung jawab
auditor:
1) Perencanaan, Pengendalian dan Pencatatan: Auditor perlu merencanakan,
mengendalikan dan mencatat pekerjannya.
2) Sistem Akuntansi: Auditor harus mengetahui dengan pasti sistem pencatatan
dan pemrosesan transaksi dan menilai kecukupannya sebagai dasar
penyusunan laporan keuangan.
3) Bukti Audit: Auditor akan memperoleh bukti audit yang relevan dan reliable
untuk memberikan kesimpulan rasional
4) Pengendalian Intern: Bila auditor berharap untuk menempatkan kepercayaan
pada pengendalian internal, hendaknya memastikan dan mengevaluasi
pengendalian itu dan melakukan compliance test.
5) Meninjau Ulang Laporan Keuangan yang Relevan: Auditor melaksanakan
tinjau ulang laporan keuangan yang relevan seperlunya, dalam hubungannya
dengan kesimpulan yang diambil berdasarkan bukti audit lain yang didapat,
dan untuk memberi dasar rasional atas pendapat mengenai laporan keuangan.
I. Kode Etik Akuntan
Prinsip etika profesi akuntan antara lain menyebutkan bahwa dengan seorang
akuntan mempunyai kewajiban untuk menjaga disiplin diri melebihi yang disyaratkan
oleh hukum dan peraturan yang berlaku. Selain itu prinsip ini meminta komitmen
untuk berperilaku terhormat, bahkan dengan pengorbanan keuntungan pribadi.
Sementara itu prinsip etika akuntan atau kode etik akuntan itu sendiri meliputi
delapan butir pernyataan (IAI, 1998, dalam Ludigdo, 2007). Kedelapan butir
pernyataan tersebut merupakan hal-hal yang seharusnya dimiliki oleh seorang
akuntan. Delapan butir tersebut terdeskripsikan sebagai berikut :
1) Tanggung
jawab
profesi:
Bahwa
akuntan
tanggungjawabnya
sebagai
profesional
harus
di
dalam
melaksanakan
senantiasa
menggunakan
kepercayaan
publik,
harus
memenuhi
tanggung
jawab
Fee kontinjensi
Fee kontinjensi adalah fee yang ditetapkan untuk pelaksanaan suatu jasa
profesional tanpa adanya fee yang akan dibebankan, kecuali ada temuan atau hasil
tertentu dimana jumlah fee tergantung pada temuan atau hasil tertentu tersebut.
Fee dianggap tidak kontinjensi jika ditetapkan oelh pengadilan atau badan
pengatur atau dalam hal perpajkan, jika dasar penetapan adalah hasil penyelesaian
hukum atau temuan dadan pengatur. Anggota KAP tidak diperkenankan untuk
menetapkan fee kontinjensi apabila penetapan tersebut dapat mengurangi
independensi.
jawabannya. Menurutnya ada 10 auditor BPKB yang ikut dalam joint audit. Mereka bertugas
untuk 6 program, diantaranya penyusunan SOP warsik, penyusunan monitoring, dan evaluasi
sertifikasi guru. Dari hasil audit nasional, kita bikin summary terhadap sertifikasi. Kita
simpulkan apa permasalahan permasalahan dari sasaran auditnya, jelas Tomi.
Tomi juga ditanya penuntut umum KPK terkait adanya penyimpangan penggunaan anggaran
dalam joint audit Kemendikbud-BPKP. Itu memang kesalahan kami, ujar dia. Adanya
aliran duit ke Auditor BPKP juga terungkap dalam persidangan dengan saksi Bendahara
Pengeluaran Pembantu Inspektorat I Kemendikbud, Tini Suhartini pada 11 Juli 2011. Sofyan
didakwa memperkaya diri sendiri dan orang lain dengan memerintahkan pencairan anggaran
dan menerima biaya perjalanan dinas yang tidak dilaksanakan. Dia juga memerintahkan
pemotongan sebesar 5 persen atas biaya perjalanan dinas yang diterima para peserta pada
program joint audit Inspektorat I, II, III, IV dan investigasi Irjen Depdiknas tahun anggaran
2009. Dari perbuatannya, Sofyan memperkaya diri sendiri yakni Rp 1,103 miliar. Total
kerugian negara dalam kasus ini mencapai Rp 36,484 miliar.
Analisis Pelanggaran Kode Etik Auditor atas Kasus di atas: Auditor BPKP merupakan
auditor pemerintah yang merupakan akuntan, anggota Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), yang
dalam keadaan tertentu melakukan audit atas entitas yang menerbitkan laporan keuangan
yang disusun berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum (BUMN/BUMD)
sebagaimana diatur dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK). Karena itu
auditor pemerintah tersebut wajib pula mengetahui dan menaati Kode Etik Akuntan Indonesia
dan Standar Audit sebagai mana diatur dalam Standar Profesional Akuntan Publik yang
ditetapkan oleh IAI.
Dari uraian penjelasan kode etik diatas kasus tersebut tergolong dalam pelanggaran kode etik
prinsip Tanggungjawab Profesi, integritas, objektivitas, perilaku profesional. Hal ini
menunjukan bahwa auditor tersebut tidak bekerja secara prinsip kode etik seorang auditor,
sehingga terjadinya penyimpangan yang melanggar hukum.
Penegakan disiplin atas pelanggaran kode etik profesi adalah suatu tindakan positif agar
ketentuan tersebut dipatuhi secara konsisten. Itulah sebabnya Peraturan Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara nomor PER/04/M.PAN/03/2008 tanggal 31 Maret 2008
meneapkan kebijakan atas pelanggaran kode etik APIP (Aparat Pengawasan Intern
Pemerintah) ini, antara lain:
Tindakan yang tidak sesuai dengan kode etik tidak dapat diberi toleransi, meskipun dengan
alasan tindakan tersebut dilakukan demi kepentingan organisasi atau diperintahkan oleh
pejabat yang lebih tinggi. Auditor tidak diperbolehkan untuk melakukan atau memaksa
karyawan lain melakukan tindakan melawan hukum atau tidak etis. Pimpinan APIP harus
melaporkan pelanggaran kode etik oleh auditor kepada pimpinan organisasi.
Pemeriksaan, investigasi, dan pelaporan pelanggaran kode etik ditangani oleh Badan
Kehormatan Profesiyang terdiri dari pimpinan APIP dengan anggota yang berjumlah ganjil
dan disesuaikan dengan kebutuhan. Anggota Badan Kehormatan profesi diangkat dan
diberhentikan oleh APIP.
Auditor APIP yang terbukti melanggar kode etik akan dikenakan sanksi oleh pimpinan APIP
atas rekomendasi dari Badan Kehormatan Profesi. Bentuk bentuk sanksi yang
direkomendasikan oleh badan kehormatan profesi, yakni:
1.
2.
3.
4.
Teguran tertulis
Usulan pemberhentian dari tim audit
Tidak diberi penugasan audit selama jangka waktu tertentu
Pengenaan sanksi terhadap pelanggaran kode etik oleh pimpinan APIP dilakukan
sesuai dengan peraturan perundang undangan yang berlaku.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Etika dapat diartikan sebagai ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu
kebiasaan sedangkan etika merupakan ilmu yang menyelidiki tingkah laku moral
dimana dalam penyelidikan tersebut dilakukan dengan tiga pendekatan. Tiga
pendekatan tersebut adalah pendekatan etika deskriftif, etika normatif dan metaetika.
Kode etik harus memiliki empat komponen, yaitu Prinsip prinsip, Peraturan
perilaku, Interprestasi dan Ketetapan etika. Sementara itu prinsip etika akuntan atau
kode etik akuntan itu sendiri meliputi delapan butir pernyataan (IAI, 1998, dalam
Ludigdo, 2007). Kedelapan butir pernyataan tersebut merupakan hal-hal yang
seharusnya
dimiliki
oleh
seorang
akuntan. Delapan
butir
tersebut
adalah
Dalam hal ini auditor juga harus memiliki etika-etika perilaku profesional
yang sangat penting dalam lingkup auditing sebagai panduan mereka agar
meminimalisir kecurangan dan kesalahan. Kualitas audit yang di ukur KAP yang telah
menetapkan sembilan unsur kendali mutu yang harus dipenuhi oleh kantor akuntan
dalam melakukan profesinya. Auditor harus kompeten dan independen.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.akuntansiku.com
http://tikuw.blogspot.com/2010/04/auditing-audit-quality.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Standar_Pengendalian_Mutu
http://marisaicha.blogspot.co.id/2009/12/kode-etik-auditor.html
https://datakata.wordpress.com/2013/12/04/etika-dalam-auditing/
https://joshuaig.wordpress.com/2016/01/05/etika-profesi-auditor/
https://www.academia.edu/5346009/Auditing_-_pelanggaran_kode_etik_dan_analisis
http://m-fahli.blogspot.co.id/2014/11/etika-dalam-auditing.html
http://emidiawati.blogspot.co.id/2014/11/tugas-2-etika-dalam-auditing.html
http://news.detik.com/read/2013/07/25/190845/2314690/10/auditor-bpkp-akui-terima-duitdari-kemendikbud
http://niaveby.blogspot.co.id/2015/11/etika-dalam-auditing.html