Anda di halaman 1dari 20

PENGARUH AKTIVA PAJAK TANGGUHAN DAN RASIO

PAJAK TERHADAP KINERJA LAPORAN KEUANGAN


PERUSAHAAN
PADA PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA
(BEI)

PENDAHULUAN
Pada tahun 2019 terdapat beberapa perusahaan yang delisting dari Bursa Efek Indonesia (BEI). Salah
satu perusahaan delisting yang menarik perhatian ialah PT Sigmagold Inti Perkasa Tbk (TMPI). TMPI
telah berada di bursa selama 24 tahun. BEI mengeluarkan TMPI dari bursa dikarenakan belum
membayar listing fee dan terdapat masalah going concern pada perusahaan. Bila ditelaah lebih lanjut,
TMPI memiliki masalah berupa pendapatan yang berkurang disertai dengan beban pajak dan denda
pajak yang naik secara signifikan sehingga menyebabkan kerugian (CNBC Indonesia, 2019). Dari
kasus tersebut dapat disimpulkan bahwa, pengendalian atas laporan keuanagn perusahaan serta
pengelolaan atas aspek perpajakan menjadi hal yang tidak dapat dihindarkan.
Pengendalian adalah kegiatan manajemen berupa pengawasan dan koreksi pada kinerja atau hasil dari
pekerjaan (Robbins & Coulter, 2018). Aspek keuangan merupakan sorotan utama dari pengendalian
karena menggambarkan tujuan dalam menjalankan bisnis yaitu keuntungan atau laba. Dalam rangka
memenuhi tujuan tersebut maka diperlukanlah adanya laporan keuangan. Laporankeuangan menurut
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK 2007) No.1 tentang penyajian laporan keuangan
memiliki komponen-komponen seperti: neraca, laporan laba-rugi, laporan perubahan ekuitas,
laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan.

Laporan keuangan merupakan salah satu informasi yang paling dicari oleh calon investor sebagai
tolak ukur pertimbangan dalam pengambilan keputusan untuk berinvestasi di pasar modal. Maka
dari itu perusahaan yang go public harus benar benar menunjukkan prestasi yang baik. Rasio
keuangan merupakan salah satu tolak ukur dalam tingkat prestasi baik buruknya kinerja suatu
perusahaan Benny Casanova, Marsellisa Nindito (2014).
Demikian halnya dengan aspek perpajakan yang juga perlu diperhitungkan dalam konteks
pengambilan keputusan terkait prestasi atau kegagalan perusahaan dalam menghasilkan laba.
Seberapa besar kewajiban perusahaan kepada negara karena berkaitan dengan beban pajak yang
harus diperhitungkan untuk setiap pembuatan keputusan keuangan sehingga berpengaruh terhadap
profitabilitas perusahaan di masa yang akan datang, misalnya perusahaan dalam hal melakukan atau
tidak melakukan investasi, menyewa atau membeli harta bergerak perusahaan guna kegiatan
operasionalnya dengan turut mempertimbangkan besar kecilnya jumlah pajak yang harus disetorkan
kepada negara Benny Casanova, Marsellisa Nindito (2014)..
Beberapa peneliti telah melakukan penelitian untuk mengetahui apakah ada pengaruh antara aktiva
pajak tangguhan dan rasio pajak terhadap kinerja keuangan yang diukur oleh rasio keuangan,
diantaranya Plesko (2002) menyatakan bahwa pajak tangguhan memberikan penilaian yang lebih
baik dari kebijakan manajemen karena pajak tangguhan secara umum memberikan keleluasaan yang
lebih terbatas dibandingkan dengan aturan akuntansi. Oleh sebab itu, melalui pajak tangguhan
kualitas laba yang dihasilkan dari laporan keuangan akan lebih baik. Sementara itu Benny Casanova,
Marsellisa Nindito (2014) menyatakan asset pajak tangguhan dapat mempengaruhi kenerja
perusahaan. Hal ini terjadi karena besarnya aset dapat mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan.
Di sisi lain, tax ratio berdampak pada kinerja keuangan perusahaan karena posisi negatif yang
diperoleh dalam penelitian ini menunjukkan bahwa peningkatan tax ratio dapat menurunkan kinerja
keuangan perusahaan.
KAJIAN TERORI
Kinerja Keuangan
Pengertian kinerja (performance) menurut Drucker (2002, p.134) adalah ‘’Tingkat prestasi atau hasil
nyata yang dicapai, yang mana kadang-kadang dipergunakan untuk memperoleh suatu hasil yang
positif”. ‘’Kinerja juga didefinisikan sebagai keberhasilan personel dalam mewujudkan sasaran
strategik dalam empat perspektif: keuangan, customer, proses ,serta pembelajaran dan pertumbuhan’’
(Mulyadi,2007,p.363). Dari pengertian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa kinerja perusahaan
merupakan hasil keputusan-keputusan manajemen untuk mencapai suatu tujuan tertentu secara efektif
dan efisien. Untuk dapat memperoleh gambaran tentang perkembangan kinerja perusahaan tersebut
perlu mengadakan interpretasi atau analisis terhadap data keuangan dari perusahaan yang
bersangkutan dan data keuangan itu akan tercermin didalam laporan keuangan.
Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari suatu pencatatan kegiatan operasi perusahaan yang
merupakan ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku bersangkutan.
Laporan keuangan juga merupakan suatu alat yang sangat penting dalam memperoleh informasi
mengenai posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai oleh suatu perusahaan selama periode
tertentu. Jadi laporan keuangan memberikan ikhtisar mengenai keadaan keuangan suatu perusahaan.
Adapun tujuan dari pengukuran kinerja keuangan perusahaan menurut Munawir (2002, p.31) adalah:
1. Untuk mengetahui tingkat likuiditas,yaitu kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi
kewajiban keuangan yang harus segera dipenuhi, atau kemampuan perusahaan memenuhi
kewajiban keuangan saat ditagih;
2. Untuk mengetahui tingkat solvabilitas, yaitu kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban keuntungannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasi baik kewajiban keuangan
jangka pendek maupun keuangan jangka panjang.
3. Mengetahui tingkat rentabilitas kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba pada
periode tertentu; Mengetahui stabilitas usaha yaitu kemampuan perusahaan untuk melakukan
usahanya dengan stabil dan mempertimbangkan kemampuan perusahaan untuk membayar
dividen secara teratur.
LAPORAN KEUANGAN
Analisis laporan keuangan adalah suatu proses analisis terhadap laporan keuangan dengan tujuan
untuk memberikan tambahan informasi kepada para pemakai laporan keuangan untuk pengambilan
keputusan ekonomi, sehingga kualitas keputusan yang diambil akan menjadi lebih baik.
1. Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah sumber informasi yang berasal dari proses akuntansi yang berguna untuk
mengambil keputusan dalam bidang ekonomi bagi yang memakainya (Sodikin & Riyono, 2012).
Informasi yang dapat didapat dari laporan keuangan antara lain (Sari, 2014):
1. Memberikan informasi mengenai Neraca sebuah perusahaan (aset, kewajiban, dan modal);
2. Memberikan informasi mengenai perubahan aset neto (aset dikurangi kewajiban) dalam suatu
perusahaan sebagai akibat dari kegiatan usaha yaitu memperoleh laba;
3. Memberikan informasi mengenai memperkirakan potensi laba suatu perusahaan;
4. Memberikan informasi penting lainnya, seperti informasi mengenai aktivitas pembiayaan dan
investasi;
5. Mengungkapkan informasi yang berhubungan dan relevan mengenai laporan keuangan bagi
pengguna laporan.
Laporan keuangan yang dihasilkan tersebut dapat digunakan oleh pengguna internal maupun
pengguna ekternal (Weygrandt, Kimmel, & Kieso, 2018).
Setiap pengguna laporan keuangan baik eksternal maupun internal memiliki kepentingan yang
berbeda-beda. Bagi manajemen dan investor, laporan keuangan digunakan untuk memperkirakan
keuntungan atau laba yang akan diterima (Sodikin & Riyono, 2012).
2. Rasio Keuangan
Salah satu cara untuk mengukur keuntungan atau laba dapat melalui rasio keuangan. Rasio keuangan
merupakan alat yang menyediakan pandangan terhadap kondisi yang mendasar (Subramanyam,
2014). Kondisi yang mendasar tersebut dapat menunjukan kekuatan dan kelemahan keuangan suatu
bisnis (Atrill, 2020).
Terdapat 5 kelompok dalam rasio keuangan yaitu (Atrill, 2020):
1. Rasio profitabilitas Rasio profitabilitas menyediakan ramburambu mengenai tingkat
keberhasilan dalam mencapai tujuan bisnis yaitu memperoleh keuntungan.
2. Rasio efisiensi Rasio efisiensi disebut juga sebagai rasio aktivitas. Rasio efisiensi bertujuan
mengukur ketepatgunaan dari sumber daya yang digunakan.
3. Rasio likuiditas Rasio likuiditas sangat penting bagi kelangsungan karena menyediakan
informasi sumberdaya yang dapat dipakai segera untuk menutupi kewajiban membayar dalam
waktu yang dekat.
4. Rasio financial gearing Rasio ini berfokus pada hubungan kontribusi pendanaan yang dipakai
bisnis baik dari pemilik atau dari pinjaman.
5. Rasio investasi Rasio investasi berfokus pada menilai tingkat pengembalian dan kinerja dari
saham dari sudut pandang pemengang saham.
Bagi investor kelancaran dan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan merupakan
hal yang penting (Fahmi, 2014). Rasio keuangan yang dipakai dalam mengukur keuntungan
dinamakan rasio profitabilitas. Terdapat beberapa rasio yang termasuk dalam rasio profabilitas, salah
satunya adalah Return on Equity (ROE). Rasio ini berguna untuk mengetahui seberapa besar
persentase pengembalian investasi aktual dibuat oleh pemegang saham (Stice & Stice, 2012). Return
on equity dihasilkan dari pembagian antara laba bersih dengan total ekuitas (Stice & Stice, 2012).
PAJAK TANGGUHAN
Pajak tangguhan adalah jumlah antisipasi pajak terhutang yang dapat timbul di saat ini atau di masa
depan sebagai akibat dari utang pajak penghasilan yang pengakuannya ditunda (Sibarani, Hidayat, &
Surtikanti, 2015). Pajak tangguhan digolongkan menjadi dua yaitu aktiva pajak tangguhan dan
kewajiban pajak tangguhan. Aktiva pajak tangguhan adalah manfaat yang diharapkan di masa depan
dari potongan pajak yang telah diakui sebagai biaya dalam laporan laba rugi tapi belum dikurangkan
untuk tujuan pajak pendapatan (Stice & Stice, 2012). Sementara itu kewajiban pajak tangguhan adalah
perkiraan pendapatan yang dipajaki di masa depan yang telah diakui pada laporan laba rugi tapi belum
dikenai pajak (Stice & Stice, 2012). Pengakuan pajak tangguhan memunculkan beban pajak
tangguhan atau manfaat pajak tangguhan yang dapat menambah atau mengurangi laba bersih (Purba,
2009).
HIPOTESIS PENELITIAN
Berdasarkan permasalahan dankonsep pemikiran yang ada, hipotesis yang digunakan dalam
penelitian ini mengenai hubungan antar variabl adalah sebagai berikut:
H1 : Terdapat Pengaruh antara variabel aktiva pajak tangguhan terhadap kinerja laporan keuangan.
H2 : Terdapat Pengaruh antara variabel rasio pajak terhadap kinerja laporan keuangan.

PAJAK
H1
TANGGUHAN
KINERJA
H2 PERUSAHAAN
RASIO PAJAK

METODE PENELITIAN
Penelitian ini adalah penelitian kausal (hubungan sebab akibat). Penelitian causal explanatory adalah
penelitian yang mempelajari bagaimana suatu variabel dapat memberikan perubahan pada variabel
lain (sebab akibat) (Cooper & Schindler, 2014). Cara pengumpulan data yang dipakai berupa data
arsip (archival). Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan perbankan yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2019, dengan total jumlah populasi 4 6 perusahaan.
Penelitian ini menggunakan non-probability sampling dengan metode purposive sampling. Purposive
sampling merupakan cara pengambilan sampel non-probability yang bertujuan untuk melacak segala
kemungkinan untuk kasus yang sangat spesifik (Neuman, 2014).
Berikut adalah kriteria-kriteria dari sampel penelitian:
1. Perusahaan-perusahaan yang memperoleh laba selama tahun 2019.
2. Perusahaan mempublikasikan laporan keuangan yang telah diaudit dengan mempergunakan
tahun buku yang berakhir 31 Desember dan dinyatakan dalam mata uang Rupiah (Rp).
3. Mencantumkan beban pajak tangguhan perusahaan tahun 2019.
4. Perusahaan sampel mencantumkan besarnya laba kena pajak pada laporan keuangan
perusahaan tahun 2019.
5. Perusahaan sampel tidak memiliki kompensasi kerugian selama tahun 2019.
Berdasarkan kriteria diatas maka dihasilkan sampel sebanyak 46 perusahaan dengan periode selama
satu tahun pada tahun 2019.
Pada penelitian ini, pajak tangguhan dan perencanaan pajak yang diukur dengan membandingan
beban pajak tangguhan pada rata – rata total asset, sedangkan rasio pajak di ukur dengan
perbandingan antara rasio penghasilan kena pajak (Taxable Income) terhadap Laba Akuntansi
(Book Income) dan kinerja perusahaan yang diukur dengan return on equity sebagai variabel
dependen. Berikut tabel definisi operasional variabel penelitian ini:

VARIABEL PENELITIAN
1. Variabel independen
a. Pajak tangguhan
Pajak tangguhan adalah jumlah antisipasi pajak terhutang yang dapat timbul di saat ini
atau di masa depan sebagai akibat dari utang pajak penghasilan yang pengakuannya
ditunda (Sibarani, Hidayat, & Surtikanti, 2015). Rumus pajak tangguhan menurut
Harmana & Suardana (2014):
APTit = ∆ 𝑎𝑘𝑖𝑣𝑎 𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘 𝑡𝑎𝑛𝑔𝑔𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑖𝑡
𝑎𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘 𝑡𝑎𝑛𝑔𝑔𝑢ℎ𝑎𝑛 it

b. Rasio Pajak
Rasio pajak adalah perbandingan antara rasio penghasilan kena pajak( Taxable Income)
terhadap Laba Akuntansi (Book Income) dimana penjelasan tentang rasio pajak
terdapatpada catatan atas laporan keuangansuatu perusahaan (Suparman, 2011), Rumus
tax to book ratio:
Laba kena pajak
Laba sebelum pajak
2. Variabel dependen
Return on equity dihasilkan dari pembagian antara laba bersih dengan total ekuitas (Stice &
Stice, 2012). Rumus ROE:
Laba Bersih
Total Ekuitas
Penelitian ini menggunakan metode analisis data berupa regresi berganda, uji signifikansi simultan,
uji signifikansi parameter individual, dan uji goodness of fit. Regresi berganda menyediakan cara
untuk menilai secara objektif derajat dan hubungan antara variabel independen dan variabel dependen
(Sekaran & Bougie, 2016).
Sedangkan uji signifikansi parameter individual bertujuan mengetahui kemungkinan hubungan antara
masingmasing variabel bebas dan variabel terikat (Saunders, Lewis, & Thornhill, 2019). Uji
signifikansi simultan menunjukkan kemungkinan hubungan antara variabel independen dan variabel
dependen secara keseluruhan (Saunders, Lewis, & Thornhill, 2019). Terakhir uji goodness of fit
bertujuan menunjukkan seberapa baik data menjelaskan model penelitian (Cooper & Schindler, 2014).
Dalam pemakaian regresi berganda, terdapat persyaratan statistik yang harus dipenuhi berupa lolos uji
asumsi klasik. Setidaknya ada lima uji asumsi klasik yaitu uji normalitas, uji Outlier, uji
multikolineritas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi, namun tidak semua uji asumsi klasik
harus dilakukan pada regresi berganda (Sunjoyo, Setiawan, Carolina, Magdalena, & Kurniawan,
2013). Pada penelitian ini, uji asumsi klasik yang dipakai adalah:
1. Uji normalitas diperlukan untuk mengetahui variabel dependen dan variabel independen
memiliki pola distribusi frekuensi yang berbentuk seperti lonceng yang merupakan syarat dari
uji parametrik (Saunders, Lewis, & Thornhill, 2019).
2. Uji multikolinearitas diperlukan untuk mengetahui hubungan antar variabel independen,
masalah multikolinearitas akan menyulitkan memisahkan pengaruh antar tiap varabel
(Saunders, Lewis, & Thornhill, 2019).
3. Uji heteroskedastisitas diperlukan untuk mengetahui model regresi terjadi ketidaksamaan
varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain (Umar, 2013).
4. Uji autokorelasi diperlukan untuk mengetahui sebuah model regresi liner terdapat hubungan
yang kuat baik positif maupun negatif antara data yang ada pada variabel-variabel penelitian
(Umar, 2013).

1. Statistik Deskriptif

1. Statistik Deskriptif Pajak Tangguhan


Pajak tangguhan adalah jumlah antisipasi pajak terhutang yang dapat timbul di saat ini atau di
masa depan sebagai akibat dari utang pajak penghasilan yang pengakuannya ditunda (Sibarani,
Hidayat, & Surtikanti, 2015). Deskripsi Variabel Pajak Tangguhan dapat diketahui dari hasil
pengolahan data yang ditampilkan pada tabel berikut ini :

Tabel 1.1 Statistik Deskriptif Pajak Tangguhan

Variabel N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Pajak Tangguhan 30 -460,062 58,632 -61,19807 132,886721

Berdasarkan hasil pengolahan data diketahui dari 30 perusahaan perbankan yang menjadi
sampel, nilai Pajak Tangguhan terendah adalah sebesar -460,062 (BBMD), tertinggi 58,632 (BBTN),
dengan nilai rata-rata sebesar -61,198 dan standar deviasi 132,886721.

2. Statistik Deskriptif Rasio Pajak


Rasio pajak adalah perbandingan antara rasio penghasilan kena pajak (Taxable Income)
terhadap Laba Akuntansi (Book Income) dimana penjelasan tentang rasio pajak terdapat pada catatan
atas laporan keuangan suatu perusahaan (Suparman, 2011). Deskripsi Variabel Rasio Pajak dapat
diketahui dari hasil pengolahan data yang ditampilkan pada tabel berikut ini :
Tabel 1.2 Statistik Deskriptif Rasio Pajak

Variabel N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Rasio Pajak 30 7,872 162,002 78,62130 26,297096

Berdasarkan hasil pengolahan data diketahui dari 30 perusahaan perbankan yang menjadi
sampel, nilai Rasio Pajak terendah adalah sebesar 7,872 (PNBN), tertinggi 162,002 (BBKP), dengan
nilai rata-rata sebesar 78,621 dan standar deviasi 26,297096.

3. Statistik Deskriptif Return On Equity


Return On Equity dihasilkan dari pembagian antara laba bersih dengan total ekuitas (Stice &
Stice, 2012). Deskripsi Variabel ROE dapat diketahui dari hasil pengolahan data yang ditampilkan
pada tabel berikut ini :

Tabel 1.3 Statistik Deskriptif ROE

Variabel N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

ROE 30 0,050 31,200 7,82733 7,449681

Berdasarkan hasil pengolahan data diketahui dari 30 perusahaan perbankan yang menjadi
sampel, nilai ROE terendah adalah sebesar 0,05 (BKSW), tertinggi 31,2 (BTPS), dengan nilai rata-
rata sebesar 7,827 dan standar deviasi 7,449861.
2. Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
Tabel 2.1 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized
Residual

N 30

Normal Parametersa,b Mean ,0000000

Std. Deviation 7,37944804

Most Extreme Absolute ,134


Differences
Positive ,127

Negative -,134

Test Statistic ,134

Asymp. Sig. (2-tailed) ,178c

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

Berdasarkan hasil pengujian data, dapat dilihat bahwa signifikansi nilai regresi residual
(Asymp.Sig. (2 tailed)) adalah 0,178. Nilai tersebut lebih besar dari 0,05, sehingga dapat
dikategorikan bahwa data dalam model regresi memiliki data yang berdistribusi normal.

2. Uji Multikolinearitas
Tabel 2.2 Uji Multikolinearitas

Collinearity Statistics

Model Tolerance VIF

1 (Constant)

Pajak Tangguhan 1,000 1,000


Rasio Pajak 1,000 1,000

a. Dependent Variable: ROE

Berdasarkan hasil pengujian dapat dilihat nilai Tolerance setiap variabel independen adalah
1,000 atau lebih besar dari 0,05 sedangkan nilai VIF adalah 1,000 lebih kecil dari 10. Hasil tersebut
menunjukan bahwa tidak terdapat hubungan yang tinggi antar variabel independen sehingga model
regresi telah memenuhi asumsi multikolinearitas.

3. Uji Heterokedastisitas

Tabel 2.3 Uji Heterokedastisitas

Standardized
Model Unstandardized Coefficients Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta

1 (Constant) 7,943 2,439 3,256 ,003

Pajak Tangguhan ,016 ,006 ,462 2,720 ,011

Rasio Pajak -,016 ,029 -,092 -,544 ,591

a. Dependent Variable: AbsRes

Hasil pengujian menggunakan Uji Glejser menunjukan nilai signifikansi pengaruh variabel
independen Pajak Tangguhan terhadap nilai absolut residual adalah signifikan (nilai signifikansi 0,011
< 0,05) sedangkan pada Variabel Rasio Pajak tidak signifikan (nilai signifikansi 0,591 > 0,05). Hasil
tersebut menunjukan bahwa dalam model regresi masih terdapat masalah heterokedastisitas.

4. Uji Autokorelasi
Tabel 2.4 Model Summaryb

Adjusted R Std. Error of Durbin-


Model R R Square Square the Estimate Watson

1 ,137a ,019 -,054 7,647879 1,947

a. Predictors: (Constant), Rasio Pajak, Pajak Tangguhan

b. Dependent Variable: ROE

Nilai DU dengan Variabel Indpendenden (K) = 2 dan sampel (n) = 30 serta α = 5% adalah
1,567. Karena nilai Durbin Watson (DW) 1,947 berada dalam rentang DU < DW < 2, maka dapat
diketahui bahwa dalam model regresi tidak terdapat autokorelasi.
3. Uji Regresi Berganda
1. Persamaan Model Regresi
Berdasarkan hasil pengujian model, dapat dipaparkan nilai konstanta dan koefisien regresi
dalam tabel berikut :
Tabel 3.1 Coefficientsa

Unstandardized Coefficients
Model
B Std. Error

1 (Constant) 10,809 4,512

Pajak Tangguhan ,003 ,011

Rasio Pajak -,036 ,054

a. Dependent Variable: ROE

Berdasarkan hasil pengolahan data, bentuk persamaan regresi linier berganda sebagai berikut :
Y = 10,809 + 0,003X1 – 0,036x2
Interpretasi persamaan regresi linier berganda di atas adalah sebagai berikut :
a = Kontansta sebesar 10,809 artinya jika tidak terdapat Pajak Tangguhan dan Rasio Pajak (kedua
variabel bernilai 0), maka ROE akan bernilai sebesar 10,809 satuan.
β1 = Nilai koefisien regresi variabel X1 (Pajak Tangguhan) adalah sebesar 0,003. Hasil ini
menunjukan bahwa Pajak Tangguhan berpengaruh positif terhadap ROE, artinya semakin
meningkatnya Pajak Tangguhan sebesar 1 satuan sementara Rasio Pajak bernilai tetap maka
akan meningkatkan ROE sebesar 0,003 kali.
β2 = Nilai koefisien regresi variabel X2 (Rasio Pajak) adalah sebesar -0,036. Hasil ini menunjukan
bahwa Rasio Pajak berpengaruh negatif terhadap ROE, yaitu semakin meningkatnya Rasio Pajak
sebesar 1 satuan semtara Pajak Tangguhan bernilai tetap maka akan menurunkan ROE sebesar
0,036 kali.

2. Uji Hipotesis Simultan


Pengujian hipotesis secara simultan bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang
signifikan dari Variabel Pajak Tangguhan dan Rasio Pajak terhadap ROE secara bersama-sama
(simultan). Hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut :
H0 : β = 0  Pajak Tangguhan dan Rasio Pajak tidak berpengaruh signifikan terhadap ROE.
H1 : β ≠ 0  Pajak Tangguhan dan Rasio Pajak berpengaruh signifikan terhadap ROE.
Kriteria pengambilan keputusan penerimaan/ penolakan hipotesis adalah sebagai berikut:
i. Fhitung > Ftabel pada tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05), maka H0 ditolak.

ii. Fhitung < Ftabel pada tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05), maka H0 diterima.

Nilai Ftabel dengan df 1 = 2; df 2 = 27; dan α = 0,05 adalah 3,354 sedangkan nilai F hitung
berdasarkan hasil pengolahan menggunakan Software SPSS versi 24 dapat diketahui pada ANOVA
tabel berikut ini :

Tabel 3.2 ANOVAa

Sum of
Model df Mean Square F Sig.
Squares

1 Regression 30,203 2 15,102 ,258 ,774b

Residual 1579,231 27 58,490

Total 1609,435 29

a. Dependent Variable: ROE

b. Predictors: (Constant), Rasio Pajak, Pajak Tangguhan

Hasil uji hipotesis simultan yang ditampilkan pada tabel 4.9 menunjukkan nilai Fhitung dengan
df1 = 2 dan df2 = 27 adalah = 0,258 dengan signifikansi 0,774. Pengujian dengan membandingkan sig
= 0,774 >  = 0,05, maka H0 diterima, demikian juga pengujian melalui perbandingan nilai Fhitung =
0,258 < Ftabel = 3,354, juga menerima H0.
Berdasarkan hasil pengujian tersebut, dapat disimpulkan bahwa secara bersama-sama variabel
Pajak Tangguhan dan Rasio Pajak tidak berpengaruh signifikan terhadap ROE.

3. Uji Hipotesis Parsial


Uji parsial atau uji t dilakukan dengan membandingkan antara nilai t hitung dengan ttabel dengan
hipotesis sebagai berikut :
H0 : β1 = 0, tidak terdapat pengaruh signifikan secara parsial.
H1 : β1 ≠ 0, terdapat pengaruh signifikan secara parsial.
Kriteria pengambilan keputusan penerimaan/ penolakan hipotesis adalah sebagai berikut:
i. thitung < ttabel pada tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05), maka H0 diterima.

ii. thitung > ttabel pada tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05), maka H0 ditolak.

Nilai ttabel dengan taraf signifikansi (α) sebesar 0,05 dengan df = 27, adalah 2,052. Nilai thitung
dapat diketahui berdasarkan hasil uji parsial (uji t) yang ditampilkan pada tabel berikut :
Tabel 3.3 Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 10,809 4,512 2,396 ,024

Pajak Tangguhan ,003 ,011 ,053 ,280 ,781

Rasio Pajak -,036 ,054 -,126 -,659 ,515

a. Dependent Variable: ROE

Berdasarkan hasil uji hipotesis parsial yang ditampilkan pada tabel 4.10 di atas, dapat
diinterpretasikan sebagai berikut :

1. Pengaruh Variabel Pajak Tangguhan terhadap ROE memiliki nilai thitung = 0,280 dengan
signifikansi sebesar 0,781. Karena nilai thitung lebih kecil dari ttabel (0,280 > 2,052), maka H1
ditolak dan H0 diterima, artinya terdapat pengaruh yang tidak signifikan dari Variabel Pajak
Tangguhan terhadap ROE.
2. Pengaruh Variabel Rasio Pajak terhadap ROE memiliki nilai thitung = -0,659 dengan signifikansi
sebesar 0,515. Karena nilai thitung lebih kecil dari ttabel (-0,659 < 2,052), maka H1 ditolak dan H0
diterima, artinya terdapat pengaruh yang tidak signifikan dari Variabel Rasio Pajak terhadap
ROE.
4. Uji Goodness Of Fit
Tabel 3.4 Model Summaryb

Adjusted R Std. Error of Durbin-


Model R R Square Square the Estimate Watson

1 ,137a ,019 -,054 7,647879 1,947

a. Predictors: (Constant), Rasio Pajak, Pajak Tangguhan

b. Dependent Variable: ROE

Hasil pengolahan data yang ditampilkan pada tabel 4.11 menunjukan nilai R atau korelasi
simultan antara Pajak Tangguhan dan Rasio Pajak dengan ROE adalah sebesar 0,137. Berdasarkan
kategori nilai koefisien korelasi menurut Guilford dalam Indrawati (2015, 188), nilai tersebut berada
dalam rentang < 0,20 atau berada dalam kategori korelasi yang sangat rendah.
Selanjutnya nilai R Square sebesar 0,019 menunjukan bahwa variabel Pajak Tangguhan dan
Rasio Pajak mampu menjelaskan perubahan-perubahan pada ROE sebesar 1,9%, sedangkan sisanya
sebesar 98,1% adalah pengaruh faktor lain yang tidak diteliti.
Pengaruh Pajak Tangguhan Terhadap Kinerja Laporan Keuangan Perusahaan
Secara teoritis pajak tangguhan berpengaruh terhadap kinerja laporan keuangan perusahaan. Untuk
menguji hipotesis di atas, digunakan kriteria pengujian dua sisi adalah sebagai berikut: Nilai
Signifikansi ≤ Taraf Signifikansi (α): Ditolak Nilai Signifikansi > Taraf Signifikansi (α): Diterima
Berdadasarkan Hasil Pengaruh Variabel Pajak Tangguhan terhadap ROE memiliki nilai t hitung 0,280 <
ttabel 2,052, artinya pengaruh dari Variabel Pajak Tangguhan terhadap ROE adalah tidak signifikan.
Hasil dari penelitian ini mendukung penelitian dari Nwaorgu, Abiahu, Tapang, & Lormbaga (2019)
dimana pajak tangguhan dapat tidak berpengaruh pada kinerja perusahaan. Pajak tangguhan memiliki
karakteristik yang dapat menambah atau mengurangi laba bersih (Purba, 2009). Penyebab pajak
tangguhan adalah perbedaaan sementara pengakuan antara akuntansi komersial dengan undangundang
perpajakan. Perbedaan sementara yang paling sering terjadi antara pengakuan akuntansi dan undang-
undang perpajakan adalah penyusutan dan amortisasi (Wijayanti, 2016). Secara akuntansi komersial,
pemilihan metode penyusutan dan umur manfaat sebuah aset tetap ditentukan oleh manajemen sesuai
dengan estimasi pola pemakaian aset tetap di masa depan. Namun pada undang-undang perpajakan
metode penyusutan dibatasi menjadi metode garis lurus dan metode saldo menurun ganda. Sedangkan
untuk penentuan umur manfaat ditentukan dengan kategori tertentu yang setiap kategori memiliki
umur manfaat yang berbeda (secara garis besar kategori aset dibagi atas bangunan dan non bangunan,
untuk bangunan dibagi atas permanen dan tidak permanen, sedangkan untuk bukan bangunan dibagi
menjadi 4 kelompok). Perbedaan tersebut menjadikan beban penyusutan secara akuntansi komersial
dan undang-undang perpajakan berbeda pada sepanjang umur manfaat namun secara keseluruhan
jumlahnya tetap sama. Perbedaan sementara tersebut menyebabkan pajak tangguhan tidak
berpengaruh terhadap laba (Wijayanti, 2016). Hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian
Harmana & Suardana (2014) serta Casanova & Nindito (2014).
Pengaruh Rasio Pajak Terhadap Kinerja Laporan Keuangan Perusahaan
Secara teoritis Rasio pajak berpengaruh terhadap kinerja laporan keuangan. Untuk menguji hipotesis
di atas, digunakan kriteria pengujian dua sisi adalah sebagai berikut: Nilai Signifikansi ≤ Taraf
Signifikansi (α): Ditolak Nilai Signifikansi > Taraf Signifikansi (α): Diterima
Dari hasil penelitaian ini Pengaruh Variabel Rasio Pajak terhadap ROE memiliki nilai t hitung -0,659 <
ttabel 2,052, artinya pengaruh dari Variabel Rasio Pajak terhadap ROE adalah tidak signifikan.
Perhitungan rasio pajak penelitian ini menggunakan tax to book ratio atau rasio perbandingan antara
laba kena pajak (laba fiskal) dan laba akuntansi. Menurut Hanlon & Heitzman (2010), penghitungan
seperti ini hanya dapat menangkap sebagian unsur dari perencanaan pajak. Unsur yang dimaksud
adalah perbedaan sementara dari perencanaan pajak, sehingga tidak tepat untuk digunakan antar
perusahaan yang memiliki berbagai kepentingan yang berbeda atas laba akuntansi. Hasil ini penelitian
ini juga menunjukan bahwa masih terdapat faktor lain yang mempengaruhi kinerja laporan keuangan
perusahaan. Koller, Dobbs, & Huyett (2011) menyatakan bahwa perusahaan harus dapat lebih banyak
menghasilkan uang dimasa depan bagi pemiliknya yang telah berinvestasi yang didorong oleh return
on invested capital, revenue growth dan arus kas disertai kemampuan mempertahankannya.

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian data dan pembahasan, dapat ditarik beberapa simpulan berikut
ini :

1. Hasil pengujian menunjukan nilai Fhitung = 0,258 < Ftabel = 3,354 yang berarti secara simultan,
pajak tangguhan dan rasio pajak tidak berpengaruh signifikan terhadap Return On Equity.
2. Pengaruh Variabel Pajak Tangguhan terhadap ROE memiliki nilai t hitung 0,280 < ttabel 2,052,
artinya pengaruh dari Variabel Pajak Tangguhan terhadap ROE adalah tidak signifikan.
3. Pengaruh Variabel Rasio Pajak terhadap ROE memiliki nilai t hitung -0,659 < ttabel 2,052, artinya
pengaruh dari Variabel Rasio Pajak terhadap ROE adalah tidak signifikan.
4. Nilai R Square sebesar 0,019 menunjukan bahwa variabel Pajak Tangguhan dan Rasio Pajak
mampu menjelaskan perubahan-perubahan pada ROE sebesar 1,9%, sedangkan sisanya sebesar
98,1% adalah pengaruh faktor lain yang tidak diteliti.

Saran
1. Untuk penelitian selanjutnya sebaiknya menambah sampel penelitian dengan jumlah periode
yang lebih lama, sehingga dapat lebih menggambarkan pengaruh variable independent terhadap
variable dependen
2. Peneliti berikutnya sebaiknya mempertimbangkan untuk memisahkan pajak tangguhan menjadi
kewajiban pajak tangguhan dan aktiva pajak tangguhan disebabkan kedua akun tersebut memiliki
dampak yang berbeda terhadap laba
3. Untuk penelitian selanjutnya, dapat menggunakan variabel independen yang berbeda dengan
variabel yang digunakan dalam penelitian ini.
4. Peneliti berikutnya diharapkan dapat menambah variabel independen lain dalam penelitian,
seperti likuiditas, leverage, solvabilitas dan lain-lain untuk melengkapi variabel perpajakan.
DAFTAR PUSTAKA

Atrill, P. (2020). Financial Management for Decision Makers. New York: Pearson.

Agoes, Sukrisno dan Trisnawati, Estralita. 2009. Akuntansi Perpajakan. Edisi Kedua. Jakarta:
Salemba Empat

Casanova, B., & Nindito, M. (2014). Pengaruh Aktiva Pajak Tangguhan Dan Rasio Pajak Terhadap
Kinerja Laporan Keuangan Perusahaan Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.
Jurnal Ilmiah Wahana Akuntansi, 80-108.

CNBC Indonesia. (2019, November 07). Sahamnya 99% Dipegang Publik, tapi Delisting, kok Bisa?
Retrieved from CNBC Indonesia: https://www.cnbcindonesia.com/mar ket/20191106131017-17-
113106/sahamnya-99-dipegangpublik-tapi-delisting-kok-bisa

Cooper, D. R., & Schindler, P. S. (2014). Business Research Methods. New York: McGraw-Hill.

Diana, Anastasia dan Setiawati, Lilis. 2009. Perpajakan Indonesia Konsep, Aplikasi, dan Penuntun
Praktis. Yogyakarta: ANDI

Duwi Priyatno, SE (2008) dalam buku paham Analisis Statistik Data Dengan SPSS Yogyakarta :
Mediakom

Dwi Prastowo & Rifka Julianty. 2002. Analisis Laporan Keuangan, Edisi ke dua. Yogyakarta :
YKPN.

Fahmi, I. (2014). Analisis Laporan Keuangan. Bandung: Penerbit Alfabeta.

Ghazali, Imam. 2009, Aplikasi multivariate dengan program SPSS, Cetakan ke IV, Semarang: Badan
Penerbit Undip.

Gibson, Charles H, 2001. Financial Reporting And Analysis Using Financial Accounting Information,
Eight Edition, South Western College Publishing, Ohio.

Gujarati, 2003 “Basic Econometrics” fourth edition McGraw-Hill,New York

Gunadi, Akuntansi Pajak Sesuai dengan Undang-Undang Pajak Baru Edisi Revisi,Grasindo, Jakarta,
2009

Hamzah, Ari. (2009). Deteksi Earning Management memalalui beban pajak tangguhan, Akrual dan
arus kas operasi.

Hanlon, M., & Heitzman, S. (2010). A Review of Tax Research. Journal of Accounting and
Economics, 127- 178.

Harmana, I., & Suardana, K. (2014). Pengaruh Pajak Tangguhan dan Tax To Book Ratio Terhadap
Kinerja Perusahaan. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 468-480.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2007. Standar Akuntansi Keuangan per 1 September. Jakarta: Salemba
Empat.

Kasmir. 2010. Analisis Laporan Keuangan. Rajawali Pers. Jakarta.

Koller, T., Dobbs, R., & Huyett, B. (2011). Value : The Four Cornerstones of Corporate Finance.
Hoboken: JohnWiley & Sons, Inc.
Lumbantoruan, Sophar. 2005. Akuntansi Pajak. Grasindo

Mardiasmo. (2002).Perpajakan. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Marpaung, E., & Tjun, L.T. (2016). Pengaruh Pajak Tangguan dan Tax To Book Ratio Terhadap
Kinerja Perusahaan. Jurnal Akuntansi, 16- 38.

Mulyadi, 2007.Sistem Akuntansi, Jakarta :Selemba Empat

Mulyono Djoko, 2006. Akuntansi Pajak, Edisi Kedua, Andi Yogyakarta

Munawir, S. 2007. Analisa Laporan Keuangan. Edisi Keempat. Yogyakarta: Liberty Yogyakarta

Manzon, G. dan Plesko, G. (2002). The Relation Between Financial and Tax Reporting Measures of
Income. The Law Review, 55, 175-214

Neuman, W. L. (2014). Social Research Methods: Qualitative and Quantitative Approaches. Pearson
Education Limited.

Nwaorgu, I. A., Abiahu, M.-F. C., Tapang, A. T., & Lormbaga, J. A. (2019). Deferred Tax
Accounting and Financial Performance: The Listed Agricultural Firms Perspective in Nigeria.

Olarewaju, O. M., & Olayiwola, J. A. (2019). Corporate Tax Planning and Financial Performance in
Nigerian Non‐ Financial Quoted Companies. African Development Review, 202- 215.

Pardiat, Akuntansi Pajak Lanjutan, Edisi 2, Mitra Wacana Media, Jakarta, 2010

Pohan, C. A. (2013). Manajemen Perpajakan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

PSAK NO.46. (2010). Pajak Penghasilan. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)

Purba, M. (2009). Akuntansi Pajak Penghasilan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Razali, M. W., Ghazali, S. S., Lunyai, J., & Hwang, Y. T. (2018). Tax Planning and Firm Value:
Evidence from Malaysia. International Journal of Academic Research in Business and Social
Sciences, 210-222.

Robbins, S. P., & Coulter, M. (2018). Management. London: Pearson Education Limited.

Sari, D. (2014). Perpajakan Konsep, Teori, dan Aplikasi Pajak Penghasilan. Jakarta: Mitra Wacana
Media.

Saunders, M., Lewis, P., & Thornhill, A. (2019). Research methods for business students. New York:
Pearson.

Sekaran, U., & Bougie, R. (2016). Research methods for business : a skillbuilding approach.
Chichester: John Wiley & Sons.

Sibarani, T., Hidayat, N., & Surtikanti. (2015). Analisis Pengaruh Beban Pajak Tangguhan,
Discreianary Accruals, dan Arus Kas Operasi Terhadap Manajemen Laba. Jurnal Riset Akuntansi dan
Perpajakan, 19- 31.

Sipahi, E. (2020). Tax Plannıng and Fırm Value: An Empırıcal Analysıs of Consumer Goods
Manufacturıng Companıes in Cyprus. Socialsci Journal.

Sodikin, S., & Riyono, B. (2012). Akuntansi Pengantar 1. Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan
Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN.
Smeets, MJH, 2002. Akuntansi Perpajakan, penerbit Andi : Yogyakarta

Sophar Lombantoruan, Akuntansi Pajak Edisi Revisi. 2005,Jakarta : Gramedia Widiasarana

Spiceland, J. D., Nelson, M. W., & Thomas, W. B. (2018). Intermediate Accounting. New York:
McGrawHill Education.

Spilker, B., Ayers, B., Barrick, J., Outslay, E., Robinson, J., Weaver, C., & Worsham, R. (2018).
Taxation of Individuals and Business Entities. McGraw-Hill Education.

Stice, E. K., & Stice, J. D. (2012). Intermediate Accounting. Mason: South-Western Cengage
Learning.

Subekti,Djamaludin. Rahmawati. Handayani, Tri. 2007. Analisis Perubahan Aktiva Pajak Tangguhan
dan Kewajiban Pajak Tangguhan untuk Mendeteksi Manajemen Laba

Subramanyam, K. R. (2014). Financial Statment Analysis. New York: McGraw-Hill Education.

Sucipto, Stevie Jenne, Analisa Pengaruh Metode Penyusutan Aktiva Tetap Terhadap Laba
Perusahaan, Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, Jakarta, 2010.

Sunjoyo, Setiawan, R., Carolina, V., Magdalena, N., & Kurniawan, A. (2013). Aplikasi SPSS untuk
SMART Riset. Bandung: Alfabeta.

Supomo, 2002. Metodologi Penelitian Bisnis, Edisi Pertama, Yogyakarta: BPFE UGM

Suprianto, E. (2011). Akuntansi Perpajakan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Theresia, W D. (2004). Akrual dan Pajak Tangguhan dalam pengujian aliran kas masa mendatang dan
return saham.

Umar, H. (2013). Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada.

Weygrandt, J. J., Kimmel, P. D., & Kieso, D. E. (2018). Accounting Principles. Danvers: John Wiley
& Sons, Inc.

Wijayanti, S. (2016). Pengaruh Beban Pajak Tangguhan Terhadap Persistensi Laba dan Manajemen
Laba Pada Perusahaan Manufaktur. Jurnal Akuntansi AKUNESA.

Wild, J. J., & Shaw, K. W. (2018). Fundamental Accounting Principles. McGraw-Hill Education.
Lampiran Output SPSS

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Pajak Tangguhan 30 -460,062 58,632 -61,19807 132,886721

Rasio Pajak 30 7,872 162,002 78,62130 26,297096

ROE 30 ,050 31,200 7,82733 7,449681

Valid N (listwise) 30

Variables Entered/Removeda

Variables Variables
Model Entered Removed Method

1 Rasio Pajak, . Enter


Pajak
Tangguhanb

a. Dependent Variable: ROE

b. All requested variables entered.

Model Summaryb

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson

1 ,137a ,019 -,054 7,647879 1,947

a. Predictors: (Constant), Rasio Pajak, Pajak Tangguhan

b. Dependent Variable: ROE


ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 30,203 2 15,102 ,258 ,774b

Residual 1579,231 27 58,490

Total 1609,435 29

a. Dependent Variable: ROE

b. Predictors: (Constant), Rasio Pajak, Pajak Tangguhan

Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics

Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF

1 (Constant) 10,809 4,512 2,396 ,024

Pajak ,003 ,011 ,053 ,280 ,781 1,000 1,000


Tangguhan

Rasio Pajak -,036 ,054 -,126 -,659 ,515 1,000 1,000

a. Dependent Variable: ROE


One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized
Residual

N 30

Normal Parametersa,b Mean ,0000000

Std. Deviation 7,37944804

Most Extreme Differences Absolute ,134

Positive ,127

Negative -,134

Test Statistic ,134

Asymp. Sig. (2-tailed) ,178c

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.


Coefficientsa

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 7,943 2,439 3,256 ,003

Pajak Tangguhan ,016 ,006 ,462 2,720 ,011

Rasio Pajak -,016 ,029 -,092 -,544 ,591

a. Dependent Variable: AbsRes

Anda mungkin juga menyukai