Anda di halaman 1dari 56

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakangMasalah

Perusahaan yang jumlahnya semakin banyak dan berkembang

menyebabkan terjadinya kesenjangan sosial dan kerusakan lingkungan sekitar,

karena itu muncul kesadaran di perusahaan untuk mengurangi dampak negatif

tersebut. Perusahaan kini banyak yang mengembangkan Corporate Social

Responsibility (CSR).CSR pada prinsipnya merupakan suatu komitmen

berkelanjutan dari perusahaan untuk bertanggung jawab secara ekonomi, social,

dan lingkungan atau ekologis kepada masyarakat, lingkungan, serta pada para

pemangku (stakeholder).Tanggung jawab tersebut meliputi mencegah dampak

negatif yang ditimbulkan perusahaan terhadap pihak lain dan lingkungan serta

meningkatkan kualitas masyarakat termasuk karyawan, pemasok, pelanggan, dan

lingkungan sekitar perusahaan. Perusahaan dengan kata lain harus menyelaraskan

pencapaian kinerja ekonomi (profit) dengan kinerja sosial (people) dan kinerja

lingkungan (planet) atau disebut tripe bottom line performance. Penyelarasan

ketiga kinerja tersebut pada akhirnya akan membuat perusahaan mampu

memperoleh berkah berlimpah atau keuntungan yang langgeng.

Perbedaan dalam memaknai CSR oleh perusahaan akan menyebabkan

perbedaan implementasi CSR antar perusahaan pula, tergantung bagaimana

perusahaan tersebut memaknai CSR. Letak pentingnya pengaturan CSR di

Indonesia agar memiliki daya aur, daya ikat dan daya dorong.CSR yang semula

bersifat voluntary perlu ditingkakan menjadi CSR yang lebih bersifat

1
mandatory.Tentu saja banyak pelaku bisnis yang menolak apabila CSR dijadikan

sebagai kewajiban korporasi (mandatory) alsannya karena hal itu hanya akan

membebani dunia usaha dan membuat banyak PT bangkrut, selain itu juga akan

mengganggu iklm usaha dan investasi serta memicu korporasi mutlinasional

hengkang dari Indonesia.

Perusahaan melaluiCSR (Corporate SocialResponsibility)tidaksemata

memprioritaskantujuannyauntukmemperolehlaba setinggi-tingginya,melainkan

perusahaan akan memberikan perhatian padaberbagai aspek padaperusahaan

meliputiaspekkeuangan,sosial,danaspeklingkunganlainnya. Tanggung jawab sosial

perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan suatu bentuk

komitmen perusahaan terhadap para stakeholder-nya dalam

mempertanggungjawabkan dampak dari aktivitas operasi yang telah dilakukan

perusahaan.Dalam UU. No 40 pasal 74ayat 1 tahun 2007 untuk Perseroan

Terbatas (PT)yang menyatakanperseroanyang

menjalankankegiatanusahanyadibidang

danatauberkaitandengansumberdayaalamwajibmelaksanakantanggung jawab

sosialdanlingkungan(www.bapepam.go.id,2014).Perusahaanyang menarik untuk

dicermatisalah satunya yaitu perusahaansektor pertambangan.Sebagai

perusahaandisektorpertambangan,merekamenyadaribahwakegiatan operasi

perusahaan memiliki dampak secara langsung terhadap lingkungan dan

masyarakat sekitar.

Fenomenayang terjadi pada perusahaan pertambanganadalahpadasetiap

kegiatanpenambanganberpotensimemberidampaknegatifpada lingkungan sekitar

2
lokasikegiatanpenambangan,karena potensiitulahperusahaanmelakukan

pengawasan untuk menghindari kemungkinan pencemaran

lingkungan.Pengawasan tersebut diantaranya

denganmelakukanreklamasi,penghijauandan rehabilitasi.Hal

tersebutdilakukansetelahmasa tutuptambang.Seringkaliusaha eksploitasiyang

merusak didaerah-daerah tidak dibarengiolehkesadarandaripemilik perusahaan

untuk merevitalisasi perusahaan melakukan pengungkapan sosialnya. Banyak

faktor yang mempengaruhi pengungkapan CSR perusahaan, namun dalam

penelitian ini yang akan dibahas adalah ukuran perusahaan,leverage, ukuran

dewan komisaris, dan profitabilitas.

Perusahaan besar merupakan emiten yang banyak disoroti,

pengungkapan yang lebih besar merupakan pengurangan biaya politis sebagai

wujud tanggung jawab sosial perusahaan. Menurut Cowen et.al, (1987) dalam

Sembiring (2005) secara teoritis perusahaan besar tidak akan lepas dari tekanan

dan perusahaan yang lebih besar dengan aktivitas operasi dan pengaruh lebih

besar terhadap masyarakat mungkin akan memiliki pemegang saham yang

memperhatikan program sosial yang dibuat perusahaan sehingga pengungkapan

tanggug jawab sosial perusahaan akan semakin luas.Suatu perusahaan didirikan

untuk mencapai tujuan tertentu, untuk mencapai tujuan perusahaan pasti

menggunakan modal, baik modal sendiri maupun modal asing.Penggunaan modal

asing biasa diperoleh melalui hutang. Bila total modal yang digunakan dibentuk

dari modal sendiri dan modal asing, maka pemahaman terhadap struktur modal

3
menjadi penting. Leverage merupakan salah satu ukuran kinerja keuangan yang

mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka panjangnya.

Ukuran dewan komisaris yang dilihat dari besarnya jumlah dewan

komisaris dalam suatu perusahaan, semakin besar jumlah anggota komisaris,

maka semakin mudah untuk mengendalikan dan melakukan pengawasan yang

berkaitan dengan tanggung jawab sosial perusahaan.Profitabilitas merupakan

faktor yang membuat manajemen menjadi bebas dan fleksibel untuk

mengungkapkan pertanggungjawaban sosial kepada pemegang saham.Heinze

(1976) dalam Farah Diba (2012), ketika perusahaan memiliki tingkat laba yang

tinggi, perusahaan (manajemen) menganggap tidak perlu melaporkan hal-hal yang

dapat mengganggu informasi tentang sukses keuangan tersebut. Sebaliknya ketika

tingkat profitabilitas rendah perusahaan akan berharap pengguna laporan akan

membaca good news kinerja perusahaan.

Pengungkapan CSR merupakan media dalam menunjukkan kepedulian

perusahaan terhadap lingkungan.Perusahaan yang memiliki kontrak dengan

stakeholder asing baik dalam perdagangan maupun kepemilikannya akan lebih

mudah mendapatkan dukungan dalam melakukan pengungkapan CSR.Namun

pengungkapan CSR di Indonesia khususnya pada perusahaan pertambangan yang

dampak usahanya begitu besar terhadap lingkungan sekitar masih tidak merata

serta terdapat pula perusahaan yang tidak melakukan pengungkapan CSR.Indeks

pengungkapan CSR dari bebrapa perusahaan pertambangan ditunjukkan oleh

Tabel 1.1.

4
Tabel 1.1 Indeks Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Beberapa
Perusahaan Pertambangan Tahun 2012-2016

Item Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial


NO Perusahaan 2012 2013 2014 2015 2016
1 Adaro Energy Tbk. 24 0,31 22 0,28 21 0,27 18 0,23 16 0,21

2 Aneka Tambang (Persero) Tbk. 21 0,27 18 0,23 18 0,23 15 0,19 12 0,15

3 Vale Indonesia Tbk. 19 0,24 18 0,23 16 0,21 13 0,17 11 0,14

4 Indo Tambangraya Megah Tbk. 22 0,28 20 0,25 18 0,23 16 0,21 14 0,18

5 Tambang Batubara Bukit Asam Tbk. 18 0,23 16 0,21 15 0,19 14 0,18 12 0,15

Sumber :BEI, data diolah 2017

Tabel 1.1 menunjukkan bahwa indeks pengungkapan sosial perusahaan

yang paling luas pada tahun 2012 sampai dengan 2016 adalah Adaro Energy Tbk.

sebanyak 0,31, 0,28, 0,27, 0,23 dan 0,21. Sedangkan perusahaan yang paling

sedikit mengungkapkan pertanggung jawaban sosialnya tahun 2012sampai dengan

2016 adalah Tambang Batubara Bukit Asam Tbk. sebesar 0,23, 0,21, 0,19 0,18

dan 0,15. Perbedaan pengungkapan CSR setiap perusahaan terjadi karena adanya

perbedaan ukuran perusahaan, leverage serta ukuran dewan komisaris

perusahaan.Tabel 1.1 juga menunjukkan bahwa terjadi penurunan pengungkapan

CSR dari tahun ke tahun pada setiap perusahaan pertambangan, hal ini disebabkan

oleh perbedaan daya profitabilitas dari setiap perusahaan serta fluktuasi

profitabilitas yang cenderung menurun dari masing-masing perusahaan dari tahun

ke tahun.Selain itu ditemukan pula 16 perusahaan pertambangan yang terdaftar di

5
BEI yang belum mengungkapkan CSRnya (www.idx.co.id, 2017).Dalam upaya

meningkatkan serta pemerataan pengungkapan CSR di masa yang akan datang,

maka perlu diteliti kembali faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan CSR.

Keunggulan dari penelitian ini tidak hanya memberikan penilaian pada

aspek fundamental saja melainkan sejauh mana pasar menilai perusahaan dari

berbagai aspek yang dilihat oleh pihak luar termasuk investor.Alasannya diambil

perusahaan sektor pertambangan dalam penelitian ini karena sektor pertambangan

mempunyai risiko lebih tinggi menghadapi persaingan yang lebih tinggi dan

perusahaannya mempunyai dampak lingkungan baik fisik maupun sosial yang

relatif lebih tinggi dibandingkan komoditi pada umumnya.Kelemahan yang terjadi

dengan tidak adanya regulasi yang jelas mengatur pelaksanaan CSR, yaitu

perusahaan masih mengungkapkan pertanggungjawaban sosial perusahaan secara

sukarela (voluntary), meskipun dari seluruh perusahaan yang berkaitan dengan

sumber daya alam telah diwajibkan (mandatory) untuk mengungkapkan

pertanggungjawaban sosial pada perusahaan.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pengungkapan

Corporate Social Responsibility yang masih menunjukkan hasil yang beragam,

bahkan bertentangan antara hasil penelitian yang satu dengan yang lainnya

sehingga menarik untuk diteliti lebih lanjut sebagai usaha mendapatkan hasil yang

lebih konsisten. Dengan demikian, maka dibuat suatu penelitian dengan judul

:“Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Corporate Social

6
Responsibility pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek

Indonesia Tahun 2012-2016”.

1.2 PerumusanMasalahPenelitian

Berdasarkan uraiandari latarbelakangyang telah dikemukakan

sebelumnya, makamasalah penelitiandapat dirumuskan sebagai berikut.

1) Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap pengungkapan CSR

padaperusahaan pertambangan?

2) Apakah leverage berpengaruh terhadap pengungkapan CSR pada

perusahaan pertambangan?

3) Apakah ukuran dewan komisaris berpengaruh terhadap pengungkapan

CSRpadaperusahaan pertambangan?

4) Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap pengungkapan CSR pada

perusahaan pertambangan?

1.3 Tujuan penelitian

Berdasarkanuraianpokokpermasalahanyang telahdikemukakandiatas,

maka tujuan dalam penelitian di atas adalah sebagai berikut

1) Mengujiempiristentangpengaruhukuranperusahaan terhadap

pengungkapanCSRpadaperusahaan pertambangan.

2) Menguji empiristentang pengaruhleverageterhadap pengungkapan

CSRpadaperusahaan pertambangan.

3) Menguji empiris tentang pengaruh ukuran dewan komisaris terhadap

pengungkapanCSRpadaperusahaan pertambangan.

7
4) Menguji empiris tentang pengaruh profitabilitas terhadap pengungkapan

CSR pada perusahaan pertambangan.

1.4 Kegunaan Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas, penelitian ini diharapkan dapat

memberikan manfaat sebagai berikut:

1) Bagi Mahasiswa

a) Untuk mengaplikasikan ilmu yang diperoleh, ditekuni, dan

sekaligus menanggapi suatu kejadian, memberikan sumbangan

pemikiran serta pemecahannya.

b) Untuk memenuhi salah satu syarat dalam mencapai gelar sarjana

ekonomi (SE) pada fakultas ekonomi universitas Hindu Indonesia

2) Bagi Perusahaan

a) Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi

Perusahaan pertambangan untuk dapat tetap melaksanakan

programCorporate SocialResponsibilitysecara

berkelanjutansebagaibentuktanggung jawabsosial perusahaan

terhadap lingkungan sekitar

b) Dapatmemberikanwacana baru dalam mempertimbangkanaspek-

aspekyang perludiperhitungkandalaminvestasiyang tidak terpaku

padaukuran-ukuran moneter.

3) Bagi Universitas

8
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan bacaan ilmiah di

perpustakaan dan juga dipakai sebagai bahan referensi bagi mahasiswa yang

akan meneliti.

1.5 Sistematika Penulisan

Secara garis besar sistematika penulisan tentang isi dan susunan dari

skripsi ini terdiri dari lima bab, dimana kerangka penulisan dapat diuraikan

sebagai berikut.

Bab I : Pendahuluan

Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, perumusan

masalah,tujuan penelitian, kegunaan penelitian, serta sistematika

penulisan.

Bab II : Kajian Pustaka dan Hipotesis Penelitian

Bab ini berisi teori-teori atau konsep-konsep yang relevan sebagai

acuan dan landasan dalam memecahkan permasalahan yang ada serta

pembahasan hasil penelitian sebelumnya.

Bab III : Metode Penelitian

Bab ini berisi tentang lokasi dan obyek penelitian, indentifikasi

variabel, definisi operasional, jenis dan sumber data dan metode

pengumpulan data serta teknik analisis data.

Bab IV : Data dan Pembahasan Hasil Penelitian

Bab ini diuraikan tentang gambaran umum objek yang diteliti,

deskripsi hasil penelitian serta pembahsan hasil penelitian.

9
Bab V : Simpulan dan Saran

Bab ini berisi tentang simpulan dari permasalahan yang dibahas

serta saran-saran yang dipandang perlu atas simpulan yang dicapai.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teoritis

2.1.1 TeoriStakeholder

Stakeholders merupakan individu, sekelompok manusia,

komunitas atau masyarakat baik secara keseluruhan maupun secara

parsial yang memiliki hubungan serta kepentingan terhadap perusahaan

(Kusumastuti dan Dharmadiaksa, 2014). Teori stakeholder menjelaskan

hubungan antara perusahaan dengan stakeholder-nya. Menurut Ghozali

dan Chariri (2007), dalam teori stakeholder perusahaan bukanlah entitas

yang hanya beroperasi untuk kepentingannya sendiri, namun harus

memberikan manfaat bagi stakeholder-nya seperti pemegang saham,

kreditor, konsumen, supplier, pemerintah, masyarakat, analis dan pihak

lain. Pengungkapan corporate social responsibility penting karena para

stakeholder perlu mengetahui dan mengevaluasi sejauh mana perusahaan

melaksanakan peranannya sesuai dengan keinginan stakeholder, sehingga

menuntut adanya akuntabilitas perusahaan atas kegiatan CSR yang telah

dilakukannya (Riswari, 2012).

10
Menurut Irwan (2009) dalam Sayidatina (2011), Perkembangan

teori stakeholder diawali dengan berubahnya bentuk pendekatan aktivitas

usaha yang dilakukan perusahaan.Terdapat dua bentuk dalam pendekatan

stakeholders, yaitu sebagai berikut.

1) Old-corporate relation. Pendekatan ini menekankan pada bentuk

pelaksanaan aktivitas perusahaan yang dilakukan secara terpisah,

dimana setiap fungsi di dalam sebuah perusahaan melakukan

pekerjaannya tanpa adanya kesatuan diantara fungsi-fungsi tersebut.

Selain itu hubungan antara pemimpin dengan karyawan dan supplier

berjalan satu arah, kaku dan berorientasi jangka pendek. Pendekatan

dalam tipe ini dapat menimbulkan banyak konflik karena perusahaan

memisahkan diri dengan para stakeholder-nya, baik yang berasal dari

dalam dan luar perusahaan.

2) New-corporate relation. Pendekatan ini menekankan kerjasama antara

perusahaan dengan seluruh stakeholder-nya sehingga perusahaan tidak

hanya menempatkan dirinya sebagai bagian yang bekerja secara

sendiri dalam sistem sosial masyarakat karena profesionalitas telah

menjadi hal utama dalam pola hubungan ini. Pendekatan ini

mengeliminasi penjenjangan status seperti yang terdapat pada

pendekatan old-corporate relation diantara para stakeholder

perusahaan.

11
Menurut Iryanie (2009), terdapat beberapa alasan yang

mendorong perusahaan perlu memperhatikan kepentingan stakeholders,

yaitu sebagai berikut.

1) Isu lingkungan rnelibatkan kepentingan berbagai kelompok dalam

masyarakat yang dapat mengganggu kualitas hidup mereka.

2) Dalam era globalisasi telah mendorong produk-produk yang

diperdagangkan harus bersahabat dengan lingkungan.

3) Para investor dalam rnenanamkan modalnya cenderung untuk memilih

perusahaan yang memiliki dan mengembangkan kebijakan dan

program lingkungan.

4) LSM dan pencinta lingkungan semakin kritis dalam mengkritik

perusahaan-perusahaan yang kurang peduli terhadap lingkungan.

2.1.2 Teori Legitimasi

O’Donovan (2000) berpendapat legitimasi organisasi dapat

dilihat sebagai sesuatu yang diberikan masyarakat kepada perusahaan

dan sesuatu yang diinginkan atau dicari perusahaan dari

masyarakat.Dengan demikian legitimasi memiliki manfaat untuk

mendukung keberlangsungan hidup suatu perusahaan (going concern).

Menurut Suchman (1995) legitimasi dapat dianggap sebagai

menyamakan persepsi atau asumsi bahwa tindakan yang dilakukan oleh

suatu entitas adalah merupakan tindakan yang diinginkan, pantas ataupun

sesuai dengan sistem norma, nilai, kepercayaan dan definisi yang

dikembangkan secara sosial. Legitimasi dianggap penting bagi

12
perusahaan dikarenakan legitimasi masyarakat kepada perusahaan

menjadi faktor yang strategis bagi perkembangan perusahaan ke depan.

Teori legitimasi ini dapat diterapkan pada perusahaan yang

melakukan kegiatan tanggung jawab sosial.Perusahaan menjadi bagian

dari suatu komunitas dan lingkungannya itu sendiri. Dampak yang

ditimbulkan dari aktivitas perusahaan tersebut, akan sangat berpengaruh

terhadap masyarakat sekitar, sehingga apa yang dilakukan oleh pihak

perusahaan akan kembali lagi kepada masyarakat tersebut. Oleh karena

itu, manajemen perusahaan membutuhkan dukungan dari lingkungan

masyarakat yang kondusif agar perusahaan dapat beroperasi dengan

tenang. Dengan kata lain, perusahaan memerlukan legitimasi dari

masyarakat sekitarnya. Hal ini juga sejalan dengan legitimacy theory

yang diungkapkan oleh Haniffa dan Cooke (2005) bahwa perusahaan

memiliki kontrak dengan masyarakat untuk melakukan kegiatannya

berdasarkan nilai-nilai justice, dan bagaimana perusahaan menanggapi

berbagai kelompok kepentingan untuk melegitimasi tindakan perusahaan.

Perusahaan harus memperhatikan kepentingan dari berbagai pihak, bukan

hanya dari pihak perusahaan saja. Semakin banyak perusahaan

melakukan kegiatan sosial yang memberikan dampak positif bagi pihak

lain membuat manfaat dan kemajuan tersendiri bagi pihak perusahaan.

Untuk itu, sebagai suatu sistem yang mengedepankan keberpihakan

kepada society, operasi perusahaan harus kongruen dengan harapan

masyarakat (Retno dan Priantinah, 2012).

13
2.1.3 Corporate Social Responsibility

Menurut Hackston dan Milne (1996), Corporate Social

Responsibility(CSR) merupakan proses pengkomunikasian dampak sosial

dan lingkungan dari kegiatan ekonomi organisasi terhadap kelompok

khusus yang berkepentingan dan terhadap masyarakat secara

keseluruhan. Arief (2014) berpendapat bahwa CSR merupakan suatu

sikap yang ditunjukkan perusahaan atas komitmennya terhadap para

pemangku kepentingan perusahaan atau stakeholders dalam

mempertanggungjawabkan dampak dari operasi atau aktivitas yang

dilakukan perusahaan tersebut baik dalam aspek sosial, ekonomi,

maupun lingkungan, serta menjaga agar dampak tersebut memberikan

manfaat kepada masyarakat dan lingkungannya.

CSR merupakan sebuah gagasan yang menjadikan perusahaan

tidak lagi dihadapkan pada tanggung jawab yang berpijak pada nilai

perusahaan yang direfleksikan dalam kondisi keuangannya

saja.Kesadaran atas pentingnya CSR dilandasi pemikiran bahwa

perusahaan tidak hanya mempunyai kewajiban ekonomi dan legal kepada

pemegang saham (shareholder) melainkan juga kewajiban terhadap

stakeholder.CSR menunjukkan bahwa tanggung jawab perusahaan harus

berpijak pada aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan.Oleh karena itu,

perusahaan-perusahaan dapat menggunakan informasi CSR sebagai salah

satu keunggulan kompetitif perusahaan (Budi, 2013).

1) Komponen CorporateSocial Responsibility

14
MenurutDarwin (2006)cakupan CSRsangatluas, tidak

hanyaterkait denganmasalah social semata (corporate philanthropy).

Secara umumisuCSR mencakup limakomponen pokok,yaitu sebagai

berkut.

a) Hak Asasi Manusia(HAM)

Bagaimana perusahaanmenyikapimasalahHAMdanstrateginya serta

kebijakanyang

dilakukanolehperusahaanuntukmenghindariterjadinya pelanggaran

HAM dalam perusahaan.

b) TenagaKerja(Buruh)

Bagaimana kondisitenaga kerja disupply

chainataupundipabrik,mulai dari sistem panggajian,kesejahteraan

hari tuadan keselamatan kerja, peningkatan keterampilan dan

profesionalisme karyawan, sampai pada polapenggunaan

tenagakerjadi bawah umur.

c) Lingkungan hidup

Bagaimanastrategidankebijakanyang berhubungandenganmasalah

lingkunganhidup.Usaha

perusahaanmengatasidampaklingkunganatas produkdanjasa

mulaidaripengadaanbahanbakusampaipadamasalah

15
pembuanganlimbah,serta dampaklingkunganyangdiakibatkanoleh

proses produksi dan distribusi produk.

d) Sosial masyarakat

Bagaimanastrategidankebijakandalambidang social

danpengembangan masyarakatsetempat(community

development),serta dampakoperasi perusahaan terhadap kondisi

sosialdan budayamasyarakat setempat.

e) Dampak produk dan jasaterhadap pelanggan

Apasajayang harusdilakukanolehperusahaanuntukmemastikanbahwa

produkdanjasanyaterbebasdaridampak-dampaknegatif seperti

menggangu kesehatan pelanggan, mengancamkeamanan dan

produkyang dilarang.

2) PengungkapanCSR

MenurutChariridanGhozali(2007),pengungkapan(disclosure)

berarti tidakmenutupiatautidakmenyembunyikan.Apabila

dikaitkandenganlaporan keuangan, laporan keuangan harus

memberikaninformasi dan penjelasanyang cukup mengenai hasil aktivitas

suatu unit usaha.Sedangkan pengungkapan sosial

adalahpengungkapaninformasitentangaktivitasperusahaanyang

berhubungan dengan lingkungan sosial perusahaan.Pengungkapan sosial

dapat dilakukan melaluiberbagaimediaantara

lainlaporantahunan,laporaninterim/laporan

sementara,prospektus,pengumumankepada bursa efekataumelaluimedia

16
masa. Pengungkapan ada yang bersifat wajib (mandatory) yaitu

pengungkapan

informasiwajibdilakukanolehperusahaanyangdidasarkanpada

peraturanatau standartertentu,danadayangbersifatsukarela(voluntary)

yang merupakan pengungkapan

informasimelebihipersyaratanminimumdariperaturanyang berlaku.

IAI dalamPSAKNo.1paragraf

keduabelas(revisi2009)secaraimplisit

menyarankanuntukmengungkapkantanggungjawabakanmasalahlingkung

an dan social

yaitu:“Perusahaandapatpulamenyajikanlaporantambahanseperti laporan

mengenai lingkunganhidup laporan nilaitambah, khususnyabagiindustri

dimanafaktor-faktorlingkunganhidupmemegang perananpenting

bagiindustri yang

menganggappegawaisebagaikelompokpenggunalaporanyang memegang

perananpenting”.Daripernyataan tersebutsangatjelas disampaikanbahwa

perusahaan diharapkan harus menyampaikan laporan mengenai

lingkungan hidup khususnya industriyang menghasilkan limbah.

3) Manfaat CorporateSocial Responsibility

Menurut Untung (2008) dalam (Adawiyah, 2013), manfaat CSR

bagi perusahaan antaralain sebagai berikut.

a) Mempertahankandanmendongkrakreputasisertacitramerekperusahaa

n.

17
b) Mendapatkan lisensi untuk beroperasi secarasosial.

c) Mereduksi risiko bisnis perusahaan

d) Melebarkan akses sumberdayabagi operasional perusahaan

e) Membukapeluangbesar

f) Mereduksi biaya, misalnyaterkait dampak pembuangan limbah

g) Memperbaiki hubungandengan regulator

h) Meningkatkan semangat dan produktivitas karyawan

i) Peluangmendapatkan penghargaan

2.1.4 UkuranPerusahaan

Sizeperusahaanmerupakanvariabelyang banyakdigunakanuntuk

menjelaskan pengungkapansosialyang

dilakukanperusahaandalamlaporan tahunanyang

dibuat.Secaraumumperusahaanbesarakanmengungkapkan informasi

lebih banyak daripada perusahaan kecil (Sulastini, 2007). Menurut

HilmidanAli(2008)ukuranperusahaandapatdinilaidaribeberapa

segi.Besar kecilnyaukuranperusahaandapatdidasarkanpada

totalnilaiaktiva,total penjualan,kapitalisasipasar,jumlahtenaga

kerjadansebagainya. Semakinbesar nilaiitem-itemtersebutmaka

semakinbesar pulaukuranperusahaanitu.Semakin besar aktiva maka

semakin banyak modal yang ditanam, semakin banyak penjualanmaka

semakinbanyakperputaranuangdansemakinbesar kapitalisasi

pasarmakasemakin besarpulaiadikenal dalam masyarakat.

18
MenurutCowenetal.(1987)dalamSembiring (2005),secarateoritis

perusahaanbesartidakakanlepasdaritekanan, danperusahaanyang

lebihbesar denganaktivitasoperasidanpengaruhyang

lebihbesarterhadapmasyarakat mungkinakanmemilikipemegang

sahamyangmemperhatikan programsosial yang dibuat perusahaan

sehingga pengungkapan tanggung jawab sosial

perusahaanakansemakinluas.Darisisitenaga

kerja,dengansemakinbanyaknya jumlah tenaga kerja dalam suatu

perusahaan, maka tekanan pada pihak manajemen untuk memperhatikan

kepentingan tenagakerjaakansemakinbesar.

Ukuranperusahaaninimerupakansalahsatufaktoryang

mempengaruhi pengungkapanCSRyang

banyakdigunakansebagaivariabel.Perusahaanyang

berukuranlebihbesarcenderung

memilikipublicdemandakaninformasiyang lebih

besardibandingkandengan perusahaankecil(Waryanti, 2009).

2.1.5 Leverage

Leverage keuangan merupakan ukuran kemampuan perusahaan

dalam memenuhikewajibanjangka panjangnya.Perusahaanyang

tidaksolvabeladalah perusahaanyang total

utangnyalebihbesardibandingkandengantotalasetnya. Rasioyang

19
tinggimengindikasikanperusahaanmenggunakanutangyangtinggi

(Hanafi,2008:40).Perusahaandenganrasioleveragekeuanganyangtinggi

memilikikewajibanuntukmelakukanpengungkapan yanglebihluas

daripada perusahaan dengan rasio leverage keuangan yang rendah. Rasio

leverage keuangandapatdiukurdenganDebtRatio,DebttoEquity

Ratio(DER),Time InterestEarnetRatio,FixedChargeCoverageRatio,

danDebtServiceRatio (Sutrisno, 2003:248-251).

Rasio yang digunakan untuk mengukur leverage keuangan

dalam penelitianiniadalahDebttoEquity

Ratio(DER).DERmerupakanproporsitotal utang

terhadapekuitaspemegang saham.Digunakan DER karenarasioini

menggambarkankeseimbanganantara

utangyangdimilikiperusahaandengan modalsendiri(Sutrisno,

2003:249).DaripenjelasankegunaanrasioDER,maka

dapatdikatakanbahwa

informasiDERakandapatdigunakanolehpihakeksternal, khususnya

krediturdaninvestordalammengukurkinerja perusahaan.Rasio

tersebutdigunakan untuk memberikan gambaranmengenaistruktur

modalyang dimilikiperusahaansehinggadapatdilihattingkatrisikotak

tertagihnyasuatu utang.DaripenjelasankegunaanrasioDER,maka

dapatdikatakanbahwa

informasiDERakandapatdigunakanolehpihakeksternal,khususnyakreditur

dan investordalam mengukurkinerjaperusahaan.

20
2.1.6 UkuranDewanKomisaris

Faktor-faktoryang

memengaruhiCSRterkaitdenganteoriGCGadalah ukuran dewan komisaris

perusahaan.Kualitas informasi yang diungkapkan dalamlaporanyang

disisipkanmanajemendapatmemengaruhipengambilan keputusan dan

kebijakan perusahaan.Manajemen memiliki dorongan untuk

mengungkapkan informasiyang menguntungkandan“menyembunyikan”

informasiyang tidakmenguntungkan.Informasiyang menguntungkanakan

diungkapseluas-luasnya,sedangkaninformasiyang tidakmenguntungkan

kelihatannyatidakdiungkap dansebagaihasilnya, parapemegang

sahamtidak akanmengetahuisecarakhususinformasiyang

disembunyikan.Untukmengatasi haltersebut,pemegang

sahammendelegasikanwewenang merekadalam memonitor aktivitas

manajemen kepadadewankomisaris(Wakid, 2011).

Dewan komisaris merupakan mekanisme pengendalian intern

tertinggi yangbertanggungjawabuntuk memonitortindakan

manajemen.Komposisi individuyang

bekerjasebagaianggotadewankomisarismerupakanhalpenting

dalammemonitor aktivitasmanajemensecaraefektif (FamadanJesen,1983)

dalam (Wakid, 2011).Coller dan Gregory (1999) dalam Wakid (2011)

menyatakanbahwa semakinbesar anggota dewankomisarismaka

semakinmudah untukmengendalikanCEOdanmemonitoringsehinggayang

dilakukanakan semakinefektif.Dikaitkandenganpengungkapantanggung

21
jawabsosial,maka tekananterhadapmanajemenakansemakinbesar

untukmengungkapkannya. Sembiring (2005)menyatakanbahwa

semakinbesarjumlahanggotadewan komisaris, makasemakin mudah

untuk mengendalikan CEOdan pengawasan

yangdilakukanakansemakinefektif.Dikaitkandenganpengungkapantanggu

ng jawabsosialperusahaan,maka tekananterhadapmanajemenjuga

akansemakin besaruntukmengungkapkannya.Ukuran

dewankomisarisyang digunakandalam

penelitianinikonsistendenganSembiring (2005)yaitujumlahpersonildalam

anggotadewan komisaris.

2.1.7 Profitabilitas

MenurutSudana

(2009)profitabilitasmerupakankemampuanperusahaan

untukmenghasilkanlaba denganmenggunakansumber-

sumberyangdimiliki perusahaan, seperti aktiva, modal atau

penjualan.Profitabilitas merupakan hasil akhirdarikeseluruhan

kebijakandankeputusan yangdipiliholehmanajemen

organisasibisnis.Seluruhkebijakanapapunyang adadidalamorganisasijika

berjalanbaikdanberdampakpositifakanmenghasilkankinerjayang

efektifdan efisien sehinggaakanmenghasilkan tingkatkeuntungan

perusahaanyang memuaskan(Kusnadietal,2002:117)dalam(Wakid,2011).

Semakintinggi tingkatprofitabilitasperusahaanmaka akansemakinbesar

pula pengungkapan informasisosialnya(Hidayat, 2007).

22
Ukuranyang

digunakanuntukprofitabilitasdalampenelitianiniadalah menggunakan

rasioNPM.NPM(NetProfitMargin) merupakanrasioyang

digunakanuntukmengukur

marginlabaataspenjualan.NPMdigunakanuntuk menunjukkan

kemampuan perusahaandalam menghasilkan keuntunganbersih.Semakin

besarNPMberarti semakinefisien perusahaan tersebut dalam

mengeluarkan biaya-biayasehubungan dengan kegiatan operasinya(Putri,

2013).

2.2 Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian merupakan dugaan awal sementara hubungan

pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen sebelum

dilakukan penelitian dan harus dibuktikan melalui penelitian.Dugaan tersebut

diperkuat dengan teori / jurnal yang mendasari dan hasil dari penelitian

terdahulu.Dari penjabaran diatas, maka hipotesis yang dapat diajukan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Ukuran Perusahaan terhadap Pengungkapan CSR pada


PerusahaanPertambangan

Ukuran perusahaan merupakan suatupengidentifikasian suatu

perusahaan tersebut dikatakan besaratau kecil.Ukuran perusahaan telah

banyak digunakan sebagaivariabeluntukmenjelaskanpengaruhnya

terhadappengungkapanCSR.Secaralogikaperusahaanyangbesarakan

23
memilikitanggung jawabbesardan pengungkapan informasiyang lebih

banyakdibandingkanperusahaan kecil (Sulastini, 2007).

Beberapa penelitian telah dilakukan mengenai pengaruh ukuran

perusahaan terhadap pengungkapan CSR.Andreas

danLawer(2010)ukuran

perusahaansebagaivariabelkedalampenelitiannyayangmenggunakansamp

el semuaperusahaanpropertidanrealestatyang

tercatatdiBursaEfekIndonesia tahun2007,danmenemukanhubunganyang

positifsignifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial

perusahaan.

Hasil penelitian ini juga didukung oleh peneliti yang dilakukan

oleh Wijaya(2012)yang

hasilpenelitiannyamenyatakanbahwaukuranperusahaan memilikipengaruh

positif signifikanterhadappengungkapantanggung jawab sosial. Positif

mengandungartisemakinbesar perusahaanakanmelakukan

pengungkapantanggungjawabsosialyang lebihluas.Begitupuladenganhasil

penelitianyangdinyatakanolehDiba(2012) adalahukuranperusahaan

berpengaruhsecarasignifikanterhadappengungkapantanggung jawabsosial

perusahaan. Artinyabahwabesarkecilnyaukuranperusahaanakan

mempengaruhi pengungkapan tanggung jawab sosialyangdilakukan oleh

perusahaan.

H1:Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap pengungkapan CSR pada

perusahaan pertambangan.

24
2. PengaruhLeverageterhadapPengungkapanCSRpadaPerusahaan
Pertambangan

Leverage

merupakanukurankemampuanperusahaandalammemenuhi

kewajibanjangkapanjangnya.Scott(2000:170)dalamFahrizqi (2010)

menyampaikanpendapatyang mengatakanbahwasemakintinggileverage

kemungkinanbesar

perusahaanakanmengalamipelanggaranterhadapkontrak utang,maka

manajerakanberusaha untukmelaporkanlaba sekaranglebihtinggi

dibandingkanlabadimasadepan.Perusahaanyang

memilikirasioleveragetinggi

akanlebihsedikitmengungkapkaninformasitanggung

jawabsosial,supayadapat melaporkan labasekarangyanglebih tinggi

(mengurangi biayapengungkapan).

Beberapa

penelitianyangmenghubungkanleveragedenganpengungkapan tanggung

jawabsosial.Penelitianyang dilakukanolehWakid(2011)yang hasil

penelitiannyamenyatakan bahwaHasil analisis regresi

menunjukkanbahwa leverage keuanganyangdiukur denganDebttoEquity

Ratio(DER)berpengaruh

terhadappengungkapantanggungjawabsosial.Hasilserupajuga

dibuktikanoleh

Adawiyah(2013)yangmenyatakanhasilpenelitiannyabahwa

variabelleverage yangdigunakan terbukti berpengaruh terhadap

25
pengungkapan tanggung jawab sosial. Berdasarkan uraian tersebut, maka

dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H2: Leverage berpengaruh terhadap pengungkapan CSR pada

perusahaan pertambangan.

3. PengaruhUkuranDewanKomisaris terhadapPengungkapan CSR


pada PerusahaanPertambangan

Sembiring (2005) menyatakan bahwa semakin besar jumlah

anggota dewankomisaris,maka

semakinmudahuntukmengendalikanCEOdan pengawasan yang dilakukan

akan semakin efektif. Dikaitkan dengan pengungkapan tanggung

jawabsosialperusahaan,makatekanan terhadap manajemenjuga

akansemakinbesar untukmengungkapkannya.Ukurandewan komisaris

yang digunakan dalam penelitian ini konsisten dengan Sembiring

(2005)yaitujumlah personil dalam anggotadewan komisaris.

Penelitiantentang

pengaruhukurandewankomisaristerhadapCSRjuga dilakukan oleh

Sulilatri danIndriyani (2011)yang dalam hasil penelitiannya

dinyatakanbahwa

ukurandewankomisarisberpengaruhterhadappengungkapan

CSR.Berdasarkanuraiantersebut,maka dapatdirumuskanhipotesissebagai

berikut:

H3: UkurandewankomisarisberpengaruhterhadappengungkapanCSRpada

perusahaan pertambangan.

26
4. Pengaruh Profitabilitas terhadap Pengungkapan CSR pada
Perusahaan Pertambangan

Menurut(Heinze,1976)dalam (Hackston dan Milne, 1996)

profitabilitas merupakan factoryang membuat manajemen menjadi bebas

dan fleksibel untuk mengungkapkanpertanggungjawaban social

kepadapemegang saham,halini

berartisemakintinggitingkatprofitabilitasperusahaanmaka semakinbesar

pengungkapan informasi social yangdilakukan oleh perusahan.

Pernyataandiatassejalandenganpenelitianyang

dilakukanolehSusilatri danIndriani(2011)dimana hasilnya

penelitiannyamenemukanhubunganyang positif signifikan terhadap

pengungkapan tanggungjawab sosial perusahaan.Penggunaan

profitabilitas sebagai variabel untuk mengetahui pengaruhnya

terhadappengungkapanCSR telahbanyakdilakukan,hasilyang serupajuga

dikemukakanolehYintayani(2011)menunjukkanbahwa variable

profitabilitas berpengaruhpositif padapengungkapaninformasi social

perusahaan.Berdasarkan uraian diatas makadapat dikemukakan hipotesis

sebagai berikut:

H4:

ProfitabilitasberpengaruhterhadappengungkapanCSRpadap

erusahaan pertambangan.

27
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Berdasarkan konsep dan landasan teori yang telah diuraikan pada uraian

sebelumnya maka pada tahap selanjutnya dapat dijelaskan mengenai kerangka

berpikir dan dapat disusun sebuah desain penelitian dalam penelitian ini

sebagaimana terlihat dalam Gambar 3.1.

Gambar 3.1 Desain Penelitian Faktor-


FaktoryangMempengaruhiPengungkapan CorporateSosial
ResponsibilitypadaPerusahaan PertambanganyangTerdaftardi
BursaEfek IndonesiaTahun2012-2016

28
Ukuran Perusahaan
(X1) H1

Leverage H2
(X2)
Pengungkapan CSR
(Y)
H3
Ukuran Dewan Komisaris
(X3)

H4

Profitabilitas
(X4)

Gambar 3.1 menunjukkan bahwa H1 adalah hipotesis yang menjelaskan

pengaruh variabel ukuran perusahaan terhadap pengungkapan CSR. H2 adalah

hipotesis yang menjelaskan pengaruh variabel leverage terhadap pengungkapan

CSR. H3 adalah hipotesis yang menjelaskan pengaruh variabel ukuran dewan

komisaris terhadap pengungkapan CSR.H4 adalah hipotesis yang menjelaskan

pengaruh variabel profitabilitas terhadap pengungkapan CSR.

3.2 Lokasi Penelitian atau Ruang Lingkup Wilayah Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada perusahaan yang tergabung dalam

perusahaan pertambangan di Indonesia yang terdaftar di PT. Bursa Efek Indonesia

melalui situs resminya yaitu www.idx.co.id.

3.3 Objek Peneliian

29
Objek penelitian ini adalah ukuran perusahaan, leverage, ukuran dewan

komisaris, profitabilitas dan pengungkapan CSR pada perusahaan pertambangan

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode tahun 2011-2015.

3.4 Identifikasi Variabel

Berdasarkan teori dan hipotesis penelitian, maka variabel yang

digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Variabel Terikat (Y)

Variabelterikat ataudependenmerupakanvariabelyang dipengaruhioleh

variabelbebas (Sugiyono, 2010:59).Variabel terikatdalam penelitian

iniadalah jumlah informasi sosialyang diungkapkan (indeks

penguungkapan CSR).

2) VariabelBebas (X)

Variabelbebasadalah suatu variabelindependenatau variabel tidakterikat

yang keberadaannyatidakdipengaruhiolehvariabellain.MenurutSugiyono

(2010:59), variabel bebas atau independen merupakan variabel yang

mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannyaatau timbulnyavariabel

dependen. Variabel bebasdalampenelitian iniadalah: (1) ukuran

perusahaan,(2)leverage, (3)ukuran dewan komisaris, (4) profitabilitas.

3.5 Definisi Operasional Variabel

Padabagianiniakandiuraikandefinisidarimasing-masing variabelyang

digunakan berikutdenganoperasionaldancarapengukurannya.Adapun operasional

variabel-variabel tersebutadalah sebagai berikut.

30
1) Variabel Dependen (Y)

Variabel dependen dalam penelitian ini adalahpengungkapan CSR.CSR

Disclosure adalah pengungkapaninformasiyang berkaitan dengan

lingkungandi dalam laporan tahunan perusahaan. Dalam mengukur CSR

disclosure ini digunakan CSR indexyang merupakan luas pengungkapan

relatif setiap perusahaan sampel atas pengungkapan sosial yang

dilakukannya, dimana instrumenpengukuran dalamchecklistyang

akandigunakandalam penelitianini mengacupadainstrumenyang

digunakanSembiring (2005),yang

mengelompokkaninformasiCSRkedalam7

kategoriyakni:lingkungan,energi, kesehatan dan keselamatan tenaga

kerja, lain-lain tenaga kerja, produk, keterlibatan masyarakat, dan umum.

Berdasarkan peraturan Bapepam No.VIII.G.2 tentang laporan tahunan

dan kesesuaian item tersebut untuk diaplikasikandiIndonesia maka

dilakukanpenyesuaianhingga tersisa 78item pengungkapan.Tujuh puluh

delapanitem tersebut kemudian disesuaikan kembali denganmasing–

masingsektor industrisehingga itempengungkapanyang

diharapkandarisetiapsektor berbeda–beda.TotalitemCSRberkisar antara

63 sampai78,tergantung

daritipeindustriperusahaanAdawiyah(2013).Pengukuran tanggung

jawabsosialperusahaan(CSR)dilakukandenganmenghitung totalitem

kategoriCSRyang diungkapkanolehperusahaan.Untuksetiapitemyang

diungkapkandiberinilai1danyang tidakdiungkapkandiberinilai0,kemudian

31
total nilai pengungkapan digunakan untuk mengukurIndeks CSR.

Pengukuran

IndeksCSRdilakukandenganrumussebagaiberikut(SudanadanPutu,2011:4

4).

Xij
CSRDij=
Jumlah item pengungkap an

Keterangan:

CSRDij = CorporateSocial ResponsibilityDisclosure Index


Perusahaan j
∑Xij = Total pengungkapan item CSR yang dilakukan oleh
perusahaan i padaperiodej

Namunpada saatiniterdapatpembaharuanpadaindikatorpengungkapan

CSRberdasarkanGRI

tahun2013denganmengelompokkaninformasiCSRke

dalam6indikatoryakni:kinerjaekonomi,kinerjabidang lingkungan,praktek

tenagakerjadankinerjapekerjayang layak,kinerjaHakasasimanusia,kinerja

kemasyarakatan, dan kinerjatanggungjawab dari dampak produk.

2) VariabelIndependen (X)

a) Ukuran Perusahaan(X1)

Ukuranperusahaanadalahsuatuskala dimana

dapatdiklasifikasikanbesar kecilnya perusahaan. Menurut Heckston

dan Milne (1996) dari beberapa penelitian, ukuran perusahaan

32
dapatdiukur dengan jumlah karyawan, totalnilai aset, volume

penjualan, atau peringkat indeks. Size perusahaan yang diukur

dengantotalasetakanditransformasikandalamlogaritma

untukmenyamakan denganvariabellainkarena

totalasetperusahaannilainya relatif besar dibandingkanvariabel-

variabellaindalampenelitianini.Metode pengukuranini

berdasarkanpengukuranyang

telahdilakukanolehpenelitiansebelumnyayaitu Machmud dan

Djakman(2008) sebagai berikut.

SIZE= log (totalasset)

b) Leverage (X2)

Leverage dapatdiartikansebagaitingkatketergantunganperusahaan

terhadap hutangdalam membiayai kegiatanoperasinya, dengan

demikianleverage juga mencerminkantingkat

resikokeuanganperusahaan,Sembiring(2005). Leverage

yangdigunakandalampenelitianinikonsistendenganpengukuran yang

digunakanKokubuet.al.(2001)dalamSembiring

(2005)yaiturasiohutang terhadapmodalsendiri.Maka

dariituDalampenelitianini,indikatoryang digunakan untuk

mengukurtingkatleverageadalah Debt To EquityRatio(DER) dengan

rumus sebagai berikut.

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠
DER = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙𝐸𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠

c) Ukuran Dewan Komisaris (X3)

33
Dewan komisaris merupakan mekanisme pengendalian intern

tertinggi yang bertanggungjawabuntuk memonitortindakan

manajemen.Ukurandewan komisarismenurutBeasley (2000)

dalamSembiring (2005)yaitudiukurdengan jumlahanggota

dewankomisaris.Maka dalampenelitianiniukurandewan komisaris

dapatdiukur dengan rumussebagai berikut.

Ukuran Dewan Komisaris =∑dewan komisaris

d) Profitabilitas(X4)

Profitabilitasmerupakankemampuanperusahaanuntukmenghasilkanla

ba denganmenggunakansumber-

sumberyangdimilikiperusahaan,seperti aktiva, modal atau penjualan

(Sudana, 2009).Profitabilitas (X) diukur dengan rasioNet Profit

Margin (Marjin Laba Bersih) dengan rumus sebagai berikut.

Laba Bersih Setelah Pajak


Net Profit Margin =
Penjualan Bersih

3.6 Jenis dan Sumber Data

3.6.1 Jenis data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

kuantitatif.Data kuantitatif merupakan data yang berupa angka-

34
angka atau data yang dapat dihitung (Sugiyono, 2012:13). Data

kuantitatif dalam penelitian ini seperti data total pengungkapan

item CSR, data debt to equityratio, data net profit margin, jumlah

perusahaan serta jumlah sampel, dan lain-lain.

3.6.2 Sumber Data

Sumber datayang

digunakandalampenelitianiniadalahdatasekunder.Menurut

Sugiyono (2010:137), datasekunderadalah sumberdata yangtidak

langsung diperoleholehpengumpuldata,misalnyalewatorang

lainataulewatdokumen. Datasekunderpadapenelitianinidiperoleh

dari.

1) IDX (Indonesian Stock Exchanges) tahun 2014-2016.

2) Jurnal, makalah, penelitian, buku, dan situs

internetyangberhubungan dengan temapenelitian ini.

Alasanpenelitimenggunakandata sekunderadalahkarena data

sekunder

lebihmudahdiperoleh,sudahadapenelitiandenganjenisdataini,sertale

bih dapatdipercaya keabsahannya karena laporankeuangannya

telahdiauditoleh akuntan publik.

3.7 Populasi, Sampel dan Metode Penentuan Sampel

1) PopulasiPenelitian

35
Menurut Sugiyono(2010:115) populasidiartikansebagaiwilayah

generalisasiyang terdiriatasobjek/subjekyang mempunyaikualitasdan

karakteristiktertentuyang

ditetapkanolehpenelitiuntukdipelajaridankemudian ditarik

kesimpulannya.Populasi penelitian ini adalahseluruh perusahaan

pertambanganyangterdaftar di BursaEfekIndonesia 2014-2016 dengan

jumlah 215 perusahaan.

2) SampelPenelitian

Menurut Sugiyono (2010:81) sampel adalahbagian dari jumlah dan

karakteristikyang dimilikioleh populasitersebut.Dalam penelitian ini,

pengambilansampeldilakukandengantekniknonprobabilty

samplingmelalui pendekatanpurposive sampling.Menurut

Sugiyono(2010:120)nonprobability

samplingadalahteknikpengambilansampelyang

tidakmemberipeluangatau

kesempatansamabagisetiapunsuratauanggotapopulasiuntukdipilih

menjadi sampel, sedangkanpurposive

samplingadalahteknikpengambilansampel dan sumber data

denganpertimbangantertentu oleh peneliti yang dianggap dapat

menunjang kebutuhan penlitian (Sugiyono,2010:122). Kriteria

pemilihansampeladalahsebagai berikut.

a) Sampel yang dipilih adalah semua perusahaan pertambangan yang

terdaftar berturut-turut sejak 2014-2016 di BursaEfekIndonesia,

36
sehingga perusahaanyang telahdi-

delistingdaribursatidakdimasukkansebagai sampel.

b) Peneliti dapat menemukan laporan tahunan lengkap termasuk

pengungkapan CSRdandatalainnyayangdiperlukan dalam penelitian

ini.

c) Laporan keuangan perusahaan di sajikan secara lengkap dan dalam

satuan mata uang rupiah selama tahun 2014-2016.

Dari kriteria pemilihan sampel tersebut, maka selnjutnya dapat

dilakukan seleksi sampel dari populasi yang ada. Proses seleksi

sampel dapat dilihat dari Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Proses Seleksi Sampel Penelitian Berdasarkan Kriteria

No Keterangan Jumlah

1 Jumlah perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa 43


efek Indonesia tahun 2012-2016.

Perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek


2 (16) 27
Indonesia yang tidak menerbitkan laporan tahunan (annual
report) tahun 2012-2016.
3 Laporan keuangan perusahaan disajikan dalammata uang (16) 11
asing.
Jumlah sampel perusahaan 11

Jumlah sampel selama periode penelitian (11 x 5) 55

Sumber :www.idx.co.id (data sekunder diolah,2017)

37
3.8 MetodePengumpulanData

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode dokumentasi, yaitu dengan cara mempelajari dokumen-dokumen serta

mencatat data tertulis yang ada hubunganya dengan obyek penelitian.

MenurutSugiyono(2010:240)dokumenmerupakancatatanperistiwayang sudah

berlalu.Dokumen inidapatberbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya

monumentaldariseseorang.Data yang digunakan berasal dari dokumen-dokumen

yang sudah tersedia dengan cara mengunduh laporan tahunan (annual report)

perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun

2014-2016.Data tersebutberasal dari situswww.idx.co.id.Penelitian ini juga

dilakukan menggunakan kepustakaan yaitu dengan cara membaca, mempelajari

literatur dan publikasi yang berhubungan dengan penelitian.

3.9 Teknik Analisis Data

3.9.1 Uji StatistikDeskriptif

Statistik deskriptif dalam penelitian pada dasarnya merupakan

proses

transformasidatapenelitiandalambentuktabulasisehinggamudahdipahamid

an diinterpretasikan. Pengujian ini menyajikan ringkasan, pengaturan

atau penyusunandata dalambentuktabeldangrafik. Statistikdeskriptif

umumnya digunakan oleh peneliti untuk memberikan informasi

mengenai karakteristik variabel penelitianyangutama(Ikhsan, 2008)

dalam Adawiyah(2013).

38
Statistikdeskriptifadalahsuatumetode dalammengorganisisdan

menganalisisdatakuantitatif,sehinggadiperolehgambaranyang

teraturmengenai

suatukegiatan.Ukuranyangdigunakandalamdeskripsiantara lain:frekuensi,

tendensisentral (mean,mediandanmodus),dispersi(standar

deviasidanvarian)

dankoefisienkorelasiantaravariabelpenelitian.Ukuranyang

digunakandalam statistik deskriptif tergantung pada tipe skala

pengukuran construct yang digunakan dalampenelitian (Ghozali, 2005)

dalamFahrizqi (2010).

3.9.2 Uji AsumsiKlasik

1) Uji Normalitas

Uji normalitasbertujuanuntuk menguji apakah dalam modelregresi,

variabel penggangu (residual) mempunyai distribusi yang normal

(Ghozali, 2013:160).Dalamujinormalitasiniada2 cara

untukmendeteksiapakahresidual berdistribusi normal atau tidak,yaitu

dengan analisis grafik dan uji statistik. Alat

ujiyangdigunakanadalahujistatistikdenganKolmogorov-Smirnov Z(1-

Sample K-

S).DasarpengambilankeputusanujistatistikdenganKolmogorov-

SmirnovZ (1-SampleK-S) adalah(Ghozali,2013:164).

39
 JikanilaiAsymp.Sig.(2-

tailed)kurangdari0,05,makaH0ditolak.Halini berarti

dataresidual terdistribusi tidak normal.

 JikanilaiAsymp.Sig.(2-

tailed)lebihdari0,05,makaH0diterima.Halini berarti data

residual terdistribusi normal.

2) Uji Multikolinieritas

UjiMultikolinearitas bertujuan untuk mengujiapakah model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen)

(Ghozali, 2013:105).Modelregresiyang

baikadalahtidakterjadikorelasidiantaravariabel independen.

Multikolinearitas dapatdilihatdarinilaitoleransidan lawannyayaitu

Variance Inflation Factor (VIF). Untuk pengambilan keputusan

dalam menentukan adaatau tidaknyamultikolinearitasyaitu dengan

kriteriasebagai berikut:

 Jika nilai VIF > 10 atau jika nilai tolerance < 0,1 maka ada

multikolinearitas dalam model regresi.

 Jika nilai VIF < 10 atau jika nilai tolerance > 0,1 maka tidak

ada multikolinearitas dalam model regresi.

3) Uji Autokorelasi

40
Ujiautokorelasibertujuanmengujiapakahdalammodelregresilinear

ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan

kesalahan pengganggupada periode t-

1(sebelumnya)(Ghozali,2013:110).Untuk

mendiagnosisadanyaautokorelasi dalam suatumodel regresi

dilakukanmelalui pengujian dengan Run Test. Run Test sebagai

bagian dari non-parametrikdapat pula

digunakanuntukmengujiapakahantarresidualterdapatkorelasiyangtin

ggi. Runtestdigunakanuntukmelihatapakahdata residualterjadisecara

randomatau tidak(sistematis)(Ghozali,2013:120).Jikaasympsig (2-

tailed)pada outputrun testlebihbesardari0,05,maka data

tidakmengalamiataumengandung autokorelasi dan sebaliknya.

 Jikaasympsig(2-

tailed)padaoutputruntestlebihbesardari0,05,maka datatidak

mengalami autokorelasi.

 Jikaasympsig(2-

tailed)padaoutputruntestlebihkecildari0,05,maka

datamengalami autokorelasi.

4) Uji Heteroskedastisitas

MenurutGhozali(2013:139) ujiheterokedastisitas bertujuanmenguji

apakah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu

pengamatan kepengamatanyang lain.Modelregresiyang

baikadalahyang homokedastisitas

41
atautidakterjadiheteroskedastisitas.Adabeberapacarauntukmendeteks

iada atautidaknyaheteroskedastisitas.Namun,dalampenelitianinidapat

dideteksi denganmelihatGrafikPlotantaranilaiprediksi

variabelterikat(dependen)yaitu ZPRED dengan residualnya

SRESID.Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas

dapatdilakukandenganmelihatada tidaknyapola

tertentupadagrafikscatterplot antara

SRESIDdanZPREDdimanasumbuYadalahYyang telahdiprediksi,dan

sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah

di- studentized. Dasaranalisisnyaadalah sebagai berikut:

 Jikaadapolatertentu,sepertititik-

titikyangadamembentukpolatertentu yangteratur

(bergelombang,melebar kemudianmenyempit),maka

mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

 Jikatidak adapolayangjelas, sertatitik-titik menyebardiatas

dandibawah angka0 padasumbu Y,makatidak terjadi

heteroskedastisitas.

3.9.3 Uji Hipotesis

1) Analisis Regresi Linear Berganda

Menurut Sugiyono(2010:227)analisisregresilinier berganda adalah

analisisyangdigunakanuntukmeramalbagaimana

keadaan(naikturunnya) variabel dependen, bila dua atau lebih

variabel independen sebagai faktor predictor

42
dimanipulasi(dinaikturunkannilainya).Variabelindependendalam

penelitian ini adalah ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage, dan

ukuran dewankomisaris. Sedangkanvariabeldependennya

adalahCorporate Social ResponsibilityDisclosureperusahaan.

Adapun persamaanuntuk menguji hipotesis secara keseluruhan

padapenelitian ini adalah sebagai berikut .

Y = α+ ß1X1 + ß2X2 + ß3X3 + ß4X4 + e

Keterangan:

Y =pengungkapancorporatesocial responsibility
α = konstanta
β = koefisien regresi
X1 =ukuran perusahaan
X2 =leverage
X3 =ukuran dewan komisaris
X4 = profitabilitas
e = error

2) Uji KoefisienDeterminasi (R2)

Koefisiendeterminasi(R2)digunakanuntukmengukurseberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.

Nilai koefisien variabel independen dalam menjelaskan vanariasi

variabel dependen sangatterbatas.

Nilaiyangmendekatisatuberartivariabelvariabelindependen

memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk

memprediksi variabeldependen(Ghozali,2013:97).TetapikarenaR2

mengandungkelemahan mendasar,yaitu bias terhadapjumlah variabel

independenyang dimasukkan ke

43
dalammodel,makapenelitianinimenggunakanadjustedR2

berkisarantaranol dansatu.Jika

semakinmendekatisatumakamakinbaikkemampuanmodel tersebut

dalam menjelaskan variabeldependen (Winarno, 2009).

3) Uji Regresi Parsial (Uji-t)

Menurut Ghozali (2013:98), tujuan pengujian iniadalah untuk

mengetahui seberapa

jauhpengaruhvariabelpenjelasan(independen)secaraindividualdalam

menjelaskanvariasivariabeldependen.Membandingkanantara pvalue

dengan tingkatsignifikansi0,05,maka

dapatditentukanapakahHoditolakatauditerima (Hoditerima apabila

pvalue > 0,05,Hoditolak apabila pvalue < 0,05).Kriteria signifikansi

hipotesis adalah sebagai berikut.

 Bilanilaisignifikansit<0.05,makaH0ditolak,artinyaterdapatpengar

uh yang signifikan antara satu variabel independen terhadap

variabel dependen.

 Bilanilaisignifikansit>0.05tidakadapengaruhyangsignifikanantar

a satu variabel independenterhadap variabel dependen.

4) Uji Regresi Simultan(Uji-F)

MenurutGhozali(2013:98),ujiFpadadasarnyamenunjukkan apakah

semuavariabel bebasyang

dimasukkandalammodelmempunyaipengaruhsecara bersama-

44
samaterhadap variabel dependen. Kriteriasignifikansi simultan

adalah:

 Bilanilaisignifikansif<0.05,makaH0ditolak,artinyaterdapatpenga

ruh yangsignifikanantarasemua

variabelindependenterhadapvariabel dependen.

 Apabilanilaisignifikansif>0.05,makaH0 diterima,artinyaketujuh

variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel

dependen.

BAB IV

DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian

4.1.1 Sejarah Pasar Modal Indonesia

Menurut Hartono (2010:61) Bursa Efek (pasar modal) yang

terbesar di Indonesia adalah Bursa Efek Jakarta (BEJ) yang juga dikenal

dengan nama asing sebagai Jakarta Stock Exchange (JSX). Sekuritas

yang diperdagangkan di BEJ adalah saham preferen (preferred stock),

45
saham biasa (common stock), hak (rights) dan obligasi konvertibel

(convertible bonds). Saham biasa mendominasi volume transaksi di

BEJ.Bursa Efek terbesar setelah BEJ adalah Bursa Efek Surabaya (BES)

atau Surabaya Stock Exchange (SSX).Sekuritas yang terdaftar di BEJ

juga di perdagangkan di BES.

BEJ dan BES pada Bulan November 2007 kemudian bergabung

menjadi BEI (Bursa Efek Indonesia) setelah diadakannya RUPSLB

(Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa) yang diadakan pada 30

Oktober 2007.BEI akan memperdagangkan seluruh produk investasi

yang dimiliki BEJ dan BES seperti saham, Kontrak Opsi Saham (KOS),

Exchange Traded Funds (ETF), obligasi, maupun Kontrak Futures baik

Nikkei-225 Futures atau LQ-45 Futures. Setelah diadakan

penggabungan, diharapkan nilai kapitalisasi pasar BEI mencapai Rp

2.100 triliun dan diharapkan terus berkembang sesudahnya.Sampai akhir

tahun 2007, terdapat 385 saham tercatat dan diperdagangkan di

BEI.Kapitalisasi pasar BEI mencapai Rp 1.500 triliun (Hartono,

2010:62).

Periode terakhir perkembangan dari pasar modal Indonesia

dimulai Bulan Januari 2008.Pada akhir Bulan Januari 2008, pasar modal

dikejutkan dengan pengungkapan kerugian Citybank sekitar 30% akibat

dari kasus Subprime Mortgage di Amerika Serikat. Dapat dibayangkan

betapa hebat krisis global ini sampai mengkikis habis nilai indeks dari

nilai tertinggi 2.838,476 pada bulan Januari menjadi 1.089,34 dengan

46
penurunan nilai indeks sebanyak 1.749,136 poin atau penurunan 61,62%.

Pada tanggal 3 April 2009, nilai IHSG menembus titik psikologi 1.500,

yaitu sebesar 1.511,335.Pelaku pasar yakin bahwa nilai 1.500 merupakan

nilai baik untuk IHSG. Jika IHSG mampu menembus nilai ini, pelaku

pasar optimis IHSG akan pulih kembali (Hartono, 2010:87).

4.1.2 Visi dan Misi BEI serta Perusahaan Pertambangan


Indonesia dalam Penelitian

Visi dan misi Bursa Efek Indonesia serta perusahaan

pertambangan Indonesia yang menjadi sampel dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut.

1) Bursa Efek Indonesia adalah:

Visi :Menjadi bursa yang kompetitif dengan kredibilitas tingkat

dunia.

Misi :Menciptakan daya saing untuk menarik investor dan emiten,

melalui pemberdayaan Anggota Bursa dan Partisipan, penciptaan

nilai tambah, efisiensi biaya serta penerapan good governance.

2) ADRO (Adaro Energy Tbk.)

Visi :Untuk menjadi perusahaan penambangan batubara dan energi

terpadu yang terbesar dan paling efisien di Asia Tenggara.

Misi :Kami bergerak di bidang penambangan batubara dan energi

untuk:

a) Memenuhi kebutuhan pelanggan.

47
b) Mengembangkan karyawan.

c) Menjalin kemitraan dengan para pemasok.

d) Mendukung pembangunan masyarakat dan negara.

e) Mengutamakan keselamatan dan kelestarian lingkungan.

f) Memaksimalkan nilai bagi pemegang saham.

3) ANTM (PT. Aneka Tambang Tbk.)

Visi :Menjadi perusahaan dengan tanggung jawab sosial yang

terkemuka dan terpercaya di industri pertambangan Indonesia.

Misi :

a) Mewujudkan tanggung jawab sosial yang excellent, yang

mengacu pada standar internasional.

b) Mewujudkan tanggung jawab sosial yang terbaik di antara

perusahaan tambang nasional.

c) Mewujudkan tanggung jawab sosial yang terpercaya dengan

kemanfaatan tinggi bagi pemangku kepentingan (stakeholder).

4) INCO (Vale Indonesia Tbk.)

Visi :Menjadi perusahaan sumber daya alam nomor satu di

indonesia dalammenggunakan standar global dalam menciptakan

nilai jangka panjang dalam menciptakan keunggulan kinerja dan

kepedulian terhadap manusia dan alam.

Misi :Mengubah sumber daya alam menjadi kemakmuran dan

pembangunan yang berkelanjutan.

5) ITMG (Indo Tambangraya Megah Tbk.)

48
Visi :Menjadi perusahaan energi batubara terkemuka di Indonesia

dengan pertumbuhan berkesinambungan yang dicapai melalui

profesionalisme dan kepedulian terhadap karyawan, masyarakat

dan lingkungan.

Misi :

a) Mengembangkan keunggulan pada semua lini operasi untuk

melayani pelanggan dengan kualitas dan kuantitas produk dan

jasa yang konsisten.

b) Mengembangkan karyawan yang piawai, sistem dan

infrastruktur yang efisien berdasarkan budaya yang berinovasi,

berintegritas, berkepedulian, dan bersinergi.

c) Berinvestasi dalam bisnis energi berbasis batubara yang secara

berkesinambungan memperkuat posisi ITM.

d) Untuk mendorong dan berkontribusi bagi perkembangan

masyarakat dengan bertindak sebagai warga yang baik dan

berkontribusi terhadap ekonomi dan masyarakat.

6) PTBA (Tambang Batubara Bukit Asam Tbk.)

Visi :Menjadi Perusahaan energi berbasis batubara yang ramah

lingkungan.

Misi :

a) Fokus kepada core competency dan pertumbuhan yang

berkesinambungan.

49
b) Memberikan tingkat pengembalian yang optimal kepada

pemegang saham.

c) Meningkatkan budaya korporasi yang mengutamakan kinerja.

d) Memberikan kontribusi pengembangan ekonomi nasional.

e) Memberikan kontribusi yang maksimal dalam meningkatkan

kesejahteraan masyarakat dan pelestarian lingkungan.

7) RUIS (Radiant Utama Interisco Tbk.)

Visi :Perusahaan unggulan dengan tenaga profesional, sturktur

keuangan yang tangguh, pertumbuhan berkesinambungan, dan

kepuasan klien.

Misi :Menyediakan jasa teknis dan manajaemen profesional dengan

standar internasional terutama di sektor penunjang industri migas

berupa : inspeksi teknis, operasional dan pemeliharaan, jasa

pengeboran, survei geofisika dan geologi,jasa teknis, pengadaan

dan konstruksi, jasa konsultan dan manajemen, pembuatan

peralatan dan jasalainnya seperti pelatihan.

8) TINS (PT. Timah Tbk.)

Visi :Menjadi perusahan pertambangan kelas dunia menuju

kehidupan yang berkualitas.

Misi :

a) Mengoptimalkan nilai perusahaan,kontribusi terhadap

pemegang saham, dan tanggung jawab social.

50
b) Membangun sumber daya manusia yang kompeten dan

memioliki integritas, kreativitas dan tata nilai positif.

c) Mewujudkan hubungan yang harmonis dengan para pemangku

kepentingan (stakeholders).

9) PKPK (Perdana Karya Perkasa Tbk.)

Visi : Menjadi perusahaan internasional yang “PERKASA”.

Misi : Memberikan kepuasan kepada mitra usaha.

10) BYAN (Bayan Resource Tbk.)

Visi :Menjadi perusahaan pertambangan batubara terkemuka yang

berkomitmen untuk menghasilkan produk bermutu, jasa berkualitas

tinggi dan pertumbuhan berkesinambungan dalam jangka panjang

dengan tetap meminimalkan dampak lingkungan

Misi :

a) Mengoptimalkan nilai pemegang saham melalui pencapaian

kinerja terbaik di semua operasi kami.

b) Memaksimalkan kompetensi inti melalui pelaksanaan praktik

bisnis terbaik

c) Menjunjung Tanggung Jawab Sosial Perseroan dengan fokus

pada peningkatan kesejahteraan karyawan, standar kesehatan

dan keselamatan yang tinggi, kebijakan lingkungan yang

berkesinambungan dan pengembangan masyarakat yang

bertanggung jawab.

11) GTBO (PT. Garda Tujuh Buana Tbk.)

51
Visi :Berusaha untuk menjadi sebuah perusahaan energi terkait

dengan batubara terkemuka di Indonesia dengan model

pertumbuhan yang berkelanjutan dengan menggunakan praktek-

praktek terbaik dan tata kelola perusahaan yang baik.

Misi :

a) Untuk meningkatkan nilai pemegang saham dengan

mengembangkan usaha secara berkesinambungan dengan

keunggulan kompetitif dalam persaingan global.

b) Melindungi dan melestarikan lingkungan sekitar tambang kami

secara berkesinambungan.

c) Untuk berinvestasi dalam bisnis yang berhubungan dengan

batubara ke arah integrasi untuk meningkatkan posisi kami.

d) Meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar tambang &

daerah aktifitas kami serta untuk terus meningkatkan

kesejahteraan tim operasional kami.

12) KKGI (PT. Resource Alam Indonesia Tbk>)

Visi :Menjadi perusahaan tambang yang bertaraf internasional dan

mempunyai keunggulan dalam persaingan global yang bersahabat

dengan lingkungan.

Misi :

a) Menjadi salah satu perusahaan tambang dengan biaya produksi

yang rendah.

52
b) Mempunyai semangat kebersamaan dalam semua tim kerja

yang solid.

c) Memperhatikan faktor-faktor bisnis dan tanggung jawab sosial

kemasyarakatan yang nyata.

d) Menjadi perusahaan dengan tata kelola yang baik dan ikut

membangun, memajukan, serta mensejahterakan masyarakat

sekitar tambang.

4.2 Uji Statistik Deskriptif

Statistikdeskriptifadalahsuatumetode dalammengorganisisdan

menganalisisdatakuantitatif,sehinggadiperolehgambaranyang teraturmengenai

suatukegiatan.Ukuranyangdigunakandalamdeskripsiantara lain:frekuensi,

tendensisentral (mean,mediandanmodus),dispersi(standar deviasidanvarian)

dankoefisienkorelasiantaravariabelpenelitian.Ukuranyang digunakandalam

statistik deskriptif tergantung pada tipe skala pengukuran construct yang

digunakan dalampenelitian (Ghozali, 2013). Hasil analisis deskriptif pada

variabel penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut.

Tabel 4.1 Uji Statistik Deskriptif Penelitian

53
Statistics

CSRD Ukuran DER DW Profitabilitas


N Valid 55 55 55 55 55
Missing 0 0 0 0 0
Mean .600817 4.812122 .647227 6.015686 .132862
Std. Error of Mean .0140886 .1447091 .0262142 .1702128 .0088864
Median .586000 5.060000 .764700 5.946000 .129000
Mode .5860 5.0600 .7650 5.9460 .1290
Std. Deviation .1044837 1.0731911 .1944100 1.2623322 .0659036
Variance .011 1.152 .038 1.593 .004
Range .5400 4.8000 .9800 6.0000 .2580
Minimum .3700 2.3700 .2500 4.0000 .0340
Maximum .9100 7.1700 1.2300 10.0000 .2920
Sum 33.0449 264.6667 35.5975 330.8627 7.3074

Sumber : Lampiran 2

Tabel 4.1 menunjukan hasil statistik deskriptif terhadap pengungkapan

Corporate Social Responsibility (CSRD) dengan melihat jumlah item

pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSRD) yang dilakukan

perusahaan, menunjukkan nilai minimum sebesar 0,370, nilai maksimum sebesar

0,910 dengan rata-rata sebesar 0,600 dan standar deviasi sebesar 0,104. Nilai

maksimum 0,910 menunjukkan bahwa ada perusahaan yang menerapkan

Corporate Social Responsibility (CSRD) sebesar 91%secara keseluruhan yaitu

perusahaan TINS pada tahun 2013 sampai dengan tahun 2016 setelah dicocokkan

dengan tabulasi data penelitian (Lampiran 1).

Untuk rata-rata ukuran perusahaan dari 55 data penelitian diperoleh

ukuran perusahan maksimum sebesar 7,170, nilai rata-rata sebesar 4,812 dengan

standar deviasi 1,073, sedangkan ukuran perusahaan terkecil adalah sebesar

2,370. Nilai maksimum 7,170 menunjukkan ukuranperusahaan yang besar yaitu

perusahaan PTBA pada tahun 2016 dan nilai minimum 2,370 menunjukkan

ukuran perusahaan terkecil yaitu perusahaan PKPK pada tahun 2012 serta INCO

pada tahun 2014 setelah dicocokkan dengan tabulasi data penelitian (Lampiran 1).

54
Nilai DER yang menunjukkan laveragediperoleh rata-rata sebesar 0,647

dengan nilai maksimum sebesar 1,230 dan nilai minimum sebesar 0,250 dengan

nilai standar deviasi 1.194. Nilai standar deviasi yang tinggi menunjukkan adanya

fluktuasi yang tinggi pada variabel DER. Nilai DER yang tinggi terdapat pada

perusahaan ADRO pada tahun 2014, hal ini menunjukkan bahwa perusahaan

ADRO sangat tergantung pada utang dalam membiayai kegiatan operasinya pada

tahun tersebut, sedangkan perusahaan dengan DER paling rendah terdapat pada

perusahaan ANTM pada tahun 2012, hal ini menunjukkan bahwa perusahaan

ANTM tidak terlalu bergantung pada utang untuk membiayai operasionalnya pada

tahun terseut setelah dicocokkan dengan tabulasi data (Lampiran 1).

Ukuran Dewan Komisari (DW) diperoleh rata-rata sebesar 6,015 atau

dibulatkan sebanyak 6 orangdengan nilai maksimum sebesar 10 orang dan nilai

minimum sebanyak 4 orang. Nilai standar deviasi ukuran dewan komisaris

sebesar 1,262. Ukuran dewan komisaris terbanyak dimiliki oleh perusahaan

INCO setelah dicocokkan dengan tabulasi data (Lampiran 1), hal ini

menunjukkan bahwa perusahaan INCO mampu memberikan pengawasan yang

maksimal terhadap manajemen perusahan.

Nilai profitabilitas menunjukkannilai maksimum sebesar 0.292

sedangkan nilai terendah sebesar 0,034 dengan standar deviasi 0,066. Nilai

profitabilitas tertinggi diperoleh perusahaan INCO pada tahun 2012 setelah

dicocokkan dengan tabulasi data (Lampiran 1). Nilai profitabilits yang tinggi

menunjukkan bahwa perusahaan INCO mampu menggunakan sumber-sumber

yang dimiliki perusahaan untuk menghasilkan laba.

55
56

Anda mungkin juga menyukai