Anda di halaman 1dari 14

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Akuntansi Keuangan

Menurut Donald  E.  Kieso,  etal (2008:2)

Akuntansi keuangan ialah sebuah proses yang berujung pada pembuatan laporan keuangan
berkaitan dengan perusahaan secara keseluruhan untuk dipakai baik oleh pihak-pihak internal
maupun oleh pihak eksternal.

Menurut Sugiarto [Pengantar Akuntansi:2002]

Akuntansi Keuangan ialah bidang dalam akuntansi yang berfokus pada penyiapan laporan
keuangan pada suatu perusahaan yang dilakukan secara bertahap. Laporan ini sekaligus sebagai
bentuk pertanggungjawaban manajemen kepada pemegang saham atau investor. Persamaan
akuntansi yang digunakan ialah Aset sama dengan Ekuitas ditambah Liabilitas yang berpatokan
pada Standar Akuntansi Keuangan (SAK).

Menurut Kieso & Weygant [intermediate Accounting, 2000:6]

Akuntansi Keuangan ialah serangkaian proses yang berujung pada penyusunan  laporan
keuangan yang berhubungan dengan perusahaan secara keseluruhan untuk  dipakai oleh
pengguna laporan keuangan baik internal ataupun eksternal  perusahaan.

Dari ketiga pernyataan para ahli diatas dapat dinyatakan bahwa akuntansi keuangan
adalah suatu proses dalam akuntansi yang menyajikan laporan keuangan suatu perusahaan bagi
pengguna laporan keuangan baik pihak internal maupun pihak eksternal sekaligus sebagai bentuk
pertanggungjawaban manajemen kepada investor dengan berpatokan pada Standar Akuntansi
Keuangan (SAK).

2.2 Sifat dan Tujuan Akuntansi Keuangan

Kualitas Informasi Akuntansi yang Diinginkan


- Releven (relevance) merupakan kapasitas informasi untuk memengaruhi suatu keputusan dan
merupakan kualitas primer pertama atas informasi akuntansi. Implikasi hal ini adalah ketepatan
waktu yang merupakan karakteristik informasi akuntansi yang diinginkan.

- Andal(reliability) merupakan karakteristik penting dalam informasi keuangan.Untuk menjadi


andal, informasi harus dapat diverifikasi(informasi dapat dikonfirmasi), disajikan dengan
jujur(mencerminkan realitas), dan netral(berarti informasi benar & tidak bias).

- Komparabilitas dan konsistensi merupakan kualitas sekunder atas informasi akuntansi.


Komparabilitas berarti bahwa informasi diukur dengan cara yang sama pada berbagai
perusahaan. Konsistensi berarti metode yang sama digunakan untuk transaksi yang sama
sepanjang waktu. Prinsip komparabilitas dan konsistensi dibutuhkan agar informasi menjadi
relevan dan andal.

2.3 Fungsi Akuntansi Keuangan

Salah satu fungsi utama akuntansi keuangan yaitu untuk memberikan informasi mengenai
keuangan suatu organisasi atau perusahaan. Adapun beberapa fungsi akuntansi secara umum,
yang diantaranya sebagai berikut ini:

1. Untuk mengetahui dan menghitung laba maupun rugi yang telah didapat oleh perusahaan.

2. Untuk memberikan informasi yang dapat berguna bagi manajemen perusahaan.

3. Dapat membantu untuk menetapkan hak bagi masing-masing pihak yang memiliki
kepentingan dalam suatu perusahaan, baik itu pihak internal ataupun eksternal.

4. Untuk mengawasi dan mengendalikan berbagai macam aktivitas yang terjadi pada perusahaan.

5. Untuk membantu perusahaan dalam mencapai targetnya yang senelumnya telah ditentukan.

2.4 Tujuan Akuntansi Keuangan

- Untuk memberikan sebuah informasi yg bisa dipercaya mengenai sebuah perubahan sumber
ekonomi netto suatu perusahaan yg muncul dari suatu aktivitas dalam rangka mendapatkan laba.
- Bertujuan untuk memberikan sebuah informasi yg terpercaya mengenai Aktiva, Kewajiban dan
yang terakhir Modal.

- Bertujuan untuk membantu para pemakai dalam memperkirakan suatu potensi perusahaan
untuk menghasilkan sebuah laba.

- Bertujuan untuk Memberikan informasi penting lainnya yang mengenai suatu perubahan
sumber-sumber ekonomi & kewajiban yang seperti informasi mengenai aktivitas belanja.

- Bertujuan untuk mengungkapkan suatu informasi lain yg berkaitan dengan suatu laporan
keuangan yg relevan untuk sebuah kebutuhan pemakai laporan keuangan.

2.5 Komponen dalam Akuntansi Keuangan

Dalam pencatatan akuntansi, suatu transaksi dicatat dan dikelompokkan berdasarkan kategori
tertentu. Berdasarkan kategori pencatatannya, ada 5 (lima) komponen utama dalam akuntansi
keuangan yaitu:

1. Assets (Harta) adalah segala sesuatu yang memiliki nilai dan menjadi kepemilikan perusahaan.

2. Liabilities (Kewajiban) adalah kewajiban perusahaan untuk membayar sejumlah uang tertentu
baik kepada pihak internal maupun pihak lain/pihak luar.

3. Equity (Ekuitas) adalah kewajiban perusahaan terhadap pemilik modal (investor) yang
menanamkan modalnya ke perusahaan.
4. Income (Pendapatan) adalah uang yang didapatkan oleh perusahaan atas operasional usaha,
misalnya dari penjualan barang atau jasa.

5. Expenses (Biaya/Pengeluaran) adalah uang yang dikeluarkan perusahaan untuk membiayai


operasional usaha.

2.6 TANTANGAN YANG DIHADAPI AKUNTANSI KEUANGAN

Pelaporan keuangan di A.S. sangat dipercaya karena memiliki pasar modal public yang
paling liquid, dalam, aman, dan efesien dibanding negara manapun. Salah satu penyebabnya
adalah karena laporan keuangan dan pengungkapan yang berhubungan mampu melaporkan serta
mengorganisir informasi keuangan dalam bentuk yang bermanfaat dan handal.
Berikut contoh tantangan akuntansi keuangan:
1. Pengukuran keuangan. Laporan keuangan tidak menyajikan sejumlah ukuran kinerja penting
yang biasanya dipakai oleh manajemen, seperti indeks kepuasan pelanggan, informasi
tentang pesanan yang belum diproses, dan tingkat penolakan atas barang yang dibeli.
2. Informasi yang berorientasi kedepan. Laporan keuangan tidak menyajikan informasi yang
berorientasi kedepan yang dibutuhkan oleh para investor dan kreditor saat ini maupun
potensial.
3. Aktiva lunak. Laporan keuangan berfokus pada aktiva-aktiva keras (persediaan, pabrik) tetapi
tidak menyajikan banyak informasi tentang aktiva-aktiva lunak (tak berwujud) perusahaan.
4. Ketepatan waktu. Laporan keuangan hanya disajikan secara kuartalan, dan laporan keuangan
yang diaudit hanya disediakan sekali setahun. Tidak banyak laporan keuangan real-time
yang tersedia.

2.7 Pengertian Standar Akuntansi Keuangan (SAK)

- Menurut Augustyas (2011) Standar Akuntansi Keuangan (SAK) ialah suatu kerangka dalam
prosedur pembuatan laporan keuangan agar adanya keseragaman dalam penyampaian laporan
keuangan.
- Menurut Suwardjono dalam bukunya yang berjudul teori akuntansi, menyatakan:
Standar akuntansi adalah konsep, prinsip, metoda, teknik, dan lainnya yang sengaja dipilih atas
dasar rerangka konseptual oleh badan penyusun standar (atau yang berwenang) untuk
diberlakukan dalam suatu lingkungan atau negara dan dituangkan dalam bentuk dokumen resmi
guna mencapai tujuan pelaporan keuangan negara tersebut.
Standar akuntansi merupakan pernyataan resmi yang dikeluarkan oleh badan yang
berwenang mengenai konsep, prinsip, dan metoda yang ditetapkan sebagai pedoman utama
praktik akuntansi.

Menurut Ahmed Belkaoui (2006: 161) ada empat alasan mengapa standar akuntansi dibuat,
yaitu:

1. Standar memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja, dan penyelenggaraan


sebuah perusahaan kepada para pengguna informasi akuntansi. Informasi ini dianggap jelas,
konsisten, andal, dan dapat diperbandingkan.

2. Standar memberikan pedoman dan aturan tindakan bagi para akuntan publik yang
memungkinkan mereka untuk menerapkan kehati-hatian dan mengaudit laporan-laporan
perusahaan dan membuktikan validitas dari laporan-laporan tersebut.

3. Standar memberikan database kepada pemerintah mengenai berbagai variabel yang dianggap
sangat penting dalam pelaksanaan perpajakan, regulasi perusahaan, perencanaan dan regulasi
ekonomi, serta peningkatan efisiensi dan sasaran-sasaran sosial lainnya.

4. Standar menumbuhkan minat dalam prinsip-prinsip dan teori-teori bagi mereka yang memiliki
perhatian dalam disiplin ilmu akuntansi.

Sehingga standar akuntansi keuangan (SAK) merupakan pedoman bagi siapa saja dalam
menyusun laporan keuangan yang akan diterima secara umum.

Standar akuntansi mencangkup konvensi, peraturan, dan prosedur yang sudah disusun dan
disahkan oleh lembaga resmi pada saat tertentu. Standar akuntansi menjelaskan transaksi yang
harus dicatat, bagaimana mencatatnya dan bagaimana mengungkapkannya dalam laporan
keuangan yang akan disajikan.
Mengingat pentingnya Standar Akuntansi Keuangan maka mekanisme penyusunannya harus
sedemikian rupa sehingga memberikan kepuasan kepada semua pihak yang berkepentingan.
Oleh karena itu, standar akuntansi hanya disusun oleh pihak yang berwenang. Di Indonesia
kewenangan tersebut diberikan kepada Komite Standar Akuntansi Keuangan yang berada di
bawah naungan Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI).

2.8 Standar Akuntansi Yang Berlaku Di Indonesia

Di Indonesia terdapat 4 standar akuntansi yang berlaku, yaitu:


a. Standar Akuntansi Keuangan (SAK)
SAK berfungsi untuk entitas yang memiliki akuntabilitas publik yaitu entitas yang terdaftar atau
proses pendaftaran di pasar modal atau entitas fidusia (menggunakan dana masyarakat). Pada
tahun 2012 Standar Akuntansi Keuangan sudah mulai mengadopsi IFRS.

SAK digunakan oleh perusahaan (entitas) yang memiliki akuntabilitas publik, baik yang
sudah terdaftar di pasar modal, maupun yang masih dalam proses pendaftaran pasar modal.
Alasan IFRS dijadikan pedoman SAK karena Indonesia merupakan anggota International
Federation of Accountants (IFAC) yang menjadikan IFRS sebagai standar akuntansinya. Ada
beberapa prinsip dasar yang digunakan IFRS, di antaranya adalah: Ada penekanan interpretasi
dan aplikasi atas standar akuntansi keuangan sehingga para negara anggota IFAC berkomitmen
untuk menerapkan SAK yang sudah ditentukan. Ada penilaian atas transaksi dan evaluasi
sehingga laporan keuangan dapat mencerminkan realitas ekonomi. Penerapan standar akuntansi
ini membutuhkan professional judgement.

Manfaat Penerapan IFRS:

- Dapat meningkatkan daya banding laporan keuangan.

- Memberikan informasi berkualitas di pasar modal internasional.

- Menghilangkan hambatan arus modal internasional dengan mengurangi perbedaan dalam


ketentuan pelaporan keuangan.
- Mengurangi biaya pelaporan keuangan perusahaan multinasional dan biaya untuk analisis
keuangan bagi para analis.

- Dapat meningkatkan kualitas pelaporan keuangan menuju best practice.

b. Standar Akuntansi Keuangan Entitas tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)


SAK ETAP umumnya digunakan untuk entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik yang
signifikan dalam menyusun laporan keuangan untuk tujuan umum. Standar ini telah mengadopsi
IFRS untuk Small Medium Enterprise (SME) dengan melakukan beberapa penyederhanaan.
Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)
dimaksudkan untuk digunakan entitas tanpa akuntabilitas publik. Entitas tanpa akuntabilitas
publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan dan
tidak menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi pengguna eksternal. Contoh
pengguna eksternal adalah pemilik yang tidak terlibat langsung dalam pengelolaan usaha,
kreditur, dan lembaga pemeringkat kredit. Untuk Entitas memiliki akuntabilitas publik signifikan
jika entitas telah mengajukan pernyataan pendaftaran, atau dalam proses pengajuan pernyataan
pendaftaran, pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan efek di pasar
modal atau entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia untuk sekelompok besar
masyarakat, seperti bank, entitas asuransi, pialang dan atau pedagang efek, dana pensiun, reksa
dana dan bank investasi.

c. Standar Akuntansi Keuangan Syariah (SAK Syariah)


SAK Syariah merupakan standar yang digunakan untuk entitas/ perusahaan yang memiliki
transaksi berbasis syariah. Standar satu ini memiliki kerangka penyusunan dan penjurnalan
laporan, penyajian laporan keuangan, dan standar khusus transaksi berdasarkan konsep syariah
seperti murabahah, mudharabah, ijarah, serta istisha.

d. Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP)


SAP merupakan standar yang dipergunakan untuk menyusun laporan keuangan pada instansi
pemerintahan baik di pusat maupun di daerah. SAP ini ditetapkan sebagai PP (Peraturan
Pemerintah) yang diterapkan untuk entetitas pemerintah dalam menyusun Laporan Keuangan
Pemerintah Pusat (LKPP) dan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD).
2.9 PIHAK-PIHAK YANG MENYUSUN STANDAR AKUNTANSI

Adapun pihak-pihak yang terlibat dalam penyusunan standar akuntansi adalah:

Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)

Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) adalah organisasi profesi akuntan yang juga merupakan
badan yang menyusun standar akuntansi keuangan di Indonesia. Pengembangan standar
akuntansi keuangan sejak berdirinya IAI pada tahun 1957 hingga kini pengembangan standar
akuntansi ini dilakukan secara terus-menerus, pada tahun 1973 terbentuk Panitia Penghimpun
Bahan-bahan dan Struktur GAAP dan GAAS. Sejak IAI berdiri telah dihasilkan tiga standar
akuntansi keuangan sebagai berikut
Pada tahun 1973 pertama kali IAI menerbitkan suatu buku Prinsip Akuntansi Indonesia (PAI).
Penerbitan ini dipicu oleh diaktifkannya pasar modal di Indonesia pada tahun 1973.
Pada tahun 1984 buku Prinsip Akuntansi Indonesia 1984 yang menggantikan PAI 1973 diterbitkan.
Komite PAI melakukan revisi secara mendasar terhadap PAI 1973.
Pada tahun 1994, IAI kembali melakukan revisi total PAI 1984 dan sejak itu mengeluarkan serial
standar keuangan yang diberi nama Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang diterbitkan sejak 1
Oktober 1994. Pengernbangan standar akuntansi ketiga ini ditujukan untuk memenuhi kebutuhan
dunia usaha dan profesi akuntansi dalam rangka mengikuti dan mengantisipasi perkembangan
internasional. Banyak standar yang dikeluarkan itu sesuai atau sama dengan standar akuntansi
internasional yang dikeluarkan oleh IASC.
Financial Accounting Standar Board (FASB)

Financial Accounting Standar Board (FASB) sebagai standar akuntansi dan pelaporan
keuangan yang telah lengkap dan memadai. Sejak timbulnya skandal yang melibatkan
perusahaan-perusahaan besar seperti Enron, Adelpgia, dan lain sebagainya mengindikasikan
lemahnya standar akuntansi dan pelaporan keuangan di Amerika Serikat, sehingga para ahli
berkesimpulan bahwa US-GAAP terdapat banyak masalah karena terlalu rule based.

AICPA adalah sebuah organisasi profesi akuntan publik di Amerika yang didirikan pada
tahun 1887 dan menerbitkan jurnal bulanan yang memiliki peran penting dalam pengembangan
dan pembentukan standar akuntansi, termasuk penyiapan ujian sertifikasi dan pendidikan
berkelanjutan bagi para akuntan publik. Pada tahun 1959, AICPA mendirikan Accounting
Principle Boards ( APB ) yang tugas utamanya adalah mengajukan rekomendasi secara tertulis
mengenai prinsip akuntansi, menentukan praktik akutansi yang tepat, dan mempersempit celah
perbedaan - perbedaan yang ada serta ketidak konsistenan yang terjadi dalam praktik akuntansi
saat itu. Namun, APB dianggap kurang produktif dan gagal bertindak cepat dalam menangani
kasus - kasus penyimpangan akuntansi.
APB dibubarkan dan digantikan oleh FASB, AICPA membentuk Accounting Standars
Executive Comitte sebagai komite yang berwenang berbicara atas nama AICPA di bidang
akuntansi dan pelaporan keuangan. Berbagai ketetapan yang dihasilkan oleh komite ini adalah
Pedoman Audit dan Akuntansi Industri, Statement of Position ( SOP ), dan Buletin Praktik
Pedoman Audit dan Akuntansi Industri mengikhtisarkan praktik-praktik akuntansi dari industri
tertentu dan menyediakan pedoman khusus menyangkut masalah-masalah yang tidak ditangani.
SOP menyediakan pedoman atas topik-topik pelaporan keuangan sampai FASB menetapkan
standar atas topik tersebut. FASB adalah organisasi pada sektor swasta yang bertanggung jawab
dalam pembentukkan standar akuntansi di Amerika pada saat ini. Menyadari kebutuhan untuk
reformasi APB, pemimin dalam profesi akuntansi menunjuk Kelompok Studi Pembentukkan
Prinsip Akuntansi untuk membubarkan AB dan struktur standar pengaturan baru diciptakan.
FASB menggantikan APB didirikan pada tahun 1973, yang anggotanya berasal dari berbagai
latar belakang (audit, akuntansi korporasi, jasa keuangan, dan akademisi). Fungsi utamanya
adalah mempelajari masalah akuntansi terkini dan menetapkan standar akuntansi. FSAB
menerbitkan Statement of Financial Accounting Concepts yang memberikan kerangka kerja
konseptual yang memungkinkan untuk dikembangkannya standar akuntansi khusus.
Standar akuntansi keuangan yang diterbitkan oleh FASB dipandang sebagai prinsip-prinsip
akuntansi yang berlaku umum. Dalam menetapkan standar akuntansi keuangan, FASB harus
tanggap terhadap kebutuhan dari seluruh komunitas dan menetapkan secara transparan di depan
publik yang dilakukan dengan memberikan kesempatan yang seluas-luasnya secara adil kepada
semua komunitas terkait untuk mengungkapkan pendapat sebelum standar yang baru diterbitkan
dan diberlakukan. Standar tersebut penting untuk fungsi efisien dari ekonomi karena keputusan
tentang alokasi sumber daya sangat bergantung pada kredibel, ringkas, dan informasi keuangan
yang dimengerti. Sekitar tahun 2008, FASB mengelurakan Standar Akuntansi FASB Kodifikasi
yang menata ulang ribuan GAAP pernyataan Amerika ke sekitar 90 topik akuntansi.
International Accounting Standard Board (IASB)

Di wilayah Eropa, badan pembuat standar akuntansi yaitu International Accounting


Standard Board (IASB) dimana standar ini dibuat sebelum tahun 1990 belum diminati oleh
didunia karena perkembangan ekonomi Amerika masih dijadikan sebagai patokan perkembangan
bisnis dunia. International Accounting Standards (IAS) adalah produknya yang kemudian
berubah menjadi International Financial Reporting Standard (IFRS).
Standar Akuntansi Internasional International Accounting Standards Board (IASB) telah
didahului oleh Dewan Komite Standar Akuntansi Internasional International Accounting
Standards Committee (IASC) yang beroperasi dari tahun 1973 sampai tahun 2001. IASC
didirikan pada bulan Juni 1973 sebagai hasil dari perjanjian badan akuntansi di Australia,
Kanada, Perancis, Jerman, Jepang, Meksiko, Belanda, Inggris, Irlandia, dan Amerika Serikat.
Pada tahun 1977, kegiatan profesional internasional akuntansi berada dibawah Federasi Akuntan
Internasional ( IFAC ) yang memiliki otonomi enuh dan lengka dalam menetapkan stadar
akuntansi internasional dan dalam penerbitan dokumen diskusi tentang isu akuntansi
internasional.
Pada tahun 2001, IASB dibentuk sebagai pengganti dari IASC untuk melakukan
konvergensi ke Standar Akuntansi Publik dengan kualitas Single Set dan High Quality,
Transparant dan komparabel laporan keuangan, dan berguna bagi pemain pasar modal. IASB
menggantikan IASC dengan mengambil tanggung jawab per tanggal 1 April 2001. Standar IASB
disebut Standar Pelaporan Keuangan Internasional ( IFRS ).

Kasus dalam Standar Akuntansi

Kronologi Kasus Laporan Keuangan Garuda Indonesia hingga Kena Sanksi


JAKARTA - Garuda Indonesia pada hari ini dikenakan sanksi oleh lembaga keuangan pemerintah
dan non pemerintah. Pasalnya, dalam laporan keuangan Garuda ditemukan kejanggalan. Kasus
Garuda Indonesia ini tidak hanya memukul si burung baja. Auditor laporan keuangan, yakni
Akuntan Publik (AP) Kasner Sirumapea Kantor Akuntan Publik (KAP) Tanubrata Sutanto Fahmi
Bambang & Rekan (Member of BDO Internasional), juga dikenakan sanksi oleh Kementerian
Keuangan. Lantas bagaimana kronologi awal kisruh laporan keuangan ini hingga akhirnya
maskapai pelat merah ini dikenakan sanksi? Berikut seperti dirangkum Okezone, Jumat
(28/6/2019).
2 April 2019
Di Sinilah Awal Mula Kisruh Laporan Keuangan Garuda Indonesia Dimulai Semua berawal dari
hasil laporan keuangan Garuda Indonesia untuk tahun buku 2018. Dalam laporan keuangan
tersebut, Garuda Indonesia Group membukukan laba bersih sebesar USD809,85 ribu atau
setara Rp11,33 miliar(asumsi kurs Rp14.000 per dolar AS). Angka ini melonjak tajam dibanding
2017 yang menderita rugi USD216,5 juta. Namun laporan keuangan tersebut menimbulkan
polemik, lantaran dua komisaris Garuda Indonesia yakni Chairal Tanjung dan Dony Oskaria (saat
ini sudah tidak menjabat), menganggap laporan keuangan 2018 Garuda Indonesia tidak sesuai
dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK). Pasalnya, Garuda Indonesia
memasukan keuntungan dari PT Mahata Aero Teknologi yang memiliki utang kepada maskapai
berpelat merah tersebut. PT Mahata Aero Teknologi sendiri memiliki utang terkait pemasangan
wifi yang belum dibayarkan.

30 April 2019
BEI Panggil Direksi Garuda
Bursa Efek Indonesia (BEI) memanggil jajaran direksi Garuda Indonesia terkait kisruh laporan
keuangan tersebut. Pertemuan juga dilakukan bersama auditor yang memeriksa keuangan
GIAA, yakni KAP Tanubrata Sutanto Fahmi Bambang & Rekan (Member of BDO Internasional).
Di saat yang sama, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengaku belum bisa menetapkan
sanksi kepada Kantor Akuntan Publik (KAP) Tanubrata Sutanto Fahmi Bambang & Rekan
(Member of BDO Internasional). KAP merupakan auditor untuk laporan keuangan tahun 2018
PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk yang menuai polemik. Kendati sudah melakukan pertemuan
dengan auditor perusahaan berkode saham GIAA itu, namun Kemenkeu masih melakukan
analisis terkait laporan dari pihak auditor.

2 Mei 2019
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Minta BEI Lakukan Verifikasi Laporan Keuangan Garuda OJK
meminta kepada BEI untuk melakukan verifikasi terhadap kebenaran atau perbedaan pendapat
mengenai pengakuan pendapatan dalam laporan keuangan Garuda 2018. Selain OJK, masalah
terkait laporan keuangan maskapai Garuda ini juga mengundang tanggapan dari Menteri
Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi.
3 Mei 2019
Penjelasan Garuda Indonesia Terkait Kisruh Laporan Keuangan Garuda Indonesia akhirnya
mengeluarkan pernyataan resmi setelah laporankeuangannya ditolak oleh dua Komisarisnya.
Maskapai berlogo burung Garuda ini mengaku tidak akan melakukan audit ulang terkait
laporan keuangan 2018 yang dinilai tidak sesuai karena memasukan keuntunga dari PT Mahata
Aero Teknologi

8 Mei 2019
Mahata Aero Buka-bukaan soal Kisruh Laporan Keuangan Garuda Indonesia Kisruh laporan
keuangan Garuda Indonesia ini juga menyeret nama Mahata Aero Teknologi. Pasalnya, Mahata
sebuah perusahaan yang baru didirikan pada tanggal 3 November 2017 dengan modal tidak
lebih dari Rp10 miliar dinilai berani menandatangani kerja sama dengan Garuda Indonesia.
Dengan menandatangani kerja sama dengan Garuda, Mahata mencatatkan utang sebesar
USD239 juta kepada Garuda, dan oleh Garuda dicatatkan dalam Laporan Keuangan 2018 pada
kolom pendapatan.

21 Mei 2019
DPR Panggil Management Garuda Indonesia Sebulan kemudian, Garuda Indonesia dipanggil
oleh Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI). Jajaran Direksi ini
dimintai keterangan oleh komisi VI DPR mengenai kisruh laporan keuangan tersebut. Dalam
penjelasannya, Direktur Utama Garuda Indonesia I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra
mengatakan, latar belakang mengenai laporan keuangan yang menjadi sangat menarik adalah
soal kerjasama dengan PT Mahata Aero Teknologi, terkait penyediaan layanan WiFi on-board
yang dapat dinikmati secara gratis. Kerja sama yang diteken pada 31 Oktober 2018 ini
mencatatkan pendapatan yang masih berbentuk piutang sebesar USD239.940.000 dari Mahata.
Dari jumlah itu, USD28 juta di antaranya merupakan bagi hasil yang seharusnya dibayarkan
Mahata.
14 Juni 2019
Kemenkeu Temukan Dugaan Laporan Keuangan Garuda Tak Sesuai Standar Kemenkeu telah
menyelesaikan pemeriksaan terhadap KAP Tanubrata Sutanto Fahmi Bambang & Rekan
(Member of BDO Internasional) terkait laporan keuangan tahun 2018 milik Garuda. KAP ini
merupakan auditor untuk laporan keuangan emiten berkode saham GIIA yang menuai polemik.
Sekertaris Jenderal Kemenkeu Hadiyanto menyatakan, berdasarkan hasil pertemuan dengan
pihak KAP disimpulkan adanya dugaan audit yang tidak sesuai dengan standar akuntansi.
Kementerian Keuangan juga masih menunggu koordinasi dengan OJK terkait penetapan sanksi
yang bakal dijatuhkan pada KAP Tanubrata Sutanto Fahmi Bambang & Rekan (Member of BDO
Internasional), yang menjadi auditor pada laporan keuangan Garuda Indonesia tahun 2018

18 Juni 2019
BEI Tunggu Keputusan OJK BEI selaku otoritas pasar modal kala itu masih menunggu keputusan
final dari OJK terkait sanksi yang akan diberikan kepada Garuda. Manajemen bursa saat itu
telah berkoordinasi intens dengan OJK. Namun BEI belum membeberkan

lebih lanjut langkah ke depan itu dari manajemen bursa.

28 Juni 2019
Akhirnya Garuda Indonesia Kena Sanksi dari OJK, Kemenkeu dan BEI Setelah perjalanan
panjang, akhirnya Garuda Indonesia dikenakan sanksi dari berbagai pihak. Selain Garuda, sanksi
juga diterima oleh auditor laporan keuangan Garuda Indonesia, yakni Akuntan Publik (AP)
Kasner Sirumapea dan Kantor Akuntan Publik (KAP) Tanubrata, Sutanto, Fahmi, Bambang &
Rekan, auditor laporan keuangan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) dan Entitas Anak
Tahun Buku 2018. Untuk Auditor, Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan sanski
pembekuan izin selama 12 bulan. Selain itu, OJK juga akan mengenakan sanksi kepada jajaran
Direksi dan Komisaris dari Garuda Indonesia. Mereka diharuskan patungan untuk membayar
denda Rp100 juta. Selain itu ada dua poin sanksi lagi yang diberikan OJK. Yakni, Garuda
Indonesia harus membayar Rp100 Juta. Selain itu, masing-masing Direksi juga diharuskan
membayar Rp100 juta. Selain sanksi dari Kementerian Keuangan dan juga Otoritas Jasa
Keuangan, Garuda Indonesia juga kembali diberikan sanksi oleh Bursa Efek Indonesia. Adapun
sanki tersebut salah satunya memberikan sanksi sebesar Rp250 juta kepada maskapai
berlambang burung Garuda itu.

DAFTAR PUSTAKA
Donald E. Kieso, Jerry J, Weygandt, Terry D.Warfield. 2008. Akuntansi Intermediate. Edisi 12.
Jakarta: Erlangga.

Sugiarto. 2002. Pengantar Akuntansi. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.

Kieso, Donald E, Jerry J, Weygant, and Terry D. Warfield, 2001, Intermediate Accougnting, 10th
edition, New York; Jhon Wiley and Sons, Inc.

Augustyas, Dhika. 2011. Standar Akuntansi Keuangan (SAK). https://dhiasitsme.

Belkaoui, Ahmed Riahi. 2006. Teori Akuntansi, Edisi 5 Buku 1, terj.Ali Akbar Yulianto dan
Risnawati Dermauli. Jakarta: Salemba Empat.

Anda mungkin juga menyukai