Anda di halaman 1dari 16

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS


A. Kajian Pustaka
1. Laporan Keuangan
a. Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan suatu informasi yang menggambarkan kondisi keuangan suatu
perusahaan, dimana informasi tersebut dapat dijadikan sebagai gambaran kinerja keuangan
suatu perusahaan (Dr. Wastam Wahyu Hidayat, SE.,MM, 2018:2). Laporan keuangan terdiri
dari 4 (empat) laporan dasar, yaitu: neraca, laporan laba-rugi, laporan perubahan modal, dan

laporan arus kas (Arief Sugiono, SE.,M.Ak dan Edi Untung, SE, 2016 :3).
Laporan keuangan yang dipublikasikan dianggap memiliki arti penting dalam menilai suatu
perusahaan, karena informasi laporan keuangan itu dapat dianalisa apakah perusahaan itu
baik atau tidak bagi yang berkepentingan. Laporan keuangan sangat diperlukan untuk
mengukur hasil usaha dan perkembangan perusahaan dari waktu ke waktu dan untuk
mengetahui sudah sejauh mana perusahaan mencapai tujuannya. Tujuan laporan keuangan
adalah untuk memberikan informasi kepada pihak yang membutuhkan tentang kondisi suatu
perusahaan dari sudut angka-angka dalam satuan moneter (Dr. Wastam Wahyu Hidayat
SE.,MM, 2018:2-4).

Menurut (Fahmi, 2016:21) laporan keuangan adalah suatu informasi yang menggambarkan
keadaan keuangan suatu perusahaan, serta lebih jauh informasi tersebut dapat dijadikan
untuk gambaran kinerja keuangan perusahaan tersebut.
1) Neraca atau laporan posisi keuangan, menentukan posisi keuangan yang meliputi
kekayaan, kewajiban dan modal pada waktu tertentu.
2) Laporan laba rugi, menerangkan hasil dari usaha perusahaan yang meliputi
pendapatan dan biaya (bebas) yang dibelanjakan sebagai akibat dari pencapaian
tujuan dalam satu periode tertentu.
3) Laporan perubahan modal atau laba ditahan, yang meliputi tentang saldo awal dan
akhir laba ditahan dalam neraca untuk membuktikan suatu analisa perubahan
besarnya laba selama jangka waktu tertentu.
4) Laporan arus kas, memperlihatkan aliran kas selama periode tertentu, dan
memberikan informasi terhadap sumber-sumber kas serta penggunaan kas dalam
kegiatan pada periode yang dicakup.

b. Tujuan Laporan Keuangan


Seperti diketahui bahwa setiap laporan keuangan yang dibuat sudah pasti mempunyai tujuan
tertentu. Pada praktinya terdapat beberapa tujuan yang ingin dicapai, terkhususnya bagi
pemilik usaha serta manajemen perusahaan. Selain itu, tujuan laporan keuangan disusun
untuk memenuhi kepentingan berbagai pihak yang berkepentingan pada perusahaan
(Kasmir, 2012).

Secara umum, laporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi keuangan suatu
perusahaan, baik pada waktu tertentu maupun dalam periode tertentu. Laporan keuangan
juga dapat disusun secara mendadak berdasarkan kebutuhan perusahaan atau secara berkala.
Laporan keuangan mampu memberikan informasi keuangan, baik bagi pihak-pihak di dalam
maupun bagi di luar perusahaan yang berkepentingan dengan perusahaan (Kasmir, 2012).
Ada beberapa tujuan penyusunan laporan keuagan, yaitu :
1) Memberikan informasi mengenai jenis dan jumlah aset (harta) yang dimiliki
perusahaan saat ini.
2) Memberikan informasi menegenai jenis dan jumlah kewajiban dan modal yang
dimiliki perusahaan saat ini.
3) Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang diperoleh dalam
suatu periode tertentu
4) Memberikan informasi besarnya biaya dan jenis yang dikeluarkan oleh perusahaan
dalam suatu periode tertentu.
5) Memberikan informasi mengenai perubahan yang terjadi pada aktiva, pasiva dan
modal perusahaan.
6) Memberikan informasi mengenai kinerja pengurus perusahaan dalam suatu periode.
7) Memberikan informasi mengenai catatan dalam laporan keuangan.
8) Informasi keuangan lainnya.
Dengan mendapatkan laporan keuangan suatu perusahaan maka dapat diketahui kondisi
keuangan perusahaan secara keseluruhan. Laporan keuangan tidak hanya cukup untuk
dibaca, tetapi juga harus dipahami dan dipahami tentang posisi keuangan perusahaan saat
ini. Dengan melakukan analisis keuangan dengan berbagai rasio keuangan yang umum
digunakan.
c. Sifat Laporan Keuangan
Pencatatan yang dilakukan untuk penyusunan laporan keuangan harus dilakukan dengan
aturan yang berlaku serta untuk penyusunan laporan keuangan berdasarkan sifat laporan
keuangan itu sendiri. Adapun sifat laporan keuangan yang dibuat yaitu (Kasmir, 2012) :
1) Bersifat historis
Bersifat historis, berarti bahwa laporan keuangan dibuat serta disusun dari data masa
lalu atau masa yang sudah lewat dari masa sekarang. Seperti laporan keuangan
disusun berdasarkan data satu maupun dua atau beberapa tahun ke belakang (tahun
maupun periode sebelumnya).
2) Bersifat menyeluruh
Bersifat menyeluruh, artinya laporan keuangan dibuat selangkap mungkin.
Maksudnya laporan keuangan disusun berdasarkan standar yang telah ditetapkan.
Pembuatan atau penyusunan yang hanya sebagian-sebagian (tidak lengkap) tidak
dapat memberikan informasi yang lengkap mengenai keuangan suatu perusahaan.
3) Keterbatasan laporan keuangan
Menurut (Fahmi, 2016), adapun bentuk kelemahan maupun keterbatasan pada
laporan keuangan ini sebaiknya dilihat pendapat dari PAI (Prinsip Akuntansi
Indonesia). Menurut Prinsip Akuntansi Indonesia (PAI) sifat dan keterbatasan
laporan yaitu :
a) Laporan keuangan bersifat historis, yang artinya laporan atas kejadian yang
telah lewat. Karenanya, laporan keuangan tidak dapat dianggap satu-satunya
sumber informasi terhadap proses pengambilan keputusan ekonomi.
b) Laporan keuangan bersifat, umum serta bukan dimaksudkan dalam
memenuhi kebutuhan pihak tertentu.
c) Proses penyusunan laporan keuangan tidak terlepas dari penggunaan
taksiran serta berbagai pertimbangan dan keterbatasan laporan keuangan
lainnya.

2. Analisis Rasio Keuangan


Salah satu metode yang bisa digunakan untuk menganalisa laporan keuangan adalah analisis rasio.
Analisis rasio merupakan cara analisa dengan menggunakan perhitungan perbandingan dari data
kuantitatif yang terdapat dalam neraca maupun laba-rugi. Pada umumnya perhitungan rasio-rasio
data keuangan adalah guna menilai kinerja perusahaan di masa lalu, saat ini dan berbagai
kemungkinannya di masa depan (Hantono, SE.,SPd.,M.Si, 2018:8).

Untuk dapat memperoleh gambaran tentang perkembangan keuangan suatu perusahaan perlu
diadakan interprestasi atau analisa terhadap data keuangan dari suatu perusahaan, dan data keuangan
tersebut tercermin dalam laporan keuangan. Dalam mengadakan interprestasi dan analisa laporan
keuangan suatu perusahaan, maka diperlukan adannya ukuran tertentu. Ukuran yang sering
digunakan dalam analisa keuangan adalah rasio keuangan (Hantono, se.,SPd.,M.Si, 2018:8)
Menurut James C Van Home “Rasio Keuangan merupakan indeks yang menghubungkan dua angka
akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu angka dengan angka lainnya”. Rasio keuangan inilah
yang nantinya digunakan untuk mengevaluasi keadaan keuangan dan kinerja perusahaan guna
melihat kondisi kesehatan perusahaan tersebut.

Menurut (Kasmir, 2012:104) Rasio keuangan adalah aktivitas membandingkan angka-angka yang
ada di dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka lainnya.
Perbandingan tersbut dapat dilakukan antara satu komponen dengan komponen yang lainnya dalam
satu laporan keuangan atau antarkomponen yang ada di antara laporan keuangan. Selanjutnya angka
yang dibandingkan dapat berupa angka-angka dalam satu periode maupun beberapa periode.

Menurut (Fahmi, 2016:49) “rasio keuangan merupakan suatu kajian yang melihat perbandingan
antara jumlah-jumlah yang terdapat dalam laporan keuangan dengan mempergunakan formula-
formula yang dianggap representatif dapat diterapkan.

Jadi rasio keuangan adalah salah satu metode analisis keuangan yang dilakukan dengan cara
membandingkan data keuangan dalam satu periode atau lebih dalam suatu laporan keuangan.

3. Rasio Likuiditas
Menurut Fred Weston “rasio likuiditas adalah rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan
untuk memenuhi kewajiban jangka pendek (utang). Menurut (Kasmir, 2019:110) Rasio Likuiditas
berarti jika perusahaan ditagih, maka perusahaan mampu untuk membayar utang terutama utang
jatuh tempo.

Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya yang segera


harus dipenuhi. Likuiditas berhubungan dengan masalah kepercayaan kreditor jangka pendek kepada
perusahaan, artinya semakin tinggi likuiditas semakin percaya para kreditor jangka pendek.
Likuiditas perusahaan ditunjukkan oleh besar kecilnya aktiva lancar atau akiva yang mudah
dijadikan uang tunai, seperti kas, surat berharga, piutang, dan persediaan (Sutrisno, 2013:14).

Jenis-jenis rasio likuiditas yang di kemukakkan oleh kasmir (2013) yang dapat digunakan oleh
perusahaan untuk mengukur kemampuannya yaitu:
1. Current Ratio
Menurut (Kasmir, 2019:111) current ratio atau rasio lancar adalah rasio yang digunakan untuk
mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau hutang yang
segera jatuh tempo pada saat ditagihkan secara keseluruhan. Dengan kata lain berapa banyak aset
lancar yang dimiliki perusahaan untuk menutupi kewajiban jangka pendek yang akan jatuh
tempo. Current ratio biasanya dikatakan sebagai suatu bentuk untuk mengukur tingkat keamanan
(margin of safety) suatu perusahaan.

Current Ratio merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar
kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara
keseluruhan. Dengan kata lain, seberapa banyak aktiva lancar yang tersedia untuk menutupi
kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo (Kasmir, 2012:14).
Current Ratio = (Aktiva lancar / Hutang lancar) x 100%

2. Quick Ratio (Acid Test Ratio)


Menurut (Kasmir, 2019:111) rasio cepat (Quick Ratio) merupakan rasio yang memperlihatkan
kemampuan perusahaan dalam membayar utang lancar (utang jangka pendek) melalui aktiva
lancar dengan mengabaikan perhitungan nilai sediaan (inventory). Hal tersebut dilakukan karena
sediaan dianggap memerlukan waktu yang lumayan lama untuk dapat dijadikan uang, apabila
perusahaan membutuhkan dana cepat untuk memenuhi kewajibannya dibandingkan dengan
aktiva lancar lainnya.

rasio ini disebut juga acid test ratio yang juga digunakan untuk mengukur kemampuan suatu
perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
Quick Ratio = ((Aktiva lancar – Persediaan)/ Hutang lancar) x 100%

3. Cash Ratio
Menurut (Kasmir, 2019:111) Rasio lambat (Cash Ratio) merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur seberapa besar kas perusahaan yang tersedia untuk memenuhi utang. Ketersediaan
uang kas dapat dilihat dari tersediannya dana kas atau yang setara dengan kas seperti halnya
rekening giro atau tabungan yang disimpan di bank. Dengan kata lain rasio lambat dapat
memperlihatkan kemampuan sesungguhnya bagi perusahaan dalam memenuhi utang-utang
jangka pendeknya.

merupakan alat yang digunakan untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk
membayar utang. Dapat dikatakan rasio ini menunjukkan kemampuan sesungguhnya bagi
perusahaan untuk membayar utang-utang jangka pendeknya (Kasmir, 2012:128).
Rasio Kas = (Kas + Bank) / Hutang lancar

4. Working Capital to Total Asset Ratio, rasio ini digunakan untuk menilai likuiditas dari total
aktiva dan posisi modal kerja. Semakin besar rasio maka akan semakin baik, begitu juga
sebaliknya.
WCTA = (Aktiva lancar – Hutang lancar) / Jumlah aktiva

Dalam penelitian ini likuiditas diproksikan dengan current ratio. Current ratio adalah rasio yang
membandingkan antara aktiva lancar yang dimiliki perusahaan dengan hutang jangka pendek.
Aktiva lancar di sisni meliputi kas, piutang dagang, efek, persediaan, dan aktiva lancar lainnya.
Sedangkan hutang jangka pendek meliputi hutang dagang, hutang wesel, hutang bank, hutang
gaji, dan hutang lainnya yang segera harus dibayar (Sutrisno, 2013:222). Semakin besar current
ratio menunjukkan semakin besar kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka
pendeknya.

4. Rasio Solvabilitas
Rasio solvabilitas atau levarage ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana
aktiva perusahaan dibiayai dengan utang (Kasmir, 2008). Artinya seberapa besar beban utang yang
ditanggung perusahaan dibandingkan dengan aktivanya. Dalam arti luas dikatakan bahwa rasio
solvabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan unruk membayar seluruh
kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan dibubarkan
(dilikuidasi). Dalam hal penulis hanya membahas rasio keuangan yang berhubungan dengan masalah
yaitu DAR, DER Rasio yang digunakan untuk mengukur solvabilitas adalah sebagai berikut :
1. Debt to Equity Ratio (DER)
(Kasmir, 2019:112) merupakan rasio yang digunakan perusahaan untuk menilai utang dengan
ekuitas. Untuk mencari rasio ini deengan cara membandingkan antara semua utang, termasuk
utang lancar dengan seluruh ekuitas. Rasio ini digunakan untuk mengetahui jumlah dana yang
disediakan peminjam dengan pemilik perusahaan. Dengan kata lain rasio ini berfungsi untuk
mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan utang.

DER merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini dicari
dengan cara membandingkan antara seluruh utang, termasuk utang lancar dengan seluruh
ekuitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan peminjam (kreditor)
dengan pemilik perusahaan. Dengan kata lain, rasio ini berfungsi untuk mengetahui setiap rupiah
modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan utang.
Debt to Asset Ratio = Total hutang / Total ekuitas x 100%
2. Debt to Asset Ratio (DAR)
(Kasmir, 2019:112) merupakan rasio yang dipakai demgan cara membandingkan antara total
utang dengan total aktiva guna mengukur seberapa besar utang perusahaan dapat berpengaruh
terhadap pengelola aktiva.

Debt to Asset Ratio (DAR) merupakan perbandingan antara total hutang dengan total aktiva.
Rasio ini menunjukkan sejauh mana hutang dapat ditutupi oleh aktiva. Debt to asset ratio
menurut Sawir (2008) merupakan rasio yang memperlihatkan proposi antara kewajiban yang
dimiliki dan seluruh kekayaan yang dimiliki. Debt to asset ratio, dapat dirumuskan sebagai
berikut :
Debt to Asset Ratio = Total hutang / Total asset x 100%
3. Long Term Debt to Equity Ratio
(Kasmir, 2019:112) adalah rasio antara kewajiban jangka panjang dengan modal sendiri. Adapun
tujuam dari rasio ini adalah untuk mengukur berapa bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang
dijadikan jaminan utang jangka panjang yang dilakukan dengan cara membandingkan antara
utang jangka panjang dengan modal sendiri yang disediakan perusahaan.

Menurut J. Fred Weston Times Interest Earned merupakan rasio yang digunakan untuk mencari
jumlah kali perolehan bunga. Menurut James C. Van Home Times Interest Earned merupaka
kemampuan untuk membayar biaya bunga, sama seperti Coverage Ratio.

5. Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas atau yang dapat disebut sebagai rasio keuntungan. Rasio ini merupakan rasio
yang memberikan informasi bahwa perusahaan mampu dalam memperoleh keuntungan. Indikator
yang umumnya digunakan dalam memperolaeh labanya adalah return on total asset. Menurut Kasmir
(2017:202) return on total asset merupakan rasio yang menunjukkan keuntungan atas jumlah aktiva
yang digunakan dalam perusahaan. Rasio ini merupakan indikator tentang keefektivan manajemen
dalam mengelola investasinya yang berupa asset. Semakin besar rasio ini maka semakin baik
prospek perusahaan tersebut. Sebaliknya, jika rasio ini rendah maka dinilai bahwa perusahaan
tersebut kurang baik. Dengan demikian rasio iini dapat dirumuskan sebagai berikut:
Return on Total Asset = Earning after interest and tax / Total assets x 100%

6. Manfaat Rasio Keuangan


Adapun manfaat yang dapat diambil dengan dipergunakannya rasio keuangan, yaitu (Fahmi, 2016).
a) Analisis rasio keuangan sangat berguna untuk dijadikan sebagai alat menilai kinerja serta
prestasi perusahaan.
b) Analisis rasio keuangan sangat berguna untuk pihak manajemen untuk rujukan dalam
membuat perencanaan perusahaan.
c) Analisis rasio keuangan dapat dijadikan sebagai alat dalam mengevaluasi keadaan duatu
perusahaan dari prespektif keuangan.
d) Analisis rasio keuangan juga berguna untuk para kreditor dapat digunakan dalam
memperkirakan potensi resiko yang akan dihadapi dikaitkan dengan adanya jaminan
kelangsungan pembayaran bunga serta pengembalian pokok pinjaman.
e) Analisis rasio keuangan juga dijadikan untuk penilaian terhadap pihak stakeholder
organisasi.

7. Harga Saham
a. Pengertian Harga Saham
Menurut (Samsul, M. 2015:59) Saham merupakan bukti kepemilikan suatu perusahaan .
pemegang saham biasa juga disebut sebagai pemegang saham. Adapun bukti bahwa
seseorang atau suatu pihak dapat dianggap sebagai pemegang saham apabila seseorang atau
suatu pihak terdaftar sebagai pemegang saham dalam sebuah buku yang disebut Daftar
Pemegang Saham (DPS).

Pada dasarnya daftar pemegang saham disiapkan beberapa hari sebelum rapar umum
pemegaang saham (RUPS) dilaksanakan dan semua pihak dapat melihat daftar pemegang
saham tersebut. Selain itu bukti bahwa seseorang merupakan pemegang saham juga dapat
dilihat pada lembaran saham yang terdapat di halaman belakang saham dimana nama
pemegang saham sudah diregistrasi oleh perusahaan (emiten).

Harga saham adalah sejumlah nilai yang dikeluarkan perusahaan untuk menghargai sejumlah
lembar saham yang akan mereka jual di pasar modal. Harga saham terus bergerak seiring
berjalannya waktu, baik itu naik maupun turun. Hal tersebut terjadi karena adanya perubahan
kinerja dari perusahaan tersebut.
b. Berbagai Harga Saham
Macam-macam harga saham menurut (Darmadji & Fakhruddin, 2012) dibedakan menjadi 7
(tujuh) jenis, yaitu:
1) Harga sebelumnya atau harga suatu saham pada penutupan hari sebelumnya di pasar
saham.
2) Harga pembukaan adalah harga saham pertama pada pembukaan sesi perdagangan
pertama.
3) Market place adalah harga saham di bursa pada saat itu. Umumnya harga pasar
cenderung berfluktuasi atau berfluktuasi pada harga saham.
4) Harga tertinggi adalah harga tertinggi suatu saham yang pernah terjadi pada periode
perdagangan hari tersebut.
5) Harga terendah adalah harga terendah suatu saham yang pernah terjadi selama
periode perdagangan hari tersebut.
6) Harga terakhir adalah harga terakhir untuk sebuah saham.
7) Harga charge adalah harga yang menunjukkan selisih antara harga pembukaan dan
harga terakhir.

8. Jenis-jenis Saham
Menurut (Samsul, M. 2015:59) jenis saham dapat dibedakan menjadi 2 (dua) jenis yaitu:
a. Saham Preferen (Preferred Stock)
Saham preferen adalah jenis saham yang memiliki hak pertama untuk menerima keuntungan
dan memiliki hak keuntungan kumulatif. Hak kumulatif adalah hak atas keuntungan yang
tidak diperoleh investor. Pada tahun yang mengalami kerugian, tetapi akan dibayarkan pada
tahun penerbit memperoleh keuntungan, sehingga pemegang saham preferen akan
memperoleh keuntungan dua kali lipat. Keistimewaan ini diberikan kepada pemegang saham
preferen karena pemegang saham preferen menyediakan dana ketika perusahaan mengalami
kesulitan keuangan. Ciri-ciri saham preferen antara lain:
1) Hak klaim diperioritaskan ketika perusahaan mengalami likuidasi.
2) Pemegang saham preferen tidak memiliki hak suara dalam rapat umum pemegang
saham (RUPS).
3) Pemegang saham preferen memiliki hak mendapatkan deviden dalam jumlah yang
tetap setiap tahunnya.
4) Memiliki opsi konversi menjadi saham biasa.
b. Saham biasa (Common Stock)
Saham biasa (Common Stock) adalah jenis saham yang akan menerima deviden sesudah
pemegang saham preferen menerima pembagian dividen yang dibayarkan emiten. Apabila
suatu saat perusahaan mengalami kebangkrutan, maka pemegang saham biasa yang
menderita terlebih dahulu. Adapun ciri-ciri saham biasa antara lain:
1) Pemegang saham memiliki hak suara dalam memilih dewan komisaris.
2) Hak pemegang saham didahulukan ketika perusahaan menerbitkan saham baru.
3) Pemegang saham memiliki tanggungjawab terbatas, yaitu sebesar saham yang
dimilikinya
4) Pemegang saham mendapat deviden berdasarkan persetujuan RUPS.
5) Pemegang saham mendapat hak kliam terakhir ketika perusahaan mengalamin
likuidasi.
6) Kode saham biasa terdiri dari empar huruf capital.
B. Tinjauan Empiris
Tinjauan empiris merupakan bagian yang mencantumkan beberapa rujukan penelitian. Penelitian
terdahulu yang relevan dengan topik penelitian yang akan diteliti. Adapun tinjauan empiris dalam
penelitian ini sebagai berikut:

Table 2.1

Penelitian terdahulu

Nama
Peneliti
Judul Variabel Alat Hasil
No dan
Penelitian (Kuantitatif) Analisis Penelitian
Tahun
Penelitian
1 Ni Luh Pengaruh Independen Program Hasil
Dewi Rasio : Rasio statistic Penelitian
Martiani / Keuangan Keuangan product menunjukkan
2018 Terhadap Dependen : and bahwa secara
Harga Saham Harga service Parsial
pada saham solution Current Ratio
Perusahaan for berpengaruh
Manufaktur windows. positif dan
Sektor Industri signifikan
Barang terhadap
Konsumsi yang Harga Saham,
Terdaftar Di Dept To
Bursa Efek Equity Ratio
Indonesia berpengaruh
Periode Tahun positif dan
2013-2016 signifikan
terhadap
Harga Saham,
Return On
Equity
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap
Harga Saham,
Net Profit
Margin
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap
Harga Saham,
dan secara
Simultan
Current Ratio,
Dept To
Equity, Return
On Equity dan
Net Profit
Margin
berpengaruh
terhadap
Harga Saham.

2 Januardin Pengaruh Independen Aplikasi Hasil


Manullang Rasio : Rasio Statistica Penelitian
, Hanson Profitabilitas, Profitabilitas, l menunjukkan
Sainan, Solvabilitas, Solvabilitas, Package bahwa Return
Philip, dan dan Likuiditas dan for Social On Equity dan
Winson Harga Saham Likuiditas Science Earning Per
Halim / Perusahaan (SPSS). Share
2019 Sektor Dependen : memiliki
Pertambangan Harga pengaruh
Yang Terdaftar Saham signifikan
di BEI Periode terhadap
2014-2018 Harga Saham
secara Parsial
sedangkan
Debt To
Equity Ratio
dan Quick
Ratio tidak
berpengaruh
terhadap
Harga Saham
secara
Parsial.
3 Widya Pengaruh Independen Aplikasi Hasil
Sari, Rasio : Rasio Statistica Penelitian Uji
Hendy Keuangan Keuangan l T (Parsial)
Wijaya, terhadap Package Menunjukkan
Janny Harga Saham Dependen : for Social Bahwa
Franciska, pada Harga Science Terdapat
Reny Perusahaan saham (SPSS). pengaruh
Octaviany Sektor signifikan
Napitupul Consumer Dividend Per
u / 2019 Goods Industry Share secara
Parsial
terhadap
Harga Saham
pada Sektor
Consumer
Goods
Industry yang
terdaftar di
BEI Periode
2014-2018

4 Naufal Analisis Independen Current Hasil


Bintang Pengaruh : Ratio, penelitian
Aranza, Rasio Rasio Debt to menunjukan
Lies Keuangan keuangan Equity bahwa debt to
Sulistyow Terhadap Ratio, equity ratio
ati / 2019 Harga Saham Dependen : Return memiliki
Pada Harga on Asset, pengaruh
Perusahaan saham Price yang
Sub-Sektor Earnings signifikan
Perkebunan Ratio. terhadap
harga saham,
sedangkan
untuk current
ratio, return
on asset, dan
price earning
ratio tidak
memiliki
pengaruh
signifikan
terhadap
harga saham
dari
perusahaan
perkebunan.
Peneliti
menganjurkan
kepada
investor agar
memperhatika
n debt to
equity ratio
sebelum
berinvestasi di
perusahaan
perkebunan
karena rasio
tersebut dapat
memperlihatk
an risiko
investasi dari
perusahaan.

5 Lilli Pengaruh Independen Aplikasi Hasil menurut


Sitinjak, Rasio : Rasio Statistica penelitian ini
Jamaluddi Likuiditas, likuiditas, l bahwa Rasio
n, dan Rasio Rasio Package likuiditas
Vidarwati Solvabilitas, solvabilitas, for Social terhadap
Laia / Dan Rasio dan Rasio Science. harga saham
2020 Profitabilitas profitabilitas berpengaruh
Terhadap signifikan dan
Harga Saham Dependen : positif. Rasio
Properti Dan Harga solvabilitas
Perumahan Saham terhadap
(Perusahaan harga saham
Manufaktur Di nir signifikan
Bei Tahun dan nir
2016-2018) berpengaruh
positif. Rasio
profitabiltas
terhadap
harga saham
berpengaruh
positif dan nir
signifikan
dalam
Perusahaan
Properti dan
Perumahan.

6 Rita Pengaruh Independen Model Hasil


Wiyati Rasio : analisis penelitian
, Sri Keuangan Return regresi menunjukkan
Maryanti Perusahaan On Asset, linear bahwa secara
,M Syariah Earning berganda parsial
Thamrin / Terhadap Pershare, dengan terdapat
2021 Harga Saham Current bantuan pengaruh
di Bursa Efek Ratio, program negatif dan
Indonesia Debt To computer signifikan
(2014-2018) Equity Ratio SPSS antara Return
versi 25 pada Aset dan
Dependen : harga saham,
Harga Rasio Lancar
Saham dengan harga
saham, Rasio
Hutang
terhadap
Ekuitas dan
saham
harga, kecuali
Earning Per
Share
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap
harga saham.

7 Chandra Pengaruh Independen ROA, CR, Hasil


Satria, Rasio : DER penelitian
Yeken Keuangan Rasio menunjukkan
Suhiba Terhadap likuiditas, bahwa secara
Putri / Harga Saham Rasio analisis
2021 Perbankan solvabilitas parsial tidak
Syariah dan Rasio terdapat
Terdaftar profitabilitas pengaruh
Bursa Efek harga
Indonesia Dependen : saham
Harga terhadap
saham tingkat Rasio
keuangan
Bank Syariah,
sedangkan
secara
simultan
terdapat
pengaruh
Rasio
Keuangan
Bank Syariah
terhadap
harga saham
Bank Syariah
di pasar
modal.

8 Warsani Pengaruh Independen Quick Secara


Purnama Rasio : Ratio, parsial, hasil
Sari / Keuangan Rasio Return penelitian ini
2018 terhadap keuangan On menunjukkan
Harga Saham Assets, bahwa Quick
pada Dependen : Return Ratio (QR),
Perusahaan Harga On berpengaruh
Manufaktur Go saham Equity, signifikan
Public yang Debt terhadap
Terdaftar di Equity harga saham,
Ratio
Bursa Efek sementara
Indonesia Return On
Assets (ROA),
Return
On Equity
(ROE), Debt
Equity Ratio
(DER)
tidak
berpengaruh
signifikan
terhadap
Harga
Saham.
Secara
simultan, hasil
penelitian ini
menunjukkan
bahwa tidak
terdapat
pengaruh
yang
signifikan
antara Quick
Ratio (QR),
Return On
Asssets
(ROA),
Return On
Equity (ROE),
Debt Equity
ratio (DER)
terhadap
Harga Saham.
9 Isna Pengaruh Independen Return Hasil
Ahmad, Rasio : On Asset, penelitian ini
Sahmin Keuangan Rasio Return menunjukkan
Noholo, Terhadap keuangan On bahwa secara
dan Harga Saham Equity, parsial Return
Muliyani pada Dependen : Net Profit On
Mahmud / Perusahaan Harga Margin, Asset dan
2018 Jasa yang saham Debt to Return On
Terdaftar Equity Equity
dalam Indeks Ratio, berpengaruh
LQ45 Di Bursa dan positif tetapi
Efek Indonesia Earning tidak
(BEI) Periode Per Share signifikan
2012-2016 terhadap
harga saham,
Net Profit
Margin
berpengaruh
negatif dan
signifikan
terhadap
harga saham,
serta Debt to
Equity Ratio
dan Earning
per
Share
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap
harga saham.
Dan secara
simultan
variabel
Return On
Asset, Return
On Equity,
Net Profit
Margin, Debt
to Equity
Ratio dan
Earning per
Share
berpengaruh
positif
dan signifikan
terhadap
harga saham
pada
perusahaan
jasa yang
terdaftar
dalam indeks
LQ45 di BEI
periode
2012-2016.
Hasil
penelitian ini
didukung oleh
nilai koefisien
determinasi
sebesar
73,96%.
10 Winda Pengaruh Independen Rasio Hasil statistik
Wijayanti Rasio : lancar, uji-t
dan Keuangan Rasio debt to menunjukkan
Basuki Terhadap keuangan equity bahwa CR
Hadiprajit Harga Saham ratio atau dan TDCE
no Perusahaan Dependen : total debt berpengaruh
Unggulan Harga to negatif dan
(Studi Empiris saham common signifikan
pada ratio, terhadap
Perusahaan total harga saham,
yang Konsisten asset AT
Masuk dalam turn over, berpengaruh
Indeks LQ45 dan positif dan
Tahun 2015- return on signifikan
2017) assets terhadap
harga saham,
dan ROA
tidak
berpengaruh
terhadap
harga saham.
C. Kerangka Pikir
Berdasarkan rumusan masalah dari teori-teori yang telah dipaparkan sebelumnya, maka dapat dibuat
suatu kerangka piker yang dapat menunjukkan hubungan antar variable yang akan diteliti. Berikut
kerangka piker yang akan digunakan :

Gambar 2.1

Kerangka Pikir

Rasio Likuiditas

Current Ratio (X1)

Harga Saham
Rasio Solvabilitas
(Y)
Debt to equity ratio (X2)

Rasio Likuiditas

Current Ratio (X1)

Keterangan :

X1, X2, dan X3 = Variabel Independen

Y = Variabel Dependen

= Pengaruh variable independent terhadap variable dependen

D. Hipotesis

1. Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara Rasio Likuiditas terhadap harga saham pada
Perusahaan Sektor Property dan Real Eastate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
2020-2022.
2. Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara Rasio Solvabilitas terhadap harga saham
pada Perushaan Sektor Property dan Real Eastate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2020-2022.
3. Tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan antara Rasio Profitabilitas terhadap harga
saham pada Perusahaan Sektor Property dan Real Eastate yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2020-2022.

Anda mungkin juga menyukai