Anda di halaman 1dari 24

KONTEMPLASI / RENUNGAN

ILMU FILSAFAT

YUHANIS LADEWI

DISUSUN OLEH

ANGGRIANI
92222008

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG 2022


KONTEMPLASI / RENUNGAN

LAPORAN KEUANGAN
(FINANCIAL STATEMENTS)

KONTEMPOLASI / RENUNGAN > TEORI

Laporan keuangan adalah laporan pertanggung jawaban manajer atau pimpinan perusahaan atas
pengelolaan perusahaan yang dipercayakan kepadanya, kepada pihak-pihak yang mempunyai
kepentingan di luar perusahaan (Rahardjo, 2005:1). Pihak-pihak yang yang berkepentingan yaitu pemilik
perusahaan, pemerintah, kreditor, dan pihak lainnya. Pada hakekatnya suatu laporan keuangan bersifat
umum, dalam arti laporan tersebut ditujukan pada beberapa pihak yang mempunyai kepentingan yang
berbeda. Laporan keuangan dapat menggambarkan aktifitas dari suatu perusahaan pada satu periode
akutansi. Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan.

Laporan keuangan mempunyai tujuan untuk menyediakan informasi yang meliputi posisi
keuangan, kinerja dan perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar
pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi (Darminto dan Juliaty, 2002:5). Informasi mengenai
posisi keuangan sangat diperlukan dalam evaluasi kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas.
Kinerja perusahaan diperlukan dalam memprediksi perusahaan kewaktu yang akan datang. Perubahan
posisi keuangan bermanfaat untuk menilai aktivitas yang berkaitan dengan pendanaan, investasi, dan
operasi perusahaan. Laporan keuangan yang memenuhi tujuan tersebut akan bermanfaat terhadap 8
sebagian besar pengguna laporan keuagan. Meski demikian, mungkin beberapa pemakai tidak
menemukan informasi yang diinginkan dalam suatu laporan keuangan.

Menurut Kasmir dalam (Winarno, 2017) menyimpulkan bahwa, “laporan keuangan adalah
laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode
tertentu”. Menurut (Suteja, 2018) “laporan keuangan adalah suatu laporan yang menggambarkan posisi
keuangan dari hasil suatu proses akuntansi selama periode tertentu yang digunakan sebagai alat
komunikasi bagi pihak-pihak yang berkepentingan”.

Menurut (Hery, 2016) “laporan keuangan adalah produk akhir dari serangkaian proses pencatatan
dan pengikhtisaran data transaksi bisnis”. Seorang akuntan diharapkan mampu untuk mengorganisir
seluruh data akuntansi hingga menghasilkan laporan keuangan dan bahkan harus dapat
menginterpretasikan serta menganalisis laporan keuangan yang dibuatnya. Menurut Soemarso dalam
(Suteja, 2018) “laporan keuangan adalah laporan yang dirancang untuk para pembuat keputusan,
terutama pihak di luar perusahaan, mengenai posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan”.

Di dalam PSAK No. 1 dalam (Sari, 2017) “laporan keuangan adalah penyajian terstruktur dari
posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas”. Laporan ini menampilkan sejarah entitas yang
dikuantifikasi dalam nilai moneter.

Dari uraian pengertian laporan keuangan diatas penulis menyimpulkan bahwa laporan keuangan
adalah laporan yang berisi pencatatan uang dan transaksi yang terjadi dalam bisnis, baik transaksi
pembelian maupun penjualan dan transaksi lainnya yang memiliki nilai ekonomi dengan tujuan
mengetahui kondisi finansial perusahaan secara keseluruhan

ALUR LAPORAN KEUANGAN

1. Bukti Transaksi Bukti transaksi merupakan suatu dokumen yang menandai bahwa adanya suatu
transaksi yang sah. Menyusun laporan keuangan diawali dengan mengumpulkan bukti-bukti transaksi
yang ada.
KONTEMPLASI / RENUNGAN

2. Jurnal Umum Jurnal umum merupakan tempat untuk mencatat transaksi yang ada sesuai urutan tanggal
dengan mencantumkan nama transaksi, kelompok akun, dan jumlah nominal dikolom debit atau kredit.

3. Buku Besar Buku besar merupakan catatan yang berisi kumpulan akun-akun yang telah dikelompokan
dan saling berhubungan. Berbeda dengan jurnal umum meskipun sudah dicatat berdasarkan akunnya
namun akun tersebut masih terpisah-pisah.

4. Neraca Neraca merupakan laporan keuangan yang menggambarkan kondisi keuangan suatu
perusahaan pada tanggal tertentu. Neraca menyajikan jumlah aset, kewjiban, dan modal yang dimiliki
perusahaan tersebut.

5. Jurnal Penyesuaian Jurnal penyesuaian merupakan jurnal yang mencatat transaksi tertentu ada akhir
periode. Pencatatan tersebut tidak didasarkan aktivitas transaksi tetapi pada perhitungan atau keterangan
tertentu.

6. Neraca Lajur Neraca lajur atau kertas kerja merupakan pencatatan yang berupa kolom-kolom yang
berisi semua unsur akun, baik akun riil maupun akun nominal yang akan dijadikan dasar dalam
penyusunan laporan keuangan.

7. Jurnal Penutup Jurnal penutup merupakan jurnal untuk memisahkan pendapatan dan biaya pada tahun
tertentu dengan tahun berikutnya.

JENIS LAPORAN KEUANGAN

Jenis-jenis Laporan Keuangan Laporan keuangan di Indonesia terbagi menjadi beberapa jenis, dalam
buku Ikatan Akuntansi Indonesia (2004:2) menjelaska bahwa jenisjenis laporan keuangan terdiri dari:

1. Neraca Neraca merupakan bagian dari laporan keuangan, neraca memperlihatkan tentang posisi
keuangan pada akhir periode akutansi. Keadaan harta atau kekayaan perusahaan akan terlihat didalam
neraca. Terdapat aktiva (aset) dan pasiva, pada bagian pasiva terdapat kewajiban dan modal. Ketiganya
dihubungkan dengan persamaan dasar akutansi yaitu Aktiva= Utang + Modal.

2. Laporan Laba Rugi Pada dasarnya laporan laba rugi memberitahu tentang kemajuan perusahaan dalm
satu periode. Laporan ini menggambarkan apa yang diperoleh perusahaan selama satu periode, apakah
laba atau rugi dan berapa banyak laba atau rugi yang diperoleh.

3. Laporan Perubahan Posisi Keuagan Laporan perubahan posisi keuangan biasa nya disajikan dalam
laporan arus dana, laporan ini melaporkan dari mana dana diperoleh dan kemana dana dipakai. Laporan
arus kas melaporkan perubahan posisi keuangan berbasis kas yaitu ringkasan kas yang diterima dan
dikeluarkan perusahaan. Perhitungan Laba-Rugi juga menyajikan kas yang dipakai untuk membayar
dividen sebagaimana tersaji dalam Laporan Perubahan Laba yang Ditahan.

4. Catatan Atas Laporan Keuangan Laporan ini berisi beberapa keterangan yang merupakan penjelasan
tertulis dari aspek-aspek penting yang dapat memberikan banyak informasi.

5. Laporan Arus Kas Laporan arus kas merupakan bagian dari laporan keuangan suatu perusahaan yang
dihasilkan pada suatu periode akuntansi yang menunjukkan aliran masuk dan keluar uang (kas)
perusahaan.

KARAKTERISTIK LAPORAN KEUANGAN

Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan Karakteristik laporan merupakan ciri khas yang membuat
informasi didalam laporan keuangan tersebut berguna bagi pemakai dalam mengambil keputusan
ekonomi (Darminto dan Juliaty ,2002:6). Karakteristik laporan ini meliputi dapat dipahami, relevan,
keandalan dan dapat dipertimbangkan.

1. Dapat dipahami Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan adalah
KONTEMPLASI / RENUNGAN

kemudahan untuk dapat dipahami oleh pemakai, dalam hal ini pemakai diasumsikan memiliki
pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan akuntansi serta kemauan mempelajari
informasi dengan ketekunan yang wajar.

2. Relevan Laporan keuangan dapat dikatakan relevan apabila informasi yang ada dapat mempengaruhi
pengambilan keputusan ekonomi dengan membantu mengevaluasi peristiwa mengevaluasi peristiwa
masa lalu, masa kini, dan masa yang akan datang.

3. Keandalan Informasi laporan mempunyai kualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan
dan kesalahan material.

4. Dapat Dibandingkan Laporan keuangan dapat dibandingkan dengan laporan keuangan yang lalu dan
dengan perusahaan lain. Hal ini dapat dilakukan apabila penyajian dampak keuangan dari transaksi dan
peristiwa lain yang serupa dilakukan secara konsisten untuk perusahaan tersebut.

KESIMPULAN

Laporan keuangan merupakan gambaran atas hasil dari semua aktivitas ekonomi yang dilakukan
perusahaan guna mendapatkan laba sebesar- besarnya yang disajikan pada akhir periode.

Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang penting bagi sebagian besar pemakai
laporan keuangan, akan tetapi harus diproses dulu agar mendapatkan hasil yang akurat sehingga dapat
membantu pihak- pihak yang berkepentingan dalam mengambil keputusan yang berhubungan dengan
perusahaan yaitu dengan melakukan analisis terhadap laporan keuangan tersebut menggunakan rasio-
rasio keuangan.
KONTEMPLASI / RENUNGAN

DAFTAR PUSTAKA

Adisasmita, Rahardjo. 2005. Dasar-dasar Ekonomi Wilayah. Penerbit Graha Ilmu.


Darminto, Dwi Prastowo & Rifka Julianty, 2002, Analisis Laporan Keuangan : Konsep dan Manfaat,
AMP-YKPN, Yogyakarta.

Winarno, Slamet Heri. 2017. “Penilaian Kinerja Keuangan Perusahaan Melalui Analisis Rasio
Profitabilitas.” Jurnal Moneter 6(2):106–12.

Hery. 2016. Analisis Laporan Keuangan Integrated and Comprehensive Edition. Jakarta: Grasindo.
Ikatan Akuntansi Indonesia. 2004. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.

Suteja, I. G. N. (2018). ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN METODE ALTMAN


Z-SCORE PADA PT ACE HARDWARE INDONESIA Tbk. Moneter - Jurnal Akuntansi Dan
Keuangan, 5(1), 12–17. Retrieved from
http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/moneter/article/view/2898/1978

Winarno, S. H. (2017). Penilaian Kinerja Keuangan Perusahaan Melalui Analisis Profitabilitas.


Moneter - Jurnal Akuntansi Dan Keuangan, 4(2), 106–112. Retrieved from
https://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/moneter/article/view/2237/1687
SEJARAH ILMU FILSAFAT

ILMU FILSAFAT

YUHANIS LADEWI

DISUSUN OLEH

ANGGRIANI
92222008

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG 2022


SEJARAH ILMU FILSAFAT

DAFTAR ISI

BAB I ......................................................................................................................................

PENDAHULUAN...................................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.........................................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................................1
1.3 Tujuan Pembahasan.................................................................................................2

BAB II......................................................................................................................................

PEMBAHASAN......................................................................................................................3

2.1 Tonggak Awal Kehadiran Filsafat Ilmu .................................................................3


2.2 Sejarah Perkembangan Filsafat Ilmu......................................................................5
2.3 Induk Pertumbuhan Filsafat Ilmu...........................................................................9

BAB III....................................................................................................................................

PENUTUP...............................................................................................................................13

3.1 Kesimpulan................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................14
SEJARAH ILMU FILSAFAT

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam sejarah perkembangan ilmu, peran filsafat dalam struktur keilmuan tidak bisa
disangsikan. Sebagai landasan filosofis bagi tegaknya suatu ilmu, para ilmuan menafsirkan
peran filsafat ilmu dalam setiap kegiatan keilmuan.
Filsafat adalah satu dari banyak pengetahuan yang bervisikan untuk mencari jawaban,
kebenaran dan esensi dalam mencari kebenaran atas segala sesuatu. Hakikat dari ilmu
filsafat adalah ontologi, epistemologi, dan aksiologi. Ilmu merupakan suatu sarana dan
proses untuk mencari kebenaran sehingga manusia dapat mengalami kemajuan peradaban
dalam hidupnya. Adanya proses keilmuan manusia merupakan suatu proses untuk mencari
dan mendapatkan pengetahuan. Demikian pula, aktivitas ilmiah menyatu dalam perbuatan
dan perilaku secara sistematis. Kelak dikemudian hari lebih populis disebut sebagai metode
ilmiah yang meliputi pengamatan, perumusan masalah, pencarian fakta, dan analisis
terhadap data.
Seiring dengan berjalannya waktu, kesadaran untuk meningkatkan mutu akademik di
kalangan akademisi semakin berperan penting. Formalisme, naturalisme, saintisme dan
instrumentalisme merupakan beberapa ciri berfikir logika, maka logika dianggap sebagai
satu-satunya pola pikir yang bisa di pertanggungjawabkan. Berbeda dengan ilmu logika,
filsafat ilmu menawarkan banyak pola pikir dengan memperhatikan kondisi objek dan
subjek ilmu, bahkan pola pikir logika sebagai bagian di dalamnya. Lebih jauh, filsafat ilmu
tidak hanya sebagai sarana (instrument) atau kerangka dalam proses penggalianilmu,
tetapi juga memberikan kerangka pada taraf pra dan post kegiatan keilmuan. Karena itulah,
sebagai disiplin, filsafat ilmu memberikan perspektif untuk melihat hakikat ilmu sekaligus
menjelaskan landasan filsofis yang mengarahkannya.
1.2 Rumusan Masalah
Untuk memudahkan pembaca memahami makalah ini, maka kami akan membatasi
pembahasan dalam makalah yang sederhana ini. Sehingga maksud dan tujuan kami sampai
kepada pembaca. Adapun rumusan masalah yang akan kami paparkan adalah sebagai
berikut:
1. Tonggak awal kehadiran filsafat ilmu
2. Sejarah perkembangan filsafat ilmu
3. Induk pertumbuhan filsafat ilmu

1
SEJARAH ILMU FILSAFAT

1.3 Tujuan Pembahasan


1. Untuk mengetahui awal kehadiran dari filsafat ilmu
2. Untuk mempelajari sejarah yang terjadi dalam perkembangan filsafat ilmu
3. Untuk mempelajari induk pertumbuhan filsafat ilmu

2
SEJARAH ILMU FILSAFAT

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Tonggak Awal Kehadiran Filsafat Ilmu

Yunani adalah tonggak kelahiran filsafat ilmu dan juga kiblat dari segala ilmu.
Pada abad ke-5 SM, seorang Sophist di Yunani menanyakan kemungkinan reliabilitas dan
objektivitas ilmu. Lalu seorang Sophist bernama Georgias berpendapat bahwa tidak ada
yang benar – benar wujud, karena jika sesuatu ada tidak dapat diketahui, dan jika ilmu
bersifat nisbi, tidak dapat dikomunikasikan. Seorang Sophist lainnya, yaitu Protagoras
berpandangan bahwa tidak ada satu pendapat pun yang dapat dikatakan lebih benar dari
yang lain, karena setiap pendapat adalah hanyalah sebuah penilaian yang berakar dari
pengalaman yang dilaluinya. Pendapat pertama, lebih menyangkal hadirnya kebenaran
yang nisbi, sedangkan pendapat yang kedua sesungguhnnya menolak hadirnya kebenaran
tunggal. Filsafat ilmu juga mengurai adanya kebenaran tunggal dan plural secara
mendasar.

Keraguan para ilmuwan terdahulu memang tidak selamanya tepat. Tugas ilmuwan
berikutnya adalah mendudukkan persoalan agar lebih bermakna. Plato, mengikuti
ustadznya Socrates, mencoba untuk menjawab keraguan para Sophist memperumpamakan
keberadaan alam semesta yang bersifat tetap dan bentuk-bentuknya yang tak terlihat, atau
ide-ide, yang melalui ilmunya pasti dan tetap.

Sementara jika mengandalkan indera persepsi akan menghasilkan pendapat-pendapatyang


inkonsisten dan mubham (meragukan atau tidak dapat dipertanggugjawabkan). Aristoteles
berpendapat bahwa hampir seluruh ilmu berasal dari pengalaman. Mahzab Epicurian dan
Stoic sepakat dengan pandangan Aristoteles bahwa ilmu pengetahuan bersumber dari
indera persepsi. Akan tetapi kedua mahzab itu menentang kedua gagasan Aristoteles dan
Plato yang berpandangan bahwa filsafat harus dinlai sebagai sebuah bimbingan praktis
untuk menjalani hidup. Mereka berpendapat sebaliknya bahwa filsafat adalah akhir dari
kehidupan.

Aquinas seorang filsuf dan teologitali pada abad ke-13 mengungkapkan bahwa
sudah berupaya mensintesiskan keyakinan Nasrani dengan ilmu pengetahuan dalam
cakupan yang lebih luas. Dia memanfaatkan sumber-sumber beragam seperti karya-karya

3
SEJARAH ILMU FILSAFAT

filsuf Aristoteles, cendekiawan Muslim dan Yahudi untuk menyusun dasar – dasar
keilmuan. Pemikiran Aquinas pada masa-masa awal itu sangat memengaruhi
perkembangan teologi Nasrani dan kosmos filsafat barat. Para pemikir barat, sering
bercampuraduk antara ilmu dan agama. Seiring perkembangan pemikiran, teolog sering
bersinggungan dengan filsafat.

France Bacon dengan metode induksi yang ditampilkannya pada abad 19 dapat
dikatakan sebagai peletak dasar fisafat ilmu khazanah bidang filsafat secara umum.
Namun, sebenarnya filsafat ilmu meluas pada abad ke-20. Sebagian ahli filsafat
berpandangan bahwa perhatian yang besar terhadap peran dan fungsi filsafat ilmu mulai
mengedepan tatkala ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) mengalami kemajuan yang
sangat pesat. Dalam hal ini, ada semacam kekhawatiran yang muncul pada kalangan
ilmuwan dan filsuf, termasuk juga kalangan agamawan, bahwa kemajuan iptek dapat
mengancam eksistensi umat manusia, bahkan alam beserta isinya.

Para filsuf mulai muncul lantaran melihat perkembangan iptek berjalan terlepas
dari asumsi-asumsi dasar filsufnya seperti landasan ontologi, epistemologis dan aksiologis
yang cenderung berjalan sendiri-sendiri. Untuk memahami gerak perkembangan iptek
yang sedemikian itulah, maka kehadiran filsafat ilmu sebagai pada awal pertumbuhannya
sebagai upaya meletakkan kembali peran dan fungsi iptek sesuai dengan tujuan semula,
yakni mendasarkan diri dan menaruh perhatian khusus terhadap kebahagiaan umat
manusia. Setelah kurangnya ketertarikan dalam ilmu rasional dan saintifik, filsuf skolatik,
Aquinas dan beberapa filsuf abad pertengahan berusaha membantu utuk mengembalikan
konfidensi terhadap rasio dan pengalaman, mencampur metode-metode rasional dengan
iman dalam sebuah sistem keyakinan integral.

Filsafat ilmu semakin kompleks. Struktur ilmu pun juga berubah seiring dengan
perkembangan masyarakat. Suatu perspektif tertentu dipakai tidak hanya satu disiplin
ilmu, artinya bisa jadi beberapa disiplin ilmu memakai objek formal yang sama. Maka bisa
dipahami, pernyataan Qomaruddin Hidayat, bahwa ilmu-ilmu yang pada awalnya
merupakan anak cabang dari filsafat, dewasa ini ilmu-ilmu yang sudah menjadi dewasa,
bahkan beranak-cucu ini cenderung mengadakan reunifikasi. Karena itu dengan filsafat
ilmu, beberapa disiplin ilmu ternyata bisa dikelompokkan pada pola pikir yang sama.

4
SEJARAH ILMU FILSAFAT

Struktur fundamental juga bisa dipahami sebagai kerangka paradigma keilmuan


asumsi filsuf. Sebagaian besar penelitian keilmuan merupakan usaha terus-menerus untuk
menafsirkan dan memahami seluk-beluk alam lewat kerangka kerja teoritik yang disusun
terlebih dulu oleh ilmuwan atau peneliti. Teori-teori yang fundamentalah yang lebih
memerankan peran yang sangat berarti di dalam menentukan arti data yang sedang diteliti.
Arti penting data-data yang terkumpulkan dari lapangan akan segera berubah maknanya
ketika revousi ilmu pengetahuan terjadi. Tema-tema yang paling pentingdalam filsafat
ilmu baru adalah penekannanya pada penelitian yang berkesinambungan dan bukannya
hasil-hasil yang diterima sebagai inti pokok kegiatan ilmu pengetahuan. Tahap berpikir
yang dilandasi teori, keraguan, logika, dan rasionalitas itulah gema filsafatilmu.

2.2 Sejarah Perkembangan Filsafat Ilmu

Filsafat ilmu berasal dari zaman Yunani Kuno, di mana filsafat ilmu lahir karena
munculnya sebuah pengetahuan dari Barat. Akan tetapi, pada perkembangannya ternyata
ilmu pengetahuan di abad ke-17 mengalami perpecahan, di mana ilmu dan filsafat berdiri
sendiri. Perkembangan ilmu pengetahuan selalu mengacu kepada peradaban Yunani. Hal
ini didukung oleh beberapa faktor, di antaranya adalah mitologi bangsa Yunani,
kesusastraanYunani, dan pengaruh ilmu pengetahuan pada waktu itu yang sudah sampai
di Timur Kuno. Terjadinya perkem

bangan ilmu pengetahuan di setiap periode ini dikarenakan pola pikir manusia yang
mengalami perubahan dari mitos-mitos menjadi lebih rasional.

Dengan demikian, dapat dikemukakan bahwa sebelum abad ke-17 ilmu identik
dengan filsafat. Pendapat tersebut sejalan dengan pemikiran Van Peursen (1985) yang
mengemukakan bahwa dahulu ilmu merupakan bagian dari filsafat, sehingga definisi
tentang ilmu bergantung pada sistem filsafat yang dianut. Koento Wibisono menyatakan
bahwa filsafat itu sendiri telah mengantarkan adanya suatu konfigurasi dengan
menunjukkan bagaimana “pohon ilmu pengetahuan” telah tumbuh mekar-bercabang
secara subur

5
SEJARAH ILMU FILSAFAT

Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dapat dipahami bahwa parafilsuf


Yunani Kuno ternyata telah merintis tentang pengertian apa itu filsafat ilmu dan bagaimana
ilmu pengetahuan itu harus diletakkan? Ilmu pengetahuan menampakkan diri sebagai
masyarakat, sebagai proses dan sebagai produk, di mana kaidah-kaidah ilmu pengetahuan
itu dikatakan oleh Robert Merton adalah universalisme, komunalisme, disinterestedness
dan skeptisisme yang terarah (Wibisono, 2009:2).

Sementara itu, perkembangan ilmu pengetahuan semakin lama semakin maju


dengan munculnya ilmu-ilmu baru yang pada akhirnya memunculkan pula sub-sub ilmu
pengetahuan baru bahkan ke arah ilmu pengetahuan yang lebih khusus lagi seperti
spesialisasi-spesialisasi. Untuk memahami sejarah perkembangan ilmu pengetahuan
secara mudah berikut adalah uraian singkat dari masing-masing periode atau sejarah
perkembangan ilmu pengetahuan dari masa ke masa.

Perkembangan sejarah ilmu pengetahuan menurut amsal bakhtiar yang dibagi menjadi
empat periode dijelaskan sebagai berikut:

1. Periode Yunani Kuno (6 SM – 6 M)

Yunani kuno adalah tempat bersejarah di mana sebuah bangsa memilki


peradaban. Oleh karenanya Yunani kuno sangat identik dengan filsafat yang
merupakan induk dari ilmu pengetahuan. Seiring dengan berkembangannya waktu,
filsafat dijadikan sebagai landasan berfikir oleh bangsa Yunani untuk menggali ilmu
pengetahuan, sehingga berkembang pada generasi-generasi setelahnya. Karena itu,
periode perkembangan filsafat Yunani merupakan entri poin untuk memasuki
peradaban baru umat manusia. Pada zaman ini banyak bermunculan ilmuwan yang
terkemuka. Di antaranya adalah:

➢ Thales (624-545 SM)

Sebagai Saudagar-Filosof, Thales amat gemar melakukan rihlah. Ia bahkan pernah


melakukan lawatan ke Mesir. Thales adalah filsuf pertama sebelum masa Socrates.
Menurutnya zat utama yang menjadi dasar segala materi adalah air. Pada
masanya, ia menjadi filsuf yang mempertanyakan isi dasar alam.

6
SEJARAH ILMU FILSAFAT

➢ Pythagoras (580 SM–500 SM)

Ia adalah seorang matematikawan dan filsuf Yunani yang paling dikenal melalui
teoremanya. Dikenal sebagai Bapak Bilangan, dan salah satu peninggalan
Phytagoras yang terkenal adalah teorema Pythagoras, yang menyatakan bahwa
kuadrat hipotenusa dari suatusegitiga siku-siku adalah sama dengan jumlah kuadrat
dari kaki-kakinya (sisi-sisi siku-sikunya).

➢ Socrates (469 SM-399 SM)

Socrates lahir di Athena, dan merupakan generasi pertama dari tiga ahli filsafat
besar dari Yunani, yaitu Socrates, Plato dan Aristoteles. Socrates adalah yang
mengajar Plato, dan Plato pada gilirannya juga mengajar Aristoteles. sumbangsih
Socrates yang terpenting bagi pemikiran Barat adalah metode penyelidikannya,
yang dikenal sebagai metode elenchos, yang banyak diterapkan untuk menguji
konsep moral yang pokok.

➢ Plato (427 SM-347 SM)

Ia adalah murid Socrates dan guru dari Aristoteles. Karyanya yang paling terkenal
ialah Republik (Politeia) di mana ia menguraikan garis besar pandangannya pada
keadaan ideal. Selain itu, ia juga menulis tentang Hukum dan banyak dialog di
mana Socrates adalah peserta utama. Sumbangsih Plato yang terpenting tentu saja
adalah ilmunya mengenai ide.

➢ Aristoteles (384 SM- 322 SM)

Adalah seorang filsuf Yunani, murid dari Plato dan guru dari Alexander yang
Agung. Ia memberikan kontribusi di bidang Metafisika, Fisika, Etika, Politik, Ilmu
Kedokteran, dan Ilmu Alam. Di bidang ilmu alam, ia merupakan orang pertama
yang mengumpulkan dan mengklasifikasikan spesies-spesies biologi secara
sistematis. Sementara itu, di bidang politik, Aristoteles percaya bahwa bentuk
politik yang ideal adalah gabungan dari bentuk demokrasi dan monarki. Dari
kontribusinya, yang paling penting adalah masalah logika dan Teologi.

7
SEJARAH ILMU FILSAFAT

2. Zaman Pertengahan (6 M – 16 M)

Secara garis besar filsafat abad pertengahan dapat dibagi menjadi dua periode
yaitu: periode Scholastik Islam dan periode Scholastik Kristen. Pada periode
Scholastik Islam, para filosof Islamlah yang pertama mengenalkan filsafatnya
Aristoteles. Diantaranya adalah Ibnu Rusyd, ia mengenalkan kepada orang-orang barat
yang belum mengenal filsafat Aristoteles. Para ahli pikir Islam yang lain (Scholastik
Islam) yaitu Al-Kindi, Al-Farabi, Ibnu Sina, Al-Ghazali, dan lain-lain.

3. Zaman Renaisans (4 M – 16 M)

Renaisans adalah suatu zaman yang sangat menaruh perhatian dalam bidang
seni lukis, patung, arsitektur, musik, sastra, filsafat, ilmu pengetahuan dan teknologi.
Zaman renaisans terkenal dengan era kelahiran kembali kebebasan manusia dalam
berpikir. Pada zaman ini, manusia mulai berpikir secara baru, dan secara berangsur-
angsur melepaskan diri dari otoritas kekuasaan gereja yang selama ini telah membatasi
manusia dalam mengemukakan kebenaran filsafat dan ilmu pengetahuan. Proses
melahirkan kembali ini terjadi pada abad ke-15 dan 16. Dan, yang melahirkan kembali
kebudayaan Yunani dan Romawi kuno ini adalah orang-orang yang biasa disebut kaum
humanis.

4. Periode Kontemporer

Zaman ini bermula dari abad 20 M dan masih berlangsung hingga saat ini.
Zaman ini ditandai dengan adanya teknologiteknologi canggih, dan spesialisasi ilmu-
ilmu yang semakin tajam dan mendalam. Pada zaman ini juga melihat integrasi fisika
dan kimia, pada zaman ini disebut dengan “Sains Besar”. Selain kimia dan fisika,
teknologi komunikasi dan informasi berkembang pesat pada zaman ini, seperti: Listrik,
Elektronika (transistor dan IC), Robotika (mesin produksi dan mesin pertanian), TV
dan Radio, Teknologi Nuklir, Mesin Transportasi, Komputer, Internet, Pesawat
Terbang dll.

8
SEJARAH ILMU FILSAFAT

2.3 Induk Pertumbuhan Filsafat Ilmu

Induk pertumbuhan filsafat ilmu jelas berasal dari ilmuwan besar yaitu Plato,
filsuf pertama yang mengemukakan epistemologi dalam filsafat ilmu. Filsuf Yunani
berikutnya yang berbicara tentang epistemologi adalah Aristoteles. Pemikiran Plato dan
Aristoteles memang sering ada perbedaan. Pembahasan tentang epistemologi Plato dan
Aristoteles dibandingkan pada table dibawah ini.

Tabel komparasi epistemologi Plato dan Aristoteles

Topik Pemikiran plato Aristoteles


Pandangan tentang dunia Ada 2 dunia : duania ide Hanya 1 dunia : dunia
dan dunia sekarang nyata yang sedang
(semu) dijalani
Kenyataan yang sejati Ide-ide yang berasl dari Segala sesuatu yang di
dunia ide alam yang dapat di
tangkap indra
Pandangan tentang Teerdiri dari badan dan Badan dan jiwa sebagai
manusia jiwa abadi : badan fana satu kesatuan tak
(tidak abadi) terpisahkan
Asal Pengetahuan Dunia ide. Namun Kehidupan sehari-hari
tertanam dalam jiwa yang dan alam dunia nyata
ada dalam diri manusia
Cara mendapat kan Mengeluarkan diri dalam Observasi dan abstraksi
pengetahuan diri (anamnesis) dengan diolah dengan logika
metode bidan
Antara abad 17 hingga akhir abad ke-19, masalah utama yang muncul dalam
pembahasan epistemologi adalah resistensi antara kuu rasionalis vis-à-vis kubu empiris
(indrawi-persepsi). Descartes orang yang pertama kali memperkenalkan metode sangsi
dalam investigasi terhadap ilmu pengetahuan disebut juga sebaga Bapak Filsafat
Modern. Dia menggunakan metode sangsi dalam menyikapi berbagai fenomena atau
untuk menyerap ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan seperti dapat diramal, disipakan
teorinya dahulu, diuat hipotesis, dan akhirnya dijawab sendiridengan asumsi – asumsi
kritis. Empirisme pertama kali dprkenalkan oleh filsuf dan negarawan Inggris Francis
Bacon pada awal-awal abad ke-17, akan tetapi gagasan itu dikembangkan oleh John
Locke yang memandang seseorang pada waktu lahirnya

9
SEJARAH ILMU FILSAFAT

ibarat tabula rasa, kosog tanpa isi, lingkungan dan pengalamanlah yang menjadikannya
berisi. Gagasan ini, jelas mengikuti paham empiris, bahwa pengalaman hidup yang
membentuk keimuan seseorang. Pengalaman indrawi menjadi sumber pengetahuan bagi
manusia dan cara mendapatkannya tentu saja lewat observasi serta pemanfaatan seluruh
indra manusia.

Dengan demikian perkembangan filsafat ilmu memang telah meletakkan dasar-


dasar keilmuan. Apapun wujudnya, filsafat ilmu telah diyakini oleh ilmuwan untuk
menjawab keraguan dunia secara proporsional. Dari pembahasan tersebut aada dua
pilihan, yaitu ilmu idealisme dan ilmu empirisme. Paham idealisme, selalu menyatakan
bahwa realitas empiris hanya copy paste dari ide. Sebaliknya kaum empiris,
menganggap realitas, pengalaman yang paling berharga. Dari pernyataan tersebut,
tugas filsafat ilmu adalah menjaga agar ada konsistensi dalam menerapkan berbagai
aliran.

Filsafat ilmu telah melahirkan sekian banyak aliran pemikiran. Seiring dengan
para ahli yang ngin meletakkan sebuah pemikiran. Tugas ilmuwan sebenarnya addalah
mengikuti aliran itu secara konsisten, hingga tidak tumpang tindih dalam mencari
kebenaran. Beberapa aliran yang sudah cukup baku dalam filsafat ilmu adalah sebagai
berikut:

1. Rasionalisme

Rasionalisme adalah mahzab filsafat ilmu yang berpandangan bahwa rasio


adalah sumber dari segala pengetahuan. 10 Strategi pengembangan ilmu model
rasionalisme mengeksplorasi gagasan dengan kemampuan intelektual manusia. Tokoh-
tokoh rasionalisme diantaranya adalah Descrates, Leibniz, dan Spinoza. Para pemikir
rasionalisme berpandangan bahwa tugas dari para filsuf diantaranya adalah membuang
pikiran irasional dengan rasional. Paham ini sering mendewakan akal, sebagai tonggak
penemuan kebenaran. Aliran ini jelas buta terhadap kejadian yang sesungguhnya.
Hasil-hasil teknologi era industri dan era informasi tidak dapat

10
SEJARAH ILMU FILSAFAT

dilepaskan dari andil rasionalisme untuk mendorong manusia menggunakan akal


pikiran dalam mengembangkan ilmu pengetahuan untuk kesejahteraan manusia.

2. Empirisme

Empirisme adalah sebuah orientasi filsafat yang berhubungan dengan


kemunculan ilmu pengetahuan modern dan metode ilmiah. Empirisme menekankan
bahwa ilmu pengetahuan manusia bersifat terbatas pada apa yang dapat diamati dan
diuji. Aliran empirisme memiliki sifat kritis terhadap abtraksi dan spekulasi dalam
membangun dan memperoleh ilmu. Selain itu, tadisi empirisme adalah fundamen
yang mengawali mata rantai evolusi ilmu pengetahuan sosial, terutama dalam konteks
perdebatan apakah ilmu pengetahuan sosial itu berbeda dengan ilmu alam.

3. Realisme

Realisme berpandangan bahwa kenyataan tidaklah terbatas pada pengalaman


indrawi ataupun gagasan yang terbangun dari dalam. Dengan demikian realisme dapat
dikatakan sebagai bentuk penolakan terhadap gagasan ekstrim idealisme dan
empirisme. Gagasan utama dari realisme dalam konteks pemerolehan pengetahuan
adalah bahwa pengetahuan didapatkan dari dua hal yaitu observasi dan pengembangan
pemikiran baru dari observasi yang dilakukan. Kontribusi lain dari tradisi realisme
adalah sumbangannya terhadap filsafat kontemporer ilmu pengetahuan, terutama
melalui karya Roy Bashkar, dalam memberikan argument- argumen terhadap status
ilmu pengetahuan spekulatif yang diklaim oleh tradisi empirisme.

4. Idealisme

Idealisme adalah tradisi pemikiran filsafat yang erpandangan bahwa doktrin


tentang realitas eksternal tidak dapat dipahami secara terpisah dari kesadaran manusia.
Salah satu sumbangan dari tradisi filsafat idealisme adalah pengaruh idealisme platonic
dalam agama 11 Kristen. Selain Kristen, pemikiran yang turut memberikan saham bag
tradisi idealis adlaah mistisisme Yahudi, mistisisme Kristen dan pengembangan
pemikiran matematika oleh bangsa-bangsa Arab. Dengan demikian, pemikiran filsafat
idealisme dibangun terutama oleh gagasan-gagasan

11
SEJARAH ILMU FILSAFAT

Hegel dan Kant. Namun demikian, bangunan filsafat politik modern yang berpaham
bahwa manusia dapat mengatur dunia melalui ilmu pengetahuan telah membuktikan
vitalitas aliran idealisme Kantian.

5. Positivisme

Positivism adalah doktrin filosofi dan ilmu pegetahuan sosial yang


menempatkan peran sentral pengalaman dan bukti empiris sebagai basis dari ilmu
pengetahuan dan penelitian. Salah satu bagian dari tradisi positivisme adalah sebuah
konsep yang disebut dengan positivisme logis. Kerangka pengembangan ilmu menurut
tradisi positivisme telah memunculkan perdebatan tentang apakah ilmu pengetahuan
sosial memang harus “di-ilmiahkan”. Kritik atas positivisme berkaitan dengan
penggunaan fakta–fakta yang kaku dalam penelitian sosial. Menjawab kritik ini, kaum
positivis mengatakan bahwa metode kualitatif yang digunakan dalam penelitia sosial
tidak menemukan keepatan karena sulitnya untuk diverifikasi secara empiris.
Positivisme menganut pendekatan etik, karenanya bersebrangan dengan empirisme.

6. Pragmatisme

Pragmatsime adalah mahzab pemikiran filsafat ilmu yang dipelopori oleh C.S
Peirce, William James, John Dewey, George Herbert Mead, F.C.S. Schiller dan Richard
Rorty. Pragmatisme berargumentasi bahwa filsafat ilmu haruslah meninggalkan ilmu
pengetahuan transendental dan menggantinya dengan aktivitas manusia sebagai sumber
pengetahuan. Sumbangan dari pragmatisme adalah dalam praktik demokrasi. Dalam
area ini pragmatisme memfokuskan pada kekuatan individu untuk meraih solusi kreatif
terhadap masalah yang dihadapi. Namun demikian, walaupun masing – masing aliran
ada kelebihan dan kelemahannya, setiap filsafat ilmu saling berkontribusi dengan saling
meyapa secra kritis.

Dari pokok bahasan di atas, semua filsafat ilmu memebrikan kontribusi yang
signifikan bagi terbentuknya pemikiran ilmu pengetahuan 12 modern. Sedangkankajian
yang dibahas dalam filsafat ilmu adalah meliputi hakikat (esensi) pengetahuan,

12
SEJARAH ILMU FILSAFAT

artinya filsafat ilmu lebih menaruh perhatian terhadap problem-problem mendasar ilmu
pengetahuan seperti; ontologi ilmu, epistimologi ilmu dan aksiologi ilmu. Dari berbagai
aliran filsafat ilmu diatas, sampai sekarang banyak mewarnai perkembangan ilmu di
Indonesia, terutama dalam bidang penelitian. Implikasi dari berbagai aliran itu memiliki
sudut pandang metodologis yang berbeda. Bahkan masing-masing aliran akan
melahirkan aneka ragam metode penelitian. Namun dalam wawasan filsafat ilmu,
aliran tetap menjadi akar dari perkembangan ilmu pengetahuan. Aliran akan
menentukan metode dan seluruh teori yang digunakan dalam penelitian apapun

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Yunani adalah tonggak kelahiran filsafat ilmu dan juga kiblat dari segala ilmu. Yang
paling penting dalam filsafat ilmu baru adalah penekannanya pada penelitian yang
berkesinambungan dan bukannya hasil-hasil yang diterima sebagai inti pokok kegiatan
ilmu pengetahuan. Tahap berpikir yang dilandasi teori, keraguan, logika, dan rasionalitas
itulah gema filsafat ilmu. Sejarah perkembangan ilmu terbagi secara periode, yakni; Zman
Pra Yunani Kuno, Zaman Yunani kuno, Masa Helintis Romawi, Zaman Abad pertengahan,
Zaman Renaissance, Zaman Modern, Zaman Kontemporer (Abad XX dan Seterusnya).
Adapun aliran-aliran filsafat ilmu terbagi menjadi beberapa aliran yaitu sebagai berikut:
rasonalisme, empirisme, realisme, idealisme, positivisme, dan pragmatisme. Dari berbagai
aliran filsafat ilmu, sampai sekarang banyak mewarnai perkembangan ilmu di Indonesia,
terutama dalam bidang penelitian. Implikasi dari berbagai aliran itu memiliki sudut
pandang metodologis yang berbeda. Bahkan masing- masing aliran akan melahirkan aneka
ragam metode penelitian. Namun dalam wawasan filsafat ilmu, aliran tetap menjadi akar
dari perkembangan ilmu pengetahuan. Aliran akan menentukan metode dan seluruh teori
yang digunakan dalam penelitian apapun

13
SEJARAH ILMU FILSAFAT

DAFTAR PUSTAKA

Kirom, Syahrul.2011. “FILSAFAT ILMU DAN ARAH PENGEMBANGAN PANCASILA:


RELEVANSINYA DALAM MENGATASI PERSOALAN KEBANGSAAN” dalam Jurnal
Filsafat Vol.21, Nomor 2. Universitas Gajah Mada, Yogyakarta

Amsal Bakhtiar, Filsafat Ilmu (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013 edisi revisi), hlm. 22

Endraswara, Suwardi. Dr.,M.Hum., 2012. Filsafat Ilmu. Yogyakarta: CAPS

14
SEJARAH ILMU FILSAFAT

Anda mungkin juga menyukai