Anda di halaman 1dari 30

ANALISA KINERJA KEUANGAN UNTUK MENILAI TINGKAT

KESEHATAN PERUSAHAAN
(Studi Pada PT. PP (Persero), Tbk. Periode Tahun 2014-2018)

SEMINAR

ANISAH NURSAFITRI
VIDYA SOFIANTI

Semester VII (Pagi)

Dosen Pembimbing :
Dr. Pandoyo, SE, MM

PROGRAM STUDY MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS IBNU CHALDUN


JAKARTA
-2020-
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Adanya globalisasi ekonomi dunia menjadikan persaingan antar perusahaan
terjadi tidak hanya pada lingkup nasional tetapi juga internasional. Langkah yang dapat
dilakukan untuk mempersiapkan pelaku kinerja terutama kinerja keuangan yang dimiliki
perusahaan salah satunya adalah dengan melihat laporan keuangan perusahaan. “Laporan
keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan
suatu entitas”(PSAK no.1 revisi 2009). Posisi keuangan perusahaan ditunjukkan dalam
laporan neraca dan untuk melihat kinerja keuangan perusahaan dapat dilakukan melalui
analisis terhadap rasio keuangan.
Analisis rasio keuangan dapat memberikan gambaran mengenai keadaan finansial
perusahaan serta dapat memberikan informasi apakah kondisi keuangan perusahan
tersebut sehat atau tidak. Informasi kondisi kesehatan keuangan perusahaan sangat
diperlukan untuk menjaga eksistensi perusahaan dari persaingan. Salah satu perusahaan
yang perlu dinilai tingkat kesehatan keuangannya adalah perusahaan Badan Usaha Milik
Negara.
Pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk menilai tingkat kesehatan BUMN
berdasarkan Surat Keputusan Menteri BUMN No: Kep-100/MBU/2002 yang berisi
ketentuan atau tata cara untuk menilai tingkat kesehatan BUMN. Penilaian tingkat
kesehatan meliputi penilaian terhadap aspek keuangan, aspek operasional dan aspek
administrasi. Penilaian tiga aspek dilakukan dengan memberikan bobot penilaian yang
nantinya dari total bobot yang diperoleh akan dibandingkan dengan kategori kesehatan
BUMN.
Penilaian terhadap aspek keuangan menggunakan delapan indikator yaitu ROE,
ROI, cash ratio, current ratio, collection periods, perputaran persediaan, TATO dan rasio
Total Modal Sendiri terhadap Total Aset (TMS terhadap TA). Penilaian tehadap aspek
operasional meliputi unsur-unsur kegiatan yang dianggap paling dominan dalam
menunjang operasional perusahaan. Penilaian terhadap aspek administrasi menggunakan
empat indikator yaitu laporan perhitungan tahunan, rancangan Rencana Kerja dan
Anggaran Perusahaan (RKAP), laporan periodik dan kinerja Pembinaan Usaha Kecil dan
Koperasi (PUKK). Peneliti hanya menggunakan penilaian aspek keuangan yang indikator
penilaiannya dapat dilihat dari laporan keuangan perusahaan yang dipublikasikan.
Sektor jasa konstruksi diperlukan dalam mendukung pertumbuhan berbagai sector
di Indonesia. Pemerintah Indonesia memiliki empat perusahaan jasa konstruksi yang
telah go public dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia yaitu PT Pembangunan Perumahan
atau PT PP (Persero), Tbk. perlu dinilai tingkat kesehatan keuangannya.
Beberapa penelitian pernah dilakukan untuk menilai tingkat kesehatan BUMN.
Penelitian yang dilakukan oleh Rosidin (2011) pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero)
Cabang Samarinda menunjukkan bahwa kinerja aspek keuangan PT Pelabuhan Indonesia
IV (Persero) Cabang Samarinda memperoleh predikat AA dengan klasifikasi sehat pada
tahun 2009 dan 2010 sehingga tidak menunjukkan penurunan atau kenaikan. Penelitian
Kusumawardhani (2014) pada perusahaan BUMN yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
tahun 2010-2012 menunjukkan hasil bahwa dari 13 perusahaan yang diteliti, perusahaan
sektor industri semen memiliki total skor tertinggi dibanding sektor lain.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan maka dapat dirumuskan
masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah “Bagaimana tingkat kesehatan PT PP
(Persero) Tbk. dari aspek keuangan berdasarkan Surat Keputusan Menteri BUMN
Nomor: KEP-100/MBU/2002 Periode 2014-2018?”
C. Tujuan Penelitian
“ Untuk mengetahui tingkat kesehatan PT PP (Persero) Tbk. Jika dilihat dari
aspek keuangan periode 2014-2018”.
D. Manfaat Penelitian
Dari penelitian ini maka dapat diperoleh beberapa manfaat, yaitu sebagai berikut :
1. Bagi Peneliti
Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberi pengetahuan serta pengalaman
untuk mengaplikasikan teori yang diperoleh selama ini.
2. Bagi Akademis
Diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah wawasan dan dapat digunakan
sebagai bahan referensi untuk penelitian dimasa yang akan datang.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teoritis
1. Laporan Keuangan
Laporan keuangan (Financial Statement) merupakan ikhtisar mengenai keadaan
keuangan suatu perusahaan pada saat tertentu. Laporan keuangan secara garis besar
dibedakan menjadi 4 macam, yaitu laporan eraca, laporan laba-rugi, laporan
perubahan modal dan laporan aliran kas (Martono dan Harjito, 2003: 51)
Lapran keuangan merupakan hasil akhir dari proses akutansi yang meliputi dua
laporan utama yaiitu neraca dan laba-rugi. Laporan keuangan ini dibuat dengan
maksud untuk menyediakan informasi keuangan suatu perusahaan kepada pihak-
pihak yang berkepentingan sebagai bahan pertimbangan didalam mengambil
keputusan.
a. Pengertian Laporan Keuangan
Pengertian laporan keuangan menurut Ikatan Akuntan Indonesia
(2012):”laporan keuangan meliputi bagian dari proses laporan keuangan, laporan
keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan
perubahan ekuitas, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan
dalam berbagai cara misalnya, sebagai laporan arus kas/laporan arus dana),
catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral
dari laporan keuangan.”
Menurut Munawir (2010:2), “Laporan keuangan pada dasarnya adalah
hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk
berkomunikasi antara data keuangan atau akivitas suatu perusahaan dengan pihak-
pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut”.
Menurut Kasmir (2012:7)“Laporan keuangan adalah laporan yang
menunjukkan kondisi keuangan perusahaan saat ini atau dalam suatu periode
tertentu.”Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat dinyatakan bahwa
laporan keuangan adalah hasil akhir dari suatu proses akuntansi yang
menghasilkan informasi keuangan yang terdiri dari neraca, laporan laba rugi dan
laporan perubahan ekuitas yang digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi dan
pengambilan keputusan oleh pihak-pihak yang berkepentingan”.
b. Tujuan Laporan Keuangan
Setiap laporan keuangan yang dibuat mempunyai tujuan tertentu. Tujuan
laporan keuangan disusun guna memenuhi kepentingan berbagai pihak yang
berkepentingan terhadap perusahaan.
 Tujuan pembuatan atau penyusunan laporran keuangan menurut Kasmir
(2012:10) adalah:
1) Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta) yang
dimiliki perusahaan saat ini.
2) Memberikan informasi tentang jenis dann jumlah kewajiban dan modal
yang dimiliki perusahaan saat ini.
3) Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapattan yang
diperoleh padaa suatu peiode tertentu.
4) Memberikan informsi tentang jumlah biaya jenis dan jenis biaya yang
dikeluarkan perusahaan dalam suatu periode perusahaan tertentu
5) Memberikan inormasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi terhadap
aktiva, passiva, dan modal perusahaan.
6) Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam
suatu periode
7) Memberikan informasi tentang catatan-catatan atas laporan keuangan
8) Informasi keuangan lainnya
 Tujuan laporan keuangan menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2012)
adalah:
Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi tentang
apakah posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang
bermanfaat bagi sebagai besar kalangan pengguna laporan dalam
pembuatan keputusan ekonomi serta menunjukkan hasil
pertanggungjawaban manajemen atas pengguna sumber daya yang
dipercaya kepada mereka.
Dengan demikian, laporan keuangan merupakan sumber yang
sangat penting yang memberikan sejumlah informasi mengenai aset dan
kewajiban perusahaan, aktivitas pembiayaan dan investasi perusahaan, dan
informasi keuangan lainnya yang berguna bagi kalangan pengguna laporan
keuangan dalam membuat keputusan-keputusan ekoonomi.
c. Manfaat Laporan Keuangan
Manfaat laporan keuangan tidak dapat dipisahkan dari tujuan penyusunan
laporan keuangan, maka dapat diketahui manfaat apa yang diharapkan dari
laporan keuangan tersebut. Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan
informasi yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan
keputusan ekonomi. Sedangkan manfaat dari laporan keuangan yaitu :
1) Laporan keuangan merupakan data histories yang berguna sebagai bentuk
pertanggungjawaban manajemen atas data kepercayaan yang diberikan oleh
pemilik kepadanya.
2) Laporan keuangan merupakan hasil dari suatu proses akutansi yang
bermanfaat sebagai alat komunikasi antara data keuangan dengan pihalk-pihak
yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan.
3) Laporan keuangan dapat digunakan manajemen untuk mengetahui biaya-biaya
dari berbagai kegiatan, mengukur efisiensi tiap-tiap bagian, proses prediksi
dan menentukan tingkat keuntungan yang dicapai tiap-tiap kegiatan atau
bagian tersebut.
4) Laporan keuangan berguna untuk mengkonfirmasi informasi yang
dipublikasikan sumber-sumber lain.

2. Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan adalah gamabaran setiap hasil ekonomi yang mampu di raih
oleh perusahaan perbankan pada periode teretentu melalui aktivitas-aktivitas
perusahan untuk menghasilkan keuntungan secara efsien dan efektif, yang dapat
diukur perkembangannya dengan ,egadakan analisis terhadap data-data keuangan
yang teremin dalam laporan keuangan.
a. Pengertian Kinerja Keuangan
Menurut bambang Rianto dalam bukunya 1998: 253 mengatakan bahwa
kinerja keuangan adalah suatu kegiatan unutk melakukan kegiatan pelaporan
keuangan menurut standart keuangan yang telah ditetapkan.
Menurut Alex S.Nitisemito (1995:13) dala bukunya mengatakan kinerja
keuanga merupakan kegiatan perusaahan yang ditunjukan untuk mendapatkan dan
mengunakan modal dengan cara yang efektif dan efesien.
b. Pengukuran Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan perusahaan berkaitan erat dengan pengukuran dan
penilaian kinerja. Pengukuran kinerja (performing measurement) adalah
kualifikasi dan efisiensi serta efektivitas perusahaan dalam pengoperasian bisnis
selama periode akuntansi. Adapun penilaian kinerja menurut Srimindarti
(2006:34) adalah penentuan efektivitas operasional, organisasi, dan karyawan
berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya secara
periodik.
Pengukuran kinerja digunakan perusahaan untuk melakukan perbaikan di
atas kegiatan operasionalnya agar dapat bersaing dengan perusahaan lain. Analisis
kinerja keuangan merupakan proses pengkajian secara kritis terhadap review data,
menghitung, mengukur, menginterprestasi, dan memberi solusi terhadap
keuangan perusahaan pada suatu periode tertentu.Keputusan Menteri BUMN
Nomor KEP-100/MBU/2002.
c. Tujuan pengukuran kinerja keuangan
Menurut Munawir (2012:31) menyatakan bahwa tujuan dari pengukuran
kinerja keuangan perusahaan adalah:
1) Mengetahui tingkat likuiditas. Likuiditas menunjukkan kemampuan suatu
perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan yang harus segera
diselesaikan pada saat ditagih.
2) Mengetahui tingkat solvabilitas. Solvabilitas menunjukkan kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan
tersebut dilikuidasi, baik keuangan jangka pendek maupun jangka panjang.
3) Mengetahui tingkat rentabilitas. Rentabilitas atau yang sering disebut dengan
profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba
selama periode tertentu.
4) Mengetahui tingkat stabilitas. Stabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan
untuk melakukan usahanya dengan stabil, yang diukur dengan
mempertimbangkan kemampuan perusahaan untuk membayar hutang-
hutangnya serta membayar beban bunga atas hutang-hutangnya tepat pada
waktunya.
d. Manfaat dari penilaian kinerja keuangan
Bagi investor, informasi mengenai kinerja keuangan perusahaan dapat
digunakan untuk melihat apakah mereka akan mempertahankan investasi mereka
di perusahaan tersebut atau mencari alternatif lain. Apabila kinerja perusahaan
baik maka nilai usaha akan tinggi. Dengan nilai usaha yang tinggi membuat para
investor melirik perusahaan tersebut untuk menanamkan modalnya sehingga akan
terjadi kenaikan harga saham. Atau dapat dikatakan bahwa harga saham
merupakan fungsi dari nilai perusahaan.
Sedangkan bagi perusahaan, informasi kinerja keuangan perusahaan dapat
dimanfaatkan untuk hal-hal sebagai berikut:
1) Untuk mengukur prestasi yang dicapai oleh suatu organisasi dalam suatu
periode tertentu yang mencerminkan tingkat keberhasilan pelaksanaan
kegiatannya.
2) Selain digunakan untuk melihat kinerja organisasi secara keseluruhan,
maka pengukuran kinerja juga dapat digunakan untuk menilai kontribusi
suatu bagian dalam pencapaian tujuan perusahaan secara keseluruhan.
3) Dapat digunakan sebagai dasar penentuan strategi perusahaan untuk masa
yang akan datang.
4) Memberi petunjuk dalam pembuatan keputusan dan kegiatan organisasi
pada umumnya dan divisi atau bagian organisasi pada khususnya.
5) Sebagai dasar penentuan kebijaksanaan penanaman modal agar dapat
meningkatkan efisiensi dan produktivitas perusahaan.

Kerangka Berfikir
Gambar 1.1
Kerangka Berfikir

Laporan Keuangan PT. PP (Persero) Tbk.

Tahun 2014-2018

Data :

-Neraca

- Laba-Rugi

Ratio Keuangan :

-ROE - Collection Periode (CP)


-ROI - Perputaran Persediaan (PP)
-Cash Ratio -TATO
-Current Ratio - TMS terhadap TA

Metode time series analisis

Hasil

Kesimpulan dan saran


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di PT. Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk. Plaza PP,
Jalan TB simatupang No.57,Gedong,kec. Pasar Rebo, Kota Jakarta Timur, Daerah
Khusus IbuKota Jakarta.
B. Teknik Pengumpulan Data
Metode atau teknik pengumpulan data merupakan suatu cara yang digunakan oleh
peneliti untuk memperooleh data dalam penelitian (Arikunto, 2002:21).
Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah metode dokumentasi, yaitu
dengan cara mencari data, mengumpulkan, mempelajari, mengklasifisikasikan dan
menggunkan data yang sudah ada mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan,
transkip, buku, surat kabar, majalah, agenda dan sebagianya yang berkaitan dengan
perusahaan.
Dalam penelitian ini data diperoleh dari internet maupun media lainnya.
C. Analisis Data
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian studi kasus
dengan pendekatan kuantitatif. Fokus penelitian dalam penelitian ini adalah:
Analisis tingkat kesehatan keuangan PT PP (Persero) Tbk. dari aspek keuangan
berdasarkan Surat Keputusan Menteri BUMN Nomor: KEP-100/MBU/2002 periode
2014-2018.
a. Return On Equity (ROE)
b. Return On Investment (ROI)
c. Cash Ratio
d. Current Ratio
e. Collection Periods
f. Perputaran Persediaan
g. Total Asset turn Over (TATO)
h. Total Modal Sendiri terhadap Total Aset (TMS terhadap TA)
i. Penilaian tingkat kesehatan PT PP (Persero) Tbk. dari aspek keuangan berdasarkan
Surat Keputusan Menteri BUMN Nomor: KEP-100/MBU/2002 periode 2014-2018.

Analisis data yang dilakukan pada penelitian ini melalui tahapan-tahapan sebagai
berikut:
Analisis tingkat kesehatan keuangan PT PP (Persero) Tbk. dari aspek keuangan
berdasarkan Surat Keputusan Menteri BUMN Nomor: KEP-100/MBU/2002 periode
2014-2018
a. Return On Equity ( ROE)

𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘


ROE = 𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 𝑆𝑒𝑛𝑑𝑖𝑟𝑖
𝑥 100%

Sumber : SK Mentri BUMN No: KEP/100/MBU/2002, 2015


b. Return On Investment (ROI)

𝐸𝐵𝐼𝑇+𝑃𝑒𝑛𝑦𝑢𝑠𝑢𝑡𝑎𝑛
ROI = 𝑥 100%
𝐶𝑎𝑝𝑖𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑚𝑝𝑙𝑜𝑦𝑒𝑑

Sumber : SK Mentri BUMN No: KEP/100/MBU/2002, 2015


c. Cash Ratio

𝐾𝑎𝑠 + 𝐵𝑎𝑛𝑘 + 𝑆𝑢𝑟𝑎𝑡 𝐵𝑒𝑟ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝐽𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑒𝑘


Cash Ratio = 𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠
𝑥 100%

Sumber : SK Mentri BUMN No: KEP/100/MBU/2002, 2015


d. Current Ratio

𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡
Current Ratio = 𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠 𝑥 100%

Sumber : SK Mentri BUMN No: KEP/100/MBU/2002, 2015


e. Collection Periods

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑖𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑈𝑠𝑎ℎ𝑎


CP = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑈𝑠𝑎ℎ𝑎 𝑥 365 ℎ𝑎𝑟𝑖

Sumber : SK Mentri BUMN No: KEP/100/MBU/2002, 2015


f. Perputaran Persediaan

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛
PP = 𝑥 365 ℎ𝑎𝑟𝑖
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑈𝑠𝑎ℎ𝑎

Sumber : SK Mentri BUMN No: KEP/100/MBU/2002, 2015


g. TATO

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛
TATO = 𝐶𝑎𝑝𝑖𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑚𝑝𝑙𝑜𝑦𝑒𝑑 𝑥 100%

Sumber : SK Mentri BUMN No: KEP/100/MBU/2002, 2015


h. TMS terhadap TA

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 𝑆𝑒𝑛𝑑𝑖𝑟𝑖


TMS terhadap TA = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡
𝑥 100%

Sumber : SK Mentri BUMN No: KEP/100/MBU/2002, 2015

i. Melakukan penilaian tingkat kesehatan PT Adhi Karya Tbk. dari aspek keuangan
berdasarkan Surat Keputusan Menteri BUMN Nomor: KEP-100/MBU/2002 Periode
2014-2018.

Tabel 3 Kategori Tingkat Kesehatan BUMN Berdasarkan SK Menteri BUMN No:


Kep-100MBU/2002

Tingkat Kesehatan Perusahaan


Kategori Predikat Nilai (Skor)
Sehat AAA >95
Sehat AA 80 < TS ≤ 95
Sehat A 65 < TS ≤ 80
Kurang Sehat BBB 50 < TS ≤ 65
Kurang Sehat BB 40 < TS ≤ 50
Kurang Sehat B 30 < TS ≤ 40
Tidak Sehat CCC 20 < TS ≤ 30
Tidak Sehat CC 10 < TS ≤ 20
Tidak Sehat C TS ≤ 10

Sumber : SK Menteri BUMN No: KEP 100/MBU/2002, 2015


BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Analisis tingkat kesehatan keuangan PT PP (Persero) Tbk. Dari aspek keuangan berdasarkan
Surat Keputusan Menteri BUMN Nomor: KEP-100/MBU/2002 periode 2014-2018

A. Return On Equity ( ROE)

𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘


ROE = 𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 𝑆𝑒𝑛𝑑𝑖𝑟𝑖
𝑥 100%

TAHUN LABA SETELAH PAJAK MODAL SENDIRI ROE


2014 5.32065E+11 2.39027E+12 100% 22,25%
2015 8.45536E+11 5.11907E+12 100% 16,51%
2016 1.15143E+12 1.07962E+13 100% 10,66%
2017 1.72385E+12 1.42431E+13 100% 12,10%
2018 1.95899E+12 1.63156E+13 100% 12,01%

Peningkatannilai ROE padatahun 2014 dikarenakanadanyaperubahanjumlahlabadan modal


yang meningkat. Jumlah laba dan modal yang yang digunakan sebagai penentupem bagian
deviden yang dimiliki perusahaan meningkat. Penurunan nilai ROE pada tahun 2016
disebabkan karena adanya perubahan pada jumlah modal yang semakin bertambah dari
tahun 2014-2018 tetapi tidak diimbangi dengan meningkatnya jumlah laba per tahunnya.

B. Return On Investment ( ROI)

𝐸𝐵𝐼𝑇+𝑃𝑒𝑛𝑦𝑢𝑠𝑢𝑡𝑎𝑛
ROI = 𝐶𝑎𝑝𝑖𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑚𝑝𝑙𝑜𝑦𝑒𝑑 𝑥 100%

ASSET TETAP CASPITAL


TAHUN TOTAL ASET DALAM
PELAKSANAAN EMPLOYED
2014 1.46119E+13 4.93576E+11 1.41183E+13
2015 1.91288E+13 2.98907E+12 1.61397E+13
2016 3.12328E+13 4.17788E+12 2.70549E+13
2017 4.17828E+13 5.78964E+12 3.59931E+13
2018 5.25492E+13 6.60538E+12 4.59438E+13
TAHUN EBIT PENYUSUTAN CAPITAL Ebit + Penyusutan ROI
EMPLOYED
2014 9,19445E+11 1,65826E+11 1,41183E+13 1.085.271.366.437 7,68%
2015 1,28753E+12 84340061545 1,61397E+13 1.371.874.113.438 8,49%
2016 1,70361E+12 5,64002E+11 2,70549E+13 2.267.611.670.636 8,38%
2017 1,79226E+12 8,04437E+11 3,59931E+13 2.596.698.838.403 7,21%
2018 2,00309E+12 4,97728E+11 4,59438E+13 2.500.818.736.800 5,44%

Peningkatan nilai ROI pada tahun 2015 dikarenakan adanya peningkatan jumlah
laba sebelum bunga dan pajak (EBIT), penyusutan dan capital employed. Jumlah capital
employed yang meningkat dikarenakan aset tetap yang dimiliki perusahaan bertambah.
Jumlah penyusutan yang meningkat dikarenakan terdapat penambahan pada aset tetap
yang dimiliki perusahaan. Penurunan nilai ROI pada tahun 2018 disebabkan karena total
aset yang semakin bertambah dari tahun ke tahun, tetapi tidak diimbangi dengan
peningkatan nilai EBIT pertahunnya.
C. Cash Ratio

𝐾𝑎𝑠 + 𝐵𝑎𝑛𝑘 + 𝑆𝑢𝑟𝑎𝑡 𝐵𝑒𝑟ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝐽𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑒𝑘


Cash Ratio = x 100%
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠

HUTANG
TAHUN KAS&SETARA KAS LANCAR CAS RASIO
2014 2.40813E+12 1.22216E+13 100% 19,70%
2015 3.02539E+12 1.40097E+13 100% 21,59%
2016 9.12517E+12 2.04366E+13 100% 44,65%
2017 9.38349E+12 2.75397E+13 100% 34,07%
2018 8.64743E+12 3.62335E+13 100% 23,86%

Perubahan nilai cash ratio PT PP pada table disebabkan karena adanya pertumbuhan
secara konstan pada jumlah hutang lancer dari tahun ketahun. Pertumbuhan yang terus
terjadi pada jumlah hutang lancer tidak terjadi pada pertumbuhan jumlah kas dan setara kas.
Pertumbuhan jumlah kas dan setara kas perusahaan bersifat fluktuatif.
D. Current Ratio

𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡
Current Ratio = x 100%
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠

HUTANG CURRENT
TAHUN AKTIVA LANCAR LANCAR RASIO
2014 1.35452E+13 1.22216E+13 100% 110,82%
2015 1.54305E+13 1.40097E+13 100% 110,14%
2016 2.4344E+13 2.04366E+13 100% 119,11%
2017 2.99078E+13 2.75397E+13 100% 108,59%
2018 3.75345E+13 3.62335E+13 100% 103,59%

Perolehan current ratio PT PP pada tahun 2018 lebih kecil dibandingkan tahun
2014, 2015, 2016 dan 2017. NilaI current ratio yang kecil pada tahun 2018 dikarenakan
jumlah aktiva lancer dan hutang lancar perusahaan yang juga lebih sedikit dibandingkan
tahun 2014, 2015, 2016 dan 2017. Nilai current ratio pada tahun 2016 memiliki jumlah
yang terbesar dibandingkan dengan tahun 2014, 2015, 2017 dan 2018 dikarenakan
jumlah aktiva lancer tidak sebanding dengan jumlah hutang lancar.

E. Collection Periods (CP)

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑖𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑈𝑠𝑎ℎ𝑎


CP = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑈𝑠𝑎ℎ𝑎 𝑥 365 ℎ𝑎𝑟𝑖

PENDAPATAN
TAHUN PIUTANG USAHA USAHA HARI CP
2014 2.30016E+12 1.24274E+13 365 67.55731834
2015 2.92737E+12 1.42174E+13 365 75.15383761
2016 4.77604E+12 1.64589E+13 365 105.9156501
2017 6.50998E+12 2.15023E+13 365 110.5066602
2018 1.02851E+13 2.51196E+13 365 149.4483918

Dapat terlihat bahwa terjadi sedikit penurunan nilai collection periods pada tahun 2014
karena peningkatan piutang perusahaan diiringi dengan naiknya pendapatan yang
diperoleh perusahaan. Padatahun 2018 terjadi peningkatan nilai collection periods
sebesar 149,4 hari dikarenakan adanya peningkatan jumlah piutang yang dimiliki oleh
perusahaan. Peningkatan jumlah piutang usaha yang tidak diimbangi dengan
meningkatnya pendapatan usaha perusahaan menyebabkan kemampuan perusahaan
dalam mengumpulkan piutangnya semakin menurun. Penurunan pendapatan usaha
terjadi pada tahun 2014 sebesar Rp. 12.427.371.312.550.
F. Perputaran Persediaan (PP)

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛
PP = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑈𝑠𝑎ℎ𝑎 𝑥 365 ℎ𝑎𝑟𝑖

PENDAPATAN
PERSEDIAAN HARI PP
TAHUN USAHA
2014 2.42051E+12 1.24274E+13 365 71.09190655
2015 2.49863E+12 1.42174E+13 365 64.1467489
2016 2.65564E+12 1.64589E+13 365 58.89269427
2017 2.57035E+12 2.15023E+13 365 43.63151428
2018 4.65943E+12 2.51196E+13 365 67.70388518

Perubahan hasil perputaran persediaan disebabkan karena adanya peningkatan


persediaan dan pendapatan usaha. Pada tahun 2018 terjadi peningkatan persediaan Rp.
4.659.429.626.288 dan peningkatanpen dapatan usaha Rp. 25.119.560.112.231 dari tahun
2017. Pada tahun 2014 mengalami penurunan persediaan sebesarRp. 2.420.508.274.041
dan penurunan pendapatan usaha Rp. 12.427.371.312.550 dari tahun 2015. PT PP
memiliki perputaran persediaan yang tinggi sehingga menunjukkan kegiatanoperasi
perusahaan berjalan dengan efisien.
G. TATO

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛
TATO = 𝐶𝑎𝑝𝑖𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑚𝑝𝑙𝑜𝑦𝑒𝑑 𝑥 100%

CAPITAL
TAHUN TOTAL PENDAPATAN EMPLOYED TATO
2014 5.32065E+11 1.41183E+13 100% 3,76%
2015 1.19209E+12 1.61397E+13 100% 7,38%
2016 1.25634E+11 2.70549E+13 100% 0,46%
2017 1.80845E+12 3.59931E+13 100% 5,02%
2018 2.11661E+12 4.59438E+13 100% 4,60%
Berdasarkan tabel, dapat terlihat terjadi peningkatan yang cukup tinggi pada tahun
2014, hal tersebut dikarenakan jumlah total aktiva dan pendapatan usaha perusahaan
mengalami peningkatan. Total pendapatan perusahaan tahun 2014 naik Rp.
532.065.270.922. Pada tahun 2016, terjadi penurunan TATO yang disebabkan karena
adanya peningkatan aktiva yang tidak diimbangi dengan meningkatnya pendapatan.
Tahun 2016 terjadi penurunan pendapatan sebesar Rp. 125.634.134.684.
H. TMS terhadap TA

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 𝑆𝑒𝑛𝑑𝑖𝑟𝑖


TMS terhadap TA = 𝑥 100%
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡

TMS terhadap
TAHUN MODAL SENDIRI TOTAL ASSET TA
2014 2.39027E+12 1.46119E+13 100% 16,35%
2015 5.11907E+12 1.91288E+13 100% 26,76%
2016 1.07962E+13 3.12328E+13 100% 34,56%
2017 1.42431E+13 4.17828E+13 100% 34,08%
2018 1.63156E+13 5.25492E+13 100% 31,04%

Berdasarkan tabel, menunjukkan bahwa TMS terhadap TA perusahaanterus


mengalamipeningkatan pada tahun 2014-2016 dan terjadi penurunan pada tahun 2017-
2018. Peningkatan TMS terhadap TA pada tahun 2014 dan 2016, disebabkan karena
adanya peningkatan jumlah modal yang diiringidengan peningkatan jumlah asset.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian dan hasil analisis yang telah dilakukan, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa, Hasil analisis tingkat kesehatan PT PP (Persero) Tbk. dari aspek
keuangan selama tahun 2014-2018 menunjukkan hasil perhitungan rasio Return On
Equity (ROE), Return On Investment (ROI), Cash Ratio, Current ratio, Collection
periods (CP), Perputaran Persediaan (PP), Total Asset turn Over (TATO), dan Total
Modal Sendiri terhadap Total Aset mengalami peningkatan pada tahun 2014-2016 dan
penurunan di tahun 2017-2018.
Hasil penilaian tingkat kesehatan keuangan PT PP (Persero) Tbk. selama tahun
2014-2018 berdasarkan Surat Keputusan Menteri BUMN Nomor: KEP-100/MBU/2002
memperoleh predikat sehat dengan perolehan kategori yang sama setiap tahunnya. Tahun
2014-2018 PT PP memperoleh kategori A. Perubahan pada total bobot rasio tidak
mempengaruhi perolehan kategori tingkat kesehatan perusahaan sehingga selama tahun
2014-2018 memperoleh kategori dan predikat kesehatan yang sama.
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka saran yang diberikan oleh
peneliti adalah:
1. PT PP (Persero) Tbk. diharapkan mampu meningkatkan dan menjaga nilai rasio-
rasio keuangan yang dimiliki dengan mengelola aspek-aspek keuangannya
sehingga dapat bersaing dengan perusahaan lain dan menarik para investor untuk
menanamkan modalnya.
2. PT PP (Persero) Tbk. diharapkan mampu meningkatkan tingkat kesehatan
keuangannya agar dapat memperoleh predikat sehat dengan kategori AAA dengan
meningkatkan kinerja keuangannya karena sebagai perusahaan BUMN
mempunyai tugas untuk menyejahterakan masyarakat Indonesia.
3. Penelitian ini hanya sebatas pada aspek keuangan untuk menilai tingkat kesehatan
perusahaan BUMN karena terbatasnya data yang diperoleh sehingga untuk
penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggunakan subjek, periode dan
variabel penelitian yang berbeda agar dapat menambah wawasan dalam penelitian
terkait tingkat kesehatan BUMN serta diharapkan dapat memperoleh hasil yang
lebih baik dari penelitian-penelitian sebelumnya.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA

1. https://s.docworkspace.com/d/AIov-3LCtPYcoqjGqNKmFA

2. www.ptpp.co.id

3. https://id.m.wikipedia.org/wiki/Pembngunan_Perumahan

Anda mungkin juga menyukai