ABSTRACT
The purpose of the research is determining the factors that influence audit report lag in
manufacturing companies in Indonesia and Malaysia from 2009 to 2010. Factors are firm
size, profitability, corporate income and debt to equity ratio. The data used were obtained
from Indonesia and Malaysia Stock Exchange. This study used purposive sampling methods.
Analysis methods used descriptive analysis, the assumptions of classical test (such as nor-
mality, multicolinearity, autocorrelation and heterocedasticity) and multiple linear regres-
sions. The results of multiple linear regression show that audit report lag in Indonesia and
Malaysia simultaneously influenced by firm size, profitability, corporate income and debt to
equity ratio, audit report lag in Indonesia partially influenced by firm size and debt to equity
ratio, and in Malaysia audit report lag partially influenced by firm size.
Key words: audit report lag, firm size, profitability, corporate income, debt to equity ratio.
185
ISSN 2086-3802 Faktor-faktor yang Mempengaruhi … (Rosmawati Endang Indriyani)
Carslaw dan Kaplan (1991), Ahmad dan menggunakan model regresi menunjukkan
Kamarudin (2003) serta Indah (2008) bahwa audit delay dan timelines dipengaruhi
mendefinisikan Audit Report Lag atau Audit oleh ukuran perusahaan. Faktor yang lain
Delay sebagai selisih waktu antara tidak berpengaruh terhadap audit delay dan
berakhirnya tahun fiskal dengan tanggal timelines.
diterbitkannya laporan audit. Ayoib dan Shamharir (2008) melakukan
Penelitian mengenai Audit Report lag penelitian tentang audit delay di Malaysia
atau Audit Delay telah banyak dilakukan, menggunakan faktor seperti Industry
baik di dalam negeri maupun luar negeri clasification, Company size, Subsidiary, The
seperti Ummi dan Rashidah (2011), Dewi ratio of inventory and Receivable to total
Lestari (2010), Meylisa dan Estralita (2010), assets, Proportion of debt, Profitability,
Supriyati dan Diyah (2009),Andi Kartika Directors shareholdings, The size of auditor,
(2009), Ayoib dan Shamharir (2008), Lee Financial year end, Audit opinion and
dan Jahng (2008 Ahmad dan Kamarudin Change auditor. Hasil yang diperoleh
(2003) dan lain-lain. menunjukkan bahwa Size, Director’s
Wiwik (2006) mengungkapkan bahwa shareholdings, The size of auditor, Audit
rata-rata audit delay di Indonesia tergolong opinion dan Profitability adalah penentu
lebih panjang bila dibandingkan dengan di utama dalam audit delay.
luar negeri, misalnya dalam penelitian Halim Faktor-faktor yang mempengaruhi audit
(2000) yang diungkapkan oleh wiwik report lag di tiap negara kadang berbeda.
menerangkan audit delay di Kanada lebih Penelitian ini menggunakan faktor-faktor :
pendek, yaitu lebih cepat 21,95 hari Ukuran perusahaan, Profitabilitas, Laba /
dibandingkan indonesia. Rugi Perusahaan dan Debt to Equiy Ratio.
Penelitian yang di lakukan oleh Ayoib Penelitian ini mengambil sampel perusahaan
dan Samharir di Malaysia tahun 2008 manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
menghasilkan rata-rata audit delay 140 hari Indonesia dan Bursa Efek Malaysia.
dengan minimum Delay 20 hari. Indah pada Penelitian ini hanya bertujuan untuk
tahun 2008 juga meneliti audit delay di mengetahui faktor-faktor yang mempenga-
Indonesia dan menghasilkan rata-rata Audit ruhi audit report lag di Indonesia dan
Delay 73,807 hari. Malaysia, bukan untuk memperbandingkan
Penelitian-penelitian yang telah dilaku- audit report lag yang terjadi di Indonesia
kan mengenai audit report lag memperoleh dan Malaysia.
hasil yang berbeda-beda. Penelitian yang ada Berdasarkan latar belakang penelitian,
biasanya dilakukan di satu negara. Hasil maka dapat diidentifikasi masalah dalam
yang berbeda-beda terjadi di tiap negara, penelitian ini, yaitu :
peneliti bermaksud menguji kembali tentang Pertama, apakah Ukuran perusahaan,
audit report lag atau audit delay, tetapi Profitabilitas, Laba/rugi perusahaan dan
menggunakan dua sampel perusahaan di Debt to Equity Ratio mempengaruhi Audit
negara yang berbeda yaitu perusahaan di report lag atau Audit delay di Indonesia?
Indonesia dan Malaysia. Kedua, apakah Ukuran perusahaan,
Faktor-faktor yang menyebabkan audit Profitabilitas, Laba/rugi perusahaan dan
report lag atau audit delay sangat banyak. Debt to Equity Ratio mempengaruhi Audit
Penelitian yang dilakukan oleh Tatik dan report lag atau Audit delay di Malaysia?
Maria menggunakan sampel di Jakarta Tujuan dari penelitian adalah :
Stock Exchange meneliti tentang faktor- Pertama, untuk mengetahui apakah Ukuran
faktor yang mempengaruhi audit delay dan perusahaan, Profitabilitas, Laba/rugi peru-
timeliness seperti ukuran perusahaan, sahaan dan Debt to Equity Ratio berpe-
profitabilitas, auditor internal dan ukuran ngaruh terhadap Audit report lag atau Audit
kantor akuntan publik. Hasil yang diperoleh delay di Indonesia.
186
The Indonesian Accounting Review Volume 2, No. 2, July 2012, pages 185 – 202
Kedua, untuk mengetahui apakah Ukuran auditor independen adalah untuk menya-
perusahaan, Profitabilitas, Laba/rugi perusa- takan pendapat tentang kewajaran, dalam
haan dan Debt to Equity Ratio berpengaruh semua hal yang material, posisi keuangan,
terhadap Audit report lag atau Audit delay di hasil usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas
Malaysia. sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berlaku umum di Indonesia.
RERANGKA TEORITIS DAN HIPO-
TESIS Jenis-Jenis Audit
Laporan Keuangan dan Audit Menurut Al-Haryono Jusup (2001) Audit
Laporan keuangan adalah suatu penyajian secara umum ada 3 jenis, diantaranya:
terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja Audit Laporan Keuangan yaitu audit yang
keuangan suatu entitas. Tujuan laporan dilakukan untuk menentukan apakah laporan
keuangan adalah memberikan informasi keuangan sebagai keseluruhan yaitu infor-
mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan masi kuantitatif yang akan diperiksa dinya-
dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi takan sesuai dengan kriteria yang telah dite-
sebagian besar kalangan pengguna laporan tapkan. Laporan keuangan yang diperiksa
dalam pembuatan keputusan ekonomi. biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi,
Laporan keuangan juga menunjukkan hasil dan laporan arus kas.
pertanggungjawaban manajemen atas peng- Audit Kesesuaian yaitu audit yang
gunaan sumber daya yang dipercayakan dilakukan untuk menentukan apakah pihak
kepada mereka. Laporan keuangan menya- yang diaudit telah memenuhi prosedur atau
jikan informasi mengenai entitas yang aturan tertentu yang ditetapkan oleh pihak
meliputi : aset, liabilitas, ekuitas, pendapatan yang berwenang.
dan beban termasuk keuntungan dan Audit Operasional adalah pengkajian atau
kerugian, kontribusi dari dan distribusi review atas setiap bagian dari prosedur dan
kepada pemilik, dan arus kas dalam rangka metoda yang ditetapkan suatu organisasi
mencapai tujuan tersebut. Informasi tersebut dengan tujuan untuk mengevaluasi efesiensi
beserta informasi lainnya terdapat dalam dan efektivitas. Hasil akhir dari suatu audit
catatan atas laporan keuangan, membantu operasional biasanya berupa rekomendasi
pengguna laporan dalam memprediksi arus kepada manajemen untuk perbaikan operasi.
kas masa depan dan khususnya dalam hal
waktu dan diperolehnya kas dan setara kas Jenis Auditor
(PSAK No. 1 ; 2009). Al-Haryono Jusup (2001) membedakan
Laporan keuangan harus disajikan auditor menjadi tiga jenis, diantaranya :
secara wajar dan sesuai dengan standar yang Auditor Pemerintah adalah auditor yang
berlaku di tiap negara. Penyajian secara bertugas melakukan audit atas keuangan
wajar dalam PSAK 1 mensyaratkan negara pada instansi-instansi pemerintah.
penyajian secara jujur dampak dari transaksi, Auditor Internal adalah auditor yang
peristiwa dan kondisi lain dengan Kerangka bekerja pada suatu perusahaan dan oleh
Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan karenanya berstatus sebagai pegawai pada
Keuangan. perusahaan tersebut. Tugas audit yang
Untuk membuktikan bahwa laporan dilakukannya terutama ditujukan untuk
keuangan telah disajikan secara wajar dan membantu manajemen perusahaan tempat di
sesuai dengan ketentuan yang berlaku, maka mana ia bekerja.
perlu diadakan proses audit atas laporan Auditor Independen atau Akuntan Publik
tersebut. Laporan keuangan dapat dipubli- adalah auditor yang bertanggung jawab
kasikan ke publik setelah laporan tersebut melakukan fungsi pengauditan atas laporan
diperiksa oleh auditor. SPAP menyebutkan keuangan yang diterbitkan perusahaan.
tujuan audit atas laporan keuangan oleh Pengauditan ini dilakukan pada perusahaan-
187
ISSN 2086-3802 Faktor-faktor yang Mempengaruhi … (Rosmawati Endang Indriyani)
188
The Indonesian Accounting Review Volume 2, No. 2, July 2012, pages 185 – 202
terhadap prinsip akuntansi yang berlaku klien. Sedangkan auditor menyatakan tidak
umum. memberikan pendapat karena ia tidak cukup
Pendapat Wajar dengan Pengecualian memperoleh bukti mengenai laporan
(Qualified Opinion) keuangan atau karena ia tidak independen
Pendapat ini akan diberikan oleh auditor dalam hubungannya dengan klien.
apabila terdapat hal-hal berikut :
Lingkup audit dibatasi oleh klien. Batas Waktu Penyampaian Laporan
Auditor tidak dapat melaksanakan prosedur Keuangan
audit penting atau tidak dapat memperoleh Keputusan Badan Pengawas Pasar Modal
informasi penting karena kondisi-kondisi (BAPEPAM) Nomor : Kep–36/PM/2003
yang berada di luar kekuasaan klien maupun tentang kewajiban penyampaian laporan
auditor. berkala di Indonesia mengungkapkan bahwa
Laporan keuangan tidak disusun sesuai perusahaan yang melaporkan laporan tahun-
dengan prinsip akuntansi berterima umum. an harus menyertakan laporan pendapat
Prinsip akuntansi berterima umum yang dengan pendapat yang lazim dan disampai-
digunakan dalam penyusunan laporan kan kepada BAPEPAM, penyampaiannya
keuangan tidak diterapkan secara konsisten. selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga
Pendapat Tidak Wajar (Adverse Opinion) (90 hari) setelah tanggal laporan keuangan.
Auditor akan memberikan pendapat tidak Laporan yang disampaikan harus terdiri dari
wajar apabila laporan klien tidak disusun : Neraca, Laporan laba rugi, Laporan
berdasarkan prinsip yang berlaku umum, perubahan ekuitas, laporan arus kas, laporan
sehingga tidak menyajikan secara wajar lain dan catatan atas laporan keuangan.
laporan tersebut. Klien juga membatasi Informasi mengenai batas waktu
ruang lingkup audit sehingga menyebabkan penyampaian laporan keuangan di Malaysia
munculnya opini jenis ini. Jika laporan diperoleh dari jurnal peneliti terdahulu
keuangan diberi pendapat tidak wajar oleh Ummi dan Rashidah (2011). Bursa Malaysia
auditor, maka informasi yang disajikan oleh Listing Requirement chapter 9.23 meng-
klien dalam laporan keuangan sama sekali ungkapkan bahwa perusahaan yang tercatat
tidak dapat dipercaya sehingga tidak dapat di Bursa Malaysia harus mengajukan
dipakai oleh pemakai informasi keuangan laporan tahunannya kepada bursa malaysia 6
untuk pengambilan keputusan. bulan setelah akhir periode. Untuk
Pernyataan Tidak Memberikan Pendapat mencegah perusahaan dari keterlambatan
(Disclaimer Opinion) penyampaian laporan keuangan audit
Jika auditor tidak menyatakan pendapat atas mereka, bursa malaysia dalam konsultasinya
laporan keuangan auditan, maka laporan dengan Securitas Commision akan
audit ini disebut dengan laporan tanpa mengenakan penalti untuk perusahaan
pendapat (no opinion report). publik yang tidak bisa mengungkapkan
Kondisi yang menyebabkan auditor laporan tahunan dalam jangka waktu yang
menyatakan tidak memberikan pendapat ada telah ditentukan. Namun, meskipun
2, diantaranya: diberikan penalty, ada perusahaan yang tidak
Pembatasan yang luar biasa sifatnya terha- dapat memenuhi batas waktu penyerahan.
dap lingkup audit.
Auditor tidak independen dalam hubungan- Audit Report Lag atau Audit Delay
nya dengan klien. Audit Report Lag sering disebut Audit Delay
Perbedaan antara pernyataan tidak mem- dalam beberapa penelitian, dan didefinisikan
berikan pendapat dengan pendapat tidak sebagai selisih waktu antara berakhirnya
wajar adalah pendapat tidak wajar ini tahun fiskal dengan tanggal diterbitkannya
diberikan dalam keadaan auditor mengetahui laporan audit. Definisi ini digunakan oleh
adanya ketidakwajaran laporan keuangan Carslaw dan Kaplan (1991), Ahmad dan
189
ISSN 2086-3802 Faktor-faktor yang Mempengaruhi … (Rosmawati Endang Indriyani)
190
The Indonesian Accounting Review Volume 2, No. 2, July 2012, pages 185 – 202
Gambar 1
Rerangka Pemikiran
ada dua alasan perusahaan yang mengalami tinggi ingin mengurangi tingkat resiko
kerugian cenderung memiliki audt delay dengan memundurkan publikasi laporan
lebih panjang. Pertama, ketika terjadi keuangan dan mengulur pekerjaan audit
kerugian perusahaan ingin menunda kabar selama mungkin (Supriyati dan Diyah,
buruk sehingga perusahaan akan meminta 2009).
auditor untuk menjadwal ulang penugasan Debt to total equity dapat digunakan
audit. Kedua, auditor akan lebih berhati-hati sebagai indikator tingkat kesulitan keuangan
selama proses audit jika percaya bahwa perusahaan. Debt to total equity yang tinggi
kerugian ini mungkin disebabkan karena berarti tingginya resiko keuangan dan
kegagalan keuangan perusahaan dan perusahaan mengalami kesulitan keuangan.
kecurangan manajemen. Kesulitan keuangan merupakan berita buruk
Debt to Equity Ratio yang akan mempengaruhi kondisi perusa-
Rasio leverage atau solvabilitas menunjuk- haan di mata masyarakat. Pihak manajemen
kan kemampuan perusahaan untuk meme- cenderung akan menunda publikasi atas
nuhi segala kewajiban finansial perusahaan laporan keuangan dikarenakan berita buruk
tersebut. Rasio leverage yang umum tersebut. Hal ini kemungkinan akan
digunakan ada dua yaitu debt to total aset menyebabkan audit report lag yang lebih
dan debt to total equity (Agnes, 2001;13). panjang (Wiwik, 2006).
Penelitian ini menggunakan debt to total Penelitian ini bertujuan untuk mengeta-
equity untuk melihat pengaruh leverage atau hui pengaruh faktor-faktor : Ukuran peru-
solvabilitas terhadap audit report lag. sahaan, Profitabilitas, Ukuran KAP, Laba /
Debt To Equity Ratio menggambarkan Rugi Perusahaan, dan Solvabilitas, terhadap
proporsi antara kewajiban yang dimiliki dan audit report lag yang terjadi di Bursa Efek
seluruh kekayaan yang dimiliki. Rasio ini Indonesia dan Malaysia. Sehingga dari
digunakan untuk mengukur kemampuan penjelasan tersebut dapat digambarkan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban kerangka pemikiran seperti terlihat pada
jangka pendek maupun kewajiban jangka Gambar 1.
panjang. Semakin tinggi hasilnya, maka
cenderung semakin besar resiko keuangan Hipotesis Penelitian
bagi kreditur maupun pemegang saham. Berdasarkan penjelasan yang telah
Semakin besarnya hutang jangka panjang diuraikan pada penelitian yang akan
suatu perusahaan, maka perusahaan tersebut dilakukan ini, maka hipotesis yang diajukan
akan cenderung mendapat tekanan untuk untuk diuji dalam penelitian ini adalah
menyediakan laporan keuangan auditannya sebagai berikut :
secepatnya bagi pihak kreditur. H1 : Ukuran perusahaan, Profitabilitas,
Dilain pihak ada juga kemungkinan Laba/Rugi Perusahaan dan Debt to Equity
perusahaan dengan debt equity ratio yang Ratio mempengaruhi Audit Report Lag di
191
ISSN 2086-3802 Faktor-faktor yang Mempengaruhi … (Rosmawati Endang Indriyani)
193
ISSN 2086-3802 Faktor-faktor yang Mempengaruhi … (Rosmawati Endang Indriyani)
Tabel 1
Ringkasan Hasil Uji Deskriptif
Sampel di atas Sampel di bawah
Min Max Mean
Mean (%) Mean (%)
Indonesia
SIZE 8,96 14,05 11,94 48,62 51,38
ROA -25,82 1547,77 14,67 16,06 83,94
DER -13,31 75,61 1,64 22,02 77,98
ARL 12 119 74,07 59,17 40,83
Malaysia
SIZE 7,39 11,35 8,43 43,80 56,20
ROA -72,15 32,05 2,20 60,33 39,67
DER -4,89 89,65 1,13 25,21 74,79
ARL 34 120 102,05 66,94 33,06
Tabel 2
Ringkasan Hasil Uji Frekuensi
Indonesia Malaysia
Frekuensi Persentase (%) Frekuensi Persentase (%)
RUGI 25 11,5 63 26
LABA 193 88,5 179 74
TOTAL 218 100 242 100
195
ISSN 2086-3802 Faktor-faktor yang Mempengaruhi … (Rosmawati Endang Indriyani)
Tabel 3
Hasil Uji Normalitas
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig.
Indonesia 1,643 0,009
Malaysia 2,604 0,000
Tabel 4
Hasil Uji Multikolinearitas
Indonesia Malaysia
Tolerance VIF Tolerance VIF
SIZE 0,887 1,128 0,926 1,079
ROA 0,925 1,081 0,615 1,626
PROLOS 0,927 1,079 0,603 1,659
DER 0,978 1,023 0,988 1,013
Tabel 5
Hasil Uji Autokorelasi dengan Run Test
Test Value Asymp. Sig.
Indonesia 3,143 0,021
Malaysia 4,813 0,000
yang menmpunyai nilai VIF lebih dari 10. signifikan pada 0,05, sehingga dapat
Kesimpulan yang dapat diambil dari uji ini disimpulkan bahwa residual tidak random
adalah tidak ada multikolonieritas antar atau terjadi autokorelasi.
variabel independen dalam model regresi ini.
Malaysia memiliki nilai tolerance Uji Heteroskedastisitas
menunjukkan tidak ada variabel independen Hasil uji pada Tabel 6 menunjukkan bahwa
yang memilki nilai tolerance kurang dari di Indonesia terdapat satu variabel
0,10. Hasil perhitungan nilai Variance independen yang signifikan secara statistik
Inflation Factor (VIF) juga menunjukkan mempengaruhi variabel dependen nilai
bahwa nilai VIF masing-masing variabel Absolut Ut (AbsUt). Jadi dapat disimpulkan
independen tidak lebih dari 10. Kesimpulan bahwa model regresi dalam penelitian ini
yang dapat diambil dari uji ini adalah tidak tidak mengandung adanya heterokedas-
ada multikolonieritas antar variabel tisitas. Malaysia memiliki dua variabel
independen dalam model regresi ini. independen yang signifikan secara statistik,
yang berarti mempengaruhi variabel
Uji Autokorelasi dependen nilai Absolut Ut (AbsUt),
Hasil uji pada Tabel 5 menunjukkan bahwa sehingga dapat disimpulkan model regresi
Indonesia memiliki nilai test value 3.14349 dalam penelitian ini mengandung adanya
dengan probabilitas sebesar 0,021 signifikan heterokedastisitas.
pada 0,05, sehingga dapat disimpulkan
bahwa residual tidak random atau terjadi Pengujian Analisis Regresi Linier
autokorelasi. Autokorelasi muncul karena Berganda
residual tidak bebas dari satu observasi ke Berikut ini hasil rangkuman dari analisis
observasi lainnya. Malaysia nilai test value regresi linear berganda menggunakan SPSS
4,813 dengan probabilitas sebesar 0,000 16, perumusan yang dibuat adalah :
196
The Indonesian Accounting Review Volume 2, No. 2, July 2012, pages 185 – 202
Tabel 6
Hasil Uji Heterokedastisitas dengan Uji Glejser
Sig
Indonesia Malaysia
SIZE 0,029 0,000
ROA 0,666 0,932
PROLOS 0,503 0,023
DER 0,150 0,745
Tabel 7
Hasil Analisis Uji F
F Sig.
Indonesia 4,077 0,003
Malaysia 8,535 0,000
Indonesia adalah :
Model persamaan regresi yang dihasilkan ARLMLY = 173,292 – 7,917 SIZE – 0,239
adalah : ROA – 5,593 PROLOS + 1,141 DER
ARLIND (Y) = 116,878 – 3,716 SIZE + 0,001 Ringkasan hasil analisis regresi pada
ROA + 0,890 PROLOS + 0,446 DER Tabel di atas diuraikan sebagai berikut :
Ringkasan hasil analisis regresi di atas ß0= Konstanta sebesar 173,292 menyatakan
diuraikan sebagai berikut : jika tidak ada variabel bebas Ukuran
ß0 = Konstanta sebesar 116,878 menyatakan Perusahaan, Profitabilitas, Laba atau Rugi
jika tidak ada variabel bebas Ukuran Perusahaan dan Debt to Equity Ratio, maka
Perusahaan, Profitabilitas, Laba atau Rugi audit report lag sebesar 173,292 hari.
Perusahaan dan Debt to Equity Ratio, maka ß1 = Koefisien regresi untuk Ukuran
audit report lag sebesar 116,878 hari. Perusahaan (SIZE) sebesar –7,917
ß1 = Koefisien regresi untuk ukuran Berdasarkan koefisien regresi untuk
perusahaan (SIZE) sebesar – 3,716 SIZE –7,917 dapat disimpulkan bahwa
Berdasarkan koefisien regresi untuk SIZE - setiap terjadi peningkatan SIZE akan
3,716 dan bertanda negatif hal ini menun- mengakibatkan adanya penurunan pada
jukkan adanya perubahan yang berlawanan variabel audit report lag sebesar –7,917 hari.
dari variabel independen terhadap variabel
dependen. Dengan demikian setiap penurun- Uji F
an SIZE sebesar satu persen akan mengaki- Hasil uji F atau Anova pada Tabel 7
batkan adanya peningkatan pada variabel menunjukkan bahwa Indonesia memiliki
Audit report lag sebesar 3,716 hari. nilai F hitung 4,077 dengan probabilitas
ß4 = Koefisien regresi untuk Debt to Total 0,003, karena probabilitas jauh lebih kecil
Equity sebesar 0,446 dari 0,05, berarti H01 ditolak yang artinya
Berdasarkan koefisien regresi untuk debt to variabel Ukuran perusahaan, Profitabilitas,
total equity sebesar 0,446, dapat disim- Laba/rugi perusahaan dan Debt to equity
pulkan bahwa setiap terjadi peningkatan ratio secara simultan berpengaruh terhadap
DER akan mengakibatkan adanya pening- Audit report lag di Indonesia, dan model
katan pada variabel audit report lag sebesar regresi dalam penelitian ini dikatakan fit.
0,446 hari. Malaysia memiliki nilai F hitung 8,535
dengan probabilitas 0,000, karena
Malaysia probabilitas jauh lebih kecil dari 0,05, berarti
Model persamaan regresi yang dihasilkan H02 ditolak yang artinya variabel Ukuran
197
ISSN 2086-3802 Faktor-faktor yang Mempengaruhi … (Rosmawati Endang Indriyani)
Tabel 8
Hasil Analisis Uji R2
R Square Adj R Square
Indonesia 0,071 0,054
Malaysia 0,126 0,111
Tabel 9
Hasil Analisis Uji t
Indonesia Malaysia
Sig R2 Hipotesis Sig R2 Hipotesis
SIZE 0,006 0,032 H011 ditolak 0,001 0,077 H021 ditolak
ROA 0,876 0,003 H012 diterima 0,114 0,063 H022 diterima
PROLOS 0,774 0,002 H013 diterima 0,116 0,067 H023 diterima
DER 0,003 0,034 H014 ditolak 0,503 0,004 H024 diterima
bahwa debt to total equity ratio berpengaruh tidak berpengaruh terhadap audit report lag.
terhadap audit report lag. Variabel DER Variabel DER menjelaskan variabel audit
menjelaskan variabel audit report lag report lag sebesar 0,4%.
sebesar 3,4%.
SIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN DAN
Malaysia KETERBATASAN
Tabel 9 menunjukkan pengaruh masing- Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
masing variabel independen yang digunakan mengetahui apakah faktor Ukuran
pada penelitian ini yaitu Ukuran Perusahaan perusahaan, Profitabilitas, Laba rugi
(SIZE), Profitabilitas (ROA), Laba atau perusahaan dan Debt to Equity Ratio
Rugi Perusahaan, Debt to Total Equity ratio mempengaruhi audit report lag perusahaan
terhadap audit report lag pada perusahaan manufaktur di Indonesia dan di Malaysia
manufaktur di Bursa efek Malaysia pada pada tahun 2009-2010.
tingkat signifikansi sebesar 5 persen (0,05). Hasil uji statistik menunjukkan bahwa
Maka berdasarkan hipotesa yang telah Audit report lag di Indonesia dan Malaysia
dibuat dapat diuraikan : secara simultan dipengaruhi oleh Ukuran
Variabel Ukuran Perusahaan (SIZE), perusahaan, Profitabilitas, Laba rugi
berdasarkan perhitungan diperoleh perusahaan dan Debt to equity ratio. Ukuran
signifikansi t sebesar 0,001 nilai ini dibawah perusahaan secara parsial berpengaruh
0,05, maka H0 ditolak dan Ha diterima pada signifikan terhadap Audit report lag di
tingkat signifikansi 5 persen. Disimpulkan Indonesia dan di Malaysia. Debt to equity
bahwa ukuran perusahaan (SIZE) ratio secara parsial berpengaruh signifikan
berpengaruh terhadap audit report lag. terhadap Audit report lag di Indonesia.
Variabel SIZE menjelaskan variabel audit Rata-rata audit report lag di Indonesia
report lag sebesar 7,7%. pada tahun 2009-2010 adalah 74 hari
Variabel Profitabilitas (ROA), berdasarkan sedangkan rata-rata audit report lag di
perhitungan diperoleh signifikansi t sebesar Malaysia pada tahun 2009-2010 adalah 102
0,402 nilai ini dibawah 0,05, maka H0 hari. Perbedaan rata-rata audit report lag
diterima dan Ha ditolak pada tingkat yang terjadi antara Indonesia dan Malaysia
signifikansi 5 persen. Disimpulkan bahwa dikarenakan perbedaan kebijakan batas
profitabilitas (ROA) tidak berpengaruh penyampaian laporan keuangan. Rata-rata
terhadap audit report lag. Variabel ROA audit report lag di Indonesia dalam
menjelaskan variabel audit report lag penelitian ini lebih panjang jika
sebesar 6,3%. dibandingkan dengan penelitian yang
Variabel Laba / Rugi Perusahaan dilakukan Kadek (2011) yaitu 71,85 hari.
(PROLOS), berdasarkan perhitungan Rata-rata audit report lag di Malaysia lebih
diperoleh signifikansi t sebesar 0,499 nilai pendek jika dibandingkan penelitian Che
ini jauh di atas 0,05, maka H0 diterima dan Ahmad dan Abidin (2008) yaitu 114 hari.
Ha ditolak pada tingkat signifikansi 5 persen. Hasil Uji R2 menunjukkan bahwa nilai
Disimpulkan bahwa laba rugi perusahaan R2 di Indonesia menunjukkan bahwa
tidak berpengaruh terhadap audit report lag. variabel independen hanya mampu
Variabel PROLOS menjelaskan variabel menjelaskan 5,4% variabel dependen,
audit report lag sebesar 6,7%. sedangkan sisanya 94,6% dijelaskan oleh
Variabel Debt to Equity Ratio (DER), variabel lain diluar penelitian ini. Nilai R2 di
berdasarkan perhitungan diperoleh Malaysia menunjukkan bahwa variabel
signifikansi t sebesar 0,503 nilai ini jauh di independen hanya mampu menjelaskan
atas 0,05, maka H0 diterima dan Ha ditolak 11,1% variabel dependen dan sisanya 88,9%
pada tingkat signifikansi 5 persen. dijelaskan oleh variabel lain diluar penelitian
Disimpulkan bahwa debt to total equity ratio ini. Variabel lain di luar penelitian yang
199
ISSN 2086-3802 Faktor-faktor yang Mempengaruhi … (Rosmawati Endang Indriyani)
200
The Indonesian Accounting Review Volume 2, No. 2, July 2012, pages 185 – 202
201
ISSN 2086-3802 Faktor-faktor yang Mempengaruhi … (Rosmawati Endang Indriyani)
202